PENDAHULUAN
ada, dalam hal ini bahan galian golongan C untuk meningkatkan taraf
hidupnya serta kurang adanya kesadaran dari para pengusaha dan masyarakat
mengenai dampak yang akan timbul akibat penambangan yang melebihi batas
dan tidak memperhatikan peraturan yang berlaku mengenai teknik teknik
penambangan yang baik dan terarah.
Di Kabupaten Jayapura terdapat 3 daerah lokasi penambangan bahan
galian golongan C antara lain Distrik Sentani Timur,Distrik Sentani dan Distrik
Sentani Barat. Berdasarkan latar tersebut diatas maka perlu dilakukan penelitian
mengenai Studi kerusakan lingkungan akibat pengambilan bahan galian
golongan C di Kabupaten Jayapura sebagai bahan penulisan tugas akhir.
1.2.
Rumusan Masalah
Dari latar belakang permasalahan di atas dapat disusun rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana kerusakan lingkungan yang terjadi akibat pengambilan
bahan galian golongan C di Kabupaten Jayapura.
2. Bagaimana korelasi antara kerusakan lingkungan dengan volume
pengambilan bahan galian golongan C di Kabupaten Jayapura.
3. Bagaimana korelasi antara kerusakan lingkungan dengan pajak
pengambilan bahan galian golongan C di Kabupaten Jayapura.
1.3.
Tujuan Penelitian.
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1. Mengetahui kerusakan lingkungan yang terjadi akibat pengambilan bahan
galian golongan C.
2. Mengetahui korelasi antara kerusakan lingkungan dengan volume
pengambilan bahan galian golongan C di Kabupaten Jayapura.
3. Mengetahui
korelasi
antara
kerusakan
lingkungan
dengan
pajak
1.4.
Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini hanya dibatasi pada pengukuran
kerusakan lingkungan pada Distrik Sentani Timur Kabupaten Jayapura dengan
menggunakan standard KepMen LH No : Kep 43/ MenLH/10/1996 tentang
Kriteria Kerusakan Lingkungan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Bahan Galian
Berdasarkan Undang undang Nomor 11 tahun 1967 tentang ketentuan
- ketentuan pertambangan bahan galian tambang diklasifikasikan kedalam 3
golongan yakni : golongan bahan galian strategis (A), golongan bahan galian
vital (B) dan golongan bahan galian yang tidak termasuk A dan B atau lebih
dikenal dengan bahan galian golongan C.
Pengusahaan bahan galian adalah semua bahan galian yang terdapat
didalam wilayah hukum pertambangan Indonesia yang merupakan endapan
atau sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa adalah kekayaan nasional Bangsa
Indonesia dan oleh karenanya dikuasai dan dipergunakan oleh negara untuk
sebesar besarnya kemakmuran rakyat (Undang undang Nomor 11 tahun
1967 pasal 1).
Berdasarkan Undang undang Nomor Republik Indonesia Nomor 23
tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 6 ayat 1 Setiap
orang berkewajiban memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup, serta
mencegah dan menanggulangi pencemaran dan perusakan lingkungan hidup.
2.2
sirtu
tras
dan
batu
apung
(KepMen
LH
Nomor
Kep.43/MENLH/10/1996).
Batu Tulis, Batu kapur, Polomit., Kalsit, Granit, Andesit, Basal., Trakhit, Tanah
liat dan Pasir sepanjang tidak mengandung unsur - unsur golongan 2 dan 3.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Kerangka Penelitian
Konsep dalam penelitian ini didasarkan pada kerangka penelitian yang
dapat dilihat pada Gambar 3.1 :1
Penentuan judul
Studi Pendahuluan/Observasi
Lokasi
- Distrik Sentani
Timur Kabupaten
Jayapura
Pustaka
Penentuan Variabel
Topografi
Tanah
Vegetasi
Pengumpulan data
Analisis Data
Identifikasi Kerusakan
Lingkungan
Rekomendasi
akibat
No
Kegiatan
Persiapan
Pengumpulan data
Analisa Data
Penyusunan laporan
Waktu Bulan
Oktober
November
Desember
1 2 3 4 1 2 3 4 1
2
3 4
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
10
3.4
3.4.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah titik titik aktifitas
penggalian bahan galian golongan C yang ada di Distrik Sentani Timur yang
menimbulkan kerusakan lingkungan. Berdasarkan hasil survey lapangan
diperoleh jumlah titik aktifitas penggalian sebanyak 8 (delapan) titik.
3.4.2. Sampel
Dalam penelitian ini penulis menggunakan sampling purposive yaitu
sampel yang dipilih sedemikian rupa sehingga relevan dengan tujuan. Dari
jumlah yang ada maka diambil 40 % sebagai sampel yaitu 5 (lima) .
3.5
Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah berdasarkan pada
pedoman pemantauan dan Kepmen Lingkungan Hidup No. Kep - 43 /
MENLH /10 /1996 tentang Kriteria Kerusakan Lingkungan
akibat
11
3.6
Instrumen Penelitian
3.6.1. Alat
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
- Alat ukur (meter)
- Kamera
- Waterpass
- Alat tulis, spidol, dan buku catatan.
3.7
12
3.8
Kep-43/
MenLH/10/1996
tentang
Kriteria
Kerusakan
Lokasi sampling
Parameter Kategori
1
< 1m
Baik/memenuhi 1
> 1m
standar
Rusak/tidak
memenuhi
standar
Kedalaman = < 1m diatas air muka tanah
Parameter Kategori
Bobot
1
<5m
Baik/memenuhi
> 5m
standar
Rusak/tidak
Lokasi sampling
3
4
5
memenuhi
standar
1.2 Dasar galian
Perbedaan relief dasar galian = > 1m
Parameter Kategori
Bobot
1
> 1m
Baik/memenuhi
< 1m
standar
Rusak/tidak
Lokasi sampling
2
3
4
memenuhi
standar
Kemiringan dasar galian = > 8%
Parameter Kategori
Bobot
1
>8%
Baik/memenuhi
<8%
standar
Rusak/tidak
Lokasi sampling
3
4
5
memenuhi
standar
Bobot
1
Lokasi sampling
3
4
5
14
>3m
Baik/memenuhi
<3m
standar
Rusak/tidak
memenuhi
standar
Dasar teras = lebar < 6m
Parameter Kategori
Bobot
1
<6m
Baik/memenuhi 1
>6m
standar
Rusak/tidak
Lokasi sampling
3
4
5
memenuhi
standar
2. Tanah
Tanah yang dikembalikan sebagai tanah penutup = < 25cm
Parameter Kategori
Bobot
1
< 25 cm Baik/memenuhi
standar
> 25 cm Rusak/tidak
Lokasi sampling
2
3
4
memenuhi
standar
3.
Vegetasi
Tutupan tanaman budidaya = < 20%
Parameter Kategori
Bobot
1
< 20 %
Baik/memenuhi 1
> 20 %
standar
Rusak/tidak
memenuhi
standar
Lokasi sampling
3
4
5
15
metode
analisa
korelasi
linier
sederhana
dengan
menggunakan rumus :
= Jumlah
X . Y - X . Y /n
{ X - ( X) } { Y - ( Y) /n
Keterangan :
r
= Koefisien korelasi
= Jumlah sampel
Dalam
analisis
korelasi
akan
menghasilkan
nilai
yang
17
C = V . B
Keterangan :
Np
X . Y - X . Y /n
{ X - ( X) } { Y - ( Y) /n
Keterangan :
r
= Koefisien korelasi
= Kerusakan lingkungan
18
= Jumlah sampel
19