Referat GIZI PD IBU HAMIL
Referat GIZI PD IBU HAMIL
Oleh :
Prya Chairullah
NIM : 110.2010.222
Pembimbing :
dr. Mathius S. Gasong Sp. OG
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Alhamdulillah puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT yang telah melimpahkan rahat dan karunia-Nya. Shalawat serta salam
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, dan para sahabat serta pengikutnya
hingga akhir zaman. Karena atas rahmat dan ridho-Nya, penulis dapat menyelesaikan
sari pustaka ini dengan judul GIZI DALAM KEHAMILAN sebagai salah satu
persyaratan mengikuti ujian kepaniteraan klinik di bagian Obstetri dan Ginekologi RS
Mochammad Ridwan Meuraksa.
Berbagai kendala yang telah dihadapi penulis sehingga sari pustaka ini selesai
tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari banyak pihak. Atas bantuan yang telah
diberikan, baik moril maupun materil. Penulis ingin mennyampaikan penghargaan
dan ucapan terima kasih kepada dr. Mathius Simuruk Gasong Sp. OG selaku
konsulen Obstetri dan Ginekologi RS Mochamad Ridwan Meuraksa yang telah
banyak memberikan ilmu dan masukan kepada penulis selama mengenyam masa
kepaniteraan klinik. Terima kasih juga kepada kedua orang tua tercinta Ir. Abdilah,
MM dan Chrisan Priyandaning atas segala doa dan kasih sayang, nasihat dan
dukungan yang telah diberikan kepada penulis. Terima kasih pula saya sampaikan
kepada seluruh rekan-rekan kepaniteraan klinik Obstetri dan Ginekologi RS
Mochammad Ridwan Meuraksa atas kebersamaan dan kerja sama yang terjalin
selama ini.
Seiring dengan perkembangan zaman, banyak sekali perubahan di bidang
pengetahuan medis yang mengarah kepada kemajuan dan perbaikan kualitas
kesehatan, banyak data dan fakta yang signifikan perlu diketahui terutama oleh
tenaga medis untuk mengedukasi dengan baik. Sebagai tenaga medis yang berkualitas
diperlukan pengetahuan yang cukup agar dapat memberikan penanganan yang tepat.
Untuk itu melalui referat ini penulis mencoba untuk sedikit menjabarkan mengenai
gizi dalam kehamilan.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa referat ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu segala kritik dan saran yang membangun akan sangat diharapkan demi
penyempurnaannya. Semoga referat ini dapat memberi informasi yang berguna bagi
para pembaca.
DAFTAR ISI
Halaman Judul.............................................................................................................i
Lembar penilaian........................................................................................................ii
Kata pengantar...........................................................................................................iii
Daftar isi.......................................................................................................................v
Daftar Tabel................................................................................................................vi
Daftar Gambar..........................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................3
2.1 DEFINISI...............................................................................................................3
2.2 EPIDEMIOLOGI..................................................................................................3
2.3 ETIOLOGI.............................................................................................................4
2.4 PATOGENESIS....................................................................................................5
2.5 MANIFESTASI KLINIS..............................................................,.......................9
2.6 KLASIFIKASI.....................................................................................................12
2.7 DIAGNOSIS.........................................................................................................16
2.8 PEMERIKSAAN PENUNJANG.......................................................................16
2.9 TATALAKSANA................................................................................................21
2.10 KOMPLIKASI...................................................................................................25
2.11 PROGNOSIS......................................................................................................26
BAB III KESIMPULAN DASAR............................................................................27
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kehamilan adalah masa terpenting untuk pertumbuhan janin. Salah satu faktor
yang mempengaruhi keberhasilan suatu kehamilan adalah gizi. Status gizi ibu pada
waktu pembuahan dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin yang
sedang dikandung. Status gizi pada trimester pertama akan sangat berpengaruh
terhadap pertumbuhan embrio pada masa perkembangan dan pembentukan organ
organ tubuh (organogenesis). Pada trimester II dan III kebutuhan janin terhadap zat
zat gizi semakin meningkat. Jika tidak terpenuhi, plasenta akan kekurangan zat
makanan sehingga akan mengurangi kemampuannya dalam mensintesis zat-zat yang
dibutuhkan oleh janin.1
Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu
kemungkinan luaran bayi pada ibu dengan nutrisi yang tidak adekuat. Bayi dengan
BBLR tidak jarang diikuti dengan berbagai komplikasi, sehingga dapat berakibat
kematian. Frekuensi BBLR di negara maju berkisar antara 3,6 10,8%, di negara
berkembang berkisar antara 10 43%. Rasio antara negara maju dan negara
berkembang adalah 1 : 4. Di Indonesia, berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SDKI) 2002-2003, angka kematian neonatal sebesar 20 per 1000 kelahiran
hidup. Penyebab utama kematian neonatal adalah BBLR, yaitu sebanyak 29%. Di
Medan, diperoleh angka kematian bayi dikarenakan BBLR sebanyak 311 jiwa.4
BBLR dapat dicegah dengan asupan nutrisi seimbang selama kehamilan. Pada
laporan pencapaian Millenium Development Goals (MDGs), untuk meningkatkan
kesehatan ibu dan bayi masih ditemukan beberapa tantangan, diantaranya masih
rendahnya status gizi dan kesehatan ibu hamil. Rendahnya status gizi ibu hamil dapat
disebabkan berbagai faktor, salah satunya adalah rendahnya pengetahuan ibu hamil
tentang nutrisi.4
Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini didapat setelah orang melakukan
penginderaan terhadap obyek tertentu. Perilaku yang didasarkan pengetahuan akan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
takaran semua zat gizinya dibutuhkan oleh ibu hamil setiap hari dan mengandung zat gizi
seimbang dengan jumlah sesuai kebutuhan dan tidak berlebihan. Kondisi kesehatan ibu
sebelum dan sesudah hamil sangat menentukan kesehatan ibu hamil. Sehingga demi
suksesnya kehamilan, keadaan gizi ibu pada waktu konsepsi harus dalam keadaan baik,
dan selama hamil harus mendapat tambahan energi, protein, vitamin, dan mineral. 9
Perubahan kebutuhan gizi ibu hamil tergantung dari kondisi kesehatan si ibu.
Dasar pengaturan gizi ibu hamil adalah adanya penyesuaian faali selama kehamilan, yaitu
sebagai berikut :
a. Peningkatan basal metabolisme dan kebutuhan kalori. Metabolisme basal pada masa
4 bulan pertama mengalami peningkatanan kemudian menurun 20-25% pada 20
minggu terakhir.
sumber lemak, seperti lemak dan minyak, kacang-kacangan, dan biji-bijian. Setela h itu
bahan makanan sumber karbohidrat seperti padi-padian, umbi-umbian, dan gula murni.2
2.1.2. Protein
Pada saat hamil terjadi peningkatan kebutuhan protein yang disebabkan oleh
peningkatan volume darah dan pertumbuhan jaringan baru. Jumlah protein yang harus
tersedia sampai akhir kehamilan adalah sebanyak 925 gr yang tertimbun dalam jaringan
ibu, plasenta, serta janin. Widyakarya Pangan dan Gizi VIII 2004 menganjurkan
penambahan sebanyak 17 gram untuk kehamilan pada trimester ketiga atau sekitar 1,3
g/kg/hr. Dengan demikian, dalam satu hari asupan protein dapat mencapai 67-100 gr. 3
Perkiraan faktorial protein terhadap komponen-komponen pertambahan pada
kehamilan normal cukup bulan dapat dilihat dalam tabel 2.1.
Tabel
2.1.
Komponen Pertambahan
Janin
Plasenta
Cairan amnion
Rahim
Darah
Cairan Ekstrasellular
Total
Berat (gr)
3400
650
800
970
1250
1680
8750
Protein (gr)
440
100
3
166
81
135
925
Bahan makanan hewani merupakan sumber protein yang baik dalam hal
jumlah maupun mutu, seperti telur, susu, daging, unggas, dan kerang.
2.1.3. Vitamin dan Mineral
Bagi pertumbuhan janin yang baik dibutuhkan berbagai vitamin dan mineral
seperti vitamin C, asam folat, zat besi, kalsium, dan zink. Angka kecukupan gizi yang
dianjurkan oleh Widyakarya Pangan dan Gizi 2004 untuk tambahan gizi ibu hamil
pada trimester ketiga adalah vitamin A +300 RE, vitamin C +10 mg, tiamin +0,3 mg,
riboflavin +0,3 mg, niasin +4 mg, asam folat +200 g, vitamin B12 +0,2 g, kalsium
+150 mg, magnesium +40 mg, zat besi +13 mg, zink +10,2 mg,serta iodium +50 g.
2.1.3.1. Zat Besi
Selama hamil, zat besi banyak dibutuhkan untuk mensuplai pertumbuhan janin
dan plasenta serta meningkatkan jumlah sel darah merah ibu. Zat besi merupakan
senyawa yang digunakan untuk memproduksi hemoglobin yang berfungsi untuk :
1. Mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh
2. Sintesis enzim yang terkait besi
3. Penggunaan oksigen untuk produksi energi sel. 3
Total besi yang diperlukan selama hamil adalah 1040 mg. Dari jumlah ini, 200
mg Fe tertahan oleh tubuh ketika melahirkan dan 840 mg sisanya hilang. Sebanyak
300 mg ditransfer ke janin dengan rincian 50-75 mg untuk pembentukan plasenta,
450 mg untuk menambah jumlah sel darah merah, dan 200 mg lenyap ketika
melahirkan. Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi 2004 menganjurkan penambahan
sebanyak 13 mg untuk kehamilan pada trimester ketiga.2
Dengan demikian, angka kecukupan gizi yang dianjurkan bagi ibu hamil trimester
ketiga adalah 39 mg/hari.
Ada dua bentuk besi yang terdapat dalam pangan, yaitu besi heme yang terdapat
dalam produk-produk hewani dan besi nonheme yang terdapat dalam produk-produk
nabati. Makanan dari produk hewani seperti hati, ikan dan daging yang harganya relatif
mahal dan belum sepenuhnya terjangkau oleh kebanyakan masyarakat Indonesia. 3 Selain
sumber hewani, ada juga makanan nabati yang kaya akan zat besi seperti singkong,
kangkung, dan sayuran berwarna hijau lainnya. Namun, zat besi dalam makanan tersebut
lebih sulit penyerapannya. Dibutuhkan porsi besar sumber nabati untuk mencukupi
kebutuhan besi sehari.2
Makanan-makanan yang dapat meningkatkan absorpsi besi selama hamil
diantaranya sebagai berikut :
1. Konsumsi makanan yang dapat meningkatkan absorpsi besi, yaitu daging, sayur,
dan buah yang kaya vitamin C.
2. Menghindari penghambat (inhibitor) absorpsi besi seperti teh dan kopi.
Kebutuhan akan zat besi yang besar terutama pada kehamilan yang menginjak
usia trimester ketiga tidak akan mungkin tercukupi hanya melalui diet. Oleh karena itu,
suplementasi zat besi sangat penting sekali, bahkan kepada ibu hamil status gizinya
sudah baik.3
2.1.3.2. Asam Folat
Asam folat berperan dalam berbagai proses metabolik seperti metabolisme
beberapa asam amino, sintesis purin, dan timidilat sebagai senyawa penting dalam
sintesis asam nukleat.3 Selain itu asam folat juga dibutuhkan untuk pembentukan sel
darah merah dan sel darah putih dalam sum-sum tulang belakang dan untuk
pendewasaannya.1 Sekitar 24-60% wanita baik di negara berkembang maupun yang telah
maju mengalami kekurangan asam folat karena kandungan asam folat di dalam makanan
mereka sehari-hari Widyakarya Pangan dan Gizi 2004 menganjurkan penambahan
sebanyak 200 g untuk ibu hamil, yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan mereka
disaat hamil. Kekurangan asam folat berkaitan dengan tingginya insiden komplikasi
kehamilan seperti aborsi spontan, toxemia, prematur, pendeknya usia kehamilan dan
hemorrhage (pendarahan).3
dapat dipenuhi dengan mengkonsumsi suplemen. Suplementasi sebaiknya
diberikan sekitar 28 hari setelah ovulasi atau pada 28 hari pertama kehamilan. Besarnya
suplementasi adalah 280, 660, dan 470 g per hari, masing-masing pada trimester I, II,
dan III.2 Jenis makanan yang banyak mengandung asam folat antara lain ragi, hati,
brokoli, sayuran hijau, kacang-kacangan, ikan, daging, jeruk, dan telur.
Takaran saji
15-45 gram sereal siap saji
90 gram bayam rebus
88 gram kacang rebus
1 buah jeruk kecil
Kandungan asam
folat
400 mikrogram
100 mikrogram
90 mikrogram
30 mikrogram
2.1.3.3. Kalsium
Ibu hamil dan bayi membutuhkan kalsium untuk menunjang perrtumbuhan tulang
dan gigi serta persendian janin. Selain itu kalsium juga digunakan untuk membantu
pembuluh darah berkontrkasi dan berdilatasi. Jika kebutuhan kalsium tidak tercukupi dari
makanan, kalsium yang dibutuhkan bayi akan diambil dari tulang ibu yang
mengakibatkan tulang ibu menjadi keropos atau osteoporosis. 11
Takaran saji
Kandungan
makanan
Yogurt 227 gram yogurt tawar,
kalsium
415 milligram
rendah lemak
245 gram susu skim
43 gram keju mozarella
186 gram jus jeruk
306 milligram
275 milligram
200 to 260
milligram
181 milligram
120 milligram
Susu
Keju
Jus
Sereal
100-1.000
milligram
minimal adalah sebesar 44,4%, sedangkan untuk persentase ibu hamil yang
mengkonsumsi protein dibawah kebutuhan minimal sebesar 49,5%.
Pola makan merupakan hal yang penting diperhatikan pada masa kehamilan,
sebab apa yang dikonsumsi oleh ibu akan mempengaruhi janin di dalam kandungan. 13
Oleh karena itu ibu hamil harus memiliki pola makan yang baik diantaranya harus
memenuhi sumber karbohidrat, protein, lemak, serta vitamin dan
mineral demi tercapainya kesehatan ibu dan bayi. Senada dengan hal itu, Husada juga
menyatakan bahwa salah satu pedoman pola makan sehat adalah makanan triguna,
yaitu:
1. Mengandung zat tenaga seperti beras, jagung, gandum, ubi kayu, ubi jalar, roti,
dan mie yang mengandung karbohidrat serta minyak dan lemak yang
mengandung lemak.
2. Mengandung zat pembangun yang berguna untuk pertumbuhan dan mengganti
jaringan yang rusak. Bahan makanan sumber zat pembangun yang berasal dari
hewan mengandung protein hewani adalah telur, ikan, ayam, daging, kerang,
udang, kepiting, susu, serta hasil olahannya. Sedangkan jenis makanan yang
mengandung protein nabati berasal dari tumbuh-tumbuhan adalah kacang tanah,
kacang merah, kacang ijo, kacang kedelai dan hasil olahannya seperti tempe,
tahu, dan lain sebagainya.
3. Mengandung zat pengatur yang berguna untuk mengatur semua fungsi tubuh dan
melindungi tubuh dari penyakit. Bahan makanan sumber zat pengatur adalah
semua jenis sayur-sayuran dan buah-buahan. Bahan makanan ini mengandung
berbagai macam vitamin dan mineral.
Thorn mengungkapkan, cara termudah untuk menjamin pola makan yang
sehat adalah dengan memilih berbagai makanan segar secara keseluruhan, karena
makanan yang telah mengalami pemrosesan tinggi akan kehilangan banyak zat gizi
yang dibutuhkan oleh tubuh. Makanan ibu selama hamil diharapkan dapat memenuhi
kebutuhan zat gizi karena dengan diet yang tepat saat hamil, akan dapat mengurangi
resiko pembentukan janin abnormal dan membantu menjamin bayi tumbuh dengan
baik.4
Untuk memperoleh pengaruh yang lebih baik dari pola makan ibu hamil, perlu
diperhatikan prinsip ibu hamil, yaitu jumlah lebih banyak, mutu lebih baik, selain itu
susunan menu juga harus seimbang. Ibu hamil harus mengkonsumsi makanan yang
bervariasi setiap hari, minimal mengandung 5 porsi buah dan sayur, 5 porsi
karbohidrat kompleks, 5 porsi protein dan lemak, dan dilengkapi dengan kombinasi
makanan produk susu.13
Menurut Irianto, ada beberapa syarat makanan sehat bagi ibu hamil
yaitu :
1. Menyediakan energi yang cukup (kalori) untuk kebutuhan kesehatan tubuh ibu
dan pertumbuhan bayi.
2. Menyediakan semua kebutuhan ibu dan bayi (meliputi protein, lemak, vitamin,
mineral).
3. Dapat menghindarkan pengaruh negatif bagi bayi.
4. Mendukung metabolisme tubuh ibu dalam memelihara berat badan sehat, kadar
gula darah, dan tekanan darah.
Sophia menyatakan, kebutuhan makanan bagi ibu hamil lebih banyak daripada
kebutuhan untuk wanita yang tidak hamil, kegunaan makanan tersebut adalah :
1. Untuk pertumbuhan janin dalam kandungan
2. Untuk mempertahankan kesehatan dan kekuatan ibu sendiri
3. Agar luka-luka akibat persalinan cepat sembuh dalam masa nifas
4. Sebagai cadangan untuk masa laktasi.
2.3
2.4 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kekurangan Asupan Zat Gizi Pada Ibu
Hamil
Masalah gizi pada masyarakat Indonesia sangat berkaitan erat dengan pangan,
karena gizi seseorang sangat terpengaruh pada kondisi pangan yang dikonsumsinya.
Masalah pangan antara lain menyangkut ketersediaan pangan dan kerawanan konsumsi
pangan yang disebabkan kemiskinan, rendahnya pendidikan, dan adat kepercayaan yang
terkait dengan tabu makanan.
1. Tabu Makanan (Pantangan)
Pantangan atau tabu adalah suatu larangan untuk mengkonsumsi jenis makanan
tertentu karena terdapat ancaman bahaya terhadap barang siapa yang melanggarnya.
Beberapa alasan tabu diantaranya khawatir terjadi keracunan, tidak biasa, takut mandul,
kebiasaan yang bersifat pribadi, khawatir menimbulkan penyakit, larangan agama,
Tablet zat besi adalah zat besi-folat yang berbentuk tablet, tiap tablet berisi 60 mg
besi elemental dan 500 g asam folat. Tablet besi diberikan oleh pemerintah kepada ibu
hamil untuk mengatasi masalah anemia gizi besi terutama pada kehamilan yang
menginjak trimester ketiga. Konsumsi tablet besi diperlukan karena kebutuhan zat besi
yang tinggi pada masa kehamilan tidak akan bisa terpenuhi hanya dari asupan makanan
sehari-hari.3
Penambahan asupan besi baik lewat makanan ataupun suplemen terbukti mampu
mencegah penurunan Hb akibat hemodilusi. Penelitian yang dilakukan oleh Fatimah, dkk
juga menyimpulkan bahwa kadar hemoglobin berkaitan erat dengan konsumsi tablet besi
ibu selama kehamilannya. Tanpa suplementasi cadangan besi dalam tubuh ibu akan
mengalami penurunan yang tajam dan akan habis pada akhir kehamilan. Oleh karena itu
tablet besi sebesar 30-60 mg yang dimulai pada minggu ke-12 kehamilan yang diteruskan
sampai tiga bulan pascapartum perlu diberikan setiap hari. 2
2.5.1
melalui Depkes sejak tahun 1975 lewat Upaya Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK) mulai
mendistribusikan tablet besi. Ini merupakan cara yang efisien untuk mencegah dan
mengobati anemia gizi besi pada ibu hamil karena kandungan besinya padat dan
dilengkapi asam folat. Selain itu tablet besi diberikan secara cuma-cuma sehingga dapat
dijangkau oleh masyarakat luas dan mudah didapat.
2.5.2
adalah setelah 12 minggu kehamilan (awal trimester kedua) ketika kebutuhan besi mulai
meningkat. Selanjutnya pemberian dengan dosis 60-120 mg/hari dibolehkan bila terdapat
bukti lain yang menunjukkan anemia dan dosis besi bisa diturunkan kembali menjadi 30
mg/hari bila kadar Hb sudah kembali normal. 3 Sedangkan menurut Depkes RI tablet besi
diberikan kepada ibu hamil sesuai dengan dosis dan cara yang ditentukan, yaitu :
1.
Dosis pencegahan, diberikan pada kelompok sasaran tanpa pemeriksaan Hb, yaitu 1
tablet berturut-turut selama minimal 90 hari masa kehamilan. Mulai pemberian saat
pertama kali ibu memeriksakan kehamilannya (K1).
2.
Dosis pengobatan, diberikan kepada sasaran yang anemia (Hb < 11 gr/dl),
pemberian menjadi 3 tablet sehari selama 90 hari kehamilannya.
6-12 tahun
12-49 tahun
2.5.3
Umur
Dosis
Hb < 11 gr/dl pemberian 3 tablet
sehari selama 90 hari
Hb = 11 gr/dl pemberian 1 tablet
sehari minimal 90 hari
Sehari tablet, 2 kali seminggu
selama 3 bulan
Hb < 12 gr/dl pemberian 3 tablet
sehari selama 10 hari pada waktu haid
antara lain :
2.5.3.1 Tingkat Pengetahuan dan Pendidikan
DAFTAR PUSTAKA
1. Almatsier, S. Perinsip Dasar Ilmu Gizi. Penerbit: PT.Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta: 2006.
2. Arisman, 2007. Gizi dalam Daur Kehidupan. Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
3. Aritonang, E., 2010. Kebutuhan Gizi Ibu Hamil. IPB Press. Bogor.
4. Bappenas, 2007. Laporan Perkembangan
Development Goals Indonesia 2007. Jakarta.
Pencapaian
Millennium
5. Depkes RI., 2004. Satu Dari Dua Orang Indonesia Menderita Anemia.
http://www.depkes.go.id.indeks.php?option=news&task=viewarticle&ite mid=2.
Diakses 28 Maret 2011.
6. Kemenkes RI., 2010. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2009. Jakarta.
7. Depkes RI., 2009. Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta
8. Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di Badan Pengelola Rumah
Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun
2008. Skripsi FKM USU
9. Kusumawati, Yuli. 2004. Hubungan Pendidikan dan Pengetahuan Gizi Ibu
dengan Berat Bayi Lahir di RSUD DR. Moewardi Surakarta. Infokes vol. 8 No. 1
Maret September 2004. Available at http://www.google.com. Accessed on April
2011.
10. Kusmiyati, Yuni. 2009. Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta Fitramaya
11. Notoatmodjo, S, 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan Cetakan Pertama. PT.
Rineka Ciptan: Jakarta
12. Simanjuntak, N.A., 2009. Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan
13. Supariasa. et.al. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC.
14. Yuwono, D.K., 2008. Hubungan Status Ekonomi, Tingkat Pendidikan Dan