Anda di halaman 1dari 39

UNDERBALANCED DRILLING

DEFINISI :
Merupakan metode pemboran dimana tekanan hidrostatik kolom
fluida di dalam lubang bor sengaja dibuat dan dijaga lebih rendah
daripada tekanan formasi batuan yang dibor.

Pencapaian Kondisi Underbalanced


1. Secara Alami

Cara ini diterapkan pada zona-zona yang memiliki

permeabilitas dan tekanan formasi yang cukup tinggi.


2. Secara Buatan

Cara ini diterapkan pada zona-zona bertekanan

rendah.
Menggunakan fluida pemboran berdensitas (udara, gas, mist atau
foam) sehingga menghasilkan tekanan hidrostatik rendah.
Menginjeksikan gas ke dalam fluida untuk menurunkan densitas
fluida pemboran atau tekanan hidrostatik fluida.
Injeksi gas ke dalam liquid (gasfield liquid) dapat dilakukan dengan
berbagai cara :
Drillstring Injection
Annulus Injection
Parasitic String Injection

Parasitic Casing Injection


Completion Injection

PROBLEM PEMBORAN DAN KERUSAKAN FORMASI

Beberapa problem yang sering terjadi diasosiakan dengan aplikasi


overbalance

drilling

dan

dapat

diminimalkan

dengan

aplikasi

underbalanced drilling adalah :


Penurunan penetration rate saat hard rock drilling
Differential pipe sticking
Loss circulation
Kerusakan formasi

PENURUNAN PENENTRATION RATE

Laju penembusan bit (penetration rate) yang lambat akan menambah


waktu pemboran dan pada akhirnya akan meningkatkan biaya
pemboran.
Salah satu faktor yang mempengaruhi penetration rate adalah jenis
atau tipe fluida yang digunakan.
Beberapa

sifat-sifat

fluida

pemboran

pemboran atau penetration rate adalah :


1. Berat fluida pemboran

yang

mempengaruhi

laju

2. Viskositas fluida pemboran


3. Filtrate loss
4. Kadar minyak
5. Kadar padatan

DIFFERENTIAL PIPE STICKING,


LOST CIRCULATION DAN KERUSAKAN FORMASI

Faktor Penyebab :
Jenis Formasi
Formasi porous dan permeable
Formasi sangat permeable, seperti rekahan-rekahan, celah-celah
atau rongga-rongga
Formasi yang mengandung clay
Kondisi Formasi
Fluida Pemboran
Fluida pemboran berdensitas besar dapat menciptakan tekanan
hidrostatik fluida lebih besar daripada tekanan formasi batuan.
Kondisi tersebut akan menimbulkan :
1. Proses filtrasi fluida pemboran di batuan sekitar lubang bor.
2. Invasi fluida pemboran ke dalam formasi batuan di sekitar lubang
bor.

3. Masuknya sebagain atau seluruh fluida pemboran ke dalam zonazona yang sangat permeabel dan atau zona bertekanan rendah.

Mekanisme Terjadinya Pipe Sticking

1.

Tekanan hidrostatik fluida pemboran melampaui tekanan formasi

batuan.
2.

Terjadi proses filtrasi fluida pemboran pada dinding lubang bor.


Filtrate fluida pemboran (air) masuk ke dalama matrik batuan
Padatan fluida pemboran tertinggal dan menempel pada dinding
lubang bor membentuk lapisan berpermeabilitas rendah (filtrate
cake)

3.

Filtrate cake semakin tebal

4.

Annulus tertutup oleh filtrate cake

5.

Drillstring terjepit

Mekanisme Terjadinya Lost Circulation

1.

Tekanan hidrostatik fluida pemboran melebihi tekanan formasi


batuan

2.

Bila :
Pemboran menembus formasi yang sangat permeable atau
Tekanan hidrostatik fluida pemboran melampaui tekanan rekah
formasi, sehingga batuan terbentuk rekahan-rekahan.

3.

Lost circulation akan terjadi.

Mekanisme Terjadinya Kerusakan Formasi

1.

Tekanan hidrostatik fluida pemboran melebihi tekanan formasi


batuan.

2.

Pemboran menembus batuan reservoir yang mengandung clay.

3.

Terjadi invasi fluida

pemboran

ke

dalam matrik batuan

dan

berakibat :
Timbul reaksi antara filtrate fluida pemboran dengan mineral
clay dan menyebabkan terjadinya pengembangan clay dan
menurunkan besarnya pori-pori efektif batuan.
Padatan pemboran masuk ke dalam matrik batuan dan
menurunkan besarnya pori-pori batuan.

4.

Permeabilitas batuan akan menurun.

PARAMETER UTAMA DALAM SIRKULASI FLUIDA PEMBORAN UNTUK SETIAP TEKNIK PEMBORAN

TEKNIK PEMBORAN

PARAMETER UTAMA DALAM

KETERANGAN

SIRKULASI FLUIDA
PEMBORAN
Dengan Metode Angel, 1957.
Formula :

AIR GAS DRILLING

Menentukan kebutuhan

Qmin

Qo + NH

Qmin

Laju injeksi minimum, scfm

Qo

= Laju injeksi di kedalaman nol yang

volumetrik udara/gas untuk hole

disamakan

cleaning.

dengan kecepatanannular

3000 fps, scfm.


N

Faktor yang tergantung pada laju


penembusan

Kedalaman sumur, ribu-ft

Dengan Metode Angel, 1957.


Formula sama seperti air gas drilling, namun
dilakukan koreksi, oleh karena adanya fasa cair.
Langkahnya adalah sebagai berikut :
1.
MIST DRILLING

Tentukan ROP apperent (ROPe), ft/hr :


ROPe = 380 QL/D2

Menentukan kebutuhan
volumetrik udara/gas untuk hole
cleaning.

QL
D

= Total laju cairan, bph

= diameter bit, in

2.

Tentukan

ROP

artificial

(ROP)

untuk

mengangkat cutting dan cairan.


ROP = ROPe + ROPd
ROPd = penetration rate yang diharapkan,
ft/h.
3.

TEKNIK PEMBORAN

Tentukan Qmin berdasarkan ROP.

PARAMETER UTAMA DALAM

KETERANGAN

SIRKULASI FLUIDA
PEMBORAN
Menentukan kebutuhan
FOAM DRILLING

Dilakukan dengan pembacaan grafik yang telah

volumetrik udara dan cairan serta disediakan oleh :


tekanan injeksi.

Okbiri dan Ikoku, 1986, dengan


backpressure.
Krug dan Mitchell, 1972, tanpa backpressure.

Dilakukan dengan :
Pembacaan grafik yang telah disediakan oleh
Poettman dan Bergman, 1955.
Persamaan
MIST DRILLING

Menentukan kebutuhan
volumetrik udara/gas untuk hole
cleaning.

yang

dikembangkan

oleh

POettman dan Bergman, 1955.

Qa

42 h f

808 ( Ps P1 )
P
4.07Tavg ln[ 2 ] 0.0764 h
P1

1. Untuk Metode Stanpipe Injection


P2 = P1 + 0.052 h

2. Parasite String Injection


P2 = P1 + 0.052 h

0.052 (h hp) f

Keterangan :
h

= Kedalaman (TVD), feet

P1

= tekanan permukaan, psia (= 14.7 psi atau tekanan barometer setempat jika tidak ada back pressure)

P2

= Tekanan pada suatu kedalaman, psia (tekanan formasi ditambah tekanan barometer)

Qa

= Laju gas (udara, nitrogen), Scf/bbl

Tavg

= Temperatur annulus rata-rata, 0R

= Densitas fluida pemboran rata-rata yang diharapkan, ppg

= Densitas fluida pemboran, ppg

= Kedalaman (TVD), ft

hp

= Kedalaman parasite string (TVD), ft

P2

= Tekanan pada kedalaman parasite string, psia

UNDERBALANCE DRILLING
AIR GAS DRILLING

MIST DRILLING

FOAM DRILLING

GASFIELD LIQUID
DRILLING

FLOWDRILLING

Dengan udara,

Dengan gas

Dengan air +

Dengan air/lumpur

nitrogen, natural

(kontinyu) dan air

surfactant (kontinyu)

(kontinyu) dan gas

gas

+ surfactant

dan gas

(diskontinyu)

Dilakukan dengan

Untuk hard rock

(diskontinyu)

(diskontinyu)

Injeksi gas dalam

sistim terbuka atau

drilling

ROP tinggi

Formasi

string maupun

tertutup

ROP tinggi

Formasi

memproduksi

annulus

Meminimalkan

Usia bit lama

memproduksi

banyak air

Meminimalkan

problem sloughing

Minimal water

sedikit air

Kapasitas

problem sloughing

Unit MWD dan

Menurunkan mud

pengangkatan

dan downhole fire

downhole motor

Sloughing dapat

ring

sangat baik

Problem drag/torsi

dapat digunakan

terjadi

Sloughing dapat

Menurunkan

dapat diminimalkan

Biaya peralatan

Downhole fire

terjadi

problem sloughing

Pemboran berarah

Torsi/drag tinggi

Downhole fire

dan downhole fire

dapat dilakukan

Torsi/drag tinggi

Biaya tinggi

Korosi peralatan

lokasi bila

Korosi peralatan

Biaya untuk

produktifitas terlalu

Separasi permukaan

running parasite

tinggi

sulit

atau temporary

influx

casing

Dengan air atau


lumpur

permukaan
Keselamatan di

PENGARUH SIFAT-SIFAT FLUIDA PEMBORAN TERHADAP LAJU PEMBORAN

SIFAT-SIFAT FLUIDA PEMBORAN

PENGARUHNYA TERHADAP LAJU PEMBORAN


Densitas fluida pemboran akan menentukan besarnya tekanan
hidrostatik fluida di dalam lubang bor. Tekanan hidrostatik fluida
dalam sumur akan mempengaruhi kemampatan atau compressive

DENSITAS

strength daripada formasi batuan di bawah bit yang akan di bor.


Semakin besar densitas fluida pemboran, semakin besar tekanan
hidrostatik fluida pemboran, maka batuan akan semakin mampat atau
mengalami penambahan compressive strength nya, sehingga batuan
makin sulit untuk dikorek oleh gigi bit dan kemajuan penembusan bit
menjadi rendah.
Kekentalan

atau

viskositas

fluida

pemboran

memang

diperlukan untuk menahan serbuk bor jatuh kembali ke dasar sumur.


Namun faktanya, dinyatakan bahwa makin besar viskositas fluida
pemboran, laju pemboran akan makin rendah.
Viskositas

fluida

pemboran

yang

terlalu

tinggi

(kental)

akan

berakibat :
Menambah kehilangan tekanan dalam sistim sirkulasi, oleh karen

VISKOSITAS

friksi

terhadap

dinding

pipa/casing

maupun

dinding

formasi.

Hidrolika pada bit dan proses pembersihan dasar sumur menjadi


jelek, sehingga laju penembusan akan rendah.
Dibutuhkan tekanan sirkulasi yang besar sehingga kemungkinan
akan terjadi breakdown, bila tekanan rekah formasi dan berpotensi
terjadi hilang sirkulasi.
Filtrate akan lebih sulit meresap ke dalam batuan untuk mengisi
ruangan yang telah ditinggalkan serbuk bor, sehingga batuan suah

untuk ditembus.
Viskositas yang tinggi akan menjadi bantalan bit di atas batuan dan
fungsi pelumasan bit tidak efektif, sehingga menghalangi proses
penghancuran batuan dan selanjutnya laju penembusan akan
rendah.

Keuntungan adanya filtrate loss :


Masuknya filtrate fluida pemboran ke dalam formasi di
sekitar bit akan melunakkan batuan yang akan dibor dan yang lebih
penting adalah mempercepat penetralan (memimnimalkan perbedaan
tekanan antara tekanan hidrostatik fluida pemboran dengan tekanan
formasi. Dengan perbedaan tekanan yang kecil dan kondisi batuan

FILTRATE LOSS

yang

menjadi

lunak,

maka

bit

akan

semakin

mudah

untuk

menghancurkan batuan, sehingga laju penembusan akan semakin


cepat.
Kerugian adanya filtrate loss yang tinggi pada overbalance
drilling :
Filtrate loss

akan menghasilkan filtrate cake, dimana akan semakin

tebal selama proses filtrasi masih terjadi. Filtrate cake yang tebal
dapat menyebabkan drillstring terjepit, kegiatan operasi pemboran
akan terhambat dan akan menambah waktu pemboran.
Kandungan minyak dalam fluida pemboran akan bermanfaat
dalam :

Memeperbaiki pelumasan pada bit dan drillstring, sehingga kerja

bit akan efektif, problem drag dan torsi yang tinggi dapat
diminimalkan.

KADAR MINYAK

Mencegah bit balling, sehingga kerja bit akan lebih efektif.

Meminimalkan terjadinya problem shale, oleh karena minyak yang


tidak reaktif terhadap shale.

Berbagai problem dapat dicegah atau diminimalkan, sehingga waktu


pemboran lebih cepat.

SIFAT-SIFAT FLUIDA UNDERBALANCE DRILLING


MENCEGAH PROBLEM PEMBORAN DAN KERUSAKAN FORMASI
SIFAT-SIFAT FLUIDA PEMBORAN

ALASAN DAPAT MENCEGAH PROBLEM


PEMBORAN DAN KERUSAKAN FORMASI
Semakin

rendah

densitas

fluida

pemboran,

semakin rendah tekanan hidrostatik fluida dalam lubang


bor yang rendah dari tekanan formasi. Dengan tekanan
hidrostatik fluida pemboran yang rendah dari pada tekanan
formasi. Maka:
1. Formasi

batuan

di

bawah

bit

tidak

mengalami

penambahan compressive strength oleh berat fluida


pemboran, batuan mudah di hancurkan dan laju
penembusan akan tinggi.
2. Meminimalkan proses regriding bit oleh karena tidak

DENSITAS

adanya gaya penahan oleh berat fluida pemboran


terhadap cutting di depan bit. Umur bit dapat di
tingkatkan dan laju pemboran akan semakin cepat.
3. Mencegah terjadinya problem hilang sirkulasi (lost
circulation ) ataupun filtration loss pada dinding
lubang bor yang dapat menciptakan filter cake dan
dapat menjepit drillstring.
4. Akan terjadi inflow aliran fluida formasi dan tekanan
inflow ini akan membantu pembersihan lubang bor
5. Infasi fluida pemboran ke dalam batuan reservoir
dapat

diminimalkan,

sehingga

dapat

mencegah

tingkat kerusakan formasi yang lebih besar.

SIFAT-SIFAT FLUIDA PEMBORAN

ALASAN DAPAT MENCEGAH


PROBLEM DAN KERUSAKAN FORMASI

Fluida underbalance cenderung memiliki viskositas yang


rendah, sehingga :
1. Cenderung terbentuk aliran turbulen yang memiliki
kecepatan tinggi dan terdistribusi secara merata di
seluruh titik, sehingga akan mencegah pengendapan
cutting dan memperbaiki pembersihan cutting di
dalam lubang bor, problem terjepitnya drillstring dan

VISKOSITAS

drag ataupun torsi yang tinggi dapat diminimalkan,


selanjutnya laju pemboran akan lebih cepat.
Akan

meminimalkan

kehilangan

tekanan

friksi

dalam sistem sirkulasi, daya pancar yang dihasilkan pada


nozzle bit akan lebih tinggi dan kecepatan fluida pada bit
maupun di dalam annulus akan lebih besar, sehingga
pembersihan cutting di bawah bit ataupun di dalam annulus
lebih cepat dan laju penembusan akan lebih cepat. Proses
regriding bit dan keausan gigi bit dapat di hindari, sehingga
usia bit dapat lebih lama.
FILTRATE LOSS

Filtrate loss fluida pemboran adalah merupakan fungsi dari


densitas dan viscositas serta karakteristik batuan .
1. Semakin rendah viskositas fluida, maka filtrate loss
semakin cepat . filtrate loss dalam underbalance
driling terjadi di sekitar bit, terutama di bawah bit,
sebagai dampak dari tenaga jet fluida dari nozzle bit
yang tinggi. Filtrate loss di bawah bit akan
melunakan permukaan batuan, sehingga batuan
semakin mudah di bor dan laju penembusan bit yang
tinggi.
Dengan

densitas

fluida

yang

rendah,

maka

penembusan filtrate yang lebih jauh dapat diminimalkan,


sehingga kerusakan formasi yang lebih besar dapat di
cegah.

SIFAT-SIFAT FLUIDA PEMBORAN

ALASAN DAPAT MENCEGAH PROBLEM


PEMBORAN DAN KERUSAKAN FORMASI
Bila underba;ance drilling menembus batuan reservoir,
inflow minyak ke dalam lubang bor akan terjadi. Inflow

KADAR MINYAK

minyak tersebut memberikan keuntungan ganda dalam


operasi pemboran, diantaranya adalah :
1. Menurunkan berat kolom fluida di dalam lubang bor,
oleh karena ia memiliki denstas yang lebih rendah
dari air. Tekanan hidrostatik menjadi lebih rendah
dan selanjutnya compressive strength pada formasi
batuan

dapat

diminimalkan,

sehingga

akan

meningkatkan laju penembusan bit.


2. Inflow

minyak

akan

memperbaiki

pelumasan

drillstring dan bit, sehingga problem shale, bit balling


dan drag ataupun torsi yang tinggi dapat dicegah
atau diminimalkan. Berbagai problem diminimalkan,
selanjutnya laju pemboran akan semakin cepat.
3. Bila inflow minyak merupakan hidrokarbon ringan,

maka akan menurunkan densitas dan viskositas


fluida

pemboran

tekanan
sehingga

di

dalam

dalam

annulus

akan

annulus.
dapat

Kehilangan

diminimalkan,

meningkatkan

kapasitas

pengangkatan fluida pemboran dan pembersihan


lubang bor menjadi lebih baik, selanjutnya laju
pemboran akan semakin cepat.

PERBEDAAN PEMBORAN OVERBALANCED


DENGAN PEMBORAN UNDERBALANCED

KRITERIA
1. Kondisi tekanan dalam lubang bor

OVERBALANCED
Tekanan

hidrostatik

UNDERBALACED
lumpur Tekanan hidrostatik lumpur lebih kecil

mengimbangi tekanan formasi

dari tekanan formasi

2. Jenis Lumpur

Semua jenis lumpur

Semua jenis lumpur yang digasifikasi

3. Jenis Formasi

Semua jenis formasi

- Formasi yang memiliki kemungkinan


lost circulation.
-

Zona-zona

yang

memiliki

permeabilitas antar butir di atas

1000 md.
-

Formasi

yang

rekahan-rekahan

mempunyai
alami,

celah-

celah ataupun rongga-rongga di


dalamnya.
-

Formasi bertekanan rendah.

Formasi keras

PEMBAHASAN

Untuk menentukan drawdown optimum, maka dihitung tekanan dasar sumur pada kedalaman tegak 5951 feet
untuk berbagai harga kombinasi laju alir lumpur dasar (lumpur dasar yang dipakai adalah air denga densitas 8,33 ppg)
dan laju injeksi gas yang dipakai (gas yang dipakai Nitrogen dengan specific gravity 0,97). Dari hasil perhitungan dapat
dilihat dengan bertambahnya laju injeksi gas akan menurunkan tekanan dasar sumur. Hal ini karena densitas campuran
cairan-gas menurun dengan bertambahnya laju injeksi Nitrogen.
Untuk pengoperasian underbalanced, pemilihan kombinasi laju alir air dan laju injeksi Nitrogen dapat dipilih dari
area operasional grafik tersebut.

Dari grafik dapat dilihat tekanan maksimal sebesar 2113 psi (pressure drawdown = 250 psi) dan tekanan minimal
1863 psi (pressure drawdown 500 psi).
Berdasarkan grafik Penentuan Pressure Drawdown Optimum pemilihan laju alir air dan laju injeksi gas
dipermukaan agar tercapai kondisi optimum adalah sebesar 188 gpm dan 399 scfm. Pemilihan laju alir air dan laju injeksi
gas dipermukaan ini menghasilkan tekanan dasar sumur sebesar 2058 psi (pressure drawdown 305 psi).
Dengan kombinasu laju alir ait dan laju injeksi Nitrogen dihitung kecepatan minimal fluida aerasi untuk
pengangkatan serbuk bor, dari hasil perhitungan didapat kecepatan minimal fluida aerasi untuk pengangkatan serbuk bor
sebesar 180 feet/menit.
Pada pemboran underbalanced sumur X dipakai mud motor yang mempunyai kapasitas laju alir yang melewati
motor (flow through motor) minimal 175 gpm dan maksimal 275 gpm, dimanan dari hasil perhitungan menghasilkan
tekanan dasar sumur (BHP) 0,00487 psi sampai 2578,0531 psi.
Hasil perhitunga kombinasi laju alir air dan laju injeksi Nitrogen dipermukaan, perhitunga kecepatan minimal fluida
dan perhitungan mud motor diplot pada grafik yang sama (lampiran B.10).

TEORI DASAR PEMBORAN UNDERBALANCED

3.1 Definisi Pemboran Underbalanced


Pemboran underbalanced adalah pemboran dimanan tekanan dasar
sumur lebih kecil dari pada tekanan formasi, sehingga ada influx formasi
secara kontinyu ke permukaan. Karena itu pemboran underbalanced
sering

disebut

sebagai

flow

drilling

Suatu sumur dikatakan balanced jika tekanan kolom lumpur pada


lubang sumur besarnya dengan tekanan formasi. Biasanya pada operasi
pemboran, tekanan fluida pemboran didesain lebih besar dibandingkan
dengan tekanan formasi, kondisi inilah yang dikenal dengan overbalanced
kondisi tekanan formasi setiap saat selalu lebih tinggi dibandingkan
dengan tekanan kolom lumpur. Biasanya tekanan hidrostatik yang
diperlukan adalah sekitar 100 200 psi di bawah tekanan formasi.
Secara garis besar pemboran underbalanced dilakukan dengan dua
tujuan, yaitu :
-

Memaksimalkan perolehan hidrokarbon

Meminimalkan masalah-masalah yang ditemukan selama pemboran


Pemboran

underbalanced

memiliki

keuntungan-keuntungan

dibandingkan dengan pemboran overbalanced, yaitu :


1. meningkatkan laju penetrasi dan umur pahat

2. mengurangi kemungkinan terjepitnya drill pipe


3. meminimumkan lost circulation
4. meningkatkan formation evaluation
5. menaikan produktivitas sumur
6. Mengurangi atau menghindarkan keperluan stimulasi dikemudian
hari.
Selain keuntungan, pemboran underbalanced juga mempunyai
beberapa kerugian, yaitu :
1. Masalah stabilitas dan konsolidasi lubang sumur
2. Masalah safety dan pengontrolan sumur pada kondisi tekanan tinggi
3. Drilling cost lebih tinggi
4. Kompatibilitas dengan sistem MWD konvensional
5. Berat rangkaian meningkat akibat berkurangnya gaya apung.
6. Kemungkinan meningkatnya drag dan torsi.

3.2 Penilaian Kriteria Reservoir


Sebelum melakukan opearsi underbalance, perlu dilakukan studi
mengenai

treservoir-resevoir

yang

akan

dibor.

Apakah

pemboran

underbalanced ini cocok diaplikasikan atau tidak.


Kriteria reservoir yang baik untuk opearsi pemboran underbalanced,
yaitu :

1. Formasi-formasi

yang

biasanya

mengalami

kerusakan

selama

pemboran dan komplesi.


2. Formasi yang cenderung terjadi differential sticking.
3. Formasi dengan zona loss circulation atau invasi fluida selama
pemboran atau komplesi.
4. Formasi sensitif yaitu formasi yang mengandung terdapat shale yang
sensitif terhadap air dan akan lebih stabila apabila menggunakan
fluida udara, gas, mist atau foam.
5. Formasi yang jika dibor secara overbalanced drilling menghasilkan
ROP yang sangat rendah.

Kriteria reservoir yang kurang baik untuk operasi pemboran


underbalanced, yaitu :
1. Sumur-sumur yang memerlukan biaya sangat rendah bila dibor secara
pemboran overbalanced.
2. Reservoir-reservoir dengan permeabilitas rendah.
3. Formasi tidak terkonsolidasi dengan baik
4. Stabilitas lubang bor rendah.

3.3 Teknik Pemboran Underbalanced


Fungsi utama dari sirkulasi fluida pemboran underbalanced adalah
untuk mengeluarkan serbuk bor dari lubang bor. Ada banyak teknik

pemboran underbalanced yaitu dry air drilling, nitrogen drilling, natural


gas drilling, mist drilling, stable foam drilling, stiff foam drilling, gasfield
liquids, flowdrilling, mudcap driilling, snub drilling dan closed systems.
Tabel 3.1 menunjukan densitas dari fuida pemboran yang biasa dipakai
pada berbagai teknik pemboran underbalanced. Masing-masing teknik
underbalanced drilling juga membutuhkan peralatan dan operasional yang
berbeda. Pada sub bab ini akan diuraikan hanya mengenai teknik
pemboran underbalanced yaitu flow drilling.
Tabel 3.1 Densitas Lumpur Pemboran
Deskripsi

Fraksi Cairan (%)

Densitas (ppg)

Gas

0,01 0,1

Mist

< 2,5

0,1 0,3

Foam

2,5 - 25

0,3 3,54
3,5 6,95

Gasfield/Aerated

> 25

4,0 6,95

Liquid

100

6,95 19,0

3.4 Sistem Fluida Pemboran Pada Underbalanced Drilling


Pemilihan sistem fluida pada underbalanced drilling merupakan hal
penting untuk mencapai keberhasilan dalam operasi underbalanced
drilling.
Fluida Kompresibel (Dua Fasa)

Pada pemboran yang menggunakan fluida kompresibel,


umumnya fluida air atau lumpur kemudian dicampur atau
diganti gas. Fluida-fluida kompresbiel ini meliputi : udara, mist,
foam dan aerated mud.
Fluida Gas
Pada awalnya fluida yuang banyak digunakan
adalah udara, namun pada saat ini penggunaannya tidak
dilanjutkan, hal ini dikarenakan oleh kombinasi natural
gas dan oksigen dapat bersifat eksplosif, sehingga saat ini
penggunaannya digantikan dengan nitrogen.
Pemboran dengan fluida gas memiliki karakteristik
tertentu, antara lain :
- ROP yang tinggi
- Umur pakai bit lebih lama
- Penyemenan yang lebih baik
- Kecepatan

di

annulus

sangat

berperan

dalam

pengangkatan serbuk bor.

Mist Drilling
Sistem mist ini dibentuk dengan menambahkan
liquid dalam jumlah kecil ke dalam sistem gas. Liquid
yang dimasukkan ke dalam gas ii akan terdispersi

menjadi droplet-droplet kecil. Sistem ini memiliki ciri-ciri


sebagai berikut :
- Hampir

sama

dengan

sistem

gas,

tetapi

dengan

tambahan liquid
- Bergantung

pada

kecepatan

di

annulus

untuk

mengangkat serbuk bor


- Volume liquid digunakan lebih banyak, sekitar 30% 40% lebih banyak dari gas.
- Tekanan fluida pemboran yang dihasilkan umumnya
lebih tinggi dari gas.
- Perbandingan

gas-liquid

yang

tidak

tepat

akan

menyebabkan runtuhnya lubang bor.


Foam Drilling
Bila ke dalam fluida pemboran ditambahkan lebih
banyak lagi liquid dan surfactant maka akan terbentuk
foam.

Salah

satu

masalah

yang

ditemukan

dalam

penggunaan foam ini adalah apabila foam tersebut sukar


untuk dipecahkan pada saat kembali ke permukaan
sehingga

akan

mempersulit

pemisahaan

fluida

di

separator. Namun saat ini telah ditemukan sistem foam


yang mudah untuk dipecah dan juga mudah untuk

dijadikan foam kembali sehingga foaming agent yang


digunakan untuk memecah dan membuat foam.
Kualitas

foam

di

permukaan

yang

digunakan

berkisar 80% sampai 95% dimana 80% - 95% berupa


gas dan sisanya adalah liquid, dikarenakan oleh tekanan
hidrostatik pada kolom annulus, maka di dalam sumur
kualitas foam di bottom hole menurun menjadi sekitar 50
60%.
Karateristik dari sistem foam :
-

Memiliki kapasitas pengangkatan serbuk bor lebih


tinggi

Laju pompa rendah karena kemampuan pengangkatan


serbuk bor yang baik

Gasfield System
Bila sistem foam terlalu ringan untuk sebuah
sumur, maka sistem gasfield dapat digunakan. Dalam
sistem

ini

fasa

liquid/cairan

digasifikasikan

untuk

menurunkan densitasnya.
Penggunaan fasa gas dan liquid sebagai sistem
sirkulasi akan membuat program hidroliknya menjadi

lebih kompleks. Perbandingan gas liquid yang digunakan


harus tepat, jika gas yang digunakan terlalu

banyak

maka akan menyebabkan runtuhnya lubang sumur dan


sebaliknya jika kurang akan terjadi kondisi overbalanced.
Sistem ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
- Pada umunya gas yang diperlukan sedikit
- Kecepatan

fluida,

khususnya

di

permukaan

relatif

rendah
- Mengurangi keausan dari peralatan dalam lubang bor
maupun di permukaan.

Fluida Satu Fasa


Umumnya jika memungkinka, air dapat digunakan dalam
underbalanced

drilling.

Namun

bila

terlalu

berat

dapat

digantikan dengan minyak. Minyak yang digunakan dapat


berupa solar mapupn crude oil. Namun jika formasi yang
ditembus saat berlangsunya pemboran menghasilkan crude oil,
maka sistem sirkulasinya akan menjadi crude oil.

Pemboran Underbalanced Flowdrilling


Istilah pemboran Underbalanced Flowdrilling4) adalah operasi
pemboran dimana akan ada aliran fluida formasi ke permukaan selama

pemboran dan fluida pemborannnya cairan (water,solar) tanpa gas.


Dengan flowdrilling akan ada cairan hidrokarbon, gas atau air ikut naik ke
atas dengan fluida pemboran dan ini akan ditangani di permukaan.
Kontrol tekanan kepala sumur dilakuakn di permukaan dan bukan
dibawah seperti pada penanganan tekanan pada pemboran overbalanced
kalau ada gas kick. Tujuan utama flowdrilling adalah menghasilkan
kerusakan formasi dan lost circulation.
Tekanan dasar sumur yang terjadi pada pemboran flowdrilling
lebih

tinggi

dari

pada

metode

pemboran

underbalanced

dengan

menggunakan sistem fluida lainnya (gas, mist, foam, dan gasfield). Batas
flowdrilling

adalah

bagaimana

aliran

fluida

di

permukaan

bisa

ditanggulangi dengan peralatan yang ada. Bahkan permeabilitas besar,


laju besar atau bertekanan besar bisa dilkukan dengan flowdrilling kalau
peralatan permukaan memenuhi. Tanpa perlu injeksi gas, maka peralatan
juga semakin sedikit, selain itu pembacaan MWD dan mud motor tidak
jadi persoalan.
Flowdrilling

didesain

hanya

untuk

formasi-formasi

yang

berstruktur stabil, bukan untuk formasi pasir atau shale yang tidak
kompak. Dalam flowdrilling masalah-masalah penanganan sumur diatasi
di permukaan. Sebuah sumur yang berproduksi diatasi dengan cara tidak
dimatikan selama pengeboran.

Seluruh teknik tergantung pada operasi pengeboran seperti


sirkulasi maupun pengeboran. Didalam teknik flowdrillling dimungkinkan
memproduksikan minyak dan gas selama pengeboran, proses tersebut
dilakukan dengtan memasang suatu rotating head di atas BOP stack
dengan suatu flowline bertekanan tinggi, RCH valve dan suatu sistem di
permukaan yang didesain untuk memisahkan fluida pemboran, serbuk
bor, minyak dan gas.
Rotating head dibutuhkan untuk mengalirkan minyak, gas, dan
serbuk bor serta fluida pemboran yang bertekanan ke sistem di
permukaan pada saat pemboran dilakukan. Flowdrilling digunakan untuk
membuat lubang sumur mengalami underbalanced sehingga terbebas dari
kerusakan formasi, differential sticking dan meminimalkan hilang sirkulasi.

Mendapatkan Kondisi Underbalanced


Agar underbalanced drilling terjadi, maka tekanan dasar
sumur harus lebih kecil dari tekanan formasinya. Karena batas
underbalanced sering terlalu dekat dengan tekanan formasi,
maka bisa saja kadang-kadang terjadi overbalanced, terutama
kalau ada beberapa zona dan yang satu kecil dan yang satu
agak besar tekanannya. Aliran dari dasar sumur yang mengalir
adalah minyak atau gas, maka tekanan dasar sumur akan
berkurang dan aliran akan meningkat

lajunya. Gambar 3.1

memperlihatkan pemboran horizontal dengan menggunakan


sistem pemboran underbalanced pada formasi yang memiliki
rekahan alamiah.

Fluida Pemboran Underbalanced Flowdrilling


Kondisi yang diinginkan pada underbalanced flowdrilling
adalah tekanan sumur selalu di bawah tekanan formasi dan
minimum sumurnya tetap stabil (tidak ada formasi gugur) oleh
karena itu densitas lumpur harus dipilih yang berada dirange ini.
Fluida dasar pemboran harus terdiri dari fluida yang
bersih padatan, viscosifier harus terhindarkan kalau mungkin
sebab hal ini akan mempersulit pemisahan fluida kalau ada
produksi hidrokarbon dan sulit untuk terpisah dari fluida dasar
pemboran dipermukaan.
Banyak polimer akan menyebabkan emulsi. Juga perlu
dihindarkan lubricant additive untuk mengurangi trque dan drag
dengan fluida bersih ini. Konsentrasi bentonite harus dikurangi,
kalau untuk menutupi zona loss rekahan dimana untuk sumur
bertemperatur tinggi lumpur bentonite bisa menjadi gel keras
dan tidaj akan bisa dialirkan kembali.

Untuk

membersihkan

mengalirkannya

turbulent

dan

lubang

bor

cukup

kecepatannya

tinggi

dengan
tanpa

viscosifier. Pada flowdrilling ini adanya aliran dari formasi akan


membantu mempercepat aliran.
Kecepatan pada sumur horizontal dan directional harus
lebih cepat lagi. Kalau lubang berdiamater besar karena adanya
korosi atau gugur maka baru diperlukan viscosifier.

Peralatan Khusus
Pada

dasarnya

peralatan

yang

digunakan

pada

underbalanced flow drilling hampir sama dengan peralatan pada


pemboran

overbalanced.

Karena

pada

underbalanced

flowdrilling pelaksanaan pemboran dapat dilakukan sambil


memproduksikan fluida formasi yang keluar maka peralatan
tambahan

yang

digunakan

harus

bisa

menangani

hal-hal

tersebut.

3.5.3.1 Rotating Blow Out Preventer (RBOP)


Rotating Blow Out Preventer RBOP) dipasang di
atas BOP. RBOP ini berfungsi untuk mengatur aliran balik
dari dalam lubang bor. Pada saat beroperasi mampun

menahan tekanan balik dari formasi sampai 2500 psi.


RBOP ini terdiri dari beberapa komponen, yaitu :
Rotating Control Head (RCH) Bowl
RCH Bowl dipasang di atas BOP stack dengan
menggunakan sambungan bottom flange, dalam hal
ini 13 5/8 5000 psi. RCH bowl sendiri mempunyai
ukuran 7 1/16 dan tekanan kerja sebesar 5000 psi.
Semua

sambungan

flange

harus

sesuai

dengan

standart API.

Rotating Control Head (RCH) Bearing Assembly


Rotating

Bearing

Assembly

diletakkan/didudukan di RCH Bowl dan dikunci dengan


menggunakan

Hydraulic

Operated

Clamp

untuk

menjaga annulus. RCH Bearing Assembly terdiri dari


dua stripper-rubber yaitu Top Rubber dan Bottom
Rubber yang dipasang di dalam Bearing Assembly.
Bottom Rubber
Assembly.

yang dipasang di dalam Bearing

Bottom Rubber berfungsi sebagai penahan


awal dari meningkatnya tekanan lubang bor dan
selanjutnya ditahan oleh Top Rubber. Kedua stripperrubber ini berfungsi untuk melindungi drillstring ketika
berputar di dalam RBOP dan didesain untuk semakin
melekat ketika tekanan lubang bor meningkat.
Jadi stripper-rubber

ini berupa karet yang

dapat melekatkan drillstring secara aktif. Stripperrubber

harus

diganti

bila

sudah

tidak

mampu

memegang rangkaian drillstring.


Ukuran stripper-rubber ini juga dapat diganti
ukurannya sesuai dengan ukuran drillstring yang
melaluinya. Di atas Top Rubber masih terdapat kelly
driver

bila

menggunakan

meja

putar

dan

bila

menggunakan top drive maka kelly driver ini tidak


dipasang.

3.5.3.2 Separator
Separator
underbalanced

yang
biasanya

dipakai

pada

pemboran

merupakana

separator

horizontall 4 fasa yang dapat memisahkan gas, air,


minyak dan serbuk bor. Tekanan kerja separator antara

175 250 psi dengan kapasitas 160 bbls. Sanggup


menangani aliran gas sebesar 65 mmcfd dan aliran
minyak sebesar 40.000 bopd.

3.5.3.3 Choke Manifold


RBOP mengarahkan aliran ke choke manifold.
Aliran fluida, yang dihasilkan dari pemboran, serbuk bor,
fluida pemboran, gas injeksi dan hidrokarbon yang
terproduksi masuk melalui satu dari dua choke valve.
Choke dioperasikan secara remote.

3.5.3.4 Float Valve


Biasanya

dua

float

valve

yang

dipasang

di

drillstring, satu dipasang di atas bit dan satu dipasang


dekat permukaan. Float valve yang dipasang di atas bit
berfungsi untuk menahan aliran balik dari annulus
menuju drillstring dan juga berfungsi untuk menahan
aliran gas menuju drillstring ketika operasi tripping.
Float valve yang dipasang di atas bit biasanya yang
bertipe dart. Untuk float valve disebut juga string float,
dipasang dekat permukaan (3000 4000 ft dari
permukaan) berfungsi menahan aliran balik gas injeksi

ke rig ketika dilakukan penyambungan float valve yang


dipasang

didekat

permukaan

ini

biasanya

bertipe

flapper.

Prosedur Standar Operasi


Flowdrilling digunakan untuk membuat lubang sumur
mengalami underbalanced sehingga terbebas dari formation
damage, drill pipe differential sticking dan meminimalkan lost
circulation. Operasi pemboran harus mengusahakan agar
keadaan

underbalance

tetap

aman

dan

tidak

banyak

hambatan.
Mula-mula waktu mengebor dibawah kaki casing arus
balik harus dikirimkan ke shale shaker. Segera setelah fluida
formasi mulai mengalir ke sumur dengna flowdrilling maka
aliran balik harus ditujukan ke choke manifold pada separator
permukaan.
Tekanan

maksimum

permukaan

harus

diketahui

sebelum pemboran, tentunya hal ini tergantung rating RBOP.


Jika

tekanan

operasi

mencapai

rating

ini

maka

harus

diusahakan mengurangi tekanan tersebut. Ini dapat dilakukan


dengan menutup sumur dan melakukan bullheading cairan ke
annulus. Jalan lain influx tersebut dikeluarkan melalui choke.

Sekali tekanan permukaan dapat dikendalikan dan stabil maka


pemboran tersebut bisa berjalan kembali.
Jika

tekanan

di

annulus

naik

waktu

diadakan

connection atau trip dan sirkulasi dihentikan mungkin karena


adanya gas influx besar naik ke atas dalam hal ini menaikan
viscositas

fluida

pemboran

dapat

mengurangi

kenaikan

tekanan. Tetapi pemisahan gas dari fluida pemboran akan sulit


di permukaan.
Prosedur khusus harus dilakukan pada flowdrilling
untuk connection dan tripping dimana akan membutuhkan
waktu lebih lama daripada kalau pemboran buasa. Bila
membuat sambungan maka tekanan pada drill pipe harus
dilepaskan dahulu di atas drill string float paling atas. Satu
atau lebih float dipasang untuk memberikan efek check valve
dan mencegah aliran balik karena tekanan underbalanced.
Float valve yang dipasang setiap 12 joint akan memberikan
cara terbaik untuk tripping dan connections.
Setelah

underbalanced

drilling

ini

selesai

maka

completion juga harus dilakukan secara underbalanced. Tidak


ada gunanya pemboran underbalanced tetapi completionnya
overnalance
completion.

kecuali

fluida

drillingnya

diganti

ke

fluida

Batasan Penggunaan Flowdrilling


Penggunaan flowdrilling mempunyai batsan-batasan di
lapangan, yaitu :
1. Tekanan annulus terlampaui tinggi/tidak pasti
Kalau tekanan formasi dan lajunya terlalu tinggi maka
peralatan di permukaan tidak sanggup menahan tekanan
lagi dimana kapasitas peralatan untuk mengalirkan fluida
balik telah terlampaui. Ukran peralatan di permukaan yang
benar akan dapat menahan laju produksi dari formasi
tersebut. Kalau ini salah dan lajunya terlalu tinggi, maka
tidak mungkin pemboran underbalanced dipertahankan.
Aliran bisa dipaksa masuk kembali ke formasi.
Laju ada dua cara penyelesaian masalah ini,
pertama menaikan densitas fluida pemboran atau kedua
merubah teknik pemboran menjadi overbalanced.
Tekanan formasi yang tidak pasti sebenarnya tidak
ciocok untuk flowdrilling karena tidak bisa menentukan
apakah tejadi underbalanced atau tidak. Biasanya
horizontal

well

tekanan

sudah

diketahui

flowdrilling memang cocok untuk diaplikasikan.


2. Sumur tidak stabil

pada

sehingga

Pemboran underbalanced Flowdrilling mempunyai


densitas fluida lebih tinggi dari cara enlightening yang lain.
Formasi lemah atau mudah gugur bisa di bor dengan lebih
aman tetapi kalau masih tidak mampu menahan keguguran
formasi maka flowdrilling tak bisa dipakai. Selanjutnya
adanya laju fluida pemboran yang tinggi di annulus bisa
mengerosi dinding sumur akibatnya flowdrilling tidak cocok
untuk formasi unconsolidated.

Anda mungkin juga menyukai