SKRIPSI
Yuda Hudaya
0433131420113093
STIKes KHARISMA
HUBUNGAN KEPATUHAN PENGOBATAN DENGAN KEJADIAN
HIPERTENSI DI POLI DALAM RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH KARAWANG TAHUN 2015
SKRIPSI
Yuda Hudaya
0433131420113093
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini diajukan oleh:
Nama
: Yuda Hudaya
NIM
: 0433131420113093
Program Studi
: Keperawatan Strata I
Judul Skripsi
Penguji II
Penguji III
Ditetapkan
: Karawang
Tanggal
Mengetahui
Ka Prodi Keperawatan Strata 1 STIKes Kharisma Karawang
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan rahmatNya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Hubungan Kepatuhan
Pengobatan Dengan Kejadian Hipertensi Di Poli Dalam Rawat Jalan Rumah Sakit
Umum Daerah Karawang Tahun 2015
Peneliti menyadari telah banyak bantuan yang peneliti dapatkan dalam
menyelesaikan penelitian ini, untuk itu pada kesempatan ini peneliti mengucapkan
terima kasih terutama kepada :
1. H. Adang Padjri, SPD selaku Ketua Yayasan Yadikha 92
2. Uun Nurjanah, S.Kep, M.MKes, Selaku Ketua STIKes Kharisma Karawang.
3. Hj. Lilis Suryani, M.Kep, M.MKes Selaku Ketua Program Studi Ilmu
Keperawatan STIKes Kharisma Karawang dan Pembimbing kesatu.
4. dr. Asep Hidayat Lukman, MM, selaku Direktur RSUD Karawang
5. Ateng Dermawan SKM, Selaku Kepala Bidang Keperawatan RSUD
Karawang.
6. Ibu Ns. Erni Rita, S.Kep, M.Epid, Selaku Dosen Pembimbing kedua dalam
penyusunan penelitian.
7. Seluruh dosen STIKes Kharisma Karawang khususnya Prodi Keperawatan
Strata 1, yang telah memberikan banyak ilmu dan bimbingannya selama
penulis mengikuti perkuliahan.
8. Yang tercinta (Istri dan anak-anak) yang telah memberikan kasih sayang dan
semangat untuk menyelesaikan laporan penelitian ini.
9. Rekan-rekan mahasiswa S1 Keperawatan Non Reguler khususnya angkatan
2013-2014 yang telah memberikan dorongan, bantuan dan semangat
sehingga laporan ini dapat diselesaikan.
10. Responden yang telah berpartisipasi dalam penelitian ini, sehingga
penelitian ini dapat berjalan dengan baik dan menghasilkan suatu
kesimpulan yang dapat bermanfaat.
Dengan segenap kerendahan hati dan keterbatasan yang dimiliki, peneliti
menyadari bahwa penelitian ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, peneliti
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan laporan
penelitian keperawatan ini, akhirnya semoga penelitian ini dapat berguna bagi
semua pihak khususnya peneliti dan pengembangan profesi keperawatan.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh
Karawang, Februari 2015
Pen
eliti
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................... i
PENDAHULUAN .......................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian........................................................................ 7
BAB II
2. Klasifikasi .....................................................
10
1
1
11
6. Patofisiologi....................................................................
13
1
4
1
8. Manajemen Hipertensi...................................................
6
2
9. Faktor Lingkungan Yang Mempengaruhi
2
Hipertensi.....................................................
2
B. Konsep Kepatuhan....................................................
4
7. Komplikasi.....................................................................
1. Definisi...................................................................
24
2
2. Kepatuhan Pasien Hipertensi.....................................................
5
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi
26
kepatuhan dalam pengobatan hipertensi..............
3
4. Pendekatan Untuk Meningkatkan Kepatuhan........
1
5. Tingkat Ketidakpatuhan ............................................................
31
BAB III
BAB IV
3
6. Faktor-faktor yang mempengaruhi Ketidakpatuhan..................
2
3
C. Kerangka Teori .............................................................................
4
KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFINISI
3
OPERASIONAL ........................................................... 5
3
A. Kerangka Konsep dan Variabel Penelititan ..................................
5
3
B. Definisi Operasional.....................................................................
6
3
C. Hipotesis ......................................................................................
7
METODOLOGI PENELITIAN ....................................... 38
A. Desain Penelitian .......................................................................... 38
B. Populasi dan Sampel .................................................................... 38
C. Tempat dan Waktu penelitian ...................................................... 38
D. Teknik Pengumpulan Data ....................................... 40
BAB V
BAB VI
BAB VII
6
A. Kesimpulan ...................................................................................................
2
6
B. Saran..............................................................................................................
2
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1
Tabel 2.2
Tabel 2.3
Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 4.1
Tabel 5.1
Klasifikasi Hipertensi
Diet Bagi pasien Hipertensi
Penatalaksanaan Pengobatan Hipertensi
Variabel Independen
Variabel Dependen
Kisi Kisi Kuesioner Variabel Kepatuhan Pengobatan
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan
Kepatuhan Minum Obat
9
18
19
36
36
44
48
Tabel 5.2
49
Tabel 5.3
49
Tabel 5.4
50
Tabel 5.5
50
Tabel 5.6
51
Tabel 5.7
52
DAFTAR SKEMA
Skema 2.1
34
Skema 3.1
35
10
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Pernyataan persetujuan
Lampiran 5
Kuesioner
Lampiran 6
Data Penelitian
Lampiran 7
Lembar Konsul
Lampiran 8
BAB I
11
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertensi adalah kondisi abnormal dari hemodinamik, dimana menurut
WHO dikatakan hipertensi jika tekanan sistolik 140 mmHg dan atau
tekanan diastoliknya > 90 mmHg (untuk usia < 60 tahun) dan sistolik 90
dan atau tekanan diastoliknya > 95 mmHg (untuk usia > 60 tahun). (WHO
dalam Taufan Nugroho, 2011).
Hipertensi merupakan salah satu Penyakit Tidak Menular (PTM) yang
menjadi masalah kesehatan yang sangat serius. Penyakit ini dikategorikan
sebagai the silent disease karena penderita tidak mengetahui dirinya
mengidap hipertensi sebelum memeriksakan tekanan darahnya. Pada
umumnya hipertensi terjadi pada seseorang yang sudah berusia lebih dari 40
tahun atau yang sudah masuk pada kategori usia pertengahan (Purnomo,
2009)
Hampir dari 50% penderita hipertensi yang diketahui hanya 25% yang
mendapat pengobatan dan hanya 12,5% yang diobati dengan baik.
Diperkirakan pada tahun 2025 kasus hipertensi terutama di negara
berkembang akan mengalami peningkatan sekitar 80% dari 639 juta
kasus di tahun 2000, menjadi 1,15 milyar kasus. Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) tahun 2007 melaporkan bahwa prevalensi hipertensi pada
penduduk umur 18 tahun keatas di Indonesia cukup tinggi yaitu
mencapai 31,7% dimana penduduk yang mengetahui dirinya menderita
hipertensi hanya 7,2% dan yang minum obat antihipertensi hanya 0,4%
(WHO, 2011).
Hasil analisis data Riskesdas tahun 2007/2008 dengan unit analisis Rumah
Tangga, menunjukkan gambaran bahwa hanya 82,5 % Rumah Tangga yang
bebas Hipertensi. Hal ini berarti jika di Indonesia ada sekitar 63.031.114
Rumah Tangga dengan 4 Anggota Rumah Tangga, maka terdapat 52.000.689
rumah tangga yang bebas hipertensi dan masih terdapat 11.030.425 Rumah
Tangga yang dibayang-bayangi penyakit hipertensi anggota keluarganya.
Bahkan diantaranya terdapat 2 orang anggota rumah tangga yang mengidap
penyakit hipertensi dalam Rumah Tangganya. Bisa dibayangkan bila ke 2
orang Anggota Rumah Tangga dalam Rumah Tangga itu secara bersamaan
terserang Jantung atau Stroke akibat Hipertensi apabila dibandingkan dengan
kondisi hasil Riskesdas 2013 (unit analisisnya Individu) terjadinya penurunan
prevalensi hipertensi dari 31,7 % menjadi 25,8 % secara Nasional (EllisaDebe, 2014 dalam Kompasiana.com, Hipertensi The Silent Killer Of death).
Keberhasilan
beberapa
pengobatan
faktor, salah
pada
satu
pasien
di
hipertensi dipengaruhi
antaranya adalah
kepatuhan
oleh
dalam
hipertensi
tidak
mematuhi anjuran
petugas
kesehatan untuk
penelitian
menunjukkan
terdapat
perbedaan
kepatuhan
Selain
itu,
hasil
analisis
kepatuhan
mengonsumsi
obat
hipertensi.
Menurut
Hanns,
2008
menjelaskan
bahwa
menurut
Departemen
Kesehatan
2006, hanya
50%
pasien
yang
minum obat
pembuluh
darah
di
retina
yang berakibat
pada
gangguan
hipertensi
sepuluh besar penyakit yang diobati. Berdasarkan hasil laporan rawat inap
pasien hipertensi selama 6 bulan terakhir yaitu bulan Januari- Agustus tahun
2014 yaitu 2722 orang dan yang aktif untuk pengobatan dan pengukuran
tekanan darah sebanyak 2272 orang, sedangkan untuk pasien yang tidak aktif
untuk pengobatan dan pengukuran tekanan darah sebanyak 450 orang, ada
kenaikan jumlah pasien hipertensi dari tahun 2013 sebanyak 2,3% orang,
sedangkan pada tahun 2014 sebanyak 2,5%. Studi pendahuluan dengan
tingkat kepatuhan pasien minum obat hipertensi yang dilakukan pada
bulan Desember 2014
pada pasien
B. Rumusan Masalah
Semakin meningkatnya kasus hipertensi di RSUD Karawang ini disebabkan
karena ada 50% lebih pasien tidak patuh minum obat, tidak patuh terhadap
diet hipertensi, tidak patuh kontrol tekanan darah. Berdasarkan data di atas
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi pelayanan Kesehatan
Sebagai informasi yang dapat digunakan untuk meningkatkan peyanana
kesehatan khususnya bagi pasien Hipertensi
2. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai literatur yang dapat
menambah pengetahuan dan wawasan bagi mahasiswa keperawatan
khususnya untuk STIKES Kharisma Karawang.
3. Bagi Petugas Pelayanan Kesehatan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar
1. Hipertensi
a. Pengertian
Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140
mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg. (Sylvia & Lorraine,
2002)
b. Klasifikasi
Hipertensi dapat diklasifikasikan berdasarkan tekanan sistol dan
diastolnya. Klasifikasi Hipertensi menurut WHO (2010) :
Tabel 2.1
Klasifikasi Hipertensi
Kategori
Tekanan Darah
Tekanan Darah
Sistol (mmHg)
Diastol (mmHg)
Optimal
< 120
< 80
Normal
< 130
< 85
Normal-Tinggi
130-139
85-89
Tingkat 1 (Hipertensi
140-159
90-99
Ringan)
140-149
90-94
Sub-group: perbatasan
Tingkat 2 (Hipertensi
160-179
100-109
Sedang)
Tingkat 3 (Hipertensi
180
110
Berat)
Hipertensi sistol
140
< 90
terisolasi
(Isolated systolic
8
hypertension)
Sub-group: perbatasan
140-149
<90
10
2) Hipertensi Sekunder
Hipertensi sekunder merupakan hipertensi akibat defek organ spesifik.
(Sylvia & Lorraine, 2002). Beberapa penyebab hipertensi sekunder
((Lawrence dkk, 2002) :
a) Penggunaan estrogen
Biasanya terjadi pada wanita dengan penggunaa kontrasepsi oral.
Hal ini
peningkatan
aktivitas
renin
11
angiostension
aldosteron.
12
13
g. Komplikasi Hipertensi
1) Stroke
Dapat terjadi akibat hemoragi tekanan tinggi di otak, atau akibat
embolus yang terlepas dari pembuluh selain otak yang terpajan
tekanan tinggi. Stroke dapat terjadi pada hipertensi kronis apabila
arteri yang memperdarahi otak mengalami hipertrofi dan penebalan,
sehingga aliran darah keareah otak yang diperdarahi berkurang. Arteri
otak yang mengalami aterosklerosis dapat melemah sehingga
meningkatkan kemungkinan terbentuknya aneurisma.
2) Penyakit jantung
Peningkatan tekanan darah secara sistemik meningkatkan resistensi
terhadap pemompaan darah dari ventrikel kiri, sehingga beban jantung
bertambah. Sebagai akibatnya terjadi hipertrofi ventrikl kiri untuk
meningkatkan kontraksi. Hipertrofi ini ditandai dengan ketebalan
dinding yang bertambah, fungsi ruang yang memburuk, dan dilatasi
ruang
jantung.
Akan
tetapi
kemampuan
ventrikel
untuk
14
3) Gagal ginjal
Dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat tekanan tinggi pada
kapiler glomerulus ginjal. Dengan rusaknya glomerulus , aliran darah
ke unit fungsional ginjal, yaitu nefron akan terganggu dan dapat
berlanjut menjadi hipoksik dan kematian. Dengan rusaknya membran
glomerulus protein akan keluar melalui urin sehingga tekanan osmotic
koloid plasma berkurang dan menyebabkan edema, yang sering
dijumpai pada hipertensi kronik.
4) Penyakit arteri koronaria
Hipertensi umumnya diakui sebagai faktor resiko utama penyakit
arteri koronaria, bersama dengan diabetes mellitus. Plaque terbentuk
pada percabangan arteri yang ke arah ateri koronaria kiri, arteri
koronaria kanan dan agak jarang pada arteri sirromflex. Aliran darah
ke distal dapat mengalami obstruksi secara permanen maupun
sementara
yang
disebabkan
oleh
akumulasi
plaque
atau
15
16
Tabel 2.2
Diet Bagi Pasien Dengan Hipertensi
Sumber Bahan
Makanan yang
Makanan yang Harus
Makanan
Diperbolehkan
Dihindarkan
Protein nabati
Tahu, tempe, kacang
Keju, kacang tanah,
hijau, kacang kedelai,
kacang asin, tauco, tahu
kacang tolo, kacang tanah, asin
kacang kapri, dan kacang
lain yang segar
Lemak
Santan encer, minyak
Salad dressing, mentega
mentega tanpa garam
margarine, lemak hewan
Sayuran
Semua sayuran segar
Sayuran yang diawetkan:
sawi asin, acar, asinan,
sayuran dalam kaleng
Buah-buahan
Semua buah-buahan segar Buah yang diawetkan
menggunakan zat
pengawet: buah kering,
buah kaleng
Bumbu
Semua bumbu dapur
Garam dapur, MSG,
kecap, saus tomat botol,
saus cabai, pengempuk
daging, maggi, terasi,
soda kue, petis, saus
tiram
Minuman
Teh, kopi encer
Cokelat, cafein, alkohol
Soenardi, T., Soetardjo, S. 2005.
(2) Olah raga
Selain mengatur pola makan atau diet, dianjurkan pula untuk
olah raga secara teratur dan mengontrol tekanan darah, dan
juga
berhenti
merokok
untuk
mencegah
kemungkinan
komplikasi.
b) Terapi Farmakologis
Menurut Sylvia & Lorraine, 2002 tujuan pengobatan adalah
memperkecil kerusakan organ target akibat tekanan darah dan
menghindari pengaruh buruk akibat pengobatan. Untuk yang
menjalani terapi obat ini juga memiliki kriteria tertentu, yakni:
17
Tabel 2.3
Stratifikasi Risiko Pengobatan Hipertensi
Derajat
Kelompok
Kelompok
tekanan
risiko A (tidak
risiko B (Paling
darah
ada faktor
sedikit 1 faktor
(mmHg)
risiko; tidak
risiko, tidak
ada TOD/CCD) termasuk
diabetes; tidak
ada TOD/CCD)
Normal tinggi
(130-139/8589)
Derajat 1 (140159/80-99)
Kelompok
risiko C
(TOD/CCD
dan/atau
diabetes
dengan atau
tanpa faktor
risiko
lainnya
Terapi obat
Modifikasi gaya
hidup
Modifikasi gaya
hidup
Modifikasi gaya
hidup (sampai
dengan 12
bulan)
Derajat 2 dan 3 Terapi obat
(160/100)
Modifikasi gaya
hidup (sampai 6
bulan)
Terapi obat
Terapi obat
Terapi obat
(Puspitasari, 2014)
Keterangan: TOD/CCD (Terget Organ Damage/Clinical
Cardiovascular Disease) menunjukkan adanya kerusakan organ
target atau penyakit kardiovaskuler klinis. Jenis anti hipertensi
tersebut yaitu:
(1) Diuretik
Menurunkan tekanan darah pada awalnya dengan cara
menurunkan volume plasma (dengan menekan reabsorpsi
natrium oleh tubulus ginjal sehingga meningkatkan ekskresi
natrium dan air) dan curah jantung, tetapi selama terapi kronis
pengaruh hemodinamik yang utama adalah mengurangi
resistensi vaskuler perifer. Contoh obat pada golongan ini
adalah hidroklortiazid, klortalidon, metolazon, furosemid, dsb.
(2) Agen Penghambat Beta Adrenergik
18
mengurangi
aktivitas
sistem
saraf
simpatis.
19
gangguan
sindroma
gastrointestinal
menyerupai
lupus.
dan
dapat
Minoksidil
20
Lingkungan
yang
Mempengaruhi
Hipertensi
(Sosial,
21
Makanan juga merupakan masalah kritis di kalangan warga AfrikaAmerika. Secara tradisional, hidangan mereka adalah makanan yang
tinggi garam. Padahal orang kulit hitam cenderung peka terhadap garam,
inilah yang membuat risiko terjadinya hipertensi menjadi tinggi. Oleh
karena itu, obat pilihan pertama yang biasa diberikan kepada kalangan ini
adalah diuretik yang berfungsi untuk menyinkirkan kelebihan cairan dan
natrium. Mengganti kehilangan kalium adalah hal yang penting, idelanya
dengan mngonsumsi makanan kaya kalium dan menggunakan produk
pengganti garam untuk mengganti natrum klorida dengan kalium klorida.
Prevalensi hipertensi yang disesuikan dengan umur pada orang Amerika
asal Afrika adalah dua sampai empat kali daripada orang kulit putih.
22
23
a. Pengetahuan
Pengetahuan dalam kamus besar Bahasa Indonesia adalah segala
sesuatu yang diketahui berkenaan dengan sesuatu hal. Pengetahuan
merupakan hasil tahu setelah orang melakukan pengindraan terhadap
suatu objek tertutup melalui panca indra manusia yaitu indra
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba dimana sebagian
besar diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003).
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting
terbentuknya
tindakan
seseorang.
Karena
dari
penelitian
dan
24
harus
dapat
menjelaskan,
menyebutkan
contoh,
25
26
dalam
memelihara
(Notoatmojdo, 2007)
d. Status Ekonomi
Status ekonomi merupakan
dan
tingkat
meningkatkan
status
suatu
kesehatan
penghasilan
27
Pengertian motivasi tidak terlepas dari kata kebutuhan atau need, atau
want. Kebutuhan adlah potensi diri manusia yang perlu ditanggapi
atau direspon (Notoadmodjo, 2007).
f. Dukungan Keluarga
Dukungan keluarga dapat menjadi faktor yang dapat berpengaruh
dalam menentukan keyakinan dan nilai kesehatan individu serta
menentukan program pengobatan yang akan mereka terima. Keluarga
juga memberi dukungan dan membuat keputusan mengenai perawatan
anggota keluarga yang sakit. Derajat dimana seseorang terisolasi dari
pendampingan orang lain, isolasi sosial, secara negatif berhubungan
dengan kepatuhan.
4. Pendekatan Untuk meningkatkan Kepatuhan
Menurut Di Nicola dan Di Matteo (1984) dalam Niven (2002),
menyebbutkan
ada
beberapa
pendekatan
yang
dapat
dilakukan
28
29
C. Kerangka Teori
Skema 2.1 Kerangka Teori
Faktor resiko terjadinya
Hipertensi:
1. Genetik
2. Usia
3. Jenis Kelamin
4. Gaya Hidup
5. Stress
HIPERTENSI
KEJADIAN
HIPERTENSI
Penatalaksanaan Hipertensi:
1. Diet
2. Terapi Obat
KEPATUHAN PASIEN
HIPERTENSI :
1. Minum obat
2. Kontrol tekanan darah
3. Diet hipertensi
30
Faktor-faktor yang
mempengaruhi kepatuhan:
1. Pengetahuan
2. Pendidikan
3. Kesadaran
4. Status ekonomi
5. Motivasi Pasien
6. Dukungan Keluarga
Kerangka konsep modifikasi teori Lawrence dkk (2002), Green (1980) dalam
Notoatmodjo (2003), Brunner & Suddarth (2002).
BAB III
KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL, HIPOTESA
A. KERANGKA KONSEP
Kerangka konsep dalam penelitian ini disusun berdasarkan landasan teori yang
dihubungkan dengan fenomena yang menjadi fokus penelitian. Kerangka
konsep akan menjelaskan tentang variabel-variabel yang dapat diukur dalam
penelitian ini variabel-variabel tersebut adalah sebagai berikut: Variabel
independen (bebas) pada penelitian ini adalah kepatuhan kepatuhan minum
obat, kepatuhan kontrol, kepatuhan diet pasien dan variabel dependen dalam
penelitian ini adalah kejadian hipertensi
Gambar 3.1 Kerangka Konsep
Variabel Independen
Variabel Dependen
KEJADIAN HIPERTENSI
Variabel Confunding
1. Pengetahuan
2. Pendidikan
3. Kesadaran
4. Status ekonomi
31Pasien
5. Motivasi
6. Dukungan Keluarga
Keterangan :
: Variabel Diteliti
: Variabel Tidak diteliti
B. DEFINISI OPERASIONAL
No Variabel
Tabel 3.1
Variabel Independent
Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur
Hasil Ukur
Skala
Kepatuhan
minum obat
Perilaku responden
dalam mengikuti
program pengobatan
sesuai instruksi
dokter, tepat waktu,
tepat dosis dan tepat
cara
Kuesione
r
9 soal
Menggunakan
skala likert
Selalu : 4
Sering : 3
Jarang : 2
Tidak pernah : 1
1. Patuh bila
median (23)
2. Tidak Patuh bila
< median (23)
Kepatuhan
Kontrol
Perilaku responden
dalam mengikuti
rencana program
pengobatan
selanjutnya
(melakukan kontrol
secara kontinu),
melakukan kontrol
tiap 1 bulan sekali
Kuesione
r
7 soal
Checklist
Menggunakan
skala likert
Selalu : 4
Sering : 3
Jarang : 2
Tidak pernah : 1
1. Patuh bila
Ordinal
median (18)
2. Tidak Patuh bila
< median (18)
Kepatuhan
Diet
Perilaku responden
dalam mengikuti
program diet yang
sudah ditetapkan
oleh ahli gizi dan
dokter spesialis (Diet
Rendah Garam)
Kuesione
r
6 soal
Checklist
Menggunakan
skala likert
Selalu : 4
Sering : 3
Jarang : 2
Tidak pernah : 1
1. Patuh bila
Ordinal
median (18)
2. Tidak Patuh bila
< median (18)
36
Ordinal
No
Variabel
Definisi Operasional
Kejadian
Hipertensi
Responden dengan
diagnosa hipertensi
dengan melihat
catatan medical
record
Tabel 3.2
Variabel Dependent
Alat Ukur Hasil Ukur
Check List
Observasi
dokumen
Hasil Ukur
1. Tidak Hipertensi
: bila systole <
140 mmHg dan
Diastole < 90
mmHg
2. Hipertensi : bila
systole 140
mmHg dan
Diastole 90
mmHg
C. HIPOTESIS
1. Hipotesis Mayor
Ada hubungan kepatuhan pengobatan terhadahap kejadian hipertensi di
Poli Dalam Rawat Jalan RSUD Karawang
2. Hipotesis Minor
a. Ada hubungan kepatuhan minum obat terhadap kejadian hipertensi di di
Poli Dalam Rawat Jalan RSUD Karawang
b. Ada hubungan kepatuhan diet terhadap kejadian hipertensi di Poli Dalam
Rawat Jalan RSUD Karawang
c. Ada hubungan kepatuhan kontrol terhadap kejadian hipertensi di Poli
Dalam Rawat Jalan RSUD Karawang
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian dengan deskriptif analitik dengan menggunakan pendekatan
cross sectional karena penelitian bermaksud untuk mengidentifikasi ada
tidaknya hubungan variable independen yaitu kepatuhan minum obat,
kepatuhan kontrol tekanan darah, dan kepatuhan diet terhadap variabel
dependen yaitu kejadian hipertensi.
37
Skala
Ordinal
B.
Tempat Dan Waktu
Penelitian ini dilakukan di RSUD Karawang Jawa Barat adapun waktu yang
digunakan yaitu pada bulan Januari 2015
Populasi
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 2002).
Penelitian ini dilakukan di RSUD Karawang Jawa Barat. Populasi dalam
penelitian ini adalah pasien hipertensi yang berobat pada bulan Januari
sampai Agustus 2014 di RSUD Karawang yaitu sebanyak 450 pasien
2.
Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah pasien hipertensi yang berobat ke RSUD
Karawang pada bulan Januari 2015. Metode pengambilan sampel yang
digunakan adalah nonprobabilitas sampling yaitu setiap unit dalam
populasi yang telah ditentukan tidak memiliki kesempatan yang sama
untuk menjadi sampel penelitian. Teknik nonprobabilitas sampling yang
digunakan adalah purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel
yang dilakukan berdasarkan pada kriteria-kriteria tertentu (Siregar, 2013).
Dalam memilih subjek penelitian yang akan dijadikan sampel, peneliti
mengacu 2 kriteria (Nursalam, 2003) :
Kriteria Inklusi
a. Pasien hipertensi yang berobat di Poli Rawat Jalan RSUD Karawang
yang tidak ada komplikasi
b. Bersedia untuk menjadi responden
c. Usia pasien lebih dari 40 tahun
d. Bisa baca tulis
39
N
2
N x (d )
Keterangan :
n
: besar sampel
N
: besar populasi
d
: besar simpangan
Perhitungan sampelnya sebagai berikut :
n=
N
2
N x (0.05)
n=
450
450 x (0.025)
n=
450
450 x (0.025)
n=
450
11.25
n= 40 responden
40
E. Etika Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti memperhatikan prinsip-prinsip dasar
etika penelitian yang meliputi autonomy, beneficence, maleficence, anonymity
dan justice (Poli & Back 2008).
1. Autonomy
Prinsip autonomy adalah peneliti memberikan kebebasan bagi klien
menentukan keputusan sendiri apakah bersedia ikut dalam penelitian atau
tidak, tanpa adanya paksaan atau pengaruh dari peneliti.Hal yang pertama
kali adalah penelitian mendatangi calon responden. Selanjunya peneliti
memberikan
penjelasan
dengan
seksama
kepada
calon
41
Pada prinsif
4. Anonymity
Dalam penelitian ini responden tidak diminta untuk menuliskan nama.
Responden hanya mencantumkan inisial atau nomor responden saja.
Penelitian juga menjaga kerahasiaan responden.
5. Justice
Penelitian ini tidak melakukan diskriminasi saat memilih responden
penelitian. Responden dipilih berdasarkan kriteria inklusi yang sudah
ditentukan sebelumnya
F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan untuk mengukur kepatuhan pengobatan adalah
kuesioner masing-masing berupa 17 butir pertanyaan dengan indikator yaitu
Kepatuhan minum obat, kepatuhan Diit, Kepatuhan kontrol tekanan darah.
Kuesioner tersebut diukur menggunakan skala likert dan dilakukan skoring
pada masing-masing item : SL : selalu, SR : Sering, JR : Jarang, TP: Tidak
Pernah
Tabel 4.1
Kisi Kisi Kuesioner Variabel Kepatuhan Pengobatan
No Indikator
No item
Jumlah
1.
Kepatuhan Minum Obat
1,2,3,4,5,6,7,8,9
9
2.
Kepatuhan Diit
1,2,3,4,5,6,7
7
3.
Kepatuhan Kontrol
1,2,3,4,5,6
6
42
Jumlah
22
Keterangan:
N
X
Y
XY
: jumlah kuesioner
: skor pertanyaan
: skor total
: skor pertanyaan di kali skor total
43
44
Keterangan :
r 11
: reliabilitas instrument
k
: banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
: jumlah varians butir
: varians total
45
46
d.
Cleaning (Pembersihan)
2. Analisis Data
a. Analisis Univariat
Dalam penelitian ini analisis univariat berdasarkan persentase yang
dihasilkan dari proses perhitungan yang telah dilakukan pada awal proses
pengolahan data dan disajikan dalam bentuk tabel. Seluruh jawaban dari
responden akan dianalisis sesuai skor kemudian dibuat prosentase
(Arikunto, 2006:281) sebagai berikut :
Keterangan :
P : persentase
x : jumlah nilai yang didapat dari seluruh item pertanyaan
n : jumlah nilai keseluruhan item pertanyaan
Analisa dilakukan pada pertanyaan variabel kepatuhan minum obat,
kepatuhan control tekanan darah, kepatuhan diet hipertensi dan pada
tingkat kejadian hipertensi
b. Analisis Bivariat
47
( fofe )
]
fe
Keterangan
X2
: Nilai Chi-square
Fe
: Frekuensi yang diharapkan
Fo
: Frekuensi yang diperoleh/diamati
Analisa bivariat dilakukan antara variable kepatuhan minum obat,
kepatuhan kontrol tekanan darah, kepatuhan diet hipertensi.
Interpretasi hasil jika chi value (Hitung) > Chi Square Table maka
hipotesis diterima atau dengan kata lain Ho ditolak artinya ada hubungan
Rumus OR :
Odd Ratio=
ad
bc
BAB V
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini menguraikan hasil penelitian mengenai hubungan karakteristik
responden, Hubungan Kepatuhan Pengobatan (Minum Obat, Diit, Kontrol)
Dengan Kejadian Hipertensi Di Poli Dalam Rawat Jalan Rumah Sakit Umum
48
Daerah Karawang 2015. Adapun hasil penelitian univariat dan bivariat sebagai
berikut :
A. Hasil Analisa Univariat
1. Kepatuhan minum obat
Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan kepatuhan minum
obat dapat diketahui sebagai berikut:
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan
Kepatuhan Minum Obat
N
Kepatuhan Minum
Jumla
%
o
Obat
h
1 Patuh
18
45%
2 Tidak Patuh
22
55%
Total
40
100%
Sumber: Data Primer Diolah, 2015
Dari tabel 5.1 menunjukkan bahwa sebagian besar kepatuhan minum obat
pasien dalam kategori tidak patuh yaitu sebesar 22 responden (55%),
sedangkan yang patuh ada 18 responden (45%).
2. Kepatuhan Diit Hipertensi
Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan kepatuhan Diit
Hipertensi dapat diketahui sebagai berikut:
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan
Kepatuhan Diit Hipertensi
N
Kepatuhan Diit
Jumlah
%
o
Hipertensi
1 Patuh
23
57.5%
2 Tidak Patuh
17
42.5%
Total
40
100%
Sumber: Data Primer Diolah, 2015
Dari tabel 5.2 menunjukkan bahwa sebagian besar kepatuhan Diit pasien
dalam kategori patuh yaitu sebesar 23 responden (57.5%), sedangkan yang
tidak patuh ada 17 responden (42. 5%).
50
3. Kepatuhan Kontrol
Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan kepatuhan kontrol
dapat diketahui sebagai berikut:
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan
Kepatuhan Kontrol
N
Kepatuhan Kontrol
Jumlah
%
o
1 Patuh
24
60%
2 Tidak Patuh
16
40%
Total
40
100%
Sumber: Data Primer Diolah, 2015
Dari tabel 5.3 menunjukkan bahwa sebagian besar kepatuhan kontrol pasien
dalam kategori patuh yaitu sebesar 24 responden (60%), sedangkan yang
tidak patuh ada 16 responden (40%).
4. Kejadian Hipertensi
Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan kejadian hipertensi
dapat diketahui sebagai berikut:
Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan
Kejadian Hipertensi
N
Kejadian Hipertensi
Jumlah
%
o
1 Tidak Hipertensi
24
60%
2 Hipertensi
16
40%
Total
40
100%
Sumber: Data Primer Diolah, 2015
51
16
88.9
11.1
18
100
Tidak Patuh
36.4
14
63.6
22
100
Total
24
60
16
40
40
100
0,002
14,000
(2,539
77,208)
52
18
78.3
21.7
23
100
Tidak Patuh
35.3
11
64.7
17
100
Total
24
60
16
40
40
100
0,016
6,600
(1,621
26,871)
53
19
79,2
20,8
24
100
Tidak Patuh
31,2
11
68,8
16
100
Total
24
60
16
40
40
100
0,007
8,360
(1,971
35,641)
54
BAB VI
PEMBAHASAN
A. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini telah diusahakan dan dilaksanakan sesuai dengan prosedur
ilmiah, namun demikian masih memiliki keterbatasan yaitu:
1. Penelitian ini hanya meneliti tentang hubungan kepatuhan pengobatan
dengan kejadian hipertensi, kepatuhan pengobatan ini hanya terdiri dari
kepatuhan minum obat, kepatuhan diit, dan kepatuhan kontrol sedangkan
masih banyak variabe lain yang berhubungan dengan kejadian hipertensi
2. Adanya keterbatasan penelitian dengan menggunakan kuesioner yaitu
terkadang jawaban yang diberikan oleh sampel tidak menunjukkan
keadaan sesungguhnya
B. Analisa Hubungan Variabel
1. Hubungan Kepatuhan Minum obat dengan Kejadian hipertensi
Analisa univariat dari kepatuhan minum obat dalah sebagian besar
responden dalam kategori tidak patuh minum obat yaitu sebesar 22
responden (55%), sedangkan yang patuh ada 18 responden (45%).
Dari hasil uji statistik diperoleh nilai p value : 0.002 maka dapat
disimpulkan ada perbedaan proporsi kejadian Hipertensi antara responden
yang patuh minum obat dengan yang tidak patuh minum obat (P value 0,002
< 0,05). Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR : 14,000, artinya
responden yang patuh minum obat mempunyai peluang 14,000 kali tidak
hipertensi dibanding dengan yang tidak patuh minum obat.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Hairunisa, 2014 tentang
Hubungan Tingkat Kepatuhan Minum Obat Dan Diet Dengan Tekanan
Darah Terkontrol Pada Penderita Hipertensi Lansia, pada penelitian tersebut
55
tekanan
darah
sehingga
menurunkan
mortalitas
dan
56
efektif
sekitar
54%
kejadian
57
hipertensi
dapat
dicegah
dengan
menghilangkan faktor pola asupan garam yang tinggi. Hasil ini penelitian
ini sesuai dengan teori bahwa asupan garam (natrium klorida) dapat
meningkatkan tekanan darah. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ratarata penurunan asupan natrium 1,8 gram/hari dapat menurunkan tekanan
darah sistolik 4 mmHg dan diastolik 2 mmHg pada penderita hipertensi.
Respons perubahan asupan garam terhadap tekanan darah bervariasi
diantara individu (Kurniawan, 2002).
Diet untuk hipertensi membatasi konsumsi garam, makanan asin,
meningkatkan konsumsi sayuran dan buah sebagai sumber utama kalium.
Diet yang banyak mengonsumsi buah-buahan, sayuran, dan rendah lemak
serta rendah lemak jenuh (diet DASH) dapat menurunkan tekanan darah.
Selain itu, terapi tambahan yang perlu dilakukan untuk mencegah atau
mengurangi hipertensi, yaitu:
a. Kurangi berat badan jika berlebih
b. Batasi asupan alkohol, etanol tidak lebih dari 1 oz (30 ml), bir (missal 24
oz (720 ml), anggur 10 oz (300 ml) atau wiski 2 oz (60 ml) tiap hari atau
0,5 oz (15 ml) etanol tiap hari untuk wanita dan orang dengan berat
badan yang lebih ringan
c. Tingkatkan aktivitas fisik aerobic (30-45 menit hampir tiap hari dalam
satu minggu)
d. Kurangi asupan natrium tidak lebih dari 100 mmol/hari (2,4 gram
natrium atau 6 gram natrium klorida)
e. Pertahankan asupan kalium yang adekuat dalam diet (kira-kira 90
mmol/hari)
f. Pertahankan intake kalsium dan magnesium yang adekuat dalam diet
untuk kesehatan secara umum
58
g. Berhenti merokok dan kurangi asupan lemak jenuh dalam diet dan
kolesterol untuk kesehatan kardiovaskuler secara keseluruhan.
Perencanaan makan diet DASH terdiri dari banyak mengkonsumsi buahbuahan, sayur-sayuran, susu rendah lemak dan hasil olahnya, serta
kacang-kacangan, dan rendah natrium.Kepatuhan diet DASH berperan
dalam menurunkan tekanan darah sistolik sebesar 11,7 mmHg dan
diastolik sebesar 9,3 mmHg. American Heart Association (AHA)
menyatakan bahwa diet berperan dalam menurunkan tekanan darah dan
juga menurunkan risiko terkena
Ketidakpatuhan
merupakan
hipertensi. Ketidakpatuhan
penyakit
salah satu
jantung
penyulit
dalam
dan
stroke.
manajemen
tekanan darah yang baik. Semakin tinggi tekanan darah, semakin tinggi juga
risiko terjadinya penyakit jantung koroner, gagal jantung, stroke, dan gagal
ginjal (WHO, 2010).
Kumboyono (2012) menyatakan bahwa penelitian yang dilakukan di
Taiwan tahun 2005 -2006 menunjukkan bahwa tekanan darah tidak
terkontrol lebih banyak dijumpai pada penderita hipertensi dengan
kepatuhan minum obat dan diet yang rendah. Penyebab kontrol tekanan
darah yang tidak baik antara lain banyak pasien yang tidak menjalankan
terapi diet dan tidak meminum obat yang diresepkan
3. Hubungan Kepatuhan Kontrol Dengan Kejadian Hipertensi
Sebagian besar kepatuhan kontrol pasien dalam kategori patuh yaitu sebesar
24 responden (60%), sedangkan yang tidak patuh ada 16 responden (40%).
59
Dari hasil uji statistik diperoleh nilai p value : 0.007 maka dapat
disimpulkan ada perbedaan proporsi kejadian Hipertensi antara responden
yang patuh kontrol dengan yang tidak patuh kontrol (p value 0,007 < 0,05).
Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR : 8,360, artinya responden yang
patuh kontrol mempunyai peluang 8,360 kali tidak hipertensi dibanding
dengan yang tidak patuh kontrol.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian dari I Ketut Gama, I Ketut Widiarta
Yasa, IGA Harini tentang Kepatuhan Kontrol Penderita Hipertensi Dengan
Kejadian Stroke, pada penelititan tersebut menunjukkan bahwa uji statistik
diperoleh nilai p value kepatuhan kontrol dengan kejadian stroke adalah
0,000, dimana nilai tersebut lebih kecil dari nilai = 1% (0,01) maka Ho
ditolak yang artinya ada hubungan antara kepatuhan kontrol penderita
Hipertensi dengan kejadian Stroke.
Kepatuhan kontrol penderita Hipertensi untuk deteksi dan penatalaksanaan
Hipertensi adalah menurunkan risiko penyakit kardiovaskuler dan
morbiditas dan mortalitas yang berkaitan. Tujuan terapi adalah mencapai
dan mempertahankan tekanan sistolik dibawah 140 mmHg dan tekanan
diastolik dibawah 90 mmHg dan mengontrol faktor risiko. Hal ini dapat
dicapai dengan obat Hipertensi dan modifikasi gaya hidup, diantaranya:
menurunkan berat badan, mengatur diet/pola makan (seperti : rendah garam,
rendah kolesterol, meningkatkan konsumsi buah dan sayur, tidak
mengkonsumsi alkohol), berhenti merokok, meningkatkan aktivitas fisik
seperti olah raga, serta mengkonsumsi obat sesuai anjuran dokter.
Pentingnya pemberian informasi oleh petugas kesehatan di pelayanan
60
kesehatan
tempat
penderita
Hipertensi
melakukan
kontrol
dapat
C. Implikasi
Kepatuhan dalam pengobatan adalah suatu keadaan dimana seseorang mau
mengikuti petunjuk atau perintah yang diberikan kepadanya. Kepatuhan
merupakan istilah yang menggambarkan pelaksanaan suatu prosedur atau suatu
tindakan sesuai dengan petunjuk atau kesepakatan yang telah ditetapkan
bersama Jadi kepatuhan pengobatan disini adalah perilaku klien yang taat
terhadap aturan, perintah, prosedur, dan disiplin untuk melakukan minum obat,
Diit Hipertensi dan kepatuhan kontrol, hasil penelitian ini adalah adanya
hubungan yang signifikan antara kepatuhan pengobatan yang berupa kepatuhan
minum obat, kepatuhan diit hipertensi dan kepatuhan kontrol dengan kejadian
hipertensi hal ini mengandung implikasi bahwa setiap pasien dengan hipertensi
harus patuh terhadap pengobatan hipertensi agar tidak terjadi peningkatan
tekanan darah sehingga dapat meminimalkan terjadinya komplikasi yang
terajdi karena hipertensi. kecenderungan jika pasien hipertensi yang tidak patuh
terhadap pengobatan memiliki risiko terjadi peningkatan tekanan darah.
61
BAB VII
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Poli Rawat Jalan RSUD
Karawang Jawa Barat tentang hubungan kepatuhan pengobatan hipertensi
(kepatuhan minum obat, Kepatuhan diit hipertensi, kepatuhan Kontrol) dengan
kejadian hipertensi, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Ada hubungan yang signifikan antara kepatuhan minum obat dengan
kejadian hipertensi (p value (0,002) < 0,05) artinya semakin patuh minum
obat maka cenderung tidak terjadi hipertensi
2. Ada hubungan yang signifikan antara kepatuhan diit hipertensi dengan
kejadian hipertensi (p Value (0,016) < 0,05) artinya semakin patuh diit
hipertensinya maka cenderung tidak terjadi hipertensi
3. Ada hubungan yang signifikan antara Kepatuhan Kontrol dengan kejadian
hipertensi (p value (0,007) > 0,05) artinya semakin kontrol maka cenderung
tidak terjadi hipertensi
B. Saran
1. Bagi Masyarakat
Diharapkan dapat meningkatkan lagi kepatuhan minum obat dan diet
dengan cara mengurangi dan menghindari faktor risiko (gaya hidup yang
tidak baik) yang dapat meningkatkan terjadinya komplikasi hipertensi
2. Bagi Rumah Sakit
62
meningkatkan kepatuhan
penderita hipertensi
dalam
minum
obat,
Textbook of
64
Kepatuhan
Pasien.
Jakarta:
64
Price, S. A., Wilson, Lorraine M., 2005. Patofisologi Konsep Klinis ProsesProses Penyakit. Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Pujiyanto, 2007, Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Ketidakpatuhan
Pasien Dalam Minum Obat Antihipertensi Di Puskesmas Beji Kota
Depok.
Purnomo, Heru, 2009. Penyakit Yang Paling Mematikan. Jakarta: Buana Pustaka.
Putu Kenny Rani Evadewi & Luh Made Karisma Sukmayanti S, 2013, Kepatuhan
Mengonsumsi Obat Pasien Hipertensi Di Denpasar Ditinjau Dari
Kepribadian Tipe A Dan Tipe B, ISSN: 2354-5607, Universitas Udayana Bali
Siregar, M. M. Ir. Syofian. (2013). Statistik Parametrik untuk Penelitian
Kuantitatif. Edisi 1. Jakarta : Bumi Aksara
Soekanto, Soerjono. 2000. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada
Soenardi, T., Soetardjo, S. 2005.Hidangan Sehat untuk Penderita Hipertensi.
Jakarta: Gramedia.
Sugiyono, 2005, Statistika Untuk Penelitian, Cetakan Ketujuh, CV.ALFABETA:
Bandung.
Suhardjono. 2008. Diskusi Seminar Kepatuhan
Selamatkan Hidup Anda. medicastore.com
Minum
Obat
Akan
Tierney, Lawrence M., dkk., 2002. Diagnosis dan Terapi Kedokteran (Penyakit
Dalam). Salemba Medika. Jakarta
WHO. 2010. Adherence to long-term therapies: evidence for action.
www.who.int/chp/knowledge/publications/adherence_report/en/index.html.
Wiwik, 2011, Pendahuluan: Latar Belakang Hipertensi, (online), available:
http://wiwik21.wordpress.com
PERMINTAAN MENJADI RESPONDEN
Kepada Yth,
Bapak/Ibu Calon Responden
Di RS Umum Daerah Karawang
Sebagai persyaratan tugas akhir mahasiswa program Sarjana Keperawatan STIKes
Kharisma Karawang, Saya akan melakukan penelitian tentang Hubungan
65
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama
Ruangan
64
Demikian pernyataan persetujuan ini saya buat untuk kepentingan penelitian serta
tidak ada paksaan dari pihak manapun.
No
Pernyataan
2
3
4
5
6
7
8
9
Serin
g
Jaran
g
Tidak
pernah
No
Pernyataan
64
Serin
g
Jaran
g
Tidak
pernah
3
4
5
6
7
Valid
Excluded(a)
15
0
%
100,0
,0
Total
15
100,0
N of Items
10
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
64
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Tidak
pernah
P1
P2
22,8667
22,9333
38,838
42,210
,747
,639
,883
,891
P3
22,8000
39,743
,807
,880
P4
22,6667
39,667
,646
,890
P5
22,6667
38,381
,751
,882
P6
22,8667
42,695
,591
,893
P7
23,1333
46,267
,202
,917
P8
22,9333
42,638
,596
,893
P9
22,8667
36,981
,846
,875
P10
22,8667
40,695
,710
,886
Valid
Excluded(a)
15
0
%
100,0
,0
Total
15
100,0
N of Items
7
Item-Total Statistics
VAR00001
VAR00002
Scale Mean if
Item Deleted
15,6000
15,7333
Scale
Variance if
Item Deleted
31,400
31,210
Corrected
Item-Total
Correlation
,792
,806
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
,965
,964
VAR00003
15,4667
30,981
,933
,954
VAR00004
15,8000
30,457
,822
,963
64
VAR00005
15,5333
30,267
,914
,955
VAR00006
15,4667
30,981
,933
,954
VAR00007
15,6000
31,400
,947
,954
Valid
Excluded(a)
15
0
%
100,0
,0
Total
15
100,0
N of Items
6
Item-Total Statistics
VAR00001
VAR00002
Scale Mean if
Item Deleted
12,7333
12,7333
Scale
Variance if
Item Deleted
22,352
21,781
Corrected
Item-Total
Correlation
,851
,914
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
,953
,945
VAR00003
12,6000
24,686
,862
,951
VAR00004
12,6667
22,381
,908
,945
VAR00005
12,6000
24,686
,862
,951
VAR00006
12,6667
24,095
,847
,952
Univariate
Statistics
Valid
Missing
Kepatuhan
Minum Obat
40
0
Std. Deviation
Kepatuhan
Diit
.50383
Kepatuhan
Kontrol
Tekanan
Darah
40
0
40
0
40
0
.50064
.49614
.49614
Valid
Patuh
Tidak patuh
Total
Frequency
18
22
Percent
45.0
55.0
Valid Percent
45.0
55.0
40
100.0
100.0
Cumulative
Percent
45.0
100.0
Kepatuhan Diit
Valid
Patuh
Tidak Patuh
Total
Frequency
23
17
Percent
57.5
42.5
Valid Percent
57.5
42.5
40
100.0
100.0
65
Cumulative
Percent
57.5
100.0
Kepatuhan Kontrol
Valid
Patuh
Tidak Patuh
Frequency
24
16
Percent
60.0
40.0
Valid Percent
60.0
40.0
40
100.0
100.0
Total
Cumulative
Percent
60.0
100.0
Tekanan Darah
Valid
Tidak Hipertensi
Hipertensi
Frequency
24
16
Percent
60.0
40.0
Valid Percent
60.0
40.0
40
100.0
100.0
Total
Cumulative
Percent
60.0
100.0
Minum Obat
40
0
Valid
Missing
Diit
Kontrol
40
0
40
0
Mean
22.6250
18.0500
17.9000
Median
23.0000
18.0000
18.0000
Mode
Std. Deviation
Sum
22.00
19.00
18.00
3.76684
3.09632
2.41576
905.00
722.00
716.00
Missing
N
Kepatuhan Minum Obat
* Tekanan Darah
Percent
40
Total
100.0%
Percent
0
Percent
.0%
40
100.0%
Tidak
Hipertensi
Kepatuhan Minum
Obat
Patuh
Count
% within Kepatuhan
Minum Obat
Tidak patuh
Count
% within Kepatuhan
Minum Obat
Total
Count
% within Kepatuhan Minum Obat
66
Hipertensi
16
18
88.9%
11.1%
100.0%
14
22
36.4%
63.6%
100.0%
24
16
40
60.0%
40.0%
100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Sig.
(2-sided)
.001
9.297
.002
12.442
.000
Value
11.380(b)
Pearson Chi-Square
Continuity
Correction(a)
Likelihood Ratio
df
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
.001
.001
11.096
N of Valid Cases
40
.001
Lower
Upper
14.000
2.539
77.208
2.444
1.374
4.350
.175
.046
.670
N of Valid Cases
40
Missing
N
Kepatuhan Diit *
Tekanan Darah
Percent
40
Total
100.0%
Percent
0
.0%
Percent
40
100.0%
Patuh
Count
% within Kepatuhan Diit
Tidak Patuh
Count
% within Kepatuhan Diit
Total
Count
% within Kepatuhan Diit
Chi-Square Tests
67
Total
Hipertensi
18
23
78.3%
21.7%
100.0%
11
17
35.3%
64.7%
100.0%
24
16
40
60.0%
40.0%
100.0%
Asymp. Sig.
(2-sided)
.006
5.835
.016
7.682
.006
Value
7.519(b)
Pearson Chi-Square
Continuity
Correction(a)
Likelihood Ratio
df
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
.009
.008
7.331
N of Valid Cases
40
.007
Lower
Upper
6.600
1.621
26.871
2.217
1.125
4.371
.336
.143
.787
N of Valid Cases
40
Missing
N
Kepatuhan Kontrol *
Tekanan Darah
Percent
40
Total
100.0%
Percent
0
.0%
Percent
40
100.0%
Patuh
Count
% within
Kepatuhan Kontrol
Tidak Patuh
Count
% within
Kepatuhan Kontrol
Total
Count
% within Kepatuhan Kontrol
68
Total
Hipertensi
19
24
79.2%
20.8%
100.0%
11
16
31.3%
68.8%
100.0%
24
16
40
60.0%
40.0%
100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square
Asymp. Sig.
(2-sided)
.002
7.296
.007
9.403
.002
Value
9.184(b)
Continuity
Correction(a)
Likelihood Ratio
df
8.954
N of Valid Cases
40
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
.004
.003
.003
Lower
Upper
8.360
1.971
35.461
2.533
1.190
5.391
.303
.130
.707
N of Valid Cases
40
69
70