proses
yang
memungkinkan
atau
membantu
sebagal
paru-paru,
saluran
cerna,
dan
ginjal
janin(Cunningham,2014).
Aliran darah uteroplasental dan intervilus meningkat
selama trimester pertama kehamilan normal(Merc, dkk.,
2009). Pada kehamilan aterm, volume residual ruang intervilus
berukuran sekirar 140 mL.Namun, sebelum pelahiran, volume
ruang ini dapat meningkat hingga dua kali lipat volume
tersebut (Aherne dan Dunnill, 1966). Aliran darah uteroplasenta
saat
mendekati
aterm
diperkirakan
sebesar
700
hingga
sawar
fisis
seclerhana.
Bahkan,
selama
intravilus
kedalam
sebaliknya(Cunningham,2014).
darah
janin,
arau
Kecepatan
aliran
darah
ibu
melalui
ruang
inrervilus.
3. Luasnya daerah yang tersedia untuk pertukaran
zat melewati epitel trofoblas vilus.
4. ]ika zat diplndahkan melalni difusi sederlxana, sifat
flsik jaringan trofoblastik.
5. Untuk setiap zat yang dipindahkan secara akrif,
kapasitas
perlengkapan
biokimiawi
rnilik
plasenta
yang
terjadinya
perpindahan
zat(Cunningham,2014).
Daerah untuk pertukaran melewati kapiler intervilus
janin. Kadar zat dalam darah janin protein pembawa atau
protein pengikat khusus dalam sirkulasi janin atau ibu.
Kecepatan
aliran
darah
vili(Cunningham,2014).
janin
saat
melewati
kapiler
nampaknya
dalam
merupakan
perpindahan
mekanisme
karbon
dioksida
yang
dan
kebanyakan elektrolit(Cunningham,2014).
Obat anestesi juga melewati plasenta dengan cepat
melalui
sinsitium.
lnsulin
dan
hormon
tiroid
dapat
menggunakan
menggunakan
mekanisme
reseptor
spesifik(Cunningham,2014).
Transfer Oksigen dan Karhon Dioksida
yang
trofoblas
Telah
sebagai
lama
diketahui
paru-paru
janin.
bahwa
Sudah
plasenta
sejak
berfungsi
1674
plasenta
Mayow
berfungsi
dan
berubah
mmenjadi
merah
cerah.
la
Longo
(1991)
memperkirakan
laju
menit
pasokan
ini
harus
terus
berlanjut(Cunningham,2014).
Karena oksigen terus memasuki sirkulasi janin dari
darah di ruang intervilus saturasi oksigen janin serupa
dengan saturasi dalam kapiler ibu, Saturasi oksigen rerata
pada darah intervilus diperkirakan sebesar 65 hingga 75
persen, dengan tekanan parsial (Pol) sebesar 30 hingga 35
mm Hg. Saturasi oksigen dalam darah vena umbilikalis
hampir sama besarnya, tetapi tekanan parsial oksigen
dalam
darah
vena
dan
rendah(Cunningham,2014).
Transfer Selektif dan Difusi Terfasilitasi
umbilikalis
lebih
Meskipun
difusi
sederhana
merupakan
metode
menunjukkan
selektivitas
yang
tinggi
untuk
berbagai
metabolik
pada
kedua
sisi
vilus(Cunningham,2014).
Kadar sejumlah zat yang tidak disintesis oleh janin
temyata beberapa kali lebih tinggi dalam darah janin
dibandingkan darali ibu. Contoh yang baik adalah asam
askorbat. Asam askorbat yang memiliki berat molekul
relatif rendah ini memiliki struktur yang menyerupai gula
pentosa dan laktosa, serta diduga mungkin akan melewati
plasenta secara difusi sederhana. Namun, kadar asam
askorbat dua hingga empat kali lebih tinggi dalam plasma
janin dibandingkan plasma ibu (Morriss, dkk., 1994).
Contoh lain adalah perpindahan besi secara searah
melewati plasenta. Lazimnya, kadar besi dalam plasma
ibu jauh lebih rendah dari kadar besi dalam plasma janin
yang
dikandungnya.
Bahkan
dalam
kondisi
anemia
embriofetus
pada
dua
bulan
pertama
hati,
otot,
dan
jaringan
lemak
dan
horrnon
sebagian
asam
amino
sebagai
protein,
dan
dengan
meningkatnya
kebutuhan
janin
pada
kehamilan lanjut(Cunningham,2014).
Yang menarik, plasenta tampaknya berperan sebagai
sensor nutrien, mengatur pengangkutan zat berdasarkan
pasokan
dari
ibu
dan
rangsangan
dari
lingkungan(Cunningham,2014).
Saat berpunsa, glukosa dibebaskan dari glikogen,
tetapi simpanan glukosa ibu tidak dapat menyediakan
glukosa
dalam
kebutuhan
jumlah
energi
ibu
adekuat
sekaligus
untuk
memenuhi
pertumbuhan
janin.
yang
disimpan
dalam
jaringan
lemak,
lain
glukagon,
norepinefrin,
laktogen
plasenta,
berperan
aktif
dalam
menyediakan
nutrisinya
laktogen
plasenta,
hormon
yang
normalnya
Glukosa
penggunaan
juga
asam
meningkatkan
lemak
bebas
mobilisasi
oleh
dan
jaringan
maternal(Cunningham,2014).
Cairann Amnion
Pada
awal
kehamilan,
cairan
amnion
merupakan
terutama
terdiri
atas
cairan
ekstrasel
yang
substansi
tersebut
kebanyakan
bersifat
dibentuk
oleh
cairan
yang
difiltrasi
melalui
bervariasi
seciap
plasenta(Cunningham,2014).
Volume
cairan
amnion
cukup
janin
memiliki
perbedaan-perbedaan
lebih
tinggi
dibandingkan
bagian
tubuh
lainnya(Cunningham,2014).
Oksigen dan materi nutrisi yang dibutuhkan bagi
pertumbuhan dan pematangan janin disediakan dari
plasenta melalui vena umbilikalis tunggal. Vena kemudian
terbagi
dua
menjadi
duktus
venosus
dan
sinus
porta(Cunningham,2014).
Duktus venosus merupakan cabang utama vena
umbilikalis, dan melewati hati untuk memasuki vena kava
inferior secara langsnng. Karena tidak memasok oksigen
ke jaringan yang dilaluinya, duktus venosus mengantarkan
darah
yang
teroksigenasi
tinggi
ke
jantung(Cunningham,2014).
Sebaliknya, sinus porta membawa darah ke vena
hepatika,
khususnya
pada
sisi
kiri
hati,
tempar
rendah
dan
bagian
tubuh
bagian
bawah(Cunningham,2014).
Darah mengalir ke jantung janin dari vena kava
inferior sehingga jantung mengandung campuran darah
mirip darah arteri, yang mengalir langsung melalui duktus
venosus, dan darah beroksigen rendah, yang berasal dari
sebagian besar vena di bawah lingkar diafragma. Karena
itu, kandungan oksigen dalam darah yang diantarkan ke
ventrikel
kiri,
yang
,mendarahi
jantung
dan
otak,
struktur
atrium
kanan,
yang
secara
efektif
pola
aliran
darah
dalam
vena
kava
inferior(Cunningham,2014).
Darah yang mengandung banyak oksigen cenderung
berjalan di sepanjang sisi medial vena kava inferior,
sedangkan darah yang kurang mengandung oksigen
berjalan
di
sisi
lateral
dinding
pembuluh.
Hal
ini
kanan.
Serupa
dengan
itu,
ostium
sinus
dibandingkan
darah
dalam
ventrikel
kiri(Cunningham,2014).
Hampir 90 persen darah yang keluar dari venrrikel
kanan
dipintas
melalui
duktus
arteriosus
ke
aorta
oksigen
serta
nutrien
lain
dan
dialirkan
lahir,
pembuluh
umbilikalis,
duktus
dinding
abdomen
ke
anulus
umbilikalis,
kelalairan.
Arteri-arteri
ini
akan
menjadi
hingga
minggu,
membentuk
ligamentum
venosum.(Cunningham,2014)