Anda di halaman 1dari 7

TUGAS POKOK DAN FUNGSI

PENGAWAS SEKOLAH
22 oktober 2013
Posted by pengawas Palembang
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi memaksa semua pihak untuk terus
mengadakan inovasi-inovasi dalam bidangnya, terlebih-lebih pada pengelola dan
penanggung jawab pendidikan dalam hal ini termasuk pengawas satuan pendidikan
yang selanjutnya di sebut dengan pengawas.
Pengawas adalah pegawai negeri sipil yang diberi tugas, tanggung jawab dan
wewenang secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan pengawasan
pendidikan di sekolah dengan melaksanakan penilaian dan pembinaan dari segi
teknis pendidikan dan administrasi pada satuan pendidikan pra sekolah, dasar dan
menengah (Kepmendikbud RI Nomor 020/U/1998 tanggal 6 Pebruari 1998 tentang
petunjuk teknis pelaksanaan jabatan fungsional pengawas sekolah dan angka
kreditnya).
Pengawas mempunyai tugas, tanggung jawab dan wewenang secara penuh untuk
melakukan pengawasan pendidikan di sekolah dengan melaksanakan penilaian
dan pembinaan dari segi teknis pendidikan dan administrasi pada satuan
pendidikan tertentu dan sekaligus berfungsi sebagai mitra guru dan kepala
sekolah, inovator, konselor, motivator,kolaborator, dan asesor.
Bentuk kegiatan yang dapat dilakukan dalam rangka pembinaan sekolah adalah
dengan melakukan pemantauan (monitoring) dan penilaian (evaluasi).
A. Jenis Pengawas
Berdasarkan Permendiknas Nomor 12 tahun 2007 tentang Standar Pengawas
Sekolah/Madrasah, menyatakan bahwa jenis pengawas terdiri dari :
1. Pengawas Taman Kanak-Kanak/Raudatul Athfal (TK/RA)
2. Pengawas Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI).
3. Pengawas Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah
(SMP/MTs)
4. Pengawas Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA) dalam
Rumpun Mata Pelajaran yang Relevan (MIPA dan TIK, IPS, Bahasa,
Olahraga Kesehatan, atau Seni Budaya).
5. Pengawas Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan
(SMK/MAK) dalam Rumpun Mata Pelajaran yang Relevan (MIPA dan TIK,
IPS, Bahasa, Olahraga Kesehatan, Seni Budaya, Teknik dan Industri,
Pertanian dan Kehutanan, Bisnis dan Manajemen, Pariwisata, Kesejahteraan
Masyarakat, atau Seni dan Kerajinan).
Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru Pasal 54 ayat (8)
menyatakan
bahwa
pengawas
terdiri
dari pengawas
satuan
pendidikan,pengawas mata pelajaran, atau pengawas kelompok mata
pelajaran. Kondisi jenis pengawas saat ini ada yang sudah sesuai dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 74 tentang Guru Pasal 54 ayat (8) dan (9) dan ada
yang sesuai dengan Permendiknas Nomor 12 tahun 2007 tentang Standar
Pengawas Sekolah/Madrasah. Dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) tahun
sejak berlakunya Permendiknas Nomor 39 Tahun 2009 tentang Pemenuhan
Beban Kerja Guru dan Pengawas Satuan Pendidikan, jenis pengawas disesuaikan
dengan kondisi saat ini. Selanjutnya harus mengikuti ketentuan sebagaimana
disebut dalam Peraturan Pemerintah 74 tahun 2008 tentang Guru.

B. Durasi Jam Kerja Pengawas dan Kewajiban Tatap Muka.


Pengawas adalah guru yang diangkat menjadi pengawas, maka untuk
melaksanakan tugas pengawas yang ekuivalen dengan paling sedikit 24 (dua
puluh empat) jam mengajar tatap muka dalam 1 (satu) minggu sesuai Peraturan
Pemerintah Nomor 74 tentang Guru Pasal 54 ayat (8) merupakan bagian dari
jam kerja sebagai pegawai yang secara keseluruhan paling sedikit 37,5 (tiga
puluh tujuh koma lima) jam kerja dalam satu minggu.
Ruang lingkup tugas pengawas satuan pendidikan menurut Permendiknas
Nomor 12 tahun 2007 adalah melaksanakan supervisi manajerial dan supervisi
akademik. Kegiatan bagi pengawas satuan pendidikan dan pengawas mata
pelajaran atau pengawas kelompok mata pelajaran untuk ekuivalensi dengan 24
(dua puluh empat) jam tatap muka per minggu dengan pendekatan jumlah
sekolah yang di bina yang diuraikan sebagai berikut :
1. Pengawas Taman Kanak-Kanak melakukan pengawasan dan membina
paling sedikit 10 sekolah dan paling banyak 15 sekolah.
2. Pengawas Sekolah Dasar melakukan pengawasan dan membina paling
sedikit 10 sekolah dan paling banyak 15 sekolah,
3. Pengawas Sekolah Menengah Pertama melakukan pengawasan dan
membina paling sedikit 7 sekolah dan paling banyak 15 sekolah,
4. Pengawas Sekolah Menengah Atas melakukan pengawasan dan membina
paling sedikit 5 sekolah dan paling banyak 10 sekolah,
5. Pengawas Sekolah Menengah Kejuruan melakukan pengawasan dan
membina paling sedikit 5 sekolah dan paling banyak 10 sekolah,
6. Pengawas Sekolah Luar Biasa melakukan pengawasan dan membina
paling sedikit 5 sekolah dan paling banyak 10 sekolah,
Pada pendidikan formal, pengawasan dilakukan oleh pengawas, hal ini sesuai
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Sistem Pendidikan
Nasional pada pasal 39 ayat 1 yang menyatakan Pengawasan pada pendidikan
formal dilakukan oleh pengawas satuan pendidikan.
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008, tentang Guru, pada Bab III,
Pasal 15 ayat 4 adalah sebagai berikut Guru yang diangkat dalam jabatan pengawas
satuan pendidikan tetap diberi tunjangan profesi Guru apabila yang bersangkutan
tetap melaksanakan tugas sebagai pendidik yang:
a. berpengalaman sebagai Guru sekurang kurangnya 8 (delapan) tahun atau
kepala sekolah sekurang-kurangnya 4 (empat) tahun;
b. memenuhi persyaratan akademik sebagai Guru sesuai dengan peraturan
perundang-undangan;
c. memiliki Sertifikat Pendidik; dan
d. melakukan tugas pembimbingan dan pelatihan profesional Guru dan
tugas pengawasan.
Lebih lanjut dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39
Tahun 2009 tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru dan Pengawas Satuan
Pendidikan, pada pasal 4 ayat 1 disebutkan bahwa Beban kerja guru yang
diangkat dalam jabatan Pengawas Satuan Pendidikan adalah melakukan
pembimbingan dan pelatihan profesional guru dan pengawas selanjutnya
pada ayat 3 dinyatakan Pengawas sebagaimana dimaksud ayat (1) meliputi:

a. mengawasi, memantau, mengolah dan melaporkan hasil pelaksanaan 8


(delapan) Standar Nasional Pendidikan pada Satuan Pendidikan
Berdasarkan Permendiknas Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas
Sekolah/ Madrasah, dalam lampiran dinyatakan bahwa kualifikasi pengawas
TK/RA, SD/MI minimum S1 atau D IV dan kualifikasi Pengawas SMP/MTs,
SMA/MA dan SMK/MAK berpendidikan minimum S2 dan memiliki
kompetensi :
Kompetensi Kepribadian.
Kompetensi Supervisi Manajerial.
Kompetensi Supervisi Akademik.
Kompetensi Evaluasi Pendidikan.
Kompetensi Penelitian dan Pengembangan.
Kompetensi Sosial.
Sebagai suatu sistem, pendidikan memiliki komponen-komponen yang saling
terkait secara sistematis satu dengan lainnya, yaitu input, proses, output dan
outcome serta konteks yang semuanya tidak luput dari pemantauan dan
penilaian.
Input adalah segala sesuatu yang harus tersedia dan siap untuk berlangsungnya
proses. Sesuatu yang dimaksud tidak harus berupa barang, tetapi dapat berupa
perangkat lunak dan harapan-harapan sebagai pemandu berlangsungnya proses.
Secara garis besar input dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu : (1) harapanharapan, (2) sumber daya yang terdiri dari sumber daya manusia dan sumber
daya selebihnya (uang, perlengkapan, peralatan dan bahan), dan (3) input
manajemen, terdiri dari tugas, rencana, program, regulasi (ketentuan-ketentuan,
prosedur kerja, batas waktu, dan sebagainya) dan pengendalian atau tindakan
turun tangan.
Esensi dari penilaian input adalah untuk mendapatkan informasi tentan
ketersediaan dan kesiapan input sebagai prasyarat untuk berlangsungnya
proses.
Proses adalah berubahnya sesuatu menjadi sesuatu yang lain. Proses terdiri dari
proses pengambilan keputusan, proses pengelolaan kelembagaan, proses
pengelolaan program, proses belajar mengajar, dan proses akuntabilitas. Dengan
demikian fokus penilaian pada proses adalah pemantauan implementasinya,
sehingga dapat ditemukan informasi tentang konsistensi atau inkonsistensi
antara disain / rancangan semula dengan proses implementasi yang sebenarnya.
Output adalah berupa hasil nyata yang diperoleh. Hasil nyata dimaksud dapat
berupa prestasi akademik maupun prestasi non akademik. (Imtaq, kejujuran,
kedisiplinan, prestasi olahraga, prestasi kesenian dan kerajinan).
Jadi fokus penilaian output adalah mengevaluasi sejauh mana sasaran
(immediate objectives) yang diharapkan dari segi kualitas, kuantitas dan waktu
telah dicapai. Dengan kata lain, sejauhmana hasil nyata sesaat sesuai dengan
hasil/sasaran yang diharapkan. Tentu saja makin besar keseniannya, makin besar
pula kesuksesannya.
Konteks adalah eksternalitas sekolah berupa permintaan dan dukungan (demand
and support) yang berpengaruh pada input sekolah. Dalam istilah lain, konteks
sama artinya dengan istilah kebutuhan, dengan demikian penilaian terhadap
konteks sama dengan penilaian tentang kebutuhan. Alat yang tepat untuk
evaluasi konteks adalah penilaian kebutuhan (need assesment).

Monitoring, supervisi dan penilaian sekolah dapat dilakukan dengan dua cara,
yaitu internal dan eksternal. Yang dimaksud dengan monitoring, supervisi dan
penilaian internal adalah yang dilakukan oleh sekolah sendiri yaitu kepala
sekolah, guru, siswa, orang tua siswa, dan warga sekolah lainnya. Tujuan
utamanya adalah untuk mengetahui tingkat kemajuan dirinya sendiri (sekolah)
sehubungan dengan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan. Dengan cara ini
diharapkan sekolah memahami tingkat ketercapaian sasaran, menemukan
kendala-kendala yang dihadapi dan catatan-catatan bagi penyusunan program
selanjutnya. Sedangkan monitoring, supervisi dan penilaian eksternal dapat
dilakukan oleh pihak luar sekolah, misalnya, pengawas, dinas pendidikan yang
hasilnya dapat digunakan untuk rewards system terhadap individu, sekolah
dalam rangka meningkatkan iklim kompetisi sehat antar sekolah, kepentingan
akuntabilitas publik, bagi perbaikan sistem yang ada keseluruhan dan
membantu sekolah dalam mengembangkan dirinya.
Kegiatan supervisi kegiatan manajerial meliputi pembinaan dan pemantauan
pelaksanaan manajemen sekolah merupakan kegiatan dimana terjadi interaksi
langsung antara pengawas satuan pendidikan dengan kepala sekolah dan tenaga
kependidikan lainnya. Kegiatan ini dilaksanakan di sekolah binaan. Pelaksanaan
pembinaan dengan menggunakan format dan instrumen yang ditentukan oleh
dinas pendidikan di kabupaten/kota bersangkutan. Kegiatan supervisi
pemantauan meliputi pemantauan dan pembinaan pelaksanaan SNP merupakan
kegiatan dimana terjadi interaksi langsung antara pengawas satuan pendidikan
dengan kepala sekolah dan tenaga kependidikan lainnya. Kegiatan ini
dilaksanakan di sekolah binaan. Pelaksanaan pembinaan dengan menggunakan
format dan instrumen yang ditentukan oleh dinaspendidikan di kabupaten/kota
bersangkutan.
TUGAS

1. MONITORING
2. Supervisi

PENGAWASAN AKADEMIK

1. Proses dan hasil belajar siswa


2. Penilaian hasil belajar
3. Ketahanan Pembelajaran
4. Standar Mutu hasil belajar siswa
5. Pengembangan profesi guru.
6. Pengadaan dan pemanfaatan
sumber-sumber belajar
1. Kinerja guru
2. Pelaksanaan kurikulum/mata
pelajaran
3. Pelaksanaan pembelajaran
4. Praktikum/ studi lapangan
5. Kegiatan ekstra kurikuler
6. Penggunaan media, alat bantu.
7. Kemajuan belajar siswa.
8. Lingkungan belajar.

PENGAWASAN MANAJER
1. Penjaminan/ standar
pendidikan.
2. Penerimaan siswa ba
3. Rapat guru dan staf s
4. Hubungan sekolah d
masyarakat.
5. Pelaksanaan ujian se
6. Program-program
pengembangan sekolah
7. Administrasi sekolah
8. Manajemen sekolah.
1. Kinerja sekolah, kep
sekolah dan staf sekolah
2. Pelaksanaan kurikulu
sekolah.
3. Manajemen sekolah.
4. Kegiatan antar sekol
binaan.
5. Kegiatan in service
training bagi kepala seko
guru dan staf sekolah lai

3. PENILAIAN

1. Proses pembelajaran dan


bimbingan.
2. Lingkungan belajar.
3. Sistem penilaian.
4. Pelaksanaan inovasi pembelajaran.
5. Kegaitan peningkatan kemampuan
profesi guru.

4. PEMBINAAN/
PENGEMBANGAN

1. Guru dalam pengembangan media


dan alat bantu pembelajara.
2. Memberikan contoh inovasi
pembelajaran.
3. Guru dalam pembelajaran/
bimbingan yang efektif.
4. Guru dalam meningkatkan
kompetensi profesional.
5. Guru dalam melaksanakaj
penilaian proses dan hasil belajar.
6. Guru dalam melaksanakan
penelitian tindakan kelas.
7. Guru dalam meningkatkan
kompetensim pribadi, sosial dan
paedagogiek.

5. PELAPORAN DAN
TINDAK LANJUT

1. Kinerja Guru dalam melaksanakan


pembelajaran
2. Kemajuan belajar siswa.
3. Pelaksanaan dan hasil inovasi
pembelajaran.
4. Pelaksanaan tugas kepengawasan
akademik.
5. Tindak lanjut hasil pengawasan
untuk program pengawasan
selanjutnya.

6. Pelaksanaan kegiatan
inovasi sekolah.
7. Penyelenggaraan
administrasi sekolah.
1. Peningkatan mutu SD
sekolah.
2. Penyelenggaraan ino
di sekolah.
3. Akreditasi sekolah.
4. Pengadaan sumber d
pendidikan.
5. Kemajuan pendidika
1. Kepala Sekolah dala
mengelola pendidikan.
2. Tim kerja dan staf se
dalam meningkatkan kin
sekolah.
3. Komite sekolah dala
meningkatkan partisipas
masyarakat dalam pendi
4. Kepala sekolah bdala
melaksanakan inovasi
pendidikan.
5. Kepala sekolah bdala
meningkatkan kemampu
profesionalnya.
6. Staf sekolah dalam
melaksanakan tugas
administrasi sekolah.
7. Kepala sekolah dan s
dalam kesejahtraan seko
1. Kinerja sekolah, kine
kepala dan staf sekolah.
2. Standar mutu pendid
dan pencapaiannya.
3. Pelaksanaan dan has
inovasi pendidikan.
4. Pelaksanaan tugas
kepengawasan manajeria
hasil-hasilnya.
5. Tindak lanjut untuk
program pengawasan
selanjutnya.

E. Implementasi Kinerja Pengawas Mengembangkan Manajerial dan Akademis


di Satuan Pendidikan.
Setiap pengawas satuan pendidikan baik secara berkelompok maupun secara
perorangan wajib menyusun rencana program pengawasan. Program

pengawasan terdiri atas (1) program pengawasan tahunan, (2) program


pengawasan semester, (3) rencana kepengawasan manajerial (RKM), dan (4)
rencana kepengawasan akademik (RKA)
Program pengawasan tahunan pengawas satuan pendidikan disusun oleh
kelompok pengawas satuan pendidikan di kabupaten/kota melalui diskusi
terprogram. Kegiatan penyusunan program tahunan ini diperkirakan
berlangsung selama 1(satu) minggu.
Program pengawasan semester adalah perencanaan teknis operasional kegiatan
yang dilakukan oleh setiap pengawas sekolah pada setiap sekolah binaannya.
Program tersebut disusun sebagai penjabaran atas program pengawasan
tahunan di tingkat kabupaten/kota. Kegiatan penyusunan program semester
oleh setiap pengawas satuan pendidikan ini diperkirakan berlangsung selama 1
(satu) minggu.
Rencana Kepengawasan Manajerial (RKM) dan Rencana Kepengawasan
Akademik (RKA) merupakan penjabaran dari program semester yang lebih rinci
dan sistematis sesuai dengan aspek/masalah prioritas yang harus segera
dilakukan kegiatan supervisi. Penyusunan RKM dan RKA ini diperkirakan
berlangsung 1 (satu) minggu. Kegiatan supervisi akademik dan kegiatan
supervisi manajerial yang meliputi pembinaan, pemantauan pelaksanaan 8
(delapan) Standar Nasional Pendidikan merupakan kegiatan dimana terjadi
interaksi langsung antara pengawas satuan pendidikan dengan kepala sekolah,
guru, dan tenaga kependidikan lainnya. Kegiatan ini adalah kegiatan tatap muka
yang sebenarnya di sekolah binaan, tetapi kegiatan mengolah hasil pemantauan
setiap standar dari 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan merupakan
kegiatan bukan tatap muka.
Program tahunan, program semester, RKM dan RKA sekurang-kurangnya
memuat aspek/masalah, tujuan, indikator keberhasilan, strategi/metode kerja
(teknik supervisi), skenario kegiatan, sumberdaya yang diperlukan, penilaian
dan insrumen pengawasan. Kegiatan menyusun rencana program kepengawasan
sekolah adalah kegiatan bukan tatap muka.
Kompetensi Supervisi Akademik
Mengacu pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun
2007 tanggal 28 maret 2007, tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah. Untuk
DimensiKompetensi Supervisi Akademik dinyatakan bahwa pengawas harus
memiliki kompetensi sebagai berikut:
1. Memahami konsep, prinsip, teori dasar, karakteristik, dan kecenderungan
perkembangan tiap bidang pengembangan.
2. Memahami konsep, prinsip, teori/teknologi, karakteristik, dan
kecenderungan perkembangan proses pembelajaran/bimbingan tiap bidang
pengembangan.
3. Membimbing guru dalam menyusun silabus tiap bidang pengembangan
berlandaskan standar isi, standar kompetensi dan kompetensi dasar, dan
prinsipprinsip pengembangan KTSP.
4. Membimbing guru dalam memilih dan menggunakan
strategi/metode/teknik pembelajaran/bimbingan yang dapat

mengembangkan berbagai potensi siswa melalui bidang pengembangan di


satuan pendidikan atau mata pelajaran.
5. Membimbing guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) untuk tiap bidang pengembangan di satuan pendidikan atau mata
pelajaran.
6. Membimbing guru dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran/bimbingan (di kelas, laboratorium, dan/atau di lapangan)
untuk mengembangkan potensi siswa pada tiap bidang pengembangan di
satuan pendidikan atau mata pelajaran.
7. Membimbing guru dalam mengelola, merawat, mengembangkan dan
menggunakan media pendidikan dan fasilitas pembelajaran/bimbingan tiap
bidang pengembangan di satuan pendidikan atau mata pelajaran.
8. Memotivasi guru untuk memanfaatkan teknologi informasi untuk
pembelajaran/bimbingan tiap bidang pengembangan di satuan pendidikan
atau mata pelajaran
.

Kompetensi supervisi akademik adalah kemampuan pengawas sekolah dalam


melaksanakan pengawasan akademik yakni menilai dan membina guru dalam
rangka mempertinggi kualitas proses pembelajaran yang dilaksanakannya, agar
berdampak terhadap kualitas hasil belajar siswa.

Kompetensi supervisi akademik intinya adalah membina guru


dalammeningkatkan mutu proses pembelajaran. Oleh sebab itu sasaran
supervisi akademik adalah guru dalam proses pembelajaran, yang terdiri
dar materi pokok dalam proses pembelajaran, penyusunan silabus dan
RPP, pemilihan strategi/metode/teknik pembelajaran, penggunaan media
dan teknologi informasi dalam pembelajaran, menilai proses dan hasil
pembelajaran serta penelitian tindakan kelas. Oleh karena itu tujuan
umum pengembangan Bahan Belajar Mandiri untuk kompetensi supervisi
akademik ini adalah (1) menerapkan teknik dan metode supervisi akademik
di sekolah dasar, dan (2) Mengembangkan kemampuan dalam menilai dan
membina guru untuk mempertinggi kualitas proses pembelajaran yang
dilaksanakannya agar berdampak terhadap kualitas hasil belajar siswa.

Anda mungkin juga menyukai