Anda di halaman 1dari 4

PATOFISIOLOGI

Sitomegalovirus (CMV) adalah penyebab utama infeksi virus kongenital di


Amerika Utara. Infeksi ini terjadi sekitar 30.000-40.000 bayi dilahirkan dengan infeksi
kongenital sitomegalovirus setiap tahun. Virus tersebut adalah salah satu anggota dari
famili herpes, yang meliputi virus herpes simpleks tipe 1 dan 2, virus varicella zoster
(penyebab cacar air), dan virus Epstein-Barr (penyebab mononucleosis yang menular).
kira-kira 10% dari penderita CMV ini memiliki gejala awal seperti demam, kerusakan
pada limpa, dan terlihat lelah/malaise. CMV dapat ditularkan dari orang ke orang melalui
kontak langsung dengan cairan, termasuk jaringan tubuh, termasuk urine, darah, ASI, juga
bisa menular melalui hubungan seksual dari semen dan sekresi cairan vagina. Cytomegalo
biasanya ditemukan pada kelenjar saliva. Bila seorang dewasa tertular, penderita
menderita penyakit mirip mononukleosis (Betz, 2009)
Seperti halnya keluarga herpes lainnya, virus CMV dapat tinggal secara laten dalam
tubuh dan CMV merupakan salah satu penyebab infeksi yang berbahaya bagi janin karena
virus Cytomegalo dapat melewati plasenta dan merusak hati janin. Jika ibu hamil
terinfeksi, maka janin yang dikandung mempunyai risiko tertular sehingga mengalami
gangguan misalnya pembesaran hati, kuning, ekapuran otak, ketulian, retardasi mental,
dan lain-lain. (Sanchez, 2003)
Pasien dapat mengalami infeksi kapan saja selama kehamilan, Jika selama kehamilan
menimbulkan gejala, maka kemungkinan 90 % bayinya akan mengalami komplikasi.
Transmisi vertikal dari ibu ke bayi melalui transplacental. Infeksi CMV pada ibu hamil
bisa secara primer atau rekuren. Infeksi primer pada ibu hamil ditandai dengan terjadinya
serokonversi dari IgG antibodi CMV selama kehamilan atau didapatkan IgG dan IgM

CMV bersama-sama selama kehamilan. Sedangkan infeksi rekuren ditandai adanya


antibodi CMV pada fase sebelum terjadinya pembuahan. Pada infeksi primer, transmisi
infeksi ke bayi sebesar 40%. Adanya IgG anti CMV pada ibu hamil tidak memberi
perlindungan kepada bayi, sehingga kelainan kongenital mungkin terjadi. (Betz, 2009)
Infeksi kongenital dan luasnya penyakit pada bayi baru lahir tergantung pada status
kekebalan ibu. Jika infeksi primer ibu terjadi selama kehamilan, tingkat rata-rata transmisi
ke janin adalah 40%, sekitar 65% dari bayi ini memiliki penyakit sitomegalovirus saat
lahir. Dengan infeksi ibu berulang yaitu, cytomegalovirus infeksi yang terjadi dalam
konteks kekebalan prakonseptual, risiko penularan pada janin lebih rendah, berkisar 0,51,5%, sebagian besar bayi tampak normal saat lahir (Betz, 2009).
Berikut ini adalah perkiraan masa inkubasi (Betz, 2009):
-

Setelah lahir (3-12 minggu)


Setelah transfusi (3- 12 minggu), dan
Setelah transplantasi (4 minggu sampai 4 bulan).

Urine sering mengandung CMV dari beberapa bulan sampai beberapa tahun setelah
infeksi. Virus tersebut dapat tetap tidak aktif dalam tubuh seseorang dan masih dapat
diaktifkan kembali. Saat ini belum ada imunisasi untuk mencegah infeksi virus.
Beberapa jenis infeksi CMV (Fowler,2006) :
1. Kongenital : Dapat didalam rahim melalui plasenta. Kira-kira 40 % bayi yang lahir dari
wanita yang menderita CMV selama kehamilan juga akan terinfeksi CMV. Bentuk paling
berat dari infeksi ini adalah penyakit inklusi sitomegalik.
2. Akut didapat : didapat selama atau setelah kelahiran sampai dewasa. Gejalanya mirip
dengan mononukleosis (malaise, demam, faringitis, splenomegali, ruam ptekie, gejala
pernapasan). Infeksi ini bukan tanpa sekuele, terutama pada anak-anak yang masih kecil,
dan dapat terjadi akibat transfusi.

3. Penyakit sistemik umum : Terjadi pada individu yang menderita imunosupresi, terutama
jika mereka telah menjalani transplantasi organ. Gejala-gejalanya termasuk pneumonitis,
hepatitis, dan leukopenia, yang kadang-kadang fatal. Infeksi sebelumnya tidak
menghasilkan kekebalan dan menyebabkan reaktivasi virus.

Daftar Pustaka :
Cecily Lynn Betz. 2009. Buku saku keperawatan pediatri / Cecily lein beitz, Linda A.
Sowden ; Alih bahasa, Eny Meiliya ; Editor edisi bahasa indonesia, Egi Komara Yudha.
Ed. 5. Jakarta : EGC.
Bale JF, ed. Congenital infections of the central nervous system. Semin pediatr neurol,
September, 1994 ; 1.
Kimberlin DW, Lin CY, Sanchez PJ. 2003. Effect of ganciclovir therapy on hearing in
symptomatic congenital cytomegalovirus disease involving the central nervous system: a
randomized, controlled trial. J Pediatr. 143(1):16-25.
Fowler KB, Pass RF. 2006. Risk factors for congenital cytomegalovirus infection in the
offspring of young women: exposure to young children and recent onset of sexual
activity. Pediatrics.118:e286-92.

KOMPLIKASI
1. Kehilangan pendengaran yang bervariasi
2. IQ (Intelligence quotient) rendah

3. Gangguan Pengelihatan
4. Mikrosefali
5. Gngguan sensorineural

Anda mungkin juga menyukai