PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Gagal ginjal kronik (GGK) adalah suatu sindrom klinis yang disebabkan
penurunan fungsi ginjal yang bersifat menahun, berlangsung progresif dan cukup
lanjut , serta bersifat persisten dan irreversible.
Menurut catatan medical record RS Fatmawati klien gagal ginjal kronik yang
dirawat di RS Fatmawati pada periode 1 Agustus 2003 31 Juli 2004 berjumlah
224 orang atau 6,73% dari 3327 penderita penyakit dalam yang dirawat, adapun
periode 1 Agustus 2004 31 Juli 2005 berjumlah 237 orang atau 6,03 % dari 3930
klien penyakit dalam yang dirawat, hal ini menunjukan penurunan jumlah
penderita gagal ginjal kronis yang dirawat sebesar 0,33 %, namun demikian
masalah keperawatan yang sering timbul pada gagal ginjal kronik cukup
kompleks, yang meliputi : kelebihan volume cairan, perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh, kecemasan, penurunan cardiac out put, gangguan mobilitas
fisik, konstipasi / diare, resiko tinggi injuri perdarahan, perubahan proses pikir dan
kurangnya pengetahuan.
Dalam mengatasi berbagai permasalahan yang timbul pada pasien gagal
ginjal kronik, peran perawat sangat penting, diantaranya sebagai pelaksana,
pendidik, pengelola, peneliti, advocate. Sebagai pelaksana, perawat berperan
dalam memberikan asuhan keperawatan secara profesional dan komprehensif
yang meliputi : mempertahankan pola nafas yang efektif, mempertahankan
keseimbangan cairan dan elektrolit, meningkatkan asupan nutrisi yang adekuat,
meningkatkan aktivitas yang dapat ditoleransi dan mencegah injury.
Sebagai pendidik perawat memberikan pendidikan kesehatan, khususnya
tentang perbatasan diet, cairan, dll. Perawat sebagai pengelola, yaitu perawat
harus membuat perencanaan asuhan keperawatan dan bekerja sama dengan tenaga
kesehatan lainnya sehingga program pengobatan dan perawatan dapat berjalan
dengan baik. Peran perawat sebagai peneliti adalah menerapkan hasil penelitian di
bidang keperawatan untuk meningkat mutu asuhan keperawatan. Peran perawat
sebagai advocate adalah membela hak klien selama perawatan, seperti hak klien
73
C. TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan ini dibedakan menjadi dua yakni :
A. Tujuan umum
Tujuan penulisan
73
patofisiologi
pathway,
manifestasi
klinis,
komplikasi,
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. ANATOMI DAN FISIOLOGI
73
1. ANATOMI
Manusia memiliki sepasang ginjal. Dua ginjal terletak pada dinding
posterior abdomen, diluar rongga peritoneum. Sisi medial setiap ginjal merupakan
daerah lekukan yang disebut hilum tempat lewatnya arteri dan vena renalis, cairan
limfatik, suplai saraf , dan ureter yang membawa urine akhir dari ginjal ke
kandung kemih, tempat urine disimpan hingga dikeluarkan. Ginjal dilengkapi oleh
kapsul fibrosa yang keras untuk melindungi struktur dalamnya yang rapuh. Posisi
ginjal kanan sedikit lebih rendah dari posisi ginjal kiri karena ginjal kanan
tertekan oleh organ hati. Kedua ginjal terletak di sekitar vertebra T12 hingga L3,
sebagian dari bagian atas ginjal terlindungi oleh iga ke sebelas dan dua belas.
Bentuk makroskopis ginjal pada orang dewasa, bentuknya seperti kacang
polong dengan ukuran panjang ginjal adalah sekitar 12 sampai 13 cm (4,7 hingga
5,1 inci), lebarnya 6 cm (2,4 inci), tebalnya 2,5 cm (1 inci), dan beratnya sekitar
125- 150 gram, kira-kira seukuran kepalan tangan. Masing-masing ginjal manusia
terdiri dari kurang lebih satu juta nefron, masing-masing mampu membentuk
urine. Ginjal tidak dapat membentuk nefron baru. Oleh karena itu, pada trauma
ginjal, penyakit ginjal, atau proses penuaan yang normal akan terjadi penurunan
jumlah nefron secara bertahap.
Ginjal dibungkus oleh jaringan fibrus tipis dan mengkilat yang disebut
kapsula fibrosa (true kapsul) ginjal dan di luar terdapat jaringan lemak parirenal.
Disebelah
cranial
ginjal
terdapat
kelenjar
anak
ginjal
atau
glandula
73
yang dapat digambarkan yaitu korteks dibagian luar dan medula dibagian dalam.
Medula ginjal terbagi menjadi beberapa masa jaringan berbentuk kerucut yang
disebut piramida ginjal
Dasar dari setiap piramida dimulai pada perbatasan antara korteks dan
medula serta di akhiri pada papila, yang menonjol ke dalam ruang pelvis ginjal
yaitu sambungan berbentuk cerobong dari ujung akhir ureter. Ginjal dibungkus
oleh lapisan jaringan ikat longgar yang disebut kapsula
Dibawah ini terdapat gambar tentang anatomi fisiologi ginjal
73
Masing-masing ginjal manusia terdiri dari kurang lebih satu juta nefron,
masing-masing mampu membentuk urine. Ginjal tidak dapat membentuk nefron
baru. Oleh karena itu, pada trauma ginjal, penyakit ginjal, atau proses penuaan
yang normal akan terjadi penurunan jumlah nefron secara bertahap. Setiap nefron
terdiri dari glomerulus dan tubulus.
Glomerulus terdiri dari sekumpulan kapiler glomerulus yang dilalui
sejumlah besar cairan yang difiltrasi dari darah. Glomerulus tersusun dari suatu
jaringan kapiler glomerulus yang bercabang dan beranastomosis, yang
mempunyai tekanan hidrostatik tinggi (kira-kira 60 mmHg) bila dibandingkan
dengan kapiler lainnya. Kapiler glomerulus dilapisi oleh sel- sel epitel, dan
keseluruhan glomerulus dibungkus dalam kapsula bowman. Sedangkan tubulus
merupakan tempat cairan hasil filtrasi diubah menjadi urin dalam perjalanannya
menuju pelvis ginjal.
Meskipun setiap nefron mempunyai semua komponen seperti yang
digambarkan diatas, tetapi tetap terdapat beberapa perbedaan, bergantung pada
seberapa dalam letak nefron pada massa ginjal. Nefron yang memiliki glomerulus
dan terletak di korteks sisi luar disebut nefon kortikal; nefron tersebut mempunyai
ansa henle pendek yang hanya sedikit menembus ke dalam medula.
Kira-kira20-30% nefron mempunyai glomerulus yang terletak di korteks
renal sebelah dalam dekat medula, dan disebut nefron jukstamedular; nefron ini
mempunyai ansa henle yang panjang dan masuk sangat dalam ke medula.
Perbatasan pelvis sebelah luar terbagi menjadi kantong dengan ujung terbuka
yang disebut kalises mayor, yamg meluas kebawah dan terbagi menjadi kalise
minor, yang mengumpulkan urin dari tubulus setiap papila
Dinding kalises, pelvis, dan ureter terdiri dari elemen elemen kontraktil
yang mendorong urin menuju kandung kemih, dimana urin disimpan sampai
dikeluarkan melalui mikturitis Dalam setiap pyramid ginjal terdapat berjuta- juta
nefron. Nefron merupakan satuan fungsional ginjal mengandung kira-kira 1,3 juta
nefron dan tiap nefron dapat membentuk urin sendiri Selama 24 jam dapat
menyaring 170 liter darah.
2. FISIOLOGI
73
Pada manusia, ginjal merupakan salah satu organ yang memiliki fungsi
vital yang berfungsi untuk mengatur keseimbangan air dalam tubuh. Ginjal
melakukan fungsinya yang paling penting ini dengan cara menyaring plasma dan
memisahkan zat filtrat dengan kecepatan yang bervariasi, brgantung pada
kebutuhan tubuh. Kemudian zat- zat yang dibutuhkan oleh tubuh akan
dikembalikan ke dalam darah dan yang tidak dibutuhkan oleh tubuh akan
dikeluarka melalui urine.
Selain fungsi yang telah dijelaskan, ginjal juga mempunyai fungsi multiple
yang lainnya, diantaranya yaitu mengeksresikan produk sisa metabolik dan bahan
kimia asing, pengaturan keseimbangan air dan elektrolit, pengaturan osmolalitas
cairan tubuh dan konsentrasi elektrolit, pengaturan tekanan arteri, pengaturan
keseimbangan asam-basa, sekresi, metabolisme, dan eksresi hormon serta untuk
proses glukoneogenesis.
Proses pembentukan urine juga dilakukan oleh nefron yang merupakan
bagian dari ginjal. Proses pembentukan urine terjadi melalui tiga tahapan yaitu
filtrasi di glomerulus, reabsorpsi di tubulus dan eksresi di tubulus.
73
Gambar 2.2
Gambar nefron yang memperlihatkan struktur glomerulus dan tubulus
(Sumber: Smeltzer, 2002: 1366)
Pada saat cairan, darah, serta zat-zat masuk ke dalam ginjal, semua bahanbahan itu akan difiltrasi di dalam glomerulus dan selanjutnya akan mengalir ke
dalam kapsula bowman dan masuk ke tubulus proksimal yang terletak di dalam
korteks ginjal.
Dari tubulus proksimal, cairan akan mengalir ke ansa henle yang masuk ke
dalam medula renal, cairan masuk ke makula densa dan kemudian ke tubulus
distal, dari tubulus distal cairan masuk ke tubulus renalis arkuatus dan tubulus
koligentes kortikal dan masuk ke duktus yang lebih besar yaitu duktus koligentes
medula.
Duktus koligentes bergabung membentuk duktus yang lebih besar yang
mengalir menuju pelvis renal melalui papila renal. Dari pelvis renal, urine akan
terdorong ke kandung kemih melalui saluran ureter dan dikeluarkan melalui
uretra. Dibawah ini adalah gambaran tentang proses pembentukan urine.
73
Bagan II.1
Mekanisme Pembentukan Urine
B. DEFINISI
73
Gagal ginjal kronik (GGK) adalah suatu sindroma klinis yang disebab kan
oleh penurunan fungsi ginjal yang bersifat menahun berlangsung progresif dan
cukup lanjut, hal ini terjadi bila laju filtrasi glomerular kurang dari 50 mL/min.
Gagal ginjal kronik merupakam gangguan fungs renal yang progresif dan
irreversibel
dimana
kemampuan
tubuh
gagal
untuk
memepertahankan
73
lanjut, hal ini terjadi bila laju filtrasi glomerular kurang dari 50 mL/min (Suyono,
et al, 2001).
Gagal ginjal kronis merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan
irreversibel dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme
dan keseimbangan cairan dan elektrolit sehingga terjadi uremia. (Smeltzer &
Bare, 2001)
Gagal ginjal kronis (GGK) ditandai oleh kerusakan fungsi ginjal secara
progresif dan irreversibel dalam berbagai periode waktu, dan beberapa bulan
hingga beberapa dekade. Gagal ginjal kronis terjadi karena sejumlah keadaan
nefron tidak berfungsi secara permanen dan penurunan laju filtrasi glomerulus
(GFR) (Chang, dkk, 2010).
Gagal ginjal kronik merupakan penurunan faal ginjal yang menahun yang
umumnya tidak riversibel dan cukup lanjut. (Suparman, 1990: 349).
Gagal ginjal kronik merupakan perkembangan gagal ginjal yang progresif
dan lambat, biasanya berlangsung dalam beberapa tahun (Lorraine M Wilson,
1995: 812).
Gagal ginjal kronik biasanya akibat akhir dari kehilangan fungsi ginjal
lanjut secara bertahap (Doenges, 1999: 626)4
mampu
73
status kronis atau penyakit yang menetap sangat lamban dan menunggu beberapa
tahun. (Barbara C Long, 1996: 368)5
Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir (ESRD) merupakan
gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversible dimana kemampuan tubuh
gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan
elektrolit,menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam
darah). (Brunner & Suddarth, 2001: 1448)6
Gagal ginjal kronik merupakan perkembangan gagal ginjal yang progresif
dan lambat,biasanya berlangsung beberapa tahun. (Price, 1992: 812)7
Gagal ginjal kronik adalah destruksi struktur ginjal yang progresif dan terus
menerus. Gagal ginjal kronik dapat timbul dari hampir semua penyakit. (Elizabeth
J. Corwin, 2001)
Gagal ginjal kronik adalah penurunan fungsi ginjal yang bersifat persisten
dan irreversibel (Arif Mansjoer, 1999).
73
kronik
1. Kerusakan ginjal > 3 bulan, yaitu kelainan struktur atau fungsi ginjal, dengan
atau tanpa penurunan laju filtrasi glomerulus berdasarkan:
- Kelainan patologik
- Petanda kerusakan ginjal seperti proteinuria atau kelainan pada pemeriksaan
pencitraan
2. Laju filtrasi glomerulus < 60 ml/menit/1,73m selama > 3 bulan dengan atau
tanpa kerusakan ginjal
73
GAGAL
GINJAL
KRONIS
BERDASARKAN
PENYAKIT PENYEBABNYA9
a. Tekanan Darah Tinggi
Hipertensi yang berlangsung lama dapat mengakibatkan perubahan
perubahan stuktur pada arteriol diseluruh tubuh, ditandai dengan fibrosis dan
hialinisasi (sklerosis) d idingding pembuluh darah. Organ sasaran utama organ ini
adalah jantung, otak, ginjal dan mata.
www.google.com
73
dari iskemia renal. Ginjal mengecil, biasanya simetris dan permukaan berlubang
lubang dan berglanula. Secara histology lesi yang esensial adalah sklerosis arteri
arteri kecilserta arteriol yang paling nyata pada arteriol eferen. Penyumbatan arteri
dan arteriol akan menyebabkan kerusakan glomerulus dan atrofi tubulus, sehingga
seluruh nefron rusak (price, 2005:933).
b.
Glomerulonefritis
Glomerulonefritis terjadi karena adanya peradangan pada glomerulus yang
diakibatkan karena adanya pengendapan kompleks antigen antibody. Reaksi
peradangan diglomerulus menyebabkan pengaktifan komplemen, sehingga terjadi
peningkatan aliran darah dan peningkatan permeabilitas kapiler glomerulus dan
filtrasi glomerulus. Protein-protein plasma dan sel darah merah bocor melalui
glomerulus.
Glomerulonefritis dibagi menjadi dua yaitu:
1) Gomerulonefritis Akut :
Glomerulonefritis akut adalah peradangan glomerulus secara mendadak.
2) Glomerulonefritis Kronik
Glomerulonefritis kronik adalah pradangan yang lama dari sel-sel
glomerulus. (Price, 2005. 924)
c.
73
: BUKU
2.
Penyakit
peradangan
(Glomerulonefritis)
primer
dan
sekunder.
73
Sebaliknya,
GGK
dapat
menyebabkan
hipertensi
melalui
5.
6.
7.
Nefropati toksik
8.
73
( ARIF
Banyak kondisi klinis yang bisa menyebabkan terjadinya gagal ginjal kronik.
Akan tetapi, apa punsebabnya, respons yang terjadi adalah penurunan fungsi
ginjal secra progresif. Kondisi klinis yang memungkinkan dapat mengakibatkan
GGK bisa di sebabkan dari ginjal sendiri dan dari luar ginjal.
1. penyakit dari ginjal
a. penyakit pada saringan ( glomerulus ) : glomerulunefritis
b. infeksi kuman : pyelonefritis , ureteritis.
c. Batu ginjal : nefrolitiasis
d. Kista di ginjal : polystis kidney
e. Trauma langsung pada ginjal
f. Keganasan pada ginjal
g. Sumbatan : batu, tumor, penyemptan / striktur
2. penyakit umum di luar ginjal
a. penyakit sistemik :diabets militus , hipertensi, kolesterol
tinggi
b. dyslipedemia
c. SLE
d. Infeksi di badan : TBC paru, sifilis, malaria, hepatitis
e. Preklamsi
f. Obat-obatan
g. Kehilangan banyak cairan yang mendadak ( luka bakar )
E. FAKTOR RESIKO
73
Faktor risiko gagal ginjal kronik, yaitu pada pasien dengan diabetes melitus
atau hipertensi, obesitas atau perokok, berumur lebih dari 50 tahun, dan individu
dengan riwayat penyakit diabetes melitus, hipertensi, dan penyakit ginjal dalam
keluarga (National Kidney Foundation, 2009)11
F. KLASIFIKASI
Klasifikasi Gagal Ginjal Kronik 12
11
12
LFG
(ml/menit)
www.google.com
Buku ilmu penyakit dalam
73
Manifestasi
80-50
50-30
Tidak ada
Hipertensi,
hiperparatiroidisme
Sedang
10-29
sekunder
Berat
<10
s.d.a + anemia
s.d.a + retensi air dan
Terminal
(tahap akhir)
<5
denganedema
metabolic,
hiperkalemia,
kematian
keterangan : LFG- Laju Filtrasi Glomerular
Pembedaaan ini tidak selalu sama diseluruh dunia, tetapi ada baiknya
dibedakan satu sama lain untuk mencegah kesimpangsiuran. Istilah azotemia
menunjukkan peningkatan kadar ureum dan kreatinin darah, akan tetapi belum ada
gejala gagal ginjal yang nyata. Sedangkan uremia adalah fase simtomatik gagal
ginjal dimana gejala gagal ginjal dapat dideteksi dengan jelas.
STADIUM GAGAL GINJAL KRONIK:
13
73
1. Penurunan cadangan ginjal, yang terjadi apabila GFR turun 50% dari
normal
2. Insufisiensi ginjal, yang terjadi apabila GFR turun menjadi 20-35% dari
normal. Nefron-nefron yang terrsisa sangat rentan mengalami kerusakan
sendiri karena beratnya beban yang mereka terima.
3. Gagal ginjal, yang terjadi apabila GFR kurang dari 20 % normal. Semakin
banyak nefron yang mati
4. Gagal ginjal terminal, yang terjadi apabila GFR menjadi kurang dari 5%
dari normal. Hanya sedikit nefron fungsional yang tersisa. Pada seluruh
ginjal ditemukan jaringan parut yang atropi tubulus.
penyakit
ginjal
ini,
tujuan
pengobatan
adalah
untuk
www.google.com
73
C. STADIUM 3:
Penurunan lanjut pada LFG (30-59). Saat GGK sudah berlanjut pada
stadium ini, anemia dan masalah tulang menjadi semakin umum. Kita
sebaiknya bekerja sama dengan dokter untuk mencegah atau mengobati
masalah ini.
D. STADIUM 4:
Penurunan berat pada LFG (15-29). Teruskan pengobatan untuk
komplikasi GGK dan belajar semaksimal mungkin mengenai pengobatan
untuk kegagalan ginjal. Masing-masing pengobatan membutuhkan
persiapan. Bila kita memilih hemodialisis, kita akan membutuhkan
tindakan untuk memperbesar dan memperkuat pembuluh darah dalam
lengan agar siap menerima pemasukan jarum secara sering. Untuk dialisis
peritonea, sebuah kateter harus ditanam dalam perut kita. Atau mungkin
kita ingin minta anggota keluarga atau teman menyumbang satu ginjal
untuk dicangkok.
E. STADIUM 5:
Kegagalan ginjal (LFG di bawah 15). Saat ginjal kita tidak bekerja cukup
untuk menahan kehidupan kita, kita akan membutuhkan dialisis atau
pencangkokan ginjal.
73
kelainan
ginjal
dengan
LFG
dengan
LFG
antara
30-59
mL/menit/1,73m2
4. Stadium 4
kelainan
ginjal
antara
15-
29mL/menit/1,73m2
5. Stadium5
73
GAGAL
GINJAL
KRONIK
MENURUT
BUKU
15
73
A. STADIUM 1
Penurunan cadanagn ginjal ( faal ginjal antara 40%- 75% ). Tahap inilah
yang paling ringan ; faal ginjal masih baik. Pada tahap ini penderita belum
merasakan gejala-gejala dan pemeriksaan laboratorium ginjal masih dalam
batas normal. Selam tahap ini kreatinin serum dan kadar BUN ( Blood
Urea Nitrogen ) dalam batas normal dan penderita asimtomatik. Gangguan
fungsi ginjal mungkin hanya dapat di ketahui dengan memberikan beban
kerja yang berat , seperti tes pemekatan kemih yang lama atau dengan
mengadakan test GFR yang teliti.
B. STADIUM II
Insufiensi ginjal ( faal ginjal antara 40 % - 75% ). Tahap ini penderita
dapat melakukan tugas seperti biasa padahal daya atau konsentrasi ginjal
menurun. Pengobatan harus cepat dalam hal mengatasi kekurangan cairan,
kekurangan garam, gangguan jantung dan pencegahan pemberiann obatobatan yang bersifat mengganggu faal gujal. Bila langkah-langkah ini
dilakukan secepatnya dengan tepat, dalm mencegah penderita masuk ke
tahap yang lebih berat. Pada tahap ini lebih dari 75% jaringan yang
berfungsi telah rusak. Kadar BUN baru mulai meningkat di ats batas
normal. Peningkatan konsetrasi BUN ini berbeda-beda, tergantung dari
kadar protein dalam diet. Kadar kreatinin serum mulai meningkat melebihi
kadar normal .
Poliuria akibat gagal ginjal biasanya lebih besar padapenyakit yang
menyerang tubulus meskioun poliurea bersifat sedang dan jarang lebih
dari 3 liter/ hari. Biasanya di temukan anemia pada gagal ginjal dengan
faal ginjal antara 5%-25%. Faal ginjal jelas sangat menurun dan timbul
gejla kekurangan darah., tekanan darah akan naik, aktivitas penderita akan
terganggu.
C. STADIUM III
73
Urem gagal ginjal ( faal ginjal kurang dari 10 % ). Semua gejala sudah
jelas dan penderita masuk dalam keadaan tidak dapat melakukan tugas
sehar-hari sebagaimann mestinya. Gejala yang tibul antara lain mual,
muntah, nafsu makan berkurang, sesak nafas, pusing, sakit kepala, air
kemih kurang, kurang tidur, kejangkejang dan akjirnya terjadi penurunan
kesadaran sampai koma. Stadium akhir timbul sekitar 90% dari massa
nefron telah hancur. Nilai GFR nya 10 % dari keadaan normal dan kadar
kreatinin mungkin. Sebesar 5-10 ml/ menit atau kurang. Pada keadaan ini
kreatini serum dan kadar BUN akan meningkat dengan sangat mencolok
sebagai penurunan. Pada stadium akhir gagal ginjal, penderita mulai
merasakan gejala yang cukup parah karena gunjal sudah tidak sanggup
lagi untuk mempertahankan homeostatis cairan dan elektrolit dalam tubuh.
Penderitabiasanya menjadi oliguri ( pengeluaran kemih ) kurang dari 500/
hari karena kegagalan glomerulus meskipun proses penyakit mula- mula
menyerang tubulus ginjal, kompleks menyerang tubuus ginjal, kompleks
perubahan biokimia dan gejala-gejala yang dinamakan sindrome uremik
memengaruhi setiap sistem dalam tubuh. Pada stadium akhir ini gagal
ginjal, penderita pasti akan meninggal kecuali ia mendapatkan pengobatan
dalam pengobatan dalam bentuk transplantasi ginjal atau dialisis .
73
73
pembentukan jaringan parut dan aliran darah ke ginjal akan berkurang. Pelepasan
renin akan meningkat bersama dengan kelebihan beban cairan sehingga dapat
menyebabkan hipertensi. Hipertensi akan memperburuk kondisi ginjal, dengan
tujuan agar terjadi peningkatan filtrasi protein-protein plasma. Kondisi akan
bertambah buruk dengan semakij banyak terbentuk jaringan parut, sebagai respon
dari kerusakan nefron dan secara progresif fungsi ginjal menurun drastis dengan
manifestasi penunpukan metabolit-metabolit yang seharusnya di keluarkan dari
sirkulasi sehingga akan terjadi sindrome uremia berat yang memberikan banayk
menifestasi pada setiap organ tubuh.
73
Sindrom uremik
Volume cairan
Hipernatremia
Aktivasi SRAA
Hiperkalemia
Asidosis metabolik
pH
hiperpospatemia
Hipertensi sistemik
hipokalsemia
Respon hiperkalemia
Kerusakan impuls
saraf
Beban
kerja
Kelebihan
Volume
jantung
cairan
Pernafasan
Kussmaul
Letargi, kesadaran
Gangguan konduksi
Elektrikal otot
ventrikel
Gangguan
pola nafas
73
Curah jantung
Aritmia
Risiko tinggi
kejang
Penurunan perfusi
serebral
Penurunan curah
jantung
Penurunan perfusi
jaringan
Perubahan proses
pikir
Respon hipokalsemia
PTH
Osteodistrofi ginjal
73
Sindrom uremik
Respon
hematologi:
produksi eritrooietin
trombositopenia
Respons mukoloskeletal.
Ureum pada jaringan
otot
Restless Leg
Sindrom. Burning
Feet sindrom.
Miopati, Kram,
kelemahan fisik
merah
Nyeri
otot
Pembekuan darah
Intoleransi
aktvitas
Anemia
normositik ,
normokromik
Respons
gastrointestinal
yaitu: Ureum pada
saluran
cerna
(factor
uremik),
Peradangan mukosa
Nafas bau
ammonia,
syomatitis, ulkus
lambung
Mual, muntah,
anoreksia
Pemenuhan nutrisi
kurang dari
kebutuhan
Risiko
cedera
Respons system
perkemihan :
kerusakan nefron ,
kehilangan libido
Respons endokrin,
gangguan
metabolisme,
Glukosa dan lemak
Respons
integument, Ureum
pada jaringan kulit
Gangguan
pemenuhan
seksual
Hiperglikemia,
Hipertrigeliseride
mia
Pucat,
Hiperpigmentasi,
perubahan rambut
dan kuku, pruritus,
Kristal uremik, kulit
kering dan pecah,
Respons
psikologis,
prognosis
penyakit,
tindakan dialisa,
koping
Gangguan konsep diri (gambarab
diri) , kecemasan, pemenuhan
informasi
73
Gangguan
Integritas Kulit
2. Kulit
17
73
73
osteodistrofi
renal,
yaitu
osreomalasia,
osteitis
fibrosa,
73
sehingga
tidak
mampu
73
hiperfosfatemia
dan
hipokalsemia
terjadi
sehingga
timbul
73
19
20
21
73
KLINIS
MENURUT
BUKU
APLIKASI
ASUHAN
73
6. Anemia ; aneia yang menyertai gagal ginjal akut merupakn kondisi yang
kemungkinan terjadi akibat peneruan produksi eritropoietin yang di
hasilkan ginjal.
MANIFESTA
SISTEM TUBUH
MANIFESTASI
SI
Asidosis
SALURAN
Anoreksia, mual,
metabolik
CERNA
muntah,
nafas
HCO3
bau amoniak
serum 18- 20
Mulut kering
mEq/ L)
Perdarahan
Azotemia
saluran cerna
Diare stomatitis,
penurunan
GFR,
parotitis.
menyebabkan
22
73
peningkatan
BUN
dan
kreatinin )
Hiperkalemia
Retensi Na
Hipermagnesia
BERKEMIH
Hiperurisemia
Poliuria,
Protein,
sintesis
berlanjut
abnormal
menuju
Hiperglikemia,
oliguri,
SEX
METABOLISME
lalu
kebutuhan insulin
anuri.
menurun
Nokturia
Lemak,
BJ urine 1,010
peningkatan
Proteinuri
Libido hilang. NEUROMUSKUL
kadar trigliserid
Mudah lelah, otot
Amenore,
mengecil
ER
dan
impotensi dan
lemah
sterilitas
SSP : penurunan
ketajaman
mental,
konsentrasi
buruk, kekacauan
mental, koma.
Otot
GANGGUAN
berkedut,
kejang.
Hiperfosfatemia,
KARDIOVASKUL
Hipertensi,
ER
hipokalsemia,
ensefalopati
hiperparatiroidis
hipertensif,
me.
beban sirkulasi
Deposit
73
garam
berlebihan,
kalsium
edema,
sendi, pembuluh
gagal
jantung
darah,
kongestif, dan
dan
distritmia
Konjugtivitis
(
PERNAFASAN
Kussmaul,
edema
jantung
paru-paru.
uremia
mata
merah )
Pucat, pruritos,
KULIT
dispnea,
kristal
paru,
uremia,
pneumonitis
Anemia,
HEMATOLOGIK
pada
memar.
hemolisis,
kecendrungan
perdarahan,
risiko infeksi
2.9 KOMPLIKASI
Menurut Smeltzer (2000), komplikasi potensial gagal ginjal kronik yang
memerlukan pendekatan kolaboratif dalam perawatan, mencakup :23
1. Hiperkalemia
akibat
penurunan
ekskresi,
asidosis
metabolik,
:efusi perikardial
4. Anemia
5. Penyakit tulang
23
73
aluminium.
2.10 PENATALAKSANAAN
PENATALAKSANAAN GAGAL GINJAL KRONIK 24
1. OBAT-OBATAN
Antihipertensi, suplemen besi, agen pengikat fosfat, suplemen
kalsium, furosemid ( membantu berkemih ), transfusi darah.
2.INTAKE CAIRAN DAN MAKANAN
a. minum yang cukup
b. pengaturan diet rendah protein (0,4-0,8 gram/kg BB ) bisa memperlambat
perkembangan gagal ginjal kronik.
c. Asupan garam biasanya tidak terbatas kecuali jika terjadi edema
( penimbunan cairan di dalam jaringan ) atau hipertensi
d. Tambahan vitamin B dan C di berikan jika penderita menjalani diet ketat
atau menjalani dialisa
e. Pada penderita gagal ginjal kronik biasanya kadar trigliserida dalam darah
tinggi . hal ini akan mengakibatkan resiko terjadinya komplikasi, seperti
stroke dan serangan jantung. Untuk menurunkan kadar trigliserida, di
berikan gemfibrozil.
f. Kadang asupan cairan di batasi untu mencegah terlalu rendahnya kadar
garam ( natrium ) dalam darah.
g. Makanan kaya kalium harus di hindari. Hiperkalemia ( tingginya kadar
kalium dalam darah ) sangat berbahaya karena menungkatkan resiko
terjadinya gangguan iram ajantung dan cardiac arrest.
h. Jika kadar kalium tinggi terlalu tinggi maka di berikannatrium polisteren
sulfonat untuk mengikat kalium sehingga kalium daat di buang bersama
tinja.
i. Kadar fosfat dalam darah di kendalikan dengan membatasi asupan
makanan kaya fosfat ( misalnya produk olahan susu, hati,polong, kacangkacangan dan minuman ringan )
3. Hemodialisis
24
73
PERALATAN
a.dialiser ( dialyzer )
b.dialisat atau cairan dialisis
c.asesori peralatan
TRANSPLANTASI GINJAL
transplantasi ginjal adalah suatu mertode terapi dengan cara
memanfaatkan sebuah ginjal sehat ( yang di peroleh melalui proses
pendonoran ) melalui prosedur pembedahan. Ginjal sehat dapat berasal dari
individu yang masih hdup ( donor hidup ) atau yang baru saja meninggal ( donor
kadaver ). Ginjal cangkokan ini selnajutnaya akan mengambil alih fungsi kedua
giinjal yang sudah rusak.
73
73
dengan
demikian
diharapkan
progresivitas
akan
diperlambat.
c. Restriksi fosfor, untuk mencegah hiperparatiroidisme sekunder.
d. Mengurangi proteinuria, terdpat korelasi antara protrinuria dan
penurunan fungsi ginjal terutama pada glomerulonephritis kronik dan
diabetes, penghambatan ACE dapat mengurangi ekskresi protein.
e. Mengendalikan hyperlipidemia. Telah terbukti bahwa hyperlipidemia
yang tidak terkendali dapat mempercepat progresivitas gagal ginjal.
Pengobatan meliputi diet, olahraga. Pada peningkatan yang berlebihan
diberikan obat-obat penurun lemak darah.
2. Mencegah kerusakan ginjal lebih lanjut
a. Pencegahan kekurangan cairan
26
73
73
cairan
keruang
interstisial
menyebabkan
edema.
73
dari
makanan.
Untuk
mengatasi
kegawatan
akibat
menit.
Insulin dan glukosa: 6 unit insulin dan glukosa 50 g dalam waktu 1
jam.
Kayexalate (resin pengikat kalium) 25-50 gram oral atau rektal.
Bila hyperkalemia tidak dapat diatasi dengan obat-obatan, maka
73
www.google.com
73
A. STADIUM I DAN II
Cek serum kretinin dan protein dalam urine secaraberkala. Dapat
menunjukkan seberapa juah kerusakan gnjal penderita.
Bagi GGk stadium di anjurkan untuk :
a. Melakukan diet sehat diantaranya :
1. Mengkonsunsi roti dan sereal gandum whole grain, buah segar dan
syur-syuran
2. Pilih asupan rendah kolesterol dan lemak.
3. Batasi asupn makan olahan yang banyak mengandung kadar gula dan
sodium tinggi
4. Batasi penggunaan garam dan racikan ang mengandung sodium tinggi
saat masak makanan
5. Pertahankan kecukupan kalori
6. Pertahan berat tubuh ideal
7. Aspan kalium dan fosfor biasanya tidak dibatasi kecuali bagi yang
kdar di dalam darah di atas normal
b. Pertahankan tekanan darah dalam level normal yaitu :
1. 125/75 mmHg bagi penderita diabetas
2. 130/85 mmHg bagi penderita non diabetes dan non proteinuria
3. 125/75 mmHg bagi penderita diabetes dengan proteinuria
c. Pertahankan kadar gula darah pada level normal
d. Lakukan pemeriksaan rutin ke dokter termasuk melakukan cek serum
kreatini untuk mendapakan nilai GFR
e. Minum obat-obat ang diresepkan oleh dokter
f. Olahraga teratutr
g. Berhenti merokok
B. STADIUM 3
Penderita GGK stadium 3 di sarnkan untuk memeriksakan diri ke ahli ginjal
hipertensi ( nephrolog ).Dokter akan memberikan rekomendasi terbaik serta terapi
yang bertujuan untuk memperlambat laju penurunan fungsi ginjl. Selain itu jug di
sarankan untuk meminta bantuan ahli gizi untuk mendapatkan perencanaan diet
yang tepat. Penderita GGK pada stadium ini biasanya akan di minta untuk
menjaga kecukupan protein namun tetap mewaspadai kadar fosfor yng ada dalam
makanan tersebut, karena menjaga kadarfosfor dalam dalam tetp rendah penting
73
bagi kelangsungan fungsi ginjal. Selain itu penderita juga harus membatasiasupan
kalsium apabila kandungn darah darah terlalu tinggi. Tidak ada pembatasan
kalium kecuali di dapati kadardi dalam darah di ats normal. Membatasi
karbohidrat biasanyajugadi njurkan bagi penderita yang mempunyai DM.
Mengontrol minuman di perlukan selian pembatasab sodiumuntuk penderita
hipertensi .
a. Penderita GGk stadium 3 dianjurkn melakukan diet sehat atara lain :
1. Mengkonsunsi roti dan sereal gandum whole grain, buah segar dan
syur-syuran.namun konsumsi beberapa sayuran , buah dan sereal
gandum perlu di atasi apabila kadar kalium dan fosfor dalam tubuh di
atas normal
2. Pilih asupan rendah kolesterol dan lemak
3. Jaga asupan protein sesuai kecukupan gizi yang dianjurkan untuk oang
sehat yaitu 0,8 gram protein /kg BB
4. Batasi asupan makan olahan yang banyak mengandung kadar gula dan
sodium tinggi
5. Pertahankan BB ideal salah satu dengan melakukan olahraga
6. Jaga asupan kecukupan protein , namun perludi perhatikan konsumsi
makanan yang mengandung kadar protein tinggi
7. Asupan vitamin D dan zat besi di sesuiakan dengan kebutuhan
8. Membatasiasupan fosfor dan kalsim dankalium pabila kadar dalam
darah diatsnormal.
b. Penderita GGK stadium 3biasanya akan diminta untuk melkukan kontrol
setiap 3-6 bulan supaya dokter dapat memonitor komplikasi lainnya
sepertihipertensi dan diabetes.
C. STADIUM 4
Penderita GGK stadium 4 diharuskan segera memeriksa untuk memeriksakan
diri ke ahli ginjal hipertensi ( nephrolog ),
73
akses sirkulas darah di dalam tubuh pasien sehingga darah adapat di pompa ke
mesin hemodialisis.
Seseorang yang menderita GGk stadium 4 juga diharuskan berkonsultasi
untuk ahli gizi, karena diet bagi penderita GGKstadium 4 merupakan hal yang
tidak terpusakan dan sangatpentig bagi keberhasilan terapi. Ahli gizi akan
menganjurka mengurangi asupan protein
73
73
menimbulkan
penumpukan
di
dalam
rongga
badan
dan
dapat
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN GAGAL GINJAL KRONIK
1.1 PENGKAJIAN
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu
proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk
mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien (iyer at al, 1996). tahap
pengkajian merupakan dasar utama dalam memberikan asuhan keperawatan
sesuai dengan kebutuhan individu. oleh karena itu pengkajian yang akurat,
lengkap, sesuai dengan kenyataan,
merumuskan
suatu
diagnosa
kebenaran data
keperawatan
dan
pelayanan
Jenis Kelamin
Umur
Alamat
Agama
73
Status Perkawinan
Pendidikan
Pekerjaan
Asuransi
Golongan Darah
No. Register
Tanggal MRS
Diagnosa Medis
Pekerjaan
Umur
1. RIWAYAT KESEHATAN/KEPERAWATAN
a. KELUHAN UTAMA
Keluhan utama yang biasanya didapatkan biasanya bervariasi, mulai dari BAK
yang keluar sedikit sampai tidak dapat BAK, gelisah sampai penurunan
kesadaran, tidak selera makan , mual, muntah, kulit terasa kering, mudah lelah
walaupun tidak melakukan aktivitas , napas berbau tidak enak dan gatal pada
kulit dan biasanya pasien juga mengeluhkan adanya pembengkakakn pada bagian
tubuh tertentu ( lebih dominan pada kaki ). biasanya juga klien dengan gagal
ginjal kronik akan mengeluhkan sesak nafas walaupun tidak melakukan aktivitas .
b. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
Mengkaji keluhan kesehatan yang dirasakan pasien pada saat dianamnesa
meliputi paliative, provokativ, kualiti, kuantity, region, severity scale dan time.
Untuk kasus gagal ginjal kronis kaji omset penurunan pengeluaran BAK ,
penurunan kesadaran, perubahan pola napas, kelemahan fisik, adanya perubahan
kulit, adanya napas berbau amonia, dan perubahan pemenuhan nutrisi.kaji pul
sudah kemana saja klien meminta petolongan untuk mengatasi masalahnya dan
73
73
f. PEMERIKSAAN FISIK
a. KEADAAN UMUM DAN TTV
Keadaan umum
: klien lemah dan terlihat sakit berat
Tingkat kesedaran
: menurun sesuai tingkat uremia dimana dapat
TTV
menjai berat .
( buku asuhan keperawatan gangguan sistem perkemihan : arif muttaqin dan
kumala sari )
b. B1 (BREATHING )
Klien bernafas dengan bau urine (fetor uremik ) sering di dapatkan pada fase
ini , respon uremia didapatkan adanya perrnafasan kusmaul . pola nafas cepat dan
dalam merupakan upaya untuk melakukan pembuangan karbon dioksida yang
menumpuk di sirkulasi .( buku asuhan keperawatan gangguan sistem
perkemihan : arif muttaqin dan kumala sari )
c. B2 (BLOOD )
Pada kondisi uremia berat tindakan auskultrasi perawat akan menemkan
adanya friction rub yang merupakan tanda khas efusi pericardial. Didapatkan
tandandan gejala gagal jantung kongestif. TD meningkat, akral dingin, CRT > 3
detik, palpitasi, nyeri dada atau angina , dan sesak nafas, gangguan irama jantung,
edema penurunan perfusi perifer sekunder dari penurunan crah jantung akibat
hiperkalemi dan gangguan kondisi elektrikal otot ventrikel.
Pada sistem hematologi sering di dapatkan adanya anemi. Anemi sebagai
akibat dari penurunan produksi eritropoetin, lesigastrointestinal uremik, peurunan
usia sel darah merah, dan kehilangan darah, biasanya dari saluran GI,
kecenderungan mengalami perdarahan sekunder dari trombositopenia .( buku
asuhan keperawatan gangguan sistem perkemihan : arif muttaqin dan kumala
sari )
d. B3 ( BRAIN )
Didapatkan penurunan tingkat kesadaran ,disfungsi cerebral, seperti perubahan
prosesberfikir dan disorientasi. Klien sering di dapatkan adanya kejang, adanya
neuropati perifer, buning feet syndrome, restlessleg syndrom, kram otot dan nyeri
otot .( buku asuhan keperawatan gangguan sistem perkemihan : arif muttaqin dan
kumala sari )
e. SISTEM ENDOKRIN
73
Gangguan seksual : libido, fertilisasi dan ereks menurun pada laki-laki akibat
produksi testosteron dan spermatogenesis yang menerun, sebab lain juga
di
73
perdarahan saluran cerna, demam, luka bakar luas, pengobatan steroid dan
obstruksi saluran kemih. Perbandingan ini berkurang : ureum lebih kecil
dari kreatinin, pada diet rendah protin dan tes Klirens Kreatinin yang
menurun.
3. Hiponatremi : umumnya karena kelebihan cairan. Hiperkalemia : biasanya
terjad pada gagal ginjal lanjut bersama dengan menurunnya diuresis.
4. Hipokalsemia dan hiperfosfatemia : terjadi karen berkurangnya sintesis
vitain D3 pada GGK.
5. Phosphate alkaline meninggi
akibat
lokasi dari
ITEM
DATA
NILAI
73
INTERPRETASI
NORMAL
2
Blood
(Tekanan Darah)
Normal
- 90 mmHg
(Hipertensi)
96x/ menit
60 - 80 x/menit
Tidak Normal
16 - 24 x/menit
Tidak Normal
Tidak
Respirasi
( RR )
Hemoglobin
8.00 gr%
Normal
(Anemia)
6
Ureum
312
20 40 mg
Tidak Normal
Kreatinin
3,1
Tidak Normal
28
29
73
PRIA
WANITA
NILAI NORMAL
Konsentrasi
<1.3 mg/dL
<1mg/dL
Klirens rata-rata
GAGAL GINJAL
130 15 mL/min
120 15 mL/min
RINGAN
1 to 1.9 mg / dL
Konsentrasi
56 to 100 mL/min
56 to 100 mL/min
Klirens rata-rata
GAGAL GINJAL
SEDANG
2 to 4 mg/ dL3
Konsentrasi
5 to 55 mL/ min
Klirns rata-rata
GAGAL GINJAL
BERAT
> 4 mg/dL
Konsentrasi
Klirens rata-rata
B. DARAH
-
E. ULTRASONOGRAFI GINJAL
73
DATA
ETIOLOGI
MASALAH
DS:
Gangguan
progresif
pola nafas
O
1
Biasanya
klien
dengan
mengelhkan sesak
nafas
Klien
GFR menyebabkan
kegaggalan mempertahankan
biasanya
mengeluhkan
metabolisme dan
keseimbangan cairan dan
elektrolit
DO:
dalam darah
adanya
pernafasan
kusmauul
Klien
tampak
menggunakan otot
Sindroma uremik
73
bantu nafas
Klen
biasanya
nafas
tampak
sesak/ meningkat
( normal : 16-24
( pernafsan kusmauul )
X/Menit )
DS:
klien
dengan
GGK
mengeluhkan
adanya
bengkak
pada
daerah
GFR
tertentu ( dominan
pada
kaki
tangan )
Klien
atau
kemamuan eksesi
biasanya
mengeluhkan
Intake output
Klien
biasanya
mengeluhkan
Penumpukan cairandalam
sesak
nafas
walaupun
tidak
darah
melakukan
aktivitas
DO :
Biasanya
BAK
73
Kelebihan
volume
cairan
24 jam
Biasanya
(+)
GFR ( 11, 68 )
EKG ; biasanya
Edema
ada
aritmia
,ketidak
seimbangan
elektrolit
(hiperfosfatemia,
hyperkalemia,
hipokalsemia )dan
asam basa
Biasanya
tampak
klien
bernafas
dangkal
Biasa di dapatkan
peningkatan
tekanan darah dari
hipertensi ringan
sampai
berat
100-
normal
120/80-90mmHg )
Biasanya
klien
tampak gelisah
Klien
biasa
terlihat
anxietas
(+)
Adanya azotemia
Biasanya terjadi
penurunan
kesadaran
(
somenolen
sampai koma )
3
Ds:
73
Ketidakseim
Biasanya
mengeluhkan
nafsu makan
Biasanya
Klien
mengeluhkan
mukosasebagi karier
klien
Menyebabkan mukosa
lambung akan iritasi karena
mudah lelah
Klien
biasanya
bangan
nutrisi
kurang
dari
kebutuhan
tubuh
mengeluhkan
mual, muntah
Klien
mengeluhkan
mulut kering
Klien
biasanya
Mual, muntah
mengeluhkan
enak
DO :
Klien
berkurang
biasanya
tampak lemah
Klien
biasanya
tampak mual dan
muntah
Biasanya Mukosa
bibir klien tampak
mengelupas
73
tinggi
penurunan
curah
jantung
berhububungan
73
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Gagal ginjal kronis adalah sindrome klinis yang umum pada stadium lanjut
dari semua penyakit ginjal kronis yang di tandai oleh uremia ( Depkes
RI,1996:61)
Gagal ginjal atau penyakit ginjal tahap akhir (PGTA) adalah gangguan
fungsi ginjal yang progresif dan irreversibel dimana kemampuan tubuh gagal
untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit yang
dapat menyebabkan uremia yaitu retensi cairan dan natrium dan sampah nitrogen
lain dalam darah. (Smeltzer, 2002).
Manifestasi klinik antara lain (Long, 1996 : 369):30
1. Gejala dini : lethargi, sakit kepala, kelelahan fisik dan mental, berat badan
berkurang, mudah tersinggung, depresi
30
73
2. Gejala yang lebih lanjut : anoreksia, mual disertai muntah, nafas dangkal
atau sesak nafas baik waktui ada kegiatan atau tidak, udem yang disertai
lekukan, pruritis mungkin tidak ada tapi mungkin juga sangat parah
4.2. SARAN
1.
Bagi Penulis
Setelah menyelesaikan makalah ini diharapkan kami sebagai mahasiswa dapat
Bagi Pembaca
Diharapkan agar pembaca dapat mengetahui tentang Gagal Ginjal Kronik
lebih dalam sehingga dapat mencegah serta mengantisipasi diri dari penyakit
Gagal Ginjal Kronik .
3.
73
serta dapat
DAFTAR PUSTAKA
1. Mansjoer,Arif,dkk.2001. Kapita Selekta Kedokteran.edisi 3,jilid 1.
Jakarta : Salemba Medika
2. Muttaqin,Arif,Kumala Sari.2011. Askep Gangguan Sistem Perkemihan.
Jakarta : Salemba Medika.
3. Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare, 2002. Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah Brunner & Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y.
Kuncara, Andry Hartono, Monica Ester, Yasmin asih, Jakarta : EGC.
4. Wilkinson,Judith
M,dkk.2013.Buku
Keperawatan.NANDA,Intervensi
Saku
NIC,criteria
Hasil
Diagnosis
NOC,edisi
9.Jakarta :EGC
5. www.google.com.asuhan keperawatan gagal ginjal kronik
6. Anderton,J.L,dkk.
1992.
Nefrologi.Jakarta:Hipokrates
73
73