0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
2K tayangan1 halaman
Tugas mengkategorikan pasal-pasal dalam undang-undang ke dalam tiga kategori yaitu larangan, kebolehan, dan perintah. Beberapa contoh pasal larangan adalah larangan belok kiri di persimpangan dan menyebarkan berita bohong. Contoh pasal kebolehan adalah boleh membuat perjanjian perkawinan. Pasal perintah contohnya mengutamakan pejalan kaki.
Tugas mengkategorikan pasal-pasal dalam undang-undang ke dalam tiga kategori yaitu larangan, kebolehan, dan perintah. Beberapa contoh pasal larangan adalah larangan belok kiri di persimpangan dan menyebarkan berita bohong. Contoh pasal kebolehan adalah boleh membuat perjanjian perkawinan. Pasal perintah contohnya mengutamakan pejalan kaki.
Tugas mengkategorikan pasal-pasal dalam undang-undang ke dalam tiga kategori yaitu larangan, kebolehan, dan perintah. Beberapa contoh pasal larangan adalah larangan belok kiri di persimpangan dan menyebarkan berita bohong. Contoh pasal kebolehan adalah boleh membuat perjanjian perkawinan. Pasal perintah contohnya mengutamakan pejalan kaki.
Shabrina D Khansa 1506728346 Ilmu Negara A Mengkategorikan pasal-pasal/peraturan-peraturan dari undang-
A. Undang-undang yang berisi Larangan (Verbod)
1. UU Lalu Lintas; Pasal 112 Ayat (3) Pada persimpangan jalan yang dilengkapi dengan alat pemberi isyarat lalu lintas, pengemudi kendaraan dilarang langsung berbelok kiri, kecuali ditentukan lain oleh rambu lalu lintas atau pemberi isyarat lalu lintas 2. Perbuatan yang dilarang di dalam Pasal 28 Ayat 1-2 1. Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan berita bohong dan menyesatkan yang mengakibatkan kerugian konsumen dalam Transaksi Elektronik. 2. Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi yang ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu dan/atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas suku, agama, ras dan antargolongan (SARA) Dalam Pasal 45 Ayat 2 hal tersebut diberikan sanksi hukuman penjara paling lama 6 (enam) tahun. Dan/atau denda paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) Sanksi yang dijatuhkan berupa: sanksi pindana dan sanksi administratif B. Undang-undang yang berisi kebolehan (Mogen) 1. Pasal 29 UU No. 1 Tahun 1974 mengenai perjanjian perkawinan, yakni pada waktu perkawinan atau sebelum perkawinan dilangsungkan, kedua belah pihak dapat/boleh mengadakan perjanjian tertulis yang disahkan oleh pegawai pencatat perkawinan. C. Undang-undang yang berisi perintah atau suruhan (Gebod) 1. UU Lalu Lintas; Pasal 106 Ayat (2) Para pengendara, baik roda dua maupun roda empat/lebih, harus mengutamakan keselamatan pejalan kaki dan pesepeda. Bagi mereka yang tidak mengindahkan aturan ini, dipidana dengan pidana kurungan paling lama dua bulan atau denda paling banyak Rp 500.000 Sanksi yang dijatuhkan berupa: Sanksi Pidana dan Sanksi Administratif