Laporan Praktikum Tekanan Darah Dengan Berbagai Posisi
Laporan Praktikum Tekanan Darah Dengan Berbagai Posisi
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Tekanan darah adalah daya yang dihasilkan oleh darah terhadap setiap
satuan luas dinding pembuluh (Guyton,2006 :172). Tekanan darah biasanya
digambarkan sebagai rasio tekanan sistolik terhadap tekanan diastolik.
Sebagai contoh, tekanan darah pada angka 120/80 menunjukkan tekanan
sistolik pada nilai 120 mmHg, dan tekanan diastolic pada nilai 80 mmHg.
Nilai tekanan darah pada orang dewasa normalnya berkisar dari100/60
sampai 140/90. Rata-rata tekanan darah normal biasanya 120/80 (Smeltzer&
Bare, 2001 dalam Yanti: 2012).
Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Bayi
dan anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah
daripada dewasa. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana
akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika
beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda; paling tinggi di
waktu pagi hari dan paling rendah pada saat tidur malam hari
(Wikipedia:2012).
Atas dasar perbedaan nilai tekanan darah yang tergantung aktivitas inilah
dan pentingnya seorang mahasiswa kedokteran mengetahui cara menghitung
tekanan darah dengan berbagai posisi dan aktivitas maka praktikum
pengukuran tekanan darah arteri secara tidak langsung sangat penting untuk
dilakukan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana ada perbedaan tekanan darah pada posisi duduk, berdiri,
setelah melakukan aktivitas otot dan berbaring ?
2. Bagaimana mengukur arteri brachialis melalui auskultasi dan palpasi ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
1. Memahami cara mengukur tekanan darah pada berbagai posisi
2. Memahami cara mengukur arteri brachialis melalui auskultasi dan
palpasi
3. Memahami perbedaan tekanan darah pada posisi duduk, berdiri,
setelah melakukan aktivitas otot dan berbaring
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Mengukur tekanan darah arteri brachialis melalui auskultasi dan palpasi
2. Mengukur tekanan darah brachialis pada berbagai posisi
3. Membandingkan ukuran tekanan darah sebelum dan sesudah kerja otot
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tekanan darah
Tekanan darah adalah daya yang dihasilkan oleh darah terhadap setiap
satuan luas dinding pembuluh (Guyton,2006 :172). Tekanan darah arteri ratarata adalah gaya utama yang mendorong darah ke jaringan. Tekanan ini harus
diatur secara ketat karena dua alasan. Pertama, tekanan tersebut harus cukup
tinggi untuk menghasilkan gaya dorong yang cukup. Kedua, tekanan tidak
boleh terlalu tinggi, sehinga menimbulkan beban kerja tambahan bagi jantung
dan meningkatkan risiko kerusakan pembuluh darah serta kemungkinan
rupturnya pembuluh-pembuluh halus.
2.2 Faktor Faktor Tekanan Darah
1. Faktor Jenis Kelamin
Terdapat beberapa penelitian yang mengungkapkan perbedaan jenis
kelamin berpengaruh terhadap kerja sistem kardioaskuler. Dibandingkan
dengan laki-laki dengan usia yang sama, wanita premenopause memiliki massa
ventriel kiri jantung yang lebih kecil terhadap body mass ratio, yang mungkin
mencerminkan afterload jantung yang lebih rendah pada wanita. Hal ini
mungkin akibat dari tekanan darah arteri yang lebih rendah, kemampuan
complince aorta yang lebih besar dan kemampuan peningkatan penginduksian
mekanisme vasodilatasi.
Perbedaan ini dianggap berhubungan dengan efek protektif estrogen dan
mungkin dapat menjelaskan mengapa pada wanita premenopause memiliki
resiko lebih rendah menderita penyakit kardiovaskular. Tetapi, setelah
menopause
kemungkinan
perbedaan
jenis
terderitanya
kelamin
penyakit
tidak
akan
berpengaruh
kardiovaskular. Hal
ini
pada
mungkin
2. Faktor Gravitasi
Tekanan darah akan meningkat dengan 10 mmhg setiap 12 cm di bawah
jantung karena pengaruh gravitasi. Di atas jantung, tekanan darah akan
menurun dengan jumlah yang sama. Jadi dalam keadaan berdiri, maka tekanan
darah sistole adalah 210 mmHg di kaki tetapi hanya 90 mmHg di otak. Dalam
keadaan berbaring kedua tekanan ini akan sama (Green, 2008 dalam Anggita,
2012).
Tekanan darah dalam arteri pada orang dewasa dalam keadaan duduk atau
posisi berbaring pada saat istirahat kira-kira 120/70 mmHg. Karena tekanan
darah adalah akibat dari curah jantung dan resistensi perifer, maka tekanan
darah dipengaruhi oleh keadaan-keadaan yang mempengaruhi setiap atau dan
isi sekuncup. Besarnya isi sekuncup ditentukan oleh kontraksi miokard dan
volume darah yang kembali ke jantung.
a. Berbaring
Ketika seseorang berbaring, maka jantung akan berdetak lebih sedikit
dibandingkan saat ia sedang duduk atau berdiri. Hal ini disebabkan saat orang
berbaring, maka efek gravitasi pada tubuh akan berkurang yang membuat lebih
banyak darah mengalir kembali ke jantung melalui pembuluh darah. Jika darah
yang kembali ke jantung lebih banyak, maka tubuh mampu memompa lebih
banyak darah setiap denyutnya. Hal ini berarti denyut jantung yang diperlukan
per menitnya untuk memenuhi kebutuhkan darah, oksigen dan nutrisi akan
menjadi lebih sedikit.
Pada posisi berbaring darah dapat kembali ke jantung secara mudah tanpa
harus melawan kekuatan gravitasi. Terlihat bahwa selama kerja pada posisi
berdiri, isi sekuncup meningkat secara linier dan mencapai nilai tertinggi pada
40% -- 60% VO2 maksimal. VO2 max adalah volume maksimal O2 yang
diproses oleh tubuh manusia pada saat melakukan kegiatan yang intensif. Pada
posisi berbaring, dalam keadaan istirahat isi sekuncup mendekati nilai
maksimal sedangkan pada kerja terdapat hanya sedikit peningkatan. Nilai pada
posisi berbaring dalam keadaan istirahat hampir sama dengan nilai maksimal
yang diperoleh pada waktu kerja dengan posisi berdiri. Jumlah isi sekuncup
pada orang dewasa laki-laki mempunyai variasi antara 70 -- 100 ml. Makin
besar intensitas kerja (melebihi batas 85% dari kapasitas kerja) makin sedikit
isi sekuncup; hal ini disebabkan memendeknya waktu pengisian diatole akibat
frekuensi denyut jantung yang meningkat (bila mencapai 180/menit maka 1
siklus jantung hanya berlangsung selama 0,3 detik dan pengisian diastole
merupakan bagian dari 0,3 detik tersebut) (Guyton, 2002 dalam Anggita, 2012)
b. Berdiri
Detak jantung akan meningkat saat seseorang berdiri, karena darah yang
kembali ke jantung akan lebih sedikit. Kondisi ini yang mungkin menyebabkan
adanya peningkatan detak jantung mendadak ketika seseorang bergerak dari
posisi duduk atau berbaring ke posisi berdiri.
Pada posisi berdiri, maka sebanyak 300-500 ml darah pada pembuluh
capacitance vena anggota tubuh bagian bawah dan isi sekuncup mengalami
penurunan sampai 40%. Berdiri dalam jangka waktu yang lama dengan tidak
banyak bergerak atau hanya diam akan menyebabkan kenaikan volume cairan
antar jaringan pada tungkai bawah. Selama individu tersebut bisa bergerak
maka kerja pompa otot menjaga tekanan vena pada kaki di bawah 30 mmHg
dan alir balik vena cukup (Ganong, 2002 dalam Anggita, 2012 )
Pada posisi berdiri, pengumpulan darah di vena lebih banyak. Dengan
demikian selisih volume total dan volume darah yang ditampung dalam vena
kecil, berarti volume darah yang kembali ke jantung sedikit, isi sekuncup
berkurang, curah jantung berkurang, dan kemungkinan tekanan darah akan
turun. Jantung memompa darah ke seluruh bagian tubuh. Darah beredar ke
seluruh bagian tubuh dan kembali ke jantung begitu seterusnya. Darah sampai
ke kaki, dan untuk kembali ke jantung harus ada tekanan yang mengalirkannya.
Untuk itu perlu adanya kontraksi otot guna mengalirkan darah ke atas. Pada
vena ke bawah dari kepala ke jantung tidak ada katup, pada vena ke atas dari
kaki ke jantung ada katup. Dengan adanya katup, maka darah dapat mengalir
kembali ke jantung. Jika pompa vena tidak bekerja atau bekerja kurang kuat,
maka darah yang kembali ke jantung berkurang, memompanya berkurang,
5
sehingga pembagian darah ke sel tubuh pun ikut berkurang. Banyaknya darah
yang di keluarkan jantung itu menimbulkan tekanan, bila berkurang maka
tekanannya menurun. Tekanan darah berkurang akan menentukan kecepatan
darah sampai ke bagian tubuh yang dituju. Ketika berdiri darah yang kembali
ke jantung sedikit. Volume jantung berkurang maka darah yang ke luar dan
tekanan menjadi berkurang (Guyton dan Hall, 2002 dalam Anggita, 2012)
c. Duduk
`Sikap atau posisi duduk membuat tekanan darah cenderung stabil. Hal ini
dikarenakan pada saat duduk sistem vasokonstraktor simpatis terangsang dan
sinyal-sinyal saraf pun dijalarkan secara serentak melalui saraf rangka menuju
ke otot-otot rangka tubuh, terutama otot-otot abdomen. Keadaan ini akan
meningkatkan tonus dasar otot-otot tersebut yang menekan seluruh vena
cadangan abdomen, membantu mengeluarkan darah dari cadangan vaskuler
abdomen ke jantung. Hal ini membuat jumlah darah yang tersedia bagi jantung
untuk dipompa menjadi meningkat. Keseluruhan respon ini disebut refleks
kompresi abdomen (Guyton dan Hall, 2002 dalam Anggita, 2012)
Pada beberapa individu terutama orang tua, perubahan posisi yang cepat
misalnya dari berbaring ke berdiri bisa menyebabkan tubuh menjadi pusing
atau bahkan pingsan. Karena gerakan cepat ini membuat jantung tidak dapat
memompa darah yang cukup ke otak.
Saat terjatuh atau pingsan sebaiknya berada dalam posisi berbaring, yang
mana merupakan posisi menguntungkan bagi jantung karena efek gravitasi
berkurang dan lebih banyak darah yang mengalir ke otak.
BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Waktu : Rabu, 16 Mei 2012
Tempat : Ruang Skill Lab Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Palembang
2. Stetoskop
3. Alat Tulis
3.3 Cara Kerja
Cara memasang manset yang benar
1. Lengan baju digulung setinggi mungkin sehingga tidak terlilit manset
2. Tepi bawah manset berada pada 2 3 cm di atas fossa cubiti
3. Pipa karet jangan menutupi fossa cubiti
4. Manset diikat dengan cukup ketat
5. Stetoskop diafragma terletak tepat di atas denyut arteri brachialis
10
11
12
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. 1 Hasil Praktikum pengukuran tekanan darah di berbagai posisi:
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
Nama Naracoba
Eksaka Fajarnata
Rista Purnama
Lisa Wendi A
Wendra Armansyah
Indria Rizki
M. Aulia
Yolanda Rachmi
Aldieo
Zukhruful Muzaki
Putra Manggala
Imam Taqwa
Risma Kurniasih
Rachmi
Ika Arizka
Santi Annisa
Erica Fitriani
Evi Maisari
Suci Lestari
Rika Puspa
Nedya Belinawati
Ani Isnaini
Tri Anggun
Ira Maulani
Irvandra Afren
Masithha
Zulia Navira
Andreas Syaputra
Ridwan Perman
Aprilia Ayu F
Febry Setiawan
Apriliandy Sharif
K.A. Imanudin
Merri Febrianti
Siti Kusuma
Cendy A
Fabiola
Umur
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
Berbaring
S
D
/P
L 110 60
P 110 70
P 110 70
L 110 70
P 90
70
L 110 80
P 100 80
L 130 90
L 90
60
L 110 70
L 110 70
P 100 70
P 100 70
P 100 60
P 110 70
P 100 60
P 100 60
P 100 60
P 100 60
P 100 70
P 100 60
P 100 60
P 100 60
L 100 70
P 100 70
P 100 70
L 100 60
L 100 70
P 100 70
L 120 70
L 140 80
L 120 60
P 110 60
P 120 80
P 120 70
P 100 60
13
Duduk
S
D
130 70
120 80
110 60
100 70
100 80
100 90
100 80
130 110
110 80
110 80
120 80
100 70
100 80
110 90
100 80
100 50
100 70
110 60
110 70
120 90
110 70
110 70
100 70
110 70
110 60
110 70
110 80
120 80
110 70
115 75
140 70
120 70
110 60
120 70
120 90
110 70
Berdiri
S
D
130 90
110 90
110 80
110 80
110 85
110 80
110 80
130 70
120 80
110 80
120 70
110 90
120 80
100 70
100 80
100 70
110 70
120 70
110 70
130 90
130 90
90
80
100 70
100 90
110 50
120 70
120 80
120 80
130 70
120 90
130 80
120 70
110 70
130 70
130 90
130 90
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
59.
60.
61.
62.
63.
64.
65.
Monika Sari
Dwi Indah
Dera A.
Purry Ayu
Nursin M.
Poppy Geraldine
Hendra Ercha
Geta V.
Perda Anggraini
Syafar A.
Eldhi A.
Fadiil R.
Suci Lestari
M. Fajar
Dian Wijayanti
Anisa Penidaria
Febbyene V.
Utin Karmila
Marmah O.
Sulastri
Tantri R.
Lilia Muspida
Umi Chusnul
Maya A.
Yulisti Fitri Utami
Selina H.
Destrianti
Ayu Aryani
Veranika Antonia
Rata-rata
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
20
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
20
19
P
P
P
P
L
P
L
P
P
L
L
L
P
L
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
130
100
100
120
140
120
110
100
120
140
100
130
90
120
140
140
120
100
120
100
100
140
100
130
100
140
100
100
120
110.
61
80
70
70
70
80
60
60
70
70
80
80
90
60
70
80
80
60
70
70
70
60
80
60
80
70
80
60
60
70
69.
23
0
Nama Naracoba
Umur
Eksaka Fajarnata
Rista Purnama
Lisa Wendi A
Wendra Armansyah
Indria Rizki
19
19
19
19
19
Palpasi
/P
L
P
P
L
P
S
120
120
110
100
100
14
130
120
110
115
140
120
110
110
115
140
100
130
110
115
140
140
120
110
115
110
100
140
110
130
120
140
110
100
120
115
80
90
70
75
70
70
60
70
75
70
80
110
80
75
70
70
70
70
75
70
50
80
60
80
90
80
70
70
70
74.3
82
130
130
130
120
130
120
110
130
120
130
110
130
120
120
130
130
120
130
120
130
100
140
120
140
130
140
90
100
130
119.
09
90
90
70
90
80
70
70
70
90
80
80
70
80
90
80
80
70
70
90
70
70
90
70
80
90
90
80
70
70
78.5
38
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48
49.
M. Aulia
Yolanda Rachmi
Aldieo
Zukhruful Muzaki
Putra Manggala
Imam Taqwa
Risma Kurniasih
Rachmi
Ika Arizka
Santi Annisa
Erica Fitriani
Evi Maisari
Suci Lestari
Rika Puspa
Nedya Belinawati
Ani Isnaini
Tri Anggun
Ira Maulani
Irvandra Afren
Masithha
Zulia Navira
Andreas Syaputra
Ridwan Perman
Aprilia Ayu F
Febry Setiawan
Apriliandy Sharif
K.A. Imanudin
Merri Febrianti
Siti Kusuma
Cendy A
Fabiola
Monika Sari
Dwi Indah
Dera A.
Purry Ayu
Nursin M.
Poppy Geraldine
Hendra Ercha
Geta V.
Perda Anggraini
Syafar A.
Eldhi A.
Fadil R.
Suci Lestari
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
20
19
L
P
L
L
L
L
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
L
P
P
L
L
P
L
L
L
P
P
P
P
P
P
P
P
L
P
L
P
P
L
L
L
P
100
90
130
110
110
110
100
100
100
90
100
100
110
100
120
110
100
90
110
110
110
110
120
110
110
130
120
90
120
120
110
130
120
110
115
140
120
110
110
115
140
90
130
110
15
50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
59.
60.
61.
62.
63.
64.
65.
M. Fajar
Dian Wijayanti
Anisa Penidaria
Febbyene V.
Utin Karmila
Marmah O.
Sulastri
Tantri R.
Lilia Muspida
Umi Chusnul
Maya A.
Yulisti Fitri Utami
Selina H.
Destrianti
Ayu Aryani
Veranika Antonia
Rata-rata
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
20
19
L
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
115
140
130
120
90
110
110
100
140
100
130
120
140
110
90
100
111.9
No
Nama Naracoba
Umur
1.
2.
3.
4.
Eksaka Fajarnata
Rista Purnama
Lisa Wendi A
Wendra
19
19
19
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
Armansyah
Indria Rizki
M. Aulia
Yolanda Rachmi
Aldieo
Zukhruful Muzaki
Putra Manggala
Imam Taqwa
Risma Kurniasih
Rachmi
Ika Arizka
Santi Annisa
Erica Fitriani
Evi Maisari
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
TO1
S
D
/P
L 150 90
P 140 90
P 130 80
L 140 90
S
140
130
120
120
D
80
80
70
80
P
L
P
L
L
L
L
P
P
P
P
P
P
100
120
120
130
110
120
120
130
130
130
130
120
100
80
90
80
110
80
80
80
80
80
70
80
70
70
110
120
130
130
120
130
120
140
140
140
140
120
110
16
85
90
80
70
80
80
90
90
80
70
80
80
70
TO2
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
59.
60.
Suci Lestari
Rika Puspa
Nedya Belinawati
Ani Isnaini
Tri Anggun
Ira Maulani
Irvandra Afren
Masithha
Zulia Navira
Andreas Syaputra
Ridwan Perman
Aprilia Ayu F
Febry Setiawan
Apriliandy Sharif
K.A. Imanudin
Merri Febrianti
Siti Kusuma
Cendy A
Fabiola
Monika Sari
Dwi Indah
Dera A.
Purry Ayu Ovilia
Nursin M.
Poppy Geraldine
Hendra Ercha
Geta V.
Perda Anggraini
Syafar A.
Eldhi A.
Fadil R.
Suci Lestari
M. Fajar
Dian Wijayanti
Anisa Penidaria
Febbyene V.
Utin Karmila
Marmah O.
Sulastri
Tantri R.
Lilia Muspida
Umi Chusnul
Maya A.
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
20
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
P
P
P
P
P
P
L
P
P
L
L
P
L
L
L
P
P
P
P
P
P
P
P
L
P
L
P
P
L
L
L
P
L
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
120
140
130
130
130
130
140
140
120
120
120
130
120
130
120
140
140
130
150
130
140
130
120
130
140
140
130
120
130
130
140
140
120
130
130
120
130
120
130
120
140
120
140
17
70
70
90
90
80
80
90
70
70
80
80
70
90
80
70
70
70
90
90
90
90
70
90
80
80
70
70
90
80
80
90
80
90
80
80
70
70
90
70
80
90
70
80
110
130
120
110
110
110
130
130
120
110
120
120
115
140
120
130
120
120
130
130
120
110
115
140
130
120
110
115
140
120
130
130
115
140
140
120
110
115
110
100
140
110
130
60
70
90
70
70
70
70
60
70
80
80
70
75
70
70
70
70
90
90
80
90
70
75
70
80
70
70
75
70
70
90
80
75
70
70
70
70
75
70
70
80
60
80
61.
19
130
90
120
90
62.
63.
64.
65.
Selina H.
Destrianti
Ayu Aryani
Veranika Antonia
Rata-rata
19
19
20
19
P
P
P
P
140
120
120
130
110.
61
90
80
70
80
69.
23
0
140
110
100
120
115
80
70
70
70
74.38
2
2. Pembahasan
Pada praktikum ini, tekanan darah diukur dengan metode tidak langsung
dan pengukuran dilakukan pada lengan bagian atas. Tekanan darah dari masingmasing praktikan diukur dalam beberapa keadaan, yaitu pada saat duduk, berdiri,
setelah exercise dan berbaring. Sebelum praktikan melakukan kegiatan (istirahat)
praktikan diukur tekanan darahnya dengan menggunakan spigmomanometer.
Kemudian praktikan melakukan sejumlah aktivitas otot yaitu berlari kecil di
tempat dan Pengukuran tekanan darah dengan spigmomanometer ini memperoleh
hasil yang sangatlah beragam antara 100/60 mmHg sampai 160/90 mmHg.
Berdasarkan pada referensi dan literatur, seluruh data yang dihasilkan tersebut
masih menunjukkan range tekanan darah yang normal. Tekanan darah sistolik
yang dianggap normal untuk orang dewasa adalah adalah 90-130 mmHg,
sedangkan tekanan diastolik yang normal untuk orang dewasa adalah sebesar 6090 mmHg. Angka yang ditunjukkan dalam tekanan sistolik selalu lebih besar dari
angka diastolik karena selama sistol, ventrikel kiri jantung memaksa darah untuk
masuk ke aorta dengan fase ejeksi (penyemprotan). Hal tersebut terjadi akibat
adanya perbedaan tekanan antara ventrikel dengan aorta. Sehingga ketika katup
yang membatasi atrium dengan aorta terbuka maka terjadi perpindahan darah dari
atrium ke aorta dengan ejeksi dan tekanan yang besar.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi tekanan darah yaitu, jenis
kelamin, usia, aktivitas, obesitas, kondisi kesehatan, stress,obat obatan dll.
18
Namun, pada praktikum ini hanya dibahas faktor aktivitas dan jenis kelamin dan
umur. Apabila dibandingkan dengan hasil pengukuran sebelum beraktivitas otot,
ternyata data menunjukkan bahwa tekanan darah setelah melakukan aktivitas otot
cenderung akan lebih tinggi.Dari hasil pengukuran rata-rata didapatkan setelah
melakukan exercise tekanan darah lebih tinggi daripada berdiri, tekanan saat
berdiri lebih tinggi dari pada duduk dan tekanan saat duduk lebih tinggi duduk
lebih tinggi daripada berbaring. Hal tersebut dikarenakan semakin tinggi aktivitas
yang dilakukan maka akan semakin tinggi pula aktivitas dari kerja jantung yang
harus mengeluarkan tenaga yang tinggi sehingga tekanan darah juga meningkat.
. Tekanan darah yang meningkat ini dipengaruhi oleh tingkatan aktivitas.
Tekanan darah setelah beraktivitas lebih besar dibandingkan dengan tekanan darah
pada saat istirahat. Hal tersebut diakibatkan karena pada saat beraktivitas sel
tubuh memerlukan pasokan O2 yang banyak akibat dari metabolisme sel yang
bekerja semakin cepat pula dalam menghasilkan energi. Sehingga peredaran darah
di dalam pembuluh darah akan semakin cepat dan curah darah yang dibutuhkan
akan semakin besar. Akibat adanya vasodilatasi pada otot jantung dan otot rangka
serta vasokontriksi arteriol yang menyebabkan arteriol menyempit dan kerja
jantung tiap satuan waktu pun bertambah sehingga volume darah pada arteriol
akan meningkat dan tekanannya pun akan meningkat. Dapat dikatakan bahwa
volume darah yang masuk dari arteri ke jantung meningkat. Pada organ-organ
tersebut dan menyebabkan aliran darah ke saluran pencernaan dan ginjal
berkurang. Persentase darah yang dialirkan ke organ-organ tersebut untuk
menunjang peningkatan aktivitas metabolik keduanya. Kerja jantung juga akan
semakin cepat dalam memompa darah. Namun demikian, denyut jantungnya tetap
dalam keadaan normal. Sedangkan terdapat praktikan lain yang memiliki tekanan
darah yang hampir mendekati ambang bawah tidak normal yaitu sebesar 100/70
mmHg pada saat istirahat. Berdasarkan dua hal tersebut, dapat diketahui bahwa
salah satu faktor yang mempengaruhi tinggi-rendahnya tekanan darah adalah
besar aktivitas atau jenis aktivitas yang dilakukan.
19
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan dari praktikum kali ini, dapat disimpulkan bahwa:
1. Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan pada lengan atas.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah yaitu, aktivitas fisik,
jenis kelamin, usia, dll.
20
DAFTAR PUSTAKA
Guyton,Arthur C dan Hall, John E.2007.Buku ajar Fisiologi Kedokteran. EGC:
Jakarta
http://id.wikipedia.org/wiki/Tekanan_darah
Yanti,2012 Pengukuran tekanan darah dalam
http://www.scribd.com/doc/90447671/PENGUKURAN-TEKANAN-DARAH
diakses pada 22 Mei 2012
21
LAMPIRAN
1. Mengapa pada perubahan posisi, pengukuran harus menunggu setelah 3
menit?
Jawab : Karena pengukuran tekanan darah yang berkali-kali menyebabkan
hipoksia di otot. Naracoba akan merasa kesakitan. Maka dari itu, setelah 3
22
23
24