Oleh :
Endhah Dwi L
2012340008
Christiana Fransiska S
2012340019
Klasifikasi
Kingdom
: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom
Super Divisi
Divisi
Kelas
Sub Kelas
: Magnoliidae
Ordo
: Magnoliales
Famili
: Myristicaceae
Genus
: Myristica
Spesies
: Myristic
Dari seluruh bagian tanaman pala yang mepunyai nilai ekonomis adalah
buahnya yang terdiri dari empat bagian yaitu daging buah, fuli, tempurung dan
biji.
Persentase berat dari bagian-bagian buah pala
Daging buah
Daging
Presentase
(%)
77,8
basah
Presentase
angin
9,93
Fuli
2,09
Tempurung
15,1
Biji
13,1
8,4
kering
Pada prinsipnya komponen dalam biji pala dan fuli terdiri dari minyak atsiri,
Daging buah
Basah
kering
Fuli
basah
kering
Biji
Basah
kering
Air
89
17,4
54
17,6
41
12,9
Lemak
10,4
18,6
23,3
34,4
Minyak
1,1
8,5
2,9
atsiri
Gula
1,1
Kompone
3,0
n
Mengand
ung
N
Sumber:
Jense dalam Rismunandar (1990)
Kompone
27,7
n bebas N
5,2
1,7
2,5
1,9
5,2
1,0
4,1
1,5
5,1
49,5
27,3
40,4
Abu
1,6
1,5
2,2
0,7
5,7
0,9
digunakan sebagai bahan insektisida yang efektif (Ejechi et al, 1998). Kamfer
yang terdapat dalam minyak atsiri pala, digunakan dalam pembuatan kamfer
dan senyawa lainnya yang bersifat antibakteri, anti cendawan, dan
antiserangga (Huang et al., 1997). Sifat larvasida terhadap Toxocara canis L
juga dimiliki oleh fuli (Nakamura et al., 1988)
Manfaat Pala
Secara komersial, biji pala dan fuli merupakan bagian terpenting dari buah
pala dan dapat dibuat bermacam-macam produk. Biji pala dan fuli dapat
dimanfaatkan secara langsung dalam bentuk rempah-rempah kering, atau
diolah lebih lanjut menjadi produk hasil ekstraksinya berupa minyak atsiri
maupun oleoresin biji pala dan fuli.
Produk lain yang mungkin dibuat dari biji pala adalah mentega pala yang
dapat digunakan sebagai minyak makan dan juga digunakan dalam industri
kosmetik.
Secara langsung biji pala dan fuli dalam bentuk kering dapat dimanfaatkan
sebagai bumbu masakan dan sebagai bahan campuran dalam ramuan obatobatan
Budidaya
1.
Keadaan Iklim
Tanaman pala memerlukan iklim tropis yang panas
Secara umun tanaman pala tumbuh dan berproduksi dengan baik pada
daerah dataran rendah sampai ketinggian 700 m dpl., dengan suhu udara
optimum berkisar antara 20C-30C, kelembapan antara 50%-80%, curah
hujan antara 2.000 mm-3.500 mm/tahun, dan tempatnya terbuka (mendapat
cukup sinar matahari).
2.
Keadaan Tanah
Tanaman pala cocok ditanam pada tanah andosol, latosol, dan alluvial yang
kaya bahan organic.
Penyiapan Lahan
Pembukaan Lahan
Pengolahan Tanah
Pengairan
Penyulaman
Sortasi dilakukan berdasarkan : ukuran, warna, keriput/tidak, ada lubang atau tidak.
3. Pengeringan Fuli
Sortasi Fuli
Sortasi fuli dilakukan dengan cara memisahkan fuli yang utuh dari yang tidak utuh.
4. Penyimpanan
5. Pengemasan
5) Pengurangan air
a. Minyak atsiri pala (dari fuli atau dari buah) yang diperoleh masih
mengandung sejumlah kecil air. Air ini dapat dikurangi dengan menyaring
minyak melalui kertas saring berlapis magnesium karbonat.
b. Untuk memperoleh minyak atsiri pala dengan kandungan air yang rendah,
minyak atsiri pala harus disentrifusi dengan kecepatan tinggi atau disaring
dengan penyaring mekanis.
6) Penyimpanan Minyak atsiri disimpan di dalam botol kaca yang berwarna
gelap dan kering. Botol ini harus ditutup rapat. Jerigen plastik yang berkualitas
tinggi juga dapat digunakan sebagai wadah penyimpan minyak atsiri pala.
dalam buah pala adalah miristicin yang mempunyai aktivitas sebagai hepatoprotektor.
Eugenol merupakan komponen utama yang bersifat menghambat peroksidasi lemak
kandungan ion-ion Na dan Cl dalam jaringan, sedangkan ekstrak petroleum eter buah
pala mempunyai aktivitas antibakteri terhadap beberapa spesies Shigela dan E. coli.
Miristisin
Mutu minyak pala salah satunya ditentukan oleh kandungan
miristisin karena miristisin yang memberikan aroma khas pada minyak
pala (Ivan,et al, 2001). Miristisin merupakan turunan dari senyawa
fenilpropanoid. Miristisin adalah zat cair yang bening, tak larut dalam
air tetapi dalam pelarut organik. Baunya khas seperti rempah rempah
dan aroamnya tajam serta mudah menguap. Berat molekulnya 192
gr/mol. Nama lain dari miristisin adalah 5 alil 1 metoksi 2,3 metilen
dioksibenzena atau 5 metoksi safrol.
Tinjauan Farmakologi
Miristisin dapat digunakan sebagai obat oles untuk penyakit
rematik dan perangsang kulit serta bahan psikoaktif
(meningkatkan aktifitas mental). Miristisin juga dapat digunakan
sebagai zat pemusnah serangga yang disebut synergistiche
serta digunakan sebagai pembanding zat untuk tes minyak
yang mudah menguap. Di Eropa, miristisin pada mulanya akan
dimanfaatkan sebagai penghilang rasa sakit (analgesik).
Efek Negatif
Menurut Herman (1976), dalam dosis tertentu myrisitin dapat bersifat racun,