Laporan Pendahuluan BBLR
Laporan Pendahuluan BBLR
A.
PENGERTIAN
Berat badan lahir rendah ( BBLR ) adalah bayi baru lahir yang berat badannya saat
lahir kurang dari 2500 gr ( sampai dengan 2499 gr ). Berkaitan dengan penangananya
dan harapan hidupnya, bayi berat lahir rendah dibedakan menjad: :
Bayi berat lahir rendah ( BBLR ), berat lahir 1500 2500 gr
Bayi berat lahir sangat rendah ( BBLSR ), berat lahir - < 1500 gr
Bayi berat lahir ekstrem rendah ( BBLER ), berat lahir- < 1000 gr
Bayi berat lahir rendah adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang atau sama
dengan 2500 gr ( Surasmi, 2003 : 30 )
BBLR adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gr tanpa
memperhatikan umur kehamilan ( Mansjoer, 2003 : 326 )
BBLR adalah bayi dengan berat badanya 2500 gr atau kurang saat lahir dianggap
mengalami masa gestasi yang diperpendek, maupun pertumbuhan intrauterin yang kurang
dari yang diharapkan atau keduanya (Sacharin, 1956: 172)
Bayi berat lahir rendah ( BBLR ) menurut Surasmi dapat dikelompokan menjadi :
1.Prematuritas murni
Yaitu bayi dengan masa kehamilan yang kurang dari 37 minggu dan berat badan sesuai
dengan berat badan untuk usia kahamilan ( berat terletak antara persentil ke -10 sampai
persentil ke 90 pada intrauterus grwoth curve, atau disebut Neonatus Kurang Bulan
Sesuai untuk Masa Kehamilan (NKB - SMK), Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa
Kehamilan (NCB - SMK), Neonatus Lebih Bulan Sesuai Masa Kehamilan (NLB - SMK)
2.
Dismaturitas
Yaitu bayi dengan berat badan kurang dari berat badannya yang seharusnya untuk usia
kehamilan. Ini menunjukan bayi mengalami retardasi pertumbuhan intrauterin,dismatur
dapat terjadi dalam preterm, term, post term. Dismatur ini dapat juga : Neonatus
kurang Bulan Kecil untuk Masa Kehamilan (NKBKMK),
ETIOLOGI
Faktor ibu
Faktor janin
4.
5.
Faktor Lingkungan : temat tinggal d dataran tinggi radiasi dan zat zat beracun.
Penyebab BBLR:
1.
a.)
Usia ibu pada waktu hamil kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun
Kehamilan ganda
Hidramnion
Cacat bawaan
Insufisiensi plasenta
Inkomtabilitas darah ibu dan janin ( faktor resus, golongan darah ABO )
c.
Faktor plasenta
Plasenta previa
Solusio plasenta
2.
a.
Kelainan kromosom
Distonomia kamilial
Aplasia pankreas
b.
Faktor plasenta
Berat plasenta kurang / plasenta berongga atau keduanya, luas permukaan kurang,
plasentatis virus, infark, tumor, plasenta yang lepas, sindrom transfusi bayi kembar.
c.
Faktor ibu
Toksemia
Hipertensi
Malnutrisi
b)
Perioda gestasi paling sedikit 8 bulan, jarak paling ideal anatara 18 36 bulan, jika
Umur ibu, antara 20 35 tahun adalah umur-umur paling baik untuk kehamilan
d)
e)
MANIFESTASI KLINIS
1.
Alat kelamin : pada bayi laki laki pigmentasi dan rugae pada skrotum kurang,
testis belum turun ke dalam skrotum, untuk bayi perempuan klitoris menonjol, labia
minora tertutup oleh labia mayora.
-
Tonus otot lemah sehingga bayi kurang aktif dan pergerakanya lemah
Fungsi syaraf yang belum atau kurang matang, mengakibatkan refleks hisap,
menelan dan batuk masih lemah atau tidak efektif dan tangisanya lemah.
-
Jaringan kelenjar mamae masih kurang akibat pertumbuhan jaringan lemak masih
kurang
-
abdomen buncit
menangis lemah
2.
-
Gejala insufisiensi plasenta tergantung pada saat dan lamanya bayi menderita
defisit, retardasi pertumbuhan akan terjadi bila defisit berlangsung lama ( kronis )
1.
Kulitnya longgar, kering seperti permanen tetapi belum terdapat noda mekonium
2.
Stadium kedua
Warna kehijauan pada kulit plasenta dan umbilikus ( karena mekonium tercampur ),
Stadium ketiga
D.
PATOFISIOLOGI
1.
Pengendalian suhu
Bayi preterm cenderung memiliki suhu yang abnormal. Hal ini disebabakan oleh
produksi panas yang buruk dan penigkatan kehilangan panas. Kegagalan untuk
menghasilkan panas yang adekuat disebabakan tidak adanya jaringan adiposa coklat
( yang mempunyai aktifitas metabolik yang tinggi ), pernapasan yang lemah dengan
pembakaran oksigen yang buruk, dan masukan makanan yang rendah.
Kehilangan panas yang meningkat karena adanya permukaan tubuh yang relatif besar dan
tidak adanya lemak subkutan, tidak adanya pengaturan panas bayi sebagian disebabkan
oleh panas immature dari pusat pengatur panas dan sebagian akibat kegagalan untuk
memberikan respon terhadap stimulus dari luar. Keadaan ini sebagian disebabkan oleh
mekanisme keringat yang cacat, demikian juga tidak adanya lemak subkutan. Pada minggu
pertama dari kehidupan, bayi preterm memperlihatkan fluktuasi nyata dalam suhu tubuh
dan hal ini berhubungan dengan fluktuasi suhu lingkungan.
2.
Sistem pencernaan
Semakin rendah umur gestasi, maka semakin kecil / lemah refleks menghisap dan
menelan, bayi yang paling kecil tidak mampu minum secara efektif, regurgitasi
merupakan hal yang paling sering terjadi. Hal ini disebabkan oleh karena mekanisme
penutupan spingter pilorus yang secara relatif kuat.
Pencernaan tergantuang dari perkembangan dari alat pencernaan, lambung dari seorang
bayi dengan berat 900 gr memperlihatkan adanya sedikit lipatan mukosa, glandula
sekretoris, demikian juga otot kurang berkembang. Perototan usus yang lemah mengarah
pada timbulnya distensi dan retensi bahan yang dicerna. Hepar relatif besar, tetapi
kurang berkembang, terutama pada bayi yang kecil. Hal ini merupakan predisposisi
terjadinya ikterus akibat adanya ketidakmampuan untuk melakukan konjugasi bilirubin
yaitu keadaan tidak larut dan eksistensinya ke dalam empedu tidak mungkin.
Pencernaan protein berkembang dengan baik pada bayi preterm yang terkecil sekalipun.
Protein baik dari tipe manusia dan hewani tampaknya dapat ditoleransi dan diabsorbsi.
Absorbsi lemak tampaknaya merupakan masalah, kendatipun sudah dapat enzim pemecah
lemak. Hal ini berakibat dengan kekurangan ASI, karbohidrat bentuk glukosa,
karbohidrat yang mudah diserap.
3.
Sistem pernapasan
Lebih pendek masa gestasi maka semakin kurang perkembangan paru paru pada
bayi dengan berat 900 gr. Alveoli cenderung kecil, dengan adanya sedikit pembuluh
darah yang mengelilingi stroma seluler. Semakin mature bayi dan lebih berat badanya
maka akan semakin besar alveoli. Pada hakekatnya dindingnya dibentuk oleh kapiler, otot
pernapasan bayi lemah dan pusat pernapasan kurang berkenbang. Terdapat juga
kekurangan lipoprotein paru paru, yaitu surfaktan yang dapat mengurangi tegangan
permukaan pada paru paru. Surfaktan diduga bertindak dengan cara menstabilkan
alveoli yang kecil, sehingga mencegah terjadinya kolaps pada saat terjadi ekspirasi.
Ritme dari dalamnya pernapasan cenderung tidak teratur, seringkali ditemukan apnea,
dalam keadaan ini maka hal ini harus di hitung selama 1 menit untuk perhitungan yang
tepat. Pada bayi preterm yang terkecil batuk tidak ada. Hal ini dapat mengarah pada
timbulnya inhalasi cairan yang dimuntahkan dengan timbulnya konsekuensi yang serius.
Saluran hidung sangat kecil dan mengalami cidera bertahap, mukosa nasal mudah terjadi,
hal ini penting diingat untuk memasukkan tabung nasogastrik atau endotrakeal melalui
hidung.
Kecepatan pernapasan bervariasi pada semua neonatus dan bayi preterm. Pada bayi
neonatus pada keadaan istirahat, maka kecepatan pernapasan dapat 60 80 kali / menit
berangsur angsur menurun mencapai kecepatan yang mendekati biasa yaitu 34 36 kali
/ menit.
4.
Sistem sirkulasi
Jantung relatif kecil pada saat lahir, pada beberapa bayi preterm kerjanya
lambat dan lemah. Terjadinya ekstrasistole dan bising yang dapat di dengar pada atau
segara setalah lahir. Hal ini hilang ketika apartusa jantung fetus menutup secara
berangsur angsur. Sirkulasi perifer seringkali buruk dari dinding pembuluh darah
intrakranial. Hal ini merupakan sebab dari timbulnya kecenderungan perdarahan
intrakranial yang terlihat pada bayi preterm.
Tekanan darah lebih rendah dibandingkan dengan bayi aterm. Tekanan menurun dengan
menurunya berat badan. Tekanan sistolik bayi aterm sekitar 80 mmHg dan pada bayi
preterm 45 60 mmHg. Tekanan diastolik secara proporsional rendah, bervariasi dari
30 45 mmHg. Nadi bervariasi antara 100 160 kali / menit cenderung ditemukan
aritmia, dan untuk memperoleh suara yang tepat maka dianjurkan untuk mendengar pada
debaran apeks dengan menggunakan stetoskop.
5.
Sistem urinarius
Pada saat lahir fungsi ginjal perlu menyesuaikan diri dengan lingkungan, fungsi
ginjal kurang efisien dengan adanya angka filtrasi glomerolus yang menurun, klirens urea
dan bahan terlarut yang rendah. Hal ini menyebabkan perubahan kemampuan untuk
mengkonsentrasi urine dan urine menjadi sedikit. Gangguan keseimbangan air dan
elektrolit mudah terjadi. Hal ini disebabkan adanya tubulus yang kurang berkembang.
6.
Sistem persyarafan
Perkembangan susunan syaraf sebagian besar tergantung pada derajat maturitas,
pusat pengendali fungsi fital, misalnya pernapasan, suhu tubuh dan pusat refleks kurang
berkembang. Refleks seperti refleks leher tonik ditemukan pada bayi prematur normal,
tetapi refleks tendon bervariasi karena perkembangan susunan saraf yang buruk, maka
bayi terkecil pada khususnya yang lemah, lebih sulit untuk di bangunkan dan mempunyai
tangisan yang lemah
7.
Sistem genital
Genital kecil pada wanita, labia minora tidak ditutupi labia mayora hingga aterm.
Pada laki laki testis terdapat dalam abdomen kanalis inguinalis atau skrotum.
8.
( peralihan )
yang terjadi antara 24 dan 33 34 minggu. Selama setahun stadium ini bayi bisa
menjadi buta jika diberikan oksigen dalam konsentrasi yang tinggi untuk waktu yang
lama.
E. PATHWAY
Faktor
IBU: penyakit,usia
<16 th atau>35 th
sosek rendah,kebiasa
an
ibu(perokok, pecandu)
janin:hidramnion/
polihidramnion,ke
hamilan ganda dan
kelainan
kromosom.
Faktor lingkunga
n:tempat
tinggaldataran
tinggi,radiasi
danzat-zat racun
Komplikasi
obstetrik:multiple
gestation,incompe
tence PRO
dankorionitis,
PIH plasenta
previa,riwayat
kelahiran prematur
,dll
Komplikasi
medis:
diabetes
maternal,hiper
tensikronis
daninfeksi
traktus
urinarius
Prematuritas murni
Dismaturitas
Hipoglikemia
simtomatik ,Penyakit
membran
hialin,Hiperbilirubinemia
,Asfiksia neonatorum,
HipotermiaSindrom
,Aspirasi Mekonium
Medikamentosa
:Vit. K
Diatetik :
suportif :
Pemantauan :
ASI,cairan
terapidan tumbuh
IV
jagakehangatan,
inkubator, jaga
kembang
kebersihan,
suportmental keluarga
F.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
G. KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat terjadi adalah :
1.
Hipotermia
Kulit dingin
Akral dingin
Sianosis
2.
Pernapasan cepat
Sianosis perioral
3.
Hipoglikemia
Cianosis
Apatis
Kejang
Apnea intermiten
Keringat dingin
Hipotermia
Apnea
Kejang
Kelumpuhan
sedikitpun
5.
Bayi prematur mudah menderita infeksi karena imunitas humoral dan seluler masih
kurang hingga bayi mudah menderita infeksi, selain itu karena kulit dan selaput lendir
membran tidak memiliki perlindungan seperti bayi cukup bulan.
6.
Hiperbilirubinemia
Sklera, puncak hidung, sekitar mulut, dada, perut, ekstremitas berwarna kuning
Letargi
Kejang
7.
Lemak subkutan kadang kurang sedikit, struktuir kulit belum matang dan rapuh,
sensibilitas yang kurang akan memudahkan kerusakan integritas kulit terutama pada
daerah yang sering tertekan.
G. PENATALAKSANAAN
1. Pengaturan Suhu Badan Bayi BBLR
Bayi Prematur dengan cepat kehilangan panas badan dan menjadi hipotermia, oleh
karena itu harus di rawat dalam incubator sehingga panas dalamnya mendekat dalam
rahim. Bila bayi di rawat dalam inkubator maka suhu bayi dengan berat badan, 2 kg 35
derajad celcius dan untuk bayi dengan berat badan 2- 2,5 kg adalah 33- 34 derajad
celcius. Bila incubator tidak ada bayi dapat di bungkus dengan kain dan di sampingnya
ditaruh botol yang berisi air panas, sehingga panas badannya dapat di pertahankan.
2. Makanan bayi BBLR
Alat pencernaan belum sempurna, lambung kecil, enzim pencernaan belum
matang,sedangkan kebutuhan protein 3- 5 gr /kg BB dan kalori 110 kal / kg BB
A.
PENGKAJIAN
WAWANCARA
1.
Nutrisi Ibu
Malnutrisi, konsumsi kafein, pengguna obat - obatan, merokok, konsumsi alkohol,dll
3.
Riwayat Ibu
Rendahnya gizi
4.
Riwayat Kehamilan
Kehamilan kembar
PEMERIKSAAN FISIK
1.
BB < 2500 gr
Terlihat kurus
Kepala relatif lebih besar dibandingkan badan ,3 cm lebih besar dibandinkan lebar
dada
-
Kardiovaskuler
Denyut jantung rata - rata 120 - 16 permenit pada bagian apekal dengan ritme yang
teratur.
-
interkostal yang menunjukan aliran dari kanan ke kiri karena hipertensi atau
atetektasis paru.
3.
4.
-
Gastrointestinal
Penonjolan abdomen dan pengeluaran mekonuim terjadi dalam waktu 12 jam
Reflek menelan dan menghisap lemah
Ada atau tidaknya anus, ketidak normalan kogenital lain.
Integumen
Kulit berwarna merah, merah muda, kekuning kuningan. sianosis atau campuran
bermacam warna.
-
Edema yang menyeluruh ,atau dibagian tertentu yang terjadi saat kelahiran.
Kuku pendek,belum melewati ujung jari, rambut jarang mungkin tidak ada sama
sekali
5.
6.
-
Neurologis
Reflek dan gerakan pada tes neurologis tampak tidak resisten, gerak kembalinya
Mata mungkin tertutup atau mengatup apabila umur kehamilan belum mencapai 25
26 minggu
-
Gemetar, kejang dan mata berputar putar biasaya bersifat sementara tetapi
Pernafasan
Pernafasan tidak teratur dengan flaring nasal (nasal melebar) dengkuran, retraksi
(interkostal,supra sternal,substernal)
8.
9.
Reproduksi
berkembang
Bayi laki laki skrotum yanag menonjol dengan rugae kecil.testis belum turun di
skrotum
10.
Aktivitas / Istirahat
Bayi sadar mungkin 2 3 jam beberapa hari pertama tidur sehari rata-rata 20 jam
bayi berat lahir rendah kadar gula darah 40 mg /dl hal ini disebabkan karena cadangan
makanan glikogen yang belum mencukupi ( hiploglikemi).bila kadar gula darah sama
dengan atau kurang dari 20 mg/ dl
2.
Kadar bilirubin normal pada bayi prematur 10 mg/dl, dengan 6 mg/dl pada hari
pertamake hidupan, 8 mg/dl 1- 2hari, dan 12 mg/dl pada 3-5 hari. Hiperbilirubun
terjadi karena belum matangnya fungsi hepar.
3.
Jumlah sel darah putih : 18.000 mm3, neutrofil meningkat sampai 23.000 24.000
Hematokrit (Ht) : 43% - 61% (peningkatan sampai 65% atau lebih menandakaan
Hemoglobin (Hb) : 15 -20 gr/dl (kadar lebih rendah berhubungan dengan anemi
7.
Pemantauan Elektrolit (Na, K. Cl), biasanya dalam batas normal pada awalnya.
8.
B.
DIAGNOSA KEPERAWATAN.
1.
Pola nafas tidak efektif b.d imatur pusat pernafasan / otot pernafasan
masih lemah
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d obstruksi jalan nafas oleh penumpukan
lendir, reflek batuk.
3. Ketidak efektifan pola minum bayi b.d prematuritas
4. Resiko terhadap perubahan suhu tubuh (termoregulasi) b.d pusat pengaturan
suhu tubuh yang belum sempurna, penurunan lemak subkutan
5. Resiko kekurangan volume cairan b.d regulasi berlebihan imatur ginjal
(kegagalan untuk mengkosentrasi urin)
5.
Resiko terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d otot
7.
8.
adanya regurgitasi
9.
10.
11.
12.
13.
C.
INTERVENSI
DX I : Pola nafas tidak efektif b.d imatur pusat pernafasan / otot pernafasan
masih lemah
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama proses keperawatan
diharapkan pola nafas kembali efektif
NOC : Respiratory status : ventilation
Kriteria hasil :
Bernafas mudah,Tidak ada suara tambahan,Ekspansi dada simetris, Irama nafas
normal,Tanda tanda vital dalam batas normal
Skala indikator :
1
: Jarang menunjukan
: Kadang menunjukan
: Sering menunjukan
: Selalu menunjukan
DX. II : Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d obstruksi jalan nafas oleh
penumpukan lendir, reflek batuk.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selamam proses keperawatan
diharapkan bersihan jalan nafas efektif
NOC : Respiratory status : Airway patency
Kriteria hasil :
a).Mendemonstrasikan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dispnea
b).Mampu bernafas dengan mudah dan tidak ada purse lips
c).Menunjukan jalan nafas yang paten (pasien tidak merasa tercekik, irama nafas
frekuensi,pernafasan dalam rentang normal)
d).Keluarga mampu mengidentifikasi dan mencegah faktor yang dapat menghambat
jalan nafas.
Indikator skala :
1
: Kompromi sekali
: Kompromi baik
: Kompromi sedang
2.
: Jarang menunjukan
3.
: Kadang menunjukan
4.
: Sering menunjukan
5.
: Selalu menunjukan
DX IV
Skala indikator :
1
: Jarang menunjukan
: Kadang menunjukan
: Sering menunjukan
: Selalu menunjukan
DX V
: Jarang menunjukan
: Kadang menunjukan
: Sering menunjukan
: Selalu menunjukan
Monitor status hidrasi ( kelembaban membran mukosa, nadi adekuat, tekanan darah
orotostatik )
Monitor TTV
Kolaborasi pemberian cairan IV
DX VI : Resiko terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d otot
pencernaan yang masih lemah (imatur sfingter cardioesofagus ),ketidak
adekuatan simpanan nutrisi
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama proses keperawatan
diharapkan nutrisi pasien terpenuhi
NOC : Nutritional status : Food and fluid intake
Kriteria hasil :
Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan
Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan dan umur kelahiran
Keluarga Mampu mengidentifikasikan kebutuhan nutrisi
Tidak ada tanda tanda malnutrisi
Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti
Skala indikator :
1
: Jarang menunjukan
: Kadang menunjukan
: Sering menunjukan
: Selalu menunjukan
DX VII
Kriteria hasil :
Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi
Keluarga menunjukan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi
Jumlah leukosit dalam batas normal
Skala indikator :
1 : Tidak pernah menunjukan
2
: Jarang menunjukan
: Kadang menunjukan
: Sering menunjukan
: Selalu menunjukan
Diagnosa IX
Tujuan
dengan efektif
NOC
Kriteria hasil
1.
2.
Jarang dilakukan
3.
Kadang dilakukan
4.
Sering dilakukan
5.
Selalu dilakukan
NIC
: Membantu menyusui
Intervensi
Sediakan kesempatan kontak ibu dan bayi untuk menysui sejak 2 hari setelah lahir
Pantau kemampuan bayi dalam menghisap
Pantau kemampuan bayi dalam menangkap areola
Anjurkan pada ibu dalam menyusui, bayi dalam posisi relaks
Diskusikan penggunaan pompa Asi jika bayi tidak mampu menghisap
Kriteria hasil
Kemudahan bernafas
Tidak ada sianosis
Pa Oksigen dalam batas normal
Pa carbondioksida dalam batas normal
PH arteri dalam batas norma
Indikator skala
: Kompromi sekali
: Kompromi baik
: Kompromi sedang
NIC
: Positioning
Intervensi
proporsional
NOC
: Growth
Kriteria hasil
BB sesuai umur
BB sesuai jenis kelamin
BB sesuai TB
Lajunya penambahan BB
NIC
: Nutrisi Monitory
Intervensi
terjadi keterlambatan
NOC
: Newborn Adaptation
Kriteria hasil
Apgar score
Indeks umur kehamilan
Naadi rata rata 100 160 x/ menit
Respirasi rata- rata 30 60 x/ menit
Saturasi O2 > 90 %
Reflek menghisap
BB
Respon rangsang
Level bilirubin
Indikator skala
NIC
: Development Enhanchement
Intervensi
: Jarang menunjukan
: Kadang menunjukan
: Sering menunjukan
: Selalu menunjukan
DX XVI : Resiko syndrom kematian bayi mendadak b.d berat lahir rendah
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama proses keperawatan diharapkan
tidak terjadi kematian bayi mendadak
NOC : Daya tahan
Kriteria hasil :
Aktivitas
Daya tahan otot
Pola menyusui
Penampilan rutin bayi
Penampilan bayi istirahat
Skala indikator :
1
: Kompromi sekali
: Kompromi baik
: Kompromi sedang
: Jarang menunjukan
: Kadang menunjukan
: Sering menunjukan
: Selalu menunjukan
EVALUASI
DAFTAR PUSTAKA
Catzeh, P and Robert.I. 1994. Kapita Selekta Pediatri Edisi II. Jakarta : EGC
Dongoes,M.E,and Moohose.M.F 1996. Rencana Asuhan Keperawat Maternal /Bayi :
Pedoman Untuk Perencana Pendokumentasian Perawat Klien. .Jalarta : EGC
Farrer,H.1999. Perawatan Maternitas. Jakarta : EGC
Joanne C. McCloskey and Gloria M. Bulechek. 1996. IOWA Intervention Project :
Nursing Interventions Classification (NIC). St. Louis, Missouri : Mosby Year Book, inc.
Mansjoer, Arif. 2003. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3 Jilid 2. Jakarta : Media
Aesculapius.
Marion Johson, dkk. 2000. IOWA Intervention Project : Nursing Outcomes
Classification (NOC). St. Louis, Missouri : Mosby Year Book
LAPORAN PENDAHULUAN
Disusun oleh :
NURUL JANAH
Keperawatan Reguler XIII A