Anda di halaman 1dari 41

MAKALAH TENTANG AMPHIBIA

TUGAS DARI DOSEN

Ir. Marlindongan Saragih

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
RAHAYU NPM 137100042
SRI IRANDA NPM 137100026
MELIANA PANCARANI NPM 137100006

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SIMALUNGUN
2015

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah hirobbil alamin segala puji bagi ALLAH tuhan semesta alam,yang
telah memberikan rahmat dan nikmat yang tak pernah bisa terhitung kepada kita semua
sehingga kita masih bisa merasakan nikmat iman dan islam pada saat ini, Tak lupa pula
salawat dan semoga selalu tercurah kepada sang tauladan Rasulullah Muhammad SAW,
beserta keluarga, sahabat,dan umatnya yang selalu istiqomah hingga akhir zaman kelak,
aamiin kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dan
memberi dukungan kepada kami dalam menyelesaikan Makalah yang berjudul
AMPHIBIA dimana makalah ini adalah salah satu tugas yang diberikan oleh bapak Ir.

Marlindongan Saragih sebagai tugas dari mata kuliah Zoologi Vertebrata. kami juga
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun atas pembuatan makalah ini
karena sesungguhnya kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, maka dari itu kritik dan saran dari para pembaca sangat besar
peranannya,demikian yang dapat penulis sampaikan semoga makalah ini bisa bermanfaat
untuk kita dan bisa lebih meningkatkan semangat kedekatan kita semua kepa ALLAH
swt. Kedekatan yang selalu membawa keteguhan saat kita harus mengarungi hidup
dengan segala bentuk ujiannya, Aamiin.
Wassalamualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh

Kerasaan 4 April 2015

DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR................................................................................
.......
DAFTAR
ISI...............................................................................................
........
BAB

PENDAHULUAN............................................................................
.......
A.

Latar Belakang Masalah.............................................................................

B.

Rumusan
Masalah.......................................................................................

C.
Tujuan.........................................................................................................
BAB

II

PEMBAHASAN..............................................................................
......
A.

Definisi dan karakteristik Amphibi............................................................

B.

Morfologi Kelas Amphibi.......................................................... ....

C.

Anatomi dan fiologi...........................................................................

D. Klasifikasi

dalam

kelas

Amphibi.................................................................................
E.

Habitat

dan

persebaran...............................................................................
F.

Relasi

dengan

Manusia...............................................................................
BAB

III

PENUTUP.....................................................................................
.......
Kesimpulan................................................................................................

DAFTAR
PUSTAKA.....................................................................................
....

BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang
Amphibi merupakan hewan dengan kelembaban kulit yang tinggi, tidak tertutupi oleh rambut
dan mampu hidup di air maupun di darat. Amphibia berasal dari bahasa yunani yaitu amphi yang
berarti dua dan bios yang berarti hidup. Karena itu amphibi diartikan sebagai hewan yang mempunyai
dua bentuk kehidupan yaitu di darat dan di air.
Amphibi adalah kelompok terkecil di antara vertebrata, dengan jumlah hanya 3.000 spesies. Amfibi
adalah hewan berdarah dingin yang berarti amfibi tidak dapat mengatur suhu badannya sendiri.
Untuk itu, amfibi memerlukan matahari untuk menghangatkan badan. Awalnya amfibi mengawali
hidup di perairan dan melakukan pernapasan menggunakan insang. Seiring dengan pertumbuhannya
paru-paru dan kakinya berkembang dan amfibi pun dapat berjalan di atas daratan.

B. Rumusan masalah
Melihat uraian diatas maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
a.

Apa yang dimaksud dengan amphibia dan bagaimana karakteristiknya?

b. Bagaimana klasifikasi dari kelas amphibia?


c.

Bagaimana anatomi dan fisiologi pada amphibia?

d. Bagaimana persebaran dan habitat dari amphibia?


e.

Bagaimana hubungan manusia dengan amphibia?

C. Tujuan
Adapun maksud dan tujuan makalah ini yaitu:
1. Mengetahui definisi serta karakteristik dari amphibia.
2. Mengetahui klasifikasi dari kelas amphibia
3. Mengetahui anatomi dan fisiologi dari amphibia.
4. Mengetahui bagaimana persebaran dan habitat dari amphibia.
5. Mengetahui hubungan atau relasi antara manusia dengan amphibia.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi dan karakteristik Amphibi
Kata amphibi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata, yaitu Amphi
(rangkap) dan bios (hidup). Atau dapat diartikan sebagai hewan bertulang belakang
(vertebrata) dengan kelembaban kulit yang tinggi, tidak tertutupi oleh rambut yang hidup di
dua alam; yakni di air dan di daratan. Karena itu amphibi diartikan sebagai hewan yang
mempunyai dua bentuk kehidupan yaitu di darat dan di air.
Amphibia memiliki kelopak mata dan kelenjar air mata yang berkembang baik. Pada
mata terdapat membrana nictitans yang berfungsi untuk melindungi mata dari debu,
kekeringan dan kondisi lain yang menyebabkan kerusakan pada mata. Sistem syaraf
mengalami modifikasi seiring dengan perubahan fase hidup. Otak depan menjadi lebih besar
dan hemisphaerium cerebri terbagi sempurna.
Amfibia mempunyai ciri-ciri umum sebagai berikut:
Penutup tubuh
Alat gerak

Kulit yang berlendir


Dua pasang kaki dan pada setiap kakinya terdapat selaput renang
yang terdapat di antara jari-jari kakinya dan kakinya berfungsi

Alat pernapasan

untuk melompat dan berenang.


Pernapasan pada saat masih kecebong berupa insang, setelah
dewasa alat pernapasannya berupa paru-paru dan kulit dan hidung
amfibi mempunyai katup yang mencegah air masuk ke dalam

Suhu tubuh

rongga mulut ketika menyelam


tidak tetap, berubah-ubah mengikuti suhu lingkungannya (berdarah

Peredaran darah
Alat

dingin/poikiloterm)
Tertutup
Mata dan matanya mempunyai selaput tambahan yang disebut

penglihatan
Berkembang

membrana niktitans yang sangat berfungsi waktu menyelam


Dengan cara melepaskan telurnya dan dibuahi oleh yang jantan di

biak
Jantung

luar tubuh induknya (pembuahan eksternal


Terdiri dari tiga ruangan yaitu dua serambi dan satu bilik

Sedangkan, ciri-ciri khusus dari amphibi yaitu:

Tubuh diselubungi kulit yang berlendir serta tidak mempunyai sisik

Merupakan hewan berdarah dingin (poikiloterm)

Mempunyai jantung yang terdiri dari tiga ruangan yaitu dua serambi dan satu bilik

Mempunyai dua pasang kaki dan pada setiap kakinya terdapat selaput renang yang
terdapat di antara jari-jari kakinya dan kakinya berfungsi untuk melompat dan
berenang

Memiliki dua lubang hidung yang berhubungan dengan ruang mulut yang mempunyai
klep untuk menahan air

Umumnya pada mulut terdapat gigi dan lidah sering kali dapat dikeluarkan

Matanya mempunyai selaput tambahan yang disebut membrana niktitans yang sangat
berfungsi waktu menyelam

Pernapasan pada saat masih kecebong berupa insang, setelah dewasa alat
pernapasannya berupa paru-paru dan kulit dan hidungnya mempunyai katup yang
mencegah air masuk ke dalam rongga mulut ketika menyelam

Berkembang biak dengan cara melepaskan telurnya dan dibuahi oleh yang jantan di
luar tubuh induknya (pembuahan eksternal).

Otak memiliki 10 pasang sarang krainal

Fertilisasi secara internal dan ekternal dan umumnya ovivar dengan stadium larva
dalam air dan bermetamorfosis menjadi dewasa.

B. MORFOLOGI
Tubuh katak terdiri atas :
BENTUK TUBUH
A. KEPALA ( Caput)
Bagian-bagian kepala amphibi terdiri dari :
1) Sepasang alat penglihat
Pada mata terdapat pelupuk mata atas dan pelupuk mata bawah.
Pada pelupuk mata bawah terdapat selaput tidur (membran

niktitans) yang berfungsi untuk menjaga mata dari gesekan ketika


berada di dalam air.
2) Selaput pendengar
Berguna untuk menerima gelombang-gelombang suara, letaknya di
belakang mata
3) Mulut
Mulut terdapat pada bagian anterior tubuh. Di dalam mulut
terdapat:
a. Lidah
b. Rahang
c.

Langit-langit dan

d. Dua lubang hidung terdapat dalam satu ruang.


4) Lubang hidung
Fungsinya sebagai organ pembau
B. LEHER ( Cervix ) bersatu dengan kepala .
Struktur / Fungsi Tubuh Bagian Dalam
a. KULIT
kulit tersusun atas ;
1. Epidermis
pada epidermis sebelah bawah merupakan lapisan germinativum dapat
menggantikan yang diatasnya yang setiap waktu bisa terkelupas.
2. Dermis
Terdapat jaringan ikat, disebelah luar jaringan tersebut terdapat jaringan karet
( busa atau spons) yang banyak mengandung banyak kelenjar dan pigmen. sebelah
bawah jaringan dermis terdapat jaringan jaringan padat syaraf dan pembuluh
darah yang mepunyai peranan penting pada pernafasan .
Kira kenal dengan kelenjar kulit yaitu;
- Glandula mucosa ( kelenjar lendir ) yang menghasilkan lendir bening untuk
-

memudahkan katak melepaskan diri bila ditangkap.


Glandula toxicon ( Poison gland ) kelenjar racun , yang menghasilkan zat
racun yang pada tingkat tertentu dapat mematikan hewan lain.

Dalam kulit terdapat butir-butir Pigmen ( zat warna ) pada efidermis dan sel-sel
pigmen pada Endomermis, yaitu;
- Melanophora hitam atau coklat
- Lipophora yang berisi pigmen merah atau kuning
- Guanophora yang beisi kristal- kristal guanins yang mengembalikan warna biru.

2. BAGIAN BADAN

Pada badan terdapat dua pasang tungkai yaitu sepasang depan,


tungkai belakang dan bagian abdomen.
1) Tungkai depan
Terdiri atas lengan atas, lengan bawah dan telapak tangan dan jarijari berjumlah 4 buah.
2) Tungkai belakang
Terdiri atas paha, betis, telapak kaki, dan jari-jari berjumlah 5 buah. Jarijari amphibi terdapat selaput renang berupa kulit tipis. Ada amphibi yang
berselaput dan ada yang tidak.
3) Abdomen
Bagian abdomen merupakan bagian perut yang di dalamnya
terdapat organ-organ fisiologi.

C. ANATOMI DAN FISIOLOGI

1. Rangka Amphibi
Tersusun atas endoskeleton yang disokong oleh bagian-bagian yang lunak. Fungsi
rangka adalah untuk melindungi bagian-bagian tubuh yang vital, melekatnya otot daging
berguna untuk gerak dan berjalan. Pada fase cebong (berudu) tulang-tulang masih
lunak.Kemudian pada fase dewasa menjadi keras. Tapi pada sambungan-sambungan tulang
masih tetap lunak dengan permukaan yang licin.Tempurung kepala,vertebrae dan sternum
merupakan skeleton axiale sedang kaki merupakan skeleton appendiculare.

2. Sistem Pencernaan

Penjelasan lengkap saluran pencernaan pada hewan katak sebagai berikut:

Rongga mulut : terdapat gigi berbentuk kerucut untuk memegang mangsa dan lidah
untuk menangkap mangsa,

Esofagus : berupa saluran pendek,

Ventrikulus (lambung) : berbentuk kantung yang bila terisi makanan menjadi lebar.
Lambung katak dapat dibedakan menjadi 2, yaitu tempat masuknya esofagus dan
lubang keluar menuju usus,

Intestinum (usus) : dapat dibedakan atas usus halus dan usus tebal. Usus halus
meliputi: duodenum. jejenum, dan ileum, tetapi belum jelas batas-batasnya.

Usus tebal : Usus yang berakhir pada rektum dan menuju kloata

Kloaka : merupakan muara bersama antara saluran pencernaan makanan, saluran


reproduksi, dan urine.

Kelenjar pencernaan pada katak, terdiri atas hati dan pankreas. Hati berwarna merah
kecoklatan, terdiri atas lobus kanan yang terbagi lagi menjadi dua lobulus. Hati berfungsi
mengeluarkan empedu yang disimpan dalam kantung empedu yang berwarna kehijauan.
pankreas berwarna Kekuningan, melekat diantara lambung dan usus dua belas jari
(duadenum). pankreas berfungsi menghasilkan enzim dan hormon yang bermuara pada
duodenum. Alat pencernaan makanan diawali oleh cavum oris dan diakhiri oleh anus
.
3. Sistem Pernafasan
Katak muda (berudu) menggunakan insang untuk mengambil O2 yang terlarut
dalam air. Setelah berumur lebih kurang 12 hari, insang luar diganti dengan
insang dalam. Setelah dewasa, katak bernapas menggunakan selaput rongga

mulut, paru-paru, dan kulit.


Selaput rongga mulut dapat berfungsi sebagai alat pernapasan karena tipis dan
banyak terdapat kapiler yang bermuara di tempat itu. Pada saat terjadi gerakan
rongga mulut dan faring, lubang hidung terbuka dan glotis tertutup, sehingga
udara berada di rongga mulut dan berdifusi masuk melalui selaput rongga mulut
yang tipis.
Pernapasan dengan kulit dilakukan secara difusi. Hal ini karena kulit katak
tipis, selalu lembap, dan mengandung banyak kapiler darah. Pernapasan dengan
kulit berlangsung secara efektif baik di air maupun di darat. Oksigen (O2) yang
masuk lewat kulit akan diangkut melalui vena kulit paru-paru (vena pulmo
kutanea) menuju ke jantung untuk diedarkan ke seluruh tubuh. Sebaliknya
karbon dioksida (CO2) dari jaringan akan dibawa ke jantung, dari jantung
dipompa ke kulit dan paru-paru melalui arteri kulit paru-paru (arteri pulmo
kutanea). Dengan demikian, pertukaran oksigen dan karbon dioksida terjadi di
kulit.

Katak juga bernapas dengan paru-paru, tetapi belum sebaik paru-paru


Mammalia. Perhatikan Gambar 7.18. Paru paru katak berupa sepasang kantung
tipis yang elastis sehingga udara pernapasan dapat berdifusi, dan dindingnya
banyak dikelilingi kapiler darah sehingga paru-paru katak berwarna kemerahan.
Paru-paru dengan rongga mulut dihubungkan oleh bronkus yang pendek. Seperti
pada ikan, pernapasan pada katak meliputi proses inspirasi dan ekspirasi yang
berlangsung pada saat mulut dalam keadaan tertutup. Mekanisme pernapasan
ini diatur oleh otot-otot pernapasan, yaitu: otot rahang bawah (submandibularis),
sternohioideus, geniohioideus, dan otot perut. Perhatikan Gambar 7.19.

Mekanisme inspirasi dan ekspirasi dijelaskan seperti berikut.


1) Fase inspirasi katak
Fase inspirasi terjadi bila otot sternohioideus berkontraksi sehingga rongga mulut
membesar, akibatnya oksigen masuk melalui koane (celah hidung).
Setelah itu, koane menutup, otot submandibularis dan otot geniohioideus
berkontraksi, sehingga rongga mulut mengecil. Mengecilnya rongga mulut
mendorong oksigen masuk ke paru-paru lewat celah-celah. Dalam paru-paru
terjadi pertukaran gas, oksigen diikat oleh darah yang berada dalam kapiler
dinding paru-paru, dan sebaliknya karbon dioksida dilepaskan ke lingkungan.
2) Fase ekspirasi katak
Mekanisme ekspirasi terjadi setelah pertukaran gas di dalam paru-paru, otot
rahang bawah mengendur atau berelaksasi, sementara otot perut dan
sternohioideus berkontraksi. Hal ini mengakibatkan paru-paru mengecil,
sehingga udara tertekan keluar dan masuk ke dalam rongga mulut. Selanjutnya
koane membuka, sedangkan celah tekak menutup, sehingga terjadi kontraksi
otot rahang bawah yang diikuti berkontraksinya otot geniohioideus. Akibatnya,
rongga mulut mengecil dan udara yang kaya karbon dioksida terdorong keluar
melalui koane.

4. Sistem Peredaran Darah


Jantung katak terdiri atas sebuah ventrikel berbentuk kerucut dan berdinding tebal, dua
buah atrium yang berdinding tipis, sebuah sinus venosus, yang merupakan kantung
berbentuk segitiga dan berdinding tipis, dan Trunkus arteriosus yang bercabang-cabang
menjadi arteri. Pada sekst antara serambi dan bilik terdapat klep untuk supaya darah tidak
mengalir kembali ke atrium.

Gmb. Sistem Peredaran Darah Amphibi


Darah yang masuk ke atrium kanan adalah darah yang berasal dari berbagai bagian tubuh
dengan perentaraan sinus venosus dan yang masuk ke atrium kiri adalah darah yang berasal
dari paru-paru dan kulit. Darah ini banyak mengandung oksigen. Pembuh nadi utama
(trunkus arteriosus) yang keluar dari ventrikel bercabang menjadi dua aorta dan tiap aorta itu
menjadi belok ke kiri dan ke kanan. Pada tiap pangkal arteri-arteri bercabang sebagai berikut:
a. Arteri karotis yang mengalirkan darah ke kepala
b. Arteri pulmo kutaneus yang bercabang dua; menuju paru-paru disebut arteri pulmonalis,
yang menuju ke kulit disebut arteri kutanea.
Pada katak terdapat dua system porta yaitu system porta hepatikus yang membawa hasilhasil pencernaan dari usus ke hati dan system porta renalis yang membawa darah dari tungkai
belakang dan ekor ke ginjal.
5. Sistem Ekskresi

Gmb. Sistem Ekskresi Amphibi


Organ-organ ekskresi pada amphibi antara lain
a. Kulit
b. Paru-paru dan
c. Ginjal
Ginjal amphibi berfungsi untuk mengeluarkan air yang berlebihan. Pada
saat berada di darat amphibi harus melakukan konversi air dan tidak
membuangnya. Sistem portal renal berfungsi untuk membuang bahan-

bahan yang diserap kembali oleh tubuh selama masa aliran darah. Katak
juga menggunakan kantung kemih untuk konversi air. Sebaliknya apabila
berada di dalam air kantung kemih terisi oleh urine yang encer. Pada saat
berada di darat air diserap kembali ke dalam darah untuk menggantikan
air yang hilang melalui evaporasi kulit.
6. Sistem Reproduksi

Gmb. Alat reproduksi jantan dan betina


Pada

katak

jantan

terdapat

sepasang

testis

yang

diikat

oleh

mesdrchiutn. Dari testis terdapat saluran vasedeferensia yang bermuara


di kloaka. Bagaian ureter yang dekat kloaka mengalami pembesaran yang
disebut vesica seminalis yang berfungsi untuk penampungan sementra
spermatozoa.
Organ reproduksi betina terdiri atas sepasang ovarium yang terdapat
pada bagian belakang rongga tubuh yang diikat oleh mesovarium. Pada
saat kawin pada ovarium terdapat ovum yang menuju saluran oviduk
membesar membentuk uterus. Selanjutnya telur dikeluarkan melalui
kloaka dari tubuh. Pada katak terjadi fertilisasi eksternal yakni katak
jantan menempel pada katak betina, lalu keduanya menyemprotkan selsel gametnya keluar tubuh.
7. Sistem Saraf
Sistem saraf

pada amphibi

terdiri atas saraf pusat dan saraf tepi.

Saraf pusat tersusun atas otak dan tali spinal,sedangkan saraf tepi

tersusun atas saraf kranial, saraf spinal. Otak dan tali spinal dibungkus
oleh 2 membran yang tebal yaitu durameter yang berbatasan dengan
tulang dan pipiamater yang batasan dengan jaringan saraf.
8. Otot pada Ampibi
Tubuh katak dan vertebrata lainnya mengandung tiga macam otot daging, diantaranya
yaitu :
1. Otot daging berserat halus,
2. Otot daging jantung, dan
3. Otot daging berserat melintang.
Masing-masing otot daging itu terdiri atas serat-serat yang satu sama lain digabung
oleh jaringan ikat.Kedua ujung biasanya melekat pada tulang yang berlainan, Otot daging
mengadakan aktivitas dengan jalan kontraksi yakni memanjang-memendekkan jari dengan
demikian kedua tulang yang terikat olehnya akan bergerak. Otot daging secara umum dibagi
atas dua kelompok yang berlawanan. Dibawah ini akan disebutkan tipe umum dari otot-otot
daging dengan model aktivitasnya dengan masing-masing contoh:
1. Flexor : Mengikat satu bagian dengan bagian lain; contoh biceps sebagai pengikat lengan
bawah dengan lengan atas.
2. Extensor
: Meluruskan atau memperluas suatu bagian; contoh triceps meluruskan
lengan bawah pada lengan atas.
3. Abductor
: Menarik suatu bagian menjauh dari sumbu tubuh (atau anggota); contoh
deltoid menarik lengan ke samping.
4. Adductor
: Menarik satu bagian menuju ke arah sumbu tubuh (atau anggota); contoh
atianus dorsi menarik lengan keatas dan kembali.
5. Depressor
: Menurunkan suatu bagian; contoh depresor manbulae menggerakkan
kebawah rahang bawah untuk menggerakkan mulut.
6. Levator
: Mengangkat atau meninggikan suatu bagian;contoh masseter mengangkat
rahang untuk menutup mulut.
9. Sistem Endokrin
Seperti hewan vertebrata lain, katak mempunyai beberapa kelenjar endokrin ( kelenjar yang tidak
punya saluran ) yang menghasilkan hormon.

1. pada dasar otak ditemukan kelenjar endokrin kecil piutitary yang terdiri dari 3 lobus yaitu;
lobus depan pada larva dan katak muda menghasilkan hormon perangsang pertumbuhan
untuk kontrol pertumbuhan . Pada katak dewasa lobus depan menghasilkan hormon
merangsang alat kelamin, lobus tengah menghasilkan hormon intermedin mengatur zat warna
pada kulit. Lobus belakang mengatur pemasukan air pada kulit.
2. Kelenjar Thyroid menngasilkan thyroxin , mengtur metabolisme secara umum.
3. Kelenjar Pankreas menghasilkan insulin, mengatur metabolisme gula.
4. Kelenjar Adrenal, mengasilkan Epinephrin ( adrenalin mengatur tekanan darah juga pigmen
gelap pada kulit.
Kehidupan kodok dan katak
Kodok dan katak mengawali hidupnya sebagai telur yang diletakkan induknya di
air, di sarang busa, atau di tempat-tempat basah lainnya. Beberapa jenis kodok
pegunungan menyimpan telurnya di antara lumut-lumut yang basah di
pepohonan. Sementara jenis kodok hutan yang lain menitipkan telurnya di
punggung kodok jantan yang lembap, yang akan selalu menjaga dan
membawanya hingga menetas bahkan hingga menjadi kodok kecil.Sekali
bertelur katak bisa menghasilkan 5000-20000 telur, tergantung dari kualitas
induk dan berlangsung sebanyak tiga kali dalam setahun.
Telur-telur kodok dan katak menetas menjadi berudu atau kecebong (b. Inggris:
tadpole), yang bertubuh mirip ikan gendut, bernapas dengan insang dan selama
beberapa lama hidup di air. Perlahan-lahan akan tumbuh kaki belakang, yang
kemudian diikuti dengan tumbuhnya kaki depan, menghilangnya ekor dan
bergantinya insang dengan paru-paru. Setelah masanya, berudu ini akan
melompat ke darat sebagai kodok atau katak kecil. tingkah laku : hidup di 2
alam (fase larva di air,fase dewasa di darat)

Telur kodok

dua ekor kecebong

Kodok tegalan dewasa

D. KLASIFIKASI DALAM KELAS AMPHIBI


Adapun kedudukan amphibia dalam sistem klasifikasi yaitu:
Kerajaan

: Animalia

Filum

: Chordata

Upafilum : Vertebrata
Superkelas : Tetrapoda
Kelas

: Amphibia
Anggota amphibia terdiri dari 4 ordo yaitu Apoda (Caecilia), Urodela (Salamander),

dan Anura ( katak dan kodok), Proanura (telah punah).


1.
2.
3.
4.

Kelas Amphibi terdiri atas 4 ordo :


Ordo Apoda
Ordo Urodela
Ordo Anura
Ordo Proanura( telah punah)

1. Ordo Apoda/ Caecilia

a)

1. Ciri umum ordo Apoda:


Tubuh menyerupai cacing, bersegmen, tidak bertungkai dan ekor

mereduksi
b) Terdapat tentakel pada bagian anterior
c) mata mereduksi, tertutup oleh kulit atau tulang
d) Fertilisasi internal
Ciri khusus ordo Apoda:
Tidak memiliki kaki
Ordo Apoda terdiri atas 5 famili :
1) Famili Ichtyopiidae

a) Klasifikasi Ilmiah
Kingdom
: Animalia
Phylum
: Chordata
Kelas : Amphibi
Ordo : Urodela
Family
: Ichtyopiidae
Genus
: Ichtyophis

Spesies
b)
1.
2.
3.
4.
5.
c)
d)
e)
2.

: Ichtyophis sp

Ciri-Ciri
Bentuk tubuh panjang dan bersegmen
Mata kecil dan ditutupi dengan kulit
Mampu mengambil O2 dari kulit dan paru-paru
Memiliki ekor yang pendek dan kloaka di ujung tubuh
2 tentakel sensori kecil yang berada di kepala yang dapat membantu

dalam menemukan sumber makanan


Habitat : di tanah yang lembab dan sampah daun
Penyebaran : di Florida, Mexico Utara, Mexico Selatan, Indonesia
Keunikan : di dalam tanah dan air hewan ini mirip belut.
Family Rhinatrematidae

a) Klasifikasi Ilmiah
Kingdom
: Animalia
Phylum
: Chordata
Kelas : Amphibi
Ordo : Apoda
Family
: Rhinatrematidae
Genus
: Rhinaterma
Spesies
: Rhinaterma bivittatum
b) Ciri-Ciri
1. Memiliki ekor, dan mulut terletak di bawah kepala
2. Bertelur di dalam tanah
3. Pada fase larva memiliki insang
c) Habitat : di tanah yang lembab dan sampah daun
d) Penyebaran: di Asia Tenggara, tidak menyebrangi garis Wallace
e) Keunikan : pada fase larva memiliki insang
3. Family Uraeotyphilidae

Urutan taksonomi :
Regnum
: Animalia
Phylum
: Chordata

Kelas : Amphibi
Ordo : Urodela
Family
: Uraeotyphilidae
Genus
: Uraeotyphlus
Spesies
: Uraeotyphlus peters
a.
1.
2.
3.
4.
b.
c.
d.
4.

Ciri-Ciri
Berukuran relative kecil (23-30 cm)
Memiliki ekor
Memiliki struktur tengkorak yang kompleks
Mulut tersembunyi di bawah moncong
Habitat
: di tanah hutan hujan tropis
Penyebaran : di pegunungan Jawa
Keunikan
Family Scolecomorphidae

Urutan taksonomi :
Regnum
: Animalia
Phylum
: Chordata
Kelas : Amphibi
Ordo : Urodela
Family
: Scolecomorphidae
Genus
: Scolecomorphus
Spesies
: Scolecomorphus vittatus
. Ciri-Ciri
1. Mata melekat pada dasar tentakel di bawah moncong
2. Hanya memiliki annuli primer
3.Tubuhnya panjang dan bersegmen
4.Habitat
: di bawah tanah
5.Penyebaran : di Florida dan Mexico Utara
6.Keunikan: tidak memiliki stapes tulang telinga bagian tengah.
5. Family Caecilidae

Urutan taksonomi :
Regnum
: Animalia
Phylum
: Chordata

Kelas : Amphibi
Ordo : Urodela
Family
: Caecilidae
Genus
: Caecilia
Spesies
: Caecilia tentaculata
a. Ciri-Ciri
b. Tubuh menyerupai cacing dan ada pula yang menyerupai ular
c. Ekornya pendek dan kloaka dekat akhir tubuh
d.. Kulit halus dan berwarna gelap
e. Habitat
: kebanyakan tinggal dan bersembunyi di dalam tanah
f. Penyebaran : di Asia Tenggara
g. Keunikan : satu-satunya amphbi yang melakukan fertilisasi secara
internal
2. Ordo Urodela

Salamander

Tulang Rangka ordo urodela :

Morfologi ordo Urodela :

1.
Ciri-ciri umum Ordo Urodela
a) Bentuk tubuh memanjang, mempunyai anggota gerak
b) Tubuh dapat dibedakan atas kepala, leher dan badan.
c) Pada bagian kepala terdapat mata kecil, dan pada beberapa spesies
matanya mengalami reduksi.
d) Beberapa spesies mempunyai insang dan yang lainnya bernapas dengan
paru-paru.
e) Fase larva hampir mirip dengan fase dewasa
2.
Ciri khusus Ordo Urodela
kepala, kaki dan ekor sama besar
Urodela terdiri atas 3 sub ordo :
A. Sirenidea
a) Klasifikasi ilmiah
Kingdom
: Animalia
Phylum
: Vertebrata
Class : Amphibi
Ordo : Urodela
Family
: Sirenidea
Genus
: Ambystoma
Spesies
: Ambystoma maculatum

Gmb. Ambystoma maculatum


b) Ciri-Ciri
1. Matanya mengalami reduksi

2.
3.
4)
5)
6)
B.

Betinanya biasanya menjaga sekitar 100 telur yang melekat pada


tanaman
Warna tubuh hitam dan bintik-bintik kuning
Habitat : di sungai-sungai yang berbatu
Penyebaran : Amerika Utara
Keunikan
: Bersimbiosis dengan alga hijau
Cryptobrachoidea

a) Klasifikasi Ilmiah
Kingdom
: Animalia
Phylum
: Vertebrata
Class : Amphibi
Ordo : Urodela
Family
: Cryptobrachoide
Genus
: Andrias
Spesies
: Andrias davidianus
b)
1.
2.
3.
4)
5)
6)

Ciri-Ciri
Kepala berukuran besar
Matanya kecil
Kulit berwarna gelap dan berkerut-kerut
Habitat : di sungai, di kolam
Penyebaran : di Amerika, Cina dan Jepang
Keunikan : merupakan salamander terbesar di dun, panjang mencapai 2

m.
C. Salamandroidea
Sub ordo Salmandroidea terdiri atas 7 famili 5 diantaranya
1. Famili Proteidae

Urutan taksonomi :
Regnum
: Animalia
Phylum
: Chordata
Kelas : Amphibi

Ordo : Urodela
Family
: Proteidae
Genus
: Proteus
Spesies
: Proteus bavaricus
a.
1.
2.
3.
4.
5.

Ciri-Ciri
Bersifat nocturnal
Bentuk tubuh memanjang
Mata berhenti berkembang dan kurangnya pigmentasi pada kulit
Habitat
: di gua-gua, di Semenanjung Balkan
Penyebaran
: di Eropa Tenggara, Muddupuples di timur Amerika
Utara

2. Famili Ambistomatidae

Urutan taksonomi :
Regnum
: Animalia
Phylum
: Chordata
Kelas : Amphibi
Ordo : Urodela
Family
: Ambistomatidae
Genus
: Dicamptodon
Spesies
: Dicamptodon atterimus
a. Ciri-Ciri
1. Memiliki 3 pasang insang eksternal di belakang kepala
2. Fase larva memiliki ekor yang memanjang dari kepala ke ekor
3. Kaki tumbuh setelah menetas dengan 4 jari pada lengan dan 5 jari
hindlengs
4. Habitat
: di bawah tanah, di gua
5. Penyebaran : di Amerika Utara, dari Kanada Selatan ke Mexico Selatan
6. Keunikan : selama metamorphosis insang larva menghilang, ekor, kulit,
anggota badan lainnya menjadi tebal
3. Famili Dicamptodontidae

Urutan taksonomi :
Regnum
: Animalia
Phylum
: Chordata
Kelas : Amphibi
Ordo : Urodela
Family
: Dicamptodontidae
Genus
: Dicamptodon
Spesies
: Dicamptodon tenebrosus
a.

Ciri-Ciri
1.
Ukuran tubuh 30 cm
2.
Mirip dengan salamander
b. Habitat
: di darat, di perairan
c. Penyebaran
: di Amerika Serikat, bagian Barat dan Columbia
d. Keunikan :
4. Famili Salamandaridae

Urutan taksonomi :
Regnum
: Animalia
Phylum
: Chordata
Kelas : Amphibi
Ordo : Urodela
Family
: Salamandaridae
Genus
: Salamandra
Spesies
: Salamandra salamandra
a. Ciri-Ciri
1. Umumnya memilki pola warna warni yang cerah dan kontras
2. Memiliki 4 anggota badan yang berkembang dengan baik dengan jari kaki
pada forelimbs, 5 jari hindlimbs
b. Habitat
: Habitat alaminya adalah hutan, rawa-rawa dan sumber air

c.

Penyebaran : tersebar di seluruh bumi utara, Eropa, Jepang, Amerika,

Afrika Utara
d. Keunikan : kontras warna tubuh yang cerah
5. Famili Hynobidae

Urutan taksonomi :
Regnum
: Animalia
Phylum
: Chordata
Kelas : Amphibi
Ordo : Urodela
Family
: Hynobidae
Genus
: Hynobius
Spesies
: Hynobius kimurae
a.
1.
2.
3.
4.
5.
b.
c.
3.

Ciri-Ciri
Bentuk tubuh panjang (1,5 m)
Fosilnya berukuran 2 meter
Mengalami metamorphosis sebagian
Pada fase dewasa insang akan hilang
Ekor berbentuk lateral dan finlike
Habitat
: berada di cekungan di bawah batu sungai
Penyebaran : di Florida, Mexico Utara sampai ke bagian Kanada Selatan
Ordo Anura

Tulang rangka ordo Anura :

Anatomi ordo Anura

Morfologi berudu ordo Anura :

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Ciri-ciri umum :
Tidak memiliki ekor
Kepala bersatu dengan badan, tidak mempunyai leher
Tungkai belakang lebih besar dari pada tungkai depan
Membrane tympanum terletak di permukaan kulit
Kelopak mata dapat digerakkan
Mata berukuran besar
Fertilisasi eksternal
Ordo Anura Terdiri dari Family :

1) Famili Ascapidae

Urutan taksonomi :
Regnum
: Animalia
Phylum
: Chordata
Kelas : Amphibi
Ordo : Anura
Family
: Ascapidae
Genus
: Xenopus
Spesies
: Xenopus laevis
a.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
2)

Ciri-Ciri
Kaki berbentuk cakar
Bentuk badan bulat, dan memiliki kulit yang licin
Selalu berganti kulit pada setiap muslim (5-15 tahun)
Ukuran tubuh jantan lebih kecil dari pada betina
Habitat
: di tanah lembab, di kolam dan di air tenang
Penyebaran
: di Selandia baru
Keunikan : memiliki kaki yang berbentuk cakar untuk merobek makanan
Famili Leiopelmatidae

Urutan taksonomi :
Regnum
: Animalia
Phylum
: Chordata
Kelas : Amphibi
Ordo : Anura
Family
: Leiopelmatidae
Genus
: Leiopelma
Spesies
: Leiopelma archeyi
a.
1.
2.
b.
c.
d.
3)

Ciri-Ciri
Panjang tubuh jantan 31 mm dan betina 37 mm
Warna tubuh bervariasi kebanyakan hijau dan coklat
Habitat
: di vegetasi lembab, di hutan asli
Penyebaran
: di Maried, Great Barier, kepulauan Sephens
Keunikan : siklus hidup tidak melalui fase kecebong
Famili Bombinatoridae

Urutan taksonomi :
Regnum
: Animalia
Phylum
: Chordata
Kelas : Amphibi
Ordo : Anura
Family
: Bombinatoridae
Genus
: Bombina
Spesies
: Bombina orientalis
a. Ciri-Ciri
1. Tubuh gemuk dengan kepala datar dan lebar
2. Kelenjar punggung diatur dalam pola longitudinal di sepanjang belakang
b. Habitat

: di daerah terbuka pasir pantai, rumput tanaman hutan, di air

payau
c. Penyebaran : di Mediterania
d. Keunikan : memiliki racun dan disebut sebagai katak api
4) Famili Discoglossidae

Urutan taksonomi :
Regnum
: Animalia
Phylum
: Chordata
Kelas : Amphibi
Ordo : Anura
Family
: Discoglossidae
Genus
: Rhinophrynus
Spesies
: Rhinophrynus dorsalis
a. Ciri-Ciri
1. Katak kecil dengan kepala relative besar
3. Kulit berkutil dengan deretan besar
4. Panjang tubuh 55 mm
5. Warna tubuh bervariasi dari titik-titik hitam kecil dan titik coklat sampai
6.
a.
b.
c.

hijau
Tenggorokkan dan dada berwarna abu-abu
Habitat
: Di tempat yang lembab, di kawasan hutan
Penyebaran
: Di Eropa, Portugal, Spanyol, Prancis, Belgia, Swiss
Keunikan : Katak jantan melampirkan masa telur sampai menetas dan
katak betina mampu memproduksi 4 cengkeraman telur
5) Famili Pipidae

Urutan taksonomi :
Regnum
: Animalia
Phylum
: Chordata
Kelas : Amphibi
Ordo : Anura
Family
: Pipidae
Genus
: Xenopus
Spesies
: Xenopus leavis
a. Ciri-Ciri
1. Kaki memiliki selaput
2. Memiliki telingan yang berfungsi untuk memproduksi dan menerima
3.
4.
5.
6.
7.

suara bawah air


Hewan ini tidak memiliki pita suara
Lebar tubuh 4-19 cm
Habitat
: di perairan
Penyebaran
: di daerah tropis Amerika Selatan dan Afrika
Keunikan : Memiliki telinga yang dimodifikasi untuk memproduksi dan
menerima suara walaupun bawah air.

6) Famili Rhinophrynidae

Urutan taksonomi :
Regnum
: Animalia
Phylum
: Chordata
Kelas : Amphibi
Ordo : Anura
Family
: Rhinophrynidae
Genus
: Rhinophrynus
Spesies
: Rhinophrynus dorsalis
a. Ciri-Ciri
1. Ukuran tubuh 8 cm

2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Pada bagian tubuh memiliki bintik-bintik merah


Memiliki kaki yang pendek
Bentuk kepala kecil, runcing dan matanya relative kecil
Membrane tymphanum tidak terlihat
Habitat
: hidup di bawah tanah
Penyebaran
: di Pulau Maud, Selandi Baru
Keunikan : katak ini mampu membenamkan lidahnya langsung keluar
dari depan mulut, bukannya membalik keluar, seperti pada katak lain.

7) Famili Megophrydae

Urutan taksonomi :
Regnum
: Animalia
Phylum
: Chordata
Kelas : Amphibi
Ordo : Anura
Family
: Megophrydae
Genus
: Megophys
Spesies
: Megophys Montana
a.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Ciri-Ciri
Ukuran tubuh pendek dan agak gendut
Memiliki kepala besar
Ukuran katak jantan lebih kecil dibandingkan dengan katak betina
Bagian punggung berkulit halus
Memiliki selaput renang kaki yang pendek
Habitat
: Di serasan hutan, di lantai hutan dan di pinggiran sungai
Penyebaran : Philippines (Palawan, Mindanao, Leyte, Samar, Bohol)

termasuk Indonesia
8. Keunikan : pada fase berudu mulut berupa corong, biasanya ditemukan
di bagian sungai yang menggenang atau yang kurang berarus.
8) Famili Pelodytidae

Urutan taksonomi :
Regnum
: Animalia
Phylum
: Chordata
Kelas : Amphibi
Ordo : Anura
Family
: Pelodytidae
Genus
: Pelodytes
Spesies
: Pelodytes puncatatus
a.
1.
2.
3.
4.
5.

Ciri-Ciri
Memiliki warna tubuh yang mengkilap dan bintik-bintik kehijauan
Mata yang menonjol ke depan
Tidak memiliki selaput renang
Habitat
: Di tempat yang lembab
Penyebaran
: Dari Eropa dan Asia Barat ke Afrika Barat Laut. Amerika
Utara, ditemukan di Meksiko selatan melalui Amerika Serikat dan Kanada

6.

bagian Selatan.
Keunikan : Dikenal sebagai Katak Bawang putih, karena ketika merasa
terancam, katak ini mengeluarkan suara yang sangat keras dan dapat
mengeluarkan sekresi beracun yang berbau bawang putih, oleh karena itu

katak ini disebut juga sebagai "katak bawang putih".


9) Famili Bufonidae

Urutan taksonomi :
Regnum
: Animalia
Phylum
: Chordata
Kelas : Amphibi
Ordo : Anura
Family
: Bufonidae
Genus
: Bufo

Spesies
a.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

: Bufo calamita

Ciri-Ciri
Memiliki kulit kasar dan berbintil
Mempunyai tipe gelang bahu arciferal
Mempunyai mulut yang lebar dan tidak memiliki gigi
Tungkai belakang lebih panjang dari pada tungkai depan
Jari-jari tidak mempunyai selaput
Fertilisasi berlangsung secara eksternal
Habitat
: Mendiami berbagai lingkungan, dari daerah kering ke hutan
Penyebaran
: Tersebar di daerah-daerah tropis
Keunikan : Terdapat kelenjar paratoid di belakang tympanum

10) Famili Hylidae

Urutan taksonomi :
Regnum
: Animalia
Phylum
: Chordata
Kelas : Amphibi
Ordo : Anura
Family
: Hylidae
Genus
: Hyla
Spesies
: Hyla arborea
a.
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Ciri-Ciri
Terdapat bantalan perekat pada jari tangan dan kaki
Hewan ini kebanyakan memakan serangga dan invertebrata lainnya
Memiliki adaptasi arboreal
Warna tubuh hijau
Habitat
: Di temukan di pepohonan
Penyebaran
: Australia Utara, Amerika Tengah, Eropa, Timur dan

bagian Asia Tenggara, Australia, Afrika Utara.


7. Keunikan : Hewan ini selain makan serangga, juga memakan hewan
vertebrata
11) Famili Leiopelmatidae

Urutan taksonomi :
Regnum
: Animalia
Phylum
: Chordata
Kelas : Amphibi
Ordo : Anura
Family
: Leiopelmatidae
Genus
: Leiopelma
Spesies
: Leiopelma hochscetteri
Ciri-Ciri
1.
2.
a.
b.
c.

Ukuran tubuh sangat kecil


Panjang tubuhnya hanya 5 cm (2.0 in).
Habitat : di dalam tanah lembab, biasanya di bawah batu atau vegetasi.
Penyebaran
: di Pulau Maud di Selandia Baru
Keunikan : mempunyai bentuk tubuh yang kecil jika dibandingkan

dengan katak yang lain dan dapat hidup lebih dari 30 tahun.
12) Famili Myobatrachidae

Urutan taksonomi :
Regnum
: Animalia
Phylum
: Chordata
Kelas : Amphibi
Ordo : Anura
Family
: Myobatrachidae
Genus
: Limnodynastes
Spesies
: Limnodynastes tasimaniensis
a. Ciri-Ciri
1. Panjang tubuh 1,5 cm (0,59 in)
2. Termasuk katak terbesar kedua di Australia, Giant Barred (Mixophyes
iteratus), panjang sekitar 12 cm (4.7 in).
3. Habitat
: di bebatuan
4. Penyebaran
: di Australia dan New Guinea
5. Keunikan :

13) Famili Pseudidae

Urutan taksonomi :
Regnum
: Animalia
Phylum
: Chordata
Kelas : Amphibi
Ordo : Anura
Family
: Pseudidae
Genus
: Pseudis
Spesies
: Pseudis paradoxa
a.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Ciri-Ciri
Memiliki mata menonjol
Memiliki hindlims yang kuat dan kaki berselaput sepenuhnya
Tergolong seperti katak pohon
Warna tubuh kehijau-hijauan
Habitat
: banyak ditemukan di kolam
Penyebaran
: Amerika Selatan
Keunikan : katak ini banyak dikenal, karena kacebong raksasa mereka

bisa mencapai 26 cm
14) Famili Sooglossidae

Urutan taksonomi :
Regnum
: Animalia
Phylum
: Chordata
Kelas : Amphibi
Ordo : Anura
Family
: Sooglossidae
Genus
: Nasikatrachus
Spesies
: Nasikatrachus sahyadrensis
a. Ciri-Ciri
1.
Warna tubuh mengkilap dan berlendir
2.
Ukuran tubuh 4 cm
3. Bersemunyi di bawah daun-daun jatuh atau di celah-celah batu
b. Habitat
: di tanah yang lembab

c. Penyebaran
: di pulau-pulau Mah dan Silhouette
d. Keunikan : Bentuk tubuh yang licin dan tidak berbintik-binti
15) Famili Microhylidae

Urutan taksonomi :
Regnum
: Animalia
Phylum
: Chordata
Kelas : Amphibi
Ordo : Anura
Family
: Microhylidae
Genus
: Dyscophus
Spesies
: Dyscophus sp
a.
1.
2.
3.
4.
b.
c.
4.

Ciri-Ciri
Mempunyai kulit yang mengerutu
Berwarna coklat tua atau kekuning-kuningan
Kaki relatif panjang dibandingkan dengan tubuh
Terdapat gigi pada maxilla dan mandibula
Habitat
: di dataran rendah, di rawa dan kubangan air yang dangkal.
Penyebaran : di Barat-Laut Madagaskar
Keunikan : mampu mengeluarkan suatu enzim keputih-putihan yang

dapat merekat di mulut dan gigi, yang menimbulkan alergi pada kulit.
16) Famili Dendrobatidae

Urutan taksonomi :
Regnum
: Animalia
Phylum
: Chordata
Kelas : Amphibi
Ordo : Anura
Family
: Dendrobatidae
Genus
: Dendrobates
Spesies
: Dendrobates sp
a. Ciri-Ciri
1.
Ukuran tubuh 1,5 cm- 6 cm

2.
3.
b.
c.
d.

Berat badan 2 gram


Memiliki warna tubuh yang unik
Habitat
: di tempat-tempat lembab
Penyebaran
: di Argentina Timur
Keunikan : pewarnaan yang cerah dapat berkaitan dengan toksitas dan

tingkat alkaloid
17) Famili Ranidae

a.
3.
4.
5.
b.
c.

Urutan taksonomi :
Regnum
: Animalia
Phylum
: Chordata
Kelas : Amphibi
Ordo : Anura
Family
: Ranidae
Genus
: Rana
Spesies
: Rana temporaria
Ciri-Ciri
1.
Memiliki kaki yang kuat dan paha berotot
2.
Panjang tubuh 70 nm-150 nm
Warna tubuh coklat terang hingga kehitam-hitaman
Kulit punggung yang halus
Sisi bawah selaput renang berwarna hitam
Habitat
: di antara bebatuan
Penyebara: di sekitaran sungai dari pusat Afrika Barat dari Kamerun

Selatan ke bagian Guinea


d. Keunikan : katak jantan mampu menghisap udara ke kantung vokal
dengan mulut tidak terbuka dan membuat siulan untuk menarik perhatian
betina.
18) Famili Rachoporidae

Urutan taksonomi :
Regnum
: Animalia
Phylum
: Chordata

a.
1.
2.
3.

Kelas : Amphibi
Ordo : Anura
Family
: Rachoporidae
Genus
: Mantella
Spesies
: Mantella sp.
Ciri-Ciri
Ukuran tubuh 1,5 cm -12 cm (4.7 in)
Memiliki disc kaki
Memiliki anyaman luas antara tangan dan kaki, yang memungkinkan

mereka untuk melayang di udara.


b. Habitat
: di pohon
c. Penyebaran
: di wilayah tropis dan sub tropis, termasuk di seluruh
Indonesia.
d. Keunikan : tidak memiliki stapes tulang di telinga tengah

4. Ordo Proanura
Anggota-anggota ordo ini tidak dapat diketemukan atau dapat dikatakan telah punah.
Anggota-anggota ordo ini hidupnya di habitat akuatik sebagai larva dan hanya sedikit saja
yang menunjukkan perkembangan ke arah dewasa. Ciri-ciri umumnya adalah mata kecil,
tungkai depan kecil, tanpa tungkai belakang, kedua rahang dilapisi bahan tanduk, mempunyai
3 pasang insang luar dan paru-paru mengalami sedikit perkembangan.
E. Habitat dan persebaran
Amphibi muncul pada pertengahan periode Jura, pra era Paleozoik sebagai vertebrata
yang tertua. Kebanyakan Amfibi adalah hewan tropis, karena sifatnya yang poikiloterm atau
berdarah dingin. Amphibi memerlukan sinar matahari untuk mendapatkan panas ke tubuhnya,
karena tidak bisa memproduksi panas sendiri.
Oleh karena itu banyak amphibi yang ditemukan di wilatah tropis dan sub tropis,
termasuk di seluruh indonesia.
Amphibi umumnya merupakan makhluk semi akuatik, yang hidup di darat pada
daerah yang terdapat air tawar yang tenang dan dangkal. Tetapi ada juga amphibi yang hidup
di pohon sejak lahir sampai mati, dan ada juga yang hidup di air sepanjang hidupnya.
Amphibi banyak ditemukan di areal sawah, daerah sekitar sungai, rawa, kolam,
bahkan di lingkungan perumahan pun bisa ditemukan.
F. Relasi dengan Manusia
Adapun relasi manusia dengan katak adalah sebagai berikut:

a.

Digunakan untuk pengobatan khususnya di negara Cina

b.

Dijadikan bahan kosmetik

c.

Dijadikan sebagai bahan penelitian ilmu pengetahuan

d.

Digunakan sebagai umpan ikan

e.

Salah satu kelas amphibi yaitu Bufo melanosticus sebagai alat tes kehamilan

f.

Digunakan sebagai bahan makanan

g.

Dijadikan hewan peliharaan

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa, kedudukan amphibia dalam
sistem klasifikasi yaitu:
Kerajaan

: Animalia

Filum

: Chordata

Upafilum : Vertebrata
Superkelas : Tetrapoda
Kelas

: Amphibia
Kata amphibi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata, yaitu Amphi

(rangkap) dan bios (hidup). Atau dapat diartikan sebagai hewan bertulang belakang
(vertebrata) dengan kelembaban kulit yang tinggi, tidak tertutupi oleh rambut yang hidup di
dua alam; yakni di air dan di daratan.
Anggota amphibia terdiri dari 4 ordo yaitu Urodela (Salamander), Apoda (Caecilia),
dan Anura ( katak dan kodok), Proanura (telah punah).

Adapun morfologi kelas amphibi yaitu kepala dan badan lebar bersatu, ada dua pasang
kaki atau anggota, tak ada leher dan ekor. Kaki katak terdiri atas sepasang kaki depan dan
sepasang kaki belakang. Kaki depan terdiri atas lengan atas (brancium), lengan bawah
(antebrancium), tangan (manus), dan jari-jari (digiti). Pada kaki belakang terdiri atas paha
(femur), betis (crus), kaki (pes) dan jari-jari (digiti).

DAFTAR PUSTAKA
Djarubito Brotowidjoyo, Mukayat.1994. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga.
Campbell, Reece, Michele. 2003. Biologi Edisi Kelima-Jilid III. Jakarta: Erlangga.
Tuti Kurniati, M.Pd, Bintarti Yusriana, M.Si, Sumiyati Saadah M.Si. 2011. Zoologi Vertebrata.
Prodi Pendidikan Biologi, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. UIN SGD Bandung.
http://202.153.132.136/hadiruntukmu/fahutanipb/BOBY%20DARMAWAN_E34103018.pdf
http://zonabawah.blogspot.com/2011/07/sistem-rangka-dari-kelasamfibiamphibia.html
http://ksh.biologi.ugm.ac.id/index.php?
option=com_content&view=section&layout=blog&id=3&Itemid=14
http://id.wikipedia.org/wiki/Amfibia
Latjompoh, Masra. 2004. Bahan Ajar Zoologi Vertebrata. Gorontalo :Universitas Negeri
Gorontalo.
http://rianpublisher.blogspot.com/search/label/PERIKANAN
http://gurungeblog.wordpress.com/2008/10

dikutip dari teks book sistematik zoologi vertebrata

Anda mungkin juga menyukai