Anda di halaman 1dari 30

PENYAKIT JANTUNG KORONER

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Sistem Kardiovaskuler

OLEH :
TUTOR 12
1. Annisa Nur Arifiani (220110100035)
2. Annisya Virgi Sanjiwani (220110100073)
3. Egi Nugraha Fitriyan (220110100142)
4. Hanna Khoirotunnisa (220110100034)
5. Lidya (220110100109)
6. Nabillah (220110100138)
7. Novi Hermawati (220110100107)
8. Nurul Latifah (220110100036)
9. Srikandi Puspa Amandaty (220110100108)
10. Suci Perdana Putri (220110100071)

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
2011

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Sistem kardiovaskuler merupakan suatu sistem yang sangat vital pengaruhnya bagi
tubuh manusia. Sistem kardiovaskuler terdiri dari jantung dan pembuluh darah yang
meliputi arteri, kapiler dan vena.
Jantung berperan besar dalam berlangsungnya hidup seorang manusia. Jantung
terletak di mediastenum, diantara rongga dada dan paru paru. Jantung memiliki 4 ruang
yaitu atrium kiri, atrium kanan, ventrikel kiri dan ventrikel kanan yang masing masing
mempunyai peranan tersendiri. Jantung berfungsi untuk memompakan dan menyebarkan
darah ke seluruh tubuh.
Abnormalitas mengenai jantung sangat banyak ragamnya. Salah satunya yaitu
Penyakit Jantung Koroner yang secara garis besar termasuk ke dalam kelompok Penyakit
Jantung Degeneratif. Penyakit Jantung Degeneratif merupakan suatu penyakit yang
mempunyai penyebab dan selalu berhubungan dengan satu faktor risiko atau lebih,
dimana faktor-faktor tersebut bekerja sama menimbulkan penyakit degeneratif itu. Dan
Penyakit Jantung Koroner itu sendiri adalah penyakit pada arteri koronaria dimana terjadi
penyempitan atau sumbatan pada arterikoronaria yang sering kali disebabkan karena
proses atherosclerosis. Penyempitan atau penyumbatan ini disebabkan oleh lemak atau
plak yang membuat aliran darah dan oksigen menjadi berkurang.
Untuk menemukan penyelesaian dari kasus Penyakit Jantung Koroner, kita harus
mengetahui mengenai etiologi, patofisiologi, tanda dan gejala, pencegahan, intervensi, dll
dari penyakit tersebut. Oleh karena itu, makalah ini mencoba menguraikan satu persatu
mengenai hal hal yang dibutuhkan untuk memahami Penyakit Jantung Koroner tersebut.

1.2 Identifikasi Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Penyakit Jantung Degeneratif ?
2. Apa yang dimaksud dengan Penyakit Jantung Koroner?
3. Apa tanda dan gejala dari Penyakit Jantung Koroner?
4. Bagaimana proses terjadinya Penyakit Jantung Koroner?
5. Terapi apa saja yang dilakukan untuk mengobati Penyakit Jantung Koroner?

6. Intervensi seperti apa saja yang cocok diberikan kepada penderita Penyakit Jantung
Koroner?
1.3 Tujuan Penulisan
1)
2)
3)
4)

Untuk memenuhi tugas mata kuliah sistem kardiovaskuler.


Untuk lebih memahami mengenai sistem kardiovaskuler.
Untuk lebih memahami mengenai Penyakit Jantung Koroner
Agar mampu menerapkan ilmu mengenai sistem kardiovaskular ketika menghadapi

berbagai kasus yang dialami oleh klien.


5) Agar dapat memahami setiap kebutuhan klien dan intervensi bagi klien.
1.4 Manfaat Penulisan
1) Memberikan pengetahuan mengenai jantung, meliputi organ jantung, letak jantung,
pembuluh jantung, dll.
2) Memberikan pengetahuan mengenai Penyakit Jantung Koroner
3) Memberikan pemahaman mengenai berbagai kasus yang dialami klien mengenai
Penyakit Jantung Koroner mencakup etiologi, patofisiologi, pencegahan, tanda dan
gejala, dll dari penyakit tersebut.

BAB II
PEMBAHASAN KASUS
Kasus 3

Tn. B 65 tahun, seorang pensiunan PNS. Beragama Islam dengan pendidikan terakhir
sarjana muda. Mengeluh nyeri dada.10 jam SMRS klien mengeluh nyeri dada kiri. Nyeri
seperti ditekan beban berat. Nyeri menjalar ke bagian lengan kiri dan punggung.Nyeri dan
dagu, nyeri terasa terus menerus. Klien mengeluh, mual, muntah dan keringat dingin. Skala
nyeri dada dirasakan oleh klien sangat nyeri dan berada di skala 10 dalam rentang nyeri 1-10.
Klien mempunyai riwayat hyperlipidemia sejak 10 thn yang lalu, Riwayat merokok (+) 2
bungkus sehari, mulai berkurang 7 bulan yang lalu. Menurut klien, tidak ada anggota
keluarga yang menderita penyakit jantung, DM ataupun hypertensi, Emosi stabil, bila
menghadapi masalah klien membicarakan dengan istri dan anak-anaknya. Klien mengatakan
merasa cemas tentang keadaan dirinya yang didiagnosa penyakit jantung, klien baru pertama
kali mengalami serangan jantung. Klien merupakan seorang kepala keluarga, menurut klien
hubungan klien dengan keluarga dan orang lain baik. Klien beragama Islam dan taat
menjalankan sholat 5 waktu. Klien menyatakan dirinya menyadari sakitnya merupakan
cobaan dari Allah SWT. Setelah dilakukanPengkajian Fisik didapatkan data sbb; KU:
taampak sakit sedang, kesadaran compos mentis. Eye: 4,

Motorik : 6, Verbal: 5. BP:

120/90, P: 80/mt, T: 36,5. BB; 80 kg, TB: 160 cm. Bunyi jantung S1 terdengar jelas pada ICS
5 kiri pada garis midclavikula, bunyi jantung 2 terdengar jelas di ICS 2 parasternal kiri dan
kanan. Bunyi jantung murni reguler, tidak ada murmur, tidak ada Gallop. Akral teraba hangat,
CRT > 4 detik. Edema tidak ada. Tidak ada clubbbing finger. Rontgen dada: Pembesaran
jantung kiri EKG: ST elevasi. I, II, III, avF.
Klien mendapatpengobatan: Oksigen: 2l/mt, Pethidine : 2 mgr, Fortanes 30 mg /30 cc,
Aspilet 2x 1 tab, KCl 25 meq dalam 4 jam pertama, Ca glukonas 1 amp.

STEP 1
1.
2.
3.
4.

Hiperlipidemia
Pethidine
Compos mentis
SMRS

: kelebihan lemak dalam darah


: obat-obatan golongan analgetik untuk mengurangi rasa nyeri
: sadar penuh
: Sebelum Masuk Rumah Sakit

5. Akral
: jari-jari tangan dan kaki
6. EKG : ST Elevasi, I, II, III avF
7. Fortanes
: obat penghambat susunan sistem saraf pusat
8. Aspilet
: nama dagang dari aspirin
9. Eye=4, Motorik=6
10. KU
: Keadaan Umum
BP

: Blood Pressure

: Pulse

11. Ca Glukonas
KCl

: Kalium Clorida

Bunyi jantung murni reguler : bunyi jantung normal, tidak ada suara tambahan
STEP II
1. Diagnosa medis ?
2. Apakah jenis rokok mempengaruhi penyakit Tn. B ?
3. Apa penyebab klien mual, muntah, dan keringat dingin ?
4. Kenapa nyeri dagu?
5. Kenapa bunyi jantung murni reguler ?
6. Kenapa ada hipertropi jantung kiri ?
7. Kenapa CRT > 4 detik sedangkan akral teraba hangat?
8. Efek obat-obatan?
9. Penyebab nyeri dan penjalarannya?
10. Faktor penyebab nyeri di skala 10?
11. Faktor penyebab hipelipidemia?
12. Kenapa klien diberi pengobatan oksigen?
13. Kenapa tidak ada edema dan clubbing finger?
STEP III
1. Penyakit Jantung Koroner
2. Ya, karena kandungan tiap rokok berbeda dan tergantung ada atau tidaknya filter serta
besarnya tar dan nikotin tiap rokok berbeda.
3. Pertanyaan no.11
Faktor obesitas, usia lanjut, gaya hidup, dan makanan.
4. Pertanyaan no.12
Dilihat dari data medis CRT > 4 detik
STEP IV
Penyakit Jantung Koroner :

1. Konsep klinis :
a) Definisi
b) Etiologi
c) Manifestasi klinis
d) Klasifikasi (jika ada)
e) Komplikasi
2. Pemeriksaan diagnostik
3. Penatalaksanaan
a) Farmakologi
b) Nonfarmakologi
4. Patofisiologi
5. Asuhan Keperawatan
STEP V
Learning Objective (LO)
Dari Step I :
1. EKG : ST Elevasi, I, II, III avF
2. Eye=4, Motorik=6
3. Ca Glukonas

Dari Step II
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Apa penyebab klien mual, muntah, dan keringat dingin ?


Kenapa nyeri dagu?
Kenapa bunyi jantung murni reguler ?
Kenapa ada hipertropi jantung kiri ?
Kenapa CRT > 4 detik sedangkan akral teraba hangat?
Efek obat-obatan?
Penyebab nyeri dan penjalarannya?
Faktor penyebab nyeri di skala 10?
Kenapa tidak ada edema dan clubbing finger?

STEP 7
1. Anatomi Jantung
Jantung merupakan organ yang terdiri dari otot. Letak jantung di dalam rongga dada
sebelah depan (kavum mediastinum anterior), sebelah kiri bawah pertengahan rongga dada di
atas diafragma,dan pangkalnya terdapat di belakang kiri antara kosta V dan kosta VI dua jari
di bawah papilla mammae. Pada tempat ini teraba adanya denyutan jantungyang disebut iktus
kordis. Ukuran kurang lebih sebesar genggaman tangan kanan dan beratnya kira-kira 250-300
gram.

2. Lapisan dan Bagian Jantung


a. Lapisan Jantung terdiri dari :
Endokardium
Merupakan lapisan yang terdapat di sebelah dalam yang terdiri dari jaringan
endotel atau selaput lendir yang melapisi permukaan rongga jantung.
Miokardium
Merupakan lapisan inti dari jantung yang terdiri dari otot-otot jantung, otot
jantung ini membentuk bundalan-bundalan otot yaitu :
Bundalan otot atria yang terdapat di bagian kiri atau kanan dan basis

kordis yang membentuk serambi atau aurikula kordis.


Bundalan ventrikel yang membentuk bilik jantung, dimulai dari cincin

atrioventrikuler sampai di apeks jantung.


Bundalan otot atrioventrikuler merupakan dinding pemisah antara serambi
dan bilik jantung.

Perikardium
Merupakan lapisan jantung sebelah luar yang merupakan selaput pembungkus,
terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan pariental dan lapisan viseral yang bertemu di
pangkal jantung membentuk kantung jantung.
b. Bagian Jantung terdiri dari :
Atrium kanan

Menyediakan sekitar 20% volume sekuncup ventrikel kanan, melakukan kontraksi


dan mempunyai aksi sebagai jalan terusan pengisian pasif dari ventrikel kanan.
Atrium kiri
Menyediakan sekitar 20% volume sekuncup ventrikel kiri, kontraksi dan
mempunyai aksi sebagai jalan terusan pengisian pasif dari ventrikel kiri.
Ventrikel kanan
Memompa darah yang mengandung karbondioksida ke sirkulasi pulmonar.
Ventrikel kiri
Memompa darah yang mengandung oksigen ke sirkulasi pulmonar.
Pada orang awam, atrium dikenal dengan serambi dan ventrikel dikenal dengan bilik.
Kedua atrium merupakan ruang dengan dinding otot yang tipis karena rendahnya tekanan
yang ditimbulkan oleh atrium. Sebaliknya ventrikel mempunyai dinding otot yang tebal
terutama ventrikel kiri yang mempunyai lapisan tiga kali lebih tebal dari pada ventrikel
kanan. Kedua atrium dipisahkan oleh sekat antar atrium (septum inter-atriorum), sementara
kedua ventrikel dipisahkan oleh sekat antar ventrikel (septum inter-ventrikulorum). Atrium
dan ventrikel pada masing-masing sisi jantung berhubungan satu sama lain melalui suatu
penghubung yang disebut orifisium atrioventrikuler. Orifisium ini dapat terbuka atau tertutup
oleh suatu katup atrioventrikuler (katup AV). Katup AV sebelah kiri disebut katup bikuspid
(katup mitral) sedangkan katup AV sebelah kanan disebut katup trikuspid.
Di antara atrium kanan dan ventrikel kanan ada katup yang memisahkan keduanya
yaitu katup trikuspid, sedangkan pada atrium kiri dan ventrikel kiri juga mempunyai katup
yang disebut katup mitral (katup bikuspid). Kedua katup ini berhungsi sebagai pembatas yang
dapat terbuka dan tertutup pada saat darah masuk dari atrium ke ventrikel.
a. Fisiologi Jantung
a. Periode konstriksi (periode sistole)
Suatu keadaan ketika jantung bagian ventrikel dalam keadaan menguncup. Katup
bikus dan trikuspidalis dalam keadaan tertutup valvula semilunaris aorta dan valvula
semilunaris arteri pulmonalis masuk ke paru-paru kiri dan kanan. Sedangkan darah
dari ventrikel sinistra mengalir ke aorta kemudian di edarkan ke seluruh tubuh.
b. Periode dilatasi (periode diastole)
Suatu keadaan ketika jantung mengembang. Katup bikus dan trikuspidalis terbuka,
sehingga darah sehingga darah masuk dari atrium ke ventrikel dekstra. Selanjutnya
darah yang ada di paru-paru kiri dan kanan melalui vena pulmonalis masuk ke atrium
sinistra dan darah dari seluruh tubuh melalui vena kava masuk ke atrium dekstra.
c. Periode istirahat

Merupakan waktu antara periode konstriksi dan dilatasi ketika jantung berhenti kirakira 1/10 detik. Pada waktu kita beristirahat jantung akan menguncup sebanyak 70-80
kali/menit. Pada tiap-tiap konstriksi jantung akan memindahkan darah ke aorta
sebanyak 60-70 cc.
Penyakit Jantung Degeneratif

Definisi
Suatu penyakit yang mempunyai penyebab dan selalu berhubungan dengan satu
faktor risiko atau lebih, dimana faktor-faktor tersebut bekerja sama menimbulkan

penyakit degeneratif itu.


Klasifikasi
a) Penyakit Jantung Koroner (CAD)
b) Penyakit Jantung Bawaan (CHD)
c) Gagal Jantung
d) Angina Pektoris
e) Infark Miokard

Penyakit Jantung Koroner


1. Definisi
a) Penyakit yang ditandai dengan adanya endapan lemak pada dinding arteri koroner
dan menyumbat aliran darah.
b) Penyakit pada arteri koronaria dimana terjadi penyempitan atau sumbatan pada
arteri koronaria yang disebabakan karena arterosklerosis.
c) Atherosclerosis secara nyata adalah suatu proses panjang yang dimulai jauh
sebelum terjadinya gejala. Istilah ini menggambarkan penampilan kasar bahan plak.
2. Etiologi
Faktor Resiko Ireversibel :
Usia
Mungkin juga merupakan perkembangan seperti pada usia lanjut dan pembentukan
paque didalam arteri yang berlangsung lama. Penyakit jantung koroner banyak di alami
oleh individu yang berusia 40-70 tahun dengan angka kematian 20 %. (Pusat
Pendidikan Tenaga Kesehatan Dep.kes, 1993).
Jenis kelamin

Pria dan wanita dapat terkena penyakit jantung koroner. Penyakit jantung koroner dapat
diturunkan secara turun temurun (keturunan).
Riwayat Keluarga / genetik
Penyakit jantung koroner dapat diturunkan secara turun temurun (keturunan). Dimana
jika sebelumnya ada Riwayat keturunan penyakit jantung dalam keluarga
Ras
Penyakit arteri koroner bisa menyerang semua ras, tetapi angka kejadian paling tinggi
ditemukan pada orang kulit putih. Tetapi ras sendiri tampaknya bukan merupakan
faktor penting dalam gaya hidup seseorang.

Faktor Resiko Reversibel / Aterogenik


Hiperlipidemia, hiperkolesterol,
Resiko terjadinya penyakit arteri koroner meningkat pada peningkatan kadar kolesterol
total dan kolesterol LDL (kolesterol jahat) dalam darah. Jika terjadi peningkatan kadar
kolesterol HDL (kolesterol baik), maka resiko terjadinya penyakit arteri koroner akan
menurun.
Makanan mempengaruhi kadar kolesterol total dan karena itu makanan juga
mempengaruhi resiko terjadinya penyakit arteri koroner. Merubah pola makan (dan bila
perlu mengkonsumsi obat dari dokter) bisa menurunkan kadar kolesterol. Menurunkan
kadar kolesterol total dan kolesterol LDL bisa memperlambat atau mencegah
berkembangnya penyakit arteri koroner.
Hipertensi
Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi). Hipertensi dapat mempercepat proses aterosklerosis
apabila disertai dengan hiperlipidemia.
Angina
Angina atau nyeri dada timbul akibat terganggunya aliran darah ke otot jantung. Ketika
aliran darah di otot jantung terganggu, maka terjadi gangguan masukan oksigen dan zatzat penting lain ke otot jantung. Akibatnya otot jantung di lokasi itu tidak dapat bekerja

optimal, yang selanjutnya mengganggu fungsi jantung untuk memompa darah ke seluruh
tubuh.
Diabetes mellitus
Obesitas
Stress psikologik
Tipe kepribadian
Kurang aktifitas olahraga
Merokok
3. Manifestasi Klinis
Nyeri dada
Jantung berdebar
Sesak napas
Demam
Mual
Muyntah
Perut bagian atas kembung dan sakit
Debar jantung abnormal
Tekanan darah rendah
Pucat
Kulit basah dan dingin (keringat dingin)
Kurang semangat
Pingsan
Tenaga pikiran lemah
Ketakutan tidak beralasan
Nyeri lengan dan punggung
Akral hangat
CRT>4 atau CRT=4
4. Komplikasi
Aritmia
Aritmia atau disritmia adalah perubahan pada frekuensi dan irama jantung yang
disebabkan oleh konduksi elektrolit abnormal atau otomatis. Aritmia timbul akibat
perubahan elektrofisiologi sel-sel miokardium. Perubahan elektrofisiologi ini
bermanifestasi sebagai perubahan bentuk potensial aksi yaitu rekaman grafik aktivitas
listrik sel . Gangguan irama jantung tidak hanya terbatas pada iregularitas denyut
jantung tapi juga termasuk gangguan kecepatan denyut dan konduksi.
a. Tachycardia
Ditandai dengan denyut jantung melebihi 100 bpm ( beat per minute) dan terdapat
pemulaan takikardia dapat saja dipusat sistem konduksi atau di rongga otot jantung.
b. Bradicardia

Denyut jantung kurang dari 50 bpm. Terjadi bila pusat permulaan dan serat konduksi
dari aktivitas elektrik pada sistem konduksi rusak.

Gagal Jantung (Heart Failure)


Suatu keadaan yang serius, dimana jumlah darah yang dipompa oleh jantung setiap
menitnya (cardiac output, curah jantung) tidak mampu memenuhi kebutuhan normal
tubuh akan oksigen dan zat-zat makanan
Perikarditis
Perikarditis adalah peradangan lapisan paling luar jantung (membran tipis yang
mengelilingi

jantung).

Perikarditis

adalah peradangan perikardium parietal,

perikardium viseral, atau kedua-duanya.


Tromboembolisme
Jantung berhenti tiba tiba
Infark miokard (IM)
Infark Miokardiuum adalah perkembangan yang cepat dari nekrosis otot jantung yang
disebabkan oleh ketidakseimbangan yang kritis antara suplai oksigen dan kebutuhan
myokardium. Ini biasanya merupakan hasil dari ruptur plak dengan trombus dalam
pembuluh darah koroner, mengakibatkan kekurangan suplai darah ke miokardium.

Syok kardiogenik

Syok kardiogenik disebabkan oleh kegagalan fungsi pompa jantung yang


mengakibatkan curah jantung menjadi berkurang atau berhenti sama sekali untuk
memenuhi kebutuhan metabolisme. Syok kardiogenik ditandai oleh gangguan fungsi
ventrikel, yang mengakibatkan gangguan berat pada perfusi jaringan dan
penghantaran oksigen ke jaringan. Ventrikel kiri gagal bekerja sebagai pompa dan
tidak mampu menyediakan curah jantung yang memadai untuk mempertahankan
perfusi jaringan. Syok kardiogenik dapat didiagnosa dengan mengetahui adanya
tanda-tanda syok dan dijumpai adanya penyakit jantung, seperti infark miokard yang
luas, gangguan irama jantung, rasa nyeri daerah torak, atau adanya emboli paru,
tamponade jantung, kelainan katub atau sekat jantung

Aneurisma

Aneurisma adalah suatu penonjolan (pelebaran,dilatasi) pada dinding suatuarteri,


biasanya pada aorta. Penonjolan biasanya terjadi pada suatu daerah yang lemah pada
dinding arteri. Aneurisma bisa terjadi di sepanjang aorta, tetapi 75% aneurisma
muncul pada bagian aorta yang menuju ke perut. Aneurisma bisa berbentuk bulat
(sakuler) atau seperti tabung (fusiformis). Sebagian besar berbentuk fusiformis

Angina pectoris

Rasa sakit/ tertekan / nyeri ditengah dada karena tidak cukup darah ke otot jantung
yang disebabkan oleh tersumbatnya sebagian pembuluh arteri.
a. Angina pectoris stabil : pola sakit dadanya dapat dicetuskan kembali oleh suatu
kegiatan dan oleh faktor pencetus tertentu., dalam 30 hari terakhir tidak ada
perubahan dalam hal frekuendi lama dan faktor pencetusnya.
b. Angina pectoris tidak stabil : umumnya terjadi perubahan pola: meningkatnya
frekuensi, parahnya dan atau lamanya sakit dan faktor pencetusnya. Sering
termasuk pada saat istirahat, pendeknya terjadi cressendo kearah perburukan
gejala gejalanya.
c. Angina prinzmetal (variant) : terjadi karena spasme arteri koronaria
5. Pemeriksaan Diagnostik
a) Elektrokardiografi
Sinyal kecil yang melintas atrium dan ventrikel jantung dan denyut jantung
dapat dicatat oleh elektrode-elektrode yang ditempatkan pada kulit. Sinyal tes
kemudian dapat diperkuat dan dicatat diatas kertas. Teknik ini dikenal sebagai
elektrokardiografi dan kertas pencatatnya disebut elektrokardiogram (EKG).
Suatu EKG dapat menunjukkan:
Setiap keleinan irama (aritmia)
Suatu pola abnormalitas tipikal dari pertumbuhan berlebih dari otot
jantung, gangguan sinyal elektrik, dan penipisan dinding otot jantung.
b) Tes Darah
Tes darah jarang dilakukan untuk mendiagnosis penyakit jantung, tetapi sangat
berkuna karena:
Pengukuran kadar lemak darah dapat menunjukkan adanya penyakit
jantung koroner.
Adanya enzim kreatin kinase dalam darah dapat mengindikasikan
adanya Infark Miokard.

c) Foto Toraks
Foto toraks digunakan untuk mendapatkan gambaran dari jantung,
menentukan secara keseluruhan dari ukuran jantung dan untuk mendeteksi bendungan
di paru-paru.
d) Elektrokardiografi Ambulator (Monitoring Holter)
Tiga atau empat elektrode diletakkan di dada dan dihubungkan dengan suatu
tape recorder portable yang biasanya dikenakan dengan suatu ikat pinggang yang
mengelilingi perut. Alat ini dapat mencatat denyut jantung selama 24 jam dan dapat
diulangi jika diperlukan. Pita rekaman kemudian dikeluarkan dan diputar ulang
melalui analiser yang dapat mendeteksi dan secara otomatis mencetqk aritmia.
e) TMT (Treadmill Test)
Rekaman jantung dalam keadaan istirahat (EKG) sering tidak dapat
mengungkap adanya penyempitan pada arteri koroner (PJK) secara jelas, kecuali
sudah dalam taraf yang agak parah. Dengan memberikan beban fisik (berjalan di atas
alat Treadmill) sesuai umur dan kemampuan pasien, kebutuhan jantung akan oksigen
dipicu dan bila ada penyempitan akan tampak gambaran EKG pada tampilan layar
monitor saat pasien dalam keadaan beraktifitas.
TMT bisa mendeteksi adanya tekanan darah tinggi tersembunyi (Reactive
Hipertension) bila dibarengi dengan penukuran tekanan darah secatra terus menerus
saat pasien berjalan di atas alat. Manfaat lain TMT adalah mengukur dan menentukan
jenis kegiata atao olahraga yang aman bagi pasien.
f) Ekokardiografi
Pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan USG untuk jantung yang dapat
mengungkapkan presentase fungsi jantung, ukuran pembengkakan jantung, kerusakan
katup jantung serta kemungkinan kelainan jantung bawaan.

g) Gambar Nuklir/Tes Nuklir


Alat yang digunakan adalah kamera gama dak isotop radioaktif. Sejumlah
kecil zat radioaktif disuntikkan ke dalam pembuluh vena dan masuk ke dalam aliran
darah, kemudian klien diletakkan di bawah kamera gama yang dapat menangkap
radaiasi dari zat radioaktif tersebut pada saat melintas di dalam sirkulasi darah.
Penggunaan utama gambar nuklir untuk kelainan jantung adalah:
Untuk visualisasi kerja pompa ventrikel jantung.
Untuk memperkirakan aliran darah yang melalui otot jantung.

h) Kateterisasi Jantung dan Angiografi


Pada kateterisasi jantung, dimasukkan suatu pipa halus (kateter) melalui
pembuluh nadi dan atau pembuluh vena (di daerah lipat paha atau siku) ke dalam
ruangan jantung. Namun, pemasangan kateter jantung menimbulkan rasa tidak
nyaman, dapat menyebabkan ketakutan dan juga berarti klien harus tinggal di rumah
sakit.
i) GCS
Memberikan skor dalam kisaran 3-15. Pasien dengan skor 3-8 dikatakan
dalam jedaan KOPR. Nilai total adalah jumlah skor dalam 3 kategori. Untuk orang
dewasa, nilainya sebagai berikut :
Eye Opening
Mata membuka secara spontan
Mata membuka saat direspon oleh suara
atau perintah

4 point
3 point

Mata membuka dengan rangsang nyeri

2 point

Tidak ada respon

1 point

Verbal Response
Orientasi baik, contoh : pasien dapat
menyebutkan nama, menyadari situasi
disekitarnya
Pembicaraan membingungkan, tidak
dapat memberikan jawaban yang
informatif, memberikan jawaban yang tidak
berhubungan dengan pertanyaan
Pasien berkata-kata tetapi kacau, tidak
dalam susunan kalimat, dapat bersifat makian
atau teriakan
Suara yang tidak berarti ( keluhan atau
omongan ) tetapi bukan suatu kata
Tidak berespon
Motoric response
Secara spontan menggerakan anggota
badan sesuai perintah
Melokalisir nyeri (menjangkau dan
menjauhkan stimulus saat diberi rangsang
nyeri)

5 point
4 point

3 point

2 point
1 point

6 point
5 point

Menghindar atau menarik ekstrimitas


atau tubuh, menjauhi stimulus saat diberi
rangsang nyeri
Tangan satu atau keduanya posisi kaku
diatas dada dan kaki ekstensi saat diberi
rangsang nyeri
Tangan satu atau keduanya ekstensi di
sisi tubuh, dengan jari mengepal dan kaki
ekstensi saat diberi rangsang nyeri
Tidak berespon

4 point
3 point
2 point
1 point

6. Penatalaksanaan
c. Farmakologi
1. Aspirin (ex Aspilet)
Aspirin adalah obat wajib untuk penderita PJK, terlebih bagi mereka yang sudah
melewati prroses pemasangan stent atau operasi bypass. Aspirin harus segera
diberikan kepada penderita jantung untuk dikunyah.
Indikasi
: Mencegah perlekatan keping-keping darah agar lancar dan
mengalir dan mencegah terbentuknya gumpalan darah
Dosis
: mulai dari 75 mg sampai 325 mg. Dosis rendah sudah cukup
ampuh untuk menghambat penggumpalan keping darah.
Efek samping
: Nyeri ulu hati, dan pendarahan. Obat ini harus diminum
bersama makanan untuk mencegah ulu hati
2. Obat Nitrat (Isosobrid Mononitrat) ex Elantan, Pentacad
Indikasi
: Profilaksis anginaa, tambahan pada gagal jantung kongestif
Dosis
: dosis awal 20 mg, 2-3 kali sehari, atau 40 mg 2 kali sehari
Efek samping
: sakit kepala berdenyut, muka merah, pusing,
hipotensipostural, takikardi
3. Obat Statin
Stati adalah obat yang digunakan untuk mengatasi gangguan lemak darah,
terutama peningkatan kadar LDL.
Indikasi
: mengatasi gangguan lemak darah, terutama peningkatan kadar
LDL
Dosis

: sesuai dengan rencana target penurunan kadar kolesterol


# 40 mg
#10 mg

Efek samping

: menekan proses inflamasi dalam pembuluh darah yang

memicu kerapuhan plak


4. KCl

Indikasi

: Kalium klorida atau KCl adalah obat yang mengatasi

kekurangan atau penurunan kalium darah


Dosis
: 25 meq dalam 4 jam pertama
Efek samping
: gangguan pencernaan seperti kontipasi
5. Ca glukonas
(pemberian infus)
Indikasi
: mengatasi hipokalsemia ( kadar kalsium darah yang rendah)
Dosis
: ca-glukonas 10%, 30-60 ml dalam 1000ml selama 6-12 jam
Efek samping
:
6. Fortanest (golongan benzodiapine)
Indikasi
: menghambat susunan saraf pusat
Dosis
: 30 mg/30 cc
Efek samping
: depresi pernafasan, apneu
d. Non Farmakologi
1. Diit atau pola makan
tidak merokok
tingkat masukan kalori sesuai untuk mencegah kegemukan
konsumsi lemak 30 %
konsumsi maksimal 8-10% kalori dari asam lemak jenuh
konsumsi maksimal 10% dari total kalori berasal dari asam lemak tak jenuh
serat yang larut = 20-30 gram/hari
stanol/sterol asal tumbuh-tumbuhan = 2 gram/hari
2. Olahraga
Olahraga merupakan bagian dari usaha menjaga kebugaran termasuk jantung dan
pembuluh darah, dan sebagai bagian dari program rehabilitasi, yaitu salah satu
bentuk upaya dari penyembuhan dari mereka yang telah menderita masalah
jantung. Secara umum olahraga membuat fisik dan mental bertambah baik.
Manfaat olahraga utuk kesehatan jantung:
1. Memperbaiki metabolisme lipoprotein dan karbohidrat
2. Menurunkan kerja otot jantung dan keperluan akan oksigen
3. Kerja sistem listrik jantung
4. Meningkatkan kebugaran jasmani
5. Sikap kejiwaan lebih mantap
7. Peran Perawat
Sebagai Educator
Yang memberikan penjelasan secara terperinci mengenai penyakit yang
dialami klien.
1. Jelaskan penyakit yang ada dalam tubuh klien dan bahaya yang terjadi
jika perawatan tidak adekuat.
2. Anjurkan pada klien untuk melakukan pemeriksaan kesehatan setelah
hospitalisasi secara rutin dan teratur.
3. Anjurkan pada klien untuk meminum obat sesuai autran dan tidak
menghentikannya sendiri tanpa anjuran dokter.

4. Ajarkan dan bantu klien untuk mengetahui faktor-faktor yang


berhubungan

dengan

risiko

terjadinya

penyakit

jantung

dan

menerapkan paradigma hidup sehat dengan menjauhi dan mengubah


faktor risiko yang dimiliki, sehingga dapat meningkatkan pertukaran
gas vital.
8. Pengkajian Fokus Secara Teori
Aktivitas atau istirahat
Sirkulasi
Tanda-tanda vital
Integritas ego
Eliminasi
Makanan atau cairan
Higiene
Neurosensori
Sistem kardio
Sistem gastrointestinal
Nyeri atau kenyamanan
Pernapasan
Keamanan
Interaksi sosial

Hiperlipidemia

Kolesterol

Arterioskelero
sis

Ateroma

stress

merokok

CO Hb mengikat
CO O2 As.
Nikotorat
pelepasan
katekolamin
kontriksi arteri

Spasme
pembuluh
darah

Latihan
fisik

Adrenalin

Usia
Degenerasi
pembuluh
arteri

Merangsang
pertumbuhan
trombus

Aliran darah
tersumbat
Aliran O2 ke
arteri koroner
menurun

Suplai darah
menurun
O2 ke jantung
menurun

9. PATOFISIOLOGI PJK

Iskemia
miokard
Kerusakan
otot
miokardium
Perubahan
EKG ST elevasi

Infark Miokard

Ketidakseimba
ngan
Kebutuhan O2

Fungsi
venttrikel
kiri dan gg.
kontraktilitas

Metabolis
m anaerob
meningkat

Sindrom
koroner akut
(ACS)

Perubahan
hemodinami
k

Pembentukan
energy
menurun
Produksi asam
laktat
meningkat

Kontraksi
jantung
menurun

Stimulasi
ujung saraf

Beban
jantung
meningkat

Angina
pektoris

I.

Perfusi

Tek.
Hidrostatik >
Tek.osmotik

Gg.
Perfusi
Jaringan

Syok
kardiogenik

Mual, muntah

Hipertropi
ventrikel kiri

Penuruna
n curah
jantung

Kongesti
pulmonal

Perembesan
cairan ke
alveoli
Edema

Risiko
kematian
Ansietas

Stimulasi
Saraf
simpatis

10. Asuhan Keperawatan


Gg. Rasa
nyaman
Pengkajian
nyeri

Tek ventrikel
kiri

HR

Lela
h
Kondisi &
progress
penyakit

Intoleran
si
aktivitas

Biodata
Nama

: Tn. B

Usia

: 65 tahun

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Agama

: Islam

Keluhan Utama

: Nyeri dada (skala 10)


Klien juga mengeluh mual, muntah, dan keringat dingin

Riwayat kesehatan sekarang


Keadaan umum

: tampak sakit sedang, BB = 80 kg, TB = 160 cm

Kesadaran

: compos mentis (eye:4, motorik:6, verbal:5)

TTV

: P = 80 x / mt, TD = 120/90 mmHg, T = 36,50C

Pemeriksaan fisik
Auskultasi

: BJ 1 terdengar jelas pada ICS 5 kiri pada garis midclavicula


BJ 2 terdengar jelas di ICS 2 parasternal kiri dan kanan
Bunyi jantung murni reguler, gallop (-), murmur (-)

Perkusi

: edema (-)

Palpasi

: akral teraba hangat, CRT > 4 detik

Pemeriksaan Laboratorium
Rontgen dada

: pembesaran jantung kiri

EKG

: segmen ST elevasi. I, II, III, avF

Riwayat kesehatan masa lalu


Riwayat hiperlipidemia (+)

Riwayat merokok (+), 2 bungkus / hari


Riwayat kesehatan keluarga
Tidak ada keluarga yang menderita penyakit jantung

II. Analisis Data


No.
1.

Data
DS :

Etiologi
Infark

Masalah
Gangguan rasa nyaman:

- nyeri dada (skala 10)

ketidak-seimbangan

miokard

nyeri

kebutuhan ok-sigen
DO : -

metabolisme an-aerob

meningkat

pem-

bentukan

energi

menurun

produksi

asam

laktat

ningkat

me-

stimulasi

ujung saraf angina


2.

DS :

pectoris nyeri
Perubahan

- keluhan nyeri 10 jam

hemodinamik

perfusi

SMRS
- nyeri terus-menerus

Ansietas

menurun

ganggu-an

serta menjalar ke

jaringan

bagian lengan kiri dan

kardiogenik

punggung

kematian

perfusi

syok
resiko

- keluhan cemas
DO :
3.

- skala nyeri : 10
DS :

Iskemia

- hiperlipidemia (+)

infark

miokard

fungsi

ventrikel

DO :

miokard

Gangguan
jaringan
kiri

menurun perubahan

perfusi

- P = 80 x / mt

hemodinamik

- BP = 120/90 mmHg

perfusi menurun

- akral teraba hangat


4.

- CRT > 4 dt
DS :

Iskemia
infark

DO :

miokard

Risiko penurunan curah


jantung

miokard

metabolisme an-aerob
meningkat

pem-

bentukan

energi

menurun kontraksi
jantung

menurun

beban

jantung

meningkat

hipertropi ventrikel kiri

III. Diagnosa dan Intervensi Medis


Diagnosa
Tujuan
Gangguan rasa Tupen :

Intervensi
Mandiri :

nyaman: nyeri Skala nyeri klien - pantau karakteristik


berhubungan
dengan

berkurang

pada

pro- perawatan 3 x 24

duksi

asam jam

yang tenang

ditandai Rasa nyeri hilang

dengan
han nyeri

mudah
dan rileks

tampak sakit dan


- stress akan meningkat kecepatan jantung
dan TD

kelu- pada perawatan 7 x - bantu melakukan


24 jam, pasien lebih

- kebanyakan pasien
berfokus pada nyeri

- berikan lingkungan

laktat mening- Tupan :


kat

nyeri

Rasional

teknik relaksasi

- menurunkan
rangsang eksternal

bergerak
Kolaborasi :
- beri bantuan
oksigenasi

- membantu dalam
penurunan respon
nyeri

- beri obat sesuai


indikasi ( analgesik :

- menurunkan nyeri
hebat pada fase akut

pethidine, aspilet )
Mandiri :

Ansietas

Tupen :

berhubungan

Rasa cemas klien - bangun dan perta-

dengan

risiko berkurang

kematian

dan

atau cemas terhadap

saling percaya

lingkungannya

Tupan :

kesehatan

Rasa cemas klien - dorong dan motivasi

ditandai

hilang
nyeri

- pasien bisa takut mati

hankan hubungan

perubahan

dengan

atau nyeri berulang

- pasien tidak selalu

klien untuk mengeks-

menunjukkan ma-

presikan perasaannya

salah secara langsung

hebat dan klien

dan jangan menolak

merasa cemas

perasaan klien

karena
didiagnosis

- libatkan keluarga /

- berbagi informasi

penyakit

orang terdekat untuk

dengan oramg terde-

jantung

memotivasi klien

kat dapat membentuk


kenyaman dan menghilangkan tegangan
- informasi yang tepat

- jawab semua pertanyaan klien dengan


nyata
Mandiri :

Gangguan

Tupen :

perfusi

CRT

jaringan

kembali

berhubungan

batas normal

dan

TTV - catat kekuatan nadi


dalam

dengan
Tupan :

hemodinamik

Mendemonstrasika

ditandai

n perfusi dengan

teraba

- pantau tanda-tanda
vital

perubahan

dengan

perifer

akral adekuat
hangat

dan CRT > 4 dt

- pantau dan catat


pengeluaran urine

tentang situasi penyakitnya dapat menurunkan rasa takut


vasokontriksi sistemik
diakibatkan oleh penurunan curah jantung
mungkin

dibuktikan

oleh penurunan perfusi


dan penurunan nadi

Kolaborasi :
- beri obat sesuai
indikasi

mengurangi
untuk

mual

memperbaiki

volume sirkulasi agar


tidak berdampak pada

fungsi perfusi
Risiko

Tupen :

Mandiri :

penurunan

Setelah

dilakukan - Pantau TD, HR dan

curah

jantung tindakan

DN, periksa dalam


keadaan

Hipotensi dapat terjadi


sebagai

akibat

baring, disfungsi

dari

berhubungan

keperawatan selama

dengan

2x24 jam

peningkatan

resiko

penurunan

dan berdiri (bila

dan rangsang vagal.

beban jantung

curah

jantung

memungkinkan)

Sebaliknya, hipertensi

duduk

berkurang

ventrikel,

hipoperfusi

juga

miokard

banyak

yang
Tupan :
Setelah

dilakukan

terjadi
mungkin

berhubungan

dengan

nyeri,

cemas,

tindakan

peningkatan

keperawtan selama

katekolamin dan atau

resiko

masalah

curah

sebelumnya. Hipotensi

minggu

penurunan

jantung tidak ada

vaskuler

ortostatik berhubungan
dengan

komplikasi

GJK.

Penurunanan

curah

jantung

ditunjukkan

oleh

denyut

yang

nadi

lemah dan HR yang


meningkat.
S3
- Auskultasi adanya S3,

dihubungkan

dengan

GJK,

S4 dan adanya

regurgitasi mitral,

murmur.

peningkatan kerja
ventrikel kiri yang
disertai
yang

infark
berat.

mungkin
berhubungan

S4

dengan

iskemia

miokardia,
kekakuan
ventrikel

dan

hipertensi.
Murmur
menunjukkan
gangguan

aliran

darah

normal

dalam

jantung

seperti
- Auskultasi bunyi
napas.

pada

kelainan

katup,

kerusakan septum
atau vibrasi otot
papilar.
Krekels

- Berikan makanan

menunjukkan

dalam porsi kecil dan

kongesti

mudah dikunyah.

yang

paru
mungkin

terjadi

karena

penurunan fungsi
miokard.

Kolaborasi :
- Pemberian oksigen
sesuai kebutuhan
klien

Makan
volume
besar

dalam
yang
dapat

meningkatkan
kerja miokard dan
memicu rangsang
vagal

- Pertahankan patensi
IV-lines/heparin-lok

yang

mengakibatkan
terjadinya

sesuai indikasi.

bradikardia.

Meningkatkan
- Bantu pemasangan

suplai

oksigen

untuk

kebutuhan

/pertahankan paten-si

miokard

pacu jantung bila

menurunkan

digunakan.

iskemia.
Jalur

dan

IV

yang

paten

penting

untuk

pemberian

obat darurat bila


terjadi

disritmia

atau nyeri

dada

berulang.
Pacu

jantung

mungkin
merupakan
tindakan
dukungan
sementara
selama fase akut
atau

mungkin

diperlukan secara
permanen

pada

infark
luas/kerusakan
sistem konduksi.

BAB III
SIMPULAN
Penyakit Jantung Koroner adalah penyakit pada arteri koronaria dimana terjadi
penyempitan atau sumbatan pada arteri koronaria yang disebabakan karena arterosklerosis.
Penyakit Jantung Koroner sebenarnya timbul ketika arteri koroner yang membawa darah dan
oksigen ke jantung menyempit karena substansi berlemak yang disebut plak. Plak tersebut
menumpuk ke bagian dalam arteri.
Komplikasi yang disebabkan oleh Penyakit Jantung Koroner di antaranya adalah
aritmia meliputi takikardi dan bradikardi, gagal jantung, perikarditis, tromboembolisme,
jantung berhenti tiba-tiba, infark miokard, syok kardiogenik, aneurisma, dan angina pectoris
yang meliputi angina pectoris stabil, angina pectoris tidak stabil, dan angina prizmental.
Masalah-masalah keperawatan yang muncul pada Penyakit Jantung Koroner biasanya
adalah gangguan rasa nyaman: nyeri, ansietas berhubungan dengan risiko kematian dan
perubahan

kesehatan, gangguan

perfusi

jaringan

berhubungan

dengan

perubahan

hemodinamik, risiko penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan beban


jantung, dan lain-lain.
Dalam hal ini perawat professional hendaknya mampu melakukan asuhan
keperawatan baik secara mandiri maupun kolaborasi dengan petugas kesehatan lain.

Daftar Pustaka
Barbara C long. (1996). Perawatan Medikal Bedah. Pajajaran Bandung.
Perch, Michael. 1991. Buku Pintar Kesehatan Penyakit Hantung. Jakarta : Arcan.
Soeharto, Iman. (2001). Pencegahan dan Penyembuhan Penyakit Jantung Koroner. Jakarta :
Gramedia Pustaka Utama.
Yahya, Fauzi. 2009. Menaklukan Pembunuh NO 1 Mencegah dan Mengatasi PJK dengan
Cepat dan Tepat. Bandung : Mizan
Soeharto, Iman. 2004. Penyakit Jantung Koroner dan Serangan Jantung. Jakarta :Gramedia
Pustaka Utama
http://www.medistra.com/index.php?
option=com_content&view=article&id=76.pukul.15.43.04-05-2011
http://www.infokeperawatan.com/asuhan-keperawatan/asuhan-keperawatan-pada-pasiendengan-penyakit-jantung-koroner.htmlpukul.17.40.04-05-2011

http://radenbeletz.com/gagal-jantung.html
http://www.pnpm-mkp-ketapang.net/asuhan-keperawatan-perikarditis.html
http://www.scribd.com/doc/4825949/JANTUNG-DAN-PEMBULUH-DARAH
http://asuhankeperawatans.blogspot.com/2010/12/asuhan-keperawatan-penatalaksanaansyok_16.html
http://medic-stuff.blogspot.com/2008/11/infark-miokard.html

Anda mungkin juga menyukai