Perdarahan Subarachnoid DR Ayub
Perdarahan Subarachnoid DR Ayub
SUBARAKHNOID
Disusun Oleh :
Uray Steffi Aditia Yudifiar
06-081
Pembimbing :
Dr. Ayub L. Pattinama spS
DAFTAR ISI
I.
II.
III.
IV.
V.
VI.
VII.
PENDAHULUAN
ETIOLOGI
GAMBARAN KLINIS
EVALUASI DIAGNOSTIK
TERAPI
PERJALANAN KLINIS, PROGNOSIS DAN KOMPLIKASI
DAFTAR PUSTAKA
PERDARAHAN SUBARACHNOID
PENDAHULUAN
Perdarahan
subarakhnoid
merupakan
perdarahan
yang
terjadi
di
rongga
serebral
lainnya.
Perdarahan
yang
terjadinya
lainnya.
stroke,
kejang
Insidensi
dan
perdarahan
menyebabkan
populasi/tahun (6,6%
25
kematian/100.000
dari seluruh
kematian
karena
kecelakaan.
Sedangkan
spontaneous
subaracnoid
hemoragik
disebabkan oleh karena ruptur aneurisma atau abnormalitas pembuluh darah pada
otak.
Komplikasi tersering dari perdarahan subarachnoid adalah :
-
Hipertensi
Vasospasm
Hidrosefalus
ETIOLOGI
Perdarahan pada rongga subarakhnoid paling sering terjadi akibat :
Ruptur aneurisma
Penyebab tersering
perdarahan
subarakhnoid
spontan
adalah
ruptur
aneurisma salah satu arteri di dasar otak. Ada beberapa jenis aneurisma.
Aneurisma sakular (berry) ditemukan pada titik bifurkasio arteri
intrakranial. Arteri ini terbentuk pada lesi pada
dinding pembuluh darah yang sebelumnya telah
ada,
baik
akibat
(biasanya
kerusakan
kongenital)
struktural
maupun
cedera
adalah
arteri
komunikans
anterior
interna
berasalnya
(pada
arteri
tempatnya
oftalmika
atau
arteri
komunikans posterior (30%)) dan basillar tip (10%). Aneurisma pada lokasi
lain, seperti pada tempat berasalnya PICA, segmen P2 arteri serebri posterior,
atau segmen perikalosal arteri serebri anterior, jarang ditemukan. Aneurisma
dapat menimbulkan defisit neurologis dengan menekan struktur di sekitarnya
bahkan sebelum ruptur. Misalnya aneurisma pada arteri komunikans posterior
dapat menekan nervus okulomotorius, menyebabkan paresis saraf kranial
ketiga (pasien mengalami diplopia).
Aneurisma fusiformis. Pembesaran pembuluh darah yang memanjang
(berbentuk gelondong) disebut aneurisma fusiformis. Aneurisma tersebut
umumnya melibatkan segmen intrakranial arteri karotis interna, trunkus
utama arteri serebri media, dan arteri basilaris. Struktur ini biasanya
disebabkan oleh aterosklerosis dan/atau hipertensi, dan hanya sedikit yang
menjadi sumber perdarahan. Aneurisma fusiformis yang besar pada arteri
basilaris dapat menekan batang otak. Aliran yang lambat di dalan aneurisma
fusiformis
dapat
mempercepat
pembentukan
bekuan
intra-aneurismal,
darah
perforans
oleh
perluasan
trombus
secara
langsung.
aneurisma
darah
intrakranial
disebabkan
oleh
kadang-
sepsis
dengan
pembuluh
darah.
Tidak
seperti
menyebabkan
perdarahan
subarakhnoid;
struktur
ini
jarang
GAMBARAN KLINIS
Akibat iritasi meningen oleh darah, maka pasien menunjukkan gejala nyeri kepala
mendadak (dalam hitungan detik) yang sangat berat disertai fotofobia, mual,
muntah, dan tanda-tanda meningismus (kaku kuduk dan tanda kernig). Kesadaran
dapat terganggu segera atau dalam beberapa jam pertama.
Pada perdarahan yang lebih berat, dapat terjadi peningkatan tekanan intrakranial
dan gangguan kesadaran. Pada funduskopi dapat dilihat edema papil dan
perdarahan retina.
Tanda neurologis fokal dapat terjadi sebagai akibat dari :
dan
mungkin
terjadi
demam yang
disebabkan
kerusakan
oleh
GRAD
GAMBARAN KLINIS
E
1
2
defisit
saraf
kranial
(paresis
nervus
abdusen
sering
3
4
ditemukan)
Mengantuk, konfusi, tanda neurologis fokal ringan
Stupor, defisit neurologis berat (misalnya hemiparesis), manifestasi
otonom
Koma, deserebrasi
EVALUASI DIAGNOSTIK
CT secara sensitif mendeteksi perdarahan subarakhnoid
akut, tetapi semakin lama interval antara kejadian akut
dengan CT Scan, semakin mungkin temuan CT Scan negatif.
Jika SAH masih dicurigai pada gambaran CT Scan normal,
pungsi lumbal harus dilakukan. Tindakan ini memungkinkan
terlihatnya darah atau siderofag secara langsung pada
cairan serebrospinal.
Begitu diagnosis SAH ditegakkan, sumber perdarahan harus diidentifikasi. Hal ini
hanya dilakukan secara tepat dengan digital substraction angiography intra-arterial,
yang sebaiknya hanya dilakukan jika pasien merupakan kandidat untuk tindakan
operatif untuk clipping aneurisma atau menutupnya dengan metode neuroradiologi
intervensional.
DSA
menunjukkan
adanya
aneurisma
secara
sahih
dan
Keempat pembuluh darah besar yang menyuplai otak diperiksa dengan medium
kontras, karena sekitar 20% pasien dengan aneurisma memiliki lebih dari satu
aneurisma.
TERAPI
Aneurisma dapat diterapi dengan operasi pembedahan
saraf berupa penutupan leher aneurisma dengan metal
clip.
Dengan
sirkulasi
demikian,
secara
aneurisma
permanen,
terekslusi
sehingga
tidak
dari
dapat
kerugiannya
adalah
terapi
ini
memerlukan
aneurisma
coils
(coiling,
invasif
adalah
dengan
suatu
Coil
pra-rumah sakit untuk SAH aneurismal sekitar 35%. Setelah kejadian akut, pasien
menghadapi resiko tiga komplikasi yang berpotensi fatal :
Hidrosefalus
Gangguan sirkulasi dan/atau resorpsi LCS, jika terjadi, timbul sangat cepat
setelah munculnya SAH. Hipertensi intrakranial yang disebabkannya sering
menurunkan kesadaran pasien dan juga dapat menimbulkan defisit neurologi
fokal. Hidrosefalus dapat diterapi secara efektif dengan drainase ventrikular
vasospasme
subarakhnoid
dapat
sebanyak
dikurangi
mungkin
dengan
dengan
pengangkatan
pembedahan,
dan
darah
dengan
hipertensi yang diinduksi secara terapeutik. Cara ini biasanya cukup untuk
mencegah
perkembangan
infark
vasospastik,
komplikasi
yang
sangat
DAFTAR PUSTAKA
1. Baehr, M . M. Frotscher. Diagnosis Topik Neurologi Duus . Penerbit Buku
Kedokteran EGC. 2010
2. Mumenthaler, M. Heinrich Mattle, MD. Neurology. Thieme . 2004
3. Tibor Becske, MD . Subarachnoid Hemorrhage . From :
http://emedicine.medscape.com/article/1164341-overview
4. http://www.strokecenter.org/patients/sah.htm
5. Zebian, R.C. Emergent Management of Subarachnoid Hemorrhage .
From : http://emedicine.medscape.com/article/794076-overview