Pendahuluan
Trauma adalah keadaan yang disebabkan oleh
luka atau cedera.
Trauma mempunyai dampak psikologis dan
sosial.
Penilaian sirkulasi sewaktu primary survey harus
mencakup deteksi dini dari kemungkinan adanya
perdarahan yang tersembunyi pada
abdomen dan pelvis pada pasien trauma tumpul.
Trauma tajam pada dada di antara nipple dan
perineum harus dianggap berpotensi
mengakibatkan cedera intraabdominal.
Anatomi Abdomen
Anatomi luar dari abdomen dibagi
menjadi:
Abdomen Depan
Pinggang
Punggung
Trauma Tajam
Luka tusuk maupun luka tembak
(kecepatan rendah) akan mengakibatkan
kerusakan jaringan karena laserasi ataupun
terpotong.
Luka tembak dengan kecepatan tinggi akan
menyebabkan transfer energi kinetik yang
lebih besar terhadaporgan visera, dengan
adanya efek tambahan kinerja temporary
cavtation, dan bisa pecah menjadi fragmen
yang mengakibatkan kerusakan lainnya.
Penilaian Trauma
Diagnosis dapat ditegakkan dengan
anamnesis, pemeriksaan fisik,
laboratorium, dan pencitraan.
Pemeriksaan pada korban trauma
harus cepat dan sistemik
Anamnesis
Trauma abdomen akibat tabrakan kendaraan bermotor harus
mencakup:
Kecepatan kendaraan
Jenis tabrakan
Berapa besar penyoknya bagian kendaraan ke dalam ruang
penumpang
Jenis pengaman yang dipergunakan
Ada/tidak air bag,
Posisi pasien dalam kendaraan
Status penumpang lainnya.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik abdomen harus
dilakukan dengan teliti dan
sistematis meliputi inspeksi,
auskultasi, perkusi, dan palpasi.
Inspeksi
Adanya jejas pada dinding perut dapat
mengarah kemungkinan adanya trauma
abdomen.
Apakah ada abrasi, kontusio dari sabuk
pengaman, laserasi, luka penetransi,
benda asing yang tertancap, eviserasi
omentum atau usus halus, dan
kehamilan
Auskultasi
Mengkonfirmasi ada atau tidak adanya
bising usus.
Adanya darah intraperitoneal atau
perforasi dapat menyebabkan ileus,
sehingga bising usus menghilang.
Perkusi
Perkusi bisa kita ketahui adanya bunyi
timpani karena dilatasi lambung akut di
kuadran kiri atas ataupun adanya
perkusi redup bila ada hemoperitoneum.
Adanya darah dalam rongga perut dapat
ditentukan dengan shifting dullness,
sedangkan udara bebas ditentukan
dengan pekak hati yang menghilang.
Palpasi
Tujuan palpasi adalah untuk
mendapatkan adanya nyeri lepas yang
kadang-kadang dalam.
Nyeri tekan lepas menunjukkan
peritonitis, yang biasanya oleh
kontaminasi isi usus, maupun
hemoperitoneum tahap awal.
Pemeriksaan Vagina
Bisa terjadi robekan vagina karena
fragmen tulang dari fraktur pelvis
ataupun luka tusuk.
Pemeriksaan Glutea
Regio glulealis memanjang dari crista
iliaca sampai Iipatan glutea. Luka tusuk
di daerah ini biasanya berhubungan
(50%) dengan cedera intraabdominal.
Pencitraan
Pemeriksaan X-Ray untuk screening
trauma tumpul
Rontgen untuk screening adalah Ro-foto
cervical lateral, thorax AP dan pelvis AP
dilakukan pada pasien trauma tumpul
dengan multitrauma.
Rontgen foto abdomen 3 posisi
(telentang, tegak dan lateral dekubitus)
berguna untuk melihat adanya udara
bebas di bawah diafragma ataupun
udara di luar lumen di retroperitonium
Sistografi
Ruptur buli-buli intra ataupun
ekstraperitoneal terbaik ditentukan
dengan pemeriksaan sistografi ataupun
CT sistografi.
Cara lain adalah dengan periksaan CT
Scan (CT cystogram) yang terutama
bermanfaat untuk mendapatkan
informasi tambahan tentang ginjal
maupun tulang pelvisnya.
DPL
Indikasi
Keuntungan
Kerugian
FAST
CT Scan
Menunjukkan
hipotensif
hipotensi
sensitivitas 92-98%
transpor
transport
Bergantung
diafragma
untuk
diafragma,
retroperitoneal
dan
pankreas
cairan
bila
operator,
usus
dan
Menunjukkan
kerusakan
Memakan
trauma
waktu,
diafragma,
Kesimpulan
Semua pasien trauma tumpul
dengan hemodinamik yang tidak
stabil harus segera dinilai
kemungkinan perdarahan
intrabdominal maupun kontaminasi
traktus gastrointestinal dengan
melakukan DPL (Diagnostic
Peritoneal Lavage), ataupun FAST
(Focused Assessment Sonography in
Trauma).