Performance Feed Gas Compressor
Performance Feed Gas Compressor
PENDAHULUAN
1.1 Sejarah Singkat Perusahaan
PT Pupuk Iskandar Muda bergerak dalam bidang industri pupuk serta
industri kimia lainnya. Perusahaan ini didirikan pada tanggal 24 Februari tahun
1982, memiliki dua unit pabrik, yaitu unit pabrik I dan pabrik II, dan mulai
beroperasi pada tahun 1985.
Pembangunan proyek pabrik PIM-1 awalnya dirintis oleh PT. Pusri
Palembang pada tahun 1981. Penandatanganan kontrak pembangunan pabrik
dilakukan pada tanggal 02 Oktober 1981 antara Pemerintah RI dengan kontraktor
utama PT. Rekayasa Industri dan Toyo Engineering Corporation dari Jepang.
Pembangunan pabrik PIM-1 dimulai pada tanggal 13 Maret 1982 dan
dapat diselesaikan 3 bulan lebih awal dari rencana. Pada akhir tahun 1984 pabrik
PIM-1 mulai berproduksi. Pengapalan produksi perdana dilakukan pada 7
Pebruari 1985 dan pada tanggal 20 Maret 1985 pabrik PIM-1 diresmikan oleh
Presiden RI dengan kapasitas produksi sebagai berikut:
mendirikan pabrik PIM-2 di tempat yang sama. Sejak saat itu, Proyek
pengembangan pabrik pupuk PIM-2 mulai dijajaki. Pada tahun 1994 proyek ini
tercatat dalam Blue Book Bappenas dan pada 20 Nopember 1996 Pemerintah
menyetujui pembangunan Proyek PIM-2.
Pemancangan tiang pertama Proyek PIM-2 dilakukan pada tanggal 25
Pebruari 1999, tetapi karena situasi keamanan tidak kondusif, Proyek ini
dihentikan
pembangunan
Proyek
PIM-2,
yang
dibangun
oleh
Konsorsium Toyo Engineering Corporation Japan, PT. Rekayasa Industri dan PT.
Krakatau Engineering, ini telah berdampak pada peningkatan biaya, yaitu dari
USD 310,2 juta menjadi USD 344,8 juta.
1.2 Lokasi
Pabrik pupuk Urea PT Pupuk Iskandar Muda terletak di wilayah Zona
Industri Lhokseumawe (ZILS) 250 Km sebelah timur Banda Aceh, di Krueng
Geukueh, kecamatan Dewantara, Kabupaten Aceh Utara, Propinsi Nanggroe Aceh
Darussalam,
Indonesia.
gas
arnoniak,
sehingga
dapat
mencegah
terjadinya
TAHUN
1986
1987
1989,1993,1996.
1997
1991. 1994
1992,1994,1995,1
996,1998.2002,
2003, 2007
1992.2001.2002
1995/1996,
1996/1997
1996
1996
2002
2003
BAB II
KERJA PRAKTEK
2.1 Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan
Praktek kerja lapangan merupakan salah satu kewajiban mahasiswa
Politeknik Negeri Lhokseumawe dalam menyelesaikan studinya. Praktek Kerja
Lapangan ini bertujuan untuk mengenal lebih dekat suatu pabrik dan menerapkan
teori-teori yang didapat di bangku kuliah ke tempat kerja yang sebenarnya,
sehingga nantinya akan mampu menjadi seorang ahli
No
Hari
Istirahat
1
2
BAB III
PROSES PRODUKSI
Proses produksi pengolahan bahan baku menjadi pupuk urea di PT. Pupuk
Iskandar Muda dibagi menjadi tiga unit, yaiu:
1. Unit Utility
2. Unit Ammonia
3. Unit Urea
3.1 Unit Utility
Unit Utility merupakan unit penunjang bagi unit-unit yang lain dalam
suatu pabrik sarana penunjang untuk menjalankan suatu pabrik dari tahap awal
sampai produk akhir Pada PT. Pupuk Iskandar Muda, Unit Utility meliputi:
1. Area Water Intake Facility
2. Unit Pengolahan Air
3. Unit Pembangkit Steam
4. Unit Pembangkit Listrik
5. Unit Udara Instrument / Udara Pabrik
6. Unit Pemisahan Udara (ASP)
7. Unit Gas Matering Station
8. Unit Pabrik CO 2 dan Dry Ice
9. Unit Pengolahan Air Buangan
31.1. Area Water Intake Facility
Pada saat pabrik beroperasi, untuk melayani kebutuhan kebutuhan air
diseluruh pabrik, perkantoran dan perumahan PT. Pupuk lskandar Muda diambil
dari sungai Peusangan yang jaraknya sekitar 25 km dari lokasi pabrik. Luas
Daerah Aliran Sungai adalah 2.260 km 2 .
Air ini dipompa dengan laju air normalnya sektar 700-800 ton/jam pada
tekanan minimum 2 kg/cm 2 G. Pada fasilitas water intake terdapat 3 buah pompa,
dimana setiap pompa memiliki kapasitas 1250 ton/jam.
10
2.
3.
4.
Air yang berasal dari area water intake facility kemudian dialirkan ke dalam
pengolahan air di PT. PIM dan dengan laju alir 1 .650 ton/jam.
3.1.2 Unit Pengolahan Air
Kebutuhan air di dalam pabrik diperlukan untuk bahan pembantu proses
yaitu dalam bentuk filter water dan demin water atau polish water, disamping itu
diproduksi pula potable water sebagai air minum. Pengolahan air baku menjadi air
seperti tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
3.1.2.1 Clarifler (53-FC-1OO1)
Clarifier (53-FC - 1001) berfungsi sebagai tempat pengolahan air tahap
pertama - penjemihan air untuk menghilangkan zat padat yang ada dalam bentuk
suspensi dapat menyebabkan kekeruhan pada air. Raw water (air baku) yang
berasal dari sungai peusangan dipompakan dengan tekanan 1-3 Kg/cm 2 G.
kekeruhan (turbidity) air baku yang masuk ke clarifer sekitar 40 - 10 ppm, sedang
pada saat hujan turbilitynya lebih besar dari 100 ppm.
11
dengan
bekerja
agitator
secara
dan
rake
kontinue.
yang
Agitator
berfungsi
befungsi
sebagai
untuk
mempercepat terjadinya flok-flok dan bekerja dengan kecepaan 1,05 - 4,2 rpm.
Sedangkan rake berfungsi mencegah agar flok-flok (gumpalan Lumpur) tidak
pekat di dasar clarifier dan bekerja dengan kecepatan 0.033 rpm. Kotoran-kotoran
yang mengendap bersama sludge (Lumpur) dikeluarkan dari bawah clarifier
sebagai blow down. sedankan air jernih dan clarifier keluar lewat over flow untuk
dibersihkan lagi dalam gravity sand filler.
3.1.2.2 Gravity Sand Filter (53 - FD - 1002)
Air yang jernih dari clarfier (53 - FD - 1001) dialirkan ke gravity sand
filter (53-FD-1002) secara gravitasi. Gravity sand filter terdiri dari 6 unit yaitu
lima service dan satu unit standby. Komponen utama dari gravity sand filter
adalah pasir yang ukurannya berbeda-beda. Sand filter bekerja secara kontinu,
maka kotoran-kotoran akan mengumpal difilter untuk dilakukan back wash secara
berkala.
3.1.2.3 Filter Water Reservoir (53 - FB - 1006)
Pada saat pabrik beroperasi, air dari gravity sand filter ditampung di filter
water resorvoir (53 - FB - 1006) lalu dialirkan ketiga tempat yaitu:
a. Potable Water Tank (53 - FB - 1002)
Disini
mikroorganisme yang ada dalam air, sehingga memenuhi persyaratan air minum.
Kemudian air ini didistribusikan keperumahan, kantor. kapal. dan emergency.
12
ion-ion positif yang terdapat dalam fuler tower dengan mengunakan resin kation
R-SO 3 H (type S - 100 - WS). Proses ini dilakukan dengan melewati air melalui
bagian bawah dimana akan terjadi pengikatan logam-logam tersebut oleh resin.
Resin R-SO 3 H ini bersifat asam sulfat, karena itu disebut asam kuat cation
exchanger resin.
b. Degasifier (53 - DA - 1002)
Dari cation tower air dilewatkan ke degasifier yang berfungsi untuk
menghilangkan gas CO 2 yang terbentuk dari asam karbonat pada proses
sebelumnya.
13
untuk kebutuhan operasi, yaitu waste heat boiler (53-BF-4002) dan package
boiler (53-b-4001) . Air dari polish water tank (53-FB-1004) dimasukkan ke
dalam dearator (53-eg-4001) untuk menghilangkan gas CO 2 dan O 2 yang
menyebabkan korosi pada pipa-pipa. Di dearator juga diinjeksikan hydrazine (N 2
H 4 ) untuk mengikat gas O 2 yang terdapat dalam air.
3.1.4
14
Daya
: 15 MW
Tegangan
: 13,8 KV
: 1.5 MW
Tegangan
: 2,4 KV
: 350 KW
Tegangan
: 480 V
Purging di boiler
Flusching di turbin
15
Pengantongan urea
16
17
Kellog Brown And Root (KBR) dari Amerika Serikat. Bahan baku
yang digunakan untuk produksi ammonia adalah gas alam, Pabrik ammonia PT.
PIM II mampu memproduksi ammonia sebanyak 1200 ton/hari. steam dan udara.
Pabrik Ammonia II lebih Efisien dalam pemakaian Gas Alam di bandingkan
pabrik ammonia I . Karena pabrik ammonia II untuk menghasilkan 1 ton ammonia
membutuhkan gas alam 28,08 mm. sedangkan ammonia I membutuhkan 37.7 mm
/ btu.
Proses pembuatan ammonia terdiri dari beberapa unit. Yaitu:
b) Unit persiapan gas umpan haku.
c) Unit pembuatan gas sintesa.
d) Unit pemurnian gas sintesa.
e) Unit sintesa ammonia.
f) Unit pendinginan ammonia.
g) Unit daur ulang ammonia.
h) Unit daur ulang hidrogen.
i) Unit pembangkit steam.
18
Fe2 S 3 3H 2 O
19
HgS + H 2
H 2 O H 2 CO3
H 2 CO3 aMDEA
aMDEA HCO3
Gas masuk ke Absorber dan bagian bawah dan larutan aMDEA dari bagian
atas sehangga terjadi kontak langsung. Larutan yang telah mengikat CO 2
diregenerasi di stripper (61-202-E). Selain mengikat CO 2 , larutan aMDEA juga
mampu mengikat hidrogen sulfida sehingga produk CO 2 hasil regenerasi di CPU
tidak dapat digunakan sebagai produk samping.
3.2.1.4 Final Desulfurizer
Final Desulfurizer (61-108-D) merupakan vessel yang berisi dua bed
katalis, bed bagian atas berisi katalis Nickel Molibdate yang berfungsi untuk
rnengubah sulfur organik yang terdapat di dalam gas umpan menjadi sulfur
anorganik (H 2 S) dengan mereaksikannya dengan hidrogen. dan bed bagian
20
bawah berisi katalis ZnO yang berfungsi untuk menyerap H 2 S yang terbentuk
dari bed pertama. Reaksinva adalah
RSH + H 2
RH+H 2 S
H 2 S +ZnO
ZnS + H 2 O
21
karbon. diisi dengan potash. Reaksi yang terjadi di Primary reformer adalah
sebagai berikut:
CH 4
H 2O
CO 3H 2
CO
H 2O
CO2 H 2
22
O2
2H2O + Q
CH4
H2O
CO
CO
H2O
CO2
3H2 - Q
+
H2
+ Q
H2O
CO2
H2
+ Q
Gas proses yang keluar dari HTS (61-104-D1), sebelum masuk ke LTS
(61-104-D2) yang berisi katalis Iron Cooper diturunkan temperaturnya di dalam
alat penukar panas. Proses yang terjadi pada LTS (61-104-D2) sama dengan
proses yang ada di HTS. kondisi operasi pada LTS yaitu pada tekanan 39 kg/cm 2G
dan temperatur 246C dengan kecepatan reaksi berjalan lambat sedangkan laju
perubahannya tinggi.
23
24
3.2.3.2 Methanator
Fungsi dan Methanator (61-106-D) adalah untuk merubah gas CO dan
CO2 yang masih lolos dari Main CO2 Removal menjadi CH4 yang bersifat tidak
bereaksi. Methanator merupakan suatu bejana yang diisi dengan katalis nikel
terkalsinasi. Reaksi yang terjadi adalah :
CO
3H2
CH4
+ H2O
+Q
CO2
4H2
CH4
+ 2H2O
+Q
25
Reaktor ini dibagi menjadi dua bagian berdasarkan fungsinya, yaitu ruang
katalis atau ruang konversi dan ruang penukar panas (heat exchanger). Reaksi
yang terjadi pada ammonia konverter adalah sebagai berikut:
N2
3H2
2NH3
26
27
28
29
30
1. Seksi sintesa
2. Seksi pemurnian
3. Seksi daur ulang
4. Seksi pengkristalan dan pembutiran
3.1.1 Seksi Sintesa
Proses pembuatan urea benlangsung dalam reaktor urea (52-DC-101) pada
tekanan 250 k/cm 2 G dan suhu 200 C. Dalam reaktor urea (52DC-101)
dimasukkan tiga macam bahan untuk menghasilkan urea. yaitu gas CO 2 . cairan
ammonia dan larutan karbanat. Gas CO 2 dan unit ammonia di kirim ke suction
CO 2 boostercompressor (52-GB-101) dan tekanannya dinaikkan dan 0,7 kg/cm
2
31
pembekuan di dalam pipa. Untuk itu suhu direaktor harus selalu diperhatikan.
sebab kalau suhu reaktor rendah, jumlah karbamat yang berubah menjadi urea
semakin berkurang dan menyebabkan larutan karbamat kembali ke high pressure
bsorber cooler (52-EA-401) semakin bertambah untuk menjaga suhu reaktor tetap
sekitar 200 C, maka suhu reaktor perlu diatur dengan jalan.
1. Menginjeksikan ammonia berlebih kedalam reaktor
2. Mengembalikan sebagian larutan recycle ke reaktor
3. Memanaskan ammonia yang akan masuk ke reaktor
Reaksi yang terjadi adalah:
2 NH 3 CO2
NH 2 COONH 4
NH 2 COOHN 4
NH 2 CONH 4 + H 2 O
Selain reaksi diatas, selama sintesa terjadi juga reaksi samping yaitu terbentuknya
biuret dari urea:
2NH 2 COONH 4
NH 2 CONH 2 +NH 3
Reaksi antara CO2 dan NH menjadi urea berlangsung secara bolak - balik
dan sangat dipengaruhi oleh tekanan. suhu. komposisi dan waktu reaksi.
Perubahan ammonium karbamat menjadi urea dalam fase cair. sehingga
dibutuhkan suhu dan tekanan yang tinggi. Dalam reaktor. reaksi akan terjadi
selama 25 menit yang disebut residence time. Reaktan dari hasil reaksi sangat
korosif dan dapat merusak reaktor itu sendiri. Oleh karena itu permukaan dalam
reaktor perlu dilindungi dan korosi, dengan lapisan pelindung metal titanium (Ti)
dalam reaktor juga dimasukkan udara untuk melindungi titanium dan korosi.
3.1.2 Seksi pemurnian
Pada seksi ini larutan ammonia dipisahkan dari campuran yang keluar dari
reaktor urea (52-DC-101) yang terdiri dan urea, biuret. ammonium karbamat. air
dan ammonium berlebih. Proses pemisahan ini dilakukan dengan cara
menurunkan tekanan, sehingga ammonium karbamat terurai menjadi ammonia
dan CO 2 .
32
CO 2 + 2NH 3
Reaksi ini berlangsung pada suhu 165 C, sedangkan suhu yang masuk ke
HDP adalah 124 C sehingga diperlukan panas untuk mendapatkan reaksi yang
sempurna. selama proses penguraian juga terjadi proses hidrolisasi urea menjadi
CO 2 dan NH 3 , hal ini disebabkan karena suhu yang tinggi, tekanan yang rendah
serta residense time yang lama. Reaksi hidrolisasi akan mengakibatkan produk
ammonia menjadi berkurang.
Reaksi yang terjadi adalah:
NH 2 CONH 4 + H 2 O
C0 2 +2NH 3
33
absorber (52 - EA - 402). Larutan urea 66% yang masih mengandung ammonia
dan ammonium carbamat keluar melalui bagian bawah LPD dan masuk ke bagian
atas gas separator (52 - DA - 203).
Gas separator (52 - DA - 203) mempunyai 2 bagian yang terpisah, bagian atas
beroperasi pada suhu 106 C, tekanan 0.3 kg/cm 2 G, bagian bawah beroperasi 92
C dan tekanan atmosfer. Sejumlah kecil dan gas ammonia dan CO 2 dipisahkan
dengan penurunan tekanan. Larutan urea yang keluar dan gas separator (52 - DA 203) bagian bawah yang sudah mencapai 73 % urea kemudian dikirim ke seksi
kristalisasi sedangkan keluaran di bagian atas gas separator (52 - DA - 203)
dikirim ke off gas absorber (52 - EA - 402).
3.3.3 Seksi Daur Ulang
Pada seksi ini semua gas campuran NH 3 , CO 2 dan H 2 O dan masingmasing dekomposer diserap dimasing-masing absorber sesuai dengan hubungan
operasinya dan kemudian dikembalikan lagi ke reaktor urea (52 - DC - 101).
Ammonia berlebih yang dipisahkan oleh high pressure decomposer
dikirim ke
34
pada tekanan 2,2 kg/cm 2 G. pengaturan di low pressure absorber ini sangat
penting sebab kalau tekananya tinggi berarti tingkat dekomposisi di LPD tidak
sempuma sehingga tingkat dekomposisi lebih lanjut hal ini tidak efisien.
Larutan mother liquor dan mother liquor tank (52 - FA - 203) juga dikembaikan ke
LPA untuk memisahkan biuret dan diencerkan oleh larutan yang berasal dan off
gas recovery sistem
Larutan recycle dalam mpa ke HPA (52 - DA - 40). Pada HPA dan HPAC (52 - EA
- 401) semua gas diserap oleh larutan recyle dan LPA dan aqua ammonia dari
ammonia recovery absorber (52 - EA - 405). Gas ammonia dan ammoia reovery
absorber dikirim ammonia condensor (52 - EA - 404) untuk didinginkan lalu
dikirimkan ke ammonia reservoir. Sedangkan gas-gas yang tidak terkondensasi
seperti gas pengotor dalam CO 2 dan ammonia setelah melalui ammonia
condensor (52 - EA - 404) masuk ke ammonia recoery absarbe (52 - EA - 405)
yang paling bawah dan diserap oleh kondensat menjadi aqua amminoa, lalu naik
ke tingkat atas lagi secara terus menerus sampai semua gas ammonia terserap oleh
kondensat larutan aqua ammonia yang didapat kira-kira 75% berat, keluar bagian
bawah absorber lalu dikirim kebagian atas high pressure absorber (52 - DA 401).
3.3.4 Seksi pengkristalan dan Pembutiran
Pada seksi ini merupakan tahap akhir dari pembuatan urea. Keluaran dari
gas separator (52 - DA - 203). yang mengandung 74% urea dikirim ke crystalizer
(52 - FA - 201), menggunakan pompa urea (52 - GA - 205). Di crystalizer larutan
urea di vakum untuk menguapkan air yang ada dalam larutan urea, sehingga
terbentuk kristal-kristal urea 85%. Kondisi vakum diatur oleh vakum condensor
(52 - EE - 201) yang terdiri atas steam ejector dan brometric condensor. Vakum
condensor beroperasi pada tekanan 75.2 mmHg absolut dan suhu 60C. Kristal
urea ini harus dipisahkan lagi dari larutan mother liquorya dengan menggunakan
centrifuge (52 GE - 201). Larutan mother liquar dialirkan ke mother liquor tank
(52 - EF - 302). sedangkan kristal-kristal urea dikirim ke pengeringan (52 - EF 301) untuk dipanaskan dengan menggunakan udara panas, sehingga kandungan
35
air dalam kristal urea jadi kurang dan 0.3% berat. Udara kering ini dihembuskan
dengan blower (52 - EC - 301) dengan menggunakan steam bertekanan rendah.
Mother liquor yang masuk ke mother liquor tank (52 - FA - 203) sebagian
dikirim kembali ke crystalizer, tetapi sebelumya dipanaskan dulu dengan
menggunakan steam melalui pipa steam untuk mencegah pembekuan kristal urea.
Sedangkan sebagian lagi ke low pressure absorber (52 - EA - 402) sebagai
penyerap untuk mencegah akumulasi biuret.
Di dalam dryer (52 - EF - 301) bongkah-bongkah urea dipisahkan dan
dikumpulkann oleh agitator dan dikirim ke dissolving tank (52 - FA - 302) dan
kemudian dipompakan ke mother liqour tank. Kristal kering dikirim ke bagian
atas prilling tower (52 - IA - 301) dengan menggunakan pneumatic conveyer.
Selanjutnya sekitar 99,8% kristal urea dikumpulkan oleh cyclone (52 - FC - 301).
sedangkan debu dan cyclone dikirim ke dust separator (52 - FD - 304) dan disiram
oleh air yang disemprotkan kedalamnya. kemudian masuk ke dust chamber (52 PF - 302) dan semua debu urea yang terbawa di hilangkan dalam sistem dust
chamber. Selanjutnya udara yang sudah bebas dari debu urea dibuang ke atmosfer
dengan perantaraan induced fan /br prilling (52 -GB-302).
KristaI urea yang keluar dan cyclone (52 - FC -301) dikirim ke miller (52 EA -301) dilelehkan dengan menggunakan steam bertekanan 7 kg/cm 2 G. Kristal
urea yang sudah dilelehkan, disemprot dengan distributor prilling tower dan di
dinginkan oleh udara yang mengalir dan bagian bawah prilling tower (52 - IA
301). Udara dingin ini terlebih dahulu dikompres dengan menggunakan blower
(52 - GB 303) dan mengalami sedikit pemanasan di heater for fluiding cooler (52EC-302) untuk mengurangi kelembaban.
Prilling tower ini juga dilengkapi suatu sistem untuk mengurangi
pencemaran debu urea, dimana diharapkan sedikit sekali yang lolos ke atmosfer.
Sistem ini disebut recovery system. Pada sistem ini, udara yang masuk ke dust
chamber dilakukan pencucian awal dengan tetesan air dan grating dan packing.
Selanjutnya udara yang gandung debu mengadakan kontak langsung dengan
packing ring, sehingga sebagian besar debu bisa terlarutkan oleh air. Setelah itu
udara yang sedikit mengandung debu dilakukan pencucian dengan air dengan
36
mengunakan demister. Dengan sistem ini di harapkan udara yang keluar dari
bagian atas prilling tower sudah mempunyai kualitas yang lebih baik dari
sebelumnya. Urea prill yang sudah didinginkan ditampung dalam fluidizing cooler
(52-FD-302) pada bottom prilling tower, kemudian diayak melalui tromel (52 FD-303) untuk memisahkan bagian yang lebih besar yang tidak diinginkan. Urea
yang tidak memenuhi ukuran yang diinginkan dikirim ke disolving tank II (52 FA - 302) yang kemudian dialirkan ke disolving tank I setelah dilarutkan lagi
dengan over flow dari dust chamber. Dan dissolving tank ini dikirim ke mother
liquor tank dan selanjutnya masuk ke sistem. Jika dissolving tank over flow. maka
larutan urea ini dikirim ke ammonium carbanat tank, dan dikembalikan ke
recovery system. Butiran-butiran urea yang memenuhi
37
BAB IV
COMPRESSOR
4.1 Pengetahuan Umum Kompresor
Compressor adalah suatu peralatan mekanik yang digunakan untuk
menambahkan energi kepada fluida gas atau udara, sehingga udara atau gas dapat
mengalir dari suatu tempat ketempat yang lain secara continue. Perubahan energi
ini bisa terjadi disebabkan adanya gerak mekanis dimana kompresor berfungsi
merubah energi mekanik kedalam energi tekanan pada gas dan sebagian kecil
diubah dalam bentuk tidak berguna seperti panas yang hilang. Untuk
menghasilkan udara yang bertekanan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :
Menurunkan volume ruang tertutup.
Memberikan tambahan energi dengan sudu-sudu putar ke fluida.
Compressor mempunyai bidang penggunaan luas mulai dari industri kecil
sampai dengan industri perminyakan dan gas bumi seperti petrokimia. Beberapa
jenis penggerak yang sering digunakan sebagai penggerak kompresor antara lain :
1. Elektromotor.
2. Internal Combustion Engine (motor bensin,diesel,dan turbin uap)
3. Eksternal Combustion Engine (turbin uap)
Beberapa bentuk penggunaan kompresor yang ada sekarang ini :
1. Kompresor udara untuk berbagai keperluan.
2. Blower udara sederhana dalam pengolahan sulfur.
3. Blower udara kapasitas besar dalam unit katalis.
4. Kompresor refrigerant temperatur rendah yang digunakan untuk unit
pengolahan enthylen dan P-ethylen.
5. Aliran gas tekanan tinggi, booster (penguat) dan kompresor gas aliran
balik hydrocarbon, amoniak dan mentanol sintetis plans.
Kompresor menurut proses kimia dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
Tipe dinamik (Dynamik Types)
Tipe dinamis-Displaciment (Positive-displaciment Types)
38
39
40
41
Inlet Wheel
Dry gas seal
Labyrinth
Kompenen-komponen yang dilewati gas, yaitu:
Inlet channel
Diffuser
Return bend
Discharge volute
4.5 Komponen Dasar Kompresor
Adapun kompenen-kompenen dasar dari suatu kompresor sentrifugal
adalah:
4.5.1 Impeler
Suatu impeler berfungsi untuk menambah kecepatan (velocity) gas dengan
memutar sekeliling garis pusat (center line) dan menyebabkan gas bergerak dari
Inlet Wheel sampai ke tip (discharge), perbedaan gerak dari sumbu putar inlet
wheel dan discharge menyebabkan naiknya energi kinetik dengan akibat naiknya
kecepatan gas. Impeler adalah bagian dari rotor kompresor yang memberi
tambahan energi kinetik pada fluida gas melalui sudu-sudunya (blade). Beberapa
tipe Impeler:
Closed impeler
Open impeler
Semi open impeler
Impeler dibuat dengan pengelasan machining atau pengecoran. Pada
proses pembuatan atau pengelasan, blade dilas pada hub disk bersatu yang
dibentuk dengan proses milling, lalu disambung ke cover disk dengan sambungan
keling. Pada pembuatan dan pengecoran, hub disk, cover disk, dan blade bersatu
semuanya. Setelah impeler selesai dibuat kemudian dibalancing dan dites pada
42
putaran tinggi dengan alat khusus drum, juga dipasang dengan sambungan kerut
keropos jumlah pada kompresor menunjukkan tingkat dari kompresor tersebut.
43
secara axial
didalam cassing.
44
NO
Nomor Item
Nama Item
1.
2.
3.
4.
61-101-J
61-102-J
61-103-J
61-105-J
Air Compressor
Feed Gas Compressor
Syn Gas Compressor
Ammonia Refrigerant Compressor
Pd
Ps
= perbandingan kompresi
Pd = tekanan keluar
Ps = tekanan masuk
4.7.2 Efisiensi Politropis
Efisiensi politropis didefinisikan sebagai perbandingan antara kerja
politropis actual dengan kerja adiabatic ideal. Efisiensi ini tidak mencakup
kerugian pada packing, bantalan, atau kerugian lain yang bersifat mekanis.
Efesiensi ini dapat dikatakan sebagai ukuran kesempurnaan kompresor dari
sisi hidrolik.
45
k 1 n
.
k
n 1
848.zav.ts.((r m ) 1)
MW .m
Dengan : Hp
= head politropis, m
= temperature masuk, K
= perbandingan kompresi
= efesiesi politropis
n 1
n
46
F1.MW
22,4
H .W
BHP = 3600.102.Ep
Dengan : BHP = Brake Horse Power, Kw
W = Laju aliran massa fluida, kg/jam
HP = head politropis, m
p = efesiensi politropis
47
BAB V
TUGAS KHUSUS
ANALISA PERFORMANCE FEED GAS COMPRESSOR 61-102-J
MW
Ps
Ts
Pd
Td
Zav
Ks
= 32579 Nm 3 /jam
= 18,49
= 28,7 kg/cm 2 A
= 38 O C + 273 o k 311 ok
= 45,7 kg/cm 2 A
= 80,5 O C + 273 o k 353,5 O k
= 0,949
= 1,287
48
Kd
Kav
Zs
Zd
K
= 1,286
=1,287
= 0,949
= 0,953
= 1,286
F1
Dimana:
MW
Ps
Ts
Pd
Td
Zs
Zd
Zav
Ks
Kd
Kav
= flow suction
= molecular weight
= pressure suction
= temperature suction
= pressure disharge
= temperature disharge
= compressibility suction
= compressibility disharge
= compressibility average
= compressibility index sucion
= compressibility index disharge
= compressibility index avarage
Pd
Ps
45,7
28,7
1,59
b. Efisiensi politropis p
49
Pd
Ps
45,7
Log
28,7
a Log
Vs
Vd
Ts .Zs.Pd
Log
Td .Zd .Ps
b Log
Log
353,5 . 0,993 . 28,7
Log 1,3950
0,14
a 0,20
1,42
b 0,14
Maka:
k 1 .
n
n 1
1,286 1 1,42
.
1,286 1,42 1
0,751 100 %
75,1%
c. Head politropis H
M
n 1
n
1,42 1
1,42
0,29
jadi : H
848.zav.Ts . r m 1
Mw . m
848.0,949.311 .1,59 0, 29 1
18,49 . 0,29
6718 m
50
F1 .MW
22,4
32579 .18,49
22,4
26892 kg / jam
H .W
BHP = 3600.102.Ep
6718 . 26892
MW
Ps
Ts
Pd
Td
Zs
Zd
Zav
Ks
Kd
Kav
Dimana:
= 29020 Nm 3 /jam
= 18,49
= 32,71 kg/cm 2
= 31,8 O C + 273 O K 304,8 O K
= 44,64 kg/cm 2
= 60,9 O C + 273 O K 333,9 O K
= 0,949
= 0,956
= 0,949
= 1,287
= 1,286
= 1,287
F1
MW
Ps
Ts
Pd
Td
Zs
Zd
Zav
Ks
Kd
Kav
= flow suction
= molecular weight
= pressure suction
= temperature suction
= pressure disharge
= temperature disharge
= compressibility suction
= compressibility disharge
= compressibility average
= compressibility index sucion
= compressibility index disharge
= compressibility index avarage
51
Pd
Ps
44,64
32,71
1,36
b. Efisiensi politropis p
Pd
Ps
44,64
Log
32,71
a Log
0,135
Vs
Vd
b Log
Ts .Zs.Pd
Td .Zd .Ps
Log
Log
333,9 . 0,956 . 32,71
0,093
Maka:
p
a 0,135
1,45
b
0,93
k 1 .
n
n
n 1
1,286 1 1,45
.
1,286 1,45 1
0,715 .100 %
71,5 %
c. Head politropis H
52
n 1
n
1,45 .1
1,45
0,31
848.zav.Ts . r m 1
mw.m
848.0,949,304,8 1,36 0,31 1
18,48 . 0,31
jadi : H
4279 m
22,4
23954 kg / jam
H .W
BHP = 3600.1021.Ep
4228 . 23954
53
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Dari hasil perhitungan dalam kondisi rate dan kondisi aktual pabrik
diperoleh hasil sebagai berikut :
a. Perbandingan Kompresi (r)
1. Hasil dalam kondisi rate = 1,59
2. Hasil dalam kondisi aktual = 1,36
b. Efesiensi Politropis (rh)
1. Hasil dalam kondisi rate = 75,1%
2. Hasil dalam kondisi aktual = 71,5%
c. Head Politropis (H)
1. Hasil dalam kondisi rate = 6718 m
2. Hasil dalam kondisi aktual = 4279 m
d. Brake Horse Power (BHP)
1. Hasil dalam kondisi rate = 655 Kw
2. Hasil dalam kondisi aktual = 385 KW
Dari hasil perhitungan diatas, dapat disimpulkan bahwa rate pada
kompresor sangat berpengaruh terhadap efesiensi, BHP dan Head Politropis. Jadi
rate harus dipertahankan hingga keadaan normal bahkan jika memungkinkan
harus diatas normal rate. Rate turun menyebabkan flow suction juga akan turun,
dan apabila flow turun, kecepatan putaran pada kompresor juga harus diturunkan
supaya tidak terjadi surging yang akan menjadi awal terjadinya vibrasi yang biasa
merusak kompresor.
6.2 Saran
54
DAFTAR PUSTAKA
1. Pratikno. Helmi, 1998. Laporan Kerja Praktek: Unjuk Kerja Kompresor
Gas
2. Siniesa dan Turbin Jurusan Gas dan Petrokimia. Fakultas Teknik.
Universitas
3. Indonesia, Depok.
4. Tovo Engineering Corporation. 2000, Ammonia Operating Manual
5. Document
6. Toyo Engineering Corporation, 2000, Piping and Instrument Diagram
7. Toyo Engineering Corporation, PT. Rekayasa Industri. PT. Karakatau
8. Engginering Corporation, 1999. Process Description forAmmonia II
Unit.
9. Matley, Jay, 1985, Fluid Movers: Pumps, compressor, Fans, and Blower.
10. McGraw Hill Publication Co. New York
55