Anda di halaman 1dari 17

METODE PENELITIAN SEJARAH

(METODE SEJARAH)
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

I. PENDAHULUAN

Metode penelitian sejarah adalah metode atau cara yang digunakan

sebagai pedoman dalam melakukan penelitian peristiwa sejarah dan

permasalahannya. Dengan kata lain, metode penelitian sejarah adalah

instrumen untuk merekonstruksi peristiwa sejarah (history as past actuality)

menjadi sejarah sebagai kisah (history as written). Dalam ruang lingkup Ilmu

Sejarah, metode penelitian itu disebut metode sejarah.

Metode sejarah digunakan sebagai metode penelitian, pada prinsipnya

bertujuan untuk menjawab enam pertanyaan (5 W dan 1 H) yang merupakan

elemen dasar penulisan sejarah, yaitu what (apa), when (kapan), where

(dimana), who (siapa), why (mengapa), dan how (bagaimana). Pertanyaan-

pertanyaan itu konkretnya adalah: Apa (peristiwa apa) yang terjadi? Kapan

terjadinya? Di mana terjadinya? Siapa yang terlibat dalam peristiwa itu?

Mengapa peristiwa itu terjadi? Bagaimana proses terjadinya peristiwa itu?

Materi penyuluhan dalam "Workshop Penelitian dan Pengembangan Kebudayaan;


Penulisan Karya Ilmiah dan Perekaman Data" tanggal 12-14 Februari 2008 yang
diselenggarakan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Kebudayaan, Badan Pengembangan
Sumber Daya Kebudayaan dan Pariwisata, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, kerjasama
dengan Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung.

1
Dalam proses penulisan sejarah sebagai kisah, pertanyaan-pertanyaan

dasar itu dikembangkan sesuai dengan permasalahan yang perlu diungkap dan

dibahas. Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itulah yang harus menjadi

sasaran penelitian sejarah, karena penulisan sejarah dituntut untuk

menghasilkan eksplanasi (kejelasan) mengenai signifikansi (arti penting) dan

makna peristiwa.

2
II. PROSES PENELITIAN SEJARAH

2.1 Pemilihan Topik Penelitian

Suatu penelitian ilmiah tentu berawal dari pemilihan topik yang akan

diteliti. Dalam bidang sejarah, topik penelitian harus memenuhi beberapa

persyaratan.

a) Topik itu harus menarik (interesting topic), dalam arti menarik sebagai

obyek penelitian. Dalam hal ini termasuk adanya keunikan (uniqueness

topic).

b) Substansi masalah dalam topik harus memiliki arti penting (significant

topic), baik bagi ilmu pengetahuan maupun bagi kegunaan tertentu.

c) Masalah yang tercakup dalam topik memungkinkan untuk diteliti

(manageable topic). Persyaratan ini berkaitan dengan sumber, yaitu

sumber-sumbernya dapat diperoleh.

Meskipun topik sangat menarik dan memiliki arti penting, namun bila

sumber-sumbernya, khususnya sumber utama tidak diperoleh, masalah dalam

topik tidak akan dapat diteliti. Oleh karena itu calon peneliti harus memiliki

wawasan luas mengenai sumber, khususnya sumber tertulis.

2.2 Studi Pendahuluan

Setelah topik penelitian ditentukan, segera lakukan studi pendahuluan.

Cari sumber-sumber acuan utama, yaitu sumber-sumber yang diduga memuat

3
data atau informasi yang relevan dengan topik penelitian. Dengan menelaah

sumber-sumber acuan utama secara efektif, peneliti akan dapat memahami

ruang lingkung penelitian, baik ruang lingkup masalah maupun ruang lingkup

temporal (waktu) dan spasial (tempat/wilayah) obyek penelitian.

Ruang lingkup penelitian itu kemudian dituangkan dalam rencana

kerangka tulisan (laporan penelitian). Sementara itu, telaah pula

bibliografi/daftar pustaka pada setiap sumber acuan utama yang berupa buku

ilmiah. Hal itu dimaksudkan untuk mendapat tambahan informasi sumber-

sumber yang diduga memuat data tentang masalah yang akan diteliti. Catat

identitas sumber-sumber itu menjadi bibliografi kerja.

2.3 Implementasi Penelitian

Penelitian sejarah yang pada dasarnya adalah penelitian terhadap

sumber-sumber sejarah, merupakan implementasi dari tahapan kegiatan yang

tercakup dalam metode sejarah, yaitu heuristik, kritik, interpretasi, dan

historiografi. Tahapan kegiatan yang disebut terakhir sebenarnya bukan

kegiatan penelitian, melainkan kegiatan penulisan sejarah (penulisan hasil

penelitian).

2.3.1 Heuristik

Heuristik adalah kegiatan mencari dan menemukan sumber yang

diperlukan. Berhasil-tidaknya pencarian sumber, pada dasarnya tergantung dari

wawasan peneliti mengenai sumber yang diperlukan dan keterampilan teknis

4
penelusuran sumber. Berdasarkan bentuk penyajiannya, sumber-sumber sejarah

terdiri atas arsip, dokumen, buku, majalah/jurnal, surat kabar, dan lain-lain.

Berdasarkan sifatnya, sumber sejarah terdiri atas sumber primer dan sumber

sekunder. Sumber primer adalah sumber yang waktu pembuatannya tidak jauh

dari waktu peristiwa terjadi. Sumber sekunder adalah sumber yang waktu

pembuatannya jauh dari waktu terjadinya peristiwa. Peneliti harus mengetahui

benar, mana sumber primer dan mana sumber sekunder. Dalam pencarian

sumber sejarah, sumber primer harus ditemukan, karena penulisan sejarah

ilmiah tidak ukup hanya menggunakan sumber sekunder.

Agar pencarian sumber berlangsung secara efektif, dua unsur

penunjang heuristik harus diperhatikan.

a) Pencarian sumber harus berpedoman pada bibliografi kerja dan kerangka

tulisan. Dengan memperhatikan permasalahan-permasalahan yang tersirat

dalam kerangka tulisan (bab dan subbab), peneliti akan mengetahui sumber-

sumber yang belum ditemukan.

b) Dalam mencari sumber di perpustakaan, peneliti wajib memahami sistem

katalog perpustakaan yang bersangkutan.

2.3.2 Kritik Sumber

Sumber untuk penulisan sejarah ilmiah bukan sembarang sumber, tetapi

sumber-sumber itu terlebih dahulu harus dinilai melalui kritik ekstern dan

kritik intern. Kritik ekstern menilai, apakah sumber itu benar-benar sumber

yang diperlukan? Apakah sumber itu asli, turunan, atau palsu? Dengan kata

5
lain, kritik ekstern menilai keakuratan sumber. Kritik intern menilai kredibilitas

data dalam sumber.

Tujuan utama kritik sumber adalah untuk menyeleksi data, sehingga

diperoleh fakta. Setiap data sebaiknya dicatat dalam lembaran lepas (sistem

kartu), agar memudahkan pengklasifikasiannya berdasarkan kerangka tulisan.

2.3.3 Interpretasi

Setelah fakta untuk mengungkap dan membahas masalah yang diteliti

cukup memadai, kemudian dilakukan interpretasi, yaitu penafsiran akan makna

fakta dan hubungan antara satu fakta dengan fakta lain. Penafsiran atas fakta

harus dilandasi oleh sikap obyektif. Kalaupun dalam hal tertentu bersikap

subyektif, harus subyektif rasional, jangan subyektif emosional. Rekonstruksi

peristiwa sejarah harus menghasilkan sejarah yang benar atau mendekati

kebenaran.

2.3.4 Historiografi

Kegiatan terakhir dari penelitian sejarah (metode sejarah) adalah

merangkaikan fakta berikut maknanya secara kronologis/diakronis dan

sistematis, menjadi tulisan sejarah sebagai kisah. Kedua sifat uraian itu harus

benar-benar tampak, karena kedua hal itu merupakan bagian dari ciri karya

sejarah ilmiah, sekaligus ciri sejarah sebagai ilmu.

6
Selain kedua hal tersebut, penulisan sejarah, khususnya sejarah yang

bersifat ilmiah, juga harus memperhatikan kaidah-kaidah penulisan karya

ilmiah umumnya.

a) Bahasa yang digunakan harus bahasa yang baik dan benar menurut kaidah

bahasa yang bersangkutan. Kaya ilmiah dituntut untuk menggunakan

kalimat efektif.

b) Merperhatikan konsistensi, antara lain dalam penempatan tanda baca,

penggunaan istilah, dan penujukan sumber.

c) Istilah dan kata-kata tertentu harus digunakan sesuai dengan konteks

permasalahannya.

d) Format penulisan harus sesuai dengan kaidah atau pedoman yang berlaku,

termasuk format penulisan bibliografi/daftar pustaka/daftar sumber.

Kaidah-kaidah tersebut harus benar-benar dipahami dan diterapkan,

karena kualitas karya ilmiah bukan hanya terletak pada masalah yang dibahas,

tetapi ditunjukkan pula oleh format penyajiannya.

7
III. PENUTUP

Penelitian sejarah harus dilandasi atau berpedoman pada kaidah-kaidah

metode sejarah. Jika tidak, penelitian itu hanya akan menghasilkan tulisan

sejarah semi ilmiah atau bahkan sejarah populer. Oleh karena itu calon peneliti

sejarah harus memahami kaidah-kaidah metode sejarah dan mampu

mengimplementasikannya, agar penelitian itu menghasilkan karya sejarah

ilmiah.

Penulisan sejarah ilmiah dituntut untuk menghasilkan eksplanasi

mengenai permasalahan yang dibahas. Eksplanasi itu diperoleh melalui

analisis. Untuk mempertajam analisis, dalam proses penulisan sejarah, aplikasi

metode dan teori sejarah perlu ditunjang oleh teori dan/atau konsep ilmu-ilmu

sosial yang relevan (sosiologi, antropologi, ekonomi, politik, dll.). Dengan kata

lain, penulisan sejarah yang dituntut memberikan eksplanasi mengenai masalah

yang dibahas, perlu dilakukan secara interdisipliner dengan menggunakan

pendekatan multidimensional (multidimensional approach). Hal itu sesuai

dengan ciri-ciri dan karakteristik sejarah sebagai ilmu.

Oleh karena itu, penelitian sejarah dan hasilnya dapat membantu

penelitian dan pengembangan kebudayaan. Sejarah mengkaji aspek-aspek

kehidupan manusia di masa lampau, termasuk kebudayaan.

Bandung, 11 Februari 2008

8
SUMBER ACUAN

Amirin, Tatang M. 1995.


Menyusun Rencana Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Arikunto, Suharsimi. 1983.
Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Bina Aksara.
Basri MS. 2006.
Metodologi Penelitian Sejarah (Pendekatan, Teori dan Praktik).
Jakarta: Restu Agung.
Committee on Historigraphy. c. 1954.
The Social Sciences in Historical Study. New York: Social Science
Research Council.
Gardiner, Patrick. 1961.
The Nature of Historical Explanation. London: Oxford University
Press.
Gottschalk, Louis. 1985.
Mengerti Sejarah. Cet. 4. Terj. Nugroho Notosusanto. Jakarta: UI
Press.
Hardjasaputra, A. Sobana dan Nina Herlina Lubis. 1999.
Pedoman Penulisan dan Evaluasi Skripsi. Jatinangor: Program Studi
Ilmu Sejarah Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran.
Hardjasaputra, A. Sobana. 2004.
Penelitian dan Penulisan Sejarah; Materi Kuliah. Jatinangor: Jurusan
Ilmu Sejarah Fakultas Sastra Unpad.
Jay, Ros. 2000.
Menulis Proposal & Laporan. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer.
Kartodirdjo, Sartono. 1982.
Pemikiran dan Perkembangan Historiografi Indonesia; Suatu
Alternatif. Jakarta: Gramedia.
--------. 1993.
Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Komaruddin. 1974.
Metode Penulisan Skripsi dan Tesis. Bandung: Angkasa.
Kuntowijoyo. 2001
Pengantar Ilmu Sejarah. Cet. ke-4.Yogyakarta: Yayasan Bentang
Budaya.
Notosusanto, Nugroho. 1978.
Masalah Penelitian Sejarah Kontemporer (Suatu Pengalaman).
Jakarta: Yayasan Idayu.

9
Sastrohoetomo, Ali. 1977.
Karangan Ilmiah; Suatu Penuntun Menulis Laporan dan Skripsi.
Jakarta: Pradnya Paramita.
Kent, Sherman. 1967.
Writing History. 2nd edition. New York: Appleton-Century-Crofts.
Komaruddin. 1974.
Metode Penulisan Skripsi dan Tesis. Bandung: Angkasa.
Kuntowijoyo. 1995.
Pengantar Ilmu Sejarah. Yoyakarta: Yayasan Bentang Budaya.
Renier, G.J. 1997.
Metode dan Manfaat Ilmu Sejarah. Terj. Muin Umar. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar. (Judul asli: History its Purpose and Method).
Tan, Mely G. 1977.
“Masalah Perencanaan Penelitian” dalam Koentjaraningrat ed.).
Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia : 24-60.
Thomson, David. 1974.
The Aims of History; Values of the Historical Attitude. London: Thames
and Hudson.
Winardi. 1982.
Pengantar Metodologi Research. Bandung: Alumni.

10
KATA PENGANTAR

Tulisan ini dimaksudkan sebagai materi penyuluhan dalam acara

“Workshop Penelitian dan Pengembangan Kebudayaan; Penulisan Karya

Ilmiah dan Perekaman Data”, sesuai dengan permintaan panitia penyelenggara

acara tersebut. Penelitian kebudayaan memang perlu ditunjang oleh metode

penelitian sejarah, karena kebudayaan merupakan bagian dari sejarah.

Berbicara mengenai Metode Penelitian Sejarah sesungguhnya

memerlukan waktu cukup memadai. Akan tetapi, karena waktu yang tersedia

sangat pendek, maka dalam acara tersebut penjelasan mengenai Metode

Penelitian Sejarah hanya diuraikan secara garis besar. Namun demikian,

mudah-mudahan tulisan ini bermanfaat bagi para peserta workshop khususnya

dan pembaca pada umumnya.

Bandung, Februari 2008


Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
I. PENDAHULUAN 1
II. PROSES PENELITIAN SEJARAH
2.1 Pemilihan Topik Penelitian 3
2.2 Studi Pendahuluan 3
2.3 Implementasi Penelitian 4
2.3.1 Heuristik 5
2.3.2 Kritik Sumber 6
2.3.3 Interpretasi 6
2.3.4 Historiografi 7
III. PENUTUP 8

SUMBER ACUAN 9

ii
! !" #
$%$ &$ '$
' '"('%
) *&%
! %
#$ %#
#
+,--
+-. Pembangunan Jalan Raya Pos sepanjang
Pulau Jawa dilaksana oleh pekerja pribumi
dengan cara kerja paksa. Akibatnya para
pekerja sangat menderita. Pembangunan
jalan itu selesai dalam waktu dua tahun.
(KTL)

/ 0 ) 1 0
&
&#
#
$% &2 0 ' '"('%
)
*
&%! %
#$ %#
# +,34
5-3 " 6 " $55 %$+4+7 %
$8 +
&
& # $% " $8 9
:$ $
# &$ $ ! % 6%
6 ## $ 6 $% #!& %"
&'! #% #$ $ % &#; < = >
0 B B

PEMBENTUKAN INSPEKTORAT WILAYAH JAWA BARAT

'8 $% =-7 $ ' >


$ 8 ! :'( $ '% ? 8%
$ =+,-@A
+,-7> B ? % '% ? 8%
$ +4 # +,4-

%$ 6 $ ' +,-7 '%? 8%$ " C!


0 #(8 $%$B 02 ! 68 '6 %( # ?
%$ B 8$ ' $
' ! " (" % $ %( #
? %$!: $ '87 # (8 $%$( " % $
$
'0 # (8 $%$B 0) $ 0 # ( 8$%$
B 00) 6% 0 # (8$%$B 000) A
%: 0 # (8 $%$B 02) '%? 8%$ 0 #A
(8 $%$B 2) % 6
0 #(8 $%$B $%#:'$!: $ '8: %! #%
A
8 #$%'8 # $% " 6%
!

" #$ $ ##
% % & ! '
(% )
*

% % +
%

% , !
+ !
! % -
.
+ % '+ ' , /
,
Hatur nuhun
Terima kasih atas perhatiannya
Mudah--mudahan bermanfaat.
Mudah

& + 01*1
2 1
"334
5 %0

Anda mungkin juga menyukai