PENDAHULUAN
A. Judul
1. Efek Lokal Obat
B. Tujuan
Tujuan Eksperimen
Setelah menyelesaikan experimen ini mahasiswa dapat :
Memahami efek lokal dari berbagai obat / senyawa kimia terhadap kulit
dan membran mukosa berdasarkan cara kerja masing-masing, serta
dapat diaplikasikan efek obat dalam praktik dan dampak efek lokal
senyawa kimia digunakan sebagai dasar keamanan penangan bahan.
Memahami sifat dan intensitas kemampuan merusak kulit
Membran mukosa dari berbagai obat yang bekerja lokal
Menyimpulkan persyaratan-persyaratan farmakologi untuk obat-obat
yang dipakai secara lokal
C. Prinsip :
Zat-zat yang dapat menggugurkan bulu bekerja dengan cara
memecahkan ikatan S-S pada keratin kulit, sehingga bulu mudah rusak
dan gugur
Zat-zat korosif bekerja dengan cara oksidasi, mengendapkan protein
kulit, sehingga kulit /membran mukosa akan rusak
Fenol dalam berbagai pelarut akan menunjukan efek lokal yang bebrda
pula, karena koefisien partisi yang berbeda-beda dalam berbagai
pelarut dan juga karena permeabilitas kulit akan mempengaruhi
penetrasi fenol ke dalam jaringan
Zat-zat yang bersifat astringrn bekrrja dengan cara mengkoagulasikan
protein, sehingga permeabilitas sel-sel pada kulit/membran mukosa
yang dikenainya menjadi turun, dengan akibat menurunnya sensivitas
dibagian tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
BAB III
CARA PERCOBAAN
III.1 EFEK OBAT PADA MEMBRAN DAN KULIT MUKOSA
BAHAN DAN ALAT :
1. Bahan :
Menggugurkan bulu : kulit tikus
Korosif
: usus dan kulit tikus
Fenol dalam berbagai pelarut : jari-jari tangan
Astringen
: mukosa mulut
2. Alat :
Alat-alat bedah;batang pengaduk;kertas saring;wadah kaca;pipet tetes
3. Obat :
Untuk Efek
Menggugurkan bulu
Obat
Larutan natrium hidroksida 20%; larutan
natrium sulfida 20%;veet cream (Dae Health
Lab.Ltd.,London,England)Lannya;
Korosif
Fenol dalam berbagai pelarut
Astringen
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
HASIL
HEWAN
MENCIT I
MENCIT II
MENCIT III
MENCIT IV
MENCIT V
MENCIT VI
OBAT
Phenobarbital
Phenobarbital
Phenobarbital
Phenobarbital
Phenobarbital
Nacl
CP
IP
IP
IP
IP
IP
IP
Dosis
12,5
25
50
100
200
Nacl
SEDASI
24 menit
19 menit
11 menit
7 menit
2 menit
Blangko
HIPNOTIK
27 menit
29 menit
16 menit
12 menit
7 menit
Blangko
ANASTESI
20 menit
17 menit
16 menit
Blangko
Percobaan ini dengan menggunakan obat dilakukan pada bhewan coba. Dan
melihat bagaimana sebelum pemberian obat dan sesudah pemberian obat. Melihat
waktu durasi efek obat. Dan bagaimana efek terjadinya.
Hasil Pengamatan Kelompok I
Dosis
Hewan
Obat
Tikus I
Phenobarbital
Tikus II
Phenobarbital
Tikus
III
Phenobarbital
CP
dalam
Oral I
Oral II
SC I
SC II
IV I
IV II
(ml)
0,11 ml
0,12 ml
0,12 ml
0,06 ml
0,12 ml
0,11 ml
Tikus I
Obat
dalam
Perubahan
(ml)
aktivitas
0,12 ml
0,3 ml
0,13 ml
0,14 ml
0,14 ml
0,13 ml
0,13 ml
+
+
+
+
+
+
+
CP
Phenobarbita
Tikus
l
Phenobarbita
II
Tikus
Phenobarbita
III
IM I
IM II
Rectal I
Rectal II
IP I
IP II
IP III
Sedasi
Hipnotif
Anestesi
+
+
+
+
+
+
+
+
18 menit
22 menit
24 menit
22 menit
3 menit
2 menit
5 menit
29 menit
26 menit
32 menit
35 menit
9 menit
9 menit
11 menit
50 menit
1j 20 menit
38 menit
45 menit
22 menit
14 menit
27 menit
Obat
CP
dalam
(ml)
Tikus I
Nacl
IP
0,5 ml
Tikus II
Phenobarbital
IP
0,12 ml
7 menit
10 menit
Tikus
III
Phenobarbital
IP
0,13 ml
9 menit
16 menit
Hari ke II
Dosis
Hewan
Obat
CP
dalam
(ml)
Tikus I
Nacl
IP
0,5 ml
Tikus II
Phenobarbital
IP
0,12 ml
10 menit
20 menit
Phenobarbital
IP
0,13 ml
7 menit
15 menit
Tikus
III
Hari ke III
Dosis
Hewan
Obat
CP
dalam
(ml)
Tikus I
Nacl
IP
0,5 ml
Tikus II
Phenobarbital
IP
0,12 ml
7 menit
10 menit
Phenobarbital
IP
0,13 ml
5 menit
10 menit
Tikus
III
Obat
Phenobarbita
CP
dalam
IP
(ml)
0,02 ml
jantan I
Tikus
Phenobarbita
jantanII
Tikus
jantan
III
Phenobarbita
l
IP
0,018 ml
5 menit
11 menit
39 menit
IP
0,02 ml
4 menit
8 menit
4menit
Dosis
Hewan
Obat
CP
dalam
(ml)
Tikus
Phenobarbita
betina I
Tikus
Phenobarbita
betina II
Tikus
betina
III
Phenobarbita
l
IP
0,013 ml
20 menit
22 menit
39 menit
IP
0,018 ml
15 menit
18 menit
38 menit
IP
0,018 ml
18 menit
18 menit
44 menit
BAB V
KESIMPULAN
1. Pada percobaan ini digunakan phenobarbital dan Nacl sebagai pembanding
(Blangko)
2. Durasi obat tiap pemberian tidak bisa di prediksi, karena juga dipengaruhi
oleh kondisi fisk masing masing tikus
3. Pada kelompok kami mencit nomor 5 dengan dosis yang tinggi dan lebih
cepat terhipnotif dibandingkan dengan mencit yang lain.
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
Buku penuntun pratikum Farmakologi ISTN Th.(2008)
Farmakope Indonesia Ed III Th.1979