Anda di halaman 1dari 43

EVOLUSI PROKARIOTIK

satu-satunya organisme bumi adalah organisme mikroskopik dan uniseluler (bersel


tunggal).
Sejarah kehidupan prokariotik merupakan suatu kisah sukses yang terentang selama lebih
dari 3,5 miliar tahun. Prokariota merupakan organisme paling awal, dan hidup serta berevolusi
sendirian di bumi ini hampir selama 2 miliar tahun. Organisme prokariota terus menyesuaikan
diri dan terus hidup di bumi yang terus berevolusi dan pada gilirannya membantu mengubah
bumi.

Kemunculan Prokariotik
Mula-mula prokariot memanfaatkan sulfur dan nitrogen sebagai sumber energi. Setelah
itu, terbentuklah bermacam macam prokariot. Beberapa prokariot kemudian mempunyai
kemampuan untuk memanfaatkan CO2 dan air yang tersedia melimpah dengan membentuk
plastida. Dengan adanya proses fiksasi dengan memanfaatkan CO2 dan H2O, maka terbentulah
prokariot yang menggunakan energi dari pemecahan CO 2 dan mendapatkan energi secara efisien.
Prokariot

tersebut

kemudian

menjadi

sumber

utama

dari

kehidupan

sekarang.

Penggunaan CO2 dan H2O akan mengeluarkan oksigen sebagai sisa metabolisme memberikan
peluang untuk kehidupan selanjutnya, karena mayoritas organisme di dunia memanfaatkan
oksigen yang lebih efesien.
Bukti-bukti kehidupan prokariota (purba) telah ditemukan pada batuan yang disebut
stromatolit (Bahasa Yunani stroma, tempat tidur, dan lithos,batu). Stromatolit adalah kubah
bergaris-garis yang tersusun dari batuan sedimen yang sangat mirip dengan kerak berlapis-lapis
yang sekarang ini terbentuk pada dasar rawa berair asin dan beberapa laguna laut hangat oleh
koloni bakteri dan sianobakteri. Lapisan itu adalah endapan yang menempel ke lapisan seperti
jelli yang tersusun dari mikroba yang motil yang terus-menerus bermigrasi keluar dari satu
lapisan sedimen dan membentuk sebuah lapisan lagi di atasnya sehingga menghasilkan suatu
pola pita berlapis.
Meskipun beberapa stomatolit dapat terbuat dari pengendapan mineral tanpa adanya
kehidupan, fosil yang mirip dengan prokariota berbentuk bola (sferikal) dan berfilamen telah
ditemukan pada stromatolit berumur 3,5 miliar tahun di Afrika bagian selatan dan Australia
Barat. Fosil tersebut saat ini merupakan fosil organisme hidup tertua yang diketahui. Namun
demikian, fosil yang terdapat di Australia Barat tampak seperti organisme fotosintetik yang
munkin merupakan organisme penghasil oksigen.
B. Struktur, Fungsi, dan Reproduksi prokariotik
1. Struktur dan fungsi pada sel prokariotik

Prokariota secara umum adalah organisme bersel tunggal, meskipun beberapa diantaranya
membentuk agregat (kumpulan), koloni, atau suatu bentuk multi selular tunggal. Sebagian besar
prokariota berbentuk bulat (kokus), batang (basilus), atau heliks (meliputi bakteri yang dikenal
sebagai spiral dan spirokaeta).
a) Prokariota cocci atau bulat, terbentuk satu per satu, pasangan (diplococci) atau kumpulan
banyak sel (streptococci),dan kumpulan yang mirip rangkaian buah anggur (staphylacocci).
b) Prokariota berbentuk batang atau bacilli (tunggal/bacillus),adalah bentuk yang paling umum
hidup soliter/menyendiri, tetapi beberapa bentuk batang itu tersusun dalam bentuk rantai.
c) Prokariota berbentuk heliks meliputi spirilla dan spirokaeta yang berbentuk seperti pembuka
tutup gabus botol.
Struktur umum penyusun sel prokariotik yang meliputi dinding sel, membran plasma,
sitoplasma, mesosom, ribosom, DNA, RNA, Flagella, serta pili.
a) Dinding sel
Hampir semua prokariota memiliki dinding sel yang berada di luar membran plasmanya.
Sebagian besar dinding sel bakteri mengandung peptidoglikan yang terdiri dari modifikasi gulagula yang diikat silangkan dengan polipeptida pendek yang berbeda dari satu spesies ke spesies
lain (dinding sel arkhaea tidak memiliki peptidoglikan). Pengaruhnya adalah adanya sebuah
jaringan molekuler tunggal yang membungkus dan melindungi seluruh sel itu.
b) Membran plasma
Membran sel atau membran plasma tersusun atas molekul lemak dan protein. Fungsinya
sebagai pelindung molekuler sel terhadap lingkungan di sekitarnya dengan jalan mengatur lalu
lintas molekul dan ion-ion dari dan ke dalam sel.
c) Mesosom
Pada tempat tertentu, membran plasma melekuk ke dalam membentuk mesosom. Mesosom
berfungsi dalam pembelahan sel dan sebagai penghasil energi. Biasanya mesosom terletak dekat
dinding sel yang baru terbentuk pada saat pembelahan biner.
d) Sitoplasma
Sitolpasma tersusun atas air, protein, lemak, mineral, dan enzim-enzim. Enzim-enzim
digunakan untuk mencerna makanan secara ekstraseluler dan untuk melakukan proses
metabolisme sel.
e) Ribosom
Ribosom merupakan organel tak bermembran tempat berlangsungnya sintesis protein.
f)

DNA
Asam deoksiribonukleat (deoxyribonucleic acid, disingkat DNA) merupakan persenyawaan
yang tersusun atas gula deoksiribosa, fosfat, dan basa-basa nitrogen. DNA berfungsi sebagai
pembawa informasi genetik, yakni sifat-sifat yang harus diwariskan kepada keturunannya.
Karena itu DNA disebut pula sebagai materi genetik.

g) RNA
Asam ribonukleat (ribonucleic acid, disingkat RNA) merupakan persenyawaan hasil
transkripsi (hasil cetakan, hasil kopian) DNA. Jadi, bagian tertentu DNA melakukan transkripsi
(mengopi diri) membentuk RNA. RNA membawa kode-kode genetik sesuai dengan pesanan
DNA. Selanjutnya, kode-kode genetik itu akan diterjemahkan dalam bentuk urutan asam amino
dalam proses sintesis protein.
h) Flagella dan pili
Banyak diantara prokariota bersifat motil. Bakteri motil mendorong dirinya sendiri dengan
menggunakan flagella, menggunakan filamen mirip flagella yang berada didalam dinding sel
(spirokaeta), atau meluncur pada sekresi berlumpur. Dalam sautu lingkungan yang relatif
seragam, prokariota berflagella dapat bergerak secara acak, namun dalam suatu lingkungan yang
heterogen, banyak prokariota yang dapat melakukan taksis, yaitu pergerakan menuju atau
menjauh dari suatu rangsangan. Prokariota motil yang berfotosintesis umumnya menunjukkan
fototaksis positif, suatu prilaku yang mempertahankan keberadaan prokariota dalam cahaya.
Beberapa prokariota mengandung deretan partikel magnetik kecil yang memungkinkan sel
mengatur orientasi sesuai dengan medan magnet. Partikel itu dapat membantu sel membedakan
bagian atas dari bagian bawah serta menyebabkan prokariota bergerak menuju sedimen yang
kaya akan zat makanan pada dasar kolam dan laut dangkal.
Bentuk dan fungsi flagella prokariota berbeda sama sekali dengan flagella eukariota, flagella
prokariota merupakan suatu struktur protein telanjang yang tidak memiliki mikrotubul. Rantai
protein globuler, flagelin, melilit pada pilinan yang rapat untuk membentuk suatu kaitan
melengkung, yang disisipkan kedalam suatu alat dibagian dasar. Tersusun atas sekitar 35 protein
yang berbeda, alat dibagian dasar meliputi suatu sistem cincin dalam lapisan dinding sel (pada
bakteri gram negatif). Alat dibagian dasar motor flagella- memutar filamen, yang mendorong
sel dengan jalan mendorong melawan medium bagian luar.
Sedangkan pili memiliki ukuran yang lebih pendek dari flagella, bentuknya seperti benang.
Fungsi pili bagi sel prokariot adalah untuk menempel pada saat melakukan reproduksi.
2. Reproduksi prokariotik
Prokariotik bereproduksi hanya secara aseksual dengan cara pembelahan biner (binary
fissioon), sambil mensintesis DNA secara kontinyu. Populasi prokariotik tumbuh dan beradaptasi
secara cepat. Sebuah sel prokariotik tunggal dalam suatu lingkungan yang sesuai akan menjadi
sebuah koloni keturunan melalui pembelahan berulang. Variasi genetik terjadi melalui mutasi
dan transfer gen. Transfer gen dapat terjadi dengan cara: konjugasi yaitu pemindahan gen-gen
secara langsung dari satu prokariota ke prokariota lainnya, transduksi viral yaitu pemindahan gen
antar prokariota dengan bantuan virus, atau dengan cara transformasi yaitu pemindahan sedikit

materi genetik bahkan satu gen saja dari satu sel prokariota ke sel prokariota yang lainnya
dengan cara mengambil DNA asing dari lingkungannya.
Prokariot berperan dalam pembentukan kondisi bumi hingga sekarang. Akumulasi
O2 atmosfer berasal dari aktivitas fotosintesis Sianobakter 2,5 milyar tahun yang lalu, sedangkan
prokariotik tertua hidup 3,5 milyar tahun yang lalu seperti fosil stromatolit yang ditemukan di
Australia Barat.
Keanekaragaman Nutrisi Dan Metabolisme
Prokariot dapat dikelompkkan kedalam empat kategori berdasarkan cara mendapatkan
energi dan karbon
1. Fotoautotrof adalah organisme fotosintetik yang memanfaatkan energi cahaya untuk
menjalankan sintesis senyawa organic dari karbon dioksida. Alat metabolis yang dikhususkan
pada organisme ini meliputi membran internal dengan sistem pigmen yang mengambil cahaya.
Diantara kelompok prokariota fotosintetik yang beragam itu terdapat sianobakteri.
2. Kemoautotrof hanya memerlukan CO2 sebagai sumber karbon, tetapi alih-alih menggunakan
cahaya untuk energi prokariota ini mendapatkan energi dengan cara mengoksidasi bahanbahan anorganik. Energi kimia diekstraksi dari hydrogen sulfide (H 2S), ammonia (NH3), ion fero
(Fe2+) atau beberapa bahan kimi, tergantung pada spesiesnya. Cara memperoleh nutrient seperti
ini unik untuk prokariota tertentu. Sebagai contoh, arkhea dari genus sulfolobus yang mampu
mengoksidasi sulfur.
3. Fotoheterotrof dapat menggunakan cahaya untuk menghasilkan ATP, tetapi harus menggunakan
karbon dalam bentuk organik. Cara memperoleh nutrient seperti ini hanya terbatas pada
prokariota tertentu.
4. Kemoheterotrof harus mengkonsumsi molekul organik untuk sumber energi dan karbon. Cara
memperoleh nutrient seperti ini banyak ditemukan pada prokariota, protista, fungi, hewan, dan
bahkan beberapa tumbuhan.
Evolusi metabolisme prokariotik merupakan penyebab sekaligus akibat dari lingkungan
dibumi yang berubah
1. Asal mula metabolisme
Adanya suatu proses suatu metabolisme khusus pada semua atau hamper semua organisme
modern dapat menunjukkan bahwa proses itu berkembang pada nenek moyang bersama, dan
dengan demikian berarti usia keberadaan proses metabolisme itu telah sangat tua. Sebagai contoh
peranan universal ATP sebagai alat tukar energi pada semua organisme yang masih hidup saat
ini menunjukkan bahwa prokariota telah menggunakan sejak dini sekali.
2. Asal mula fotosintesis
Pada beberapa prokariota awal, pigmen penyerap cahaya mungkin telah menyerap kelebihan
energi cahaya (khususnya ultraviolet) yang sangat membahayakan bagi sel yang sedang tumbuh
pada permukaan lingkungan akuatiknya, kemudian pigmen yang telah punah dengan energi ini

telah dihasilkan dengan protein membrane yang terlibat dalam sintesis ATP. Dalam suatu
kelompok arkhea modern yang disebut halofil ekstrim. Suatu pigmen yang menangkap energi
cahaya dikenal sebagai bakteriorhodopsin, tertanam dalam membrane plasma.
Cara cara utama memperoleh nutrient
Cara
Menperoleh
Nutrisi

Sumber

Sumber

Energi

Karbon

Jenis Organisme
Prokariota fotosintetik,

Fotoautotrof

Cahaya

Kemoautotrof

Bahan kimia
anorganik

Fotoheterotrof

Cahaya

Kemoheterotro
f

CO2

CO2
Senyawa

termasuk sianobakter,
tumbuhan, protista
tertentu.
Prokariota tertentu
(misalnya, sulfolobus)
Beberapa bakteri ungu

organik

non sulfur
Sebagian besar

Senyawa

Senyawa

prokariota dan protista,

organik

organik

fungi, hewan, beberapa


tumbuhan.

Organisasi seluler dan genomik prokariota berbeda secara mendasar dari organisasi
eukariotik. Sel-sel prokariota tidak terbagi-bagi oleh membran internal. Genom prokariota adalah
sebuah molekul DNA melingkar yang tidak terbungkus oleh suatu membran. Cincin-cincin
terpisah yang lebih kecil disebut plasmid mengkode jalur metabolik tertentu dan resistensi
terhadap antibiotik pada beberapa spesies.
Filogeni Prokariotik
Prokariota adalah organisme pertama dan bertahan hidup sampai sekarang. Sebagai
organisme hidup yang paling luas tempat hidupnya dan paling banyak jumlahnya. Prokariota
seringkali hidup dalam asosiasi yang dekat dengan sesamanya dan dengan eukariota, dalam
hubungan yang kita sebut simbiosis. Kasus simbiosis yang secara historis paling penting adalah
berkembangnya mitokondria dan kloroplas dari prokariota menjadi organel didalam sel-sel inang
yang lebih besar. Dengan demikian hewan, tumbuhan, fungi, dan protista kemungkinan
berkembang dari penggabungan simbiotik sel-sel nenek moyang.
Klasifikasi prokariota dalam dua domain, yaitu bakteria dan arkhea, dan semua eukariota
dalam domain ketiga, yaitu eukarya, menandakan bahwa organisme itu kemungkinan telah
mengevolusikan tiga garis keturunan yang independen satu sama lain selama jangka waktu 1,5
milyar tahun.

Prokariot ditemukan diberbagai lingkungan ekstrem dingin, panas, asam, atau basa yang
tidak cocok bagi eukariot. Prokariot secara evolusi dibedakan 2 domain : Arkaea dan Bakteri.
Arkaea Adalah pioneer untuk kehidupan. Sekarang arkaea dijumpai di lingkungan ekstrim:
1. Kadar garam tinggi (halofil ekstrim)
Kelompok arkaea ini hidup berkoloni membentuk buih yang berwarna ungu yang mengapung
di permukaan perairan. Hidup pada air laut yang berkadar garam tinggi. Contohnya adalah
bakteri rhodopsin.
2. Suhu tinggi (termofil ekstrim, hipertermofil), pH asam (asidofil), dan pH basa (alkalofil).
Kelompok bakteri ini sesuai dengan namanya, yaitu hidup pada perairan yang bersuhu tinggi
atau bahkan pada suhu optimum. Untuk pertumbuhan bakteri ini berkisar antara 60-800C.
Halofiltermoasidofil, contoh arkaea Sulfolobus warna hijau yang hidup menempati mata air
sulfur di Yellowstone National Park yang bersuhu 105C dan pH 2, energi diperoleh dari
mengoksidasi belerang.
3.

Lingkungan anaerob (bakteri metanogen)


Kelompok bakteri ini diberi nama sesuai dengan metabolisme energinya yang khas, dimana
H2 digunakan untuk mereduksi CO2menjadi metana (CH4). Metanogen termasuk bakteri anaerob
obligat. Habitatnya di lumpur dan di rawa-rawa dimana makhluk hidup lainnya tidak mampu
hidup disana, karena ketiadaan/ sedikit oksigen. Bakteri kelompok ini dalam ekosistem berfungsi
sebagai pengurai (dekomposer). Contoh dari bakteri ini adalah Methanomonas methanica.
Sedangkan domain bakteria terbagi menjadi lima kelompok filogenetik utama bakteri
(terutama didasarkan pada perbandingan signature sequencedalam RNA ribosomal), yaitu:

1. Proteobakteri: kelompok bakteri yang paling beragam dengan tiga subkelompok utama:
a.

Bakteri ungu: fotoautotrof atau fotoheterotrof dengan bakterioklorofil yang dibentuk di dalam
kantong membrane plasma; mengekstraksi elektron dari molekul selain H 2O, Misalnya H2S,
dengan demikian tidak membebaskan oksigen (bulatan berwarna terang pada sel di sebelah
kanan terdiri atas belerang yang dihasilkan sebagai suatu produk buangan dari pemecahan H 2S);
sebagian besar spesies adalah anaerob obligat, ditemukan dalam sedimen kolam, dan lapisan
lumpur banyak spesiesnya berflagella.

b. Proteobakteri kemoautotrofik; spesies yang hidup bebas dan bersimbiosis; banyak diantaranya
memegang peranan penting dalam siklus kimiawi ekosistem, termasuk fiksasi nitrogen (konversi
N2atmosfer menjadi mineral bernitrogen yang dapat digunakan oleh tumbuhan) misalnya, genus
rhizobium hidup daklam simbiotik dalam bintil akar kacang-kacangan dan legume lainnya, yang
menyumbangkan nutrisi bagi tumbuhan tersebut.
c.

Proteobakteri kemoheterotrofik; termasuk diantaranya bakteri enterik, yang menempati saluran


usus hewan; kebanyakan bakteri enteric bebentuk batang dan anaerob fakultatif; banyak
diantaranya, seperti e-coli, umumnya tidak berbahaya; yang lainnya pada umumnya bersifat
patigenik, termasuk salmonella yaitu salah satu mikroorganisme yang menyebabkan keracunan
makanan.

2. Bakteri gram positif

sebagian besar memang gram-positif, akan tetapi nama kelompok tersebut

menyesatkan karena beberapa spesies sesungguhnya adalah gram negatif dan di kelompokkan
dalam takson ini karena sistematika molekuler menunjukkan suatu hubungan yang dekat dengan
bakteri gram positif, beberapa diantaranya bersifat fotosintetik. Akan tetapi sebagian besar
spesiesnya bersifat kemoheterotrof; banyak diantaranya, termasuk Clostridium dan bacillus,
memebentuk endospora yang resisten terhadap kondisi kulit.
Bakteri gram positif yang tidak membentuk spora terdapat mikroplasma yang berukuran
paling kecil dari semua sel yan diketahui, dengan diameter hanya 0,10-0,25 milimikron; sebagai
satu-satunya bakteri yang tidak memiliki diding sel, mikroplasma sesungguhnya bukan
merupakan gram positif, akan tetapi secara genetic dekat hubungannya dengan spesies
klostridium yang merupakan gram positif; mikroplasma pada umumnya ditemukan dalam tanah,
dan

beberapa

diantaranya

bersifat

patogen

pada

hewan

(misalnya, Mycoplasma

pneumonia menyebabkan walking pneumonia pada manusia).


Kelompok gram positif juga meliputi aktinomisetes, yaitu bakteri tanah yang membentuk
koloni bercabang yang neyerupai pungi; banyak diantaranya aktinomisetes, termasuk
stteptomoces, merupakan sumber antibiotic komersial yang penting.
3. Sianobakteri fotoautotrof dengan fotosintesis yang mirip pada tumbuhan memiliki klorofil a
dan menggunakan dua fotosistem untuk memecah air yang menghasilkan O 2 sebagai produk
samping; sebagian besar hidup di air tawar. Akan tetapi ada juga spesies yang hidup dilaut dan
simbion yang hidup bersama dengan fungi sebagai lichen (lumut kerak). Beberapa spesies
akuatik memfiksasi nitrogen; dinding sel pada umumnya tebal dan bergelatin ; flagella tidak ada,
bentuk motil begerak muncul, diantara sianobakteri ada yang berbentuk sel tunggal, ada yang
berbentuk koloni, dan organism multiseluler yang memiliki suatu pembagian kerja yang khusus
diantaranya sel0sel yang terspesialisasi (daerah berkotak dalam fotograf menyoroti suatu
heterosista, suatu sel yang terspesialisasi untuk fiksasi nitrogen).
4. Spirokaeta kemoheterotrof berbentuk helik, kadang-kadang sangat panjang (0,25 mm
panjangnya, akan tetapi terlalu tipis untuk dapat dilihat tanpa mikroskop) peputaran filamen
internal mirip flagella, menghasilkan gerakan seperti pembuka sumbat botol; meliputi spesies
yang hidup bebas dan bersifat patogen seperti Treponema palladium (penyebab sipilis)
danBorrelia burgdorferi (penyebab penyakit lyme).
5. Klamidia parasit intraseluler obligat pada hewan ; mendapatkan semua ATP-nya dari sel-sel
inang, dinding sel gram negatif, akan tetapi tidak umum diantara bakteri karena tidak memiliki
peptidoglikan; Clamidia trachomatis adalah penyebab kebutaan yang paling umum di dunia dan
juga penyebab paling umum penyakit yang di tularkan secara seksual (nongonococcal urethritis)
di amerika serikat.
Perbedaan antara bakteri dan arkaea
Karateristik

Bakteri

Arkaea

Peptidoglikan

Ada

Tidak ada

Lipid membrane

Rantai C tidak bercabang

Rantai C bercabang

Kepekaan anti biotic

Dihambat

Tidak dihambat

Satu jenis

Beberapa jenis

Formil-metionin

Metionin

Tidak ada

Ada pada gen

tertentu
RNA polymerase
Asam amino
inisiator untuk
permulaan sintesis
protein
Intron

tertentu
Tabel diatas memperlihatkan beberapa perbedaan mendasar pada domain bakteria dan
arkaea berdasarkan karateristik yang ada. Pada dinding domain bakteria tersusun atas
peptidoglikan, sedangkan pada domain arkaea tidak tersusun atas peptidoglikan sehingga
pertumbuhan sel pada bakteria dapat terhambat oleh antibiotik tertentu dan pada sel arkaea tidak
dapat terhambat. Membran plasma pada sel bakteria tersusun atas rantai karbon (C) tunggal,
sedangkan pada sel arkaea tersusun atas rantai karbon (C) yang bercabang. Pada sel bakteria
asam amino sebagai inisiator untuk permulaan sintesis protein berupa formil-metionin, RNA
polimerase terdiri dari satu jenis, serta tidak terdapat intron (bagian gen yang bukan untuk
pengkodean). Sedangkan pada sel arkaea menggunakan metionin sebagai asam amino inisiator
untuk permulaan sintesis protein, RNA polimerase terdiri dari beberapa jenis serta terdapatnya
intron (bagian gen yang bukan untuk pengkodean).
Dampak Ekologis Prokariotik
1. Prokariotik adalah penghubung yang harus ada dalam pendaur ulangan unsur kimia dalam
ekosistem.
Evolusi metabolisme prokariota merupakan penyebab sekaligus akibat dari lingkungan
dibumi yang berubah. Prokariota pertama kemungkinan adalah kemoautotrof yang mendapatkan
energi dari reaksi yang melibatkan bahan kimia anorganik. Prokariotik fotosintetik awal
menggunakan pigmen dan tenaga cahaya fotosistem untuk mengfiksasi karbon dioksida, yang
membebaskan O2 sebagai hasil sampingan. Hal ini secara drastis mengubah atmosfer bumi awal
dan mempengaruhi evolusi biologis selanjutnya.
2. Banyak prokariota adalah simbiotik.

Prokariota

sangat

jarang

berfungsi

sendirian

di

lingkungan.

Prokariota

lebih

sering berinteraksi dalam kelompok, seringkali menyertakan spesies prokariota atau eukariota
lain dengan metabolisme yang saling melengkapi.
Simbiosis kemungkinan berperan penting dalam evolusi prokariota dan juga dalam asal mula
eukariota awal. Prokariota ditemukan dalam berbagai macam simbiosis. Sebagai contoh,
tumbuhan dari famili legum (kacang-kacangan) memiliki bintil pada akarnya yang disebut nodul,
yang merupakan tempat hidup prokariota mutualistik yang memfiksasi nitrogen untuk digunakan
oleh inangnya. Sedangkan tumbuhan (inang) membalas dengan menyediakan persediaan gula
dan nutrien organik lainnya. Bakteri yang menempati permukaan dalam dan luar tubuh manusia
sebagian besar terdiri dari spesies komensalisme, tetapi beberapa spesies adalah simbion mutual.
Sebagai contoh, bakteri fermentasi yang hidup dalam vagina menghasilkan asam yang
mempertahankan pH antara 4,0 dan 4,5 yang menekan pertumbuhan kapang dan mikroorganisme
yang memiliki potensi membahayakan. Bakteri parasitik adalah bakteri yang dikelompokkan
sebagai patogen karena mereka menyebabkan penyakit pada inangnya.
3.

Manusia menggunakan prokariota dalam riset dan teknologi.


Manusia telah mempelajari berbagai cara untuk memanfaatkan kemampuan metabolik
prokariota yang beraneka ragam, baik untuk tujuan penelitian ilmiah maupun untuk tujuan
praktis. Metabolisme dan biologi molekuler telah dipelajari di laboratorium dengan
menggunakan prokariota sebagai suatu sistem model yang relatif sederhana. Pada
kenyataannya,

E. coli dan prokariota lain bagi banyak laboratorium riset adalah organisme

yang dipahami paling baik diantara semua organisme.


Metanogen merupakan pengurai penting yang digunakan untuk pengolahan kotoran.
Prokariota bermanfaat dalam membantu menyelesaikan permasalahan lingkungan. Bakteri tanah
yang disebut pseudomonas (proteobakteri) menguraikan peptisida, produk petroleum, dan
senyawa sintetik lainnya. Industri kimia mengembangbiakkan bakteri dalam jumlah yang besar
untuk menghasilkan aseton, butanol, dan beberapa produk lainnya. Perusahaan farmasi, industri
makanan dan teknik DNA rekombinan telah membuka suatu era baru dalam penggunaan
prokariota secara komersial.
Kesimpulan
Prokariotik adalah organisme pertama dan bertahan hidup sampai sekarang sebagai
organisme hidup yang paling luas tempat hidupnya dan paling banyak jumlahnya. Di duga
keberadaannya berevolusi Adanya bermacam-macam senyawa yang terjadi akibat petir yang
menyambar-nyambar akan membentuk suatu kumpulan fospolipid dan karbohidrat berbentuk
butiran-butiran kecil sehingga pada suatu masa memungkinkan untuk terjadinya kehidupan.
Prokariotik secara umum adalah organisme yang bersel tunggal, meskipun beberapa
diantaranya berkoloni. Sebagian besar prokariotik berbentuk bulat, batang (basilus), atau heliks.
Prokariotik hanya bereproduksi dengan aseksual, yaitu dengan pembelahan biner.

Prokariotik dikelompokkan kedalam empat kategori berdasarkan cara mendapatkan energi


dan karbon, yaitu: fotoautotrof, kemoautotrof, fotoheterotrof, dan kemoorganoheterotrof.
Prokariotik terbagi menjadi 2 domain yaitu: domain arkaea dan domain bakteria. Domain
arkaea hidup dalam lingkungan ekstrim yang merupakan sisa-sisa dari kondisi bumi primodial.
Sebagian besar eukariota merupakan domain bakteria.
Evolusi metabolisme prokariota merupakan penyebab sekaligus akibat dari lingkungan
dibumi yang berubah. Prokariotik adalah penghubung yang harus ada dalam pendaur ulangan
unsur kimia dalam ekosistem. Banyak prokariotik adalah simbiotik dalam kehidupan.

Pengertian Protista
Protista yang paling beragam dari empat kerajaan dalam domain Eukarya. Protistabersatu atas
dasar karakteristik negatif tunggal: Mereka adalah eukariota yang tidak jamur, tanaman, atau
hewan. Dalam semuahal lain, mereka bervariasi, dengan tidak ada fitur menyatukan. Banyak
yang uniseluler, tetapi berbagai

kelompok

kolonial

dan multiseluler juga

ada. Sebagian

besar mikroskopis, namun ada juga yang besar seperti pohon. Merekamewakili semua simetri dan
menunjukkan semua jenis nutrisi. Asal eukariota, yang dimulai dengan protista leluhur,adalah
salah satu peristiwa yang paling penting dalam evolusi kehidupan.

Protista Tidak Monofiletik


Salah satu laporan yang paling penting kita dapat membuat tentang kerajaanProtista adalah bahwa
hal itu paraphyletic,bukan kerajaan samase kali; sebagai masalah kenyamanan,organism eukaotik
bersel tunggal biasanya telah dikelompokkan bersama dan disebut protista. Ini benjolan 200.000
bentu yang berbeda dan hanya jauh terkait bersama sama.di single kerajaan klasifikasi Protista
adalah buatan dan tidak mewakili setiap hubungan evolusi. Anda mungkin bertanya Tanya
mengapa para ahli biologi terus mengacu pada protista sebagai kerajaan dan mengapa kita
memiliki babdik hususkan untuk protista. Semntara kita menunggu hubungan evolusi diantara
protista harus diselesaikan ,lumping protista bersama sama memungkinkan kita untuk menjelajahi
biologi dari sejumlah eukariota menarik yang mungkin hilang dari halaman-halaman buku Anda.

Clades Mono filetik telah Diidentifikasi


antara Protista

Pengertian Protista

Aplikasi berbagai metode molekuleryang memberikan wawasan ke dalamhubungan di


antara protista. Banyak pertanyaan tentang bagaimanamengklasifikasikan protista sedang
ditangani dengan teknik ini. Apakahprotista terbaik dianggap sebagaibeberapa kerajaan yang
berbeda,masing-masing peringkat yang sama dengan hewan, tumbuhan, dan
jamur? Apakahbeberapa protista sebenarnya anggota kerajaan lainnya? Sementara pertanyaanpertanyaan ini terus diperdebatkan, informasi baru menjadi tersedia mengenaidimana
organisme antara protista yang paling mungkin monofiletik.
Dalam bab ini, kami kelompok 15 protista filum utama menjadi tujuh
kelompokmonofiletik utama, berdasarkan pemahaman kita tentang filogeni. Meskipun garis
keturunan ini dapat berubah, pendekatan ini memungkinkan kita untuk
memeriksakelompok dengan banyak sifat bersama. Perlu diingat bahwa sekitar 60 dari garis
keturunan protista belum bisa ditempatkan pada pohon kehidupan dengan
keyakinan apapun! Protista contoh tantangan dan kegembiraan dari perubahanrevolusioner
dalam taksonomi dan filogeni kami menjelajahi dalam bab 26Memahami evolusi protista adalah
kunci untuk memahami asal-usul tanaman,jamur, dan hewan.
Karena ganggang dan lahan tanaman hijau membentuk clade monofiletik, ganggang
hijau dieksplorasi secara lebih rinci dalam bab berikutnya pada keragaman
tanaman. Karakteristik ganggang dan tanaman hijau tanah paling baik dipahami bila
dianggap dalam konser karena sejarah evolusioner
mereka bersama. Sisa enamclades monofiletik yang longgar disebut protista.
Permukaan sel protista bervariasi
Protista memiliki array beragam permukaan sel. Beberapa protista, seperti amuba,yang dikelilingi
oleh membran plasma mereka. Semua protista lainnya memiliki membran plasma dengan matriks
ekstraseluler (ECM) disimpan di bagian luarmembran.
Beberapa ECM membentuk dinding sel yang
kuat; misalnya, diatom dan foraminiferamengeluarkan cangkang kaca silika.

Banyak protista dengan permukaan halus mampu bertahan dalam kondisilingkungan yang kurang
menguntungkan. Bagaimana mereka berhasil bertahan hidup dengan baik? Mereka

membentuk kista, yang merupakan bentuk aktif denganpenutup luar tahan di mana metabolisme
sel lebih atau kurang benar-benar menutup. Tidak
semua kista sangat kokoh, namun. Amuba parasit vertebrata,misalnya, bentuk kista yang
cukup tahan terhadap keasaman lambung, tetapi tidak akan mentolerir kekeringan atau suhu
tinggi.

Protista memiliki
beberapa sarana penggerak
Gerakan dalam protista juga dilakukan dengan mekanisme yang
beragam. Protistabergerak terutama oleh salah satu rotasi flagellar atau
gerakan pseudopodial.Banyak protista gelombang satu atau lebih flagella untuk mendorong diri
melaluiair, dan lain-lain menggunakan bank pendek, struktur flagella seperti yang disebut
silia untuk menciptakan arus air untuk makan atau propulsi mereka. Pseudopods(Yunani, yang
berarti kaki palsu) adalah sarana utama penggerak antara amuba,
yang pseudopods besar, ekstensi tumpul dari sel tubuh yang disebut lobopodia.Protista terkait
lainnya memperpanjang tipis, bercabang tonjolan yang
disebutfilopodia. Masih protista lain memperpanjang lama, pseudopods tipis yang
disebutaxopodia didukung oleh batang aksial mikrotubulus. Axopodia dapat diperpanjang
atau ditarik. Karena tips dapat menempel pada permukaan yang berdekatan, seldapat bergerak
dengan gerakan rolling, memperpendek axopodia di depan dan memperluas mereka di belakang.

Protista memiliki berbagai strategi gizi


Protista dapat heterotrofik atau autotrophic. Beberapa protista autotrophic adalahfotosintetik dan
disebut phototrophs. Lainnya adalah heterotrof yang mendapatkan energi dari molekul
organik disintesis oleh organisme lain.
Di antara protista heterotrofik adalah
beberapa phagotrophs disebut, yang menelanpartikel terlihat makanan dengan menarik mereka ke
dalam vesikel intraselularyang disebut vakuola makanan
atau phagosomes. Lisosom sekering dengan vakuolamakanan, memperkenalkan enzim
yang mencerna partikel makanan dalam. Molekuldicerna diserap melintasi membran vacuolar.
Protista yang menelan makanan dalam bentuk larut disebut osmotrophs. Contoh lain
dari fleksibilitas gizi yang luar biasa protista terlihat
dalam mixotrophs, protistayang baik phototrophic dan heterotrofik.

Protista bereproduksi secara


aseksual danseksual
Protista biasanya bereproduksi secara aseksual, meskipun beberapa memiliki
fasereproduksi seksual obligat dan lain-lain mengalami reproduksi seksual pada waktu
stres, termasuk kekurangan pangan.

reproduksi aseksual
Reproduksi aseksual melibatkan mitosis, tetapi proses sering berbeda dari mitosispada
hewan multisel. Misalnya, membran nuklir sering berlanjut sepanjang mitosis,dengan spindle mik
rotubular membentuk dalamnya.
Pada beberapa spesies, sel hanya membagi menjadi dua bagian yang hampir
samasetelah mitosis. Kadang-kadang sel anak jauh lebih kecil dari induknya dankemudian
tumbuh dengan ukurantipe dewasa pembelahan sel yang disebut tunas.Dalam skizogoni, umum
di antara beberapa protista, pembelahan sel didahului olehbeberapa divisi nuklir.
Hal ini memungkinkan sitokinesis untuk menghasilkan beberapa individu hampir bersamaan.

reproduksi seksual
Kebanyakan sel eukariotik juga memiliki kemampuan untuk bereproduksi secara
seksual, sesuatu prokariota tidak bisa melakukan sama sekali. Meiosis merupakan
inovasi evolusi besar yang muncul dalam protista leluhur dan memungkinkan untuk
produksi sel haploid dari sel diploid. Reproduksi seksual adalah prosesmenghasilkan
keturunan dengan pemupukan, penyatuan dua sel haploid.Keuntungan besar dari reproduksi
seksual adalah bahwa hal itu memungkinkan untuk rekombinasi genetik sering, yang
menghasilkan variasi yang merupakan titik awal evolusi. Tidak semua eukariota bereproduksi
secara seksual, namun sebagian besar memiliki kapasitas
untuk melakukannya. Evolusi meiosis dan reproduksi seksual memberikan kontribusi
terhadap ledakan yang luar biasa dari perbedaan di antara eukariota.

Protista adalah jembatan


untuk multiselularitas
Keanekaragaman juga dipromosikan oleh perkembangan multicellularity. Beberapa
sel eukariotik tunggal mulai hidup dalam hubungan dengan orang

lain, dalamkoloni. Akhirnya, anggota individu dari koloni mulai menganggap tugas yang
berbeda, dan koloni mulai mengambil karakteristik dari satu individu.Multicellularity telah
muncul berkali-kali di antara eukariota. Hampir setiaporganisme yang cukup besar untuk dilihat
dengan mata telanjang, termasuk semuahewan dan tumbuhan, adalah multiseluler. Keuntungan
besar dari multicellularityadalah bahwa hal itu mendorong spesialisasi; beberapa
sel mencurahkan semuaenergi mereka untuk satu tugas, sel-sel lain yang
lain. Beberapa inovasi telahsebagai besar pengaruh pada sejarah
kehidupan sebagai spesialisasi dimungkinkan oleh multicellularity.

Pengertian Protista, Ciri-Ciri, dan Jenis-Jenisnya


Pengertian Protista.Secara umum, Pengertian Protista adalah organisme eukariot pertama atau paling
sederhana. Protista merupakan organisme eukariotik sehingga memiliki membran inti sel. Dalam kajian evolusi
bahwa Protista merupakan organisme eukariotik yang paling awal (tertua).Acritarch berasal dari bahasa
Yunani yaitu dari kata akritos yang berarti membingungkan sedangkan arch berari asal-usl, dimana secara
umum,

Acritarch

adalah

struktur

organik

yang

belum

diperhitngkan

untuk

diklasifikasikan.

Diyakini bahwa acritarch merupakan fosil Protista yang hidup pada zaman Prakambrium yang berumur sekitar
2,1 miliar tahun. Fosit tersebut mengandung kilit sista atau kulit pelindung yang mirip dengan kulit sista yang
di bentuk Protista pada saat ini. Protista terdapat sekitar 600.000 spesies yang saat ini sudah diketahui.
Sebagian besar uniseluler, tetapi ada juga yang berkoloni dan multiseluler. Protista mempunyai
keanekaragaman metabolisme. Protista ada yang aerobik dan memiliki mitokondria sebagai alat resporasinya,
serta ada juga yang anaerobik. Ada juga Protista yang fotoautotrof karena memiliki kloroplas, dan ada juga
yang hidup secara heterotrof dengan cara menyerap molekol organik atau memakan organisme lainnya.
Sebagian besar dari Protista memiliki alat gerak yangberupa flagela (bulu cambuk ) atau silia (rambut getar)
sehingga dapat bergerak (motil), namun ada juga yang tidak mempunyai alat gerak. Protista dapat dengan
mudah ditemukan karena hidup diberbagai habitat yang mengandung air seperti di tanah, sampah, tumpukan
dedaunan, air tawar, air laut, pasir, endapan lumpur, dan batu. Namun ada juga yang hidup dengan
bersimbiosis di dalam tubuh organisme lain secara parasit atau mutualisme. Protista merupakan organisme
penyusunplankton. Plankton berasal dari baha yunani yaitu planktos yang berarti mengembara artinya
organisme mikroskopis yang mengapung secara pasitf atau berenang secara lemah di permukaan air. Plankton
yang bersifat fotoautotrof disebut dengan fitoplankton, sedangkan protista yang bersifat heterotrof disebut
dengan zooplankton.
1. Ciri-Ciri Protista - Protista memiliki berbagai jenis dengan karakteristik yang berbeda-beda, maka dari itu
kali ini mengenai ciri-ciri umum protista adalah sebagai berikut...

Memiliki membran inti sel

Umumnya uniseluler (bersel satu) tetapi ada juga organisme multiseluler atau kolonial

Hidup dengan bebas atau hidup sebagai parasit

Dapat ditemukan di tana, sampah, tumpukan dedaunan, air tawar, air laut, pasir,endapan lumpur, dan
batu

Respirasi aerop dan memiliki mitokondria untuk respirasi sel serta ada juga yang anaerobik.

Umumnya bergerak dengan flagela atau silia, namun ada juga yang tidak memiliki alat gerak.

Bereproduksi secara aseksual dan seksual

Dikelompokkan dalam 3 jenis yaitu protista mirip hewan (protozoa), protista mirip tumbuhan (alga
atau ganggang), protista mirip jamur (jamur protista)

2. Jenis-Jenis Protista/Klasifikasi Protista - Berdasarkan dari kemiripan ciri-ciri dengan organisme lain dan
cara memperoleh makanannya sebagai bentuk sumber energi. Protista di kelompokkan dalam 3 jenis golongan.
Jenis-Jenis Protista adalah sebagai berikut...
a. Protista Mirip Hewan (Protozoa) - Protista mirip hewan (protozoa) adalah protista yang bersifat heterotrof
yang memperoleh makanannya dari organisme lain dengan cara "menelan" atau memasukkan makanan
tersebut ke dalam sel tubuhnya (intraseluler). Macam-macam contoh protista mirip hewan dikelompokkan
dalam beberapa jenis yaitu Mastigophora (protista berbulu cambuk), sarcodina (protista berkaki semu),
Ciliphora (protista bersilia), dan Sporozoa (protista berspora).

Ciri-Ciri Protista Mirip Hewan (Protozoa)

Organisme bersel satu

Mempunyai inti eukariotik

Ukuran tubuh antara 100-300 mikron

Umumnya memiliki anggota gerak

Alat gerak protozoa antara lain kaki semu (pseudopodia), bulu getar (silia), dan bulu cambuk
(flagelum),

Umumnya tidak dapat membuat makanan sendiri (heterotrof)

Hidup bebas, saprofit, atau parasit

Habitat di air laut, air tawar, tempat lembab, tubuh hewan atau tubuh manusia.

b. Protista Mirip Tumbuhan (Alga atau Ganggang) - Protista mirip tumbuhan (alga atau ganggang) adalah
protista fotoautotrof yang dapat membuat makanannya sendiri dengan cara fotosintetis. Macam-macam alga
yang dikelompokkan dalam beberapa jenis antara lain Euglenophyta (euglena), Chrysophyta (alga keemasan),
Phyrrophyta (alga api), Chlorophyta (alga hijau), Phaeophyta (alga cokelat), dan Rhodophyta (alga merah).

Ciri-Ciri Protista Mirp Tumbuhan (Alga atau Ganggang)

Organisme eukariotik

Bersifat uniseluler dengan yang berbentuk benang/pita dan ada juga yang bersifat multiseluler yang
berbentuk lembaran

Tidak dapat dibedakan antara akar, batang, dan daun.

Tubuhnya berupa talus

Bereproduksi secara aseksual dan seksual

Habitat di perairan, tempat lembab, dan epifit

Dapat berfotosintetis

c. Protista Mirip Jamur (Jamur Protista) - Protista mirip jamur (jamur protista) adalah protista heterotrof
yang memperoleh makanan dari organisme lain dengan cara menguraikan atau menelan (fagositosis) makanan.
Macam-macam jamur protista yang dikelompokkan dalam beberapa jenis yang meliputi kelompok jamur
lendir dan jamir air (Oomycota). Jamur lendir terbagi menjadi dua jenis yaitu jamur lendir plasmodial
(Myxomycota) dan jamur lendir seluler (Acrasiomycota).

Ciri-Ciri Protista Mirip Jamur (Jamur Protista)

Memiliki sel flagela pada waktu dalam siklus hidupnya

Bersifat heterotrof

Umumnya parasit atau saprofit

Khususnya pada jamur air, memiliki dinding sel yang tersusun oleh selulosa, sedangkan jamur
tersusun oleh zat kitin

Membentuk spora diploid dan hasil miosis berupa gamet. Pada jamur air menghasilkan zoospora

Fagositik

keanekaragaman mahluk hidup


Pengertian : Pengertian Keanekaragaman Hayati adalah keseluruhan variasi berupa bentuk, penampilan,
jumlah, dan sifat yang dapat ditemukan pada makhluk hidup. Setiap makhluk hidup memiliki ciri dan
tempat hidup yang berbeda. Melalui pengamatan, kita dapat membedakan jenis-jenis makhluk hidup.
Pembedaan makhluk hidup tanpa dibuat berdasarkan bentuk, ukuran, warna, tempat hidup, tingkah laku,
cara berkembang biak, dan jenis makanan.
Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya keanekaragaman makhluk hidup adalah : Mutasi adalah
peristiwa perubahan yang disebabkan oleh faktor internal seperti materi genetik atau faktor lingkungan,
seperti radiasi dan suhu. Rekombinasi adalah proses atau peristiwa yang berakibat terbentuknya
kombinasi gen baru pada kromosom. Individu baru dari reproduksi seksual akan memiliki faktor
keturunan dari kedua induknya.
Tingkat Keanekaragaman Hayati :
Keanekaragaman Gen :
Keanekaragaman Gen Komposisi atau susunan jumlah faktor dalam kerangka dasar gen bisa berbedabeda. Perbedaan jumlah dan susunan faktor tersebut akan menyebabkan terjadinya keanekaragaman gen.

Perbedaan gen pada makhluk hidup menyebabkan sifat yang tidaak tampak (genotipe) dan sifat yang
tampak (fenotip) pada setiap makhluk hidup menjadi berbeda. menu
Keanekaragaman jenis :
Keanekaragaman jenis Keanekaragaman tingkat jenis menunjukkan adanya variasi bentuk, penampakan
dan frekuensi gen, ekosistem yang kita miliki sangat beraneka ragam sehingga jenis makhluk hidup yag
ada pun sangat beraneka ragam pula. Contoh : keanekaragaman jenis dalam ekosistem hutan bakau menu
Keanekaragaman Ekosistem :
Keanekaragaman Ekosistem Ekosistem merupakan kesatuan faktor abiotik, seperti tumbuhan, hewan dan
mikroorganisme dengan faktor abiotik, seperti tanah, air, dan udara di suatu tempat tertentu. Contoh :
hutan hujan tropis slalu hujan sepanjang tahun. menu
Usaha Pelestarian Keanekaragaman Makhluk hidup :
4 1 2 3 Usaha Pelestarian Keanekaragaman Makhluk hidup Pelestarian secara In situ dan Ex Situ Cagar
Alam Kebun Plasma Nutfah Suaka Marga Satwa
Pelestarian secara In Situ dan Ex Situ :
Pelestarian secara In Situ dan Ex Situ Pelestarian secara in situ artinya dilakukan di habitatnya, sedangkan
secara ex situ artinya dikeluarkan dari habitatnya dan dipelihara di tempat lain. Contoh in situ adalah
perlindungan bunga bangkai di bengkulu. Pelestarian secara Ex Situ misal kebun koleksi. Di kebun
koleksi tanaman dikumpulkan dalam sau tempat dari asal yang berbeda, biasanya dikumpulkan jenis yang
dianggap unggul. Contohnya adalah kebun kaktus.

Cagar Alam :
Cagar Alam Cagar alam merupakan daerah atau kawasan dilindungi karena memiliki ekosistem yang unik
seperti Cagar Alam Ujung Kulon di Jawa Barat. menu
Kebun Plasma Nutfah :
Kebun Plasma Nutfah Kebun plasma nutfah merupakan pengembangan kebun koleksi yang cakupannya
lebih luas. Di kebun plasma nutfah bukan hanya tanaman unggul saja yang dipelihara, tetapi juga sumber
hayati lainnya. Contoh kebun plasma nutfah yang dimiliki oleh LIPI terdapat di Cibinong. Kebun plasma
nutfah pisang menu
Suaka Marga Satwa :

Suaka Marga Satwa Suaka marga satwa merupakan kawasan yang memiliki jenis satwa dan
keanekaragaman yang unik. Pelestarian dapat dilakukan secara sengaja atau alami untuk menjaga
kelangsungan hidup satwa tersebut. menu
Contoh perbuatan manusia dapat menurunkan keanekaragaman makhluk hidup :
Contoh perbuatan manusia dapat menurunkan keanekaragaman makhluk hidup Pembuangan limbah
pabrik dan rumah tangga ke lingkungan dalam jumlah yang tinggi dan terus menerus. Pembabatan hutan
alam untuk keperluan pengambilan hasil hutan, perkebunan, pabrik, jalan raya, atau perumahan.
Penggunaan pestisida, insektisida, dan fungisida secara terus menerus dan tidak bertanggung jawab.
Perburuan hewan yang tidak bertanggung jawab, termasuk untuk diperdagangkan.
Manfaat Pelestarian dan Perlindungan Alam :
Memelihara proses ekologi yang esensial dan sistem pendukung kehidupan seperti terjaminnya
ketersediaan air dan oksigen bebas di udara. A C B Mempertahankan keanekaragaman genetis makhluk
hidup. Menjamin pemanfaatan ekosistem secara berkelanjutan sehingga nilai pendidikan, ekonomi dan
reaksi alam dapat selalu terjaga. Manfaat Pelestarian dan Perlindungan Alam

Macam Hewan
Burung Murai Sadar Bercermin

Jika Anda memiliki burung, coba sekali-sekali hadapkan ke depan cermin. Apa reaksinya. Apakah ia
menolehkan kepala ke kanan dan kiri layaknya manusia yang tengah berdandan?
Umumnya hal tersebut merupakan kemampuan dasar primata seperti simpanse dan manusia. Lumbalumba dan gajah juga telah terbukti punya kemampaun tersebut.
Sebagian burung ternyata memang dapat melakukannya dan mengenalinya dirinya di depan cermin.
Namun, tak semua jenis burung. Burung betet dan Beo memang merespon cermin namun mereka tak tahu
bahwa di balik cermin adalah bayangannya.

Hanya burung-burung yang memiliki interaksi sosial tinggi yang mengenali bayangan dirinya di balik
cermin. Terutama burung dari kelompok gagak. Baru-baru ini, burung murai dari sopesies Pica pica juga
lulus tes bercermin.
Dalam percobaan di laboratorium, peneliti Jerman dari Universitas Goethe Frankfurt, menguji lima ekor
murai. Masing-masing bernama Gerti, Goldie, Harvey, Lilly, dan Schatzi. Pada masing-masing bulunya
ditempelkan stiker berwarna kuning dan merah yang hanya dapat dilihat dari cermin.
Saat dihadapkan di depan cermin, burung-burung murai tersebut sangat sibuk memperhatikan tanda yang
kontras di tubuhnya itu. Masing-masing kemudian mencoba meraihnya dengan paruh dan kukunya.
Dalam beberapa kali percobaan, mereka sukses melepaskannya dan berhenti setelah berhasil.
Namun, saat diberi stiker berwarna hitam yang tidak terlalu berbeda warna dengan bulunya, mereka tak
terlalu meresponnya. Burung-burung tersebut juga tak melakukan tindakan apapun terhadap stiker
tersebut saat tidak dihadapkan pada cermin.
Secara umum, hasilnya menunjukkan bahwa burung murai mampu memahami bahwa bayangan dirinya
di cermin, demikain kesimpulan yang dimuat para peneliti dalam jurnal PLoS Biology edisi terbaru.
Mereka menyatakan tidak sampai meneliti tingkat pengenalannya namun baru sekadar respon terhadap
bayangan sendiri.
Pengenalan bayangan diri sendiri merupakan faktor penting dalam interaksi. Antara lain untuk
membandingkan pengalamannya dengan pengalaman sesamanya.

Kenapa Lalat Sulit Dipukul?

Sudah berapa kali Anda berhasil memukul lalat dengan tangan? Sulit bukan? Rahasia di balik kemampuan
tersebut kini telah diketahui penjelasannya.
Selama 20 tahun meneliti biomekanika sayap lalat, Michael Dickinson dari Institut Teknologi California
(Caltech) baru memecahkannya sekarang. Itu pun karena dia selalu penasaran terhadap pertanyaan yang
sederhana dan sering dilontarkan banyak orang yang ditemuinya.
Sekarang saya punya jawabannya, ujar Dickinson yang melakukan penelitian bersama Esther M dan
Abe M Zarem. Ia menemukan rahasia tersebut setelah merekam manuver sejumlah lalat yang terancam
pukulan menggunakan kamera digital yang dapat merekam dengan kecepatan dan resolusi tinggi.
Mereka menemukan bahwa lalat dapat mengenali ancaman berdasarkan lokasi. Otanya akan menghitung
seberapa jauh ancaman terhadapnya sebelum memutuskan untuk mengepakkan sayap dan kabur.
Setelah memprediksi arah ancaman, kakinya bertumpu untuk terbang ke arah yang berlawanan. Semua
persiapan meloloskan diri dapat dilakukannya dengan sangat cepat, hanya 100 milidetik setelah ia
mendeteksi adanya bahaya.
Ini menunjukkan begitu cepatnya otak lalat memproses informasi sensorik menjadi respons gerakan
yang sesuai, ujar Dickinson. Bahkan, lalat mengatur postur tubuhnya sesuai besar ancaman.
Artinya, lalat telah mengintegrasikan dengan baik antara informasi visual dari mata dan informasi
metasensorik di kakinya. Temuan ini memberikan petunjuk mengenai sistem saraf lalat dan menunjukkan
bahwa di otaknya terdapat sistem pemetaan posisi ancaman.
Ini sebuah transformasi rangsangan menjadi gerakan yang sedikit kompleks dan penelitian berikutnya
mencari bagian otak yang mengaturnya, ujarnya.
Dari sistem tersebut, Dickinson juga dapat menyarankan cara paling efektif memukul lalat. Menurutnya,
waktu terbaik memukul lalat bukan saat posisinya siap terbang sehingga waktu yang dibutuhkannya untuk
mengantisipasi ancaman tersebut relatif lebih lama. Tentu tak mudah melakukan gerakan Akurat kurang
dari 100 milidetik.
Burung Berdada Oranye Spesies Baru dari Gabon

Seekor burung yang memiliki warana dada oranye cerah yang hidup di pedalaman hutan Gabon, Afrika
dipastikan sebagai spesies baru. Para ilmuwan telah memberinya nama Stiphrornis pyrrholaemus dan
menyebutnya burung robin hutan berpunggung olive,abu-abu kehijauan.
Tes genetika memastikan burung yang memiliki panjang sekitar 12 centimeter dan berat 14 gram itu
memiliki keunikan dibanding spesies burung sejenis. Tim peneliti dari Institut Smithsonian yang
menemukan burung tersebut melaporkannya dalam jurnal Zootaxa terbaru.
Saya mulai penasaran saat menemukannya untuk pertama kalinya di Gabon sejak tidak ada deskripsi
spesies yang sesuai dalam panduan lapangan, ujar Brian Schmidt, ahli burung dari Museum Nasional
Smithsonian seperti dilansir Reuters. Penampilan yang paling mencolok dan membedakannya dengan
burung lainnya adalah titik berwarna putih di dekat kedua matanya.
Seperti dideskripsikan dalam jurnal ilmiah, burung yang berjenis kelamin jantan memiliki bulu
kerongkongan dan dada berwarna oranye, perut kuning, punggung olive, dan kepala hitam. Sementara
burung betina memiliki warna mirip namun sedikit lebih cerah.
Meski penemuan spesies robin hutan berpunggun olive ini bukan tujuan utama proyek kami, hal tersebut
sungguh pengingat bahwa dunia masih penuh kejutan, ujar Schmidt yang menemukannya secara tak
sengaja.
Ikan dan Udang Tahan Hidup di Kedalaman 2.300 Meter

Seekor ikan yang ditemukan di perairan Mid Atlantik Ridge di Samudra Atlantik sangat kuat karena dapat
hidup di kedalaman hingga 2.300 meter. Tempat hidupnya tercatat sebagai rekor habitat terdalam bagi
spesies ikan. Rekor terdalam yang pernah tercatat sebelumnya 1.400 meter.
Pada kedalaman lebih dari 1.000 meter sulit menemukan hewan yang masih hidup, ujar Dr Bruce
Shilito, pakar biologi kelautan dari Universite Pierre di Marie Curie, Paris, Perancis, yang melakukan
penelitian menumpang kapal Porquoi Pas milik Ifremer, lembaga riset kelautan Perancis. Selain karena
tekanan yang sangat tinggi, di kedalaman tersebut sulit mendapatkan sinar Matahari.
Namun, ikan zoarcid (Pachycara saldanhai) ditemukan di dekat kawasan hangat di dasar laut. Di lokasi
tersebut terdapat patahan yang menjadi jalur keluarnya gelembung-gelembung gas dari dalam perut Bumi.
Para peneliti berhasil menangkapnya dan membawa ikan tersebut ke permukaan laut dengan alat khusus
yang dapat mengatur tekanan sekitarnya. Selain ikan, para peneliti juga mengambil spesimen udang
Mirocaris fortunata dan Chorocaris chacei yang ditemukan pada kedalaman 1.700 meter serta Rimicaris
exoculata dari kedalaman 2.300 meter.
Hewan-hewan tersebut sangat peka terhadap perubahan tekanan. Saat diangkut ke permukaan dengan
wadah bertekanan tinggi, ikan dan udang masih aktif dan bergerak naik turun. Namun, pada
tekanan Atmosfer dalam beberapa saat ikan-ikan itu tewas.
Pada penelitian berikutnya, para peneliti Perancis itu akan mempelajari perilaku hewan-hewan yang aneh
tersebut. Mereka akan menyiapkan kolam khusus pada ruangan bertekanan tinggi yang sesuai dengan
habitatnya di alam.
Pari Raksasa di Indonesia Mungkin Spesies Baru

enis ikan pari raksasa yang sering disebut pari manta ternyata terdiri dari dua spesies berbeda. Pari manta
yang selama ini sering dilihat adalah spesies yang berukuran lebih kecil dan banyak hidup di dekat pantai.
Spesies yang berukuran tubuh lebih besar jarang terlihat dan hidup di perairan dalam. Meski lebih besar,
ikan pari manta ini tidak memiliki penyengat beracun di ekornya. Kelompok spesies kedua ini
kelihatannya juga memiliki daya jelajah lebih jauh dan lebih sensitif terhadap kehadiran manusia.
Hanya penyelam beruntung yang dapat melihat jenis pari manta raksasa ini. Keragaman pari manta
tersebut dilaporkan pertama kali oleh Andrea Marshall, seorang kandidat doktor di Universitas
Queensland, Australia dalam simposium mengenai ikan pari di Montreal, Kanada.
Manta selama ini dikenal sebagai keluarga ikan pari yang paling besar dan dapat tumbuh hingga seberat
lebih dari dua ton. Pari manta dapat tumbuh hingga selebar 8 meter.
Dua jenis pari manta sama-sama hidup di semua bagian lautan namun memiliki gaya hidup berbeda. Pari
manta yang lebih kecil dapat ditemui di perairan Hawaii, Maldives, Mozambik, Australia, dan Jepang.
Sementara kehidupan pari manta kedua masih misterius.
Seberuntung saat menemukannya, hanya di Mozambik kami melihat keduanya berinteraksi pada
kawasan karang yang sama, ujar Marshall. Ia memastikan ikan pari manta tersebut sebagai spesies
bebeda setelah melakukan pengujian DNA.
Kehidupan pari manta tersebut mungkin dapat dilacak di Indonesia. Sebab, selain hidup di Mozambik,
pari manta raksasa tersebut sering terlihat bermigrasi ke perairan Indonesia.
Spesies Ular Terkecil Ditemukan di Barbados

Ular terkecil di dunia tak lebih besar dari cacing tanah. Panjang tubuhnya saat dewasa tak lebih dari 10
cm.
Pakar biologi evolusi dari Pennsylvania State University AS, S Blair Hedges, menemukan spesies tersebut
di Barbados, pulau paling timur di Kepulauan Karibia. Penemuan tersebut akan dipublikasikan di jurnal
Zootaxa edisi Senin (4/8) sebagai spesies baru dengan nama Leptotyphlops carlae yang diambil dari nama
herpetolog Carla Ann Hass yang kebetulan istri Hedges.
Perilaku dan kehidupan ekologinya masih belum banyak diketahui. Namun, Hedges telah memastikan
secara fisiologi maupun genetika berbeda dengan 3.100 jenis ular yang telah ditemukan di seluruh dunia.
Ular berwarna coklat itu memangsa serangga dan rayap dan termasuk ular yang tidak beracun. Hedges
menemukannya di balik bebatuan dekat kawasan yang berhutan. Ular tersebut tergolong kelompok ular
cacing yang biasa ditemukan di wilayah tropis. Ia mungkin jenis yang langka dan terancam punah.
Spesies baru dan eksotis masih ditemukan di Kepulauan Karibia meskipun hutan tropis yang tersisa
sangat sempit, ujar Hedges. Penemuan satwa-satwa terkecil di Barbados menambah kekayaan hayati
kawasan kepualaun di Amerika Tengah tersebut.
Struktur tubuh yang kecil juga menggambarkan keragaman genetika yang unik di kepulauan tersebut. Hal
tersebut mungkin ada kaitannya dengan evolusi di mana makhluk hidup mengembangkan anggota tubuh
yang paling sesuai dengan kondisi lingkungannya untuk bertahan hidup.
Para ilmuwan banyak menemukan hewan-hewan yang berukuran kecil sebelumnya. Selain ular terkecil di
dunia, di wilayah Kuba juga dapat ditemui burung kolibri madu yang merupakan burung terkecil di dunia.
Ular terkecil kedua juga ditemukan di Martinique. Tim Hedges sebelumnya juga menemukan katak
terkecil di dunia di Kuba serta cicak terkecil di dunia di Republik Dominika.
Ular tersebut mungkin mengalami seleksi alam sehingga hanya yang kecil yang bertahan, ujar Hedges.
Jenis ular tersebut biasanya hanya menghasilkan satu keturunan sepanjang hidupnya atau menghasilkan
satu butir telur setiap bereproduksi.

Namun, bayi ular tergolong besar dengan ukuran setengah dari panjang ular dewasa. Sebagai
perbandingan, bayi ular terbesar di dunia hanya memiliki panjang sepersepuluh ular dewasa. Misalny,a
anak king kobra yang hanya sepanjang 36 cm meskipun ular dewasa dapat tumbuh hingga 5,5 meter.
Fakta bahwa ular tersebut menghasilkan satu telur raksasa, relatif terhadap ukuran induknya,
menunjukkan bahwa seleksi alam mencoba menjaga ukuran keturunan di atas batas kritis untuk bertahan
hidup, Hedges menjelaskan.

Semut pemotong daun punya kemampuan mengambil keputusan secara kolektif untuk menentukan
ukuran mangsa yang harus diangkut.

Cacing Sulap Semut Menjadi Buah Beri

Jenis cacing parasit di Panama dapat menyulap tubuh semut inangnya menjadi tampak seperti buah beri
yang ranum. Perut semut yang merah berisi akan menarik perhatian burung untuk mematuknya sehingga
cacing punya kesempatan menyebar ke mana-mana.
Siasat yang diambil cacing-cacing parasit itu pertama kali diamati oleh Robert Dudley dari Universitas
California Berkeley, AS dan Steve Yanoviak dari Universitas Arkansas. Mereka mengatakan hubungan
semacam ini merupakan temuan baru dalam dunia sains hewan.
Semut hitam yang hidup di hutan Panama bukanlah makanan burung karena bau dan rasa tubuhnya yang
getir. Para ilmuwan selama ini belum pernah melihat burung makan semut, namun kadang-kadang
ternyata melakukannya.
Saya jelas-jelas melihat burung-burung datang dan berhenti sebentar barang sedetik ke dekat semutsemut itu sebelum akhirnya terbang, mungkin karena semut bergerak menjauh, ujar Dudley. Jadi, ia
yakin burung-burung pemakan buah menganggapnya mangsa yang empuk.
Setelah diamati, sebagian dari semut-semut tersebut ternyata menunggingkan perutnya yang berwarna
merah ke atas. Padahal pada kondisi normal, semut tersebut berwarna hitam.
Semut-semut yang perutnya menjadi merah itu ternyata mengandung cacing parasit dari spesies
Myrmeconema neotropicum seperti dilaporkan dalam jurnal Systematic Parasitology edisi Februari 2008.
Cacing tersebut termasuk kelompok nematoda, tubuhnya silinder tetapi tidak bersegmen.
Ini fenomenal karena nematoda mengubah semut menjadi merah menyala dan mirip sekali dengan buahbuahan di kanopi hutan, ujar Yanoviak. Strategi yang dilakukan cacing juga begitu sempurna karena
tidak hanya mengubah tampilan semut, tetapi juga perilaku semut.
Akhirnya, jika burung tertarik memangsa semut, telur-telur cacing punya kesempatan tersebar ke manamana dan dengan mudah memperoleh nutrisi untuk berkembang biak di kotoran burung.
Muda Penakut, Tua Pemberani

Semut merah selama ini dikenal sebagai serangga yang suka menggigit dan membuat gatal. Di balik
sifatnya yang suka menyerang itu, hewan sosial ini juga berperilaku ganjil. Meski saat dewasa pemberani,
saat masih muda penakut.
Saat terancam bahaya, semut muda akan diam dan tumbang seolah tewas dengan tubuh yang kaku.
Musuhnya biasanya mendekat dan memeriksa, namun akan membiarkannya mungkin karena mengiranya
mati. Begitu musuh pergi, semut tersebut akan Bangun dan segera berlari.
Tidak ada seorang pun yang pernah melaporkan hal ini sebelumnya, dan hal tersebut membuat kami
terkejut, ujar Deby Cassill, seorang pakar evolusi biologi di University of South Florida, St. Petersburg,
AS.
Namun, perilaku tersebut berubah drastis saat semut menginjak dewasa. Semut merah memang
dikenal Agresif menyerang musuhnya. Semut yang berusia kurang dari enam bulan cenderung
menghindar dari musuh, sementara yang berusia enam bulan hingga usia maksimumnya sekitar setahun
cenderung agresif dan suka menyerang.
Semua semut pekerja adalah jenis betina steril, jasi mereka ibarat wanita tua pemberani yang mau
berjuang sampai titik darah penghabisan, ujar Cassill. Menurutnya, salah satu alasan perubahan perilaku
ini berkaitan dengan pertumbuhan tubuh semut merah.
Eksoskeleton atau kulit terluar pada semut muda masih terlalu lunak sehingga mudah terluka dan tidak
punya kekuatan cukup untuk mendesak musuh. Sementara pada semut dewasa, kulitnya sudah keras dan
relatif lebih tahan dari goresan.
Perilaku berpura-pura mati sebelumnya telah diketahui dilakukan beberapa jenis hewan untuk menipu

lawan atau menghindari serangan predatornya. Misalnya opposum, bison, dan ular-ular tertentu.
Semut Juga Pengambil Keputusan yang Hebat
Selama ini semut diketahui sebagai makhluk sosial dan pintar. Jadi tak heran kalau semut menjadi
pengambil keputusan yang andal. Koloni semut terbukti dapat mengambil keputusan dengan cepat saat
berburu mangsa, tidak hanya menentukan jalur lalu lintas dari sumber makanan ke sarang. Ini tebukti saat
iring-iringan awmut berhasil Beradaptasidengan lingkungan sekitarnya saat iring-iringannya dihambat.
Untuk menguji kemampuan semut menghadapi masalah, Audrey Dussutour dan timnya dari Universitas
Sydney, Australia, meletakkan lembaran plastik yang sangat dekat dengan permukaan jalur rombongan
semut pemotong daun yang sedang mengangkut mangsa. Meski ruang di bawah lembaran plastik masih
dapat dilalui semut, potongan daun mustahil melaluinya. Agar semut tidak mencari jalan memutar, jalur
sekitarnya ditutup.
Mengejutkan, kemacetan tidak terjadi karena semut-semut tersebut segera belajar untuk memotongmotong daun menjadi lebih kecil, ujar Dussutour. Setelah 24 jam, semut tidak hanya memotong
melainkan menggulungnya sehingga lebih mudah dibawa di bawah lapisan plastik yang terlalu sempit.
Hal tersebut menunjukkan bahwa semut benar-benar pengambil keputusan yang hebat. Mereka tidak
hanya beradaptasi, namun mengembangkan strategi yang lebih baik. Para peneliti menyatakan, strategi
tersebut mungkin dikembangkan dari proses yang disebut social fasilitation (kemudahan sosial).
Dalam hal ini, saat plastik menghalangi, beberapa ekor semut yang sebelumnya membawa daun ukuran
besar akan memotong-motongnya agar sesuai dengan ukuran lorong dan tetap berada di dalam lorong.
Sementara semut yang belum membawa daun akan bertemu dengannya dan mendapat informasi tersebut.
Ibarat banyak orang makan es krim, lalu Anda ingin membelinya juga, ujar Dussutour. Namun, untuk
mengetahui bagaimana strategi mulai terbentuk, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut. Para peneliti
harus melakukan pengamatan lebih lanjut kepada masing-masing individu, misalnya dengan menandainya
menggunakan pewarna, untuk melihat proses pengambilan keputusan itu
MACAM TUMBUHAN
1.adiantum atau supli

Suplir sendiri mempunyai berbagai jenis dan varietas. Meski begitu, suplir yang cukup cantik karena
berdaun kecil dan memberi suasana segar itu, agak sulit dipelihara karena membutuhkan lingkungan yang
lembab dan udara bersih.
Suplir membutuhkan sedikit cahaya. Karena itu, sebagian tempatnya harus teduh. Jenis tanaman ini juga
tidak terlalu banyak membutuhkan air, asal lembab dan tidak basah, tetapi juga tidak kering. Air penyiram
sebaiknya air hujan.
Selama musim kemarau, pot perlu dikelilingi dengan mos yang basah tidak harus dengan air hujan
agar kelembabannya terjaga. Pada awal musim hujan, merupakan musim tumbuh, sebaiknya suplir
dipupuk teratur sesudah dipindah ke pot yang lebih sesuai besarnya.
2. Keladi Red Star (Caladium Bicolor)

Kecantikan tanaman ini terletak pada bentuk dan warna daunnya.


Keladi Red Star kecantikannya adalah pada urat daunnya yang berbentuk bintang dan berwarna merah

cerah, tangkai daunnya berwarna agak kemerahan (pink) dengan belang-belang hitam.
Keladi hias termasuk tanaman yang mudah ditanam, tanaman hias ini cepat berkembang asal media
tanamnya tetap dijaga lembab.
Tanaman ini sebaiknya diletakkan di tempat yang terkena sinar matahari penuh, agar warna merah pada
urat daunnya menguat.
Untuk penyiraman cukup disiram sekali dalam sehari. Penyiraman harus ke medianya, jangan ke daun.
Dengan media yang basah (lembab), keladi akan tumbuh cantik, lebar, dan warna pada daunnya akan
lebih keluar.
Media biasanya memakai sekam atau cocopeat. Jangan memakai tanah karena akar sulit untuk
menembusnya,
3. Aglaonema

Tanaman ini berdaun lonjong hijau, dihiasi bintik-bintik, garis, atau ban berwarna abu-abu keperakan. Sri
rejeki ini mudah ditanaman tanpa perawatan intensif, tapi membutuhkan cahaya yang tidak langsung dan
lingkungan yang lembab.
Hanya saja, Anda perlu hati-hati bila ruangan terlalu panas dan kering di musim kemarau,
daun Sri Rejeki mudah layu dan harus dibuang. Tanaman ini juga tidak tahan terhadap uap air dari dapur
dan asap rokok. Selain itu, daun segar yang sudah tua juga perlu dipangkas.
4. Dieffenbachia

Di kalangan penjual tanaman hias, Dieffenbachia dikenal pula sebagai daun bahagia atau bunga bahagia.
Dieffenbachia juga dikenal mudah dalam perawatan dan perbanyakannya. Tanaman ini tahan dalam
ruangan meskipun untuk jangka tertentu perlu diperlakukan pula di ruang terbuka. Warna daunnya
cenderung gelap bila ditempatkan dalam ruang atau di bawah naungan.
Jadi, tak masalah jika ingin menjadikannya sebagai tanaman indoor.
Daun Dieffenbachia mampu menyerap racun di udara. Menempatkannya dalam ruangan, selain
mempercantik ruang, juga membersihkan udara. Menanamnya di halaman, bisa ikut membantu
mengurangi gas polutan di sekitar rumah.
Perbanyakan tanaman ini umumnya dilakukan dengan stek.
Tetapi berhati-hatilah karena, getah daun dan batang Dieffenbachia BERBAHAYA!! dapat menyebabkan
gatal-gatal maupun kejang pada bibir dan lidah serta kerongkongan bila mengenainya. Meskipun setelah
beberapa waktu dapat pulih kembali, gejala ini dapat menyebabkan syok, bahkan kematian apabila kejang
mengganggu saluran pernafasan.
5. Kuping Gajah
(Anthurium crystallinum Lindl.)

Tanaman lainnya yang tak kalah cantik adalah Anthurium Crystallinum atau Kuping Gajah. Tanaman ini
dipelihara karena keanehan daunnya yang berbentuk jantung dan besar, bila dibandingkan dengan ukuran
batangnya. Daun yang lebar ini lalu dianggap menyerupai kuping gajah.
Daun kuping gajah berwarna hijau tua dengan urat-urat hijau muda keputih-putihan.
Tanaman ini termasuk jenis Anthurium Daun, yang memiliki daya pikat terutama dari bentuk-bentuk
daunya yang istimewa dan untuk perawatannya lebih mudah, karena perhatian cenderung hanya tertuju
pada daunnya saja.
Anthurium hanya butuh sinar matahari sedikit. Tempat yang teduh seperti di beranda rumah, teras
belakang rumah menjadi tempat yang cocok bagi Anthurium.
Daun Anthurium akan berubah menguning jika terkena sinar matahari secara terus menerus dalam waktu
lama.
Tetapi bila cahaya kurang, daun nampak lemas dan pucat, daun dan tangkainya cenderung memanjang.
Untuk menanamnya sebaiknya gunakan media yang disukai Anthurium yaitu media yang berupa
campuran arang sekam, pakis cacah dan humus. Tujuannya agar akar-akar dari Anthurium ini mudah
untuk tumbuh dan menyebar.
Penyiraman dilakukan 1 kali sehari, tetapi jika cuaca panas, boleh di siram 1 2 kali (pagi dan sore),
tanaman ini tidak suka basah tetapi suka kelembapan. Air tidak boleh sampai tergenang atau becek.
Daun yang sudah tua atau rusak karena hama dan penyakit, dipotong agar tanaman tampak bersih dan
menarik.
6. Paku Tanduk Simbar Menjangan
(Platycerium bifurcatum (Cav.) C.Chr.)

Paku Tanduk Rusa (Platycerium) adalah suatu genus tumbuhan paku dengan lebih kurang 18 jenis.
Kesemuanya merupakan epifit (akar melekat di batang pohon) dengan penampilan yang unik karena
memiliki dua tipe daun dengan fungsi dan bentuk jelas berbeda.
Dua tipe daun:
1. Tipe pertama selalu steril dan berbentuk perisai tegak, mengering pada kondisi kurang air, fungsinya
mengumpulkan dedaunan kering dan penangkap air, sehingga kelembaban bagi rimpang terjaga.
2. Tipe kedua menjuntai dari pusat daun tipe pertama dengan bentuk menyerupai tanduk rusa
(walaupun ada beberapa jenis yang tidak demikian), fungsinya sebagai pembawa spora yang terletak di
sisi bawah daun, panjang daun yang menjuntai dapat mencapai satu meter atau lebih.
Paku yang juga biasa disebut Simbar Menjangan ini dapat dijumpai tumbuh liar di semua daerah tropis
dunia (dari Malaysia sampai Polynesia).
Tanaman hias ini biasa ditempel di pohon atau digantungkan untuk memberikan kesan alami pada taman.
Tempat yang disukai oleh tanaman ini adalah tempat yang teduh, yang tidak langsung memperoleh sinar
matahari.
Anakan yang tumbuh dapat dipisah dari induknya secara hati-hati dan ditempelkan pada tempat lain.
7. Saka Asparagus Plumosus.

Ini tanaman sejenis paku yang lebat daunnya menyerupai jarum halus. Potongan batang yang berdaun,
ditambah beberapa bunga, lalu digunakan untuk menghias. Asparagus ini mudah ditanam, asal diberi
cahaya matahari tidak langsung. Ia juga butuh lingkungan yang lembab dan tidak kekurangan air.
Tanaman Hias Bunga
Bagi Anda yang tidak begitu menyukai tanaman hias daun, masih ada tanaman hias bunga.Tanaman hias

ini, selain daunnya memberi daya tarik tersendiri, bunganya juga amat memikat, misalnya:
1. Begonia semperflorens yang merupakan salah satu jenis Begonia bunga.

Ia tetap mungil dan berbunga setiap saat sepanjang tahun.


Tanaman yang daunnya bulat, hijau mengkilat ini, memiliki bunga bervariasi, dari putih sampai ke merah
merona. Jenis tanaman ini menghendaki udara lembab (biasanya pot dibungkus dengan mos basah), akan
tetapi daun-daunnya tidak boleh kena air.
2. African violets dan violltjes.

Tanaman yang mungil dengan daun agak berbulu ini biasanya memberi bunga yang indah. Warna
bunganya biasanya biru, merah jambu keputih-putihan, atau merah lembayung.
Tanaman ini amat suka ditanam di lingkungan yang lembab dan udara yang tenang tidak berangin.
Mungkin karena sifatnya yang agak manja, tanaman ini juga tidak tahan terhadap cahaya matahari
langsung, kekeringan, asap rokok dan perubahan suhu yang terlalu sering. Bila menyiram tanaman ini,
harus menggunakan air suam-suam kuku, dan usahakan agar tidak sampai memerciki daunnya.

Keanekaragaman Makhluk Hidup dan Persebarannya


A. Biosfer dan Makhluk Hidup
Biosfer adalah zona tipis di Bumi dan di atas permukaan Bumi yang tebalnya tidak lebih dari 20 km.
Saat ini Bumi merupakan satu-satunya tempat di alam dunia yang diketahui terdapat kehidupan dan
tempat makhluk hidup melakukan aktivitas hidupnya. Makhluk hidup selalu berinteraksi dengan
lingkungannya, yang terdiri dari lingkungan tak hidup (abiotik) dan lingkungan hidup (biotik).
Biosfer terdiri dari sebagian lapisan atmosfer dan lapisan kulit Bumi. Lapisan atmosfer adalah lapisan
udara di atas muka Bumi, yang membungkusnya dengan gas-gas dan terdiri dari tiga lapisan utama, yaitu
ionosfer (+80 km di atas muka Bumi), stratosfer (16-18 km di atas muka Bumi), troposfer (0-16 km di
atas muka Bumi).

Sampai saat ini, baru diketahui hanya di lapisan troposfer makhluk hidup bisa beraktivitas. Troposfer
adalah lapisan dinamis yang terdapat uap air yang dapat membentuk awan dan hujan secara periodik.
Sedangkan lapisan kulit Bumi terdiri dari dua bagian, yaitu litosfer dan hidrosfer. Litosfer merupakan
bagian yang padat dari lapisan kulit Bumi. Sedangkan hidrosfer merupakan bagian yang cair dari lapisan
kulit Bumi.
Jadi makhluk hidup tinggal dan beraktivitas di kedua lapisan bumi tersebut. Makhluk hidup hanya
dapat beraktivitas pada lapisan troposfer dari atmosfer, hidrosfer, dan litosfer. Oleh karena itu, ketika
lapisan tersebut disebut dengan lapisan biosfer.
B. Sel Sebagai Unit Kehidupan
1. Sel Sebagai Unit Kehidupan
Sel merupakan unit kehidupan, baik dari segi struktural, pertumbuhan, reproduksi, hereditas, dan
fungsional. Sel sebagai unit struktural maksudnya adalah sel merupakan satuan terkecil penyusun tubuh
organisme. Organisme multiseluler, tubuhnya dibangun oleh banyak sel yang diperoleh darin pembelahan
mitosis berulang-ulang sebuah sel tunggal (monoseluler) yang disebut zigot. Zigot dihasilkan dari
peleburan sel kelamin (sel benih) jantan dan betina. Karena dari sel kelamin dapat dihasilkan individu
baru, sel dikatakan juga sebagai unit produksi. Masing-masing sel kelamin (sel kelamin jantan dan sel
kelamin betina) membawa materi genetik (genom) sebagai penentu sifat (karakter) yang akan diwariskan
kepada turunannya (individu baru).
Di dalam masing-masing sel penyusun tubuh makhluk hidup terselenggara semua aktivitas
kehidupan, baik pada organisme uniseluler, organisme yang selnya bergabung membentuk koloni dan
pada organisme uniseluler. Pada organisme uniseluler, seluruh aktivitas hidup dilaksanakan oleh sel
tersebut. Pada organisme yang berbentuk koloni belum tampak diferensiasi fungsi yang jelas dari masingmasing sel penyusun koloninya. Sedangkan organisme multiseluler terdapat diferensiasi fungsi untuk
menjalankan aktivitas kehidupan.
Agar dapat melaksanakan seluruh aktivitas hidup, sel harus memiliki bagian-bagian utama, yaitu
membran plasma, protoplasma (cairan sel atau sitoplasma dengan seluruh organel-organel sel yang
terdapat di dalamnya), dan nukleus yang mengandung materi genetik (genom).
2. Reproduksi Sel
a.

Reproduksi Sel
Reproduksi sel dapat diartikan sel memperbanyak diri, baik yang terjadi pada organisme tingkat sel
(uniseluler) maupun yang terjadi pada sel-sel penyusun tubuh organisme multiseluler. Reproduksi sel
dapat dibedakan atas: amitosis, mitosis, dan meiosis. Amitosis adalah pembelahan langsung tanpa melalui
tahapan. Pada amitosis, mula-mula nukleus membelah kemudian diikuti pembagian sitoplasma dari sel
induk, dan dari satu sel induk bisa terbentuk dua sel baru atau lebih.

Sedangkan mitosis adalah pembelahan sel melalui beberapa tahapan utama yaitu: profase, metafase,
anafase dan telofase. Mitosis ditujukan untuk memperbanyak sel, biasanya terjadi pada proses
pertumbuhan individu dan perbaikan (pengganti) sel-sel tubuh yang rusak.
Kemudian meiosis adalah pembelahan sel yang bersifat reduksi dari sel yang diploid menjadi sel
haploid (terjadi penurunan jumlah kromosom sel anak menjadi setengah jumlah kromosom sel induknya),
dan dari satu sel induk menjadi empat sel anak. Meiosis terdiri dari dua tahap pembelahan yaitu meiosis I
dan meiosis II. Meiosis I terdiri dari profase I yang terbagi lagi menjadi 5 fase yaitu leptonema,
zygonema, pakhinema, diplonema, dan diakinesis.
b. Reproduksi Makhluk Hidup
Proses yang dilakukan oleh makhluk hidup untuk menghasilkan individu baru (keturunan) dari
jenisnya dinamakan reproduksi (perkembangbiakan). Tujuan reproduksi adalah untuk mempertahankan
kelestarian suatu spesies (jenis) makhluk hidup. Banyak cara reproduksi yang dilakukan oleh organisme.
Cara-cara reproduksi tersebut dikelompokkan atas: 1) reproduksi aseksual (vegetatif), dan 2) reproduksi
seksual (generatif).
Reproduksi aseksual adalah jenis reproduksi yang dilakukan oleh suatu organisme dengan melibatkan
sel tubuh saja tanpa melibatkan sel kelamin. Pada hewan, perkembangbiakan seperti ini umumnya hanya
dijumpai pada hewan rendah, misalnya paramaecium, amoeba, dan euglena dengan membelah diri; hydra
dan ubur-ubur dengan bertunas; bintang laut dan planaria dengan fragmentasi. Pada tumbuhan reproduksi
aseksual dilakukan oleh tumbuhan rendah sampai tumbuhan tinggi; misalnya membentuk spora pada
algae dan lumut; tunas, umbi, rizoma pada tumbuhan tinggi.
Reproduksi seksual adalah perkembangbiakan makhluk hidup yang melibatkan sel kelamin (gamet).
Dengan demikian, yang dimaksud reproduksi seksual bukan hanya perkembangbiakan melalui
perkawinan (peleburan sel kelamin jantan dan betina) saja, tetapi partenogenesis pun termasuk di
dalamnya. Partenogenesis adalah reproduksi seksual dimana gamet betina (ovum) tumbuh menjadi
embrio tanpa menyatu dengan gamet jantan (sperma). Partenogenesis ini dijumpai pada lebah, semut,
lalat buah, dan lain-lain. Konyugasi pun dimasukkan ahli ke dalam jenis reproduksi seksual.
Selain reproduksi yang berlangsung secara alami, kita kenal pula ada reproduksi buatan, baik yang
dilakukan secara in vivo maupun in vitro. Reproduksi buatan biasanya dilakukan oleh manusia untuk
meningkatkan kesejahteraannya. Misalnya reproduksi buatan yang dilakukan pada tumbuhan dan hewan
ternak.
1) Reproduksi Alami pada Hewan
Hewan dapat melakukan reproduksi aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual pada hewan sedikit
terjadi jika dibandingkan dengan tumbuhan, dan hanya terbatas pada hewan tingkat rendah, yaitu dengan
cara pembelahan sel, pertunasan (budding), dan fragmentasi.
Pembelahan: Terjadi pada hewan bersel satu (Protozoa), misalnya amoeba, paramaecium, dan euglena.

Pertunasan (budding): Terjadi pada Hydra sp, ubur-ubur, dan lain-lain. Keturunan baru berkembang dari
tunas yang tumbuh pada tubuh induk. Pada beberapa spesies, misalnya ubur-ubur dan Hydra sp, tunas
akan lepas dan dapat hidup bebas. Pada koral, tunas tetap terikat pada tubuh induk dan menyebabkan
terjadinya koloni.

Fragmentasi: Terjadi pada beberapa jenis cacing (misalnya planaria), bintang laut, ular, dan lainlain. Pada beberapa jenis cacing, setelah tubuh mencapai ukuran normal (dewasa), secara
spontan cacing tersebut terbagi-bagi menjadi delapan atau sembilan bagian. Setiap bagian akan
berkembang menjadi cacing dewasa dan proses ini terulang kembali.
Reproduksi seksual merupakan cara reproduksi pada hampir semua hewan mulai hewan
tingkat rendah sampai hewan tingkat tinggi. Reproduksi seksual melibatkan kelenjar kelamin
(gonad) untuk menghasilkan gamet jantan (sperma) dan gamet betina (ovum atau sel telur). Pada
umumnya reproduksi seksual terjadi melalui penyatuan sperma dan ovum saat berlangsungnya
pembuahan (fertilisasi), walaupun pada partenogenesis ovum dapat berkembang menjadi
individu baru tanpa fertilisasi. Sperma memiliki bentuk dan ukuran yang jauh berbeda dengan
ovum sehingga disebut heterogamet.

2)

Reproduksi Alami pada Tumbuhan


Tumbuhan juga melakukan reproduksi aseksual dan seksual, sama halnya dengan hewan.
Bedanya, pada tumbuhan, semua tingkatan mulai dari tumbuhan tingkat rendah sampai
tumbuhan tingkat tinggi mampu melakukan reproduksi aseksual maupun seksual. Pada
tumbuhan, fertilisasi dan meiosis membagi kehidupan individu menjadi dua fase atau generasi,
yaitu generasi gametofit mulai dengan spora yang dihasilkan saat meiosis. Spora ini haploid dan
semua sel yang diturunkannya juga haploid. Diantara sel-sel yang dihasilkan generasi sporofit
mulai dengan zigot yang diploid, semua sel yang berasal dari sini yang berkembang dengan cara
mitosis juga diploid. Akhirnya sel-sel tertentu akan menjalani meiosis sehingga terbentuk sporaspora, pertanda dimulai kembali generasi gametofit.
3)

Reproduksi Buatan
Reproduksi buatan umumnya sengaja dilakukan oleh manusia untuk menunjang

kesejaheraanya. Reproduksi buatan ini dapat dilakukan secara in vivomaupun in vitro.


Reproduksi vegetatif buatan sangat banyak dilakukan manusia pada tumbuhan, misalnya
memperbanyak tanaman dengan stek, cangkok, menyambung, menempel, dan lain-lain.
Kesemua cara ini ditujukan agar tanaman berproduksi dalam waktu yang cepat dan kualitas baik.
Pada hewan ternak, reproduksi buatan in vivo dilakukan dengan mempertemukan gamet
jantan dan betina tetap dalam tubuh hewan betina, tetapi dengan metode kawin suntik. Pada
proses ini, sperma dari hewan jantan yang kita inginkan ditransfer ke dalam saluran kelamin

hewan betina yang sedang birahi dengan sejenis alat yang mempunyai jarum suntik, sehingga
disebut kawin suntik.
Pada reproduksi buatan in vitro (yang sangat dikenal dengan bayi tabung pada manusia),
reproduksi dilakukan dengan cara menyatukan gamet jantan dan gamet betina di luar tubuh
hewan yang bersangkutan, yang biasanya digunakan cawan petri, karena itulah disebut in
vitro yang secara harfiah artinya di dalam gelas (cawan). Setelah terjadi pembuahan dalam
cawan, embrio dibiarkan berkembang sampai stadium blastula, kemudian ditransfer ke dalam
rongga uterus (rahim) ibu. Di dalam rahim itu embrio berkembang, berimplantasi, dan menjadi
individu baru seperti pada kehamilan biasa. Teknik seperti ini sering disebut bayi tabung.
C.

Asal Mula Kehidupan


Berikut in adalah beberapa teori tentang asal mula kehidupan di Bumi.

1.

Teori Cosmozoa, menyatakan bahawa makhluk hidup datang di Bumi dari bagian lain alam
semesta ini. Teori ini berdasarkan dua asumsi bahwa, (1) benda hidup itu ada atau telah ada di
suatu tempat dalam alam semesta ini dan (2) hidup itu dapat dipertahankan selama perjalanan
antar benda angkasa ke Bumi.

2.

Teori Pfluger, menyatakan bahwa Bumi berassal dari suatu materi yang sangat panas,
kemudian dari bahan itu mengandung karbon dan nitrogen terbentuk senyawa Cyanogen (CN). Dari
senyawa ini terbentuk zat protein pembentuk protoplasma yang akan menjadi makhluk hidup.

3. Teori Moore, menyatakan bahwa dapat munncul dari kondisi yang cocok dari bahan anorgonik pada saat
Bumi mengalami pendinginan melalui suatu proses yang kompleks dalam larutan yang labil. Bila keadaan
kompleks ini tercapai akan muncullah hidup itu.
4. Teori Allen, menyatakan pada saat keadaan fisis Bumi ini seperti keadaan sekarang, beberapa reaksi
terjadi yaitu energi yang datang dari sinar Matahari diserap oleh zat besi yang lembab dan menimbulkan
pengaturan atom dari materi-materi. Interaksi antara nitrogen, karbon, hidrogen, oksigen, dan sulfur
dalam genangan air di muka Bumi akan mementuk zat-zat yang difus yang akhirnya membentuk
protoplasma benda hidup.
5. Teori Transendental, teori ini menyatakan bahwa makhluk hidup itu diciptakan oleh Super Nature atau
Tuhan Yang Mahakuasa di luar jangkauan sains. (Jasin, 1997:120-121).
D. Proses Evolusi Kehidupan
Perubahan makhluk hidup dari bentuk yang sederhana ke bentuk yang lebih kompleks dan bervariasi
terjadi karena DNA mengalami perubahan kode genetik (mutasi). Kode genetik yang paling sesuai
dengan keadaan lingkungan akan mendapatkan peluang ang lebih besar untuk berkembang. Organisme
yang dapat bertahan hidup di lingkungan tertentu disebut dengan adaptasi. Makhluk hidup yang mampu
beradaptasi terhadap lingkungan hidupnya dapat mengembangkan populasinya, sedangkan yang tidak
mampu beraptasi akan punah. Inilah yang disebut dengan seleksi alam (natural selection).

E. Keanekaragaman Makhluk Hidup


1. Penyebab Keanekaragaman Makhluk Hidup
Menurut ahli, keanekaragaman makhluk hidup terbentuk dari proses evolusi. Saat Bumi terbentuk
terjadi proses evolusi kimiawi. Proses kimiawi mengubah molekul-molekul organik yang lebih besar,
yang kemudian memunculkan sel pertama. Setelah waktu yang cukup lama dalam sejarah evolusi, dari sel
pertama ini kemudian memunculkan organisme multiseluler pada awal era Paleozoikum. Proses evolusi
ini terus berlanjut seiring dengan perubahan iklim dan pergeseran benua. Pada akhirnya sebagai hasil
proses evolusi, bermunculanlah beraneka ragam makhluk hidup.
2. Klasifikasi Makhluk Hidup
Langkah pertama yang dilakukan untuk menngetahui ciri-ciri morfologi, anatomi, fisiologi, perilaku
atau ciri-ciri lain dari makhluk hidup adalah identifikasi. Identifikasi yaitu menentukan nama ilmiah dan
kelompok makhluk hidup sesuai dengan Kode Tatanama Internasional. Identifikasi merupakan langkah
utama klasifikasi. Dengan klasifikasi keanekaragaman hayati makhluk hidup dapat dipelajari dan
dipahami dengan lebih mudah atau utuh.
Klasifikasi makhluk hidup dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu system buatan (artifisial), sistem
alamiah, dan sistem filogenetik. Sistem buatan adalah pengelompokan makhluk hidup yang lebih banyak
didasarkan pada ciri-ciri morfologi atau habitatnya, tetapi penggunaan ciri-ciri alami masih terbatas,
sehingga kelompok-kelompok yang dihasilkan juga terbatas. Contoh: 1) Klasifikasi oleh Aristoteles yang
mengelompokkan tumbuhan berdasarkan habitat dan perawakannya menjadi 4 kelompok, yaitu; gulma
atau liana, semak, perdu, dan pohon. 2) Klasifikasi oleh Carolus Linnaeus yang mengelompokkan
tumbuhan menurut jumlah benang sari, yaitu: monandrie (1 benang sari), diandrie (2 benang sari) dan
seterusnya.
F. Persebaran dan Sejarah Perkembangan Makhluk Hidup
1. Persebaran Makhluk Hidup
Biogeografi adalah ilmu yang mempelajari tentang persebaran organisme di muka bumi. Studi
tentang penyebaran spesies menunjukkan, spesies-spesies berasal dari suatu tempat, namun selanjutnya
menyebar ke berbagai daerah. Organisme tersebut kemudian mengadakan diferensiasi menjadi subspesies
baru dan spesies yang cocok terhadp daerah yang ditempatinya. Persebaran organisme di bumi
dipengaruhi oleh faktor lingkungan, sejarah geologi, dan penghambat fisik.
a.

Faktor Lingkungan
Dua faktor lingkunganutama yang berpengaruh terhadp persebaran makhluk hidup adalah faktor
abiotik (daratan, perairan, dan lintang geografis) dan biotik (tumbuhan, hewan dan jasad renik
(mikroorganisme).

b. Faktor Sejarah Geologi

Saat dunia masih bersatu dalam bentuk Pangaea, kira-kira 200 juta tahun lalu, suatu spesies berada
dalam pada daerah dan bentuk yang sama. Kemudian seiring berjalannya waktu benua-benua mulai
memisahkan diri. Spesies-spesies yang awalnya hidup dalam daratan yang sama kemudian terpisah.
Spesies yang terpisah tersebut masing-masing mendapatkan lingkungan yang berbeda. Spesies yang
terpisah tersebut mulai beradaptasi dan mengubah bentuk dan fungsi tubuhnya sesuai dengan keadaan
lingkungannya. Dengan demikian karena perubahan bentuk dan fungsi tubuhnya maka terbentuklah
subspesies.
c.

Faktor Penghambat Fisik


Faktor penghambat fisik disebut juga penghalang geografi atau barrier (isolasi geografi) seperti daratan (land
barrier), perairan (water barrier), dan penggentingan daratan (isthmus). Contohnya adalah: gunung yang tinggi,
padang pasir, sungai atau lautan membatasi penyebaran dan kompetisi dari suatu spesies. Contoh kasusnya adalah
terjadinya subspesies burung finch di kepulauan Galapagos akibat isolasi geografis. Di kepulauan tersebut, Charles
Darwin menemukan 14 spesies burung finch yang diduga berasal dari satu jenis burung finch dari Amerika Selatan.
Perbedaan burung finch tersebut akibat keadaan lingkungan yang berbeda. Perbedaannya terletak pada ukuran dan
bentuk paruhnya. Perbedaan ini ada hubungannya dengan jenis makanan.

d.

Persebaran Tumbuhan dan Hewan


Garis lintang bumi (lattude) menunjukkan terdapatnya 4 wilayah iklim di bumi, yaitu tropis,
subtropis, dingin, dan kutub. Perbedaan iklim tersebut, selain jenis tanahnya akan memberikan perbedaan
jenis tumbuhan yang hidup di sana karena faktor adaptasi dengan lingkungan. Dengan ketinggian lahan
dari permukaan laut sampai ke puncak gunung yang paling tinggi (altitude) juga menunjukkan perbedaan
iklim yang mirip, yang menyebabkan pada dataran rendah sampai ke dataran tinggi didiami oleh
tumbuhan yang berbeda-beda.
Pada persebaran hewan lebih ditentukan oleh letak/wilayah geografis (zoogeografis). Di bumi, daerah
persebaran hewan (zoogeografi) dibedakan menjadi enam lokasi berdasarkan persamaan fauna, yaitu: 1)
Palearktik (palearctic) yang meliputi Asia sebelah utara Himalaya, Eropa dan Afrika, dan Gurun Sahara
sebelah Utara, 2) Nearktik (nearctic) yaitu Amerika Utara, 3) Neotropis (neotropical) yaitu Amerika
Selatan bagian tengah, 4) Oriental meliputi Asia dan Himalaya bagian Selatan; 5) Etiopia (ethiopian)
yaitu Afrika, dan 6) Australia (australian) meliputi Australia dan pulau-pulau sekitarnya.
2. Sejarah Perkembangan Makhluk Hidup
Menurut suatu teori, organisme sekarang adalah hasil dari proses evolusi kehidupan. Evolusi
kehidupan adalah suatu perubahan kehidupan menjadi bentuk kehidupan lainnya melalui suatu proses
yang perlahan-lahan dan mungkin memakan waktu ratusan sampai jutaan tahun. Teori tersebut
menyebutkan bahwa organisme yang mula-mula ada di dunia berupa organisme bersel tunggal dan
organisme ini berasal dari agregasi molekul-molekul yang ada.
Bagaimana mekanisme dasar sehingga organisme bersel tunggal itu tersebut menjadi makhluk hidup
bersel banyak? Salah satu dugaan ini adalah yaitu: Biosfer: suatu dunia kehidupan di Bumi kita ini
komponennya menjadi suatu subsistem. Maka sebagai suatu subsistem organisme itu dibentuk oleh materi

dan energy yang tersedia dalam biosfer pula. Karena dalam biosfer berlaku hukum Termodinamika I dan
II, maka organisme itu akan mengalami perlakuan hukum tersebut.
Hukum Termodinamika I:
Di dalam biosfer tak ada energi yang hilang, jumlah energi itu tetap yang berubah hanya bentuknya.
Contohnya: Energi listrik berubah menjadi energi mekanik, energi mekanis berubah menjadi energi panas.
Hukum Termodinamika II:
Bila suatu sistem dibiarkan berdiri sendiri, maka sistem tersebut cenderung untuk mengalami penguraian
kearah yang paling tidak teratur.
Berkaitan dengan hukum I dan II tersebut, organisme akan menjadi suatu jalur arus energi. Dalam
tubuh organisme, energi akan mengalami sebagai suatu sistem. Kalau dibiarkan begitu saja maka
organisme akan cendrung kea rah kerusakan yang paling parah. Sebaliknya, organisme sebagai suatu
sistem akan mempertahankan diri dari perlakuan hukum tersebut. Organisme dapat mempertahankan diri
dengan adanya kemampuan pelestarian diri, sedangkan kemampuan ini adalah bagian dari proses evolusi.
Perkembangan lain, yaitu adanya suatu kerjasama antara organisme, sehingga akan membentuk
kalori. Dengan alas an yang sama pula terjadi gejala perkembangan menuju kearah pembentukan
organisme bersel banyak. Kemudian berkembanglah apa yang dinamakan organisme bersel banyak
seperti halnya organisme uniselluler, organisme multiselluler ini berkembang menjadi beraneka ragam
organisasi lainnya.

Perkembangan Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup


Para ahli berupaya mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan kedekatan hubungan
kekerabatan.
Klasifikasi ini disebut klasifikasi sistem filogeni. Pengelompokan sistem ini terus-menerus
mengalami

perkembangan. Perhatikan perkembangan klasifikasi filogeni dari masa-ke masa berikut


penyempurnaan sistem klasifikasinya berikut ini.
1. Sistem Dua Kingdom
Sistem dua kingdom pertama kali dikemukakan oleh Aristoteles (Yunani). Dalam sistem ini
makhluk hidup dibagi menjadi kingdom Plantae dan Animalia.
a. Kingdom Plantae (kerajaan tumbuhan), meliputi berbagai makhluk hidup yang mempunyai
ciri berdinding sel dan mempunyai klorofil. Anggota kingdom Plantae meliputi bakteri, jamur,
ganggang, paku, dan tumbuhan berbiji.
b. Kingdom Animalia (kerajaan hewan), meliputi berbagai makhluk hidup yang memiliki ciri
tidak berdinding sel dan tidak mempunyai klorofil. Anggota kingdom ini meliputi Protozoa,
Porifera, Coelenterata, Mollusca, Arthropoda, Echinodermata, dan Chordata.
2. Sistem Tiga Kingdom
Klasifikasi tiga kingdom membagi makhluk hidup menjadi Kingdom Monera, Plantae, dan
Animalia.
a. Kingdom Monera adalah kelompok makhluk hidup yang memiliki ciri tersusun dari satu atau
banyak sel dan belum memiliki membran inti.Anggota kingdom ini meliputi bakteri dan
ganggang hijau-biru.
b. Kingdom Plantae adalah kelompok tumbuhan yang meliputi jamur, lumut, paku, dan
tumbuhan biji.
c. Kingdom Animalia adalah kelompok hewan yang terdiri atas Protozoa, Porifera, Coelenterata,
Mollusca, Arthropoda, Echinodermata, dan Chordata.
Namun demikian, ada juga ilmuwan yang mengembangkan klasifikasi tiga kingdom yang
berbeda. Haeckel pada tahun 1866 mengelompokkan makhluk hidup menjadi tiga kingdom yaitu
Protista, Plantae, dan Animalia. Kingdom Protista adalah kelompok makhluk hidup yang
tersusun dari satu atau banyak sel, memiliki membran inti, dan memiliki organel. Anggota
kingdom ini meliputi Protozoa, ganggang, dan jamur. Anggota kingdom Plantae hanya terdiri
atas lumut dan tumbuhan berpembuluh.
3. Sistem Empat Kingdom
Sistem empat kingdom terdiri atas kingdom Monera, Fungi, Plantae, dan Animalia. Kingdom
Monera terdiri atas bakteri dan ganggang hijau-biru. Kingdom Fungi dipisahkan dari Plantae
karena tidak mempunyai klorofil walaupun sama-sama mempunyai dinding sel. Adapun
kingdom Animalia meliputi berbagai jenis hewan seperti dalam sistem tiga kingdom.

Anda mungkin juga menyukai