Anatomi Anak
Anatomi Anak
PENDAHULUAN
Seorang anak bukan merupakan seorang dewasa dalam bentuk kecil, karena ia
mempunyai sifat berlainan dari orang dewasa. Proporsi tubuh pada bayi baru lahir, balita,
anak besar mempunyai perbedaan yang jelas dengan orang dewasa. Beberapa organ
tubuh dan struktur telah berkembang dengan baik, dan bahkan telah mencapai ukuran
sebagaimana pada orang dewasa ( contohnya trlinga bagian dalam ), sementara organ dan
strutur lainnya masih mengalami perkembangan ( contohnya gigi yang akan mengalami
erupsi, tanda seks sekunder yang belum berkembang ).
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memberikan gambaran secara umum
perbedaan anatomi pada anak dengan orang dewasa, serta beberapa contoh kelainan
anatomi pada anak yang sering dijumpai.
TINJAUAN PUSTAKA
I. GAMBARAN UMUM ANATOMI ANAK
a. Tengkorak
Tulang tengkorak terdiri dari 2 os parietal, 1 os oksipital, dan 2 os frontal, tulang-tulang
ini berhubungan satu dengan lainnya melalui membran yang disebut sutura, dan diantara
sudut - sudut tulang terdapat ruang yang tertutup membran yang disebut fontanel. Titik
tertinggi tulang tengkorak disebut verteks, yang menandakan perluasan ke arah posterior
dermatom N.V1 pada kulit kepala.
Sutura pada tengkorak dibagi menjadi :
1 Sutura sagitalis superior, menghubungkan kedua os parietal kiri dan kanan
2 Sutura koronal, menghubungkan os parietal dengan os frontal
3 Sutura lamboidea, menghubungkan os parietal dengan os oksipital.
4 Sutura metopika / frontal, menghubungkan kedua os frontal
Fontanel ( ubun-ubun ) dibagi menjadi :
1. Fontanel mayor/anterior ( ubun-ubun besar/bregma ), berbentuk segi empat,
merupakan pertemuan sutura sagitalis superior, sutura frontal, dan sutura koronal.
Fontanel anterior akan tertutup sampai usia 18 bulan.
2. Fontanel minor/posterior ( ubun-ubun kecil ), berbentuk segi tiga, merupakan
pertemuan sutura sagitalis superior dan sutura lamboidea
Sekitar usia 2 tahun kedua os frontal akan bersatu, namun pada beberapa individu akan
menetap pada usia remaja. Sutura sagitalis superior akan menetap dan membentuk suatu
sinostosis.
Os parietal mungkin memperlihatkan lubang-lubang untuk vena emiseria parietal, tepat
disebelah anterior terhadap sutura lamboidea. Vena emiseria ini menembus os parietal
dan berhubungan dengan sinus venosus di dalam dura kranialis. Vena emiseria
mengalirkan darah kulit kepala memasuki sinus-sinus venosus selaput otak.
b. Wajah
Arkus zygomatikus terletak pada bagian terlebar wajah, merupakan penonjolan kranium.
Di bawah arkus ini terdapat penonjolan os temporal yang disebut prosesus mastoideus.
Pada saat kelahiran garis sutura ditengah membagi dua sutura secara vertikal,
memisahkan os parietal, frontal, nasal, maksila, dan mandibula dari sisi lawannya.
Setelah usia 2 tahun kedua sisi mandibula bersatu pada simfisis menti.
Rongga orbita adalah ruangan berbentuk limas yang tersusun dari os frontal, maksila,
zygomatikus, sfenoid, etmoidalis dan lakrimalis. Batas-batas adalah rongga orbita adalah:
-Atap : os frontal
-Dasar : prosesus orbitalis maksila
-Lateral : os zygomatikus dan os frontal
-Medial : os etmoidalis, os lakrimalis
Kanalis optikus dan fisura orbitalis superior terletak pada puncak masing-masing rongga
orbita. Pada kanalis optikus tersebut terdapat N.optikus dan A.ophtalmika, sewaktu alatalat ini melintas di antara rongga orbita menuju fossa kranii media.
Hampir 1/3 tepi rongga orbita disusun oleh os frontal, maksila, dan zygomatikus. Ke arah
medial tepi inferior rongga orbita dilanjutkan sebagai krista lakrimalis anterior maksila.
Ke arah medial tepi superior dilanjutkan pada os frontal yang bergabung dengan krista
lakrimalis posterior os lakrimale. Rigi-rigi lakrimale ini membatasi fossa bagian tulang
yang berisi sakus lakrimalis.
Ukuran sinus maksilaris dan sinus etmoidalis pada bayi baru lahir masih kecil, sedangkan
sinus frontalis dan sinus sfenoid belum berkembang.
Maksila membentuk dasar rongga orbita dan gusi. Sinus maksilaris merupakan perluasan
ke di dinding medial os maksila. Dengan terjadinya erupsi gigi susu maka ruangan sinus
ini akan bertambah besar, tetapi pertumbuhan maksila sangat lambat karena pertumbuhan
gigi permanen baru terjadi pada usia 6 tahun. Pertambahan ukuran sinus dan tulang
alveolar terjadi secara simultan bersama tulang mandibula.
Mandibula terdiri dari dua bagian pada waktu lahir, dipisahkan oleh jaringan fibrosa
( sutura inter mandibularis ) yang akan mengalami osifikasi pada tahun pertama menjadi
simfisis menti. Os mandibula mempunyai prosesus alveolaris yang mengelilingi akar gigi
bawah. Pemanjangan mandibula terjadi bersamaan dengan pertumbuhan gigi.
Pemanjangan ramus mandibula dibutuhkasn untuk menampung gigi yang sedang
mengalami erupsi dan mempertahankannya dalam posisi oklusi sesuai dengan
bertambahnya jumlah gigi pada maksila sehingga ruang untuk erupsi gigi cukup besar.
Pertumbuhan panjang mandibula ini terjadi pada epifisis leher mandibula ( yang
terbentuk dari kartilago sekuler ).
Pada saat lahir mandibula berbentuk tumpul. Prosessus koronoideus terletak lebih tinggi
dari pada kondilus. Posisi normal mandibula baru tercapai pada usia 2 tahun, dan setelah
erupsi gigi permanen posisi kondilus lebih tinggi dari pada prosesus koroideus
Lidah bayi baru lahir ukurannya lebih besar dan ujungnya lebih tumpul. Palatum durum
terletak setinggi orifisium tuba eustachius. Dalam perkembangannya palatum akan turun
sedangkan muara tuba akan tetap pada tempatnya di nasofaring.
Jaringan limfatik pada langit-langit dan nasofaring ( adenoid ) mengalami hipertrofi dan
berangsur-angsur mengecil dan menghilang pada usia 14 tahun.
c. Telinga
Telinga terbagi menjadi tiga bagian, yaitu telinga luar, tengah dan dalam. Telinga luar
terdiri dari daun telinga dan meatus akustikus eksternus. Meatus akustikus eksternal pada
bayi baru lahir seluruhnya terdiri dari kartilago.
Telinga tengah adalah modifikasi sinus udara di dalam bagian petrosa os temporal.
Telinga tengah berhubungan dengan sel-sel udara mastoid melalui aditus dan juga dengan
nasofaring melalui tuba eustachius ( tuba auditiva ). Tuba ini pada anak lebih pendek,
lebih lebar, kedudukannya lebih mendatar, dan kurang mengandung rambut getar dari
pada tuba orang dewasa, sehingga lebih memudahkan terjadinya radang telinga tengah.
Kavum timpani adalah rongga yang mempunyai arah vertikal dengan batas-batas :
- Atap : tegmen timpani ( bagian petrosa os temporal )
- Dasar : bulbus jugularis superior
- Medial : membran timpani
- Anterior: tuba eustachius
Membran timpani hampir sama ukuran dengan orang dewasa tetapi lebih menghadap
kebawah dan terletak lebih dalam. Membran timpani terikat pada tulang timpanika yang
telah ada pada saat lahir sebagai cincin timpanika berbentuk huruf C, terletak pada
permukaan bawah os petrosa dan skuamosa yang merupakan bagian dari tulang temporal.
Pada bayi baru lahir membran timpani lebih tebal dan suram serta letaknya lebih miring.
Tiga tulang pendengaran yaitu maleus, inkus, stapes, terletak diantara membran timpani
dan jendela oval.
Telinga dalam terdapat didalam os petrosa dan mempunyai 2 bagian yaitu labirin bagian
tulang dan labirin bagian membranosa. Labirin bagian tulang mempunyai 3 bagian yakni
koklea, vestibulum, dan kanalis semisirkularis. Ketiga bagian tersebut telah mencapai
ukuran dewasa saat lahir.
Labirin bagian membranosa mempunyai 3 komponen : duktus koklearis, sakulus dan
utrikulus, dan ketiga duktus kanalis semisirkularis.
d. Leher
Leher anak lebih pendek daripada leher orang dewasa. Hal ini disebabkan oleh lebih
besarnya rongga toraks pada anak akibat posisi iga yang lebih horisontal.
Bagian luar leher terbagi menjadi daerah segitiga posterior dan anterior.
Batas segitiga posterior leher adalah :
desenden.
Hampir semua darah yang berasal dari tubuh bagian atas akan masuk ke atrium kanan
melalui vena kava superior, kemudian masuk ke ventrikel kanan.
Setelah kelahiran, terjadi perubahan sirkulasi berupa :
1. Penurunan resistensi vaskuler paru
2. Peningkatan aliran darah paru
3. Peningkatan resistensi vaskuler sistemik
4. Penutupan arteri umbilikalis
5. Penutupan vena umbilikalis dan duktus venosus
6. Pengaliran darah melalui duktus arteriosus terutama dari kiri ke kanan
7. Penutupan foramen ovale
Penutupan arteri umbilikalis terjadi beberapa menit setelah lahir karena kontraksi otot
polos dinding pembuluh darah tersebut, dan mungkin karena rangsangan suhu dan
mekanik serta perubahan dalam kadar oksigen. Secara fisiologis, penutupan ini terjadi
karena proliferasi jaringan fibrotik dalam waktu 2-3 bulan. Bagian distalnya akan
menjadi ligamentum umbilikalis medialis, sedangkan bagian proksimalnya akan tetap
terbuka sebagai A.vesikalis superior.
Vena umbilikalis dan duktus venosus akan menutup segera setelah penutupan
A.umbilikalis. Vena umbilikalis akan membentuk ligamentum teres hepatis yang berjalan
pada tepi bawah hati. Duktus venosus yang berjalan dari ligamentum teres hepatis ke
vena kava inferior juga akan menutup dan membentuk ligamentum venosum.
Duktus arteriosus akan menutup setelah kelahiran, disebabkan oleh kontraksi otot-otot
dinding duktus tersebut, dan mungkin dipengaruhi oleh bradikinin (suatu zat yang
dikeluarkan oleh paru selama permulaan perkembangannya). Pirau kiri ke kanan melalui
duktus arteriosus biasanya menetap samapi 15-20 jam setelah lahir, tetapi dapat
berlangsung sampai beberapa hari. Namun pada bayi sehat umumnya hanya berlangsung
selama 1 jam setelah lahir. Penutupan lengkap secara anatomik terjadi dalam waktu 1-3
bulan, selanjutnya menjadi ligemantum arteriosum.
Penutupan foramen ovale terjadi bersamaan dengan tarikan nafas pertama. Pernutupan ini
terjadi terjadi akibat meningkatnya tekanan dalam atrium kiri yang disertai penurunan
tekanan dalam atrium kanan. Penutupoan fungsional foramen ovale terjadi tidak lengkap
segera setelah lahir. Pada 50% bayi sewaktu menangis masih terdapat pirau dari kanan ke
kiri sampai usia 8 hari. Pada 50% individu lainnya masih dapat terbuka sampai usia 5
tahun.
h. Abdomen
Dinding perut membentuk rongga perut yang melindungi isi rongga perut. Integritas
lapisan muskulo-aponeurosis dinding perut sangat penting untuk mencegah terjadinya
hernia. Fungsi otot dinding perut adalah untuk pernafasan, proses berkemih, dan defekasi
dengan meninggikan tekanan intra abdomen.
Dinding perut terdiri dari berbagai lapisan, yaitu kutis, subkutis, lemak subkutan, fasia
superfisialis (fasia skarpa). Kemudian otot dinding perut, yaitu m.oblikus abdominis
aksilaris kanan pada sela iga ke-7. Batas bawah berada 1 cm di bawah garis lengkung iga
bawah.
Pankreas terletak melintang dibagian atas abdomen, di belakang gaster, di dalam ruang
retroperitoneal. Pankreas terbagi menjadi bagian kepala/kaput, korpus, dan ekor. Di
sebelah ekor kiri ekor pankreas terdapat hilus limpa di arah kraniodorsal. Saluran
pankreas Wirsung dimulai dari ekor pankreas sampai kaput pankreas, bergabung dengan
saluran empedu di ampula hepatiko-pankreatika untuk selanjutnya bermuara pada papila
Vater. Saluran pankreas minor Santorini atau duktus pankreatikus asesorius bermuara di
papila minor yang terletak proksimal dari papila mayor.
j. Sistem urogenital
Sistem kemih seluruhnya terletak di ruang retroperitoneal, terdiri dari ginjal, ureter, bulibuli, dan uretra.
Ginjal merupakan organ ganda yang terletak antara vertebra L1 dan L4. Pada neonatus
kadang-kadang dapat diraba pada janin permukaannya berlobulasi yang kemudian
menjadi rata pada masa bayi, dan dengan lemak perinefrik yang tipis.
Ginjal terdiri dari korteks dan medula. Tiap ginjal terdiri dari 8-12 lobus yang berbentuk
piramid. Dasar piramid terletak di kortek dan puncaknya yang disebut papila yang
bermuara dikaliks minor. Pada daerah korteks terdapat glomerulus, tubulus kontortus
proksimal dan distal. Sedangkan daerah medula terdiri dari percabangan pembuluh darah
arteri dan vena renalis, ansa henle, dan duktus koligens.
Satuan kerja terkecil dari ginjal disebut nefron. Tiap ginjal mempunyai kira-kira satu juta
nefron. Nefron terdiri atas glomerulus, kapsula Bowman, tubulus kontortus proksimal,
ansa henle, dan tubulus kontortus distal. Ujung nefron bermuara di duktus koligens.
Batas superior ginjal ditempati oleh kelenjar adrenal. Pada waktu lahir ukurannya hampir
sebesar ukuran ginjal.
Arteri renalis dan cabangnya merupakan arteri tunggal tanpa kolateral (end artery).
Dinding ureter mempunyai lapisan otot yang kuat, yang berhubungan langsung dengan
lapisan otot dinding pielum di sebelah kranial dan dengan otot dinding buli-buli disebelah
kaudal. Ureter menembus dinding muskuler masuk ke buli-buli secara miring.
Sistem pendarahan ureter bersifat segmental dan berasal dari pembuluh arteri ginjal,
gonad dan buli-buli dengan hubungan kolateral.
Pada waktu lahir buli-buli terdapat intra abdomen, berbentuk kumparan, terletak dalam
jaringan ektra peritoneal dinding depan perut, karena rongga pelvis pada waktu lahir
berukuran sangat kecil dan bagian fundus buli-buli berada di atas simfisis pubis pada
waktu buli-buli kosong. Kira-kira pada usia 6 tahun, panggul