ANATOMI
LETAK
JANTUNG
ANATOMI
TERDIRI ATAS
1. ATRIUM
2. VENTRIKEL
3. NODAL TISSUE & SERAT
PENGHANTAR
Sino Atrial Node (SA node)
Atrio Ventricular Node
Bundle of His
Sistem Purkinje
JANTUNG
ANATOMI
SA NODE
AV NODE
Bundle of His
- Ringht Bundle Branch
(RBB)
- Left Bundle Branch (LBB)
- Left Anterior Fascile (LAF)
- Left Posterior Fascile (LPF)
Sistem Purkinje
JANTUNG
ANATOMI
Internodal Pathway
1. Bachman (anterior)
2. Wenkebach (medial)
3. Thorel (posterior)
Transitional fibres
AV node
AV fibrous tissue
4. Bandle of His
Penetrating portion of AV node
Distal portion of AV node
LBB, RBB
Ventricular Septum
mcm sept 2005
4
Anatomi
Lapisan jantung
1. Pericardium
2. Epicardium
3. Myocardium
4. Endocardium
Antara pericardium dan epicardium terdapat rongga
(cavum pericardii)
Myocardium bagian kontraktil, mirip otot skelet.
Otot jantung bersifat otomasi,
unvolunter, kontraksi
ritmis
mcm sept 2005
Anatomi
Katub :
- Mitral (bicuspidal) kiri
- Tricuspidal kanan
- Aortic semilunar
- Pulmonary semilunar
Arah katub searah.
Stenosis membuka tak
sempurna
Insufisiensi tutup tak
sempurna
mcm sept 2005
6
histologi
Otot jantung bergaris mirip otot
skelet , dengan beda :
1. Syncytium fungsional
seperti otot polos
2. Membran antar sel mengalami fusi membentuk intercalated disc, hingga tahanan R sangat rendah, rangsangan pada 1 sel dirambatkan dengan sangat cepat
3. Hukum all or none berlaku
Fisiologi
1.
2.
Irritability
Irritability
Periode refrakter absolut panjang + 250 mdet, saat itu terjadi kontraksi.
Bila ada rangsangan berturutan saat masa refrakter absolut tidak
diikuti oleh kontraksi otot kecuali sesudah periode refrakter relatif.
Jadi otot jantung tidak pernah tetanus
10
PLATEAU
1.
2.
3.
4.
11
12
2.
3.
13
CONDUCTIVITY
Kecepatan hantar impuls :
Otot atrium
: 0.3 m/det
: 0.1 m/det
Otot ventrikel
14
CONDUCTIVITY
internodal atrial
pathway (3)
SA
AV junction AV
(transitional fibres)
radier
His
Seluruh
Dinding
Atrium
Purkinje
ke seluruh bagian ventrikel bersamaan
15
CONDUCTIVITY
Fungsi AV junction
Memperlambat konduksi ke AV node
Keuntungan :
1. Kontraksi atrium dan vantrikel tidak bersamaan
tetapi berturutan
2. Memberi kesempatan atrium untuk menyelesaikan kontraksinya hingga pengisian ventrikel
lebih baik
mcm sept 2005
16
CONTRACTILITY
Rangsangan buka Ca
channel, Ca
masuk rangsang
Ca keluar dari
sarcoplasmic reticulum dan berikat
dengan troponin
kontraksi
Bila Ca lepas dari
troponin otot
relaks, Ca dimasuk
kan ke dalam SR
dan sebagian keluar
mcm sept 2005
17
CONTRACTILITY
Kontraksi peran actin-miosin yang overlap
Sarcoplasmic reticulum rudimenter, sisterna tempat depot
Ca lebih kecil dari pada sisterna otot skelet. Untuk
kontraksi perlu suplai Ca influks dari tubulus T
Proses kontraksi sama dengan otot skelet dengan beda bhw
otot jantung perlu influks Ca ekstraseluler
Semakin tinggi Ca influks semakin kuat kontraksi
Periode refrakter absolut panjang + 250 mdet dan pada saat
ini tidak dapat dirangsang jantung tidak tetani
mcm sept 2005
18
CONTRACTILITY
Irama kontraksi jantung ikut irama SA node
SA memancarkan PA reguler ke seluruh trium
Frekuensi impuls / kontraksi
AV node
sistem Purkinje
kontraksi ventrikel ritmis
SA node
: 70-80 x/min
AV node
: 50-60 x/min
Otot atrium
: 20-40 x/min
19
RHYTHMICITY
20
RHYTHMICITY
Normal
Patologis
21
22
Isovolumic contraction
Ejaction
2. Fase diastole
1.
2.
3.
4.
Isovolumic relaxation
Rapid inflow
Diastasis
Atrial sistole
mcm sept 2005
23
Isovolumic
Contraction
. Volume vent. tetap
. Tekanan vent > atrium
. Katup AV menutup
. Tekanan atrium akibat
katub AV cembung
ke arah strium
. Tekanan aorta tetap
. EKG: QRS kompleks
. Dimulai sesaat sebelum
kontraksi ventrikel
=depolarisasi vent.
24
EJECTION
. Volume vent.
. Katup AV menutup
. Tekanan vent kanan 8-22
mmHg; kiri 80-120
mmHg
. Tekanan vent > aorta
. Katup aorta buka
. Tekanan aorta (< vent)
. Tekanan atrium lalu
ok pengisian oleh
venous return
. EKG: isoelectric
25
ISOVOLUMIC
RELAXATION
. Volume vent. Tetap
. Tekanan vent. < aorta
. Katup aorta menutup
SUARA II
. Katup aorta terdorong ke
vent. Tekanan aorta
naik sesaat aortic
notch
. Tekanan atrium > ok
tekanan balik aorta
ke vent. lalu ke
atrium
. Tekanan aorta >> vent
. EKG: gelombang T,
sebelum relaksasi
=repolarisasi vent.
26
RAPID INFLOW
. Volume vent. cepat
. SUARA III ok
pengisian cepat
(fonogram)
. Tekanan vent. rendah <
atrium katup AV
buka
. Tekanan atrium > vent.
. Tekanan aorta mulai
(masih > vent)
. EKG: isoelectric
27
DIASTASE
. Volume vent.
. Tekanan vent. tetap <
atrium
. Tekanan atrium > vent.
. Tekanan aorta
landai (masih >
vent)
. EKG: gelombang P
sesaat sebelum
kontraksi atrium =
depolarisasi atrium
28
ATRIAL SISTOLE
. Volume vent. 30 %
aktif
. Tekanan vent. <
atrium
. SUARA IV pengisi-an
oleh atrial sistole
(fonogram)
. Tekanan atrium > vent.
Akibat kontraksi
atrium
. P atrium kanan 4-6 mm
Hg, kiri 7-8 mmHg
. Tekanan aorta landai
(masih > vent)
. EKG: QRS kompleks
sesaat sebelum
kontraksi vent.
29
Volume dan
tekanan ventrikel
30
SI
S II
SI
S II
31
32
DETAK JANTUNG
(HR)
Tergatung pada aktifitas SA.
Epinefrin dan Norepinefrin
meningkatkan aliran ion
melalui channel If dan Ca
mempercepat depolarisasi pacemaker lebih
cepat mencapai ambang.
Catecholamin merangsang 1
reseptor pada SA depo
larisasi frek
Parasimpatik (Ach) rangsang
muscarinic receptor PK
hiperpolarisasi
potential lebih negatif
perlu waktu lama capai
ambang frek
33
RESUME DETAK
JANTUNG
Rangsangan saraf
simpatik atau
epinefrin meningkatkan HR.
Rangsangan saraf
parasimpatik atau
acetilcholin menurunkan HR.
34
STROKE VOLUME
ISI SEKUNCUP
= Jumlah darah yang dipompa sekali pompa oleh vent kiri /
kanan
Pada manusia dewasa sehat SV + 70 ml
SV = EDV - ESV
SV mengikuti hukum Frank-Starling :
Jantung beradaptasi terhadap beban yang diberikan
Semakin kuat jang diregang (semakin besar volume
ventrikel) semakin kuat pula kontraksinya
35
36
Anemia
:Hb rendah
2.
Kehamilan
shunt
3.
Berdiri
: 20 % > duduk
4.
Latihan jasmani :
5.
Lain-lain
37
CO
CI
L / min/ m 2
luas _ tubuh
. Manusia, normal CI = 3.2 L/min/m2
. Gagal jantung bila CI = 2 L/min/m2
38
SUARA
JANTUNG
Berasal dari suara katup
jantung.
Suara I : lub , suara rendah
lembut, ok katup AV
tutup, awal sistole
dan isovolumic
contraction
Suara II: dub, suara lebih
keras, ok katup aorta
tutup, awal distole
dan isovolumic
relaxation
Suara lain : murmur,
sistolik dan diastolik
39
40
METODA FICK
Peristiwa arus pulmoner yang oksigen dari paru
O2 v. pulmonal = 20 vol % = 20 ml / 100 ml
O2 a. pulmonal = 16 vol % = 16 ml / 100 ml
Absorbsi O2/min oleh sirkulasi paru = 200 ml
O2 _ abs.sirk . paru
CO
O2 v. pulm O2 a. pulm
200
CO
5000
20 16 / 100
Darah vena : darah venous campuran a.pulmonalis / atrium
Darah arteri : sembrang arteri v. pulmonalis
mcm sept 2005
41
CO
zat _ warna
60 5
CO
x
4.7
39 1.6
42
Kerja
EKJ
Energi _ Kimia
Normal = 10 %, kerja keras = 15-20 %, olahraga > 20%
43
44
Homeometric autoregulation
Pengaturan tanpa ada perubahan panjang serabut otot
jantung
terkait dengan perubahan metabolisme otot jantung
metabolisme kekuatan elemen kontraksi
45
1.
2.
46
47
48
2.
3.
49
50
2.
3.
51
: submaksimal (kebugaran)
b. durasi
: minimal 30 menit
c. frekuensi
: minimal 3 x / minggu
d. jenis latihan
52
VASCULARISASI JANTUNG
Sistem arteri
1. A.coronaria sinistra
r. descendens ant.
r. circumflexus
r. marginalis otot
jantung kiri
2.
A.coronaria dextra
r. descendens post.
r. marginalis
otot jantung kanan +
kiri
53
54
Otot subendokardial
menekan
Darah dalam ventrikel
55
56
57
ALIRAN DARAH
KORONER KANAN
KIRI
Aliran darah koroner
kiri > kanan
Aliran saat sistole <
diastole
Fase sistole pada
gambar dibatasi oleh
dua garis putus-putus
sejajar
mcm sept 2005
58
Swadaya lokal
1. Kebutuhan oksigen
2. CO2
3. Laktat
Terjadi vasodilatasi
4. Adenosin
5. Ion Kalium dan Hidrogen
menyebabkan dilatasi ok
1. O2 otot jantung O2 koroner lemah, dilatasi
2. O2 otot jantung menghasilkan adenosin dilatasi
59
60
RANGSANGAN SIMPATIS
Konstriksi a. epikardial
Dilatasi a. intramuskuler
BAGIAN TERBESAR aliran
darah terjadi dalam a.
intramuskuler
EFFEK NETTO : dilatasi
koroner
NYERI ANGINA
Nyeri dada iskemik
Dengan adanya : faktor metabolit dan kadar O2 (sebagai vaso
dilator) maka beberapa detik
akan kembali normal
61