Respirasi Anak & Dewasa
Respirasi Anak & Dewasa
TUGAS FISIOLOGI
Disusun Oleh :
BAB I
PENDAHULUAN
Proses pernapasan terdiri dari beberapa langkah dimana sistem pernapasan,
sistem saraf pusat, dan sistem kardiovaskuler memegang peranan yang sangat penting.
Sistem pernapasan berperan dalam homoestasis dengan melakukan pertukaran gas O2
dan CO2 antara udara, darah, dan jaringan sel. Pertukaran gas tersebut juga dapat
meningkatkan pH dalam darah.
Pada dasarnya, sistem pernapasan terdiri dari dari suatu rangkaian saluran
udara yang menghantarkan udara luar agar bersentuhan dengan membran kapiler
alveoli, yaitu pemisah antara sistem pernapasan dan sistem kardiovaskuler. Pergerakan
udara masuk dan keluar dari saluran udara disebut ventilasi atau bernapas. Sistem saraf
pusat memberikan dorongan ritmik dari dalam untuk bernapas, dan secara reflex
merangsang otot-otot diagfragma dan dada yang akan memberikan tenaga pendorong
gerakan udara. Difusi oksigen dan karbondioksida melalui membran kapiler alveoli
sering dianggap sebagai pernapasan eksternal. Pernapasan internal mengacu pada
reaksi-reaksi kimia intraseluler di mana oksigen dipakai dan karbondioksida dihasilkan
sewaktu sel memetabolisme karbohidrat dan substansi lain untuk membangkitkan
adenosin triphospat (ATP) dan pelepasan energi.
Fungsi tambahan dari Pertukaran gas yaitu berperan dalam regulasi pH darah,
termasuk dalam reseptor penciuman, penyaring udara yang dihirup serta menghasilkan
suara.
Tentunya terdapat perbedaan antara sistem pernapasan anak dan dewasa, baik
itu secara anatomi maupun fisiologinya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sistem Pernapasan
Secara harfiah pernapAsan berarti pergerakan oksigen dari atmosfer menuju
sel-sel dan keluarnya karbondioksida dari sel-sel ke udara bebas. sistem pernapasan
umumnya termasuk saluran yang digunakan untuk membawa udara ke dalam paru-paru
di mana terjadi pertukaran gas. Diafragma menarik udara masuk dan juga
mengeluarkannya.
Oksigen digunakan oleh sel-sel tubuh pada reaksi metabolisme dengan
melepaskan energi dari molekul nutrisi dan menghasilkan ATP. Pada saat yang sama,
proses ini juga melepaskan CO2. Kelebihan CO2 akan menyebabkan pH menjadi asam
yang bersifat toksik pada sel, sehingga kelebihan CO2 harus segera dieliminasi secara
efisien. Sistem kardiovaskuler dan pernapasan bekerja sama untuk menyuplai O 2 dan
mengeluarkan CO2. Sistem pernapasan mengadakan pertukaran gas menghirup O2 dan
mengeluarkan CO2. Sistem kardiovaskuler mengedarkan darah yang berisi gas tersebut
antara paru-paru dan sel. Kegagalan dari kedua sistem tersebut akan menyebabkan
homeostasis yang berakibat pada kematian sel karena kekurangan oksigen dan
penumpuksan produk-produk buangan.
Secara Fungsional sistem pernapasan dibagi menjadi dua zona, yaitu zona
penghubung dan zona respirasi. Zona penghubung berfungsi dalam transport udara,
untuk menyaring, menghangatkan, melembabkan udara dan mengalirkannya kedalam
paru-paru. Zona ini terdiri dari lubang hidung, saluran nafas, sinus, faring, laring,
trakhea, bronkhi, bronkhiolus, dan terminal bronkiolus. Zona respirasi terdiri dari
jaringan antara paru-paru dimana terjadinya pertukaran gas. Termasuk dalam zona ini
yaitu bronkhiolus, ductus alveolus, dan alveolus, jaringan-jaringan ini merupakan
tempat utama terjadinya pertukaran gas antara udara dan darah.
B. Organ-Organ Pernapasan
Sistem pernapasan terdiri dari hidung, faring, laring, trakea, bronchi, dan
paru-paru. Organ-organ ini dibedakan berdasarkan struktur dan fungsinya masingmasing. Secara struktural, sistem pernapasan dibagi menjadi dua yaitu; (1) sistem
pernapasan atas yang terdiri dari hidung, faring, dan struktur lain yang saling
berhubungan. (2) sistem pernapasan bagian bawah terdiri dari laring, trakea, bronkhi,
dan paru-paru.
B.1
Hidung
Hidung adalah bagian yang paling menonjol di wajah, yang
berfungsi menghirup udara pernafasan, menyaring udara,menghangatkan
udara pernafasan, juga berperan dalam resonansi suara. Selain sebagai salah
satu organ alat pernapasan manusia, hidung juga berfungsi sebagai salah satu
dari 5 indera. Hidung berfungsi sebagai alat untuk menghirup udara,
penyaring udara yang akan masuk ke paru-paru, dan sebagai indera
penciuman.
Hidung merupakan alat indera manusia yang menanggapi rangsang
berupa bau atau zat kimia yang berupa gas. Di dalam rongga hidung terdapat
serabut saraf pembau yang dilengkapi dengan sel-sel pembau. setiap sel
pembau mempunyai rambut rambut halus(silia olfaktori)di ujungnya dan
diliputi oleh selaput lendir yang berfungsi sebagai pelembab dan untuk
menyaring udara yang masuk ke dalam rongga hidung.
B.2
Faring
Faring (tekak) merupakan persimpangan antara kerongkongan dan
tenggorokan. Terdapat katup yang disebut epiglotis (anak tekak) berfungsi
sebagai pengatur jalan masuk ke kerongkongan dan tenggorokan. Faring
merupakan percabangan dua saluran, yaitu saluran tenggorokan (nasofaring)
yang merupakan saluran pernapasan, dan saluran kerongkongan (oralfaring)
yang merupakan saluran pencernaan.
B.3
Laring
Laring adalah pangkal tenggorokan, terdiri atas kepingan tulang
rawan membentuk jakun dan terdapat celah menuju batang tenggorok (trakea)
disebut glotis, di dalamnya terdapat pita suara dan beberapa otot yang
mengatur ketegangan pita suara sehingga timbul bunyi.Berfungsi untuk
menyalurkan udara dari faring ke trakea. Katup berfungsi mencegah makanan
dan minuman masuk ke saluran pernapasan. Pada pangkal larink terdapat
selaput suara. Selaput suara akan bergetar jika terhembus udara dari paruparu.
B.4
Trakea
Trakea juga dikenal sebagai tenggorokan adalah tabung tulang yang
menghubungkan hidung dan mulut ke paru-paru, hal ini merupakan bagian
penting dari sistem pernafasan pada vertebrata. Tenggorokan atau Trakea
berupa pipa yang dindingnya terdiri dari 3 lapisan, yaitu lapisan luar terdiri
atas jaringan ikat, lapisan tengah terdiri atas otot polos dan cincin tulang
rawan, dan lapisan dalam terdiri atas jaringan epitelium besilia. Terletak di
leher bagian depan kerongkongan.
Dalam anatomi, tenggorokan adalah bagian dari leher yang terdiri
dari faring dan laring. Tenggorokan memiliki sebuah selaput otot yang
dinamakan epiglottis yang berfungsi untuk memisahkan esofagus dari trakea
sedangkan bronkus kiri bercabang menjadi dua bronkiolus. Masingmasing cabang tersebut berakhir pada gelembung paru-paruatau alveolus.
B.5
Bronkiolus
Bronkiolus adalah cabang dari bronkus dan memiliki dinding yang
lebih tipis, pada ujung bronkiolus terdapat banyak sekali gelembunggelembung kecil yang dinamakan alveolus. Ciri khas bronkiolus adalah tidak
adanya tulang rawan dan kelenjar pada mukosanya, pada bagian awal dari
cabang bronkiolus hanya memiliki sebaran sel globet dan epitel.
Alveolus
Alveolus berupa saluran udara buntu membentuk gelembunggelembung udara, dindingnya tipis setebal selapis sel, lembab dan berlekatan
dengan kapiler darah.
Alveolus berfungsi
sebagai
permukaan
respirasi,
luas
total
Paru Paru
Paru-paru terletak di dalam rongga dada. Antara rongga dada dan
rongga perut terdapat suatu pembatas yang disebut diafragma. Pembatas ini
bukan sekedar pembatas, tetapi berperan juga dalam proses pernapasan. Paruparu terbagi menjadi dua buah, yaitu paru-paru kanan dan paru-paru kiri.
Paru-paru pada dasarnya merupakan cabang-cabang suatu saluran yang
ujungnya bergelembung. Gelembung gelembung tersebut disebut alveoli
(tunggal: alveolus). Dalam alveoli inilah sesungguhnya terjadi pertukaran
gas-gas. Paru-paru kanan terdiri atas tiga belahan sedangkan paru-paru
kiri hanya dua belahan. Paru-paru kanan lebih besar dibandingkan yang kiri.
B.7.1.
Volume Paru-Paru
Volume dan udara dalam paru-paru dan kecepatan pertukaran saat
inspirasi dan ekspirasi dapat diukur melalui spirometer.
1. Volume tidal (VT), yaitu volume udara yang masuk dan keluar
paru-paru selama ventilasi normal biasa. Nilai VT pada dewasa
normal sekitar 500 ml untuk laki-laki dan 380 ml untuk wanita.
2. Volume cadangan inspirasi (VCI), yaitu volume udara ekstra yang
masuk ke paru-paru dengan inspirasi meksimum di atas inspirasi
tidal. VCI berkisar 3100 mlpada laki-laki dan 1900 ml pada
wanita.
3. Volume cadangan ekspirasi (VCE), yaitu volume ekstra udara
yang masih dapat dengan kuat dikeluarkan pada akhir ekpirasi
normal. VCE berkisar 1200 ml pada laki-laki dan 800 ml pada
wanita.
Kapasitas Paru-Paru
1. Kapasitas residual fungsional (KRF) adalah penambahan volume
residual dan volume cadangan ekspirasi. Kapasitas merupakan
jumlah udara sisa dalam system respiratorik setelah ekspirasi
normal. Nilai rata-ratanya adalah 2200 ml. jadi nilai KRF = VR +
VCE.
2. Kapasitas inspirasi (KI) adalah penambahan volume tidal dan
volume cadangan inspirasi. Nilai rata-ratanya adalah 3.500 ml.
jadi nilai KI = VT + VCI.
3. Kapasitas vital (KV), yaitu penambahan volume tidal, volume
cadangan inspirasi dan volume cadangan ekspirasi. Nilai rataratanya adalah 4500 ml. jadi nilai KV = VT + VCI + VCE.
4. Kapasitas total paru (KTP) adalah jumlah total udara yang
ditampung dalam paru-paru dan sama dengan kapasitas vital
ditambah volume residual. Nilai rata-ratanya adalah 5700 ml. jadi
nilai KTP = KV + VR.
Faktor-Faktor Yang mempengaruhi Kapasitas Vital Paru-Paru
a. Umur
Usia berhubungan dengan proses penuaan atau bertambahnya
umur. Semakin tua usia seseorang maka semakin besar
kemungkinan terjadi penurunan fungsi paru.
b. Jenis kelamin
Volume dan kapasitas seluruh paru pada wanita kira-kira 20
25% lebih kecil daripada pria, dan lebih besar lagi pada atletis
dan
orang
yang
bertubuh
besar
daripada
orang
yang
bertubuh kecil dan astenis. Kapasitas paru pada pria lebih besar
yaitu 4,8 L dibandingkan pada wanita yaitu 3,1 L.
c. Riwayat penyakit
keluhan
pada
akhir
minggu
atau
hari
libur
Pernapasan Dada
Pernapasan dada berlangsung dalam 2 tahap, yaitu :
a. Inspirasi, terjadi bila otot antar tulang rusuk luar berkontraksi, tulang
rusuk terangkat, volume rongga dada membesar, paru-paru mengembang,
sehingga tekanan udaranya menjadi lebih kecil dari udara atmosfer,
sehingga udara masuk.
b. Ekspirasi, terjadi bila otot antar tulang rusuk luar berelaksasi, tulang rusuk
akan tertarik ke posisi semula, volume rongga dada mengecil, tekanan
udara rongga dada meningkat, tekanan udara dalam paru-paru lebih tinggi
dari udara atmosfer, akibatnya udara keluar.
C.2
Pernapasan perut
Pernapasan perut berlangsung dalam dua tahap, yaitu :
a. Inspirasi, terjadi bila otot diafragma berkontraksi, diafragma mendatar
mengakibatkan volume rongga dada membesar sehingga tekanan udaranya
mengecil dan diikuti paru-paru yang mengembang mengakibatkan tekanan
udaranya lebih kecil dari tekanan udara atmosfer dan udara masuk.
Pengangkutan O2
Pertukaran gas antara O2 dengan CO2 terjadi di dalam alveolus dan
jaringan tubuh, melalui proses difusi. Oksigen yang sampai di
alveolus akan berdifusi menembus selaput alveolus dan berikatan
dengan haemoglobin (Hb)
dalam
darah
yang
alveolus
Di dalam darah, O2 sebagian besar (98%) diikat oleh Hb yang
darah (2%).
Setelah berada di dalam darah, O2 kemudian masuk ke jantung
melalui vena pulmonalis untuk diedarkan ke seluruh tubuh yang
membutuhkan.
C.3.2
Pengangkutan CO2
Karbondioksida (CO2) yang dihasilkan dari proses respirasi
sel akan berdifusi ke dalam darah yang selanjutnya akan diangkut
ke paru-paru untuk dikeluarkan sebagai udara pernapasan.
Ada 3 (tiga) cara pengangkutan CO2 :
darah.
Ketika O2 di dalam darah berdifusi ke jaringan, maka CO 2 di
darah
dipompa
ke
paru-paru
melalui
arteri
pulmonalis.
Di paru-paru CO2 akan dikeluarkan dari tubuh melalui ekspirasi
pada
orang
dewasa
pernapasan
frekuensipernapasan
lebih
kecil
dibandingkan dengan anak-anak dan bayi, akan tetapi KVP pada orang dewasa lebih
besar dibanding anak-anak dan bayi.
Terdapat perbedaan laring bayi dengan laring orang dewasa, diantaranya
adalah:
1. Laring bayi secara relative dan absolute lebih kecil dari pada laring dewasa.
2. Laring bayi terletak lebih tinggi di leher dan akan turun menjadi seperti orang
dewasa salama bulan pertama.
3. Jaringan laring bayi lebih lunak dari pada laring orang dewasa.
4. Terdapat perbedaan ukuran yang jelas antara ukuran glotis dengan besarnya bayi.
5. Mukosa laring bayi bersifat hipersensitif.
Hal ini berguna sebagai mekanisme pertahanan terhadap gangguan aliran udara
dalam hubungan dengan proses menelan.
Anak-anak lebih berisiko terhadap penyumbatan saluran napas karena saluran
udara mereka lebih sempit daripada saluran udara orang dewasa. Hal ini selalu
merupakan gejala yang penting bila terjadi pada orang dewasa atau anak, sebab
sumbatan pernafasan mungkin memerlukan saluran nafas buatan (trakeostomi) atau
pemasangan pipa endotrakea.
Dalam beberapa kasus penyumbatan saluran pernafasan yang terjadi pada
manusia, anak-anak memiliki resiko yang lebih besar mengalami hal ini dari pada
orang dewasa. Satu hal yang harus diingat adalah bahwa bayi dan anak-anak bukanlah
orang dewasa yang kecil. Terdapat perbedaan antara struktur anak-anak dan orang
dewasa. Perbedaan yang jelas yaitu pada sistem pernapasan, struktur saluran nafas
anak-anak berukuran lebih kecil. Karena diameter saluran nafas lebih kecil maka anakanak lebih sering mengalami sumbatan saluran nafas. Peyumbatan saluran nafas
tersebut dapat terjadi karena beberapa hal, diantaranya karena adanya benda asing yang
tersangkut pada trakea, atau karena adanya infeksi pada pernafasan.
Saluran nafas bagian atas pada anak-anak yang lebih pendek dan lebih sempit
daripada orang dewasa dan karenanya lebih mungkin menyebabka masalah dengan
obstrukif.
BAB III
KESIMPULAN
Secara harfiah pernapasan berarti pergerakan oksigen dari atmosfer menuju
sel-sel dan keluarnya karbondioksida dari sel-sel ke udara bebas. Sistem pernapasan
dibagi menjadi dua yaitu : sistem pernapasan atas yang terdiri dari hidung, faring, dan
struktur lain yang saling berhubungan. sistem pernapasan bagian bawah terdiri dari
laring, trakea, bronkhi, dan paru-paru.
Terdapat perbedaan antar pernapasan anak dan dewasa. Bayi dan balita
memiliki frekuensi bernapas lebih banyak dibanding orang dewasa. Hal itu disebabkan
volume paru paru yang relatif kecil, jalan nafas yang pendek, dan sel-sel tubuh sedang
DAFTAR PUSTAKA
Joko Suyono . Deteksi Dini Penyakit Akibat Kerja . Jakarta : EGC.
Nangsari, Nyanyu Syamsiar. 1988. Pengantar Fisiologi Manusia. Jakarta: Depdikbud.
Nelson, et al.1999. Ilmu kesehatan anak vol 2, edisis 15. Jakarta : EGC)
Sudjadi, Bagod dan Siti Laila. 2007. BIOLOGI sains dalam kehidupan.Surabaya: Ghalia
Indonesia Printing.
Triastuti,Vera dkk. 2011. Konsep Oksigenasi.
dariocw.usu.ac.id/course/...MANUSIA/kdm_slide_konsep_oksigenasi.pdf. pada
tanggal 02 April 2011.
https://noermalalika.wordpress.com/lihat-aja/biology/sistem-pernafasan-manusia/
http://penulis.web.id/sistem-pernapasan-pada-manusia-artikel-lengkap.html
http://alvyanto.blogspot.com/2010/01/sistem-pernafasan-manusia.html#ixzz3l4I8TudU