Dokumen - Tips Tugas Lapangan Terbang Sen2
Dokumen - Tips Tugas Lapangan Terbang Sen2
Menurut ICAO dan FAA, penentuan arah runway harus dibuat berdasarkan arah yang
memberikan wind coverage yang sedemikian rupa, sehingga pesawat dapat take off dan landing
minimal 95 %, berlau bagi seluruh kondisi cuaca. Dari hasil perhitungan Konfigurasi Run Way, maka
diperoleh persentase angin yang paling maksimum atau domain adalah angin : N S = 100 %
Data persentase angin tersebut digunakan dalam menentukan arah Run Way dengan
mempertimbangkan tipe pesawat yang akan menggunakan airport dengan menganggap komponen
Cross Wind bertiup dalam dua arah.
CALM
N
NE
E
SE
S
SW
W
NW
Jumlah
0-3
Knots
412
0
0
0
0
0
0
0
0
412
3-6 Knots
0
680
515
700
486
512
725
800
616
5034
6-10
Knots
0
280
179
300
192
275
200
186
312
1924
10-16
Knots
0
45
37
62
58
36
35
44
40
357
16-22
Knots
0
12
8
7
10
14
11
8
6
76
> 22
Knots
0
2
2
0
0
1
1
0
0
6
Jumlah
412
1019
741
1069
746
838
972
1038
974
7809
CALM
N
NE
E
SE
S
SW
W
NW
Jumlah
0-3
Knots
5,276
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
5,276
3-6 Knots
0,000
8,708
6,595
8,964
6,224
6,557
9,284
10,245
7,888
64,464
3-10
Knots
0,000
3,586
2,292
3,842
2,459
3,522
2,561
2,382
3,995
24,638
10-16
Knots
0,000
0,576
0,474
0,794
0,743
0,461
0,448
0,563
0,512
4,572
16-22
Knots
0,000
0,154
0,102
0,090
0,128
0,179
0,141
0,102
0,077
0,973
> 22
Knots
0,000
0,026
0,026
0,000
0,000
0,013
0,013
0,000
0,000
0,077
Jumlah
5,276
13,049
18,325
13,689
9,553
23,242
12,447
13,292
25,740
100,000
Data persentasi angin diatas kemudian digunakan untuk menentukan arah runway dengan
mempertimbangkan jenis tipe pesawat yang akan menggunakan airport dan menganggap bahwa
komponen Cross Wind bertiup dalam dua arah.
ARFL
= 7,5 m
Wingspan
= 43,4 m
= 4D
= 2947 m
component
= 20 knots
= 4E
ARFL
= 3150 m
Wingspan
= 59.6 m
component
= 20 knots
Pesawat DC 10 30
ARFL
Wingspan
= 4D
= 3170 m
= 50,4 m
component
= 20 knots
Dari beberapa data pesawat rencana diatas, dipilih ARFL terbesar yang akan menjadi dasar dari
perencanaan Run Way. Maka dapat dipilih pesawat rencananya adalah Pesawat DC 10 30, dengan
data karakteristik pesawat sebagai berikut :
-
Jenis Pesawat
DC 10 30
Kode Angka
4D
ARFL
3170 m
12,6 m
Wing Span
50,4 m
Componen
20 Knots
2 x 20 Knots = 40 knots
Konfigurasi Runway
Arah N-S (Utara Selatan)
5,276+[8,708+6,595+8,964+6,224+6,557+9,284+10,245+7,888]+[3,586+2,292+3,842+2,459+3,522+2,5
61+2,382+3,995]+[0,576+0,474+0,794+0,743+0,461+0,448+0,563+0,512]+[0,154+(0,998x0,102)+(0,62
6x0,090)+(0,998x0,128)+0,179+(0,998x0,141)+(0,626x0,102)+(0,998x0,077]+[0,026+(0,026x0,883)+0,0
13+0,011]= 99,923 %
Arah E-W (Timur Barat)
5,276+[8,708+6,595+8,964+6,224+6,557+9,284+10,245+7,888]+[3,586+2,292+3,842+2,459+3,522+2,5
61+2,382+3,995]+[0,576+0,474+0,794+0,743+0,461+0,448+0,563+0,512]+
[(0,626x0,154)+(0,998x0,102)+0,090+(0,998x0,128)+(0,626x0,179)+(0,998x0,141)+0,102+(0,998x0,077
)]+[(0,833x0,026)+(0,833+0,013]=99,832%
Arah NE-SW (Timur Laut Barat Daya)
5,276+[8,708+6,595+8,964+6,224+6,557+9,284+10,245+7,888]+[3,586+2,292+3,842+2,459+3,522+2,5
61+2,382+3,995]+[0,576+0,474+0,794+0,743+0,461+0,448+0,563+0,512]+
[(0,998x0,153)+0,102+(0,998x0,090)+(0,626x0,128)+(0,998x0,179)+0,141+(0,998x0,102)+(0,626x0,077
)]+[(0,883x0,026)+0,026+(0,883x0,013)+0,013] = 99,918%
Arah SE-NW (Tenggara Barat Laut)
5,276+[8,708+6,595+8,964+6,224+6,557+9,284+10,245+7,888]+[3,586+2,292+3,842+2,459+3,522+2,5
61+2,382+3,995]+[0,576+0,474+0,794+0,743+0,461+0,448+0,563+0,512]+
[(0,998x0,153)+(0,626x0,102)+(0,998x0,090)+0,128+(0,998x0,179)+(0,626x0,141)+(0,998x0,102)+0,07
7]+[(0,883x0,026)+(0,883x0,013)+(0x0,019)] = 99,909%
Jadi arah runway : N - S ( 99,923%)
Merencanakan Run Way (R/W), Taxi Way (T/W) dan Exit Way
1.
= 0.7 %
Temperature (T)
T1(oC) = (21,0 ~ 21,2 ~ 21,4 ~ 20,6 ~ 20,8 ~ 21,2)
T2 (oC)= (31,1 ~ 30,8 ~ 30,4 ~ 31,2 ~ 30,7 ~ 30,4)
Ketiga data di atas dipakai untuk mengkoreksi panjang runway :
1.2 Koreksi terhadap elevasi
Setiap kenaikan 300 m (1000 ft) dari permukaan laut rata-rata, ARFL bertambah 7 %
L1 = Lo (1 + 0.07
E
)
300
17
]
300
= 3182,574 m
2.2 Koreksi terhadap temperature
T1 = Temperatur rata-rata dari temperature harian rata-rata tiap bulan
T2 = Temperatur rata-rata dari temperature harian maksimum tiap bulan
Tahun
1
T1(oC)
21,0
T2(oC)
31,1
21,2
30,8
21,4
30,4
20,6
31,2
20,8
30,7
6
21,2
30,4
n=6
T1 = 156,2
T2 = 184,6
Ket : T1 = Temperatur rata-2 dari temperature harian rata-2 dalam bulan terpanas.
T2 = Temperatur harian maksimum dalam bulan terpanas
T1 = Tot T1 / n
= 156,2 / 6
= 26,033 C
T2 = Tot T2 / n
= 184,6 / 6
= 30,767 C
= T1 +
T 2 - T1
3
= 26,033 +
30,767 26,033
3
= 27,611 C
Panjang runway harus dikoreksi terhadap termperatur sebesar 1 % untuk setiap kenaikan 1
C, sedangkan untuk setiap kenaikan 1000 m diatas permukaan laut, temperature turun 6,5
C .
L2 = L1 ( 1 + 0,01 ( Treff To)
Dimana : L2 = Panjang R/W setelah dikoreksi
To = Temperatur standar sebesar 59 F = 15 C
T0 = (15 C 0.0065 E)
Maka :
L2 = L1 [ 1+ 0.001 ( Tr eff ( 15 0,065 E ))]
= 3182,574 [ 1 + 0,001 ( 27,611 ( 15 0,065 (17)))]
= 3226,226 m
3.2 Koreksi terhadap Slope
Bila ARFL lebih besar dari 900 m, panjang runway bertambah dengan koreksi slope sebesar
1,0 % setiap kemiringan 1 %
L3 = L2 (1+ 0,10 x S / 1%)
S = Slope
= 45 m
2. Lebar Total
= 60 m
= 15,34 m
= 700 ft = 214 m
Blast Pad, suatu area yang direncanakan untuk mencegah erosi pada permukaan yang
berbatasan dengan ujung landasan. Area ini selalu menerima jet blast yang berulang. Area
ini bisa dengan perkerasan atau ditanami rumput. Pengalaman menunjukan bahwa panjang
blast pad untuk pesawat-pesawat transport sebaiknya 200 ft = 60 m. kecuali untuk pesawat
berbadan lebar, panjang yang dibutukan oleh blast pad sebaiknya 400 ft = 120 m.
Perluasan area keamanan (Safety Area) dibuat apabila perlu ukurannya tidak tentu
tergantung kebutuhan local.
2.
Taxiway (T/W)
Fungsi utama taxiway adalah sebagai jalan keluar masuk pesawat dari landas pacu ke
terminal dan sebaliknya atau dari landas pacu ke hangar pemeliharaan.
Taxiway diatur sedemikian hingga pesawat yang baru saja mendarat tidak mengganggu
pesawat lain yang siap menuju landasan pacu.
Rutenya dipilih jarak terpendek dari bangunan terminal menuju ujung landasan yang
dipakai untuk areal lepas landas.
Dibanyak lapangan terbang, taxiway membuat sudut siku-siku dengan landasan, maka
pesawat yang akan mendarat harus diperlambat sampai kecepatan yang sangat rendah sebelum
belok ke taxiway.
Karena kecepatan pesawat saat di taxiway tidak sebesar saat dilandasan pacu, maka
persyaratan mengenai kemiringan memanjang, kurva vertical dan jarak pandang tidak seketat
pada landasan. Oleh sebab itu, lebar taxiway masih tetap bergantung dari ukuran lebar pesawat.
a.Lebar Taxiway
ICAO telah menetapkan bahwa lebar taxiway dan lebar total taxiway (lebar perkerasan dan
bahu landasan). Dalam data tugas didapat pesawat rencana DC 10-30 dengan kode huruf
D. Gunakan table 4-7 dan table 4-8 (dilampirkan).
o Dari table 4-7, untuk kode huruf D diperoleh : jarak bebas minimum dari sisi terluar
roda utama dengan perkerasan taxiway 4,5 m.
o Dari table 4-8, untuk kode huruf D dipeoleh :
= 23 m (75 ft)
= 38 m (125 ft)
= 1,5 %
= 1 % per 30 m
= 1,5 %
Kemiringan transversal max. dari bagian yang diratakan pada strip taxiway :
- Miring ke atas
= 2,5 %
- Miring ke bawah
= 5%
Sumbu Perkerasan
Daerah Aman
Bahu
Perkerasan Struktural
1.5 %
5%
7.50 m
23.00 m
7.50 m
38.00 m
V
R = (125 xf )
Dimana : V
f
atau
R =
0.388xW
( T / 2) s
= Lebar taxiway
Dalam menghitung jari-jari taxiway diambil jenis pesawat rencana yaitu DC-10-30 dari table 1-1
diperoleh :
Lebar wheel track
= 10,67 m
= 22,07 m
= 23 m
= x 10,67 +2,5
= 7,835 m
0,388 x 22,07 2
= 51,56 m 52 m
( 23 / 2) 7,835
Exit Taxiway
Fungsi exit taxiway adalah menekan sekecil mungkin waktu penggunaan landasan oleh pesawat
yang mendarat. Exit taxiway dapat ditempatkan dengan membuat sudut siku-siku terhadap landasan
atau kalau terpaksa sudut yang lain yang juga bisa. Exit taxiway yang mempunyai sudut 30 disebut
Kecepatan Tinggi atau cepat keluar sebagai tanda bahwa taxiway tersebut direncanakan
penggunaannya bagi pesawat yang harus cepat keluar. Apabila lalu lintas rencana pada jam-jam
puncak kurang dari 26 gerakan (mendarat atau lepas landas), maka exit taxiway menyudut siku cukup
memadai. Lokasi exit taxiway ditentukan oleh titik sentuh pesawat waktu mendarat pada landasan dan
kelakuan pesawat waktu mendarat.
R/W
T/W
Untuk menentukan jarak lokasi exit taxiway dari Threshold , dihitung dengan rumus : Jarak dari
Threshold kelokasi exit taxiway = jarak touch down + D
Dimana : D
S1 S 2
2a
S1
S2
= Perlambatan
= 450 m
Perlambatan (a)
= 1,5 m/s
= 9 m/det
Dari jarak touch down yang sesuai, maka didapat jarak dari threshold sampai ke titik awal kurva
exit taxiway (titik A) = 2150 m (untuk design group D). Tapi jarak yang didapatkan ini harus ditambah 3
( S12 ) ( S 2 2 )
2a
(72 2 ) - (9 2 )
2(1,5)
= 1701 m
E
)]
300
= 2151 [ 1+ 0,03 x
17
)]
300
= 2154,6567 m
L1 x [ 1+ (0,01 x [
TEFF 15 O
])]
5,6
2154,6567 [ 1+ 0,01 x [
27,611 15
])]
5,6
= 2203,1788 m
Distance to exit taxiway = 2203,1788 m
6. Holding Bay
Pada lapangan terbang yang mempunyai lalu lintas padat perlu dibangun Holding Bay. Dengan
disediakannya Holding Bay maka pesawat dari apron dapat menuju ke landasan dengan cepat dan
Vxt
U
Dimana :
V =
U =
Untuk penggunaan secara bersama oleh semua pesawat, berlaku U dengan nilai dari
0,6 0,8
(dipakai 0,7). Untuk roda pada gate occupancy time (t) pada setiap kelas pesawat dibagi per jam (tiap
60 menit).
-
Pesawat kelas A
60 menit
Pesawat kelas B
45 menit
Pesawat kelas C
30 menit
20 menit
Untuk kapasitas runway per jam (V) dibagi 2 per jumlah setiap jenis pesawat yang dilayani.
Sesuai data tugas ini, jenis pesawat yang dilayani adalah :
-
Pesawat DC 8 43
4 buah
3 buah
Pesawat DC 10 30
5 buah
a. Pesawat DC 8 43 (kelas A)
( 4 ) x(60 )
2
60 = 2,857 3
------ G1 =
0,7
( 3 ) x(60 )
2
60 = 2,14 2
b. Pesawat B 747 200 (kelas A) ------ G1 =
0,7
c. Pesawat DC 10 30 (kelas A) ------ G1 =
( 5 ) x(60 )
2
60 = 3,571 4
0,7
Jumlah gate position untuk semua jenis pesawat yang akan dilayani adalah :
= G1 + G2 + G3
=3+2+4
= 9 buah
Turning Radius (r)
Turning radius untuk masing-masing pesawat dihitung dengan menggunakan rumus :
r = x (wind span + wheel track) + fordward roll
Dimana, Fordward roll (pada keadaan standar) = 3,048 m (10 ft)
a. Pesawat DC 8 43
Dik :
- wingspan
= 43,4 m
= x r2
= x 27,9232
= 2449,480 m
= 59,66 m
- wheel track = 11 m
Maka :
Turning Radius (r) = x (59,66 + 11) + 3,048
= 36,854
Luas gate
= x r2
= x 36,8542
= 4266,965 m
c. Pesawat DC 10 30
Dik :
- wingspan
= 49,17 m
Luas gate
= x 32,9682
= 3414,562m
Luas Apron
Panjang apron :
= Panjang apron
= Gate position
= Wingspan
Pb
a. Pesawat DC 8 43 (kode A)
Dik : G = 3
C = 7,5 m
W= 43,4
Pb = 57,12 m
C = 7,5 m
W= 59,6
Pb = 53,82 m
C = 7,5 m
Pb = 55,34 m
= 3.337 orang
= 6.674 orang
- Total
= 10.011 orang
b.
Ruang perkantoran
Loket informasi
Ruang telekomunikasi
c.
= 144242 kg
- B 747 200
= 352893 kg
- DC 10 30
= 260816 kg
Roda Pendaratan
- DC 8 43
= DTWG
- B 747 200
= DDTWG
- DC 10 30
= DDTWG
Annual Departure
- CBR Sub
Jenis Pesawat
DC 8 43
B 747 - 200
DC 10 30
Annual Departure
15.000
6.000
15.000
Base
: 25 %
:
1
4
2
8
3
7
4
5
5
4
6
5
Cara analitis
Jumlah titik
=6
X = Xi/n
= (4 + 8 + 7 + 5 + 4 + 5) / 6
= 5,5
Titik (n)
1
2
3
4
5
6
(Xi X)2
2,25
6,25
2,25
0,25
2,25
0,25
13,5
CBR (Xi)
4
8
7
5
4
5
Jumlah
( Xi X ) 2
Simpangan Baku : Sd =
n 1
13,5
= 1,643
5
X sd = 5,5 1,643
X sd = 5,5 + 1,643
= 3,857
= 7,143
Jadi pada kondisi confidance kumulatif 95 % didapat nilai CBR Subgrade di antara 3,857 % dan 7,143
%. Dalam tugas ini CBR rencana diambil 5,5 % (tanah buruk) untuk nantinya akan distabilisasi ke CBR
7 % (tanah yang baik).
* Perhitungan Tebal Perkerasan
Dik :
: 5,5 %
: 25 %
Annual Departure
15.000
6.000
15.000
Tipe roda
pendaratan
144242
352893
260816
DTWG
DDTWG
DDTWG
Annual
Jumlah
Departure
sementara
Roda
15000
6000
15000
45
48
50
8
16
16
Karena tebal total perkerasan sementara terbesar adalah 50 dari pesawat, maka yang dipakai sebagai
pesawat rencana untuk menentukan tebal perkerasan adalah pesawat
DC 10 - 30
(dengan tipe
3. Hitung W1 (kg)
W1
= 1
= 16 buah
4. Hitung R1 dengan rumus = Log R1 = Log R2 ( w2
w1
)2
R1 = 10
log R 2 (
W2 2
)
W1
Pesawat DC 10 30
R2 = 15000 = 15000
W1 = 1/16*(0,95)* (260.816) = 15.485,95 kg
W2 = 1/16*(0,95)* (260.816) = 15.485,95 kg
log R1 log R2 x (
W2 1 / 2
)
W1
15.485,95 1 / 2
log R1 log 15000 x (
)
15.485,95
R1 = 15000
W2 1 / 2
)
W1
20.958,36 1 / 2
)
15.485,95
R1 = 24.848,80
Pesawat B 8 - 43
R2 = 15000*(1,0) = 15000
W1 = 15.485,95 kg
W2 = 1/8*(0,95)* (144.242) = 17.128,73 kg
log R1 log R2 x (
W2 1 / 2
)
W1
17.128,73 1 / 2
)
15.485,95
R1 = 24.661,2
Jadi total Equivalent Annual Departure adalah :
R1 total = 15000 + 24.848,8 + 24.661,2
= 64.510
Jumlah
Annual
Roda
Departure
DC 10 30
B 747 200
DC 8 43
Pesawat
MTOW
R2
W2
W1
R1
15000
260.816
15.000
15.485,95
15.485,95
15.000
16
6000
352.893
6.000
20.958,36
15.485,95
24.848,8
16
15000
144.242
15.000
17.128,73
15.485,95
24.661,2
= 64.510
Jadi Equivalent Annual Departure yang akan digunakan dalam menghitung tebal perkerasan adalah
64.510.
: DC 10 - 30
- MTOW
: 260.816 kg
: DDTWG
: 64.510
: 5,5 %
: 25 %
SURFACE
BASE CORSE
5
22,33
52,566
y = 25,36
SURFACE
BASE COURSE
21
50
x = 24
SURFACE
BASE COURSE
20,5
50
x = 24,5
z = y ( x y)
Dimana :
Maka,
t ( y x)
z = y ( x y)
24,5 = 28,6
t (25,236 24)
(24 25,236)
SURFACE
BASE COURSE
20,5
50
x = 24,5
t = 29,32
Lalu-lintas pesawat
Ramalan lalu-lintas
2.
3.
4.
2.
Tentukan wheel load tiap-tiap tipe pesawat ,95 % MTOW ditopang oleh
roda pendaratan.
3.
4.
5.
Pesawat
MTOW
(kg)
DC 8 43
144242
B 747 200
352893
DC 10 - 30
260816
Tipe Roda
Forecast Annual
Jumlah
Pendaratan
Departure
Roda
15000
6000
16
15000
16
MR
= k x (fc)
MR
= 10 x ( 4266)
2
1
= 653,146 Psi
Di plot pada grafik untuk masing masing pesawat nilai flexural strength,harga k,MTOW,dan annual
departure.
DC 10 30 tebal perkerasan adalah 16,8 inchi 17 inchi
B 747 - 200 tebal perkerasan adalah 15,65 inchi 16 inchi
DC 8 - 43 tebal perkerasan adalah 15,5 16 inchi
Setelah melihat tebal perkerasan yang dihasilkan oleh masing masing pesawat diperoleh bahwa
pesawat DC 10 - 30 dengan konfigurasi roda DTWG yang menghasilkan perkerasan rigidl paling tebal
yaitu 17 inchi.
ke
Dual Wheel
Dual Tandem
Dual Tandem
Dual Tandem
Single wheel
Dual Wheel
Single wheel
Dual Wheel
Faktor Pengali
0,80
0,50
0,60
1,00
2,00
1,70
1,30
1,70
1. Hitung W2
W2 = 1
w1
)2
R1 = 10
log R 2 (
W2 2
)
W1
Pesawat DC 10 30
R2 = 15000 = 15000
W1 = 1/16*(0,95)* (260.816) = 15.485,95 kg
W2 = 1/16*(0,95)* (260.816) = 15.485,95 kg
log R1 log R2 x (
W2 1 / 2
)
W1
15.485,95 1 / 2
log R1 log 15000 x (
)
15.485,95
R1 = 15000
W2 1 / 2
)
W1
20.958,36 1 / 2
)
15.485,95
R1 = 24.848,80
Pesawat B 8 - 43
R2 = 15000*(1,0) = 15000
W1 = 15.485,95 kg
W2 = 1/8*(0,95)* (144.242) = 17.128,73 kg
W2 1 / 2
)
W1
17.128,73 1 / 2
)
15.485,95
R1 = 24.661,2
Jadi total Equivalent Annual Departure adalah :
R1 total = 15000 + 24.848,8 + 24.661,2
= 64.510
Gunakan harga-harga flexural strength, harga k, MTOW pesawat rencana,dan equivalent
annual departure total sebagai data untuk menghitung perkerasan rigid dengan kurva rencana yang
sesuai. Dengan demikian didapat tebal perkerasan rigid yang dibutuhkan pesawat adalah 7,17 8 =
20,32 21 cm.
21 cm
Slab Beton
31 cm
10 cm
L t
0,64 L
fs
: U 32
- fs
: 1850
-H
: 18,21 cm
-L
o Tulangan
: As =
kg
cm 2
= 17,72 cm 2
1
D 2
4
1
10 2
4
= 78,58
= 0,785 cm
mm
2
17,72
500
= 22,57 23 cm
22
D. Joint (Sambungan)
Joint dibuat pada perkerasan kaku agar beton bisa mengembang dan menyusut sehingga
mengurangi tekanan bengkok akibat gesekan, perubahan temperatur, perubahan kelembaban, serta
untuk melengkapi konstruksi.
Joint dikategorikan menurut fungsinya, yaitu joint yang berfungsi untuk mengembang
(expansion joint) dan susut (contruction joint).
1.
Expansion Joint
Expansion joint berfungsi ruang untuk beton mengembang sehingga terhindar adanya
tegangan tekuk.yang tinggi yang bisa menyebabkan slab beton menjadi lengkung.
Biasanya expansion joint dibuat pada slab beton yang menyudut pada satu sama lain.
2.
Construction Joint
-
Memanjang
Joint seperti ini terdapat pada tepi setiap jalur pengecoran dan dibuat dengan
menggunakan tulangan dowell sebagai pemindah beban pada bagian itu. (Tipe C, lihat
buku Merancang, Merencana lapangan Terbang, hal 388).
T
2
0.1 T
0.2 T
Slope 1:4
Tipe C - Kunci
Melintang
Sambungan melintang diperlukan pada akhir pengecoran setiap harinya, apabila
pengecoran diperhitungkan akan berhenti selama 1 jam atau lebih, misalnya karena
hujan akan turun sehingga pengecoran berhenti. Pada titik penghentian ini harus
dibuat construction joint melintang. Apabila penghentian ini sudah dekat dengan
construction joint rencana, maka disarankan membuat joint dengan dowell.
0.5 T
0.5 T
T
Dowel diberi gemuk satu sisi
TipeD - Dowel
T
TipeH - Dummy
Melintang
FAA menyarankan pembesian dowell untuk 2 joint pertama pada masingmasing sisi dari expansion joint dan semua construction joint melintang dalam perkerasan
rigid dengan penulangan. Untuk construction joint ini digunakan menurut construction joint
tipe F.
Alurnya digergaji atau
dicetak pada acuan
0.5 T
0.5 T
T
Dowel diberi gemuk satu sisi
Tipe F - Dowel
16 .
6. Dowell
Besi ini dipasang pada joint. Berfungsi sebagai pemindah beban melintang
sambungan, juga berfungsi mengatasi penurunan vertical relative pada slab beton ujung.
Ukuran dowell harus proporsional dewngan beban yang harus dilayani dan direncanakan
untuk berbagai tebal slab seperti tercantum pada table 6-15 (dilampirkan).
Untuk tebal slab beton 7,17 8
- Diameter
: 1 (25 mm)
- Panjang
: 19 (46 cm)
Cara grafis
Batas Atas
Frekuensi (f)
4
5
2
2
f
0,3333
0.3333
7
7,79
8
1
1
0,1666
0,1666
f x 100 %
33,33 %
33.33 %
16,66 %
16,66 %
Kumulatif
33,33 %
66,66 %
83,32 %
95 %
100 %
Batas Bawah
Frekuensi (f)
8
7
1
1
f
0,1666
0,1666
5
5,46
4
2
2
0.3333
0.3333
f x 100 %
16,66 %
16,66 %
33.33 %
33.33 %
Kumulatif
16,66 %
33,32 %
66,65 %
95 %
100 %
Tugas :
O
L
E
H
CHRISIANSEN KAUNANG
070 211 015
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO 2010