Anda di halaman 1dari 83

TRAUMA ABDOMEN

Dibuat oleh :
Laurensia Scovani 2013-061-130
Roswita Y. Manek 2013-061Michael Jaya 2014-061-151

Kasus

Primary Survey
Airway : clear
Breathing : clear
NRM 10-12 lpm
SaO2 : 96%

Circulation : TD : 100/60 , HR : 85 x/menit, akral hangat,


CRT <2 s, arteri radialis teraba teratur, kuat, penuh.
Pemasangan IV line
Cek darah lengkap dan cross match
Pemasangan IVF RL

Disability : GCS 15, lateralisasi (-), pupil isokor


3mm/3mm, reflex cahaya langsung dan tidak langsung
+/+

Exposure :
Suhu 37 C
Tampak jejas pada region inguinalis-femuralis dextra,
suprapubic , flank sinistra, bewarna merah kebiruan,
laserasi (-), nyeri (+), pendarahan (-)
Tampak jejas pada region perineum, bewarna merah
kehitaman,ekskoriasi (+) dengan pendarahan aktif (+)
Tampak jejas dan edema pada scrotum dextra et
sinistra, bewarna merah, nyeri (+), undulasi (+), tes
transluminasi (+)
Tampak edema pada penis, tampak ada darah pada
meatus external

Tampak jejas pada region inguinalis-femuralis


dextra curiga fraktur pelvis dan femur
dextra
Look : tampak jejas bewarna merah biru, laserasi
(-), nyeri (+), pendarahan (-), simetris antara kaki
kanan dan kiri serta pinggang kanan dan kiri
Feel: nyeri (+), edema (-), akral hangat, arteri
poplitea dan dorsalis pedis teraba, tidak ada
instabilitas pelvis
Move : aktif 0o-90o, pasif 0o-90o, tidak ada
gangguan ROM

Tampak jejas di region suprapubic curiga cedera


vesika urinaria
Look : tampak jejas bewarna merah biru, laserasi (-), nyeri
(+), pendarahan (-)
Feel: nyeri (+), teraba penuh pada vesika urinaria

Tampak jejas di region flank sinistra curiga cedera


colon, ginjal kiri
Look : tampak jejas bewarna merah biru, laserasi (-), nyeri
(+), pendarahan (-)
Listen : BU (+) 8x/menit
Feel : nyeri (+), undulasi (-), timpani pada perkusi abdomen

Darah pada
meatus external
Jejas dan edema
pada scrotum
dextra
Hematoma pada
perineum

Cedera pada uretra

Cek darah lengkap


Xray thorax AP, pelvis AP, abdomen
AP, femur dextra APL
FAST

Lab

Hb 9,4 g/dL
Leukosit 13.700
Ht 28%
Eritrosit 3,3 juta /L
MCV 86 fl
MCH 29 pg
MCHC 34 g/L
Trombosit
227.000 /L

BT 1,3 menit
CT 7,3 menit
Ureum 38 mg/dL
Kreatinin 0,85 mg/dL
Na 142 mmol/L
K 2,7 mmol/L
Ca 8,2 mg/dL
Cl 102 mmol/L

Secondary Survey
A : tidak ada riwayat alergi
M : tidak sedang mengkonsumsi
obat-obatan
P : tidak ada riwayat penyakit seperti
hipertensi, DM, dan tidak pernah
dirawat
L : 4 jam yang lalu
E : jatuh dari atap rumah setinggi 4
meter, dan mengenai bokong dahulu

Secondary Survey
Pemeriksaan Kepala Pemeriksaan
Deformitas (-)

Leher

Pemeriksaan
Thorax
Paru

Pemeriksaan Mata
Konjungtiva anemis (-)
Sklera Ikterik (-)
Pupil isokor 3mm/3mm
Refleks cahaya langsung
dan tidak langsung +/+

Pemeriksaan Mulut
Mukosa oral basah

KGB teraba tidak


membesar

Pernapasan simetris
Bunyi napas vesikuler
+/+, rhonki -/-,
wheezing -/-

Jantung

S1 dan S2 reguler
Murmur (-), gallop (-)

Secondary Survey
Pemeriksaan
Abdomen
Datar
Supel
Nyeri tekan (-)
Timpani
BU (+) kesan
normal

Pemeriksaan
Ekstremitas
Pada region inguinalfemur dextra :
Look : tampak jejas
bewarna merah biru,
laserasi (-), nyeri (+),
pendarahan (-), simetris
antara kaki kanan dan
kiri serta pinggang kanan
dan kiri
Feel: nyeri (+), edema
(-), akral hangat, arteri
poplitea dan dorsalis
pedis teraba, tidak ada
instabilitas pelvis
Move : aktif 0o-90o,

Status lokalis
Tampak jejas pada region inguinalis-femuralis dextra
curiga fraktur pelvis dan femur dextra
Look : tampak jejas bewarna merah biru, laserasi (-), nyeri (+),
pendarahan (-), simetris antara kaki kanan dan kiri serta
pinggang kanan dan kiri
Feel: nyeri (+), edema (-), akral hangat, arteri poplitea dan
dorsalis pedis teraba, tidak ada instabilitas pelvis
Move : aktif 0o-90o, pasif 0o-90o, tidak ada gangguan ROM

Tampak jejas di region suprapubic


Look : tampak jejas bewarna merah biru, laserasi (-), nyeri (+),
pendarahan (-)
Feel: nyeri (+), teraba penuh pada vesika urinaria

Tampak jejas di region flank sinistra


Look : tampak jejas bewarna merah biru, laserasi (-), nyeri (+),
pendarahan (-)
Listen : BU (+) 8x/menit
Feel : nyeri (+), undulasi (-), timpani pada perkusi abdomen

Tampak jejas pada region perineum,


bewarna merah kehitaman,ekskoriasi (+)
dengan pendarahan aktif (+)
RT : tonus sfingter baik, prostat teraba,
mukosa anal baik, darah (+)

Tampak jejas dan edema pada scrotum


dextra et sinistra, bewarna merah, nyeri
(+), undulasi (+), tes transluminasi (+)
Tampak edema pada penis, tampak ada
darah pada meatus external

Diagnosis
Multipel hematoma a/r inguinalisfemuralis dextra, flank sinistra,
suprapubic, scrotal dextra, perineum
e.c trauma tumpul abdomen, suspek
cedera ginjal kiri, cedera vesika
urinaria,cedera anus
Urethra injury

Tatalaksana

NRM 10 lpm
IVF RL 20 tpm
PRC 2 labu
Cystostomy
Cefotaxime 2 x 1 gram IV
Ranitidine 2x 50 mg IV
Ketorolac 2 x 30 mg IV

ANATOMI ABDOMEN

Trauma pada struktur viseral


retroperitoneal sulit untuk
diidentifikasi dikarenakan area yang
jauh dari daerah pemeriksaan fisik
Trauma yang terjadi tidak selalu
memberikan tanda dan gejala
peritonitis yang signifikan

Trauma Abdomen
Trauma Tajam
Luka tusuk
Paling sering mengenai daerah hepar, usu
halus, diafragma, dan colon

Luka tembak low velocity


Luka tembak high-velocity, dapat
menyebabkan kerusakan jaringan yang
lebih luas akibat dari gerakan mekanik
selongsong peluru yang merusak
jaringan di sekitar luka

Trauma tumpul
Direct blow
Cedera shearing
Cedera deselerasi

Assessment
Riwayat cedera :
kecepatan kendaraan
Tipe kendaraan
Desakan kendaraan terhadap
kompartemen penumpang
Tipe pengaman
Ada atau tidaknya air bag
Posisi pasien di dalam kendaraan
Keadaan penumpang.

Assessment
Inspeksi :
Membuka seluruh pakaian pasien ( perhatikan
tanda-tanda hipotermi)
Melihat apakah pada tubuh terdapat abrasi,
kontusio dari sabuk pengaman, laserasi, luka
penetrans, benda asing yang tertancap,
eviserasi omentum atau usus halus dan
kehamilan.
Dilakukan logroll secara hati hati untuk
melakukan pemeriksaan secara lengkap
Selimuti pasien, cegah hipotermi

Assessment
Auskultasi :
Konfirmasi ada atau tidaknya bising usus ( adanya darah
intraperitoneal atau perforasi dapat menyebabkan bising
usus yang menghilang)
Mengobservasi bising usus secara periodeik untuk
mengetahui adanya perubahan bising usus seiring
berjalannya waktu

Perkusi dan palpasi :


Melakukan perkusi untuk merangsang ada atau tidaknya
iritasi pada peritoneal sebagaipatokan untk pemeriksaan
selanjutnya
Melakukan palpasi apabila tidak terdapat iritasi pada
peritoneum

Penilaian stabilitas pelvis :


Kompresi manual
Apabila pada manuver kompresi didapat
hasil aman dapat dilakukan manuver
untuk distraksi spina iliaka
anteriosuperior untuk mengevaluasi
adanya gerakan tulang atau
perdarahan.

Assessment
Pemeriksaan uretra, perineal, dan rektal
Adanya darah pada meatus uretra
Pemeriksaan rektal

Pemeriksaan vagina :
Inspeksi palaserasi pada vagina
Melakukan pemeriksaan pada organ
kewanitaan
Pemeriksaan Gluteal

Assessment
Tambahan pada pemeriksaan fisik :
NGT
Kateter urine

Pemeriksaan lain :
Pemeriksaan X-Ray
FAST (Focus Assessment Sonography in Trauma )
DPL (Diagnostic Pertoneal Lavage)

CT-Scan
Pemeriksaan Kontras

Uretrografi
Sistografi
Pielografi intravena
Kontras saluran cerna

Perhatian khusus untuk


melaksanakan DPL :
Perubahan sensorium
Perubahan sensasi cedera medula spinalis
Cedera struktur iga bawah, pelvis,
vertebrae lumbal
Pemeriksaan fisik yang mergaukan
Hilang kontak dengan pasien dalam waktu
yang lama
Lap-belt sign

Pelaksanaan DPL harus dilakukan

Evaluasi Trauma Penetrans


Evaluasi trauma penetrans melibatkan
beberapa pertimbangan yang khusus
Opsi antara lain: eksplorasi luka pada
abdomen dan regio thorakoabdominal dan
pemeriksaan fisik serial, DPL, atau CT dengan
fokus kepada luka tusuk di abdomennya
Double atau triple contrast CT berguna pada
cidera flank dan punggung
Pembedahan mungkin diperlukan untuk
diagnosa dan terapi segera

Luka Penetrans
Hampir semua luka tembak pada
abdomen dikelola dengan laparotomi
eksplorasi, karena insidensi cidera
intraperitoneal mencapai 90%
Indikasi laparotomi pada pasien dengan
luka penetrans abdomen termasuk:
o
o
o
o

Setiap pasien dengan abnormalitas hemodinamik


Luka tembak
Tanda-tanda iritasi peritoneal
Tanda-tanda penetrasi fascia

Luka Penetrans

Kecurigaan luka penetrans yang superfisial dan tampaknya


tidak menembus lapisan muskuloaponeurotik eksplorasi
luka secara lokal untuk menentukan dalamnya penetrasi
Kontraindikasi:
o luka di atas iga karena resiko pneumothoraks
o terdapat tanda peritonitis
o hipotensi yang sebabnya kemungkinan karena cedera
abdomen
Penetrasi melalui fascia anterior resiko tinggi terdapat
cidera intraperitoneal indikasi untuk laparotomi
Setiap pasien dengan jejak luka yang sukar diikuti seperti
pada obesitas, pasein tidak kooperatif, atau perdarahan
jaringan lunak, atau distorsi luka harus dirawat untuk
dievaluasi lanjutan atau eksplorasi bedah secara laparotomi

Luka Dada Bawah


Torakoabdominal
Pilihan alat diagnostik untuk pasien
asimptomatik dengan kemungkinan
cidera diafragma dan struktur
abdomen bagian atas:

Pemeriksaan fisik serial


Foto x-ray thoraks serial
Thorakoskopi
Laparoskopi
CD (untuk luka thorakoabdominal kanan)

Luka Flank dan Punggung


Pilihan alat diagnostik:
Laparotomi
Pemeriksaan fisik serial
Double atau triple contrast CT (dapat menilai
cidera kolon retroperitoneal)
DPL (hasil + indikasi laparotomi)

Indikasi Laparotomi

Trauma tumpul abdomen dengan hipotensi dan FAST positif


atau terdapat bukti klinis perdarahan intraperitoneal
Trauma tumpul abdomen dengan DPL positif
Hipotensi dengan luka penetrans abdomen
Luka tembak melintas rongga peritoneum atau
visera/vaskuler retroperitoneum
Eviserasi
Perdarahan dari lambung, rektum, atau saluran
genitourinary dari trauma penetrans
Peritonitis
Udara bebas, udara retroperitoneal, atau ruptur
hemidiafragma setelah trauma tumpul
Ruptur saluran cerna, cedera kandung kencing
intraperitoneal, cedera pedikel ginjal, atau cedera pernkim
visera berat akibat trauma penetrating atau tumpul, terlihat
pada contrast-enhanced CT

Cedera Organ Solid

Limpa
Liver
Ginjal
Pankreas

Cedera Limpa
Associated with left rib 10-12 fxs,
falls, contact sports, assaults
Most commonly injured organ from
blunt trauma Injured ~ 25% of
blunt abdominal trauma & 7 %
penetrating abdominal trauma
40% have no symptoms
Kehrs Sign from hemoperitoneium
Bleeding may be contained by
capsule
End arterial organ

Splenic Injuries

Signs & Symptoms


Kehrs sign
Signs of hemorrhage or shock
Tender LUQ
Abdominal wall muscle rigidity,
spasm or involuntary guarding

Splenic CT with
Laceration & Blush

Splenic Injuries
Treatment
Avoid splenectomy if possible
Post splenectomy sepsis syndrome
Rebleeding risk highest in first 7 days

Embolization
Operative repair or splenectomy

Hospital Course & Concerns


Re-bleeding Monitor Hct, base deficit, VS,
abdomin
Post spenectomy infection prevention
Pneumococcal Vaccine

Hepatic Injuries
Largest organ in the abdominal cavity
2nd most commonly injured
intraabdominal organ
Blood or bile escape into peritoneal
cavity
Associated with R 8-12 rib fractures
Blunt trauma (15-20%) from steering
wheel or lapbelt
Penetrating trauma ~37% w/I 10%
mortality
Subcapsular hematomas
Lacerations

Hepatic Injuries

Signs & Symptoms


RUQ penetrating or blunt trauma
RUQ pain
Abdominal wall muscle rigidity,
spasm, or involuntary guarding
Rebound tenderness
Signs of hemorrhage or shock

Hepatic Injuries
Treatment
Operative repair
Damage Control - Pack the
liver to control bleeding &
close at a later time

Hospital Course
Monitor for bleeding & bile
leak
Open abdominal dressings,
VACs
Conservative management

Retroperitoneal Injuries
Blunt (9%) or penetrating (11%)
trauma to the abdomen or
posterior abdomen
Kidneys, uterus, pancreas, or
duodenal injuries
Hemorrhage usually from pelvic
or lumbar fractures
Grey Turners Sign ~ 12 hours or
later
Cullens Sign ~ 12 hours or later

Renal Injuries
Pathophysiology
Solid organ
Most common injury is a contusion,
then lacerations or fractures
Hemorrhage
Urine extravasation
Combination

Associated with posterior rib


fractures & lumbar vertebral injuries
Deceleration forces may injure the
renal artery

Renal Injuries
Classificaton
Minor
Renal contusion with or w/o
subcapsular hematoma
from a
Minor Lac - Not including the
collecting system
Major Lac Deep medullary laceration
Laceration into the
collecting system with
urinary extravasation
Shattered - Renal artery/
vein injury

Renal Injuries
Signs & Symptoms
Flank ecchymosis
Flank and abdominal
tenderness
Gross or microscopic
hematuria

Renal Injuries
Treatment
Non-operative
Operative repair or Nephrectomy
Hospital Course
Monitor urine output for volume
& bleeding
Monitor for & treat shock
Monitor for S&S of renal failure

Pancreatic Injuries
MOI
Blunt trauma Compression
Steering wheel
Handlebar

Penetrating injury in the LUQ,


flank, back
GSW
Stab wound

Pancreatic Injuries
Signs & Symptoms
Seatbelt Sign or flank
brusing
Hemorrhagic shock d/t
location near great
vessels
Peritoneal Signs
Not immediately
recognized
Tender LUQ
Abdominal wall muscle
rigidity, spasm or
involuntary guarding

Pancreatic Injuries

Treatment
Non-operative
Operative repair, drains subtotal
pancreatectomy
Hospital Course
Monitor for fistulas, abscesses,
sepsis
Monitor pancreatitis
Monitor for S&S of Adult
Respiratory Distress Syndrome

Cedera Diafragma
o Hemidiafragma kiri lebih sering terkena
o Abnormalitas pada foto x-ray dada: elevasi atau
blurring hemidiaframa, hemithoraks, dan
adanya udara abnormal yang menutupi
hemidiafragma

Cedera Duodenum
o Terjadi pada pengemudi tanpa sabuk pengaman
dan mengalami tabrakan frontal dan pasien
mengalami tumbukan langsung pada abdomen

Hollow Organ Injuries


Small or large bowel, gastric, ureter, urinary
bladder, urethral injuries
Perforation with spillage of contents into
peritoneal cavity
Perforation with spillage of contents into
the retroperitoneal space
Signs & symptoms of peritonitis
Complications
Sepsis
Wound infection
Abscess formation

Abdominal Hollow Organ


Injuries
Pathophysiology
Small bowel is the most
frequently injured
Blunt trauma - Seatbelt injuries
from misuse or deceleration
injuries
Crush, burst, penetration Early
Ischemia or perforation Late
High risk of infection

Penetrating trauma GSW,


stab wounds, explosions
with shrapnel

Abdominal Hollow Organ


Injuries
Gastric & Small Bowel Signs &
Symptoms
Peritoneal signs
Pain, tenderness, guarding, rigidity, fever,
distension

Evisceration protrusion of an internal


organ i.e. small bowel or stomach

Cedera Usus Halus


o Biasanya disebabkan oleh trauma tumpul deselerasi mendadak
dengan akibat robekan di dekat titik perlekatan
o Sering pada pengguna sabuk pengaman yang salah
o Adanya ekimosis dinding abdomen yang berbentuk linear menyilang
(seat-belt sign) atau adanya fraktur distrasi lumbal (Chance fracture)
pada x-ray
o Ultrasonografi atau CT yang dilakukan terlalu cepat kemungkinan belum
menemukan kelainan DPL lebih baik pada keadaan dimana terdapat
ekimosis dinding abdomen

Chance Fractrure

Evisceration Treatment
Cover with moist sterile gauze or
trauma dressing with outer occlusive
cover
Do not attempt to replace
eviscerated organs into the
peritoneal cavity
Rapid transport

Abdominal Hollow Organ


Injuries
Gastric & Small Bowel Treatment
Surgical repair
Diversion of the injured bowel with
re-anastamosis at a later time
Hospital Course
Monitor abdomen for peritonitis
Monitor & treat wound infections
Monitor nutritional status

Pelvic Organ Injuries

Classification
MVC Pelvis fractures
Penetrating trauma
Straddle-like injuries from falls
Pedestrian injuries

Pelvic Hollow Organ


Injuries
Bladder & Urethral
Injuries
Majority are caused
by blunt trauma
Bladder ruptures
associated with
pelvic trauma
Urethral trauma is
more common in
males, straddle
injuries

Pelvic Hollow Organ


Injuries

Bladder & Urethral Injuries


Suprapubic pain
Urge but inability to
urinate
Blood at the meatus & in
scrotum
Rebound tenderness
Abdominal wall guarding
Displaced prostate gland

Pelvic Hollow Organ


Injuries
Bladder & Urethral Injuries
Treatment
Diagnosis with CT cystogram
Intraperitoneal Rupture at dome.
Assoc. with a full bladder (Badger
game). Requires surgery
Extraperitoneal Ruptures at neck.
Non-operative treatment

Non-operative treatment with


foley decompression of bladder
Operative repair
Hospital Course
Monitor urinary output, for
urinary obstruction, blood in
urine or infection

Vascular Structure
Injuries
Deceleration injuries to aorta, IVC,
renal, messentaric, or iliac ateries
and veins
Palpable mass
Pulsatile mass
Hypovolemia or hypovolemic shock
Sacroiliac

Cedera Genitourinarius
o Indikasi evaluasi traktus urinarius dengan CT, IVP, atau arteriografi
saluran kencing: Gross hematuri atau mikroskopis hematuri pada
pasien dengan
(1)Jejas berupa kontusio, hematoma atau ekimosis di punggung/
flank
(2)luka penetrans abdomen
(3)episode hiptoensi (tekanan sitolik kurang dari 90 mmHg) yang
berhubungan dengan trauma tumpul
(4)cedera intraabdomen yang berhubungan dengan trauma
tumpul
(o)
Cedera uretra dapat dibagi menjadi cedera:
()
bagian atas (posterior) pada pasein dengan cedera
multisistem dan fraktur pelvis
()
bagian bawah (anterior) dapat disebabkan oleh straddle
impact dan dapat berupa cedera tunggal saja

Fraktur Pelvis
Sakrum dan tulang innominata (ilium, ischium, dan pubis)
beserta banyak kompleks ligamentum sekitanya membentuk
struktur pelvis
Fraktur dan ruptur ligamen pelvis menandakan trauma yang
berat pada paisen
Cedera ini biasanya diderita oleh pejalan kaki yang tertabarak
mobil, tabrakan kendaraan bermotor, atau kecelakaan sepeda
motor
Fraktur perlvis sering berhubungan dengan kerusakan struktur
visera dan vaskular di intraperitoneal dan retroperitoneal
Insidensi robekan aorta thorakal juga meningkat pada pasien
dengan fraktur pelvis, terutama trauma anteroposterior
Pelvis harus dilakukan stabilisasi sementara untuk mengurangi
perdarahan

Fraktur Pelvis
Mekanisme Cidera/ Klasifikasi
Terdapat empat pola kekuatan yang menyebabkan fraktur pelvis
(1)Kompresi AP
(o)
Pejalan kaki yang tertabrak mobil, atau tabrakan sepeda
motor, cedera crushing ke pelvis, atau jatuh dari ketinggian
lebih dari 12 kaki (3,6 meter)
(o)
Ruptur symfisis pubis, robekan kompleks ligamen pesterior
(sakroiliak, sakrospinosus, sakrotubrous, fibromuskular
dasar pelvis) ditandai dengan fraktur sakroiliak dan/ atau
dislokasi atau fraktur sakrum
(o)
Dengan terbukanya cincin pelvis, kemungkinan terapat
perdarahan kompleks posterior pelvis dan kadang-kadang,
cabang-cabang dari arteri iliaka nterna
(o)
Gambaran fraktur open book

Fraktur Pelvis
(2) Kompresi lateral
o Disebabkan oleh tabrakan kendaraan bermotor dan
menyebabkan rotasi interna hemipelvis
o Gerakan rotasi ini menyebabkan pubis masuk melukai sistem
genitourinarius, mencederai kandung kencing dan/ atau uretra
o Volume pelvis betul-betul dikompresi sehingga sering terjadi
perdarahan yang mengancam jiwa
o Gambar fraktur closed
(3) vertical shear
o Shear force berkekuatan tinggi pada permukaan vertikal
melintas aspek anterior dan posterior dari cincin pelvis
merobek ligamentum sakrospinosus dan sakrotuberous dan
menyebabkan instabilitas mayor pelvis
o Gambaran fraktur vertical shear
(4) kombinasi

Closed
Fracture

Open book
Fracture

Vertical Shear
Fracture

Fraktur Plevis
Penilaian
o Flank, skrotum dan area perineal harus diinspeksi secara
cepat untuk mencari darah di meatus uretra, pembengkakan
atau memar; atau laserasi perineum, rektum, atau bokong,
dengan kecurigaan terhadap fraktur pelvis terbuka
o Colok dubur yang menunjukkan letak prostat yang tinggi
merupakan pertanda adanya fraktur pelvis yang berat
o Cincin pelvis yang tidak stabil dapat secara cepat ditentukan
sewaktu pemeriksaan fisik pelvis. Ketika ditemukan
instabilitas, tidak diperlukan lagi manuver lebih lanjut untuk
membuktikan instabilitas
o Secara cepat dapat dilakukan pemeriksaan x-ray pelvis AP
untuk menegakkan diagnosa

Penanganan
Membidai fraktur
pelvis yang tidak
stabil dan
mengembalikan
volume pelvis
yang membesar
sebelum
mentrasfer
pasien dan
selama resusitasi
dengan cairan
kristaloid dan

Algoritma Penanganan Fraktur Pelvis


dengan Perdarahan
Initial management
Surgical Consult

Pelvic wrap

Intraperitoneal gross blodd?

Ye
s
Laparotomy

N
oo
Angiograph
y

Hemorrhage control fication


device

Abdominal or Pelvic Solid &


Hollow Organ Injuries
Diagnostic Tests
FAST - Ultrasound
DPL Diagnostic
Peritoneal Lavage
Abdominal, Pelvic CT
scan
Retrograde
urethrogram
Physical exam

General Assessment
Bleeding
Pain &
abdominal
tenderness or
guarding
Abdominal
rigidity &
distension
Evisceration

General Management of
Abdominal Trauma

Scene survey for MOI


Rapid evaluation of the patient
High concentration O2
Stabilize Direct pressure,
compression mattress external,
sheet or pelvic binder for
hemorrhage
Cardiac monitor
Rapid Transport

Anda mungkin juga menyukai