DEWI NOVITASARI A
G2A008052
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan dibawah ini,
Nama mahasiswa : Dewi Novitasari A
NIM
: G2A008052
Dewi Novitasari A
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat karunia dan
rahmatNya. Saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul Faktor
Faktor Risiko Kejadian Gizi Buruk pada Balita yang Dirawat di RSUP Dr
Kariadi Semarang, dalam memenuhi persyaratan guna menyelesaikan Program
Pendidikan Dokter pada Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (FK
UNDIP). Saya memilih masalah penelitian tentang gizi buruk pada balita. Gizi
buruk masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Setiap tahun kejadian gizi
buruk meningkat dan tingginya angka morbiditas serta mortalitas.
Sayamenyadaribahwatulisanini
masih
jauh
dari
sempurna
karena
Universitas
Diponegoro
Semarang,
Prof.Sudaharto
P.
iv
ini,saya
menyampaikan
ucapan
terimakasih
dan
DAFTAR ISI
vii
viii
ix
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
xi
DAFTAR SINGKATAN
ASI
BB
: Berat Badan.
BBLR
BCG
DPT
HiB
ISPA
MMR
PB
: Panjang Badan.
TB
: Tinggi Badan.
TBC
: Tuberculosis.
: Umur.
xii
ABSTRAK
LATAR BELAKANG. Gizi buruk menyebabkan lama rawat yang lebih panjang.
Penelitian ini bertujuan menganalisis berbagai faktor risiko gizi buruk balita yang
di rawat inap di RSUP Dr. Kariadi.
METODE. Penelitian ini adalah penelitian observasional dengan pendekatan
kasus kontrol. Subjek penelitian berjumlah 80 balita. Kasus penelitian ini adalah
balita gizi buruk sedangkan kontrol adalah balita gizi baik. Data didapatkan dari
catatan medik RSUP Dr. Kariadi tahun 2007-2011. Analisis data yang digunakan
adalah uji X.2
HASIL. Sebagian besar balita dengan gizi buruk berjenis kelamin perempuan
64,1%. Beberapa karakterisktik demografi merupakan faktor risiko gizi buruk,
antara lain status sosial ekonomi (OR= 21,000; CI 95%= 6,46-68,28), pendidikan
ibu (OR=16,333; CI95%=5,14 51,87), penyakit penyerta (OR=35,286; CI 95%=
7,39-168,48), ASI(OR= 9,471; CI 95%=3,07-29,24), BBLR (OR= 21,000;
CI95%= 4,45-99,08), dan kelengkapan imunisasi (OR=12,000; CI95%=4,1834,45).
SIMPULAN. Status sosial ekonomi, pendidikan ibu, penyakit penyerta, ASI,
BBLR, dan kelengkapan imunisasi merupakan faktor risiko kejadian gizi buruk
balita.Faktor risiko kejadian gizi buruk yang paling dominan adalah penyakit
penyerta pada balita.
KATA KUNCI. Karakteristik demografi, gizi buruk, balita.
xiii
ABSTRACT
Background. Malnutrition can cause the longer healing duration. The objective
of this research is analyze the risk factors under five year old childrens
malnutrition who are hospitalized in Kariadi hospital.
Method. This research is observational research with case control approach. The
total subjects of the research are 80 persons. The case of research is the number
of under five year old children with malnutrition status,while the control is the
number of under five year old children with good nutrition status.The data were
taken from medical record in Kariadi hospital 2007-2011. The data analyze which
is used is X2 test.
Result. The most of under five year old childrens malnutrition are female 64,1%.
Some demography characteristic constitute risk factor of malnutrition, that are
social economic status (OR= 21,000; CI 95%= 6,459-68,279), mother education
(OR=16,333; CI95%=5,143 51,872), comorbid disease (OR=35,286; CI 95%=
7,390-168,476), mothers breast milk (OR= 9,471; CI 95%=3,067-29,242), low
birth weight (OR= 21,000; CI95%= 4,451-99,082), and complete of imunization
(OR=12,000; CI95%=4,180-34,454)
Conclusion. Sosial economic status, education of mother, comorbid disease,
mothers breast milk, low birth weight, and the completeness of imunization
constitute risk factor of malnutrition incident under five year old children.The
most dominant risk factor of malnutrition is under five year old childrens
comorbidities disease.
Keywords. Demography characteristic, malnutrition, under five year old children
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Balita merupakan kelompok masyarakat yang rentan gizi. Pada kelompok
4,9% di tahun 2010.6 Namun prevalensi gizi buruk di Jawa Tengah dari tahun
2007-2009 mengalami kestabilan yaitu 4%.7
Kejadian gizi buruk apabila tidak diatasi akan menyebabkan dampak yang
buruk bagi balita.2 Dampak yang terjadi antara lain kematian dan infeksi kronis.8
Deteksi dini anak yang kurang gizi (gizi kurang dan gizi buruk) dapat dilakukan
dengan pemeriksaan BB/U untuk memantau berat badan anak. Selain itu
pamantauan tumbuh kembang anak dapat juga menggunakan KMS(KartuMenuju
Sehat). 9
Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya gizi buruk,diantaranya
adalah status sosial ekonomi, ketidaktahuan ibu tentang pemberian gizi yang baik
untuk anak, dan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).10,11 Sosial adalah segala
sesuatu yang mengenai masyarakat sedangkan ekonomi adalah segala usaha
manusia untuk memenuhi kebutuhan untuk mencapai kemakmuran hidup.12 Sosial
ekonomi merupakan suatu konsep dan untuk mengukur status sosial ekonomi
keluarga dilihat dari variabel tingkat pekerjaan.1 Selain status sosial ekonomi,
BBLR juga dapat mempengaruhi terjadinya gizi buruk, hal ini dikarenakan bayi
yang mengalami BBLR akan mengalami komplikasi penyakit karena kurang
matangnya organ, menyebabkan gangguan pertumbuhan fisik dan gangguan gizi
saat balita.13
Sumber lain menyebutkan asupan makanan keluarga, faktor infeksi, dan
pendidikan ibu menjadi penyebab kasus gizi buruk.14 Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara faktor-faktor tersebut dengan
kejadian gizi buruk.Dalam penelitian yang dilakukan di Kabupaten Lombok
Timur
tahun
2005
menunjukkan
bahwa
terdapat
hubungan
status
Sekitar 90% masa rawat lebih lama dibandingkan dengan balita tanpa malnutrisi
rumah sakit.18
Gizi buruk merupakan masalah yang kompleks dan penyebab gizi buruk
pada balita mempunyai peranan yang bervariasi,sehingga peneliti tertarik untuk
menganalisis FAKTOR-FAKTOR RISIKO KEJADIAN GIZI BURUK PADA
BALITA YANG DIRAWAT DI RSUP Dr. KARIADI SEMARANG.
1.2 Rumusan Masalah
Apakah status sosial ekonomi, pendidikan ibu, penyakit penyerta,ASI,Berat
Badan Lahir Rendah,dan kelengkapan imunisasi merupakan faktor risiko
terjadinya kasus gizi buruk pada balita yang dirawat inap di RSUP Dr Kariadi
Semarang selama 2007-2011?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1
Tujuan Umum
Menganalisis faktor risiko yang mempengaruhi balita gizi buruk yang dirawat
inap di RSUP Dr. Kariadi.
1.3.2
Tujuan Khusus
1. Menganalisis status sosial ekonomi sebagai faktor risiko balita gizi buruk
yang dirawat inap di RSUP Dr. Kariadi.
2. Menganalisis pendidikan ibu sebagai faktor risiko balita gizi buruk yang di
rawat inap di RSUP Dr. Kariadi.
3. Menganalisis penyakit penyerta pasien sebagai faktor risiko balita gizi buruk
yang dirawat inap di RSUP Dr. Kariadi.
4. Menganalisis ASI sebagai faktor risiko balita gizi buruk yang dirawat inap di
RSUP Dr. Kariadi.
5.
Menganalisis Berat Badan Lahir Rendah sebagai faktor risiko balita gizi
buruk yang dirawat inap di RSUP Dr. Kariadi.
6.
1.4
Manfaat Penelitian
1.4.1
Bagi Keilmuan
Untuk memperluas wacana gizi buruk dibidang Ilmu Kesehatan
Anak dan Ilmu Gizi.
1.4.2
Bagi Masyarakat
Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai berbagai
faktor yang mempengaruhi terjadinya gizi buruk, sehingga dapat
dilakukan upaya pencegahan terjadinya gizi buruk.
1.4.3
Bagi Pemerintah
Memberikan informasi dalam pengambilan keputusan untuk
mengentaskan kejadian kasus gizi buruk.
1.5
Keaslian penelitian
Tabel 1. Keaslian Penelitian
Nama Peneliti,
Tahun
Kusriadi10
Karya Tulis
Ilmiah.
Institut Pertanian
Bogor.2010
Judul
Analisis
Faktor
Risiko
yangMemp
e-ngaruhi
Kejadian
Metode
Cross
sectional
(n=1871)
Pada balita
gizi buruk
usia 6-59
Hasil
Kurang
Gizi pada
Anak
Balita di
Provinsi
Nusa
Tenggara
Barat
(NTB)
bulan
Nia Primi14
Karya Tulis
Ilmiah
Universitas
Diponegoro.
2003
Beberapa
FaktorBerpe
ngaruhterha
dap Status
Gizi Buruk
Anak Balita
di Wilayah
Kerja
Puskesmas
Sedong
Kecamatan
Sedong
Kabupaten
Cirebon
Case control
Adni Abdul
Razak, I Made
Alit Gunawan,
R. Dwi
Budiningsari.14
Jurnal.2009.
Pola Asuh
Ibu sebagai
Faktor
Risiko
Kejadian
Kurang
Energi
Protein
(KEP)
pada Anak
Balita
Case control.
n=80
pada balita
KEP
dibandingkan dengan
balita tidak
KEP
Adanya pengaruh
antarakarakteristik keluarga
n=106
terhadap konsumsi energi anak
pada pasien
balita (OR 1,351) dan konsumsi
gizi buruk
protein anak balita (OR 2,364)
dibandingkan terhadap status gizi anak balita.
dengan status
gizi baik
Khaerul
Anwar,M.Juffrie,
Madarina Julia.11
Jurnal.2005
Rumiasih.30
KaryaTulisIl
miah
Universitas
Diponegoro
2003
Faktor
Risiko
Kejadian
Gizi Buruk
di
Kabupaten
Lombok
Timur,
Propinsi
Nusa
Tenggara
Barat
Case control.
n=130
pada pasien
gizi buruk
dibandingkan dengan
status gizi
baik.
Beberapa
Faktor yang
Berhubungan
dengan
Status Gizi
Buruk pada
Anak Balita
diKabupaten
Magelang
Case control
n=98
pada pasien
gizi buruk
dibandingkan
dengan status
gizi baik.
Hubungan
Status
Ekonomi
Keluarga
dengan
Terjadinya
Kasus Gizi
Buruk
pada Anak
Balita di
Kabupaten
Kampar
Provinsi
Riau
Tahun
2002
Case control
n=296
pada pasien
gizi buruk
dibandingkan
dengan status
gizi baik.
Rahma
Faiza,
Deni Elnovriza,
Syafianti.41
Jurnal.2007
Faktor
Risiko
Kejadian
Gizi Buruk
pada Anak
Balita di
Wilayah
Kerja
Puskesmas
Andalas
Kecamatan
Padang
Timur
Kota
Cross
sectional
n=105
anak balita
berusia 12
bulan-59
bulan di
Dusun XI.
43
Dwi Oetomo
Karya Tulis
Ilmiah.
Universitas
Negeri Sebelas
Maret.
2006
Padang.
Gizi Buruk
Balita di
Surakarta
Dikaji dari
Tingkat
Pendidikan
Ibu dan
Pola
Konsumsi
Makan
Balita
Multistage
random
sampling
n=90
balita gizi
buruk di
Kelurahan
Kedung
Lumbu,
Kelurahan
Manahan,
Kelurahan
Sriwedari.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Gizi Buruk
Gizi buruk merupakan
kalangan gizi, kesehatan dan kedokteran.2 Gizi buruk adalah kondisi seseorang
yang nutrisinya di bawah rata-rata.21 Hal ini merupakansuatu bentuk terparah dari
proses terjadinya kekurangan gizi menahun.2
Balita disebut gizi buruk apabilaindeks Berat Badan menurut Umur
(BB/U) < -3 SD.3Keadaan balita dengan gizi buruk sering digambarkan dengan
adanya busung lapar.2
2.2 Pengukuran Gizi Buruk
Gizi buruk ditentukan berdasarkan beberapa pengukuran antara lain:
10
11
12
13
(BB) menurut umur (U) < 60% baku median WHO-NCHS yang disertai oedema
yang tidak mencolok.28
14
Asupan makanan
Asupan makanan yang kurang disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain
tidak tersedianya makanan secara adekuat, anak tidak cukup atau salah mendapat
makanan bergizi seimbang, dan pola makan yang salah.2 Kebutuhan nutrisi yang
dibutuhkan balita adalah air, energi, protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan
mineral.Setiap gram protein menghasilkan 4 kalori, lemak 9 kalori, dan
karbohidrat 4 kalori.Distribusi kalori dalam makanan balita dalam keseimbangan
diet
adalah
15%
dari
protein,
35%
dari
lemak,
dan
50%
dari
15
Sebagian besar balita dengaan gizi buruk memiliki pola makan yang
kurang beragam. Pola makanan yang kurang beragam memiliki arti bahwa balita
tersebut mengkonsumsi hidangan dengan komposisi yang tidak memenuhi gizi
seimbang. Berdasarkan dari keseragaman susunan hidangan pangan, pola
makanan yang meliputi gizi seimbang adalah jika mengandung unsur zat tenaga
yaitu makanan pokok, zat pembangun dan pemelihara jaringan yaitu lauk pauk
dan zat pengatur yaitu sayur dan buah.29Menurut penelitian yang dilaksanakan di
Kabupaten Magelang, konsumsi protein(OR 2,364) dan energi (OR 1,351) balita
merupakan faktor risiko status gizi balita.30
-
16
yang mencari penghasilan baik dari sektor formal atau informal yang dilakukan
secara reguler di luar rumah yang akan berpengaruh terhadap waktu yang dimiliki
oleh ibu untuk memberikan pelayanan terhadap anaknya.Pekerjaan tetap ibu yang
mengharuskan ibu meninggalkan anaknya dari pagi sampai sore menyebabkan
pemberian ASI tidak dilakukan dengan sebagaimana mestinya.32
Masyarakat tumbuh dengan kecenderungan bahwa orang yang bekerja
akan lebih dihargai secara sosial ekonomi di masyarakat.Pekerjaan dapat dibagi
menjadi pekerjaan yang berstatus tinggi yaitu antara laintenaga administrasi tata
usaha,tenaga ahli teknik dan ahli jenis, pemimpin,dan ketatalaksanaan dalam
suatu instansi baik pemerintah maupun swasta dan pekerjaan yang berstatus
rendah antara lain petani dan operator alat angkut.33 Menurut penelitian yang
dilakukan di Kabupaten Kampar Kepulauan Riau terdapat hubungan bermakna
status ekonomi dengan kejadian gizi buruk p=0,0001.34
-
pendidikan ibu
Kurangnya pendidikan dan pengertian yang salah tentang kebutuhan
pangan dan nilai pangan adalah umum dijumpai setiap negara di dunia.
Kemiskinan dan kekurangan persediaan pangan yang bergizi merupakan faktor
penting dalam masalah kurang gizi.Salah satu faktor yang menyebabkan
timbulnya kemiskinan adalah pendidikan yang rendah. Adanya pendidikan yang
rendah tersebut menyebabkan seseorang kurang mempunyai keterampilan tertentu
yang diperlukan dalam kehidupan.35 Rendahnya pendidikan dapat mempengaruhi
ketersediaan pangan dalam keluarga, yang selanjutnya mempengaruhi kuantitas
17
melengkapi.
Tingkat
pendidikan
formal
merupakan
pendidikan
18
penyakit penyerta
Balita yang berada dalam status gizi buruk, umumnya sangat rentan
yang dimulai
cair
akut
atau
berdarah
AIDS
HIV
merupakan
singkatan
dari human
immunodeficiencyvirus. HIV merupakan retrovirus yang menjangkiti selsel sistem kekebalan tubuh manusia (terutama CD4 positive T-sel dan
macrophages komponen-komponen utama sistem kekebalan sel), dan
19
menghancurkan
atau
mengganggu
fungsinya.
Infeksi
virus
ini
mengakibatkan terjadinya penurunan sistem kekebalan yang terusmenerus, yang akan mengakibatkan defisiensi kekebalan tubuh.Sistem
kekebalan dianggap defisien ketika sistem tersebut tidak dapat lagi
menjalankan fungsinya memerangi infeksi dan penyakit- penyakit.26
Pengetahuan ibu
Ibu merupakan orang yang berperan penting dalam penentuan konsumsi
makanan dalam keluaga khususnya pada anak balita. Pengetahuan yang dimiliki
ibu berpengaruh terhadap pola konsumsi makanan keluarga. Kurangnya
pengetahuan ibu tentang gizi menyebabkan keanekaragaman makanan yang
berkurang. Keluarga akan lebih banyak membeli barang karena pengaruh
kebiasaan, iklan, dan lingkungan. Selain itu, gangguan gizi juga disebabkan
karena kurangnya kemampuan ibu menerapkan informasi tentang gizi dalam
kehidupan sehari-hari.35
20
2500 gram tanpa memandang masa gestasi sedangkan berat lahir adalah berat bayi
yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir.15Penyebab terbanyak terjadinya
BBLR adalah kelahiran prematur. Bayi yang lahir pada umur kehamilan kurang
dari 37 minggu ini pada umumnya disebabkan oleh tidak mempunyai uterus yang
dapat menahan janin, gangguan selama kehamilan,dan lepasnya plasenta yang
lebih cepat dari waktunya. Bayi prematur mempunyai organ dan alat tubuh yang
belum berfungsi normal untuk bertahan hidup di luar rahim sehingga semakin
muda umur kehamilan, fungsi organ menjadi semakin kurang berfungsi dan
prognosanya juga semakin kurang baik. Kelompok BBLR sering mendapatkan
komplikasi akibat kurang matangnya organ karena prematur.37
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) juga dapat disebabkan oleh bayi lahir
kecil untuk masa kehamilan yaitu bayi yang mengalami hambatan pertumbuhan
saat berada di dalam kandungan. Hal ini disebabkan oleh keadaan ibu atau gizi ibu
yang kurang baik. Kondisi bayi lahir kecil ini sangat tergantung pada usia
kehamilan saat dilahirkan. Peningkatan mortalitas, morbiditas, dan disabilitas
neonatus, bayi,dan anak merupakan faktor utama yang disebabkan oleh BBLR.37
Gizi buruk dapat terjadi apabila BBLR jangka panjang.Pada BBLR zat anti
kekebalan kurang sempurna sehingga lebih mudah terkena penyakit terutama
penyakit infeksi. Penyakit ini menyebabkan balita kurang nafsu makan sehingga
asupan makanan yang masuk kedalam tubuh menjadi berkurang dan dapat
menyebabkan gizi buruk.15 Menurut penelitian yang dilakukan di Kabupaten
21
Lombok Timur BBLR terdapat hubungan yang bermakna dengan kejadian gizi
buruk (95%CI) p=0.02.11
-
Kelengkapan imunisasi
Imunisasi berasal dari kata imun yaitu resisten atau kebal. Imunisasi
22
23
ASI
Hanya 14% ibu di Indonesia yang memberikan air susu ibu (ASI) eksklusif
kepada bayinya sampai enam bulan. Rata-rata bayi di Indonesia hanya menerima
ASI eksklusif kurang dari dua bulan. Hasil yang dikeluarkan Survei Demografi
dan Kesehatan Indonesia periode 1997-2003 yang cukup memprihatinkan yaitu
bayi yang mendapatkan ASI eksklusif sangat rendah.9 Sebanyak 86% bayi
24
Selain ASI mengandung gizi yang cukup lengkap, ASI juga mengandung
antibodi atau zat kekebalan yang akan melindungi balita terhadap infeksi. Hal ini
yang menyebabkan balita yang diberi ASI, tidak rentan terhadap penyakit dan
dapat berperan langsung terhadap status gizi balita. Selain itu, ASI disesuaikan
dengan sistem pencernaan bayi sehingga zat gizi cepat terserap. Berbeda dengan
susu formula atau makanan tambahan yang diberikan secara dini pada bayi. Susu
formula sangat susah diserap usus bayi. Pada akhirnya, bayi sulit buang air besar.
Apabila pembuatan susu formula tidak steril, bayi akan rawan diare.29
BAB III
KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS
Pendidikan ibu
Status sosial
ekonomi
Pengetahuan
ibu
Kelengkapan
imunisasi
ASI
Status Gizi
Penyakit
Penyerta
Asupan
makanan
BBLR
Infeksi
25
26
Status sosial
ekonomi
Pendidikan ibu
Penyakit penyerta
Status Gizi
ASI
BBLR
Kelengkapan
imunisasi
3.3 Hipotesis
3.3.1 Hipotesis Mayor
Status sosial ekonomi, pendidikan ibu, penyakit penyerta, ASI, BBLR, dan
kelengkapan imunisasi merupakan faktor risiko terhadap kejadian gizi buruk pada
balita yang di rawat inap di RSUP DR Kariadi Semarang.
3.3.2 Hipotesis Minor
1. Status sosial ekonomi merupakan faktor risiko terhadap kejadian gizi buruk pada
balita yang dirawat inap di RSUP DR Kariadi Semarang.
2.Pendidikan ibu merupakan faktor risiko terhadap kejadian gizi buruk pada balita
yang dirawat inap di RSUP DR Kariadi Semarang.
3. Penyakit penyerta merupakan faktor risiko terhadap kejadian gizi buruk pada
balita yang dirawat inap di RSUP DR Kariadi Semarang.
4. ASI merupakan faktor risiko terhadap kejadian gizi buruk pada balita yang
dirawat inap di RSUP DR Kariadi Semarang.
27
5.BBLR merupakan faktor risiko terhadap kejadian gizi buruk pada balita yang
dirawat inap di RSUP DR Kariadi Semarang.
6.Kelengkapan imunisasi merupakan faktor risiko terhadap kejadian gizi buruk pada
balita yang dirawat inap di RSUP DR Kariadi Semarang.
BAB IV
METODE PENELITIAN
28
29
dokter anak yang diketahui dari catatan medik RSUP Dr. Kariadi Semarang pada
tahun 2007-2011.
Kriteria inklusi
- Balita gizi buruk yang datang berobat dan dirawat di RSUP Dr. Kariadi
Semarang yang tercatat di catatan medik RSUP Dr. Kariadi Semarang pada tahun
2007-2011.
- Balita umur 0-5 tahun.
Kriteria eksklusi
- Catatan medik balita yang tidak lengkap.
4.4.3.2Kontrol
Dalam penelitian ini, subyek penelitian dalam kelompok kontrol adalah
balita yang tidak menderita gizi buruk.
Kriteria inklusi
-
Balita sehat yang tidak mengalami gejala klinis dan tidak didiagnosis
menderita gizi buruk yang dirawat di RSUP Dr. Kariadi Semarang.
Kriteria eksklusi
-
30
n 1 = n2 = (z
+ z
(P1-P2)2
n
P2
Q2
= 1-P2
P1
Q1
= 1-P1
= proporsi total
= 1-P
n 1 = n2 = (1,96
+ 0,84
(0,2)2
= 39,06
Berdasarkan perhitungan besarnya subyek penelitian di atas dan keterbatasan waktu
dan biaya dalam penelitian ini maka besarnya subyek penelitian adalah 80 sampel
yang terdiri dari 40 sampel kasus dan 40 sampel kontrol.
4.5 Variabel Penelitian
4.5.1 Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini antara lain status sosial ekonomi, pendidikan
ibu, penyakit penyerta ,ASI, BBLR,dan kelengkapan imunisasi.
31
Variabel
Definisi operasional
Skala
Status gizi
buruk
Status sosial
ekonomi
memenuhi
kebutuhan
agar
mencapai Rendah
dapat
tingkat
diukur
dengan
pekerjaan
dan
32
Pendidikan ibu
Tinggi
(> 9 tahun)
Penyakit
Ada
tidaknya
penyakit
penyerta
yang Nominal
penyerta
ASI
BBLR
Ya
Tidak
Kelengkapan
imunisasi
Ya
33
Catatan medik yang meliputi nama, usia,tinggi badan, berat badan, dan diagnosis
dari responden.
4.7.2 Jenis Data
Jenis data yang dikumpulkan:
Data sekunder:data yang diperoleh dari catatan medik bangsal anak RSUP. Dr.
Kariadi Semarang.
4.8 Alur Penelitian
Catatan medik balita
yang dirawat di
RSUP DR Kariadi
Semarang
Kriteria eksklusi
Kriteria inklusi
(Kasus)
(Kontrol)
Analisis data
34
BAB V
HASIL PENELITIAN
5.1. Karakteristik Subjek Penelitian
Tabel 3. Karakteristik Subjek Penelitian (n = 80)
Variabel
Gizi baik
Laki laki
15 (36,6%)
26 (63,4%)
0,014*
Perempuan
25 (64,1%)
14 (35,9%)
Umur (bulan)
16,912,85
28,513,88
0,000**
2,41,37
1,70,79
0,007**
Jenis kelamin
luarga
TB/U
Sangat pendek
5 (12,5%)
Pendek
25 (75%)
Normal
Tinggi
5 (12,5%)
-
40 (100%)
-
35
36
37
n (%)
Gizi buruk
Gizi baik
Rendah
35 (87,5%)
10 (25,0)
Tinggi
5 (12,5%)
30 (75,0)
Total
40 (100,0)
40 (100,0)
38
baik proporsi terbanyak berstatus sosial ekonomi tinggi sebanyak 30 balita (75%).
Setelah dilakukan uji statistik didapatkan p = 0,000 yang mempunyai arti bahwa
status sosial ekonomi memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian gizi
buruk pada balita. CI 95% menunjukkan 6,459-68,279 merupakan faktor risiko
kejadian gizi buruk.
5.3. Faktor risiko pendidikan ibu terhadap kejadian gizi buruk
Pendidikan ibu adalah tingkat pendidikan ibu penderita minimal 9 tahun
(Sekolah Menengah Pertama). Terlihat dari tabel 5 pendidikan ibu yang rendah
sebanyak 28 balita (70%) merupakan jumlah sebagian besar subjek pada
kelompok gizi buruk. Pada kelompok kontrol, jumlah sebagian subjek sebanyak
35 balita (87,5%) dengan pendidikan ibu tinggi.
Tabel 5. Karakteristik Pendidikan Ibu Subjek Penelitian (n=80)
Variabel
n (%)
Gizi buruk
Gizi baik
Pendidikan ibu
Total
Rendah
28 (70,0)
5 (12,5)
Tinggi
12 (30,0)
35 (87,5)
40 (100,0)
40 (100,0)
39
buruk pada balita. CI 95% mempunyai rentan 5,143 51,872 yang merupakan
faktor risiko kejadian gizi buruk.
5.4. Faktor risiko penyakit penyerta dengan kejadian gizi buruk
Tabel 6 Karakteristik Penyakit Penyerta Subjek Penelitian (n=80)
Variabel
n (%)
Gizi buruk
Gizi baik
Penyakit penyerta
Ya
38 (95,0)
14 (35,0)
Tidak
2 (5,0)
26 (65,0)
40(100,0)
40(100,0)
Total
40
n (%)
Gizi buruk
Gizi baik
ASI
Tidak
23 (57,5)
5 (12,5)
Ya
17 (42,5)
35 (87,5)
40 (100,0)
40 (100,0)
Total
memandang masa gestasi sedangkan berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang
dalam satu jam setelah lahir.15
41
n (%)
Gizi buruk
Gizi baik
BBLR
Total
Ya
21 (52,5)
2 (5,0)
Tidak
19 (47,5)
38 (95,0)
40 (100,0)
40 (100,0)
42
n (%)
Gizi buruk
Gizi baik
Imunisasi
Tidak
30 (75,0)
8 (20,0)
Ya
10 (25,0)
32 (80,0)
40 (100,0)
40 (100,0)
Total
hubungan
bermakna
antara
imunisasi
dengan
kejadian
gizi
BAB VI
PEMBAHASAN
karakteristik
subjek
penelitian
yang
telah
43
44
28,5 13,88. Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan pada
balita di Jakarta tahun 2008.39 Usia balita terutama pada usia 12-36
bulan adalah masa pertumbuhan yang cepat sehingga memerlukan
kebutuhan gizi yang paling banyak dibandingkan dengan masa-masa
selanjutnya.26
Penelitian yang dilakukan di Puskesmas Andalas tahun 2007
pada balita dengan usia 12 bulan 59 bulan adalah kelompok yang
rawan terhadap gangguan gizi dan kesehatan. Pada usia tersebut
kebutuhan balita meningkat dan mereka tidak dapat mencari makanan
mereka sendiri. Usia tersebut juga tidak lagi begitu diperhatikan dan
pengurusannya diberikan kepada orang lain sehingga terjadi risiko gizi
buruk yang semakin besar.41
Selain itu berdasarkan data yang diperoleh, diketahui jumlah
anak dalam keluarga terdapat hubungan yang bermakna dengan
kejadian gizi buruk. Rerata jumlah anak dalam keluarga pada
kelompok gizi buruk sebanyak 2,4 1,37 bulan dan pada kelompok
gizi baik sebanyak 1,70,79 bulan. Sesuai dengan penelitian yang
dilakukan sebelumnya di kecamatan Polokarto tahun 2008 dimana
terdapat hubungan yang bermakna antara jumlah anak dalam keluarga
dengan kejadian gizi buruk.42 Pangan yang tersedia pada sebuah
keluarga yang besar mungkin hanya cukup untuk keluarga yang
besarnya setengah dari keluarga tersebut. Hal ini mungkin karena
45
46
47
48
Lombok
Timur
tahun
2005.
Penelitian
tersebut
49
50
merupakan faktor risiko kejadian gizi buruk. Hal ini sesuai dengan
penelitian sebelumnya di Kabupaten Lombok Timur tahun 2005 bahwa
imunisasi yang tidak lengkap merupakan faktor risiko kejadian gizi
buruk.11
Penelitian lain yang dilakukan di Kabupaten Deli Serdang tahun
2010 dan di Kelurahan Babura tahun 2005 juga menyatakan bahwa
terdapat hubungan yang bermakna antara imunisasi yang tidak lengkap
dengan kejadian gizi buruk.48,49 Ini dikarenakan apabila bayi atau balita
tidak diberikan imunisasi yang lengkap maka balita akan mudah
terkena penyakit dan tidak memiliki kekebalan yang baik terhadap
penyakit. Bayi yang terkena penyakit akan menyebabkan menurunnya
nafsu makan dan asupan makanan ke dalam tubuh balita menjadi
berkurang.16
BAB VII
SIMPULAN DAN SARAN
1. Simpulan
Status sosial ekonomi (OR=21,000; CI 95%=6,46-68,28), pendidikan
ibu (OR=16,333;CI95%=5,14-51,87),penyakit penyerta (OR=35,286;
CI95%= 7,39-168,48),ASI (OR= 9,471; CI95%= 3,07-29,24),BBLR
(OR=21,000; CI95%= 4,45-99,08), dan kelengkapan imunisasi
(OR=12,000; CI95%=4,18-34,45) merupakan faktor risiko kejadian
gizi buruk. Faktor risiko kejadian gizi buruk yang paling dominan
adalah penyakit penyerta pada balita.
2. Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan mempertimbangkan
faktor asupan makanan dan pengetahuan ibu yang tidak diteliti dalam
penelitian ini.
51
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
Pudjiadi S. Ilmu Gizi Klinis Pada Anak. Jakarta: Gaya Baru; 2005.
3.
4.
http://Who.int//nutgrowthdb>.2007
5.
6.
7.
http://www.docstoc.com/docs/66364904/Laporan-Akhir-EKPD-2010Provinsi-Jawa-Tengah-oleh-Universitas-Diponegoro
52
53
8.
9.
10.
11.
Indonesia [Internet].2005[cited
85.Available from:http://ijcn.or.id/v2/content/view/33/40/
12.
13.
Hidayat
AAA.Pengantar
Ilmu
Kesehatan
Anak
untuk
Pendidikan
Kebidanan.Jakarta:Salemba Medika;2008.
14.
15.
54
16.
17.
Mexitalia M. Air Susu Ibu dan Menyusui. Dalam: Sjarif DR, Lestari ED,
Mexitalia M, Nasar SS, penyunting. Buku Ajar Nutrisi Pediatrik dan
Penyakit Metabolik. Edisi ke-1.Jakarta: IDAI;2011. hal. 77-95.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
55
25.
26.
27.
28.
29.
Soekirman.Ilmu
Gizi
dan
Aplikasinya
untuk
Keluarga
dan
Masyarakat.Jakarta:EGC;2000.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
56
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
57
[Internet].2010
[cited
2012
Mei
28]:10(2):1-7.
Available
from:
http://jurnalmediagizipangan.files.wordpress.com/2012/04/1-hubungankeluarga-sadar-gizi-dengan-status-gizi-balita
46.
Saputra M. Hubungan Antara Riwayat BBLR dengan Status gizi pada Anak
Balita di Kelurahan Pringgokusuman Kecamatan Gedongtengen Kota
Yogyakarta [karya tulis ilmiah]. Surakarta: Universitas Muhammadiyah
Surakarta; 2012.
47.
48.
49.
58
59
60
61
TB/U
BB/TB
sangat pendek sangat kurus
pendek sangat kurus
pendek sangat kurus
pendek sangat kurus
sangat pendek sangat kurus
sangat pendek sangat kurus
pendek sangat kurus
pendek sangat kurus
sangat pendek sangat kurus
pendek sangat kurus
pendek sangat kurus
pendek sangat kurus
pendek sangat kurus
pendek sangat kurus
pendek sangat kurus
normal sangat kurus
pendek sangat kurus
pendek sangat kurus
normal sangat kurus
pendek sangat kurus
pendek sangat kurus
pendek sangat kurus
pendek sangat kurus
normal sangat kurus
pendek sangat kurus
pendek sangat kurus
normal sangat kurus
pendek sangat kurus
sangat pendek sangat kurus
pendek sangat kurus
Jns klmn
laki-laki
perempuan
perempuan
perempuan
perempuan
perempuan
laki-laki
perempuan
laki-laki
laki-laki
perempuan
perempuan
laki-laki
perempuan
perempuan
perempuan
perempuan
perempuan
perempuan
perempuan
perempuan
laki-laki
laki-laki
perempuan
laki-laki
laki-laki
laki-laki
perempuan
laki-laki
perempuan
BBLRImunisasi
tidak tidak
ya tidak
tidak tidak
ya tidak
tidak tidak
ya tidak
tidak tidak
tidak ya
ya tidak
ya tidak
tidak tidak
ya tidak
tidak tidak
ya ya
ya tidak
ya ya
tidak tidak
ya ya
tidak ya
ya ya
ya tidak
ya tidak
tidak ya
tidak tidak
tidak tidak
tidak tidak
ya tidak
ya tidak
ya tidak
ya tidak
62
TB/U
normal
pendek
pendek
pendek
pendek
pendek
pendek
pendek
pendek
pendek
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
BB/TB
sangat kurus
sangat kurus
sangat kurus
sangat kurus
sangat kurus
sangat kurus
sangat kurus
sangat kurus
sangat kurus
sangat kurus
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
Jns klmn
laki-laki
perempuan
perempuan
perempuan
perempuan
perempuan
laki-laki
laki-laki
perempuan
laki-laki
laki-laki
perempuan
perempuan
perempuan
laki-laki
perempuan
laki-laki
laki-laki
laki-laki
laki-laki
laki-laki
laki-laki
laki-laki
perempuan
perempuan
perempuan
laki-laki
laki-laki
laki-laki
laki-laki
laki-laki
perempuan
BBLRImunisasi
tidak tidak
tidak tidak
ya tidak
tidak tidak
ya ya
ya tidak
tidak ya
tidak tidak
tidak tidak
ya ya
tidak ya
tidak tidak
tidak ya
tidak ya
tidak ya
tidak ya
tidak tidak
tidak ya
tidak ya
tidak ya
tidak ya
tidak ya
tidak tidak
tidak tidak
tidak ya
tidak ya
ya ya
tidak ya
tidak ya
tidak ya
ya ya
tidak ya
63
No.No. CM Kelompok
63 C321375 Gizi baik
64 C090745 Gizi baik
65 C094345 Gizi baik
66 C096395 Gizi baik
67 C201306 Gizi baik
68 B246877 Gizi baik
69 C079711 Gizi baik
70 C290040 Gizi baik
71 C142031 Gizi baik
72 B431658 Gizi baik
73 C122085 Gizi baik
74 B426194 Gizi baik
75 C114603 Gizi baik
76 B380165 Gizi baik
77 C104906 Gizi baik
78 B383236 Gizi baik
79 B444443 Gizi baik
80 C072735 Gizi baik
BB/U
gizi baik
gizi baik
gizi baik
gizi baik
gizi baik
gizi baik
gizi baik
gizi baik
gizi baik
gizi baik
gizi baik
gizi baik
gizi baik
gizi baik
gizi baik
gizi baik
gizi baik
gizi baik
TB/U
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
BB/TB
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
64
Jenis kelamin
Jenis kelamin pasien * Kelompok Crosstabulation
Kelompok 2
gizi buruk
laki-laki
Count
26
41
20.5
20.5
41.0
36.6%
63.4%
100.0%
% within Kelompok
37.5%
65.0%
51.2%
% of Total
18.8%
32.5%
51.2%
25
14
39
19.5
19.5
39.0
64.1%
35.9%
100.0%
% within Kelompok
62.5%
35.0%
48.8%
% of Total
31.2%
17.5%
48.8%
40
40
80
40.0
40.0
80.0
50.0%
50.0%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
50.0%
50.0%
100.0%
Count
Expected Count
Total
Total
15
Expected Count
perempuan
gizi baik
Count
Expected Count
% within Jenis kelamin pasien
% within Kelompok
% of Total
65
Chi-Square Tests
Value
df
sided)
sided)
sided)
Pearson Chi-Square
6.054a
.014
Continuity Correctionb
5.003
.025
Likelihood Ratio
6.133
.013
.025
Linear-by-Linear Association
5.978
N of Valid Casesb
.012
.014
80
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 19,50.
b. Computed only for a 2x2 table
Umur
Group Statistics
Kelompok
Umur pasien
Mean
Std. Deviation
gizi buruk
40
16.85
12.851
2.032
gizi baik
40
28.52
13.880
2.195
F
Umur pasien Equal variances
assumed
Equal variances
not assumed
1.555
Sig.
.216 -3.903
df
Std. Error
Interval of the
Difference
Sig. (2-
Mean
Differenc
tailed)
Difference
Lower
Upper
78
.000
-11.675
2.991
-17.629
-5.721
-3.903 77.542
.000
-11.675
2.991
-17.630
-5.720
66
Mean
Std. Deviation
gizi buruk
40
2.40
1.374
.217
gizi baik
40
1.70
.791
.125
F
Jumlah anak dalam satu Equal variances
keluarga pasien
assumed
Equal variances
not assumed
4.711
Sig.
.033 2.793
df
tailed)
Mean
Difference Difference
Upper
78
.007
.700
.251
.201 1.199
2.793 62.298
.007
.700
.251
.199 1.201
67
sangat
pendek
Count
2.5
2.5
5.0
100.0%
.0%
100.0%
12.5%
.0%
6.2%
6.2%
.0%
6.2%
30
30
15.0
15.0
30.0
100.0%
.0%
100.0%
% within Kelompok
75.0%
.0%
37.5%
% of Total
37.5%
.0%
37.5%
40
45
22.5
22.5
45.0
11.1%
88.9%
100.0%
12.5%
100.0%
56.2%
6.2%
50.0%
56.2%
40
40
80
40.0
40.0
80.0
50.0%
50.0%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
50.0%
50.0%
100.0%
Expected Count
menurut umur
% within Kelompok
% of Total
Count
Expected Count
% within Tinggi badan
menurut umur
Normal
Count
Expected Count
% within Tinggi badan
menurut umur
% within Kelompok
% of Total
Total
Total
pendek
gizi baik
Count
Expected Count
% within Tinggi badan
menurut umur
% within Kelompok
% of Total
68
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2Value
df
sided)
Pearson Chi-Square
62.222a
.000
Likelihood Ratio
79.509
.000
Linear-by-Linear Association
52.667
.000
N of Valid Cases
80
a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is 2,50.
rendah
Count
Total
35
10
45
22.5
22.5
45.0
77.8%
22.2%
100.0%
% within Kelompok
87.5%
25.0%
56.2%
% of Total
43.8%
12.5%
56.2%
30
35
17.5
17.5
35.0
14.3%
85.7%
100.0%
12.5%
75.0%
43.8%
6.2%
37.5%
43.8%
Expected Count
% within Status sosial ekonomi
pasien
tinggi
gizi baik
Count
Expected Count
% within Status sosial ekonomi
pasien
% within Kelompok
% of Total
69
Total
Count
40
40
80
40.0
40.0
80.0
50.0%
50.0%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
50.0%
50.0%
100.0%
Expected Count
% within Status sosial ekonomi
pasien
% within Kelompok
% of Total
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
Continuity Correction
Likelihood Ratio
sided)
sided)
sided)
df
31.746a
.000
29.257
.000
34.522
.000
.000
Linear-by-Linear Association
N of Valid Cases
31.349
.000
80
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 17,50.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value
Lower
Upper
21.000
6.459
68.279
5.444
2.383
12.441
.259
.148
.455
tinggi)
For cohort Kelompok = gizi
buruk
For cohort Kelompok = gizi
baik
N of Valid Cases
80
.000
70
rendah
Count
33
16.5
16.5
33.0
84.8%
15.2%
100.0%
% within Kelompok
70.0%
12.5%
41.2%
% of Total
35.0%
6.2%
41.2%
12
35
47
23.5
23.5
47.0
25.5%
74.5%
100.0%
% within Kelompok
30.0%
87.5%
58.8%
% of Total
15.0%
43.8%
58.8%
40
40
80
40.0
40.0
80.0
50.0%
50.0%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
50.0%
50.0%
100.0%
Count
Expected Count
Total
Total
28
Expected Count
tinggi
gizi baik
Count
Expected Count
% within Pendidikan ibu pasien
% within Kelompok
% of Total
Chi-Square Tests
Value
df
sided)
sided)
sided)
Pearson Chi-Square
27.286a
.000
Continuity Correctionb
24.965
.000
Likelihood Ratio
29.430
.000
.000
26.945
80
.000
.000
71
Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value
Odds Ratio for Pendidikan ibu
pasien (rendah / tinggi)
Upper
16.333
5.143
51.872
3.323
1.997
5.529
.203
.089
.464
Lower
80
ya
Count
Total
38
14
52
26.0
26.0
52.0
73.1%
26.9%
100.0%
% within Kelompok
95.0%
35.0%
65.0%
% of Total
47.5%
17.5%
65.0%
26
28
14.0
14.0
28.0
7.1%
92.9%
100.0%
% within Kelompok
5.0%
65.0%
35.0%
% of Total
2.5%
32.5%
35.0%
Expected Count
% within Penyakit penyerta
pasien
tidak
gizi baik
Count
Expected Count
% within Penyakit penyerta
pasien
72
Total
Count
40
40
80
40.0
40.0
80.0
50.0%
50.0%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
50.0%
50.0%
100.0%
Expected Count
% within Penyakit penyerta
pasien
% within Kelompok
% of Total
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
Continuity Correction
Likelihood Ratio
df
sided)
sided)
sided)
31.648a
.000
29.066
.000
35.915
.000
.000
31.253
.000
80
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 14,00.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value
Odds Ratio for Penyakit
penyerta pasien (ya / tidak)
For cohort Kelompok = gizi
buruk
For cohort Kelompok = gizi
baik
N of Valid Cases
Lower
Upper
35.286
7.390
168.476
10.231
2.664
39.293
.290
.183
.459
80
.000
73
tidak
kepada pasien
Count
28
14.0
14.0
28.0
82.1%
17.9%
100.0%
% within Kelompok
57.5%
12.5%
35.0%
% of Total
28.8%
6.2%
35.0%
17
35
52
26.0
26.0
52.0
32.7%
67.3%
100.0%
% within Kelompok
42.5%
87.5%
65.0%
% of Total
21.2%
43.8%
65.0%
40
40
80
40.0
40.0
80.0
50.0%
50.0%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
50.0%
50.0%
100.0%
Count
Expected Count
% within ASI eksklusif yang
diberikan kepada pasien
Total
Total
23
Expected Count
ya
gizi baik
Count
Expected Count
% within ASI eksklusif yang
diberikan kepada pasien
% within Kelompok
% of Total
74
Chi-Square Tests
Value
df
sided)
sided)
sided)
Pearson Chi-Square
17.802a
.000
Continuity Correctionb
15.879
.000
Likelihood Ratio
18.901
.000
.000
17.580
N of Valid Casesb
.000
80
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 14,00.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value
Lower
Upper
9.471
3.067
29.242
2.513
1.640
3.849
.265
.117
.600
(tidak / ya)
For cohort Kelompok = gizi
buruk
For cohort Kelompok = gizi
baik
N of Valid Cases
80
.000
75
ya
tidak
Count
23
11.5
11.5
23.0
91.3%
8.7%
100.0%
% within Kelompok
52.5%
5.0%
28.8%
% of Total
26.2%
2.5%
28.8%
19
38
57
28.5
28.5
57.0
33.3%
66.7%
100.0%
% within Kelompok
47.5%
95.0%
71.2%
% of Total
23.8%
47.5%
71.2%
40
40
80
40.0
40.0
80.0
50.0%
50.0%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
50.0%
50.0%
100.0%
Count
Expected Count
% within Pasien mengalami
BBLR atau tidak
Total
Total
21
Expected Count
tidak
gizi baik
Count
Expected Count
% within Pasien mengalami
BBLR atau tidak
% within Kelompok
% of Total
76
Chi-Square Tests
Value
df
sided)
sided)
sided)
Pearson Chi-Square
22.029a
.000
Continuity Correctionb
19.771
.000
Likelihood Ratio
24.751
.000
.000
21.754
N of Valid Casesb
.000
80
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11,50.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value
Lower
Upper
21.000
4.451
99.082
2.739
1.858
4.038
.130
.034
.497
/ tidak)
For cohort Kelompok = gizi
buruk
For cohort Kelompok = gizi
baik
N of Valid Cases
80
.000
77
tidak
Count
gizi baik
Total
30
38
19.0
19.0
38.0
78.9%
21.1%
100.0%
% within Kelompok
75.0%
20.0%
47.5%
% of Total
37.5%
10.0%
47.5%
10
32
42
21.0
21.0
42.0
23.8%
76.2%
100.0%
% within Kelompok
25.0%
80.0%
52.5%
% of Total
12.5%
40.0%
52.5%
40
40
80
40.0
40.0
80.0
50.0%
50.0%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
50.0%
50.0%
100.0%
Expected Count
% within Kelengkapan
imunisasi yang diberikan
kepada pasien
ya
Count
Expected Count
% within Kelengkapan
imunisasi yang diberikan
kepada pasien
Total
Count
Expected Count
% within Kelengkapan
imunisasi yang diberikan
kepada pasien
% within Kelompok
% of Total
78
Chi-Square Tests
Value
df
sided)
sided)
sided)
Pearson Chi-Square
24.261a
.000
Continuity Correctionb
22.105
.000
Likelihood Ratio
25.684
.000
.000
23.957
.000
80
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 19,00.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value
Lower
Upper
12.000
4.180
34.454
3.316
1.884
5.836
.276
.146
.523
80
.000