Anda di halaman 1dari 13

A.

Judul Percobaan: TEGANGAN PERMUKAAN


B. Tanggal Percobaan: 10 Maret 2011
C. Tujuan Percobaan: Mengukur tegangan permukaan larutan dengan metode
kenaikan pipa kapiler
D. Dasar Teori:
Tegangan permukaan adalah besar gaya yang terdapat pada permukaan
zat cair tiap

atuan panjang. Tegangan permukaan pada zat cair ini dapat

dirumuskan dengan Selain pada zat cair, tegangan (stress) juga dimiliki oleh
zat padat. Tegangan pada zat padat jauh lebih besar dari ada tegangan pada zat
cair. Sesuai dengan teori partikel, menjelaskan bahwa antar partikel baik zat
air, padat dan gas memiliki gaya tarik- menarik. Pada zat padat jarak antar
partikel sangat dekat dan gaya tarik- menariknya sangat kuat, sehingga
partikel-partikel

hanya

dapat

bergerak

ditempatnya.

Hal

ini

akan

mengakibatkan bentuk dan volum zat padat selalu tetap. Pada zat cair, jarak
antar

artikelnya renggang dan gaya tarik- menariknya tidak begitu kuat,

sehingga partikel- partikelnya dapat bergerak bebas.Tetapi gerakannya tidak


dapat meninggalkan kelompoknya. Itulah sebabnya bentuk zat cair selalu
berubah- ubah sesuai dengan tempatnya. Pada gas,jarak antar partikelnya
berjauhan dan gaya tarik- menarik antar partikelnya sangat lemah. Akibatnya,
gerakan pertikel-partikelnya sangat bebas dan tidak teratur. Itulah sebabnya
bentuk dan volum gas selalu berubah sesuai dengan bentuk wadahnya.
Molekul memiliki daya tarik menarik antara molekul yang sejenis yang
disebut dengan daya kohesi. Selain itu molekul juga memiliki daya tarik
menarik antara molekul yang tidak sejenis yang disebut dengan daya adhesi.
Daya kohesi suatu zat selalu sama, sehingga pada permukaan suatu zat cair
akan terjadi perbedaan tegangan karena tidak adanya keseimbangan daya
kohesi. Tegangan yang terjadi pada permukaan tersebut dinamakan tegangan
permukaan.

Dengan cara yang sama dapat dijelaskan terjadinya perbedaan tegangan


bidang batas dua cairan yang tidak dapat bercampur. Tegangan yang terjadi
antara dua cairan tersebut dinamakan tegangan bidang batas. Semakin tinggi
perbedaan tegangan yang terjadi pada bidang mengakibatkan antara kedua zat
cair itu semakin susah untuk bercampur. Tegangan yang terjadi pada air akan
bertambah dengan penambahan garam-garam anorganik atau senyawa-senyawa
elektrolit, tetapi akan berkurang dengan penambahan senyawa organik tertentu
antara lain sabun. Didalam teori ini dikatakan bahwa penambahan emulgator
akan menurunkan dan menghilangkan tegangan permukaan yang terjadi pada
bidang batas sehingga antara kedua zat cair tersebut akan mudah bercampur
(Andrea, 2009). Dari penjelasan di atas, dapat dilihat baahwa semakin tinggi
tegangan permukaan pada suatu bidang akan menyebabkan dua zat cair yang
berbeda akan susah untuk bercampur (stabil) yang dikarenakan adanya
pembentukan permukaan baru.
Banyak Fenomena-fenomena alam yang kurang kita perhatikan akan
tetapi fenomena-fenomena tersebut mempunyai hubungan dengan adanya
tegangan permukaan. Sering terlihat peristiwa-peristiwa alam yang tidak
diperhatikan dengan teliti misalnya tetes-tetes zat cair pada pipa kran yang
bukan sebagai suatu aliran, laba-laba air yang berada di atas permukaan air,
mainan gelembung-gelembung sabun, pisau silet yang diletakkan perlahanlahan diatas permukaan zat cair yang terapung, dan naiknya air pada pipa
kapiler. Hal tersebut dapat terjadi karena adanya gaya-gaya yang bekerja pada
permukaan zat cair atau pada batas antara zat cair dengan bahan lain.
Yang dimaksud tegangan permukaan adalah suatu kemampuan atau
kecenderungan zat cair untuk selalu menuju ke keadaan yang luas
pemukaannya lebih kecil yaitu permukaan datar, atau bulat seperti bola atau
ringkasnya didefinisikan sebagai usaha untuk membentuk luas permukaan
baru. Dengan sifat tersebut zat cair mampu untuk menahan benda-benda kecil
di permukaannya. Seperti silet, berat dari silet menyebabkan permukaan zait
cair sedikit melengkung kebawah dimana silet itu berada. Lengkungan itu
memperluas

permukaan

zat

cair namun

zat

cair

dengan tegangan

permukaannya

berusaha

mempertahankan

luas

permukaannya

sekecil

mungkin.
Ada beberapa model peralatan yang sering digunakan untuk mengukur
tegangan permukaan suatu zat cair. Yang pertama adalah dengan metode pipa
kapiler

yaitu

mengukur

tegangan

permukaan

zat

cair

dan

sudut

kelengkungannya dengan memakai pipa berdiameter. Salah satu ujung pipa


tersebut dicelupkan kedalam permukaan zat cair maka zat cair tersebut
permukaannya akan naik sampai ketinggian tertentu. Pada percobaan ini salah
satu aspek yang mudah diamati adalah tentang sifat zat cair yaitu apakah zat
cair itu adhesive atau non-adhesive.
Pada zat cair yang adhesive berlaku bahwa besar gaya kohesinya lebih
kecil daripada gaya adhesinya dan pada zat yang non-adhesive berlaku
sebaliknya. Salah satu besaran yang berlaku pada sebuah pipa kapiler adalah
sudut kontak (q) yaitu sudut yang dibentuk oleh permukaan zat cair yang dekat
dengan dinding. Sudut kontak ini timbul akibat gaya tarik-menarik antara zat
yang sama (gaya kohesi) dan gaya tarik-menarik antara molekul zat yang
berbeda (adhesi). Harga dari sudut kontak ini berubah-ubah dari 0 sampai 180
derajat dan dibagi menjadi dua bagian yaitu : pada zat cair yang adhesive
besarnya sudut kontak ( q ) : 0 < q < 90 (derajat) dan pada zat cair nonadhesive besarnya (q) : 90 < q < 180 (derajat).
Tegangan permukaan dapat diukur dengan beberapa cara, seperti
dengan tensiometer, cara drop weight, cara bubble pressure, cara kenaikan pipa
kapiler, dan lain-lain.
Cara yang sering digunakan adalah cara kenaikan pipa kapiler. Cara ini
berdasarkan kenyataan bahwa kebanyakan cairan dalam pipa kapiler
mempunyai permukaan lebih tinggi daripada permukaan di luar pipa kapiler,
yang disebabkan oleh gaya akibat adanya tegangan permukaan. Ini terjadi bila
cairan membasahi dinding. Pada umumnya zat cair memiliki permukaan
mendatar tetapi apabila zat cair bersentuhan dengan zat padat atau dinding
bejana, maka permukaan pada bagian tepi yang bersentuhan dengan dinding

akan melengkung. Gejala melengkungnya permukaan zat cair disebut dengan


misniskus. Ada dua jenis miniskus yaitu meniscus cekung dan miniskus
cembung.
Besarnya cekungan dan kecembungan permukaan cairan ketika
bersentuhan dengan zat padat tergantung pada besar kecilnya sudut kontak
yang terbentuk. Sudut kontak , adalah sudut yang dibentuk oleh permukaan
cairan yang bersentuhan dengan permukaan bidang padatan.

Dimana = tegangan permukaan


r = jari-jari pipa kapiler
= berat jenis zat cair
g = gaya grafitasi
h = selisih tinggi permukaan zat cair dalam pipa kapiler dan
tabung reaksi
= sudut kontak
E. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Pipa kapiler
b. Neraca Mohr
c. Gelas kimia
d. Piknometer
2. Bahan
a. Aquades
b. Larutan garam

c. Larutan detergen
c. Etanol
F. Alur Kerja
1. Menentukan berat jenis aquades
Aquades
- menimbang piknometer dengan necara mohr
-memasukkan 50mL aquades kedalam piknometer
-menimbang piknometer yang telah diisi dengan aquades dengan
neraca mohr
- menghitung berat jenis aquades
Berat jenis Aquades
2. Menentukan tegangan permukaan aquades
Aquades
- dari piknometer dimasukkan kedalam gelas kimia
- dimasukkan pipa kapiler yang telah diberi tanda sebatas tanda
yang telah ditentukan
- mengukur tinggi kenaikan dalam pipa kapiler dengan penggaris
- menghitung volume aquades dalam pipa kapiler
- menghitung jari-jari pipa kapiler
- menghitung tegangan permukaan aquades
Tegangan permukaan Aquades

3. Menentukan berat jenis aquades


Larutan Garam
- menimbang piknometer dengan necara mohr
-memasukkan 50mL larutan garam kedalam piknometer
-menimbang piknometer yang telah diisi dengan larutan garam
dengan neraca mohr
- menghitung berat jenis larutan garam
Berat jenis Larutan garam
4. Menentukan tegangan permukaan larutan garam
Larutan garam
- dari piknometer dimasukkan kedalam gelas kimia
- dimasukkan pipa kapiler yang telah diberi tanda sebatas tanda
yang telah ditentukan
- mengukur tinggi kenaikan dalam pipa kapiler dengan penggaris
- menghitung volume larutan garam dalam pipa kapiler
- menghitung jari-jari pipa kapiler
- menghitung tegangan permukaan larutan garam
Tegangan permukaan larutan garam

5. Menentukan berat jenis larutan detergen


Larutan detergen
- menimbang piknometer dengan necara mohr
-memasukkan 50mL larutan detergen kedalam piknometer
-menimbang piknometer yang telah diisi dengan larutan detergen
dengan neraca mohr
- menghitung berat jenis larutan detergen
Berat jenis larutan detergen

6. Menentukan tegangan permukaan larutan detergen


Larutan detergen
- dari piknometer dimasukkan kedalam gelas kimia
- dimasukkan pipa kapiler yang telah diberi tanda sebatas tanda
yang telah ditentukan
- mengukur tinggi kenaikan dalam pipa kapiler dengan penggaris
- menghitung volume larutan detergen dalam pipa kapiler
- menghitung jari-jari pipa kapiler
- menghitung tegangan permukaan larutan detergen
Tegangan permukaan larutan detergen

7. Menentukan berat jenis etanol


etanol
- menimbang piknometer dengan necara mohr
-memasukkan 50mL etanol kedalam piknometer
-menimbang piknometer yang telah diisi dengan aquades dengan
neraca mohr
- menghitung berat jenis etanol
Berat jenis etanol
8. Menentukan tegangan permukaan etanol
etanol
- dari piknometer dimasukkan kedalam gelas kimia
- dimasukkan pipa kapiler yang telah diberi tanda sebatas tanda
yang telah ditentukan
- mengukur tinggi kenaikan dalam pipa kapiler dengan penggaris
- menghitung volume etanol dalam pipa kapiler
- menghitung jari-jari pipa kapiler
- menghitung tegangan permukaan etanol
Tegangan permukaan etanol

F. DATA PENGAMATAN
Larutan

Zat Cair

Larutan

Air

Keterangan

Etanol
Garam

Deterjen

0,025

0,032

0,022

0,0299

1,5

1,9

1,166

1,8

0,0252

0,0311

0,02215

0,0286

0,0567

0,0567

0,0567

0,0567

(g / mL)

0,9929

1,0287

0,9928

1,0113

( Dyne / cm)

41,3786

54,3027

32,1617

50,5745

Berat zat cair dalam pipa


kapiler (g)
Selisih tinggi permukaan
zat

cair

dalam

pipa

kapiler dan gelas kimia


(cm)
Volume zat cair dalam
pipa kapiler (mL)
Jari-jari

pipa

(cm)

kapiler

G. ANALISIS DAN PEMBAHASAN


Dalam percobaan yang berjudul Menentukan Tegangan Permukaan Zat
Cair dengan Pipa Kapiler bertujuan untuk mengukur tegangan permukaan
larutan dengan metode pipa kapiler. Langkah pertama yang dilakukan adalah
menentukan berat jenis air dengan menggunakan piknometer dan neraca Mohr.
Diperoleh data bahwa berat jenis air adalah sebesar 0,9929 g/mL. Langkah
berikutnya adalah mengisi gelas kimia dengan air sebanyak 50 mL (dari
piknometer), kemudian memasukkan pipa kapiler (yang sudah diberi tanda
batas sepanjang 1 cm dari ujung bawah pipa kapiler) kedalam gelas kimia
tersebut. Selanjutnya menentukan tinggi air dalam pipa kapiler dan selisih
tinggi air dalam pipa kapiler dengan tinggi air dalam gelas kimia. Diperoleh
data bahwa tinggi air dalam pipa kapiler adalah 2,5 cm dan selisih tinggi air
dalam pipa kapiler dengan tinggi air dalam gelas kimia adalah 1,5 cm.

Kemudian menimbang pipa kapiler yang berisi air untuk menghitung berat air
dalam pipa kapiler, dan diperoleh data sebesar 49,642 g. Selanjutnya
menghitung volume air dalam pipa kapiler, diperoleh data sebesar 0,0252 mL.
Lalu menghitung jari-jari pipa kapiler, diperoleh data sebesar 0,0567 cm.
Berdasarkan data yang diperoleh diatas dapat dihitung tegangan permukaan air
dengan menggunakan rumus

Air

, dan diperoleh data bahwa

tegangan permukaan air adalah sebesar 41,3786 Dyne/cm.


Selanjutnya menggunakan larutan deterjen dengan langkah-langkah yang
sama seperti diatas, dan diperoleh data bahwa berat jenis larutan deterjen
adalah 0,9928 g/mL; tinggi larutan deterjen dalam pipa kapiler adalah 2,166
cm dan selisih tinggi larutan deterjen dalam pipa kapiler dengan tinggi larutan
deterjen dalam gelas kimia adalah 1,166 cm. Kemudian menimbang pipa
kapiler yang berisi larutan deterjen untuk menghitung berat larutan deterjen
dalam pipa kapiler, dan diperoleh data sebesar 0,022 g. Selanjutnya
menghitung volume larutan deterjen dalam pipa kapiler, diperoleh data sebesar
0,02215 mL. Berdasarkan data yang diperoleh diatas dapat dihitung tegangan
permukaan larutan deterjen dengan menggunakan rumus larutan deterjen =

dan diperoleh data bahwa tegangan permukaan larutan deterjen adalah sebesar
32,1617 Dyne/cm.
Berikutnya menggunakan larutan garam dengan langkah-langkah yang
sama seperti diatas, dan diperoleh data bahwa berat jenis larutan garam adalah
1,0287 g/mL; tinggi larutan garam dalam pipa kapiler adalah 2,9 cm dan selisih
tinggi larutan garam dalam pipa kapiler dengan tinggi larutan garam dalam
gelas kimia adalah 1,9 cm. Kemudian menimbang pipa kapiler yang berisi
larutan garam untuk menghitung berat larutan garam dalam pipa kapiler, dan
diperoleh data sebesar 0,032 g. Selanjutnya menghitung volume larutan garam
dalam pipa kapiler, diperoleh data sebesar 0,0311 mL. Berdasarkan data yang
diperoleh diatas dapat dihitung tegangan permukaan larutan garam dengan

menggunakan rumuslarutan garam =

, dan diperoleh data bahwa tegangan

permukaan larutan garam adalah sebesar 54,3027 Dyne/cm.


Kemudian menggunakan etanol dengan langkah-langkah yang sama
seperti diatas, dan diperoleh data bahwa berat jenis etanol adalah 1,0113 g/mL;
tinggi etanol dalam pipa kapiler adalah 2,8 cm dan selisih tinggi etanol dalam
pipa kapiler dengan tinggi etanol dalam gelas kimia adalah 1,8 cm. Kemudian
menimbang pipa kapiler yang berisi etanol untuk menghitung berat etanol
dalam pipa kapiler, dan diperoleh data sebesar 0,029 g. Selanjutnya
menghitung volume etanol dalam pipa kapiler, diperoleh data sebesar 0,0286
mL. Berdasarkan data yang diperoleh diatas dapat dihitung tegangan
permukaan etanol dengan menggunakan rumusetanol =

, dan diperoleh

data bahwa tegangan permukaan etanol adalah sebesar 50,5745 Dyne/cm.


Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, tegangan permukaan
zat cair yang diamati memiliki hasil yang berbeda-beda. Hal ini terjadi karena
molekul memiliki daya tarik menarik antara molekul yang sejenis yang disebut
dengan daya kohesi. Selain itu molekul juga memiliki daya tarik menarik
antara molekul yang tidak sejenis yang disebut dengan daya adhesi. Daya
kohesi suatu zat selalu sama, sehingga pada permukaan suatu zat cair akan
terjadi perbedaan tegangan karena tidak adanya keseimbangan daya kohesi.
Semakin tinggi perbedaan tegangan yang terjadi pada bidang mengakibatkan
antara kedua zat cair itu semakin susah untuk bercampur. Tegangan yang
terjadi pada air akan bertambah dengan penambahan garam-garam anorganik
atau senyawa-senyawa elektrolit, tetapi akan berkurang dengan penambahan
senyawa organik tertentu antara lain sabun.
Didalam

teori

dinyatakan

bahwa

penambahan

emulgator

akan

menurunkan dan menghilangkan tegangan permukaan yang terjadi pada bidang


batas sehingga antara kedua zat cair tersebut akan mudah bercampur (Andrea,
2009). Dari penjelasan di atas, dapat dilihat bahwa semakin tinggi tegangan

permukaan pada suatu bidang akan menyebabkan dua zat cair yang berbeda
akan susah untuk bercampur (stabil) yang dikarenakan adanya pembentukan
permukaan baru.
Berdasarkan data yang diperoleh tegangan permukaan larutan garam
memiliki nilai yang paling tinggi yaitu sebesar 54,3027 Dyne/cm. Hal ini
sesuai dengan teori bahwa tegangan yang terjadi pada air akan bertambah
dengan penambahan garam-garam anorganik atau senyawa-senyawa elektrolit.
Sedangkan tegangan permukaan yang bernilai paling kecil adalah tegangan
permukaan pada larutan deterjen yaitu sebesar 32,1617 Dyne/cm. Hal ini sesuai
dengan teori yaitu bahwa tegangan yang terjadi pada air akan berkurang
dengan penambahan senyawa organik tertentu antara lain sabun.
Berbeda halnya dengan tegangan permukaan etanol yang bernilai lebih
besar dari tegangan permukaan air yaitu sebesar 50,5745 Dyne/cm. Hal ini
tidak sesuai dengan teori, dimana secara teoritis tegangan permukaan air
seharusnya lebih besar dari tegangan permukaan etanol. Besarnya nilai
tegangan permukaan etanol pada percobaan kali ini dikarenakan kekurang
telitian kami dalam menjalankan praktikum, dalam praktikum tersebut diduga
dalam pipa kapiler yang digunakan untuk menentukan tegangan permukaan
etanol masih terdapat sisa-sisa larutan garam yang digunakan sebelumnya,
sehingga hal tersebut berpengaruh terhadap besarnya tegangan permukaan
etanol yang diperoleh. Selain itu juga terjadi kesalahan urutan dalam
menggunakan zat cair, seharusnya yang pertama kali ditentukan tegangan
permukaan zat cair adalah etanol baru kemudian zat cair yang lainnya. Etanol
ditentukan tegangan permukaannya yang pertama dikarenakan etanol
merupakan larutan volatil yang mudah menguap.
H. SIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa:
1. Tegangan permukaan zat cair adalah besar gaya yang terdapat pada

permukaan zat cair tiap satuan panjang.

2. Besarnya tegangan permukaan air, larutan garam, larutan deterjen dan etanol

berturut-turut adalah 41,3786 Dyne/cm; 54,3027 Dyne/cm; 32,1617


Dyne/cm; dan 50,5745 Dyne/cm
Semakin tinggi perbedaan tegangan yang terjadi pada bidang
mengakibatkan antara kedua zat cair itu semakin susah untuk bercampur.
Tegangan yang terjadi pada air akan bertambah dengan penambahan garamgaram anorganik atau senyawa-senyawa elektrolit, tetapi akan berkurang
dengan penambahan senyawa organik tertentu antara lain sabun.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim.

2008.

Tegangan

Permukaan

dan

Kapilaritas.

http://aktifisika.wordpress.com/2008/11/25/tegangan-permukaan-dankapilaritas/ . Diakses pada 10 Maret 2011.


Bird, Tony. 1993. Kimia Fisik untuk Universitas. Alih Bahasa: Kwee Ie Tjen.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Mawarda, Panji Cahya dan Indira Indraswari. 2010. Bobot Jenis, Tegangan
Permukaan,

dan

Emulsi.

http://panjicm.wordpress.com/2010/10/07/

biofisik-bobot-jenis-teganganpermukaan-emulsi/ . Diakses pada 10 Maret


2011.
Raymond C. Binder, Fluid Mechanics, edisi ke-5, penerbit Prentice-Hall of
India Private,ltd. New Delhi, 1975.
Sears and Zemansky, Univercity Phyisics, 2nd edition, Addison Wesley
Publishing Company, Inc., New York, 1982
Tim Dosen Kimia Fisika IV. 2011. Panduan Praktikum Kimia Fisika IV.
Surabaya: Jurusan Kimia FMIPA UNESA.

Anda mungkin juga menyukai