Kondiloma Akuminata
Kondiloma Akuminata
PENDAHULUAN
Kondiloma Akuminata adalah salah satu jenis penyakit menular seksual (sexually
transmitted disease). Infeksi Menular Seksual (IMS) merupakan masalah kesehatan
masyarakat di seluruh negara, termasuk Indonesia. IMS dapat mealui hubungan
seksual (HUS), baik secara genito genital, oro genital maupun ano genital pada
HUS yang berlainan jenis atau sesama jenis.
Kondiloma akuminata merupakan salah satu manifestasi klinis yang disebabkan
oleh infeksi Human Papillomavirus Virus (HPV), paling sering ditemukan di daerah
genital dan jarang di selaput lendir. Sering terkait dengan HPV 6 dan 11 dengan masa
inkubasi 3 minggu sampai 8 bulan. Penyakit ini biasanya asimptomatik dan terdiri
dari papilomatous papula atau nodul pada perineum, genitalia dan anus. Ada dua
bentuk umum Kondiloma Akuminata, yaitu kondiloma akuminata dan gigantea, yang
dikenal sebagai tumor Buschke-Lwenstein.1
Kontak seksual yang terinfeksi HPV pada individu mempunyai peluang 75%
untuk terjadi kondiloma akuminata. Baik laki-laki maupun perempuan rentan untuk
terjadi infeksi.2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Kondiloma akuminata ialah vegetasi oleh human papilloma virus tipe tertentu,
bertangkai dan permukaannya berjonjot.3
B. Epidemiologi
Penyakit ini termasuk Penyakit akibat Hubungan Seksual (PHS). Frekuensinya
pada pria dan wanita sama. Tersebar kosmopolit dan transmisi melalui kontak kulit
langsung.3
Prevalensi terbesar adalah pada usia 17-33 tahun, dengan insiden yang
memuncak pada usia 20-24 tahun.4
C. Etiologi
Virus penyebabnya adalah Human Papilloma Virus (HPV), ialah virus DNA
yang tergolong dalam family virus Papova. Sampai saat ini telah dikenal sekitar 60
tipe VPH , namun tidak seluruhnya dapat menyebabkan kondiloma akuminata.
Tipe yang pernah ditemui pada kondiloma akuminata adalah tipe 6, 11, 16,18,
30,31, 33,35, 39, 41, 42, 44, 51, 52, dan 56.3
Pada referensi lain menyebutkan, lebih dari 120 subtipe yang berbeda dari HPV
yang telah diidentifikasi, dengan 40 subtipe yang mampu menginfeksi traktus
anogenital. Jenis ini dapat dibagi menjadi 3 kategori yaitu low risk, intermediate
risk, dan high risk. HPV tipe 6 dan 11 jarang menimbulkan kanker serviks
sehingga disebut subtipe low risk. Infeksi dari genotif ini bertanggung jawab
sekitar 90% pada formasi genital warts. Sebaliknya tipe 16 dan 18 sangat
berhubungan dengan displasia serviks sehingga dianggap high risk, subtipe
2
onkogenik. Penelitian menunjukkan infeksi pada genotif ini adalah sampai 70%
terjadi Squamous Cell Carcinoma (SCC) dari serviks. HPV tipe 31, 33, 45, 51, 52,
56, 58, dan 59 adalah tipe intermediate risk, sering ditemukan pada neoplasma
skuamosa, tetapi jarang dihubungkan dengan SCC serviks. Pasien dengan
kondiloma akuminata dapat terinfeksi stimultan oleh beberapa jenis HPV.2
Beberapa tipe HPV tertentu mempunyai potensi onkogenik yang tinggi, yaitu
tipe 16 dan 18. Tipe ini merupakan jenis virus yang paling sering dijumpai pada
kanker serviks. Sedangkan tipe 6 dan 11 lebih sering ditemui pada kondiloma
akuminata dan neoplasia intraepitelial serviks derajat ringan. 1 kondiloma juga
dapat menjadi koinfeksi yang high risk HPV seperti HPV tipe 16. Merupakan
dan
mengunakan
dexamethasone.
Persentase
menderita
kondiloma akuminata serta persentase kambuh juga tinggi dan jumlah kutil pun
bertambah banyak.
d. Merokok dan minum alkohol
Merokok dapat menurunkan daya tahan tubuh, dan persentase menderita
penyakit ini pun bertambah berdasarkan lama merokok dan jumlah batang
4
rokok yang dihisap per hari. Minum alkohol juga bisa menghambat kekebalan
tubuh. Merokok dan alkohol bisa menghambat sistem saraf tengah, mengurangi
kecemasan, meningkatan libido, resiko seksual pun bertambah, sehingga
meningkatkan kekambuhan akuminata mudah.
e. Hubungan seksual
Berdasarkan hasil penelitian dan statistik menunjukan, penyebab terjadinya
kondiloma akuminata karena memiliki banyak pasangan yang menderita
kondiloma akuminata, dan tingkat kekambuhan lebih tinggi dibandingkan
pasangan seksual tunggal.
f. Pemakaian kontrasepsi yang tidak tepat
Berdasarkan banyak hasil penelitian menunjukan infeksi HPV bisa dicegah
dimana harus mengunakan alat kontrasepsi. Penelitian lain menunjukan,
penyebab terjadinya kondiloma akuminata dimana wanita yang mengunakan
obat kontrasepsi persentase terjadinya kondiloma akuminata lebih tinggi
dibandingkan tidak memakai obat kontrasepsi.
g. Menderita penyakit lain
penyebab terjadinya kondiloma akuminata ada hubungannya dengan penyakit
menular seksual lainnya seperti alat kelamin, kencing nanah dan AIDS. Banyak
penderita kondiloma akuminata bisa menyebabkan penyakit kelamin lainnya,
dan beberapa patogen penyakit menular seksual merusak mukosa, sehingga
kemampuan tubuh melawan HPV pun menurun.
D. Patofisiologi
Kondiloma akuminata dapat disebabkan kontak dengan penderita yang
terinfeksi HPV. HPV ini masuk melalui mikro lesi pada kulit, biasanya pada
daerah kelamin dan melakukan penetrasi pada kulit sehingga menyebabkan abrasi
permukaan epitel. Human Papilloma Virus adalah epiteliotropik; yang sifatnya
mempunyai afinitas tinggi pada sel-sel epitel. Replikasinya tergantung pada
adanya diferensiasi epitel skuamosa. Virus DNA (Deoxyribonucleic Acid) dapat
ditemukan pada lapisan terbawah dari epitel. Protein kapsid dan virus infeksius
ditemukan pada lapisan superfisial sel-sel yang berdiferensiasi. HPV dapat masuk
ke lapisan basal, menyebabkan respon radang. Pada wanita menyebabkan
keputihan dan infeksi mikroorganisme. HPV yang masuk ke lapisan basal sel
epidermis dapat mengambil alih DNA dan mengalami replikasi yang tidak
terkendali. Fase laten virus dimulai dengan tidak adanya tanda dan gejala yang
dapat berlangsung sebulan bahkan setahun. Setelah fase laten, produksi virus
DNA, kapsid dan partikel dimulai. Sel dari tuan rumah menjadi infeksius dari
struktur koilosit atipik dari kondiloma akuminata (morphologic atypical
koilocytosis of condiloma acuminate) berkembang.1,2 Lamanya inkubasi sejak
pertama kali terpapar virus sekitar 3 minggu sampai 8 bulan atau dapat lebih lama.
HPV yang masuk ke sel basal epidermis ini dapat menyebabkan nodul kemerahan
di sekitar genitalia. Penumpukan nodul merah ini membentuk gambaran seperti
bunga kol. Nodul ini bisa pecah dan terbuka sehingga terpajan mikroorganisme
dan bisa terjadi penularan karena pelepasan virus bersama epitel.6
HPV yang masuk ke epitel dapat menyebabkan respon radang yang merangsang
pelepasan mediator inflamasi yaitu histamin yang dapat menstimulasi saraf perifer.
Stimulasi ini menghantarkan pesan gatal ke otak dan timbul impuls elektrokimia
Hubungan seksual
dan rasa terbakar sehingga tidak nyaman pada saat melakukan hubungan seksual.6
Penetrasi melalui kulit
Persepsi gatal
E. Manifestasi Klinis
Kebanyakan pasien dengan kondiloma akuminata datang dengan keluhan
ringan. Keluhan yang paling sering adalah ada bejolan atau terdapat lesi di
perianal.5
1. Gejala
Kebanyakan pasien hanya mengeluhkan adanya lesi, yang dinyatakan tanpa
gejala. Jarang terdapat gejala seperti gatal, perdarahan, atau dispaurenia. Tetapi
terkadang lesi dapat menimbulkan ketidaknyamanan, rasa panas, dan pruritus.
Lesi yang besar dapat berdarah dan iritasi bila kontak dengan pakaian atau
selama hubungan seksual.5
2. Tanda-Tanda Fisik
Kondiloma biasanya pada jaringan yang lembab pada area anogenital. Lesi
sering ditemukan di daerah yang mengalami trauma selama hubungan seksual.
Pada pria tempat predileksinya di perineum dan sekitar anus, sulkus koronarius,
glands penis, muara uretra eksterna, korpus dan pangkal penis. Pada wanita di
daerah vulva dan sekitarnya, introitus vagina, kadang-kadang pada porsio uteri.
Terkadang dapat berkembang di mulut atau tenggorokam setelah kontak seksual
secara oral yang terinfeksi dari partnernya. Kondiloma akuminata memiliki
bentuk yang sangat bervariasi, mungkin flat (datar), dome-shaped (seperti
8
Kondiloma
Akuminata pada
Vulva. Multiple papuls
pada labia yang berwarna pink-coklat.
Vegetasi yang besar disebut sebagai giant condyloma (Buschke) yang pernah
dilaporkan menimbulkan degenerasi maligna, sehingga harus dilakukan biopsy.
sering terdapat pada gland penis, daerah perianal.3
F.
Diagnosis
10
a. Anamnesis
Partner seksual multipel dan usia coitus yang lebih muda merupakan faktor
Terlibatnya lebih dari satu area sering terjadi. Riwayat lesi multipel.
Lesi pada mukosa oral, laring atau trakea (tapi jarang) mungkin terjadi
penampilan.
Warna erupsi mungkin sama dengan warna kulit atau dapat juga eritema
atau hiperpigmentasi. Periksa ketidakteraturan dalam bentuk, warna yang
mensugesti melanoma atau keganasan.
11
Kecenderungan pada glands penis pada pria dan daerah vulvovagina dan
vesikelm discharge).
Melihat lesi perianal, terutama pada pasien dengan riwayat atau risiko dari
12
b. Kondiloma latum
Pada sifilis, biasanya dengan permukaan rata dan STS positif, ditemukan
banyak Spirochaeta pallidum dengan mikroskop lapangan gelap.8
13
d.
Moluskum Kontagiosum
Penyakit yang disebabkan oleh pox virus, klinis berupa papul-papul, pada
permukaannya terdapat lekukan, berisi massa yang mengandung badan
moluskum. Penyakit ini merupakan penyakit akibat hubungan seksual.
Transmisinya melalui kontak kulit langsung. Lokalisasi di daerah muka, badan
dan esktremitas, sedangkan pada orang dewasa di daerah pubis dan genitalia
eksterna.4
H. Pengobatan
Banyak metode pengobatan kondiloma akuminata tetapi secara umum dapat
dibedakan menjadi kemoterapi, dan bedah.
1. Kemoterapi
14
a. Podophyllin
Podophyllin pertama direkomendasikan untuk pengobatan kondiloma
oleh Culp dan Kaplan pada tahun 1942, bahan ini adalah agen sitotoksik
yang berasal dari resin podofilum emodi dan peltatum podofilum yang
mengandung senyawa lignin biologis aktif, termasuk podofilox, yang
merupakan komponen paling aktif terhadap kondiloma akuminata.
Podophyllin memiliki keuntungan menjadi mudah digunakan dan sangat
murah. Yang digunakan iaah tingtura podofilin 25%. Kulit disekitarnya
dilindungi dengan vaselin atau pasta agar tidak terjadi iritasi. Jika belum
ada penyembuhan dapat diulangi setelah 3 hari. Setiap kali pemberian
jangan melebihi 0,3 cc karena akan diserap dan bersifat toksik. Gejala
toksisitas ialah mual, muntah, nyeri abdomen, gangguan alat napas, dan
keringat yang disertai kulit dingin. Dapat pula terjadi supresi sumsum
tulang yang disertai trombositopenia dan leukopenia. Pada wanita hamil
sebaiknya jangan diberikan karena dapat terjadi kematian fetus.3
Beberapa kelemahan, termasuk keterbatasan penggunaan dan toksisitas
sistemik. Podophyllin harus dicuci setelah 6 jam karena sangat mengiritasi
kulit normal di sekitarnya dan menyebabkan reaksi lokal yang parah
berupa dermatitis, nekrosis, dan jaringan parut. 9
b. Bichloracetic Acid atau Trichloracetic Acid
Bichloracetic Acid adalah keratolitik kuat dan telah berhasil digunakan
untuk terapi kondiloma akuminata. Seperti podophyllin, Bichloracetic
Acid atau Trichloracetic Acid murah dan mudah diterapkan. Namun, juga
dapat menyebabkan iritasi kulit lokal dan seringkali memerlukan
15
sebagai
16
18
19
BAB III
KESIMPULAN
20
DAFTAR PUSTAKA
Buschke-Loewenstein tumor:
21