Bab I : Pendahuluan
Bab II : Pembahasan
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
2.3.1. Meluas
Yang dimaksud dengan perubahan makna meluas adalah gejala yang terjadi
pada sebuah kata atau leksem yang pada mulanya hanya memiliki sebuah ‘makna’ tetapi
kerena berbagai faktor menjadi memiliki makna-makna lain. Umpamanya kata saudara yang
pada mulanya hanya bermakna ‘seperut’ atau ‘sekandungan’. Kemudian maknanya
berkembang menjadi ‘siapa saja yang sepertalian darah’. Akibatnya, anak paman pun disebut
saudara. Lebih jauh lagi selanjutnya siapa pun dapat disebut saudara. Coba anda simak
kalimat-kalimat berikut, barangkali Anda dapat menangkap makna kata saudara pada
kalimat-kalimat itu.
a) Saudara saya hannya dua orang.
b) Surat saudara sudah saya terima.
c) Sebetulnya dia masih saudara saya, tapi sudah agak jauh.
d) Bingkisan untuk saudara-saudara kita di Bali.
e) Saudara-saudara sebangsa dan setanah air, marilah…
Perluasan makna yang terjadi pada kata saudara terjadi juga pada kata-
kata kekerabatan lain seperti kakak, ibu, adik, dan bapak.
Kakak yang sebenarnya bermakna ‘saudara sekandung yang lebih tua’,
meluas maknanya menjadi siapa saja yang pantas diabggap atau disebut sebagai saudara
sekandung yang lebih tua. Begitu pula dengan adik yang makna sebenarnya adalah ‘saudara
sekandung yang lebih muda’, maknanya meluas menjadi siapa saja yang pantas dianggap
atau disebut sebagai asaudara sekandung yang lebih muda.
2.3.2. Menyempit
Yang dimaksud dengan perubahan menyempit adalah gejala yang terjadi
pada sebuah kata yang pada mulanya mempunyai makna yang cukup luas, kemudian berubah
menjadi terbatas hanya pada sebuah makna saja. Misalnya kata sarjana yang pada mulanya
berarti ‘orang pandai’ atau ‘cendikiawan’, kemudian hanya berarti ‘orany yang lulus dari
perguruan tinggi’, seperti tampak pada sarjana sastra, sarjana ekonomi dan sarjana hukum.
Betapapun pandainya seseorang mungkin sebagai hasil belajar sendiri, kalau bukan tamatan
suatu perguruan tinggi, tidak bisa disebut sarjana. Sebaliknya betapapun rendahnya indeks
prestasi seseorang kalau dia sudah lulus dan perguruan tinggi, dia akan disebut sarjana.
Contoh lain, kata ahli pada mulanya berarti ‘orang yang termasuk dalam
suatu golongan atau keluarga’ seperti dalam frase ahli waris yang berarti ‘orang yang
termasuk dalam satu kehidupan keluarga’, dan juga ahli kubur yang berarti ’orang-orang
yang sudah dikubur’. Kini kata ahli sudah menyempit maknanya Karena hanya berarti ‘orang
yang pandai dalam satu cabang ilmu atau kepandaian seperti tampak dalam frase ahli sejarah,
ahli purbakala, ahli bedah, dan sebagainya.
2.3.5. Pengasaran
Kebalikan dari pengalusan adalah pengasaran (disfemia), yaitu usaha untuk
mengganti kata yang maknanya halus atau bermakna biasa dengan kata yang maknanya
kasar. Usaha atau gejala pengasaran ini biasanya dilakukan orang dalam situasi yang tidak
ramah atau untuk menunjukkan kejengkelan. Misalnya kata atau ungkapan masuk kotak
dipakai untuk mengganti kata kalah seperti dalam kalimat Liem Swie King sudah masuk
kotak; kata mencaplok dipakai untuk mengganti mengambil dengan begitu saja seperti dalam
kalimat Dengan enaknya Israel mencaplok wilayah Mesir itu., dan kata mendepak dipakai
untuk mengganti kata mengeluarkan seperti dalam kalimat Dia berhasil mendepak bapak A
dari kedudukannya. Begitu juga dengan kata menjebloskan yang dipakai untuk menggantikan
kata memasukan seperti dalam kalimat polisi menjebloskannya ke dalam sel.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dalam pembicaraan terdahulu sudah disebutkan bahwa makna sebuah kata secara
sinkronis tidak akan berubah. Pernyataan ini menyiratkan juga pengertian bahwa kalau secara
sinkronis makna sebuah kata atau leksem tidak akan berubah, maka secara diakronis ada
kemungkinan bisa berubah. Maksudnya, dalam masa yang relative singkat, tetap sama, tidak
berubah. Tetapi dalam waktu relatif lama ada kemungkinan makna kata akan berubah. Ada
kemungkinan ini bukan berlaku untuk semua kosakata yang terdapat dalam sebuah bahasa,
melainkan hanya terjadi pada sejumlah kata saja, yang disebabkan oleh berbagai faktor.
Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan makna sebuah kata.
Diantaranya adalah :
1) Perkembangan dalam Ilmu dan Teknologi.
2) Perkembangan Sosial dan Budaya.
3) Perbedaan Bidang Pemakaian.
4) Adanya Asosiasi.
5) Pertukaran Tanggapan Indra.
6) Perbedaan Tanggapan.
7) Adanya penyingkatan.
8) Proses Gramatikal.
9) Pengembangan Istilah.
10) Pengaruh asing sebagai penyebab perubahan makna.
DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul. 2009. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta : Rineka Cipta.
http://hardianirfan.blogspot.co.id
20
April.