Sistema Tika
Sistema Tika
Disampaikan pada acara Training Course: Karakteristik Biologi Karang, tanggal 7-12 Juli
2003, yang diselenggarakan oleh PSK-UI dan Yayasan TERANGI, serta didukung oleh IOIIndonesia.
karang. Bagi peneliti muda dan penelitian kondisi terumbu karang, metode
ini sudah sering digunakan. Kemudian kemampuan identifikasi karang akan
terus meningkat sesuai dengan pengalaman seiring dengan berjalannya
waktu dan seringnya melakukan survei karang.
4. Teknik analisa DNA. Teknik ini berskala laboratorium dan masih jarang
dilakukan oleh peneliti. Teknik ini diperlukan untuk kasus-kasus tertentu,
dimana kita mengalami kesulitan menentukan spesies dari suatu karang, jika
hanya berdasarkan bentuk pertumbuhan koloni dan telaah rangka kapur.
Bentuk pertumbuhan koloni karang sangat dipengaruhi oleh lingkungan dan
pola adaptasi karang terhadap kondisi lingkungannya. Oleh karena itu dapat
saja terjadi bahwa satu jenis karang yang sama, memiliki bentuk
pertumbuhan koloni yang berbeda. Untuk membuktikan bahwa mereka
masih tergolong satu spesies, diperlukan analisa pada DNA.
2. Sistematika Karang
OUTLINE OF CLASSIFICATION
Phylum Cnidaria (Coelenterata)
Kelas
Ordo
Anthozoa
Coenthecalia
Gorgonacea
Stolinifera
Scleractinia
Sub-Ordo
Familia
Genus
Archaecoenina
Helioporidae
Corallidae
Melithaeidae
Tubiporidae
Astrocoeniidae
Heliopora
Corallium
Melithaea
Tubipora
Stylocoeniella
Acroporidae
Acropora
Montipora
Anacropora
Astreopora
Pocillopora
Seriatopora
Stylophora
Palauastrea
Madracis
Pocilloporidae
Fungiina
Siderastreidae
Agariciidae
Psammocora
Coscinaraea
Pseudosiderastrea
Siderastrea
Anomastrea
Horastrea
Pavona
Leptoseris
Gardineroseris
Coeloseris
Pachyseris
Agaricia
Fungiidae
Cycloseris
Diaseris
Heliofungia
Fungia
Herpolitha
Polyphyllia
Halomitra
Sandalolitha
Lithophyllon
Zoopilus
Podabacia
Faviina
Micrabaciidae
Fungiacyathidae
Rhyzangidae
Pectiniidae
Mussidae
Merulinidae
Faviidae
Faviidae
Trachyphylliidae
Letepsammia
Fungiacyathus
Culicia
Astrangia
Echinophyllia
Oxypora
Mycedium
Pectinia
Physophyllia
Blastomussa
Cynarina
Scolymia
Australomussa
Acanthastrea
Lobophyllia
Symphyllia
Hydnophora
Merulina
Paraclaverina
Scapophyllia
Boninastrea
Caulastrea
Favia
Barabattoia
Favites
Goniastrea
Platygyra
Australogyra
Leptoria
Oulophyllia
Oulastrea
Montastrea
Plesiastrea
Diploastrea
Leptastrea
Astreosmilia
Arythrastrea
Cyphastrea
Echinopora
Moseleya
Trachyphyllia
Wellsophyllia
Caryophyllina
Caryophylliidae
Euphyllia
Catalophyllia
Plerogyra
Physogyra
Montigyra
Nemenzophyllia
Gyrosmilia
Heterocyathus
& Ahermatypic 20
Parasmillidae
Turbinolidae
Hydrozoa
Milleporina
Stylasterina
Guyniidae
Flabellidae
Stenocyathus
Flabellum
Placotrochus
Monomyces
Gardineria
Meandrina
Oculinidae
Dendrophyllina
Meandrinidae
Dendrophylliidae
Galaxea
Archelia
Madrepora
Cyathelia
Ctenella
Dendrophyllia
Tubastrea
Turbinaria
Balanophyllia
Duncanopsammia
& Ahermatypic 7
Poritina
Poritidae
Milleporidae
Stylasteridae
Porites
Stylaraea
Goniopora
Alveopora
Millepora
Stylaster
Distichopora
DAFTAR ACUAN
Veron. J.E.N. 1986. Coral of Australia and The Indopasific. Angus & Robertos. Australia.
Septa umumnya memiliki dua lingkaran dengan bagian ujung (gigi) muncul
keluar. Apabila disentuh maka akan terasa tajam.
pada pengamatan bawah air, struktur internal pada koralit karang genus
Porites lebih jelas terlihat dibandingkan dengan karang genus Montipora, dan
sebagian besar Montipora memiliki coenosteum yang lebar, sementara Porites
tidak memiliki coenosteum.
3. Genus Pocillopora (Familia Pocilloporidae)
Karakteristik bentuk rangka kapur genus Pocillopora antara lain ialah:
Koralit mungkin tidak memiliki struktur dalam atau memiliki columella yang
kurang berkembang.
u Koloni yang masif berbentuk bulat ataupun setengah bulat. Koloni masif
yang kecil akan terlihat berbentuk seperti helm atau dome-shaped, dengan
diameter dapat mencapai lebih dari 5 m.
u Koralit berukuran kecil, cekung ke dalam (terbenam) pada badan koloni
dengan
lebar Calice kurang dari 2 mm.
u Tentakel umumnya keluar pada malam hari.
Genus Porites ini mirip dengan genus Montipora dan Stylaraea, namun
memiliki beberapa perbedaan. Perbedaan antara Porites dengan Montipora ialah
bahwa Porites memiliki bentuk pertumbuhan yang lebih beragam, koralit pada
Porites lebih besar, kokoh dan tidak ada elaborate thecal (perpanjangan dinding
koralit). Genus Montipora mempunyai dua tipe coenosteum, yaitu reticulum papillae
dan tuberculae. Selain itu, Porites memiliki koralit yang umumnya selalu terlihat
septanya, sementara Montipora hanya memiliki perpanjangan gigi septa yang
menonjol keluar sehingga terasa runcing dan kasar bila tersentuh.