Anda di halaman 1dari 23

INSEKTISIDA

KELOMPOK 2
Nama Kelompok :
1. Nova Novitarini 192303101034
2. Siti Nur Kholifatus Samsiyah 192303101035
3. Meylinda Rizky Wahyuni 192303101037
4. Ingkiat Zulkarnain 192303101038
5. Reza Adji Laksono 192303101049
6. Primba Ari Wijaya 192303101055
7. Citra Pujangga 192303101186
8. Helmi Villa Nirmala 192303101058
9. Miftahul Hasanah 192303101141
10. Cantika Roita Dewi 182303101010
11. Devin Siska Ravnawati 192303101052
12. Farin Eka Meilinda 192303101057
Topik Pembahasan

Definisi, Komposisi

01 Insektisida, Tujuan
Penggunaan, Efek/ Dampak
Insektisida
02 Cara Penggunaan Serta APD
yang dibutuhkan

Intervensi & implementasi


Masalah yang mungkin
03 muncul
04 serta evaluasi keperawatan
01
Step 01
Definisi, Komposisi
Insektisida, Tujuan
Penggunaan, Efek/ Dampak
Insektisida
Definisi
Insektisida adalah bahan kimia beracun yang
dapat digunakan untuk mengendalikan dan
membasmi berbagai jenis serangga hama yang
menyerang tanaman dan yang membahayakan
kesehatan manusia. (Hasibuan R, 2015).
Insektisida banyak digunakan dalam bidang
pertanian, kesehatan, industri bahkan lingkungan
perumahan (Soenandar, 2010).
Tujuan Insektisida
● Sebagian besar petani menggunakan
insektisida dengan tujuan untuk
mengendalikan hama putih, penyakit
keriting kuning, hama trips, dan tungau.

FOTO
Komposisi Insektisida dan efeknya
Merek Bahan aktif Golongan Efek pada manusia
(struktur kimia)
Plenum 50 WG Pymetrozine Pimetrozin Iritasi kulit, iritasi mata, Gangguan
50% saluran pernafasan dan
pencernaan.
Starban 585 Chlorpyrifos + Organofosfat + Lelah, pusing, mual, Penglihatan
EC Cypermethrin Piretroid kabur, diare, keluar air mata, iritasi
kulit, tremor, iritasi pendengaran
dan perasa.
Spontan Dimehipo Nereistoksin Gangguan saluran pernafasan
400SL dan pencernaan, iritasi pada
mata.
FOTO Arrivo 30 EC Cypermethrin Piretroid Iritasi kulit (pedih, panas, gatal-
gatal),
tremor, muntah, diare, iritasi pada
pendengaran dan perasa.
Prado 25 EC Beta siflutrin Prietroid dan Gatal pada kulit
Piretrin
Detapos 200 EC Tria zofos Organosfosfat Merasa mual
Cara Penggunaan Serta APD yang dibutuhkan
Untuk melindungi badan dari pemaparan pestisida, kita harus mempergunakan
pakaian pelindung yang terdiri dari :

1. Baju lengan panjang tidak boleh memiliki lipatan-lipatan terlalu banyak,


kalauperlu tidak usah diberi kantong atau lipatan lengan erat leher harus di
ikatmenutup leher.

2. Celana panjang tidak boleh ada lipatan karena lipatan-lipatan itu akanberfungsi
sebagai tempat penyimpanan partikel-partikel pestisida.

3. Pakaian terusan (Wepaak) merupakan pakaian kerja yang diinginkan karena


bentuknya yang dapat menutupi seluruh tubuh praktis dan lebih khusus
lenganbajunya harus lengan panjang.
Cara Penggunaan Serta APD yang dibutuhkan
4. Sarung tangan (Gloves) bila pekerja menangani pestisida yang
mempunyaikonsentrasi tinggi (highconcentrate) maka diperlukan sarung tangan
neoprene. Syarat-syarat sarung tangan yang digunakan bagi pekerja penyemprot
adalah :

a. sarung tangan harus panjang sehingga menutupi bagian pergelangantangan.

b. Sarung tangan untuk menangani pestisida tidak boleh terbuat dari kulitkarena
pestisida yang melekat akan sukar dicuci.

c. Sarung tangan harus dipakai menutupi lengan baju bagian bawah.


Agarkemungkinan masuknya pestisida ke dalam tubuh melalui tangan dapat
dicegah, atau kemungkinan mengalirnya pestisida dapat dihindari.
Cara Penggunaan Serta APD yang dibutuhkan
5. Topi (hat) untuk mencegah masuknya racun melalui kulit kepala, maka
diperlukan topi penutup kepala. Beberapa persyaratan topi yang diperlukan
adalah :

a. Topi harus terbuat dari bahan yang kedap cairan (li kuidproof) dan tidakterbuat
dari kain atau kulit.

b. Topi yang digunakan sedapat mungkin harus melindungi bagian


kepala(tengkuk, mulut, mata, dan muka) oleh karena itu topi harus
berpinggiranlebar.

c. Topi yang diperlukan harus bersifat kedap air dan tidak boleh terasa
biladipakai di bawah terik matahari.

6. Sepatu boot (boots) sepatu boot sangat penting bila pekerja dengan jenispestisida
yang bersifat debu (dust) atau manyemprot residual. Sepatu bootdapat terbuat
dari neoprene.
Cara Penggunaan Serta APD yang dibutuhkan
7. Pelindung muka (fase shield)

pelindung muka merupakan suatu pelindungyang terbuat dari bahan transparan


yang anti api tergantung pada ikatan kepala yang dapat disesuaikan, juga dapat
dengan mudah diturun naikkan didepan muka. Alat tersebut ringan dan dapat
dipakai untuk bekerja penyemprotan pestisida. Pelindung muka berguna untuk
melindungi muka dari penetrasi pestisida. Biasanya google ini terbuat dari bahan
yang anti air, sehingga muka tidak terkena partikel dan pestisida
Step 02
02 Masalah Yang Mungkin
Terjadi
Masalah yang mungkin terjadi...
Tidak ada pestisida termasuk insektisida yang 100% aman, efek toksik pada
obat tidak hanya berpengaruh terhadap serangga, tetapi juga berpengaruh manusia
(American Mosquito Control Association (AMCA), 2014). Keracunan sering
dikarenakan terpapar ke dalam tubuh melalui inhalasi dan topikal sementara pada
kasus bunuh diri kejadian tersering melalui ingesti dan topikal (Hulse, et al., 2014).
Piretroid mempengaruhi sistem organ, seperti pada sistem pernafasan dan sistem
perdarahan. Kedua sistem tersebut akan menunjukkan terjadinya proses hipoksia
pada tubuh seseorang yang terpapar dengan cara inhalasi.

Masalah Keperawatan yang dapat terjadi :


1. Tidak efektifnya pola nafas akibat terganggunya Impuls saraf menyebabkan
Kurangnya aliran oksigen ke seluruh tubuh mengakibatkan Ketidakefektifan pola
nafas
2. Resiko gangguan sirkulasi spontan akibat keracunan
Step 3
Intervensi&Implementasi Serta
Evaluasi keperawatan
SIKI
● Pertolongan Pertama
Defenisi
Memberikan penanganan dasar dan segera pada kondisi
kegawatdaruratan baik dengan alat maupun tanpa alat

Tindakan
1. Observasi
● Identifikasi keamanan penolong, pasien dan lingkungan
● Cek pernapasan pasien
● ldentifikasi respon pasien dengan AVPU (alert, verbal, pain,
unresponsive)
● Berikan bantuan pernapasan(atur posisi semifowler/fowler)
● Bebaskan jalan napas
● Berikan bantuan oksigen dengan ambu bag jika perlu
● Monitor tanda-tanda vital
2.Terapeutik
● Meminta pertolongan, jika perlu
● Lakukan RICE (rest, ice, compression, elevation) pada cedera otot
ekstremitas(jika perlu)
 
3. Edukasi
ajarkan tehnik napas dalam, jika pasien sadar

4. Kolaborasi
● Kolaborasi pemberian oksigen (vasodilatasi, ventilator), jika perlu
SLKI
Sirkulasi spontan
Definisi
Kemampuan untuk mempertahankan sirkulasi yang adekuat untuk
menunjang kehidupan
 
Ekspektasi : meningkat
Kriteria hasil
menurun Cukup menurun sedang Cukup meningkat
meningkat
Tingkat 1 2 3 4 5
kesadaran
Meningkat Cukup Sedang Cukup menurun menurun
meningkat
Frekuensi nadi 1 2 3 4 5
Tekanan darah 1 2 3 4 5
menurun

Frekuensi nafas 1 2 3 4 5
Suhu tubuh 1 2 3 4 5
Saturasi oksigen 1 2 3 4 5
Gambaran EKG 1 2 3 4 5
aritmia
ETCO2 1 2 3 4 5
produksi urin 1 2 3 4 5
1. Terapi Oksigen (3320)
a) Berikan oksigen tambahan sesuai yang diperintahkan
b) Monitor aliran oksigen klien
c) Periksa perangkat alat pemberian oksigen secara berkala untuk
memastikan bahwa konsentrasi oksigen yang diberikan sedang
berjalan
d) Monitor efektifitas terapi oksigen dengan tepat.
NOC
Status Pernafasan Ventilasi (0403)
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam
diharapkan pola nafas klien dapat diperbaiki. Dengan kriteria hasil:
a. Frekuensi pernapasan klien di tingkatkan dari skala 2 ( Deviasi yang
cukup berat dari kisaran normal) menjadi skala 4 (Deviasi sedang dari
kisaran normal).
b. Irama pernafasan di tingkatkan dari skala 2 (Deviasi yang cukup berat
dari kisaran normal) menjadi skala 4 (Deviasi sedang dari kisaran
normal).
c. Kapas vital klien di tingkatkan dari skala 2 (Deviasi yang cukup berat
dari kisaran normal) menjadi skala 4 (Deviasi sedang dari kisaran
normal).
Rasional
a.Agar pasien tidak mengalami sesak
b. Untuk mengetahui apakah aliran oksigen ke seluruh tubuh lancar
atau tidak
c. Untuk memastikan bahwa oksigen yang digunakan tetap berfungsi
d. Untuk mengetahui keefektifitasan terapi oksigen yang digunakan
Daftar Pustaka
Octaviani Azizah, S., & Rezania Asyfiradayati, S. K. M. (2021). Gambaran Kepatuhan Penggunaan
Alat Pelindung Diri (APD) Pada Petani Padi Penyemprot Pestisida Di Desa Bangsri
Kecamatan Karangpandan Kabupaten Karanganyar (Doctoral dissertation, Universitas
Muhammadiyah Surakarta).
Legawa, E. B. T., & Rezania Asyfiradayati, S. K. M. (2021). Keluhan Kesehatan Subjektif pada
Petani Bawang Merah di Desa Tanjungsari Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes (Doctoral
dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).
Hasibuan, Rosma. "Insektisida organik sintetik dan biorasional." (2015).

Wismaningsih, E. R., & Oktaviasari, D. I. (2017). Identifikasi Jenis Pestisida dan Penggunaan APD
pada Petani Penyemprot di Kecamatan Ngantru Kabupaten Tulungagung. Jurnal Wiyata:
Penelitian Sains dan Kesehatan, 3(1), 100-105.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Edisi Edisi 2. jakarta:
DPP PPNI.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Edisi Edisi 1. jakarta:
DPP PPNI.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Edisi Edisi 1. jakarta:
DPP PPNI.
THANKS

Anda mungkin juga menyukai