Pemurnian Minyak
Pemurnian Minyak
LANDASAN TEORI
II.1.
berupa minyak sawit kasar karena masih mengandung kotoran berupa partikelpertikel dari tempurung dan serabut (NOS= Non Oil Solid).
Agar diperoleh minyak sawit yang bermutu baik, minyak sawit kasar tersebut
mengalami pengolahan lebih lanjut. Minyak sawit yang masih kasar kemudian
dialirkan kedalam tangki minyak kasar (crude oil tank) dan setelah melalui beberapa
tahap pemurnian atau klarifikasi, Minyak tersebut perlu segera dimurnikan dengan
maksud agar tidak terjadi penurunan mutu akibat adanya reaksi hidrolisis dan
oksidasi. Hidrolisis dapat terjadi karena cairan bersuhu panas dan terdapat cukup
banyak air, demikian juga oksidasi akan terjadi dengan adanya NOS yang berupa
bahan organik dan anorganik seperti Fe (besi) dan Cu (tembaga) berperan sebagai
katalisator yang mempercepat terjadinya reaksi cepat. Maka dengan proses ini akan
dihasilkan minyak sawit mentah (crude palm oil). Proses penjernihan dilakukan
untuk menurunkan kandungan air dan NOS di dalam minyak. Minyak sawit ini dapat
di tampung dalam tangki-tangki penampungan dan siap dipasarkan atau mengalami
pengolahan lebih lanjut sampai dihasilkan minyak sawit murni, dan hasil olahan
lainnya. Sedangkan sisa olahannya yang berupa lumpur masih dapat dimanfaatkan
dengan proses daur ulang untuk diambil minyak sawitnya.
Secara umum dalam cairan terdapat beberapa fase yang sulit dipisahkan
dengan satu cara, maka dilakukan pemisahan fase minyak, fase NOS dan fase air
dengan beberapa tahapan. Pemisahan minyak dari fraksi cairan lainnya dilakukan
dengan berdasarkan prinsip filtrasi, pengendapan, penguapan, sentrifugasi dan
sebagainya.
Dalam buah yang direbus terdapat komposisi minyak 54%, air 28% dan NOS
18% dan jika diperas dengan screw press maka komposisi ini akan berubah menjadi
cairan dengan kandungan minyak 66%, air 24 % dan NOS 10%, berdasarkan ini
dapat dihitung bahwa cairan yang keluar adalah 320 liter/ton TBS,dan didalamnya
terdapat minyak sebanyak 210 liter, dengan demikian perlu ditambahkan air untuk
mempermudah proses pemurnian.
II.2.
Tujuan Pemurnian
Minyak kasar yang diperoleh dari pengempaan perlu dibersihkan dari
kotoran, baik yang berupa padatan (solid), maupun air. Tujuan dari pembersihan atau
pemurnian minyak kasar adalah agar mendapatkan minyak dengan kualitas kadar air
0,2 % dan kotoran 0,04 % , sehingga dapat dipasarkan dengan harga yang layak.
Minyak kasar yang diperoleh dari hasil pengempaan akan disalurkan menuju
saringan getar (vibrating screen) untuk disaring, agar kotoran berupa serabut kasar
tersebut disalurkan ketangki penampungan minyak kasar (crude oil tank).
Minyak kasar yang terkumpul di crude oil tank (COT) dipanaskan hingga 90
- 95 C. Menaikkan temperatur minyak sangat penting, artinya yaitu untuk
memperbesar perbedaan berat jenis (BJ) antara minyak, air dan lumpur, sehingga
sangat membantu saat proses pengendapan. Selanjutnya minyak dari crude oil tank
dikirim ke tangki pengendap (vertical clarifier tank)
II.3.
Proses Pemurnian
Pada pabrik pengolahan kelapa sawit, proses pemurnian/ pemisahan yang
sangat penting dan mutlak dilakukan, karena pada proses pemurnian ini akan
diperoleh hasil pemisahan cairan yang sesuai dengan kadar dan mutu minyak yang
diinginkan. Pada pabrik kelapa sawit, proses pemurnian dilakukan di stasiun
klarifikasi (pemurnian minyak). Suatu proses pemurnian minyak menjadi CPO ialah
bertujuan untuk menghilangkan kadar air didalamnya sampai dengan 0,2 %, agar
kualitas dari CPO itu baik. Suatu oil purifier adalah alat yang sangat penting
fungsinya sebagai pemurnian minyak, walaupun proses sebelum ke oil purifier
masih sangat banyak langkah-langkah pemurnian yang harus dilakukuan seperti
pemisahan minyak kasar dari kadar lumpur dan air.
Proses pemisahan minyak dari air dan kotoran merupakan pekerjaan yang
menentukan kualitas dari hasil pengolahan dan pemisahan minyak dilakukan secara
berulang-ulang karena setiap mesin atau peralatan mempunyai kemampuan yang
terbatas. Proses ini bertujuan untuk memperoleh minyak sebanyak-banyaknya dan
menghasilkan CPO dengan kadar asam lemak bebas, kadar air dan kotoran yang
sesuai dengan standart.
Dalam proses pemunian ini diperlukan juga proses pengenceran yang
bertujuan sangat penting artinya dalam effisiensi pemisahan minyak dan kualitas
minyak sawit. Jumlah air yang dianjurkan adalah sebanding dengan jumlah minyak
yang terdapat dalam Cairan. Berdasarkan uraian sebelumnya maka jumlah air
pengencer yang digunakan adalah 320 liter/ton TBS setara dengan 9600 liter/jam
untuk PKS 30 ton TBS/jam, dengan perincian 50% untuk screw press dan 50%
untuk vibrating screen dan stasiun klarifikasi.
Pemakaian air yang terlalu banyak akan menyebabkan penurunan kulitas unit
pengolahan PKS terutama pada alat klarifikasi. Hal ini diatasi dengan
memperpendek
retention
mengakibatkan
penurunan
time
pada
effisiensi
setiap
alat
ekstraksi,
pengolahan
Dan
sering
yang
dapat
menimbulkan
Sand trap tank adalah alat yang berbentuk silinder yang bekerja berdasarkan
perbedaan berat jenis antara air dan minyak dimana berat jenis air lebih tinggi dari
minyak, sehingga dengan mudah minyak yang berada diatas air akan mengalir ke
vibrating screen. Alat ini digunakan untuk memisahkan pasir dari cairan minyak
kasar yang berasal dari stasiun pengempaan yaitu screw press, melalui oil gutter
minyak dari screw press masuk kemari, lalu dipanaskan sampai dengan suhu 95,
dan proses pemanasan itu sendiri dengan menggunakan uap (steam) yang di
injeksikan kedalamnya. Dalam proses pabrik PKS
mengeluarkan sludge adalah sand trap tank, dan pada sand trap tank terdapat buffle,
yaitu suatu alat penangkap pasir atau kotoran-kotoran.
Dalam hal ini Temperatur pada sand trap tank harus mencapai 95 C, agar
pada saat dilakukan pembuangan (blow down), lumpur (sludge) yang keluar tidak
terlalu banyak mengandung minyak, sehingga dapat menyebabkan lossis atau
kehilangan minyak yang banyak.
Selain itu terdapat Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi efektifitas sand
trap tank adalah:
a. temperatur
b. Kondisi baffle
c. Kondisi Umpan
Sementara Proses kerja dari Sand Trap Tank dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Pada alat ini harus ditambahkan air panas dengan tujuan agar partikel-partikel
pasir dapat dipisahkan dengan baik, suhu air panas diusahakan agar tetap panas (9095 C). Getaran pada vibrating screen dikontrol melalui penyetalan bandul yang
diikat pada elektromotor. Getaran yang kurang mengakibatkan pemisahan tidak
efektif. Kontrol kebersihan vibrating screen harus dilakukan secara rutin, agar
padatan (solid) buangan dari hasil penyaringan vibrating screen tidak menumpuk.
Proses penyaringan ini dapat dilihat pada gambar 2.2.
Bagian dalam crude oil tank dilengkapi dengan buffle dan sistem pemanasan
yang digunakan sebaiknya menggunakan steam coil. Untuk pemanasan dengan cepat
Injeksi uap langsung digunakan pada saat awal proses, agar suhu crude oil harus
dijaga pada temperatur 95 C. Sementara untuk menjaga kebersihan dalam tangki
crude oil tank harus dilakukan pembuangan (blow down) minimal 4 kali per hari.
II.3.5. Vertical Clarifier tank (VCT)
Fungsi dari VCT adalah untuk memisahkan minyak, air dan sludge secara
grativitasi, dimana minyak dengan berat jenis yang lebih kecil yaitu 0,8 gram/cm3
akan berada pada lapisan yang paling atas, sedangkan air yang berat jenisnya 1
gram/cm3 akan berada pada lapisan tengah, dan lumpur dengan massa jenis 1,3
gram/cm3 dari VCT. Minyak hasil dari pemisahan gravitasi pada VCT dialirkan
kedalam oil tank, sedangkan sludge dialirkan kedalam sludge tank. Untuk
mengetahui bahwa performa kerja VCT tersebut masih bagus maka indicator yang
dapat digunakan adalah kandungan minyak pada VCT dapat mempengaruhi
kandungan minyak pada sludge di under flow. Sebaiknya ketebalan lapisan minyak
dalam VCT adalah 30-50 cm baru dilakukan pengutipan minyak melalui skimmer.
Fungsi strirer dalam VCT adalah untuk membantu mempercepat pemisahan
minyak dengan cara mengaduk dan memecahkan padatan serta mendorong lapisan
minyak dengan sludge. Temperatur yang cukup (95 C) akan memudahkan proses
pemisahan ini.
Prinsip kerja didalam VCT dengan menggunakan prinsip keseimbangan
antara larutan yang berbeda jenis. Prinsip bejana berhubungan diterapkan dalam
mekanisme kerja VCT. Pada Gambar 2.3. dapat dilihat bagan kerja VCT.
lapisan yaitu, lapisan minyak, lapisan air dan lapisan kotoran. Kapasitas dari Oil
Tank tersebut dapat menampung hingga 10 Ton/ jam.
Peranan oil tank ini cukup signifikan pada proses selanjutnya dalam
memanaskan minyak, karena tidak terjadi lagi pemanasan, dianggap suhu pada oil
tank adalah sumber panas untuk pengolahan lanjutan seperti oil purifier dan vacum
drier.
Proses kerja oil tank ini dapat dilihat pada Gambar 2.4.
(perputaran) maka minyak yang massanya lebih ringan akan berada ditengah dan
akan terlempar ke sudu-sudu disc yang sangat tipis dan disalurkan ke nozzle, lalu
dialirkan ke vacum dryer untuk proses pemvakuman kandungan air. Proses
pemisahan berdasarkan BJ (berat jenis) dengan prinsip sentrifugal ini dapat dilihat
pada gambar 2.5.
II.4.
ataupun ayakan getar. Aplikasi metode penyaringan ini diterapkan pada alat sand
trap tank dan vibrating screen yang berfungsi sebagai penangkap dan penyarinng
NOS.
yang lebih lama dan berisiko meningkatkan bilangan peroksida dalam minyak akibat
pemanasan yang berlebih dalam tangki (meningkatkan oksidasi). Hal tersebut sangat
tidak diinginkan karena akan menurunkan harga jual minyak sawit. Oleh karena
alasan tersebut, proses penjernihan lebih disukai dengan metode pemutaran karena
waktu pemisahannya lebih cepat dan tingkat oksidasi yang terjadi lebih kecil.
Metode pemisahan dengan pemutaran menggunakan mesin putaran tinggi
digunakan untuk memisahkan cairan-cairan yang tidak saling bersenyawa (tidak
saling melarutkan), mempunyai berat jenis berbeda dan benda padat yang
terkandung didalamnya. Fase yang lebih berat akan mendapat gaya sentrifugal yang
lebih besar sehingga akan terlempar lebih jauh kebagian luar dari sumbu putar.
Dengan demikian, pemutaran dapat digunakan dalam berbagai proses untuk
pemisahan cairan-cairan atau antara cairan dengan bahan padat yang terkandung
didalamnya. Aplikasi dari prinsip pemisahan dengan metode pemutaran digunakan di
PKS untuk melakukan tugas-tugas sebagai berikut :
a) Menjernihkan minyak yang dihasilkan oleh proses pengendapan di vertical
clarifier tank sebelum proses dikeringkannya minyak tersebut pada alat
vacum dryer.
b) Mengutip kembali minyak yang masih terikut dengan lumpur (sludge) yang
berasal dari vertical clarifier tank, jenis pemutaran yang digunakan untuk
aplikasi ini yaitu decanter, sludge separator.
II.5.
Dengan penyesuaian kapasitas minyak masuk akan dapat diperoleh hasil pemurnian
yang baik dan sesuai dengan jumlah dan mutu yang diinginkan.
II.5.4. Gravity Disc
Diameter gravity disc hendaknya disesuaikan dengan berat jenis dan
viskositas minyak yang akan diproses di oil purifier. Efektifitas pemisahan didalam
oil purifier dikendalikan oleh seal water dan gravity disc. Pembukaan seal water
dilakukan pada awal proses dan pada normal operasi kran seal water harus ditutup,
karena bila kran terbuka mengakibatkan minyak sawit CPO yang dihasilkan tidak
terlalu bersih. gravity disc juga harus disesuaikan dengan mutu minyak yang akan
dihasilkan. Memilih gravity disc yang terlalu kecil dapat mengakibatkan minyak
sawit yang dihasilkan tidak terlalu bersih, sedangkan bila diameter gravity disc
terlalu besar maka mengakibatkan minyak banyak terikut ke drain.
II.5.5. Perbedaan Di Dalam Spesifik Grativitasi
Pengaruh gaya sentrifugal terhadap seluruh pertikel, sebanding dengan
besarnya spesifik grtivasinya. ini dipergunakan terhadap partikel padat dan juga
kepada pertikel cair. Semakin besar perbedaanya, semakin mudah memisahkannya.
II.5.6. Ukuran dan Bentuk Partikel
Terdapat beberapa jenis partikel dalam campuran cairan pada pemurnian ini,
yaitu partikel padat dan partikel cair. Perbedaan jenis partikel ini yang menyebabkan
kemudahan dalam pemurnian minyak, dalam proses pemurnian dengan cara
pengendapan ataupun sentrifugal
II.5.7. Viskositas
Viskositas ialah kekentalan suatu cairan, dengan kata lain apabila cairan
tesebut dipanaskan dengan suhu yang cukup, maka kekentalan atau viskositas
tersebut dapat berkurang. Sehingga akann membantu pada saat proses sentrifugal
pada Oil Purifier.
II.5.8. Waktu Sentrifugal
Waktu sentrifugal adalah lamanya waktu proses sentrifugasi, dalam hal ini
terfokus pada proses dari pemurnian alat Oil Purifier,dimana di dalam prosesnya
tersebut menggunakan prinsip kerja dari gaya sentrifugal. Lamanya waktu
sentrifugal dapat mempengaruhi kondisi minyak, apabila terlalu lama akan
menyebabkan suhu pada minyak akan turun, dan semakin susah dipisahkan. Dan
apabila waktu sentrifugal terlalu cepat maka pemisahan tidak akan efektif, yaitu
banyaknya minyak yang akan terikut oleh sludge.