Anda di halaman 1dari 12

TEKNIK PENAMBANGAN

UNDERGROUND MINE STULL STOPING

Di Susun Oleh :
Dedi Kurniawan

(12172)

Imanuel Yoga C.K

(12178)

Muhammad Herry Setyawan (12182)

PROGRAM KEAHLIAN GEOLOGI PERTAMBANGAN


SMK N 2 DEPOK SLEMAN
YOGYAKARTA
2009

Latar belakang yang mempengaruhi dipilhnya penambangan dengan system tambang


bawah tanah adalah :
1. Perbandingan SR yang besar dan tidak ekonomis untuk ditambang menggunakan
system tambang terbuka.
2. Mineralisasi cadangan bahan galian membentuk cebakan yang secara spesifik
harus ditambang menggunakan system tambang bawah tanah.
3. Daerah yang akan ditambang merupakan daerah hutan lindung.
4. Penambangan dengan system tambang bawah tanah tidak banyak merusak
ekosistem yang ada di sekitar penambangan.
Metoda-metoda yang dipakai dalam system penambangan bawah tanah :
1. metode tak disangga ( open stope method ) adalah suatu metoda yang tidak
menggunakan timber atau filling dalam menyangga dinding, baik hanging wall
maupun footwall. Penyanggaan pada dinding dilakukan dengan pilar-pilar dan
baut batuan digunakan untuk penyanggaan local.
a. open stope dengan underhand stoping.
Pada metode ini,bagian level atas level bawah dihubungkan dengan
raise,dan penambangan dimulai dengan memotong bagian atas dari raise
sehingga terbentuk jenjang pada cebakan dimana para pekerja berdiri.Dijih
lepas kemudian ditarik setahap demi setahap sampai menapai
raise,selanjutnyan dijatuhkan kelevel drive dibawahnya.Jadi bijih
ditambang dari atas kebawah dengan jenjang menurun dan dijatuhkan
menuju haulage drive secra grafitasi sehingga meminimumkan transportasi
mekanikal.
b. open stope dengan overhand stoping
overhand stop secara praktis berlawanan sengan underhand stoping yaitu
tempat pekerja mengarah keatas dan berada dibawah bijih yang akan
ditambang.Bijih ditambang selapis demi selapis dan memungkunkan bijih
lepas jatuh ke haulage level yang biasanya dilindungi oleh pilar dari bijih
atau timber mat
c. open stope dengan breast stoping (stope and pillar )
Pada metoda ini,pembongkaran bijih dilakukan secara maju (advancing )
terhadap bijih yang terletak horizontal dengan tinggi kurang dari 3 m,
dimana kondisi ini tidakk memungkinkan dilakuakn dari atas kebawah.
Penyanggaan atap (roof) pada breast stoping biasanya secara permanent
atau semi permanent pillar yang terdiri dari bijih itu sendiri
Untuk cebakan yang lebih tebal, maka bijih ditambang secara berjenjang metode
ini digunakan untuk cebakan sampai ketebalan 13 m. pillar yang dibuat kadang-kadang
diperkuat dengan sement sekelilingnya.

Pada cebakan yang datar dengan keteblan kurang dari 4-5 m, metoda ini
dilakukan dengan menggali bijih sehingga terbentuk " Wide diifts " dan secar sistematis
dengan interval teratur ditinggalkan bijih sebagai pillar.
d. Sub level stoping
Pada metode ini, blok bijih dibagi sepanjang jurus cebakan, dan diantara 2
buah stope yang terbentuk dipisahkan oleh pillar.Ketinggian stope dibatasi
oleh kekuatan batuan dan lebar stope yang kadang-kadang mencapai 500
feet.
2. Stope dengan penyanggan buatan (supported)
a. Cut and fill stoping
Metoda ini sebgaimana namanya, menerapkan urutan kerja dimana dijih
diambil dalam potonga yang sejajar dan setiap potongan yang telah
diambil dilakukan pengisian dengan waste fill dalam stope sehingga
menyisakan ketinggian ruang yangmencukupi untuk melakukan pemboran
bijih. Material filling digunakan sebagai tempat berpjak, apabila bijih telah
diledakan dan diambil, maka timbered chute dan manway diperpanjang,
sebelum dilakukan kegiatan filling dilakukan untuk mengisi ruang yang
terbentuk
Pada Cut and fill,stoping dilakukan secara horizontal atau miring. Bagian
punggung akan lenih mudah disanggan pada stoping horizontal dibandingkan stoping
miring, lagi pula penggunaan lubang bor horizontal pada peledakan akan membentuk
punggung dengan kondisi lebih baik dibandingkan pemboran vertical atau miring.
Material filling seringkali berupa waste rock dari kegiatan debelopment dan eksplorasi
sekitar tambang kemusian ditumpahkan melaui rise mengarah ke stope yanga akan
diisi.Mill tailings merupakan salah satu sumber material filling ternaik untuk mengisi
stope.apabila tailing ini telah dikentalkan menjadi sekitar 70 % kepadatan, maka tailing
ini dapat dibawa melalui pipa dan ditumpahkan kedalam stope untuk mengankat kekuatan
material pengisi, maka dapat ditambahkan sement.
b. Shrinkage stoping
Shrinkage stoping diterapkan untuk badan bijih yang besar, kemiringan
50-90 ( sleeply ).metoda ini terletak antara kelas open stope dan filled
stope.Bijih dihancurkan secara metoda overhand dan dibiarkan terkumpul dalam
stope. Mengingat bijih akan mengembang dila dihancurkan makia sekitar 35%
dari volume batuan yang dihancurkan setiap peledakan harus diambil untuk
memberikan ruangan yang cukup dagi pekerja untuk bekerja diantara bagian
atas bijih lepas dengan atap.
Apabila bijihnya lemah, maka bagian atap diatas pekerja dapat disangga dengan
baut batuan selama penambangan. Dinding stope secara otomatis akan disangga oleh
bijih lepas sampai kegiatan penambangan bijih selesai. Selanjutnya bijih diambil secara
keseluruhan, membentuk stope yang kosong. Dalam kasus ini membetuk open stope atau
metode shrinkage stoping general.Apabila dikhawatirkan akan terjadi keruntuhan, dan hal

ini tidak diinginkan, maka stope dapt diisi oleh wate yang berasal dari stope atau kegiatan
diatasnya,dalam kasus in membentuk filled stope atau metode shrinkage and fill.
Development yang dilakukan mirip dengan sublevel stoping, kecuali tidak mempunyai
sublevel.Penambangan bijih dilakukan pada sayatan horizontal dimulai dari bagian
bawah mengarah ketas melalui suatu manway.Manway dibuat dekat pillar vertical yang
memisahkan stope yang berdekatan.Pillar vertical berukuran lebar diatas 40 feet
c. Square-set stoping
Pada metoda ini, bakas penambangan secara sistematis disngga dengan
timbering.Fungsi utma dari dari suatu squre set adalah sebagai penyangga
sementara terhadap dinding dan atap satu suatu daerah bekas peledakan
dan sebagai jalan masuk kedaerah kerja.
d. Stull Stoping
Stull stoping termasuk kedalam penyanggaan yang dilakukan secara
overhand.Dengan menggunakan pillar buatan dari waste rock dan stull
timber yang menyanggan dan melintang pada stope.stull dipasang pada
geometri yang sistematis.berfungsi sebagai berpijak pekerja dan sebagai
peluncur bijih,membentuk corong dan manway lining,dan sebagi
penyangga lekat.

PENGENALAN TAMBANG
1.1. ISTILAH TAMBANG, PENAMBANGAN DAN PERTAMBANGAN
Sebelum kita mulai dengan membahasa lebih jauh tentang tambang terbuka
(tamka), ada baiknya kita terlebih dahulu mengetahui beberapa istilah tentang tambang,
menambang, penambangan dan pertambangan (industri pertambangan).
Tambang adalah tempat yang digali orang untuk mengambil bahan galian (sumberdaya
mineral) yang berharga. Kemudian menambang (to mine atau mine working) adalah kerja
menggali bahan galian tersebut. Selanjutnya, jika fokusnya adalah proses menghasilkan
bahan galian itu, maka istilah yang digunakan adalah penambangan (mining atau mining
operation). Kegiatan penambangan ini biasanya meliputi ; pemeraian atau pembongkaran
atau penggalian kemudian pemuatan dan selanjutnya dilakukan pengangkutan. Dan
akhirnya ada sebuah kata lagi yang sekarang lazim digunakan, yaitu pertambangan
(mines, mines departement atau mining industry). Pertambangan adalah pihak atau sistem

yang menangani semua segi yang berhubungan dengan bahan galian, didalamnya
tercakup tidak hanya tambang tempat orang mengambil bahan galian, tetapi juga pihak
yang mengolah bahan mineral itu, bahkan kalau perlu sampai yang menjualnya.
1.2. USAHA PERTAMBANGAN (INDUSTRI PERTAMBANGAN)
Endapan bahan galian merupakan salah satu jenis sumber daya mineral. Endapan
bahan galian umumnya tersebar secara tidak merata di dalam kulit bumi baik jenis,
jumlah maupun kadarnya.
Sumber daya mineral (endapan bahan galian) memiliki sifat khusus dibandingkan
dengan sumber daya yang lain, yaitu yang disebut dengan wasting asset atau
Unrenewable resources yang artinya bila bahan galian tersebut ditambang di suatu
tempat, maka bahan galian tersebut tidak dapat diperbaharui kembali. Atau dengan kata
lain industri pertambangan merupakan industri dasar tanpa daur.
Maksud dan tujuan industri pertambangan adalah untuk memanfaatkan sumber daya
mineral demi kesejahteraan ummat manusia. Indusri pertambangan di suatu daerah akan
memberikan dampak positif dan negatif. Dampak positif industri pertambangan adalah :
1.

Menambah pendapatan Negara.

2.

Ikut meningkatkan perkembangan sosial, ekonomi dan budaya daerah setempat.

3.

Memberikan kesempatan kerja (lapangan pekerjaan baru).

4.

Memberikan kesempatan alih teknologi dan informasi.

5.

Memantapkan keamanan lingkungan.

Sedangkan dampak negatif industri pertambangan adalah :


1.

Merubah morfologi dan fisiologi tanah (tata guna tanah).

2.
Merusak lingkungan, karena tanah yang subur hilang, vegetasi dibabat sehingga
daerah menjadi gundul dan mudah tererosi serta longsor, flora dan fauna rusak sehingga
ekologi rusak, plousi sungai, udara dan suara.
3.
Menimbulkan kesenjangan sosial, ekonomi dan budaya. Dalam mengusahakan
industri pertambangan selalu berhadapan dengan dengan sesuatu yang serba terbatas baik
lokasi, jenis, jumlah maupun mutu materialnya. Keterbatasan ini ditambah lagi dengan
usaha meningkatkan keselamatan kerja serta menjaga kelestarian lingkungan hidup. Jadi
didalam mengelola sumber daya mineral diperlukan tahapan usaha pertambangan dan
penerapan metoda penambangan yang sesuai dan tepat, baik ditinjau dari segi ekonomis

maupun teknis, agar perolehannya dapat optimal.


1.3. TAHAPAN KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN
KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN MELIPUTI TUGAS-TUGAS YANG DILAKUKAN UNTUK
MENCARI, MENGAMBIL BAHAN GALIAN DARI DALAM KULIT BUMI, KEMUDIAN MENGOLAH
SAMPAI BISA BERMANFAAT BAGI MANUSIA.
USAHA PERTAMBANGAN ADALAH

GARIS BESAR TAHAPAN KEGIATAN

1.

PROSPEKSI (PENYELIDIKAN UMUM)

2.

EKSPLORASI

3.

STUDI KELAYAKAN.

4.

PERSIAPAN PENAMBANGAN.

5.

PENAMBANGAN.

6.

PENGOLAHAN/PEMURNIAN.

7.

PENGANGKUTAN.

8.

PEMASARAN.

SETIAP

SECARA

MELAKUKAN TAHAPAN KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN, PENGUSAHA HARUS

MEMILIKI

ENERGI

SURAT KEPUTUSAN

DAN

PEMBERIAN

SUMBER DAYA MINERAL

KUASA PERTAMBANGAN (KP)

MALALUI

BUPATI/WALIKOTA

DIREKTORAT JENDERAL PERTAMBANGAN UMUM (SESUAI

DARI

ATAU

MENTERI

GUBENUR,

PROSEDUR PERMOHONAN

KP

KEP.MEN NO.1453.K/29/MEM/2000).
Prospeksi (Penyelidikan Umum)merupakan langkah pertama dalam kegiatan
usaha pertambangan. Pada tahap ini kegiatan ditujukan untuk mencari dan menemukan
endapan bahan galian dan mempelajari keadaan geologi secara umum untuk daerah yang
bersangkutan berdasarkan data permukaan. Cara yang digunakan dalam penyelidikan
umum adalah mengikuti data petunjuk tentang adanya suatu endapan bahan galian di
suatu daerah, antara lain dengan cara tracing float, geofisika, geokimia, bor tangan dan
lain-lain.
Eksplorasi Penyelidikan eksplorasi merupakan kegiatan lanjutan dari penyelidikan
umum yang bertujuan untuk mendapatkan kepastian tentang endapan bahan galian
tersebut, yaitu mengenai : - bentuk, ukuran serta letak atau kedudukan endapan bahan
galian - menentukan besar dan mutu cadangan - sifat fisik, mekanik dan kimia bahan

galian - sifat fisik, mekanik dan kimia batuan sekelilingnya, dan lain-lain.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam penyelidikan ini meliputi :


-

Penyelidikan geologi secara lebih teliti baik ke arah horizontal maupun vertical.

Melakukan pengambilan percontoh secara sistematis dan lebih detail, seperti


dilakukan dengan cara pemboran inti (core drilling) dan sumur uji.
-

STUDI KELAYAKAN TAHAPAN

INI MERUPAKAN PUNCAK DARI SERANGKAIAN

PENYELIDIKAN SEBELUM USAHA PENAMBANGAN DIMULAI.

Studi kelayakan merupakan evaluasi dan perhitungan-perhitungan untuk menentukan


dapat atau tidaknya suatu endapan bahan galian ditambang dengan menguntungkan
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan ekonomis dan teknis dengan mengingat
keselamatan kerja serta kelestarian lingkungan hidup. Dalam tahapan ini perlu dilakukan
penyelidikan serta proyeksi-proyeksi harga dan pemasaran untuk dapat memperkirakan
harga pokok dan hasil penjualan.
LAPORAN

YANG DIHASILKAN HARUS DAPAT MEMBERIKAN GAMBARAN YANG JELAS

TENTANG PROSPEK ENDAPAN BAHAN GALIAN, SEHINGGA DAPAT DIAMBIL KEPUTUSAN DAN
LANGKAH-LANGKAH

SELANJUTNYA.

PERSIAPAN

PENAMBANGAN

SEBELUM

PENAMBANGAN DIMULAI HARUS DILAKUKAN PERSIAPAN-PERSIAPAN SEPERTI MEMBUAT


JALAN,

MEMBANGUN

KANTOR,

GUDANG,

BENGKEL,

MENYIAPKAN

PERALATAN

PENAMBANGAN, MEMBABAT SEMAK BELUKAR (CLEARING) DAN KADANG-KADANG SAMPAI


PENGUPASAN TANAH PENUTUP.

PENAMBANGAN PENAMBANGAN ADALAH KEGIATAN YANG

DITUJUKAN UNTUK MEMBEBASKAN DAN MENGAMBIL BAHAN GALIAN DARI DALAM BUMI
KEMUDIAN MEMBAWANYA KE PERMUKAAN BUMI UNTUK DAPAT DIMANFAATKAN BAGI
MANUSIA DAN MAKHLUK LAIN.

Penambangan dilakukan dengan beberapa cara atau metoda (tambang terbuka dan
tambang bawah tanah). Hal ini sangat tergantung pada banyak faktor dan pertimbangan.
Beberapa pertimbangan utama yang harus diperhatikan adalah :
a. Keadaan endapan bahan galian (ukuran, bentuk, letak, kedalaman, penyebaran kadar
endapan dan lain-lain). - Sifat fisik, mekanik dan kimia endapan bahan galian dan

batuan disekelilingnya (country rock).


B.

KEADAAN TOPOGRAFI DAN MORFOLOGI.

c. Geologi dan struktur.


D.

KEMUNGKINAN PROSES PENGOLAHANNYA.

e. Kemungkinan perluasaan atau pengembangan (development) dan mekanisasi.


F.

REKLAMASI DAERAH BEKAS PENAMBANGAN.

Dalam praktek dan pelaksanaannya metoda penambangan dibatasi oleh beberapa faktor,
yaitu :
a. Ekonomis-teknis, diwujudkan dalam usaha mendapatkan recovery tambang
semaksimal mungkin dengan biaya sekecil mungkin.
B. KEAMANAN DAN KESELAMATAN KERJA, DIWUJUDKAN DALAM USAHA MEMPERKECIL
KEMUNGKINAN TERJADINYA KECELAKAAN.

c. Kelestarian lingkungan hidup yang diwujudkan dalam usaha mencegah terjadinya


pengerusakan tanah dan pencemaran lingkungan yang diakibatkan kegiatan
penambangan. Pengolahan Bahan Galian
Pengolahan bahan galian bertujuan untuk menaikkan kadar atau mempertinggi
mutu bahan galian yang dihasilkan dari tambang sampai memenuhi persyaratan untuk
diperdagangkan atau dipakai sebagai bahan baku untuk industri lain. Juga untuk
mengurangi jumlah dan beratnya sehingga dapat mengurangi ongkos pengangkutan.
Bahan galian yang dihasilkan dari tambang biasanya selain mengandung mineral
berharga yang diinginkan juga mengandung mineral pengotor (gaunge minerals),
sehingga hasil tambang tidak bisa langsung dimanfaatkan atau diperdagangkan. Untuk
menghilangkan mineral pengotor tersebut maka dilakukan pengolahan bahan galian
berdasarkan pada perbedaan sifat fisik dan kimia antara mineral berharga dengan mineral
pengotor. Pengangkutan Pengangkutan adalah segala usaha untuk memindahkan bahan
galian hasil tambang atau pengolahan dan pemurnian dari daerah penambangan atau
tempat pengolahan dan pemurnian ke tempat pemasaran atau pemanfaatan selanjutnya.
1.4. METODE PENAMBANGAN
Secara garis besar metoda penambangan dapat digolongkan menjadi 3 yaitu :
1.

Tambang Terbuka (Surface Mining).

2.

TAMBANG BAWAH TANAH (UNDERGROUND MINING).

3.

Tambang Bawah Air (Underwater Mining).


TAMBANG TERBUKA TAMBANG

TERBUKA ADALAH METODA PENAMBANGAN YANG

SEGALA KEGIATAN DAN AKTIVITAS PENAMBANGANNYA DILAKUKAN DI ATAS ATAU


RELATIF DEKAT DENGAN PERMUKAAN BUMI, DAN TEMPAT KERJANYA BERHUBUNGAN
LANGSUNG DENGAN UDARA.

TAMBANG TERBUKA DIBAGI ATAS :

1.

OPEN PIT / OPEN CUT / OPEN CAST / OPEN MINE.

2.

QUARRY.

3.

STRIP MINE.

4.

ALLUVIAL MINE.
Tambang BawahTanah Tambang bawah tanah adalah metoda penambangan yang

segala kegiatan atau aktivitas penambangannya dilakukan di bawah permukaan bumi, dan
tempatnya kerjanya tidak berhubungan langsung dengan udara luar. Klasifikasi metoda
tambang bawah tanah yang dikenal saat ini sangat banyak, walaupun demikian pada
dasarnya metoda tambang bawah tanah dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu :
1.

STOPE DENGAN
- OPEN

PENYANGGA ALAMIAH

- OPEN

STOPE DENGAN OVERHAND STOPING

STOPE DENGAN UNDERHAND STOPING

- OPEN

STOPE DENGAN BREAST STOPING

(ROOM AND PILLAR) - SUBLEVEL STOPING.


2.

Stope dengan penyangga buatan - Cut and fill stoping - Shringkage stoping Square-set stoping - Stull stoping - Longwall mining - Undercut and fill - Top slicing.

3.

Metode Caving - Sublevel caving - Block caving.


Tambang Bawah Air Tambang bawah air adalah metoda penambangan yang

kegiatan penggaliannya dilakukan di bawah permukaan air. Metoda penambangan dipilih


berdasarkan pada metoda yang dapat memberikan keuntungan yang terbesar dan bukan
kedalaman letak bahan galian, serta mempunyai perolehan tambang (mining recovery)
yang terbaik. Hal ini dilakukan karena usaha pertambangan dikenal sebagai wasting
assets dengan resiko tinggi, sedangkan bahan galian tersebut tidak dapat diperbaharui.
Dalam memilih metoda penambangan juga mempunyai aspek keuntungan dan kerugian
dari masing-masing metoda tersebut. Keuntungan dan kerugian tambang terbuka

dibandingkan dengan tambang bawah tanah adalah sebagai berikut.


KEUNTUNGAN ;
1.

ONGKOS

PENAMBANGAN PER TON ATAU PER

BCM

BIJIH LEBIH MURAH, KARENA

TIDAK MEMERLUKAN PENYANGGAAN, VENTILASI DAN PENERANGAN.

2.
KONDISI KERJA LEBIH BAIK, KARENA BERHUBUNGAN LANGSUNG DENGAN UDARA
LUAR DAN SINAR MATAHARI.
3.

PENGGUNAAN ALAT-ALAT MEKANIS


LELUASA, SEHINGGA PRODUKSI LEBIH BESAR.

DENGAN UKURAN BESAR DAPAT LEBIH

4.
PEMAKAIAN BAHAN PELEDAK BISA LEBIH EFFISIEN DAN LELUASA, KARENA
ADANYA BIDANG BEBAS (FREE FACE) YANG LEBIH BANYAK DAN GAS-GAS BERACUN YANG
DITIMBULKAN OLEH PELEDAKAN CEPAT DIHEMBUS ANGIN.
5.

MINING RECOVERY LEBIH BESAR, KARENA BATAS ENDAPAN DAPAT DILIHAT DENGAN

JELAS.

6.

LEBIH AMAN, KARENA BAHAYA YANG MUNGKIN TIMBUL TERUTAMA


AKIBAT LONGSORAN, SEDANGKAN PADA TAMBAG BAWAH TANAH SELAIN KELONSORAN
JUGA DISEBABKAN GAS-GAS BERACUN, KEBARAN DAN LAIN-LAIN.

7.

RELATIF

PENGAWASAN DAN PENGAMATAN MUTU BIJIH LEBIH MUDAH.

Kerugian :
1.

PARA

PEKERJA LANGSUNG DIPENGARUHI OLEH KEADAAN CUACA, DIMANA HUJAN

YANG LEBAT ATAU SUHU YANG TINGGI MENGAKIBATKAN KINERJA MENURUN,


SEHINGGA PRODUKSI MENURUN.

2.
KEDALAMAN PENGGALIAN TERBATAS, KARENA SEMAKIN DALAM PENGGALIAN
AKAN SEMAKIN BANYAK MENGGALI TANAH PENUTUP.
3.

TIMBUL

MASALAH TEMPAT PEMBUANGAN TANAH PENUTUP YANG JUMLAHNYA

CUKUP BANYAK.

4.

ALAT-ALAT MEKANIS TERSEBAR LETAKNYA.

5.

PENCEMARAN LINGKUNGAN HIDUP RELATIF LEBIH BESAR.

STULL STOPING
Metode ini menggunakan pilar buatan dari waste rock dan stull timber yang
menganga dan melintang pada stope. Stull dipasang pada geometri yang sistematis,
berfungsi sebagai tempat berpijak pekerja dan peluncur bijih, membentuk corongan dan
mainway lining, dan sebagai penyangga local.
Aplikasi

a. badan bijih dengan ketebalan kurang dari 5-7 meter


b. badan bijih dengan kemiringan 50-90
c. bijih dengan kemiringan kurang dari 45 memerlukan slusher untuk mengambil
broken ore
d. bijih kadar tinggi yang memerlukan recovery tinggi dibandingkan biaya
penambangannya
e. sebagai alternatif metode cut and fill bila material filling tidak tersedia atau bila
tersedia pasokan timber yang murah
f. batuan dinding cukup kompeten, sehingga rongga bekas penambangan tidak perlu
di-filling
Keuntungan
a. bijih dapat di sortir di dalam stope dan waste di tinggalkan dalam stope
b. dapat digunakan untuk menambang bijih yang mempunyai batas tidak jelas
c. relatif memberikan kondisi kerja yang aman
d. dapat dirubah menjadi metode lain, misal cut and fill
Kerugian
a. memerlukan penyanggan timber yang banyak
b. dalam waktu lama, kekuatan timber berkurang dan dinding stope bisa runtuh atau
menumbulkan amblesan
c. labour intensive dan mungkin sukar memperoleh buruh termpil
Stull stoping is an underground hardrock mining method that uses systematic or
random timbering ("stulls") placed between the foot and hanging wall of the vein. This
method require that the hanging wall and often the footwall be of competent rock as the
stulls provide the only artificial support. This type of stope has been used up to a depth of
3,500 feet (1,077 m) and at intervals up to 12 feet (3.7 m) wide.
The walls of narrow veins frequently are supported by stull timbers placed
between the foot and hanging walls, which constitute the only artificial support provided
during the excavation of the stopes. Stulls may be placed at irregular intervals to support
local patches of insecure ground, in which case the stopes are virtually open stopes.
Sometimes the stulls are placed at regular intervals both along the stope and vertically, in
whichcase stull stoping should be considered a distinctive method.

Gambar1. Metode Stull Stoping

stull timber

Gambar2. Sketsa secara garis besar

Anda mungkin juga menyukai