Anda di halaman 1dari 5

cerpen

judul: Rezeki Dari Sepatu Butut

Pagi itu Rizky sedang menalikan sepatunya semangat paginya untuk sekolah
surut karena melihat sepatunya yang sudah jelek dia termenung melihat
sepatunya.
andaikan sepatu Rizky gak butut pasti Rizky gak akan diejek terus bu di
sekolah lirih Rizky.
Ibu yang saat itu sedang menjahit pakaian pelanggannya terhenti dan
menghampiri Rizky.
Rizky maafkan Ayah sama Ibu belum bisa membelikan sepatu baru untuk kamu
sayang Ibu belum mempunyai uang lebih untuk membeli sepatu Rizky, kamu
jangan terlalu mendengar ejekan temanmu karena temanmu mengejek itu bukan
karena sepatumu tapi karena mereka iri sama kamu dan mereka
menyembunyikan rasa irinya dengan mengejek sepatumu itu
iya bu, Rizky juga mengabaikan ejekan teman-teman tapi Rizky ingin sepatu
baru bu karena sepatu Rizky udah bolong terkadang batu kecil masuk membuat
kaki Rizky sakit keluh Rizky. Ibu terdiam merasakan sedih dalam relung hatinya.
sudah bu Rizky pergi sekolah dulu pamit Rizky.
Ibu pun sangat sedih melihat sepatu anaknya yang sudah bolong namun keadaan
yang membelitnya pendapatan dari jasa menjahitnya ditambah hasil serabutan
usaha suaminya hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari dan bekal sekolah
Rizky. Ibu semangat menjahit pakaian pelanggannya yang harusnya dikerjakan
selama berhari-hari Ibu mencoba mengerjakannya dalam waktu seharian karena
Ibu memikirkan keinginan Rizky yang ingin sepatu baru dan meniatkan hasilnya
untuk membeli sepatu Rizky.
Semangat Ibu menjahitkan pakaian pun berhasil selesai cepat dan hari itu juga
Ibu mendapatkan penghasilan dari jasanya dan Ibu merasa lega ada uang yang

cukup untuk sepatu Rizky tapi sayang ada pemilik kontrakan yang menagih uang
kekurangan kontrakan bulan lalu. Hingga Ibu pun menyerahkan uang pada Pak
Aldi pemilik kontrakan.
Ibu kembali menghela napas dan sesaat kemudian Ayah tiba memberikan uang
hasil serabutannya pada Ibu.
yah uang ini Ibu belikan sepatu baru Rizky yah ucap Ibu sambil memberikan
segelas teh hangat untuk Ayah, Ayah memandang Ibu dan menanggapi ucapan
Ibu.
kalau uang itu untuk sepatu Rizky apa besok ada uang untuk makan dan bekal
Rizky? tanya Ayah, Ibu menggelengkan kepala.
bu jangan terlalu memaksakan untuk membeli sepatu karena uangnya belum
ada pakai saja uang itu untuk kebutuhan kita yang lebih penting daripada
sepatu jelas Ayah.
tapi yah sepatu untuk Rizky juga penting karena sepatunya sudah bolong dan
sepertinya sudah tidak nyaman untuk digunakan hampir saja Ibu membelikan
sepatu buat Rizky karena Ibu selesai menjahitkan blezzer tapi sayang, Pak Aldi
menagih uang kekurangan kontrakan, yang Ibu takutkan semangat dan prestasi
Rizky di sekolah jadi berkurang karena sepatunya yang sudah butut menjadi
bahan ejekan temannya ucap Ibu. Ayah meneguk teh hangatnya kemudian
mengela napas.
kalau begitu serahkan sepatu Rizky pada ahlinya tukang sol sepatu, karena baju
yang sudah sobek bolong pun bisa kembali bagus setelah dijahit begitu juga
dengan sepatu sejelek apapun sepatu kalau sudah disol sama ahlinya pasti
kembali bagus, biayanya juga ekonomis iya kan bu? usul Bapak, Ibu tersenyum
dan setuju dengan usul Bapak.
iya yah. Iya kalau begitu pulang sekolah Rizky sepatunya langsung Ibu serahkan
sama tukang sol sepatu keliling
Ayah dan Ibu menunggu Rizky pulang dan menunggu tukang sol sepatu tiba,
begitu terdengar suara tukang sol sepatu Ibu segera memanggil tukang sol
sepatu padahal Rizky belum pulang.

pak sini pak saya mau sol sepatu anak saya tapi anak saya belum pulang tapi
Bapak jangan khawatir ini sudah jam 5 sore pasti anak saya sebentar lagi
pulang Pak Maryadi tukang sol sepatu itu menunggu di halaman rumah
sederhana Rizky tak lama kemudian Rizky pun tiba.
akhirnya kamu pulang juga Ky, Ky Bapak sama Ibu mau solkan sepatu kamu
sama pak Maryadi. Yah karena Bapak sama Ibu belum bisa membelikan sepatu
baru tapi dijamin sepatu kamu sama Pak Maryadi bisa dibuat seperti baru lagi
jelas Ayah.
Rizky pun melepaskan sepatunya.
emangnya Bapak bisa memperbaiki sepatu yang udah butut gini? tanya Rizky
sambil memberikan sepatunya pada Pak Maryadi, Pak Maryadi tersenyum.
serahkan saja sama Bapak dijamin bagus dan hasilnya seperti baru lagi
ucapnya meyakinkan Rizky. Rizky pun duduk di samping Pak Maryadi melihat
sepatunya yang sedang diperbaiki.
menurut Bapak sepatu ini masih bagus dan jauh dari kata butut ucapnya
sambil melihat Rizky. Rizky pun bengong dan merasa heran sepatunya dibilang
masih bagus.
bagus dari mana pak, itu kan sudah bolong? sahut Rizky, sambil memperbaiki
sepatu Rizky Pak Maryadi menceritakan pengalamannya.
dulu Bapak berjalan sana-sini menawarkan jasa sol sepatu namun hanya satu
dua orang yang sepatunya disol sama Bapak hingga waktu sampai sore jumlah
sepatu yang disol hari itu tidak bertambah Bapak pun enggan untuk pulang ke
rumah karena belum mendapatkan uang yang cukup untuk kebutuhan Bapak dan
keluarganya akhirnya Bapak pun memutuskan untuk istirahat sejenak dan salat
berjamaah di masjid setelah itu Bapak pulang ketika pulang Bapak menemukan
sepatu sport yang sudah parah bolongnya banyak, alas sepatunya sudah terlepas
yang tergeletak di pinggir selokan.
Bapak pun mengambilnya dan menurunkan tanggungannya di pinggir jalan untuk
memperbaiki sepatu itu, satu jam Bapak memperbaiki sepatu itu Bapak
menyimpan sepatu itu diikatkan di atas kotak alat sol kemudian Bapak

melanjutkan perjalanan untuk pulang bawa uang seadanya namun Allah Swt
menunjukkan kebesaranNya menghendaki rezeki dari sepatu butut itu hingga
tidak menyangka orang yang memanggilnya menghentikan langkahnya tertarik
pada sepatu yang baru saja diperbaiki hingga membelinya dengan harga yang
cukup besar.
Bapak memang tak mematok harga namun orang itu yang membeli sepatu itu
dengan ikhlas sebesar 100 rIbu rupiah sungguh saat itu Bapak bersyukur
alhamdulilah dari sepatu butut ternyata mendatangkan rezeki yang begitu luar
biasa melebihi dari penghasilan Bapak yang biasanya mendapat 50-70 rIbu
rupiah. Allah Swt sungguh maha segalanya dan menghendaki segala sesuatu
cerita Pak Maryadi sampai selesai memperbaiki sepatu Rizky.
Rizky yang ikut terjun dan menjadi pendengar baik dalam cerita dan pengalaman
pak Maryadi membuatnya tak sadar bahwa sepatunya telah usai diperbaiki.
ini de sepatunya sudah bagus kan? ucap Pak Maryadi sambil memberikan
sepatunya pada Rizky. Rizky terkagetkan dan terkejut dengan hasilnya.
wow, sepatu Rizky bagus lagi mengkilat lagi warnanya, yah bu sepatu Rizky
udah gak butut lagi gak perlu deh Rizky beli sepatu baru bu karena ini lebih dari
baru sahutnya sambil mencoba sepatunya.
pak terima kasih yah sudah memperbaiki sepatu anak saya ucap Ibu.
ini pak sebagai tanda terima kasihnya atas jasa Bapak yang telah memperbaiki
sepatu anak saya tambah Ayah sambil memberikan uang pada Pak Maryadi.
pak maksih yah sepatu yang asalnya butut juga akan menjadi rezeki buat Rizky
sambung Rizky.
sama-sama pa, bu, de, kalau gitu saya keliling lagi pamit Pak Maryadi
kemudian berkeliling lagi.
Rizky pun sekolahnya kembali semangat lagi dan tak pernah mengeluh untuk
meminta sepatu baru pada orangtuanya karena sepatu bututnya telah menjadi
sepatu yang sangat bagus.
Cerpen Karangan: Anna Rosdiana

Anda mungkin juga menyukai