Anda di halaman 1dari 3

ANEKA RAGAM PERHIASAN AKHWAT

Allah telah menyediakan keindahan di dunia dengan aneka ragam fasilitas yang
bisa dimanfaatkan dan dinikmati [Al Araf ; 32]. Di sisi lain, Allah memberikan
kecenderungan kepada manusia untuk mencintai keindahan [Ali Imran ; 14].
1. Perhiasan yang tampak
Perhiasan ini adalah keindahan yang ada pada fisik muslimah [lahiriyah]
sebagai karunia Allah pada mereka yang boleh ditampakkan [An Nur ; 31].
Said bin Jubair mengatakan yaitu wajah dan telapak tangan.
Ibnul Jauzi, Al Baidhawi, Ibnu Katsir. Al Hasan meriwayatkan dari Abu
Hanifah bahwa tumit itu bukan aurat dan Al Kharaki juga berpendapat
demikian karena kesenangan tidak diperoleh dengan melihat tumit
sebagaimana wajah. Tumit boleh ditampakkan dalam sholat karena Aisyah
menjadikannya sebagai perhiasan lahir.
2. Perhiasan yang tersembunyi
Perhiasan ini adalah keindahan yang dengan sendirinya ada pada setiap
perempuan, berupa fisik atau tubuhnya, yang harus ditutup dari orang yang
tidak berhak melihatnya. Fisik perempuan adalah keindahan sebagai fasilitas
Allah agar mereka bisa bersenang senang dengan cara yang sesuai syariat
[pernikahan]. Maka perhiasan ini hanya boleh dilihat oleh mereka yang
berhak [An Nur ; 31].
3. Perhiasan kepribadian dan inner beauty
Imam Al Ghazali memberikan definisi akhlak sebagai kondisi jiwa yang
mantap dalam diri manusia, sehingga menimbulkan suatu perbuatan yang
muncul dengan mudah tanpa memerlukan lagi pemikiran dan pertimbangan.
Inilah perhiasan yang merupakan penggabungan antara batiniah dan lahiriah.
Hendaknya muslimah memiliki perhiasan berupa akhlak yang mulia sebagai
keindahan yang tak ternilai harganya. Dalam bahasa lain, perhiasan yang
diperlukan untuk menghiasi jiwa adalah kecerdasan emosional, spiritual dan
intelektual seorang perempuan.
4. Perhiasan yang diusahakan
Perhiasan ini adalah perhiasan yang ada pada fisik perempuan karena
diusahakan, sering disebut dengan berhias. Secara umum, muslimah dilarang
berhias sebagaimana berhiasnya orang jahiliah [Al Ahzab ; 33].
a. Perhiasan wajah

Disebutkan dalam Fath Al Bariy, wewangian laki laki tidak ditempatkan


pada wajah. Berbeda dengan wewangian perempuan, karena mereka
mengenakan wewangian pada wajahnya dan berhias dengannya. Kitab Al
Mujam Al Wasith menyebutkan humrah.
Dalam hadits bukhari dan muslim, disebutkan bahwa Abdurrahman bin auf
mendatangi rasulullah dengan ada bekas wangian berwarna kuning setelah
menikah dengan seorang perempuan dari anshar. Disebutkan pula celak,
wewangian, dan pakaian bercelup dilarang hanya saat berkabung untuk
mayat. Ungkapan tersebut menunjukkan dibolehkannya hal tersebut.
b. Perhiasan telapak tangan
Dalam HR. An NasaI, Rasulullah bersabda jika engkau seorang perempuan,
tentu engkau akan mengubah warna kukumu dengan inai. Dalam HR Abu
Daud, Rasulullah tidak membaiat seorang perempuan hingga ia memakai
pewarna tangan.
Perempuan juga diperkenankan memakai perhiasan tangan seperti cincin dan
gelang, dengan ketentuan wajib untuk tetap disedekahkan sebagaimana dalam
HR. Ahmad.
c. Perhiasan pakaian
Islam menghalalkan bagi perempuan sebagian yang diharamkan bagi kaum
laki laki, yaitu sebagaimana sutera murni [HR. Tirmidzi]. Anas bin Malik
pernah melihat Ummu Kultsum mengenakan sutra siyara [HR. Bukhari].
5. Perhiasan yang membahayakan
Rasulullah melaknat kaum perempuan yang bergaya laki laki, dan laki
laki yang bergaya prempuan [HR. Abu Daud].
Siapapun di antara kaum perempuan yang memakai wangi wangian
kemudian lewat di depan orang banyak dengan maksud agar mereka
mencium baunya, maka ia telah berzina [HR. Ahmad].
a. Mendatangkan fitnah
Fitnah bukan muncul dari jenis kelamin perempuan, tapi apa yang
dilakukannya, seperti memakai wewangian yang baunya sangat kuat serta
berdandan yang sangat mencolok sehingga bisa mendatangkan fitnah.
b. Jalan menuju kerusakan
Perhiasan yang dikenakan secara berlebihan akan menjadi pintu masuknya
kejahatan. Perempuan yang mengenakan perhiasan [cincin, gelang, dll] yang
sangat mencolok akan menjadi incaran para penjahat.
c. Riya dan sombong

Wanita semestinya tidak mengenakan perhiasan yang berlebihan karena akan


menampakkan kesenjangan yang mendalam di antara mereka, dan hal ini bisa
menjadi akar munculnya riya dan sombong dalam berpenampilan.
d. Hilangnya kepribadian muslimah
Jika para perempuan lebih disibukkan dengan urusan kepatutan dalam
dandanan serta penampilan fisik, maka bisa saja perempuan lalau dari
mengejar keutamaan kepribadian dan pengembangan wawasan/keterampilan.
Para perempuan lebih risi melihat kekurangna dalam kecantikan tubuh, tapi
tidak risi melihat kekurangan dalam kapasitas intelektual, moral, dan
spiritulal.
6. Perhiasan hakiki
Dunia adalah perhiasan, dan sebaik -

baiknya perhiasan dunia adalah

perempuan shalihah [HR. Muslim].


Saleh berasal dari kata shalaha yashluhu yang bermakna normal, sehat,
pantas, dan bermanfaat [Al Mujam Al Wasith]. Islam menjadikan amal saleh
sebagai buah iman yang hakiki. Kesalehan diri akan mengantarkan para
muslimah menuju kesalehan sosial.

Anda mungkin juga menyukai