Anda di halaman 1dari 12

BUDIDAYA PENGGEMUKAN

KEPITING BAKAU (Scylla sp)


Oleh : Syaripuddin, S.St.Pi
(Staf Teknis Balai Budidaya Air Payau Ujung Batee)
Disampaikan pada Pelatihan Budidaya Kepiting Bakau kerjasama antara Asean Develo
pment Bank dengan Balai Budidaya
Air Payau Ujung Batee (ADB
BBAP), tangggal 11
12 November 2006.
TEKNIK PEMELIHARAAN PENGGEMUKAN KEPITING BAKAU
1. System Budidaya
Metode budidaya yang berkembang di Masyarakat sangat beragam dan
sangat variatif seiring dengan semakin berkembangnya budidaya pengemukan
kepiting. Teknik Budidaya yang telah berkembang saat ini adalah dengan
menggunakan wadah yang terbuat dari belahan bambu, Jaring trwal ataupun
sistem karamba dengan rangka dari kayu balok (broti) bahkan ada sebagian
menggunakan sistem pagar bambu (kurungan) dengan memanfaatkan belahan
bambu sebagai dinding yang ditancap pada pinggiran atau areal tambak/kolam,
alternatif metode budidaya sangat ditentukan oleh dukungan modal, sedangkan
dari segi teknis masing
masing metode mempunyai kelebihan dan kekurangan
baik dari skala kapasitas produksi, kepadatan maupun daya tahan wadah
pemeliharaan/karamba itu sendiri.
Berbagai metode budidaya yang dapat digunakan sebagai wadah
pemeliharaan antara lain :
a. Metode karamba bambu (Krengkeng)
b. Metode Karamba Jaring Trawl/madang
c. Metode Pagar tancap
A. Budidaya system Karamba Bambu (Krengkeng).
Pemeliharaan dengan menggunakan system karamba yang terbuat dari
bahan bambu pada umumnya sudah lama digunakan oleh para petani tambak,
selain cara pembuatannya relatif gampang, juga bahan yang di gunakan sangat
mudah diperoleh dengan harga yang terjangkau. Namun disisi lain metode ini
terbatas dengan padat tebar yang relatif sedikit, ini disebabkan oleh ruang
gerak kepiting yang sempit, sehingga dikhawatirkan kepiting mudah untuk
saling memangsa (kanibalisme).
Bahan dan peralatan yang digunakan membuat karamba bambu dengan
ukuran 2 x 1,5 meter sebagai berikut :
1. Balok (broti) ukuran 5 x 7 x 4 m 18 batang
2. Bambu 15 batang
3. Paku 1,5 inchi 0,8 kg dan 4 inchi 0,5 kg
-1

4. Engsel anti karat sedang, ukuran 0,5 mm 4 buah


5. Kunci gembok 1 set
6. Martil dan parang
Pembuatan dilakukan terlebih dahulu membuat rangka karamba yang
terbuat dari bahan balok/broti 5 x 7 x 4 meter yang dilanjutkan dengan
merakit dinding keramba dari belahan bambu. Kekurangan dengan
menggunakan karamba bambu, daya tahan untuk operasional pemeliharaan
sangat singkat karena mudah lapuk.
Ukuran karamba yang dianjurkan sebaiknya 2 x 1,5 meter atau 2 x 1
meter, ketinggian karamba sangat ditentukan oleh kedalaman air tambak, sebab
karamba ini dipasang pada kolam/tambak dimana tidak seluruh harus terendam
dalam air akan tetapi sebagian permukaan karamba sebaiknya tidak tenggelam,
hal ini berfungsi untuk memberi kesempatan kepada kepiting untuk menikmati
oksigen secara lansung dari udara terbuka, sebab salah satu sifat kepiting
adalah sering memanjat sambil rekreasi dalam karamba untuk menghirup udara
langsung, kelakuan seperti ini sering terjadi pada malam , sifat sering memanjat
pada siang hari biasanya ditandai dengan buruknya kondisi air tambak, sehingga
bila gejala seperti ini timbul sebaiknya dilakukan pergantian air secepat
mungkin. Ketinggian permukaan karamba yang tidak terendam air diupayakan
antara 15
30 cm.
Proses pembuatan karamba yang perlu diperhatikan adalah belahan
bambu yang dipasang sebagai dinding karamba sebaiknya dibuat secara
melintang (horizontal) agar mempermudah kepiting untuk memanjat, apabila
belahan bambu dibuat secara tegak lurus (vertikal) dikhawatirkan kepiting sulit
untuk memanjat yang berakibat dapat mengganggu sifat biologi kepiting. Padat
tebar yang direkomendasikan dengan ukuran karamba 2 x 1,5 meter atau 2 x 1
meter berkisar antara 30 40 kg/karamba atau sekitar 120 ekor dengan berat
250 gram/ekor.
-2

Sumber : Syaripuddin
Gambar 1 : Karamba Bambu/krengkeng
Karamba bambu yang selesai dirakit, terlebih dahulu untuk dijemur
sampai kering, dalam cuaca yang cerah proses penjemuran karamba minimal 7
hari, ini dilakukan agar bambu tidak mengalami pembusukan pada saat kegiatan
pemeliharaan karena bau busuk yang ditimbulkan oleh bambu dapat
mengakibatkan napsu makan kepiting menurun yang akan berlanjut kepada
kematian secara massal. Pintu dibuat pada permukaan karamba dengan ukuran
45 x 30 cm yang berfungsi untuk pemberian pakan, panen dan pengontrolan.
Sumber : Syaripuddin
-3

Gambar 2 : Karamba bambu (krengkeng) Tempat pemeliharaan Kepiting


B. System Karamba Jaring Trawl (madang)
Karamba dengan bahan dari jaring (polytheline) adalah merupakan hasil
modifikasi dari karamba dari bahan bambu, wadah pemeliharaan ini lebih kuat
karena dindingnya dari bahan jaring, selain lebih tahan juga mempunyai
kelebihan sirkulasi air lebih lancar dibanding dengan bahan dari bambu.
Diperkirakan daya tahan jenis karamba ini, sampai 2 tahun lebih sedangkan
proses pembuatannya pun sangat praktis.
Bahan
:

bahan karamba dari jaring/madang dengan ukuran 2 x 1,5 meter

1. Jaring Trawl diameter 1 1,5 inchi sebanyak 3 kg


2. Kayu Balok/Broti 5 x 7 x 4 meter 18 batang
3. Kayu Lat Tripleks 36 meter
4. Paku 1 inchi 1 kg dan Paku 4 inchi 1,5 kg
5. Engsel 4 Pcs
6. Gembok 1 set
7. Bambu 1 Batang
Untuk merakit satu sampai dua unit karamba hanya membutuhkan waktu
1 hari, karena proses pembuatannya Sangat praktis dan lebih ringan untuk
dibawa kelokasi dibanding yang terbuat dari bambu, sedangkan rangkanya
terbuat dari balok dengan usuran 5 x7 x 4 meter harus kuat karena akan akan
menjadi pijakan pada saat pengontrolan ataupun pemberian pakan dan pada
saat panen.
Sumber syaripuddin
Gambar 3 : Karamba dari bahan Jaring Trawl/madang
-4

Pada prinsipnya proses pembuatan hampir sama dengan bahan dari


bambu, bagian permukaan karamba dibuat dari belahan bambu agar lebih kuat
untuk dilalui pada saat pemberian pakan , panen dan pengontrolan. Bagian dasar
dan setengah dari dinding karamba dibuat 2 lapis jaring trawl agar lebih kuat,
jaring trawl yang digunakan sebaiknya yang mempunyai serat 8 agar tidak
mudah putus. Setelah proses pembuatan selesai tidak perlu dijemur seperti
halnya yang dari bahan bambu, akan tetapi bisa secara langsung dipasang
ditambak dan ditebari kepiting. Padat tebar yang ideal antara 30
40 kg/ unit
karamba atau sekitar 120 ekor.
Ukuran mata jaring perlu diperhatikan karena sangat besar pengaruhnya
terhadap pemberian pakan, potongan pakan yang diberikan kedalam karamba
sebaiknya tidak bisa lepas/keluar melalui lubang jaring sehingga dalam memilih
mata jaring memerlukan kecermatan, ukuran mata jaring yang dianjurkan 1
1,5 inchi.
Sumber syaripuddin
Gambar 4 : Ukuran Jaring Trawl yang biasa gunakan sebagai dinding karamba
C. Metode Pagar tancap.
Metode pagar tancap merupakan bagian dari pengembangan wadah
sistem budidaya penggemukan kepiting yang memanfaatkan bahan dari bambu
yang dibelah sebagai dinding/pagar, rangka pagar terbuat dari balok kayu
sebagai tempat untuk mengikat belahan bambu tersebut.
Konstruksi pembuatan pagar bambu biasa digunakan pada areal tambak
dengan ukuran yang bervariasi antara 15 x 8 meter atau 20 x 10 meter,
-5

potongan bambu yang telah dibelah


belah, kemudian ditancap kedasar tanah
sedalam 0,5 meter dan disusun secara vertikal dengan sedikit memberi celah
agar sirkulasi air lancar.
Kebutuhan Bahan Pagar tancap, ukuran 15 x 7 meter :
1. Bahan Bambu 35 batang
2. Broti 5 x 7 x 4 meter 40 batang
3. Paku 1 inchi 5 kg dan paku 4 inchi 2,5 kg
4. Waring hitam 45 meter
Gambar 6 : Tempat Penggemukan dengan Metode Pagar Bambu
C. Seleksi Kepiting Dewasa.
Seleksi kepiting dewasa yang akan dijadikan sebagai bibit penggemukan
kepiting (fattening crab) merupakan salah satu faktor keberhasilan usaha, jika
salah dalam menyeleksi bibit akan berdampak besar terhadap hasil produksi
kepiting. Species, berat awal dan kelengkapan organ tubuh kepiting harus
menjadi acuan dalam seleksi kepiting.
Selain seleksi kepiting, asal dan proses pengangkutan kepiting juga
memerlukan perhatian ekstra ketat, sebab biasanya asal kepiting dari luar
daerah dengan pengangkutan yang cukup lama akan menurunkan kualitas dan
daya tahan kepiting pada saat penebaran. Tingkat Kehidupan (Survival rate)
kepiting selama pemeliharaan sangat ditentukan oleh proses penyeleksian.
Hindari penggunaan bibit yang didatangkan dari luar daerah dengan jarak
tempuh sangat jauh karena tidak ada jaminan untuk mendapatkan kepiting yang
berkualitas, tetapi sebaiknya gunakan bibit lokal yang terdapat disekitar lokasi
dimana akan dilakukan kegiatan penggemukan.
Kriteria dalam seleksi Kepiting adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
-6

Sehat dan tidak cacat pada organ tubuhnya


Gerakannya lincah dan gesit serta melawan pada saat akan dipegang
Berat minimal 250 gram/ekor
Jenis Kepiting bakau Oceanica lebih unggul dibanding species lain.

5. Hindari kepiting yang diikat dengan menggunakan pelepah atau kulit


Pisang
Ciri
ciri Species Kepiting Bakau
Scylla Tranguebarica :
Warna hijau tua dengan kombinasi
kuning pada karapasnya dan putih
kekuning-kuningan pada bagian
abdomennya, ukuran badannya lebih
lebar dibanding dengan jenis Scylla
serrata. (Syaripuddin, dkk. 2004)
Gambar 7 : Kepiting Scylla Tranguebarica
Ciri ciri Species Kepiting Bakau Scylla
Oceanica (nama lokal Kepiting Kelapa) :
Warna lebih didominasi warna coklat tua pada
bagian carapasnya. Ukuran badannya jauh
lebih besar dari spesies lainnya. Bagian
abdomennya lebih putih cerah sedangkan pada
bagian jari
jari, kaki renang dan capitnya
terdapat bintik
bintik bulat menyerupai
kepiting rajungan, Warna capitnya
berwarna kebiru biruan dengan ukuran
cukup besar. Rasa dagingnya lebih gurih
dianding scylla serrata dan scylla
tranguebarica
Gambar 8 : Kepiting jenis Scylla
oceanica
-7

Ciri
ciri Species
Kepiting Bakau
Scylla serrata :
Jenis kepiting ini memiliki
warna sama dengan warna
lumpur yaitu coklat kehitamhitaman sedikit warna merah
pada carapasnya dan putih
kekuning-kuningan pada
abdomennya. Cenderung rasa
dagingnya pahit bila dimasak
tidak sempurna.
Gambar 9 : Kepiting Jenis Scylla serrata
D. Manajemen Kualitas Air.
Kualitas air merupakan variabel yang sangat menentukan tingkat
kehidupan kepiting sebab semua bangsa crustacea baik udang maupun
kepiting sangat sensitif terhadap kondisi buruknya parameter kualitas air
yang cukup signifikan, fenomena seperti ini dapat mengakibatkan kepiting
stress dan akan berlanjut dengan kematian. Pemberian pakan yang
berlebihan juga dapat mengakibatkan kualitas air menjadi tidak stabil yang
diakibatkan oleh penumpukan sisa pakan.
Pengukuran kualitas air secara komplit sangat dianjurkan seperti
halnya pada pemeliharaan udang ditambak, tetapi pada kegiatan usaha
penggemukan kepiting tidak dilakukan sedetail mungkin atau terlalu dituntut
untuk mengukur parameter kualitas air tetapi lebih disarankan untuk
melakukan pergantian air secara rutin pada saat pasang tinggi sebagai solusi
yang sangat tepat dan efektif.
Salah satu parameter kualitas air yang sangat besar pengaruhnya
terhadap kehidupan kepiting adalah Kandungan Ammonik dan nitrit yang
dapat menyebabkan kematian kepiting. Kandungan nitrit sebesar 1 ppm dan
ammoniak 5 ppm, penyebab kematian kepiting. Timbulnya nitrit secara
berlebihan didalam tambak merupakan hasil perombakan bahan organik yang
tidak sempur sehingga menimbulkan senyawa beracun, kondisi seperti ini
biasa ditimbulkan oleh sisa pakan yang mengendap didasar tambak. Bakteri
anaerob sangat membantu Proses penguraian nitrit menjadi nitrat sebagai
senyawa yang tidak lagi beracun yang disebut proses nitirifikasi.
-8

Gambar 10 : Pengecekan kualitas air


Tabel : Kualitas air yang ideal untuk pemeliharaan Kepiting Bakau
No. Variabel Satuan Kisaran
1. Suhu oC 27
30
2. Salinitas Ppt 25
34
3. Oxygen Ppm 4.5 6
4. Kecerahan Cm 30 60
5. pH -7 8,5
6. Ammoniak Ppm < 0,5
7. Nitrit Ppm < 0,05
Sumber syaripuddin
2. Pakan.
Pemberian pakan secara rutin, tepat dosis merupakan hal yang mutlak
dilakukan dalam usaha pemeliharaan penggemukan kepiting, keterbatasan ruang
gerak dan persaingan habibat dan makanan menjadikan kepiting bisa saling
memangsa sesamanya (kanibalisme). Sifat kepiting yang satu ini tidak bisa
terhindarkan apabila ransum pakan yang diberikan tidak cukup jumlah.
Kualitas pakan pun harus menjadi prioritas, sebab sifat kepiting tidak
menyukai pakan sudah busuk, tetapi pakan yang berbau amis dan merangsang
sangat disukai. Jika pakan busuk tetap berikan kepiting tidak akan
menyentuhnya yang akhirnya menjadi sisa dan dapat mencemari air tambak.
Hampir semua jenis pakan disukai oleh kepiting asalkan dalam bentuk
amis dan merangsang seperti halnya ikan rucah, keong mas, bekicot, ikan pari,
ikan hiu, limbah ikan, kepala, ceker, usus ayam, dan bahkan daging ular
sekalipun. Pakan yang ideal dalam usaha penggemukan kepiting adalah sisa
limbah pasar ikan dan keong mas, yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan ,
selain gratis juga mudah diperoleh pada pasar ikan dan disawah. Pemanfaatan
-9

limbah ikan sangat membantu dalam program sanitasi lingkungan pasar ikan,
perlu diingat pakan dari sisa limbah pasar ikan sebelum diberikan, terlebih
dahulu direbus setengah matang atau direndam kedalam air panas ini bertujuan
untuk mengurangi pencemaran air yang diakibatkan oleh kandungan
darah/kotoran lainnya. Sedangkan keong mas sangat bermanfaat dalam
membantu petani mengurangi hama pada tanaman padi di sawah.
Dari hasil studi lapangan, pemberian pakan dengan keong mas dapat
mempersingkat masa pemeliharaan, hal ini diduga bahwa keong mas kandungan
proteinnya jauh lebih tinggi di banding jenis pakan lainnya.
Dosis pemberian pakan sangat tergantung dengan jumlah kepiting yang
ditebar, berdasarkan hasil uji coba yang sering dilakukan untuk penggemukan
kepiting dengan menggunakan karamba sebanyak 10
15 % dari total biomassa
dengan frekuensi pemberian pakan 2 x sehari, pagi (08.00 wib) dan sore hari
(18.30). Pemberian pakan pada pagi hari dosis lebih sedikit dibanding sore hari
mengingat kepiting lebih aktif mencari pakan dalam suasana gelap (nocturnal).
Gambar 11 : Jenis pakan rucah
3. Daftar Pustaka
Anonimous, 1994. Teknik Pembenihan Kepiting Bakau (Scylla serrata).
Balai
Budidaya Air Payau Jepara. Direktorat Jenderal
Perikanan. DEPTAN
-10

Syaripuddin, dkk, 2004. Budidaya Kepiting Sangkak (Soft shell crab)


sebagai Primadona yang menjanjikan . Loka Budidaya
Air Payau Ujung Batee. Direktorat Jenderal Perikanan
Budidaya. Departemen Kelautan dan Perikanan.
-11

Anda mungkin juga menyukai