Anda di halaman 1dari 2

Topik : Plagiarsme / Plagiat

Pencegahan Tindak Plagiarisme Dalam Bentuk Karya Seni


BAB I
PENDAHULUAN
1.1

LATAR BELAKANG
Plagiarisme merupakan realitas yang sering kali terjadi di kalangan mahasiswa.
Tidak hanya mahasiswa, para desainer dan pelaku seni pun masih melakukan
tindakan plagiat ini. Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti sebelumnya
diketahui bahwa maraknya kasus plagiraisme diketahui setelah terkuaknya kasus jasa
pembuatan skripsi, thesis maupun disertasi di beberapa wilayah di Indonesia pada
tahun 2010. Pada saat ini bukan hanya skripsi, thesis maupun disertasi saja yang
menjadi sasaran plagiarisme, namun karya-karya seni para desainer dalam industri
kreatif pun sering kali merupakan hasil plagiarisme.
Plagiarisme sangat mungkin terjadi di dalam industri kreatif. Jika hal ini
dibiarkan bisa menimbulkan kerugian yang cukup besar dari segi materiil. Konsultan
Hak Kekayaan Intelektual, Ari Juliano Gema, mengatakan bahwa sebenarnya tidak
ada patokan atau indikator yang pasti untuk menyebut seseorang telah menjiplak
sebuah karya atau tidak. Sebab batasan antara terinspirasi dan mencontek sangatlah
tipis.
Bukan hal yang mudah menghentikan budaya plagiat. Hal pertama yang harus
dilakukan adalah mengubah persepsi masyarakat terdidik tentang plagiarism. Masih
banyak yang memaknai plagiarisme sebagai imitation tindakan peniruan. Padahal,
kedua istilah ini mirip secara kasat mata tetapi pada hakikatnya berbeda. Plagiarisme
merupakan tindakan penculikan hak intelektual, sementara imitation adalah peniruan
yang secara alami dimulai sejak manusia dilahirkan. Persepsi keliru ini telah

mengkristal dalam mindset kaum intelektual di negara miskin dan berkembang. Maka
tidak heran kalau ditemukan banyak akademisi yang melakukan plagiat di negeri ini.
Persepsi yang keliru ini telah menjadi pola pikir sehingga mempengaruhi munculnya
sikap masa bodoh yang pada akhirnya menciptakan budaya plagiat.
Tidak bisa dipungkiri bahwa terbatasnya bahan bacaan dan kurangnya
pengetahuan akan teknologi informasi memperparah tindakan plagiat. Harus diakui
bahwa tanpa dukungan fasilitas akses buku dan jurnal terbaru yang memadai, budaya
plagiat sangat sulit dihindari apalagi dihentikan. Namun demikian, kita tidak boleh
larut saling lempar tanggung jawab.

Anda mungkin juga menyukai