BAB VI
SPESIFIKASI TEKNIS
A.
UMUM
PASAL 1
URAIAN UMUM
1.1.
1.2.
1.3.
1.4.
1.5.
1.6.
1.7.
1.8.
PASAL 2
2.1.
Umum
VI-1
Spesifikasi Teknis
URAIAN PEKERJAAN
2.2.
2.3.
2.4.
Spesifikasi Teknis
2.5.
Spesifikasi Teknis
2.6.
2.7.
2.8.
Spesifikasi Teknis
2.9.
2.10.
2.11.
2.12.
Spesifikasi Teknis
2.13.
2.14.
Spesifikasi Teknis
2.15.
2.16.
Spesifikasi Teknis
2.17.
2.18.
PASAL 3
PERSYARATAN BAHANBAHAN
3.1.
3.2.
3.3.
Spesifikasi Teknis
3.4.
Spesifikasi Teknis
3.13.
3.14.
3.15.
3.16.
Spesifikasi Teknis
4.1.
4.2.
4.3.
Spesifikasi Teknis
4.4.
4.5.
Spesifikasi Teknis
4.6.
4.7.
Spesifikasi Teknis
4.11. Asuransi
Spesifikasi Teknis
Spesifikasi Teknis
5.1.
Spesifikasi Teknis
5.2.
PASAL 6
PENGUKURAN DAN
PEMASANGAN
BOUPLANK
6.1.
b. Pembersihan Akhir
1) Pada saat penyelesaian pekerjaan, tempat kerja harus
ditinggal dalam keadaan bersih dan siap untuk dipakai
Pemilik. Penyedia Jasa juga harus mengembalikan
bagian-bagian dari tempat kerja yang tidak
diperuntukkan dalam Dokumen Kontrak ke kondisi
semula.
2) Pada saat pembersihan akhir, semua hasil pekerjaan
harus diperiksa ulang untuk mengetahui kerusakan
fisik
yang
mungkin
ditemukan
sebelum
pembersihan akhir
Penebangan Pohon-pohon
Pemborong tidak boleh membasmi, menebang atau merusak
pohon-pohon atau pagar, kecuali bila telah ditentukan lain atau
sebelumnya diberi tanda pada gambar-gambar yang menandakan
bahwa pohon-pohon dan pagar harus disingkirkan. Jika ada
sesuatu hal yang mengharuskan Pemborong untuk melakukan
penebangan, maka ia harus mendapat ijin dari Pemberi Tugas.
Pengukuran Tapak Kembali
a.
Kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran dan
penggambaran kembali lokasi pembangunan dengan
dilengkapi keterangan-keterangan mengenai peil ketinggian
tanah, letak pohon, letak batas-batas tanah dengan alat-alat
VI-17
Spesifikasi Teknis
6.3.
Pemasangan Bouplank
a.
Pemborong bertanggung jawab atas ketepatan serta
kebenaran persiapan bouplank/pengukuran pekerjaan sesuai
dengan referensi ketinggian yang diberikan Konsultan
Pengawas secara tertulis, serta bertanggung jawab atas
ketinggian, posisi, dimensi, serta kelurusan seluruh bagian
pekerjaan serta pengadaan peralatan, tenaga kerja yag
diperlukan.
b.
Bilamana suatu waktu dalam proses pembangunan ternyata
ada kesalahan dalam hal tersebut diatas, maka hal tersebut
merupakan tanggung jawab Pemborong serta wajib
memperbaiki kesalahan tersebut dan akibat-akibatnya,
kecuali bila kesalahan tersebut disebabkan referensi tertulis
dari Direksi.
c.
Pengecekan pengukuran atau lainnya oleh Konsultan
Pengawas atau wakilnya tidak menyebabkan tanggung
jawab Pemborong menjadi berkurang.
d.
Bahan dan pelaksanaan
Tiang bouplank menggunakan kayu ukuran 5/7 dipasang
setiap jarak 2 m, sedangkan papan bouplank ukuran
2/20 diketam halus dan lurus bagian atasnya dan
dipasang datar (waterpass).
Pemasangan bouplank harus sekeliling bangunan
dengan jarak 2 m dari As tepi bangunan dengan patokpatok
yang
kuat,
bouplank
tidak
boleh
VI-18
Spesifikasi Teknis
PASAL 7
PEKERJAAN TANAH
7.1.
7.2.
Lingkup Pekerjaan.
Yang dimaksud dengan pekerjaan tanah disini adalah semua
kegiatan yang berkaitan dengan pematangan tanah, pengolahan
tanah yang ada kaitannya dengan struktur bangunan antara lain
pembersihan tanah, galian tanah, urugan tanah/perataan ataupun
pembuangan tanah. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah mulai
dengan mobilisasi alat, pengadaan tenaga, konstruksi penyangga
hingga pemompaan air tanah penggalian (dewaterring).
Persiapan Pekerjaan Tanah
Bagian ini meliputi pembersihan/peralatan lapangan,
pengecekan keadaan kontur, pengukuran didaerah-daerah
dimana pekerjaan pembangunan akan dilaksanakan, seperti yang
ditunjukan pada gambar-gambar dan sesuai dengan yang
ditunjukan oleh pengawas.
Penyedia jasa bertanggung jawab untuk :
Spesifikasi Teknis
PASAL 8
PEKERJAAN URUGAN
DAN PEMADATAN
7.3.
8.1.
Lingkup Pekerjaan.
Pekerjaan urugan ini dilaksanakan sebagai urugan peninggian
halaman dan bangunan maupun sebagai urugan lubang-lubang
pondasi. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pekerjaan
VI-20
Spesifikasi Teknis
8.2.
VI-21
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Spesifikasi Teknis
f.
g.
8.5.
8.6.
Urugan Pasir
a. Urugan pasir dilakukan di semua bagian-bagian yang
sebagaimana ditunjukkan dalam gambar pelaksanaan.
b. Tebal urugan pasir disesuaikan dengan syarat-syarat
gambar pelaksanaan atau dalam gambar pelaksanaan
c. Urugan pasir dilakukan setelah permukaan tanah
dibawahnya rata (waterpass), ketebalan disesuaikan
sebagaimanan yang tercantum dalam gambar kerja. Pasir
urug yang digunakan harus bersih dari kotoran organic,
kandungan lumpur maksimal 10% pemadatan urugan pasir
untuk semua jenis pekerjaan dilakukan dengan alat
pemadat mekanis (stamper).
d. Pasir urugan yang digunakan harus bersih dan tidak
mengandung potongan-potongan bahan kertas yang
berukuran lebih dari 1,5 cm.
Pelaporan
a. Untuk setiap Urugan yang akan dibayar menurut ketentuanketentuan Seksi dari Spesifikasi ini Penyedia jasa
diharuskan menyerahkan laporan di bawah ini kepada
Direksi Pekerjaan/ Pengawas Kegiatan Teknik sebelum ijin
memulai pekerjaan disetujui :
1). Gambar detail penampang melintang yang
menunjukkan permukaan yang telah dipersiapkan
untuk penempatan urugan.
2). Hasil pengujian kepadatan yang membuktikan
pemadatan yang cukup dari permukaan yang disiapkan
dimana urugan ditempatkan.
b. Penyedia jasa harus menunjukkan contoh-contoh bahan
urugan kepada Direksi Pekerjaan/ Pengawas Kegiatan
Teknik paling lambat 14 hari sebelum tanggal yang
diusulkan untuk penggunaan pertama kalinya sebagai
bahan urugan itu
1). Dua contoh masing-masing 50 kg dari material, satu
VI-22
Spesifikasi Teknis
8.7.
Spesifikasi Teknis
PASAL 9
ADUKAN DAN
CAMPURAN
9.1.
9.2.
9.3.
PASAL 10
PEKERJAAN PASANGAN
BATU KALI/BELAH
10.1.
Lingkup Pekerjaan
a.
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahanbahan, peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam
terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang
terbaik.
b.
Pekerjaan pasangan batu kali/belah ini meliputi seluruh
detail yang disebutkan/ ditunjukkan dalam gambar atau
sesuai petunjuk Direksi dan Pengawas Lapangan.
10.2. Persyaratan Bahan
a.
Batu kali/belah harus keras, tidak mudah pecah, tidak lapuk
dan minimal memiliki 3 sisi bidang pecah serta tidak bulat.
Persyaratan bahan lainnya sesuai dengan persyaratan bahan
pekerjaan beton bertulang.
b.
Adukan yang dipergunakan menggunakan campuran 1 PC :
5 Pasir (1:5) atau sesuai dengan gambar rencana.
10.3. Syarat Pelaksanaan
a.
Yang termasuk dalam pekerjaan ini meliputi semua
pekerjaan yang menggunakan pasangan batu kali/belah
termasuk pasangan batu kosong/aanstamping.
b.
Sebelum pelaksanaan pekerjaan pondasi, Kontraktor harus
mengadakan pengukuran-pengukuran untuk As-as pondasi
seperti pada gambar dan harus dimintakan persetujuan dari
Direksi dan Pengawas Lapangan.
c.
Kontraktor wajib melaporkan kepada Direksi dan
Pengawas Lapangan bila ada perbedaan gambar-gambar
dari konstruksi dengan gambar-gambar arsitektur atau bila
ada hal-hal yang kurang jelas.
d.
Pelaksanaan pasangan batu kosong/aanstamping harus
dalam keadaan lubang galian kering dan sudah diberi
urugan pasir minimal setebal 10 cm padat atau seperti yang
ditunjukan dalam gambar.
e.
Pasangan batu kosong/aanstamping adalah pasangan batu
kali yang disusun berdiri tanpa perekat (campuran) setebal
20 cm, celah antara batu-batu diisi pasir dan disiram air
sehingga celah penuh terisi pasir dan kedudukan batu
cukup kokoh sebagai dudukan pondasi.
f.
Pasangan batu kali tidak boleh berongga dalam
pemasangannya. Batu kali disusun satu persatu dengan
penyangga mortal.
g.
Pelaksanaan pasangan batu kali juga harus memperhatian
gambar rencana yang terkait dan jika ada kelainan/ketidak
cocokan harus dikonsultasikan dengan Direksi/ Pengawas
Lapangan.
h.
Bentuk pasangan batu kali harus sesuai dengan gambar
rencana.
i.
Penggunaan campuran sesuai dengan yang tercantum
VI-24
Spesifikasi Teknis
11.1.
Lingkup Pekerjaan
a.
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahanbahan, peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam
terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang
terbaik.
b.
Pekerjaan beton bertulang meliputi seluruh pekerjaan beton
bertulang seperti yang disebutkan/ditunjukkan dalam
gambar atau sesuai petunjuk Direksi dan Pengawas
Lapangan.
11.2.Persyaratan Umum
a. Konstruksi-konstruksi harus menggunakan peraturan
peraturan/normalisasi yang berlaku di Indonesia seperti
PBI71/SKSNI T15 1991-03, PMI, PKKI dan lain-lain.
b. Peraturan beton
1) Semua pekerjaan beton harus dipenuhi syarat-syarat
yang ada pada PBI 71 / SKSNI T15 1991-03.
2) Syarat-syarat bahan untuk semua pekerjaan beton PBI
71 NI-2 pasal 3.1 sampai 3.9 atau seperti yang tertera
dalam SKSNI T15 1991-03.
3) Syarat pelaksanaan pekerjaan beton PBI 71 NI-2
bagian 3 bab 4,5,6 berlaku seluruh pasal.
4) Syarat-syarat pekerjaan tulangan PBI 71 NI-2 bab 5
pasal 5.3 sampai 5.8.
5) Perhitungan untuk pekerjaan beton bertulang
berdasarkan PBI 71/SKSNI T15 1991-03.
6) Perhitungan muatan pada bangunan (PMI).
7) Peraturan-peraturan/standart setempat yang biasa
dipakai.
8) Peraturan konstruksi kayu Indonesia 1961, NI-5
9) Peraturan semen portland Indonesaia 1972, NI-8
10) Peraturan pembangunan pemerintah daerah setempat.
11.3. Persyaratan Bahan
a.
Semen portland
Harus memakai mutu yang terbaik dari satu jenis merk atas
persetujuan Direksi dan Pengawas Lapangan dan harus
memenuhi NI-8. Semen yang telah mengeras
sebagian/seluruhnya tidak dibenarkan untuk digunakan.
Penyimpanan semen portland harus diusahakan sedemikian
rupa sehingga bebas dari kelembaban, bebas dari air
dengan lantai terangkat dari tanah dan tumpukan sesuai
dengan syarat penumpukan semen.
b.
Pasir beton
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang berisi dan bebas dari
bahan-bahan organis, lumpur dan sebagainya; dan harus
memenuhi komposisi butir serta kekerasan yang
dicantumkan dalam PBI 1971.
c.
Batu ciping/split
Digunakan koral yang bersih, bermutu baik, tidak berpori
serta mempunyai gradasi kekerasan sesuai dengan syaratsyarat PBI 1971. Penyimpanan/ penimbunan pasir koral
beton harus dipisahkan satu dari yang lain hingga kedua
bahan tersebut dijamin mendapatkan perbandingan adukan
beton yang tepat.
VI-25
Spesifikasi Teknis
d.
Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak
mengandung minyak, asam, alkali dan bahan-bahan
organis/bahan lain yang dapat merusak beton dan harus
memenuhi NI-3 Pasal 10.
e.
Besi beton
Besi beton menggunakan besi beton ulir dan besi beton
polos yang digunakan mutu U39 dan U24 yang terdiri dari
besi ulir D22, D19, D18, D16 dan D13, untuk besi beton
polos 10 mm dan 8 mm dengan penggunaan seperti
yang ditunjukkan dalam gambar rencana. Besi harus bersih
dari lapisan minyak/lemak dan bebas dari cacat seperti
serpih-serpih. Penampang besi harus bulat serta memenuhi
persyaratan NI-2 (PBI 1971). Bila dipandang perlu
kontraktor diwajibkan untuk memeriksa mutu beton
dilaboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas
biaya kontraktor.
11.4. Syarat-syarat Pelaksanaan
a.
Cetakan begisting
1). Acuan harus dibuat dan direncanakan begitu rupa
sehingga beton dapat dengan baik ditempatkan dan
dipadatkan, tidak terjadi perubahan bentuk acuan
selama pembetonan dilaksanakan maupun terhadap
pengerasan beton.
2). Acuan harus juga cermat dalam kedudukan dan datar,
untuk jenis acuan-acuan tertentu, terlebih dahulu
Pemborong harus menyerahkan perencanaan gambar
acuan tersebut kepada Direksi, bila perlu harus
dilengkapi perhitungan dan detail-detail yang jelas.
Bilamana hal tersebut telah mendapatkan persetujuan
dari Direksi, rencana acuan tersebut dapat
dilaksanakan.
3). Sesuai dengan persyaratan betonnya acuan dapat
menggunakan papan-papan atau kayu lapis/multipleks
18mm dengan penguat dari balok 6/8, 5/7 atau
konstruksi form work yang lazim digunakan.
4). Perlu ditekankan bahwa tanggung jawab keamanan
konstruksi terletak pada Pemborong, Pemborong harus
meminta ijin Direksi dan Pengawas Lapangan
bilamana ia bermaksud akan membongkar pada
bagian-bagian konstruksi utama.
5). Cetakan halus
Khusus pembuatan begisting untuk permukaan beton
yang tidak perlu dilapisi plesteran (dinding graving
dock), maka dapat dibuat cetakan harus dengan syarat
sebagai berikut :
Cetakan dapat digunakan secara berulang dengan
catatan hanya cetakan yang bermutu baik boleh
dipakai yang telah disetujui oleh Direksi/
Pengawas.
Permukaan cetakan harus dibasahi dengan minyak
(form oil/mould release agent) yang bermaksud
untuk menghasilkan permukaan beton yang bersih,
halus dan bebas kotoran dan kemudahan pada saat
pembukaan/pembongkaran
bidang-bidang
VI-26
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Spesifikasi Teknis
begisting.
Segala cacat pada permukaan beton yang telah
dicor harus ditambal (diplester) sedemikian rupa
hingga
sesuai
warna/texture
permukaan
disekatnya.
b.
Pengujian
Pengujian dilakukan sebagai berikut :
1).
Sebelum melaksanakan pengecoran awal, Kontraktor
harus mengadakan mix design yang dapat
membuktikan bahwa mutu beton yang disyaratkan
dapat tercapai dari mix design tersebut, selanjutnya
oleh Direksi/Pengawas akan dihitung karakteristik dari
hasil percobaan tersebut yang selanjutnya akan
dipergunakan untuk menilai mutu beton selama
pelaksanaan sesuai dengan syarat-syarat PBI 1971
pasal 4.6 dan 4.7.
2).
Pada pekerjaan beton struktural untuk waktu
permulaan pelaksanaan dibuat 1 (satu) benda uji untuk
setiap 3m3 beton dan dalam waktu sesingkatsingkatnya harus segera terkumpul 20 benda uji,
sedang setelah berjalan lancar diperlukan 1 (satu)
benda uji pada setiap 5 m 3 beton dengan minimum 1
benda uji untuk setiap harinya.
3).
Apabila hasil pemeriksaan pada padal 4.07 PBI 1971
masih meragukan, maka pemeriksaan lanjutan
dilakukan dengan menggunakan hammer test atau
kalau perlu dengan Corl Drilling untuk meyakinkan
penilaian terhadap kualitas beton yang sudah ada
sesuai dengan pasal 4.8 PBI 1971.
4).
Pembuatan dan pemeriksaan benda-benda uji harus
memenuhi ketentuan-ketentuan dari Pasal 4.9 PBI
1971 dan semua biaya yang timbul akibat pengujian
yang tercantum pada ayat ini adalah menjadi tanggung
jawab kontraktor.
5).
Slump yang diijinkan untuk beton dalam keadaan mix
yang normal adalah 7,5-10 cm, pemakaian slump
harus teratur dan disesuaikan dengan kebutuhan,
misalnya untuk daerah-daerah yang pembesiannya
rapat dapat dipergunakan slump yang tinggi.
c.
Pemberitahuan Tentang Pelaksanaan Pengecoran
Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton pada
bagian-bagian utama dari pekerjaan, Pemborong harus
memberitahukan Direksi/Pengawas untuk mendapat
persetujuan, hal ini dapat dilaksanakan dengan Berita Acara
Pengecoran. Jika hal ini tidak dilaksanakan dengan
semestinya atau persiapan pengecoran tidak disetujui oleh
Direksi/Pengawas,
maka
mungkin
Pemborong
diperintahkan untuk menyingkirkan beton yang beru dicor
atas biaya pemborong.
Sebelum pengecoran dimulai, Pemborong harus sudah
menyiapkan seluruh stek-stek maupun anker-anker yang
diperlukan, pada kolom-kolom, balok-balok beton yang
akan dihubungkan degnan dinding dan kecuali dinyatakan
lain pada gambar-gambar, maka stek-stek dan anker-anker
dipasang setiap jarak 1,00m.
Beton yang mengeras, kotoran-kotoran dan bahan-bahan
VI-27
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Spesifikasi Teknis
d.
e.
Spesifikasi Teknis
f.
g.
Spesifikasi Teknis
h.
i.
Pemborong.
Pengecoran beton
1). Kontraktor diwajibkan melaksanakan
pekerjaan
persiapan dengan membersihkan dan menyiram
cetakan-cetakan sampai jenuh, pemeriksaan ukuranukuran dan ketinggian, pemeriksaan penulangan dan
penempatan penahan jarak.
2). Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas
persetujuan Direksi dan Pengawas Lapangan.
3). Pengecoran harus dilaksanakan sebaik mungkin
dengan menggunakan alat penggetar untuk menjamin
beton cukup padat dan harus dihindarkan terjadinya
cacat pada beton seperti keropos dan sarang-sarang
koral/split yang dapat memperlemah konstruksi.
4). Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan
diteruskan pada
hari berikutnya maka tempat
perhentian tersebut harus disetujui oleh Pengawas
Lapangan.
Pemadatan beton
Sebelum pekerjaan beton dimulai, penulangan atau barang
barang lain yang harus berada didalam beton, harus
dibersihkan dari semua macam kotoran. Semua cetakan
dan pengatur jarak harus diperiksa dengan teliti dan ruang
yang akan diisi beton harus betul betul dibersihkan.
Pekerjaan pengecoran di bagian manapun dari pekerjaan
tidak boleh dimulai sebelum persiapan persiapannya
disetujui dan izin pengecoran diberikan oleh Pengawas
Proyek. Pengecoran harus selalu diawasi langsung oleh
mandor atau (foreman) yang berpengalaman.
Pemborong harus memberitahukan kepada Pengawas
Proyek bila akan mengecor dengan mengajukan request
yang telah disetujui Pengawas Teknik. Beton harus dicor
sedemikian rupa sehingga dalam satu bagian pekerjaan,
permukaannya rata. Penempatan didalam lapisan lapisan
horisontal tidak boleh melebihi tebal 40 cm (setelah
dipadatkan), kecuali ditentukan lain oleh Pengawas Proyek.
Pengecoran beton harus dilakukan terus menerus antara
tempat sambungan yang direncanakan atau disetujui tanpa
terhenti termasuk waktu makan. Jika dipakai corong
corong untuk mengalirkan beton, maka kemiringan harus
sedemikian rupa sehingga tidak terjadi segregasi dan harus
disediakan selang selang penyemprot atau pelat pelat
peluncur agar tidak terjadi segregasi selama pengecoran.
Beton tidak boleh dijatuhkan bebas dari ketinggian lebih
dari 1,5 m. Kecepatan pengecoran harus sedemikian rupa
sehingga tebal beton tidak kurang dari 0,5 m per jam dan
tidak lebih dari 1,5 m, kecuali disetujui lain oleh Pengawas
Proyek. Semua beton harus dipadatkan dengan
mempergunakan vibrator yang digerakkan dengan tenaga
listrik (immersion type vibrator) yang baik type maupun
cara kerjanya disetujui oleh Pengawas Proyek. Vibrator
yang disediakan harus cukup jumlah, ukuran dan
kapasitasnya dan sesuai dengan banyaknya beton yang
akan dicor, ukuran ukuran beton dan penulangan.
Vibrator ini harus dapat bekerja dengan baik didalam acuan
dan sekeliling penulangan dan barang barang lain yang
VI-30
Spesifikasi Teknis
j.
k.
l.
Spesifikasi Teknis
PASAL 12
PEKERJAAN PASANGAN
Spesifikasi Teknis
BATU TELA
Spesifikasi Teknis
k.
l.
m.
Lingkup Pekerjaan
a.
Termasuk dalam pekerjaan plesteran ini adalah penyediaan
tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan termasuk alat-alat
bantu dan alat angkut yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan plesteran, sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan
yang bermutu baik.
b.
Pekerjaan plesteran ini dikerjakan pada permukaan dinding
bagian dalam dan luar serta seluruh detail yang
disebutkan/ditunjuk dalam gambar.
Persyaratan Bahan
a.
Semen portland harus memenuhi NI-8 (dipilih dari satu
produk untuk seluruh pekerjaan).
b.
Pasir harus memenuhi NI-3 pasal 14 ayat 2.
c.
Air harus memenuhi NI-3 pasal 10.
d.
Penggunaan adukan plesteran :
Adukan 1 PC : 2 Ps, dipakai untuk plesteran rapat air,
seluruh plesteran beton dan seluruh plesteran
sudut/skoning.
Adukan 1 PC : 5 Ps, dipakai untuk seluruh plesteran
dinding lainnya
Seluruh permukaan plesteran difinish acian dari bahan
PC.
Syarat-syarat Pelaksanaan
a.
Plesteran dilaksanakan sesuai standar spesifikasi dari bahan
yang digunakan sesuai dengan petunjuk dan persetujuan
Direksi dan Pengawas Lapangan dan persyaratan tertulis
dalam uraian dan syarat pekerjaan ini.
b.
Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan
bidang beton atau pasangan dinding batu tela telah disetujui
oleh Direksi dan Pengawas Lapangan sesuai uraian dan
VI-34
Spesifikasi Teknis
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
VI-35
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Spesifikasi Teknis
PASAL 14
PEKERJAAN SUBLANTAI/RABAT BETON
Lingkup Pekerjaan
a.
Termasuk dalam pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga
kerja, bahan-bahan, peralatan termasuk alat-alat bantu dan
alat angkut yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan
plesteran, sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang
bermutu baik.
b.
Pekerjaan sub lantai/rabat beton ini meliputi seluruh detail
yag disebutkan/ditunjukkan dalam gambar sebagai alas
lantai finishing dan untuk rabat beton finishing acian.
Persyaratan Bahan
a.
Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan
persyaratan PBI 1971 (NI-2), PVBB 1956 dan NI-8.
b.
Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih
dahulu harus diserahkan contoh-contohnya kepada Direksi
dan Pengawas Lapangan untuk disetujui.
Syarat-syarat Pelaksanaan
a.
Untuk pasangan yang langsung diatas tanah, tanah yang
akan dipasang beton cor harus dipadatkan untuk
mendapatkan permukaan yang rata dan padat sehingga
diperoleh daya dukung tanah yang maksimum. Pemadatan
dipergunakan alat timbris.
b.
Pasir urug bawah lantai yang disyaratkan harus merupakan
permukaan yang keras, bersih dan bebas alkali, asam
maupun bahan organik lainnya yang dapat mengurangi
mutu pasangan.
c.
Tebal lapisan pasir urug disyaratkan minimum 7 cm atau
sesuai dengan gambar, disiram air dan ditimbris sehingga
diperoleh kepadatan yang maksimal.
d.
Diatas pasir urug dilakukan pekerjaan beton cor/rabat beton
setebal minimum 7 cm atau sesuai dengan yang
ditunjukkan dalam gambar detail dengan campuran 1 PC :
3 Ps : 5 Kricak
PASAL 15
PEKERJAAN KERAMIK
Lingkup Pekerjaan
a.
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahanbahan, peralatan termasuk alat-alat bantu dan alat angkut
yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan plesteran,
sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik.
b.
Pekerjaan keramik ini meliputi lantai keramik, dinding
keramik dan seluruh detail yang disebutkan/ditunjuk dalam
gambar.
Persyaratan Bahan
a.
Bahan keramik :
- Jenis
: Lantai ukuran 60 x 60 cm
menggunakan Granito,
Lantai Keramik 30 x 30 cm untuk
trap
tangga
menggunakan
sekualitas (Roman, Platinum)
warna
Lantai keramik 20x20 cm untuk
Km/Wc
sekualitas
(Roman,
Platinum) warna
Dinding Keramik 20x25 cm untuk
Km/Wc
sekualitas
(Roman,
Platinum) warna
VI-36
Spesifikasi Teknis
Spesifikasi Teknis
Lingkup Pekerjaan
Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan
dalam gambar, dengan hasil yang baik dan rapi. Pekerjaan ini
meliputi :
a.
Pekerjaan Kayu Kasar meliputi
pekerjaan lainnya seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja
dan pekerjaan kayu kasar pada umumnya
b.
Pekerjaan Kayu Halus
Meja display dan meja counter
pekerjaan lainnya seperti ditunjukkan dalam Gambar
Kerja dan pekerjaan kayu halus pada umumnya.
Persyaratan Bahan
a. Jenis kayu yang dipakai :
1). Kayu besi kelas I dari jenisnya. Digunakan untuk
seluruh pekerjaan kayu terkecuali dinyatakan lain
dalam buku syarat-syarat teknis dan yang dinyatakan
dalam gambar.
2). Kayu matoa yang berkualitas baik dalam jenisnya.
Digunakan untuk pekerjaan papan bouplank dan
bekesting.
3). Kelembaban kayu disyaratkan 12%-14% sesuai
persyaratan dalam PPKI tahun 1961.
4). Dihindarkan adanya cacat-cacat kayu antara lain yang
berupa putih kayu, pecah-pecah, mata kayu, melintang
basah dan lapuk.
5). Semua kayu yang dipasang/dipakai ialah yang
disetujui oleh Direksi/ Pengawas Lapangan.
b. Alat Pengencang
Semua alat pengencang seperti paku, sekrup, baut, angkur
dan lainnya harus dari baja lapis galvanis dalam ukuran
sesuai petunjuk Gambar Kerja atau sesuai kebutuhan standar
yang berlaku.
c. Perekat
Semua lem dan perekat yang digunakan harus dari jenis
kedap air, seperti produk neoprene based/synthetic resin
based atau yang setara
Syarat-syarat Pelaksanaan
Semua proses pemotongan dan pembuatan dikerjakan
dengan mesin, kecuali untuk detail tertentu atas persetujuan
Direksi dan Pengawas Lapangan.
Semua pengikat berupa paku, baut, kawat dan lainnya harus
digalvanisasikan sesuai dengan NI-5. Tidak diperkenankan
pengerjaan ditempat pemasangan.
Pengukuran keadaan lapangan diperlukan sebelum dimulai
pekerjaan untuk mendapatkan ketetapan pemasangan
dilapangan.
Rangka kayu yang akan dipasang bahan finishing harus
diperhalus, rata dan waterpass.
Hasil akhir dari pemasangan harus rata, lurus dan tidak
melampaui toleransi kerataan 0,5 cm untuk setiap 2m2.
Pekerjaan kayu halus
1). Semua ukuran yang tertera dalam gambar adalah
VI-38
Spesifikasi Teknis
2).
3).
4).
5).
6).
7).
8).
9).
PASAL 17
PEKERJAAN KUSEN
PINTU, JENDELA DAN
VENTILASI
ALLUMINIUM
Lingkup Pekerjaan
a.
Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan
termasuk alat-alat bantu dan alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil
pekerjaan yang baik dan sempurna.
b.
Pekerjaan ini meliputi seluruh kusen pintu, kusen jendela
dan ventilasi seperti yang dinyatakan/ ditunjukkan dalam
gambar serta shop drawing dari Kontraktor.
Pengendalian Pekerjaan
Semua pekerjaan yang disebutkan dalam bab ini harus
dikerjakan menurut instruksi pabrik/produsen dan standarstandar antara lain :
a. The Alumuniunl Association (AA)
b. Architectural Alumunium Manufactures Association
(AAMA)
c. America standar for testing materials (ASTM)
Persyaratan Bahan
a.
Kusen dan Pelat Alumunium
Kusen dari bahan aluminium framing system, aluminium
extrusi sesuai SII extrusi 0695-82 atau Extrusi Standard
YKK, tidak terbuat dari bahan bekas, dari produk setara
ALEXINDO atau produk lain yang disetujui Direksi.
Aluminium
: 4 x 1,75 , tebal 18 micron
VI-39
Spesifikasi Teknis
Nilai deformasi
: diijinkan maksimal 2 mm
Warna profil
: warna coklat
1). Kadar campur
Architectural Billet 45 (AB45) atau setara dengan
karakteristik kekuatan sebagai berikut :
Ultimate Strength
:
28.000 p.s.i
Yang Strength :
22.000
p.s.i
Shear Strength :
17.000
p.s.i
2). Anoldizing
Ketebalan lapisan diseluruh permukaan aluminium adalah
18 Mikro dengan warna dark brown
Hadware (perlengkapan)
Lihat bab perlengkapan pintu
Acesories
Lihat bab perlengkapan pintu
3). Jaminan
Harus diberikan jaminan tertulis selama 5 (lima) tahun dari
type campuran (alloy) dan ketebalan anolizing
b.
Sealant
sealant sesuai dengan rekomendasi pabrik pembuatnya
digunakan untuk jendela Alumunium dan kaca yang
berhubungan langsung dengan udara luar.
c.
Joint
Baker : Polyuretchane Foam tidak menyerap air, kepadatan 65
-95 kg/m3.
d.
Neoprene
Jenis exlusion, tahan terhadap matahari oksidasi dangan
kekerasan 60 Durometer.
e.
Angkur Tanam
Bagian yang berhubungan dengan Aluminium di beri
lapisan galvanished s/d 25 micron. Bagian lain diberi
lapisan anti karat, Zincchromete, tipe Alkyd
f.
Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi uraian
syarat-syarat dan spesifikasi dari pihak pabrik pembuatnya.
g.
Konstruksi kusen alluminium mengikuti spesifikasi teknis
yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya termasuk
accessories yang akan dipergunakan.
h.
Seluruh bagian aluminium berwarna harus datang di tapak
dilengkapi dengan pelindung dan baru diperkenankan
dibuka sesudah mendapat persetujuan dari Direksi.
i.
Untuk keseragaman warna, diisyaratkan sebelum proses
fabrikasi warna profil harus diseleksi secermat mungkin.
Kemudian pada waktu fabrikasi unit-unit jendela, pintu dan
lain-lain, profil harus diseleksi lagi warnanya sehingga
dalam setiap unit didapatkan warna yang sama.
Pemotongan profil aluminium menggunakan mesin potong,
mesin punch, drill sedemikian rupa sehingga diperoleh
hasil yang telah dirangkai untuk jendela bukaan dan pintu
mempunyai toleransi ukuran tinggi dan lebar 1 mm dan
untuk diagonal 2mm.
j.
Accesories
Sekrup dari galvanized seel mutu Hotdeep kepala tertanam,
VI-40
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Spesifikasi Teknis
Spesifikasi Teknis
dipasang
Bahan Finishing
Treatment untuk permukaan kusen pintu, jendela dan ventilasi
diberi lapisan finishing dengan cat khusus untuk alluminium
sebanyak 2 kali.
PASAL 18
PEKERJAAN DAUN
PINTU, JENDELA DAN
VENTILASI
Ketentuan Umum
Sebelum pekerjaan pembuatan dan pemasangan daun pintu
dilakukan, maka :
1). Pemborong wajib mengadakan pemeriksaan pengukuran di
lapangan agar ukuran daun pintu, jendela dan ventilasi
yang akan dipasang sesuai dengan keadaan di lapangan.
2). Pemborong harus mengajukan terlebih dahulu contohcontoh bahan yang akan digunakan dan membuatkan shop
drawing dan mock-up untuk mendapatkan persetujuan dari
Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas, konsultan perencana.
3). Bahan yang cacat tidak boleh digunakan. Bahan yang harus
dipasang harus sesuai contoh yang sudah disetujui Pemberi
Tugas, Pengawas dan Perencana
Lingkup Pekerjaan
a.
Bagian ini mencakup ketentuan/syarat-syarat (pembayaran,
pengiriman, penyimpanan, pemasangan) untuk pekerja,
material, dan peralatan.
b.
Meliputi penyediaan seluruh daun pintu, jendela dan
ventilasi sesuai yang ditunjukkan dalam gambar dan
spesifikasi ini, aksesori yang diperlukan untuk pemasangan
dan kelengkapannya, penyimpanan dan perawatan, serta
pembangunannya sesuai yang telah ditunjukkan dalam
gambar.
Bagian ini menjelaskan Commercial Quality pintu-pintu
kayu untuk pintu dan bukaan-bukaan yang berhubungan
dengan pekerjaan interior. Bagian yang terkait :
Pekerjaan Pengecatan
Pekerjaan Dinding Bata/Plesteran
Pekerjaan Lantai
Pekerjaan Alat Penggantung dan Pengunci
Persyaratan Bahan
a.
Bahan rangka
Kecuali ditentukan lain dalam gambar, seluruh bahan rangka
menggunakan alluminium 4 setara Alexsindo warna coklat
dengan persyaratan sesuai dengan spesifikasi yang
dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya, dengan ukuran
disesuiakan dengan gambar rencana.
b.
Bahan panel daun pintu terdiri dari :
Panel pintu kaca dipergunakan kaca rayben tebal 5mm
dan panel pintu utama menggunakan kaca tempered
tebal 8mm.
Panel pintu double teakwood dipergunakan teakwood
tebal 4 mm, tidak cacat pada sisi luarnya.
Seluruh persyaratan kaca mengikuti persyaratan teknis
pada pasal pekerjaan kaca dalam RKS ini.
c.
Bahan panel daun jendela terdiri dari :
Jendela panel kaca dan jendela kaca mati menggunakan
kaca rayben tebal 5 mm.
VI-42
Spesifikasi Teknis
Daun ventilasi :
Dibuat dengan sistim penyambungan sesuai dengan
yang dipersyaratkan oleh pabrik pembuatnya.
Accesoris lain disesuaikan dengan kebutuhan
pelaksanaan seperti yang dipersyaratkan oleh pabrik
pembuatnya.
Untuk daun ventilasi kaca setelah dipasang harus rata
dan tidak bergelombang dan tidak melintir dan tidak
VI-43
Spesifikasi Teknis
19.1.
Pekerjaan Kaca
a.
Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat
bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan sehingga
dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan
sempurna.
b.
Pekerjaan
kaca
meliputi
seluruh
detail
yang
disebutkan/ditunjukkan dalam detail gambar.
19.2. Persyaratan Bahan
a.
Kaca adalah benda terbuat dari bahan glass yang pipih,
pada umumnya mempunyai ketebalan sama, mempunyai
sifat tembus cahaya, dapat diperoleh dari proses-proses
tarik, gilas dan pengambangan (float glass).
b.
Toleransi lebar dan panjang
Ukuran lebar dan panjang tidak boleh melampaui toleransi
seperti yang ditentukan oleh pabrik.
c.
Kesikuan
Kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus
mempunyai sudut serta tepi potongan yang rata dan lurus,
toleransi kesikuan maksimum yang diperkenankan adalah
1,5 mm per meter.
d.
Cacat-cacat
1). Cacat-cacat lembaran bening yang diperbolehkan
harus sesuai ketentuan dari pabrik.
2). Kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung
(ruang-ruang yang berisi gelembung gas yang terdapat
dalam kaca).
3). Kaca harus bebas dari keretakan (garis-garis pecah
pada kaca, baik sebagian atau seluruh tebal kaca).
4). Harus bebas dari bintik-bintik (spots), awan (cloud)
dan goresan (scratch).
5). Bebas lengkungan (lembaran kaca yang bengkok).
6). Ketebalan kaca lembaran yang digunakan tidak boleh
melampaui toleransi yang ditentukan oleh pabrik.
Untuk ketebalan 5 mm kira-kira 0,3 mm.
e.
Bahan Kaca
1). Bahan kaca harus sesuai SII 0189/78 dan PBVI 1982.
2). Bahan kaca yang dipergunakan menggunakan kaca
rayben tebal 5 mm, kaca bening tebal 5 mm dan kaca
es/buram tebal 5mm serta kaca tempered tebal 12mm.
3). Kaca harus dalam keadaan rata dan tidak
bergelombang serta dapat menahan angin 122 Kg/m2
atau sesuai persyaratan pabrik (sesuai masing-masing
penggunaan kaca-nya )
4). Penggunaan jenis dan ketebalan masing-masing kaca
sesuai dengan yang ditunjukkan dalam detail gambar
VI-44
Spesifikasi Teknis
rencana.
Semua bahan kaca sebelum dan sesudah terpasang harus
mendapat persetujuan Direksi dan Pengawas Lapangan.
g.
Sisi kaca yang tampak maupun yang tidak tampak akibat
pemotongan, harus digurinda/dihaluskan.
19.3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a.
Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk
gambar, uraian dan syarat pekerjaan dalam buku ini.
b.
Pekerjaan ini memerlukan keahlian dan ketelitian.
c.
Semua bahan yang telah terpasang harus disetujui oleh
Direksi dan Pengawas Lapangan.
d.
Bahan yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan
dan benturan, dan diberi tanda untuk mudah diketahui.
Tanda-tanda tidak boleh menggunakan kapur. Tanda-tanda
dibuat dari potongan kertas yang direkatkan dengan
menggunakan lem.
e.
Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, diharuskan
menggunakan alat-alat pemotongan kaca khusus.
f.
Pemotongan harus disesuaikan ukuran rangka, minimal 10
mm masuk kedalam alur kaca pada kosen.
g.
Pembersih akhir dari kaca harus menggunakan kain katun
yang lunak dengan menggunakan cairan pembersih kaca.
h.
Hubungan kaca dengan kaca atau kaca dengan material lain
tanpa melakukan kosen, harus diisi dengan lem silikon
warna transparan cara pemasangan dan persiapan-persiapan
pemasangan harus mengikuti petunjuk yang dikeluarkan
pabrik.
i.
Kaca harus terpasang rapi, sisi tepi harus lurus dan rata,
tidak diperkenankan retak dan pecah pada sealant/tepinya,
bebas dari segala noda dan goresan.
f.
PASAL 20
PEKERJAAN ALAT
PENGGANTUNG DAN
PENGUNCI
Lingkup Pekerjaan
a.
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahanbahan, perlengkapan daun pintu/jendela dan alat-alat bantu
lainnya untuk melaksanakan pekerjaan hingga tercapainya
hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
b.
Pemasangan alat penggantung dan pengunci dilakukan
meliputi seluruh pemasangan pada daun pintu dan jendela
serta ventilasi seperti yang ditunjukkan/ disyaratkan dalam
detail gambar.
Persyaratan Bahan
a.
Semua hardware yang digunakan harus sesuai dengan
ketentuan yang tercantum dalam buku spesifikai teknis.
Bila terjadi perubahan atau penggantian hardware akibat
dari pemilihan merk, kontraktor wajib melaporkan hal
tersebut kepada Direksi dan Pengawas Lapangan untuk
mendapatkan persetujuan.
b.
Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal.
Perlengkapan Pintu dan Jendela
a.
Perlengkapan kunci dan pegangan kunci
1). Untuk semua pintu dilengkapi dengan kunci 2x
putaran dengan kualitas baik dan handel pintu. Khusus
untuk pintu utama dipakai handle pintu yang agak
besar pada masing-masing daun pintu.
2). Untuk daun jendela kaca dipakai handle pengunci
3). Semua kunci-kunci terpasang dengan kuat pada rangka
VI-45
Spesifikasi Teknis
PASAL 21
PEKERJAAN ATAP
Spesifikasi Teknis
b.
Penutup atap
Kecuali ditentukan lain dalam gambar, penutup atap terdiri
dari :
Spesifikasi Teknis
d.
PASAL 22
PEKERJAAN LANGITLANGIT (PLAFOND)
Lingkup Pekerjaan
a.
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahanbahan, perlengkapan dan penutup atap dan alat-alat bantu
lainnya untuk melaksanakan pekerjaan hingga tercapainya
hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
b.
Pekerjaan langit-langit ini meliputi seluruh pemasangan
langit-langit (plafond) seperti yang ditunjukkan/dinyatakan
dalam detail gambar.
Persyaratan Bahan
a.
Rangka plafond
Kecuali ditentukan lain dalam gambar, rangka langitlangit/plafond terbuat dari bahan metal furing dengan
spesifikasi sesuai dengan yang dipersyaratkan oleh pabrik
pembuatnya.
Rangka plafond memakai bahan yang terdiri dari besi
HOLLOW dengan ukuran 4x4x0,75cm untuk hanger
(Main Runner White) ukuran 3x4x0,75cm untuk rangka
pembagi (Cross Tee White) yang dilapisi dengan cat
besi.
VI-48
Spesifikasi Teknis
b.
PASAL 23
PEKERJAAN BAJA
PROFIL DAN BESI PIPA
Spesifikasi Teknis
VI-50
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Spesifikasi Teknis
b.
Spesifikasi Teknis
c.
d.
PASAL 24
PEKERJAAN
PENGECATAN
Lingkup Pekerjaan
a.
Persiapan permukaan yang akan dicat, untuk pengecatan
ulang permukaan discrat/digosok lalu dibersihkan dari sisasisa kotoran.
b.
Pengecatan permukaan dengan bahan-bahan yang telah
ditentukan.
c.
Pengecatan semua permukaan dan area yang ada dalam
gambar yang tidak disebutkan secara khusus, dengan warna
dan bahan yang sesuai dengan petunjuk Perencana.
VI-52
Spesifikasi Teknis
Spesifikasi Teknis
i.
Spesifikasi Teknis
d.
Teknik Instalasi
a.
Instalasi kabel
1). Umum
Semua kabel yang digunakan untuk instalasi listrik
harus memenuhi persyaratan SII dan SPLN.
2). Splice/percabangan
Tidak diperkenankan adanya splice ataupun
sambungan dalam pipa/saluran cabang maupun feeder
utama kecuali pada outlet atau
kotak-kotak
penghubung yang dapat dicapai.
Sambungan pada kabel sirkuit cabang harus dibuat
secara mekanis dan harus teguh secara listrik dengan
cara-cara solderless connector.
Dalam penyambungan dengan sistem soldered atau
compresion harus betul-betul tertutup rapat dan tidak
boleh ada kebocoran serta dijamin tidak akan lepas
bila ada getaran.
3). Bahan isolasi
Semua bahan isolasi untuk splice, connection dan lainlain seperti karet, PVC, asbes, glass, tape sintesis,
resin, splice case compostion dan lain-lain harus dari
type yang direkomendasi/ disetujui untuk penggunaan,
lokasi, tegangan kerja, kondisi sekelilingnya dan lainlain, oleh instalasi yang berwenang (PLN), perwakilan
pemerintah setempat dan manufacture.
4). Penyambungan kabel
4* Semua penyambungan kabel harus dilakukan
dalam kotak penyambungan yang khusus
digunakan untuk itu.
5* Penyambungan
kabel
tembaga
harus
mempergunakan penyambungan-penyambungan
tembaga yang dilapisi timah putih dengan kuat.
6* Penyambungan yang berisolasi dengan pipa PVC
yang khusus untuk listrik.
7* Bila kabel dipasang tegak lurus dipermukaan yang
terbuka, maka harus dilindungi dengan pipa baja
tebal 3mm setinggi maksimal 2,5 m.
5). Saluran penghantar dalam bangunan
8* Setiap aluran kabel dalam bangunan dipergunakan
pipa GS plain conduit dengan diameter minimum
VI-55
Spesifikasi Teknis
Spesifikasi Teknis
Spesifikasi Teknis
Spesifikasi Teknis
Spesifikasi Teknis
c.
d.
Gambar-gambar
1) Pemborong wajib membuat gambar detail untuk
pelaksanaan pekerjaan (Shop Drawing). Gambar ini
harus disetujui oleh Direksi Lapangan/ Konsultan
Pengawas.
2) Gambar Kerja & Gambar detail untuk seluruh
pekerjaan harus selalu berada di lapangan setiap
waktu. Gambar tersebut dalam keadaan jelas, dapat
dibaca dan menunjukkan perubahan-perubahan
terakhir.
3) Ukuran pokok dan pembagiannya, seluruhnya telah
tercantum dalam Gambar Kerja dan detail. Ukuran
tersebut merupakan ukuran efektif/bersih, atau ukuran
dalam keadaan jadi, oleh karena itu dalam pelaksanaan
maupun
pemesanan
ukuran-ukuran
harus
diperhitungkan.
4) Pemborong diharuskan membuat Gambar Instalasi
yang sebenarnya terpasang (As Built Drawing).
Gambar ini harus disetujui oleh Direksi Lapangan/
Konsultan Pengawas, sebelum acara serah terima
pekerjaan.
5) Gambar as built setelah terlaksana harus segera di
produksi, jadi proyek selesai 3 hari kemudian gambar
as built sudah harus diterima.
Pekerjaan Pelaksanaan
1). Semua pekerjaan harus dilaksanakan dengan baik
oleh tenaga-tenaga ahli dan terampil. Untuk
pelaksanaan khusus, Pemborong harus memberikan
surat pernyataan yang membuktikan bahwa
pelaksananya memang mempunyai pengalaman dan
kecakapan sesuai dengan yang disyaratkan.
2). Sebelum
melaksanakan
Pekerjaan
Instalasi,
Pemborong diwajibkan memastikan lintasan dan posisi
dari Instalasi Listrik, Ground Sistim, Air dan Sanitari
yang ada hubungannya dengan Pekerjaan Mekanikal
ini, dalam bentuk shop-drawing.
3). Jika didalam pelaksanaan pekerjaan ada salah satu
bagian Instalasi yang sukar dilaksanakan, Pemborong
VI-60
Spesifikasi Teknis
Spesifikasi Teknis
10)
26.3.
Spesifikasi Teknis
6)
7)
8)
26.4.
Spesifikasi Teknis
2)
3)
4)
5)
Spesifikasi Teknis
3)
4)
5)
6)
26.6.
Spesifikasi Teknis
27.1. Umum
Pekerjaan ini meliputi seluruh pengadaan dan pemasangan
bahan pelapis kedap air untuk plat dak, lantai kamar mandi,
tempat wudhlu dan talang bangunan dan sebagaimana dijelaskan
dalam gambar-gambar.
27.2. Pengendalian Pekerjaan
Sesuai rekomendasi pabrik dan petunjuk ahli water proofing
27.3. Bahan-Bahan
Pelapis kedap air untuk pelat atap seperti tertera pada gambar
terdiri dari bahan rubber bitumen water proofing coating yang
sangat elastif, berupa Sikaproof 400 SBS atau water proofing
setara merk MEYNADIER.
Pelapis kedap air ini tidak boleh pecah-pecah atau berubah
bentuk oleh pengaruh sinar matahari.
Lapisan kedap air harus dapat ditembusi uap air dari beton tanpa
terjadi gelembung-gelembung udara yang dapat merusak lapisan
kedap air itu sendeiri, lapisan ini juga harus dapat menolak
sebagian besar panas yang didapat dari sinar matahari.
27.4. Contoh Bahan
Penyedia Jasa harus mengajukan contoh dari bahan yang akan
dipakai untuk mendapatkan persetujuan konsultan pengawas
adalah : Sikaprof 400 SBS atau water proofing setara merk
MEYNADIER atau yang setara.
VI-66
Spesifikasi Teknis
27.5. Pemasangan
Sebelum pemasangan, penyedia jasa harus memeriksa seluruh
keadaan permukaan yang akan dikenakan bahan ini dan harus
memperbaiki kondisi permukaan yang dianggap dapat merusak
lapisan kedap air.
Permukaan beton yang akan diberi lapisan kedap air harus
bersih, dan kering. Cara pemasangan sesuai buku petunjuk /
brosur bahan serta dilaksanakan dengan baik.
Overlapping pemasangan water proving harus mengikuti petujuk
pabrik
27.6. Jaminan
Sistim pelapis kedap air yang dipilih harus dapat memberikan
jaminan dari produsen/pabrik pembuat terhadap mutu bahan dan
pelaksanaanya selama minimal 15 tahun.
Sertifikat jaminan terhadap kemungkinan kebocoran harus
diberikan oleh penyedia jasa kepada konsultas pengawas,
sebelum bahan tersebut digunakan.
PASAL 28
PEKERJAAN
PEMBUANGAN AIR
HUJAN
Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk pekerjaan ini adalah saluran air hujan
disekeliling bangunan dan saluran pemutusan yang
menghubungkan air limpahan dari halaman/bangunan ke saluran
yang sudah ada sebelumnya dilokasi pekerjaan.
Pemborong harus mengatur drainage induk, sehingga air hujan
selama dan sesudah pekerjaan berjalan dengan baik dan lancar
Pengerjaan
a.
Konstruksi saluran pembuangan air hujan harus sesuai
dengan gambar rencana.
b.
Sebelum
memulai
pekerjaan,
Kontraktor
harus
menyerahkan shop drawing kepada Pengawas. Shop
drawing tersebut harus memperlihatkan dengan lengkap
ukuran dimensi lokasi, elevasi, kemiringan dari saluran
dan bak-bak kontrol, gambar-gambar tersebut harus dibuat
dalam skala yang cukup besar sehingga memudahkan
pemeriksaan dan pelaksanaan.
c.
Galian tanah
1). Dinding galian tanah dibuat dengan kemiringan yang
cukup, disesuaikan dengan keadaan/kondisi.
2). Setempat, dalam hubungan untuk menghindarkan
keruntuhan, terutama waktu musim hujan.
3). Ukuran dan kedalaman galian dengan pengarahan
Pengawas, jika ada perubahan.
d.
Saluran dibuat miring dengan gradasi kemiringan yang
konstan sepanjang saluran sesuai dengan yang tertera pada
gambar.
e.
Saluran terbuat dari buis beton U diameter 50 cm dengan
pasangan batu bata dengan campuran 1 pc : 4 ps diberi
finishing plestaran 1 pc : 4 ps.
f.
Kemiringan harus menjamin air hujan mengalir dan
kemiringan yang terdapat pada gambar rencana harus
disesuaikan dengan ketinggian yang nyata pada kondisi
setempat.
g.
Saluran-saluran yang melintas perkerasan jalan harus
dipersiapkan terlebih dahulu.
VI-67
Spesifikasi Teknis
PASAL 29
PEKERJAAN INSTALASI
PENANGKAL PETIR
Umum
Yang dimaksud dengan sistim penangkal petir dalam persyaratan
ini adalah semua usaha perlindungan bangunan dan seluruh
bagian-bagian dari bencana akibat petir.
Termasuk dalam usaha ini adalah pengadaan/ penyediaan dan
pemasangan sistim penangkal petir dalam hal ini batang
penerima, konduktor, pemegang elektroda, elektroda pentanahan
dan peralatan lainnya yang sehubungan dengannya.
Penangkal petir digunakan sistem konvensional dan
dilaksanakan sesuai gambar dengan catatan sampai mendapatkan
persetujuan dari instalasi terkait.
Pemasangan
Cara pemasangan harus sesuai dengan petunjuk-petunjuk dari
gambar kerja, penilaian baik pekerjaan jaringan sistim penangkal
petir ditentukan berdasarkan pemeriksaan dan pengujian Direksi
dan Pengawas Lapangan.
Penerima
a.
Sistim penerima berupa sistim konvensional (faraday) dari
jenis tembaga.
b.
Batang penerima harus dipasang pada ujung batang
peninggi yang kuat, dimana batang penerima harus dapat
dilepaskan dari batang peninggi bila diperlukan guna
pemeriksaan.
c.
Penerima harus disangga oleh pipa galvanished yang cukup
kuat dan dapat didirikan dengan kokoh dan tegak lurus
rata-rata air pada ketinggian minimum 0,75 m diatas bagian
tertinggi bangunan.
d.
Pemasangan batang penerima diusahakan sedapat mungkin
pada titik tengah dari daerah yang dilindungi.
Batang Peninggi
Batang peninggi harus dibuat dari pipa galvanished atau dari
batang besi sesuai dengan yang ditunjukan dalam gabar dan
finished agar tahan karat.
Pemegang Konduktor
a.
Jarak antara pemegang konduktor maksimum 1 meter.
b.
Pemegang konduktor harus diikat pada bagian bangunan
dengan kokoh.
c.
Dari bahan yang tidak menimbulkan kerugian, keran
kontak bahan yang berlainan.
d.
Pemegang konduktor harus terbuat dari bahan yang sama
dengan konduktor untuk mencegah terjadinya elektrolisa
jika kena air.
Lintasan Konduktor
a.
Radius pembelokan konduktor harus lebih besar dari 20
cm.
b.
Sudut pembelokan paling kecil adalah 90.
c.
Lintasan konduktor hanya pada arah horizontal dan vertikal
saja.
Konduktor
Konduktor atau penghantar haruslah dari tembaga telanjang
dengan luas penampang minimum 50 mm.
Sambungan-sambungan
a.
Sambungan yang diperlukan harus menjamin kontak yang
baik dan tidak mudah terlepas.
VI-68
Spesifikasi Teknis
b.
Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk dalam pekerjaan pengkondisian udara pada
tempat-tempat seperti tertera pada gambar-gambar rencana,
pemborong pekerjaan instalasi ini melaksanakan pengadaan,
pemasangan serta menyerahkan dalam keadaan jalan dengan
baik.
a Semua refrigerant piping untuk refrigerant R-11, R-12, R502 dan sebagainya harus terbuat dari cpper tipe K atau
equivalent yang dapat disetujui oleh direksi.
b Semua conection, fitting, valves, dan sebagainya pada
refrigerant piping dengan diameter sampai 1, dilaksanakan
dengan flare fittings / silver soldering.
c Sedangkan connections, fitting dan valve dan sebagainya
pada refrigerant piping dengan diameter lebih besar dari
hanya dilaksanakan dengan silver soldering.
d Semua fittings seperti elbow, tees, ys fan sebagainya yang
dipasang harus asli standart dan dengan kwalitas yang
terbaik. Semua refrigerant piping yang dibeli untuk dipakai
harus dehydrated dan dalam sealed condition untuk
diameter yang lebih besar dari 1,5 .
e Sizing dari refrigerant piping, harus sesuai dengan
ketentuan-ketentuan yang diuraikan di guide yang
diterbitkan oleh ASHRAE.
f Untuk refrigerant piping yang dipergunakan harus sesuai
juga dengan petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh
supplier dari peralatan, demikian juga mengenai max
friction losser dalam piping system.
g Suction piping harus diisolir dengan armaflex hingga betulbetul kedap uap air.
h Untuk refrigerant piping yang ada diluar bangunan/ditanam
didalam tanah perlu dilindungi terhadap mechanical
damage.
Electrical System untuk Instalasi AC
a Pekerjaan listrik yang termasuk perkerjaan instalasi AC ini
adalah seluruh system listrik secara lengkap dan pada garis
besarnya sesuai dengan gambar electrical wiring system,
VI-69
Spesifikasi Teknis
termasuk juga panel-panel, wiring dari panel ke peralatanperalatan AC pengaman dan lain-lain, hingga seluruh
system AC dapat running dengan baik.
b Di tempat-tempat diperlukan power outlet untuk instalasi
AC disediakan oleh pemborong instalasi listrik. Selanjutnya
untuk electrical system instalasi AC harus memenuhi
syarat-syarat serta ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
Semua perkerjaan listrik yang dilaksanakan harus
memenuhi peraturan PUIL dan persyaratan-persyaratan
lainnya yang di tentukan oleh PLN serta instruksi dari
pabrik yang membuat peralatan yang digunakan.
Komponen-komponen listrik untuk panel AC dan lainlain harus buatan siemens, AEG atau sejenis yang dapat
disetujui direksi.
Panel AC harus dibuat dari metal, tebal 1,6 mm model
tertanam sebagian didalam tembok dilengkapi dengan
kunci yale atau setaraf, serta dengan pilot lamp onoff panel-panel ini harus di meni dan di duco 2 kali
warna finishing ditentukan direksi
Tiap-tiap panel harus grounded, tahanan pentanahan
harus lebih kecil dari 5 ohm, diukur setelah minimum
tidak hujan 2 hari.
Wiring untuk instalasi listrik dan control harus
dipasang di conduits.
Tegangan listrik yang tersedia adalah 220/380 V 50
cycle.
Wiring diagram hendaknya disesuaikan dengan
kebutuhan peralatan-peralatan instalasi AC yang
dipergunakan, karena kemungkinan power yang
diperlukan berbeda.
Kabel yang dipasang didalam tanah, jenis NYFGBY
harus dipasang sekurang-kurangnya sedalam 75 cm
dengan pasir sebagai alas pelindung sebelum diurug
kembali, route kabel perlu diberi tanda.
Untuk kabel yang menyeberangi jalan, selokan atau
instalasi lainnya harus dilindungi dengan pipa galvanis.
Di tiap tarikan kabel tidak boleh ada sambungan.
Hubungan kabel pada terminal harus menggunakan
kabel schoen, untuk diameter 25 mm keatas memasang
kabel schoen pada kabel harus menggunakan timah
patri, untuk ukuran yang lebih kecil boleh dengan press
tangan atau hydraulis.
Testing, Balancing, Adjusting dan Measuring
a untuk dinilai dan untuk dapat mendapatkan persetujuan
direksi, instalasi AC ini setelah selesai seluruhnya perlu
dicoba dan diuji.
b Bagian-bagian dan peralatan tertentu diuji dan dilakukan
pengukuran-pengukuran untuk dapat mengetahui apakah
telah memenuhi syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang
ada.
c Suara-suara yang ditimbulkan oleh peralatan-peralatan atau
bagian-bagian dari instalasi AC ini perlu diukur.
d Selanjutnya perlu dilakukan pengukuran-pengukuran udara
serta pengaturan pembagian udara sesuai dengan yang
VI-70
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Spesifikasi Teknis
direncanakan.
Setelah selesai disampaikan kepada direksi laporan dalam
rangkap 3 yang memuat antara lain jumlah udara untuk
setiap fan, jumlah udara yang diatur untuk setiap supply
diffusers, return dan exhaust grilles, serta data-data teknis
lainnya.
f Sebelum dilakukan percobaan, pengujian dan pengukuran
lain-lain, perlu terlebih dahulu dirundingkan dengan direksi
mengenai cara-cara, prosedure, metode fan lain-lain yang
akan dipakai dalam melakukan pekerjaan-pekerjaan
tersebut diatas.
g Untuk pekerjaan testing, balancing, adjusting dan
measuring seluruh kebutuhan peralatan-peralatan serta
tenaga-tenaga ahlinya harus disediakan oleh pemborong
instalasi AC.
Syarat-syarat Pelaksanaan Umum
a Sebelum pelaksanaan pemesanan dan pengadaan peralatanperalatan, peralatan pembantu dan bahan-bahan dan lainlain yang diperlukan untuk instalasi AC, pemborong harus
mengajukan terlebih dahulu kepada direksi daftar dimana
tercantum data-data teknis, pabrik yang membuat dan lainlain dari barang-barang tersebut diatas, untuk mendapatkan
persetujuannya.
b Sebelum dapat mulai dengan pekerjaan pelaksanaan
instalasi ini, pemborong harus membuat dahulu gambargambar kerja dan diajukan kepada direksi untuk
mendapatkan persetujuannya. Dalam membuat gambar
kerja ini, pemborong instalasi hendaknya bekerjasama
dengan pemborong-pemborong instalasi listrik dan
bangunan.
c Pemasangan peralatan dan peralatan pembantu, accessories
dan lain-lain harus memenuhi ketentuan-ketentuan yang
diberikan pabrik.
d Pemborong instalasi AC hendaknya dalam pelaksanaan
pekerjaan ini, bekerja sama dengan pemborong-pemborong
bidang lainnya agar seluruh pekerjaan dapat berjalan
dengan lancar sesuai dengan waktu yang ditetapkan.
Koordinasi yang baik perlu untuk mencegah agar jenis
pekerjaan yang satu tidak menghalangi jenis pekerjaan
yang lain.
e Pemborong harus membuat gambar revisi dan pada
penyerahan pertama menyerahkannya pada direksi dalam
rangkap 3. Gambar-gambar revisi ini harus dilengkapi
dengan gambar-gambar detail, dokumentasi dari semua
peralatan yang dipergunakan berikut instalation operating
dan maintenance instruction, semua dalam rangkap 3.
f Masa pemeliharaan pekerjaan instalasi ini ini adalah 3
(tiga) bulan terhitung saat penyerahan pertama, selama ini
pemborong diwajibkan memberikan service cuma-cuma
untuk seluruh sistem sekali sebulan.
g Jangka waktu garansi dari peralatan-peralatan yang
dipergunakan harus minimal satu tahun, terhitung dari
penyerahan pertama.
h Pemborong diwajibkan untuk mendidik petugas-petugas
dari owner hingga mengenali betul seluruh instalasi dengan
baik dan dapat menjalankan dengan baik seluruh system
e
VI-71
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Spesifikasi Teknis
i
PASAL 31
PEKERJAAN INSTALASI
TELEPON
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan sistem telepon meliputi pengadaan instalasi telepon
dan di dalam bangunan, termasuk penyambungan line telepon
dari Telkom sebanyak 3 (tiga) line yang akan digunakan sebagai
line telepon.
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini mencakup penyediaan dan pemasangan :
a) Pengadaan, pemasangan, instalasi telepon sebanyak 3 line
di dalam bangunan.
b) Pengadaan instalasi tidak termasuk pengadaan Unit Handset
telepon dan Fax (disediakan oleh owner) kecuali dari pihak
Telkom sudah menyediakan unit Handset telepon pada saat
berlangganan telepon.
c) Pengadaan dan pemasangan instalasi in-door dari junction
box PT. Telkom ke outlet telepon.
d) Pekerjaan-pekerjaan lainnya yang menunjang pekerjaan
tersebut diatas dan lain-lain pekerjaan penunjang agar
sistem telepon dapat bekerja dengan baik dan benar yang
disetujui Konsultan Perencana.
e) Melaksanakan pengujian dan commisioning untuk seluruh
sistem telepon dan seluruh peralatan yang terpasang.
f) Mengadakan training bagi Personal yang akan
menggunakan/ mengoperasikan sistem telepon tersebut.
Persyaratan Bahan
a. Kabel Instalasi Telepon
1) Kabel instalasi telepon dari terminal box extension
sebagaimana tertera pada gambar menggunakan kabel
jenis ITC 2 x 2 pairs x 0,6 mm (indoor telephone
cable).
2) Instalasi kabel primer dari TB harus memakai pelindung
pipa PVC kelas D dengan ukuran yang sesuai,
sedangkan dari terminal box extension ditarik melalui
pelindung pipa kelas D sesuai dalam gambar rancangan.
3) Untuk kabel instalasi telepon yang berada diluar gedung
harus memakai kabel tanah atau menurut standart PT
Telkom, dari jenis yang sesuai tercantum dalam gambar,
yaitu outdoor jelly armored telephone cable dengan
ukuran 0,6 mm.
4) Pipa instalasi pelindung kabel tanah tersebut harus
memakai pipa PVC kelas AW dengan ukuran yang
sesuai.
5) Pada perlintasan/crossing dengan jalan atau melewati
tempat perkerasan, maka kabel tersebut harus dilidungi
memakai pipa baja galvanis dengan ukuran yang sesuai
dengan yang tercantum pada gambar.
b. Perencanaan Pelaksanaan
1) Gambar Kerja
Pemborong harus menyerahkan gambar-gambar kerja
(shop drawings) untuk disetujui Konsultan Pengawas.
Gambar kerja (shop drawing) harus diserahkan kepada
VI-72
Spesifikasi Teknis
2)
3)
4)
5)
6)
7)
Spesifikasi Teknis
Spesifikasi Teknis
32.1.
Lingkup Pekerjaan
Seperti tertera dalam gambar-gambar rencana dan spesifikasi
yang telah disebutkan dalam RKS maupun BQ, Penyedia Jasa
Konstruksi harus melakukan pengadaan, instalasi kabel jaringan,
dan perangkat jaringan dan menyerahkannya semua sistem
dalam keadaan baik dan siap untuk dipergunakan.
32.2. Tahap Pelaksanaan
a.
Instalasi Kabel UTP Cat. 5
Local Area Network/UTP Category 5 (Cat 5)
Lingkup Pekerjaan meliputi :
1) Pembuatan jalur kabel di lantai, dinding dan Plafon dan
pemasangan konektor Kabel (RJ45). Ketentuan jalur
kabel di dinding dan di lantai adalah lebar 5 cm dan
kedalaman 3cm. Jalur kabel di tutup dengan material
yang portabel atau dapat dibuka dan ditutup untuk
memudahkan proses perbaikan dan penambahan kabel
baru.
2) Pemasangan
socket
RJ45
dinding
untuk
menghubungkan kabel koneksi dari satu hub/switch ke
hub/switch lain dan dari hub/switch ke wireless access
point.
3) Penarikan dan Pengaturan kabel UTP untuk horizontal
floor di tiap lantai serta penarikan kabel untuk
menghubungkan masing-masing lantai, lengkap dengan
patch panel
Kabel Unshielded Twisted Pair 4 Pair
- Kategori 5 :
- Mutual capacitance @ 1 KHz : max 14 nF/1000
FT.
- DC resistance (ohm/100 ft) : max. 28.6.
- Characteristic impedance (ohm) @ 1 to 25 MHz) :
100 15%.
- Dapat mendukung high speed transmission
sampai dengan 100 MBPs.
- Kabel UTP katagory 5 ini juga dapat mendukung
voice, data dan service gedung (16 MBPs token
ring, 10 MBPs Ehternet, 100 MBPs CDDI) pada
setiap titik.
4) Instalasi RJ-45 pada kabel, under floor duct face plate
dan RJ-45 konektor/outlet pada dinding.
5) Pengaturan kabel untuk mempermudah proses
penggantian kabel dan memaksimalkan penggunaan
jalur kabel dan meminimalisir hambatan atau impedansi
jaringan. Hal tersebut juga untuk memudahkan
pengaturan kabel untuk pengembangan jaringan kabel.
6) Konduit
Konduit harus diklem ke struktur shaft dengan sadle
klem. Jenis conduit yang biasa dipakai adalah PVC
hight impact conduit dengan diameter dalam minimal 1
x diameter kabel (Reference : Ega, Gilflex).
VI-75
Spesifikasi Teknis
c.
d.
VI-76
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Spesifikasi Teknis
f.
PASAL 33
PEKERJAAN INSTALASI
SOUND SYSTEM
33.1.
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan instalasi sistem tata suara pada proyek ini, meliputi
pengadaan bahan, peralatan, pemasangan, pengujian-pengujian
dan perbaikan-perbaikan selama masa pemeliharaan, sehingga
untuk sistem tata suara dapat berfungsi dengan baik, sesuai yang
dikehendaki pekerjaan tersebut terdiri dari :
a.
Pengadaan, pemasangan dan penyambungan peralatan
utama sesuai dengan gambar rencana yang meliputi :
AM/FM Radio Tunner
Power mixer
Power Amplifier
DVD player dan recorder
Microphone dan penyangga
Rack dan accessories lainnya (Blower Fan Unit).
b.
Pengadaan, pemasangan dan penyambungan wall speaker
sesuai gambar rencana.
c.
Pengadaan, pemasangan dan penyambungan berbagai
Continous Volume Control.
d.
Pengadaan, pemasangan dan penyambungan berbagai jenis
dan ukuran kabel dari peralatan utama sampai dengan
speaker sesuai dengan gambar rencana.
e.
Pekerjaan penunjang lainnya yang diperlukan, meskipun
tidak tercantum dalam spesifikasi teknis dan gambar
rencana, agar sistem dapat bekerja dengan baik.
33.2. Cara Kerja Sistem Tata Suara
VI-77
Spesifikasi Teknis
a.
b.
Spesifikasi Teknis
33.3.
Cara Instalasi
a.
Peralatan Utama
Semua peralatan utama dari sistem tata suara harus
dipasang dalam rak peralatan yang ditempatkan diruang
kontrol, secara rapi dan beraturan sehingga peralatan bisa
berfungsi dengan baik.
b.
Instalasi Kabel
Semua kabel yang ditarik harus dimasukkan ke dalam pipa
uPVC dan dipasang sejajar dan harus dihindari/dijaga
jaraknya terhadap instalasi dari arus kuat.
Kabel catu untuk setiap loudspeaker mempergunakan
NYMHY 3 x 1,5 mm (min.) atau setara dan diberi
pelindung uPVC conduit, setiap kabel catu yang menuju
loudspeaker harus dikeluarkan lewat tee doos.
Pipa-pipa uPVC yang ditarik harus diklem serta diberi
penguat/pendukung yang kuat dan ditarik secara rapi.
Semua kabel yang akan dipasang harus disambung sesuai
dengan warna atau namanya masing-masing dan diadakan
pengetesan mutu kabel sebelum pemasangan.
Pipa uPVC yang dipakai type high impact. Semua
penyambungan kabel harus dilakukan dalam kontakkontak penyambung yang dibuat khusus untuk keperluan
itu.
c.
Instalasi Loudspeaker
Pemasangan wall mounted loudspeaker dan harus
disesuaikan dengan keadaan ruangan dan dipasang serapi
mungkin.Pemasangan dan peletakkan attenuator harus
disesuaikan dengan tata letak dan tata guna ruangan dan
dipasang pada samping sisi dalam pintu masuk.
Pengkawatan yang menuju attenuator ini harus ditanam dan
dimasukkan ke dalam pipa uPVC conduit dengan diameter
minimal 19 mm, demikian juga untuk loudspeaker yang
wall mounted.
Semua loudspeaker dan attenuator beserta perlengkapannya
harus dipasang dengan cara yang telah disetujui Konsultan
Pengawas .
d.
Instalasi kotak sambung sistem tata suara
Kotak sambung harus terbuat dari pelat baja dengan tebal
minimum 1,2 mm, dan dielectroplating galvanized anti
karat.
Tinggi pemasangan dari lantai 2,5 m dan dipasang
sebagaimana pada gambar perancangan. Pemborong harus
menyediakan semua peralatan tambahan yang harus
dipasang di dalam beton/tembok atau pekerjaan
pemasangan lainnya ditempat-tempat yang telah
ditentukan.
33.4. Pengetesan
a. Pada waktu yang disesuaikannya pemasangan dari seluruh
perlengkapan instalasi tata suara harus dalam kondisi baik
dan bebas cacat. Bagian-bagian yang rusak harus diganti
oleh Pemborong atas biaya Pemborong.
b. Mengadakan perbaikan lain terhadap kerusakan-kerusakan
yang diakibatkan kecerobohan para pekerja.
c. Pengetesan dan pemeriksaan instalasi sistem tata suara
yang terpasang.
d. Setelah terpasang sistem yang baik, pengkabelan yang telah
VI-79
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Spesifikasi Teknis
33.5.
PASAL 34
Spesifikasi Teknis
PEKERJAAN LANSEKAP
Spesifikasi Teknis
Spesifikasi Teknis
VI-83
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Spesifikasi Teknis
B.
PENUTUP
PASAL 35
PENUTUP
35.1.
35.2.
35.3.
35.4.
Meskipun dalam bestek ini pada uraian pekerjaan dan uraian bahanbahan tidak dinyatakan, tetapi disebutkan dalam penjelasan pekerjaan
(aanwijzing) mengenai suatu bagian pekerjaan yang termasuk harus
dikerjakan oleh pemborong/kontraktor, maka bagian tersebut dianggap
ada dan dimuat dalam bestek ini.
Pekerjaan yang nyata-nyata menjadi bagian dari pelaksanaan
pekerjaan ini, tetapi tidak diuraikan atau tidak dibuat dalam bestek ini,
tetap diselenggarakan dan diselesaikan oleh Pemborong/Kontraktor.
Setiap melalui pekerjaan Pemborong/Kontraktor, harus ijin tertulis
serta membuat gambar penjelasan (shop drawing) dan berikut target
volume pekerjaan yang dilaksanakan.
Pemborong/kontraktor diharuskan membuat gambar sesuai
pelaksanaan (As-built Drawing) yang harus mendapat persetujuan dan
pengesahan dari Konsultan Pengawas dan Pengendali kegiatan.
VI-84
Rencana Kerja dan Syarat-syarat