Anda di halaman 1dari 31

HIPOLIPIDEMIK

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dimana

dalam

kehidupan

kita

sehari-hari

tidak

dipungkiri bahwa cara atau pola makan yang tidak sehat


biasanya dapat menyebabkan munculnya berbagai penyakit
yang tidak diinginkan seperti kolesterol.
Kolesterol adalah zat alamiah dengan sifat fisik serupa
lemak tetapi berumus steroida, seperti banyak senyawa
alamiah

lainnya.

Kolesterol

merupakan

bahan

bangun

esensial bagi tubuh untuk sintesa zat-zat penting.


Hipolipidemik adalah obat yang digunakan untuk
menurunkan kadar lipid plasma. Lipid plasma yang utama
yaitu kolesterol, trigliserid, fosfolipid dan asam lemak bebas
yang tidak larut dalam cairan plasma.
Untuk

mengetahui

bagaimanakah

kerja

obat-obat

hiperlipidemik itu bekerja sehingga dapat menurunkan kadar


lipid

plasma,

maka

akan

dilakukan

uji

obat-obat

hiperlipidemik pada hewan coba Tikus yang dilakukan selama


7 hari perlakuan.

Suci Noviyanah Ansary


150 2011 0180

HIPOLIPIDEMIK
B. Maksud Percobaan
Mengetahui dan memahami efek farmakologis
obat-obatan

hipolipidemik

pada

hewan

coba

tikus

(Rattus norvegicus).
C. Tujuan Percobaan
Adapun Tujuan dilakukannya percobaan ini
adalah Menentukan efek dari obat Hiperlipidemik, yaitu
Simvastatin

pada

ewan

coba

tikus

(Rattus

norvegicus).
D. Prinsip Percobaan
Penentuan

efek

dari

obat

hipolipidemik

yaitu

Simvastatin, terhadap hewan coba tikus (Rattus norvegicus)


yang pra perlakuannya yaitu ukur kadar kolseterol awal pada
tikus, tikus di induksi dengan PTU dan diberikan lemak
kambing selama 3 hari, diukur kadar kolesterol pada hari
keempat

setelah

itu

di

diagnosa

tikus

hiperlipidemia.

Selanjutnya pada pasca perlakuan tikus diberi simvastatin


selama 4 hari , dan ukur kadar kolesterol tikus tersebut
menggunakan nesko.

Suci Noviyanah Ansary


150 2011 0180

HIPOLIPIDEMIK
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Umum

Hipolipidemik adalah obat yang digunakan untuk


menurunkan kadar lipid plasma. Tindakan menurunkan
kadar

plasma

ditujukan

merupakan

untuk

salah

satu

menurunkan

tindakan

resiko

yang

penyulit

enterosklerosis (mardjono,2007).
Hiperlipidemia dan lingkia merupakan kelompok
penyakit

yang

tergantung

dapat

bersifat

penyebabnya.

primer

dan

Hiperlipidemia

sekunder

berasal

dari

kelainan gen tunggal yang diwarisi atau lebih sering


disebabkan kombinasi factor genetik dan lingkungan.
Sedangkan hiperlipidemia sekunder merupakan penyakit
yang lebih umum seperti diabetes mellitus, asupan alcohol
yang berlebih, hipotirodisme atau sirosis biliar primer.
Strategi

pengobatan

hiperlipidemia

akibat

salah

satu

gangguan ini termasuk pengaturan diet serta jumlah obatobat untuk penyebab hiperlipidemia (mycek,2002).
Salah satu factor resikonya adalah peningkatan
kadar lipid darah, terutama peningkatan kadar kolesterol
Suci Noviyanah Ansary
150 2011 0180

HIPOLIPIDEMIK
karena itu salah satu titik tolak untuk profilaksis dan
kadang-kadang juga untuk terapi penyakit ini maupun
akibat yang ditimbulkannya (hipertensi infark jantung dll)
adalah menurunkan kadar lipid plasma yang naik. Lipid
plasma

netral

(trigliserida),

fosfolipid,

kolesterol

(kolesterin), ester kolesterol, dan asam lemak bebas.


Karena lipid tak larut dalam air, maka didalam darah tudak
diangkut dalam bentuk bebas melainkan sebagai lipid
protein (mutschker,1991).
Kolesterol adalah zat alamiah dengan sifat fisik
serupa lemak tetapi berumus steroida. Seperti banyak
senyawa alamiah lainnya. Kolesterol merupakan bahan
bangun esensial bagi tubuh untuk sintesa zat-zat penting
seperti membrane sel dan bahan isolasi sekitar saraf,
begitu pula hormone empedu (tjay,2002).
Agar lipid plasma dapat di angkut dalam sirkulasi
maka susunan molekul lipid tersebut perlu dimodifikasi,
yaitu dalam bentuk lipoprotein yang bersifat larut dalam
air. Skema lipoprotein menunjukkan bahwa pada inti
terdapat inti ester kolesterol dan trigliserida, dikelilingi oleh
fosfolipid kolesterol non-ester dan apolipoprotein. Zat-zat
tersebut beredar dalam darah sebagai lipoprotein larut
plasma. Lipoprotein ini bertugas mengangkut lipid dari
Suci Noviyanah Ansary
150 2011 0180

HIPOLIPIDEMIK
tempat sintesisnya menuju ke tempat penggunaannya.
Aplipoprotein berfungsi untuk mempertahankan struktur
lipoprotein dan mengarahkan metabolism lipid tersebut.
Diaknosids

hiperlipidemia

aterogenik

yang

tepat

membutuhkan penentuan abnormalitas lipoproteion yang


spesifik dan pengobatan diarahkan untuk memperbaiki
kelainan lipoprotein, bukan hanya menurunkan kadar total
kolesterol dan trigliserida plasma saja (Ganiswarna,1995).
Lipid

darah

terutama

terdiri

atas

kolesterol,

trigliserida (minyak), asam lemak bebas, fosfolipida, yang


semuanya tidak dapat larut dalam darah (diatas 50%
terdiri dari air). Oleh karena itu, lipida diangkut sebagai
senyawa kompleks dengan protein transport yang disebut
dengan Lipoprotein. Kompleks ini dapat bercampur dengan
baik dalam darah (Tjay,2002).
Hiperlipidemia

adalah

keadaan

dimana

kadar

lipoprotein darah meningkat. Dapat dibedakan antara dua


jenis (Tjay,2002) :
1. Hiperkolesterolimia dengan peningkatan LDL
2. Hipertrigliseridemia, dimana kadar TG meningkat.
Kecuali

asam-asam

lemak

(fatty

acide)

yang

terutama terikat pada albumin. Lipid dibawa dalam


kompleks
Suci Noviyanah Ansary
150 2011 0180

makromolekul

khusus

yang

disebut

HIPOLIPIDEMIK
Lipoprotein. Sejumlah gangguan metabolisme yang
melibatkan

peningkatan

konsentrasi

plasma

dari

spesies lipoprotein apapun disebut hipoproteinemia


atau hiperlipidemia. Istilah hiperlipidemia terbatas
pada kondisi yang melibatkan peningkatan kadar
trigliserida dalam plasma (Katzung,2002).
Penggolongan

obat

hipolipidemik

yaitu

(Ganiswarna,1995):
1. Asam fibrat
Contohmya klofibrat dan gamfibrozil
Mekanisme kerja dan peningkatan kadar kolesterol
plasma dengan cara menurunkan LDL.
2. Resin
Contoh : kolestiramin, kolestipol
Mekanisme : yaitu menurunkan kadar kolesterol plasma
dengan cara menurunkan LDL.
3. Penghambat HMG-coA reduktase
Contoh : Mevastatin, lovastatin,

pravastatin,

dan

simvastatin.
Mekanisme : menurunkan dengan kuat kolesterol total,
LDL dan VLDL lebih ringan sedangkan HDL dinaikkan.
4. Asam nikotinat
Contohnya : asipimoks
Mekanisme : mempengaruhi VLDL sintesis kolesterol
total atau eksresi asam empedu.
5. Probukol
Mekanisme : obat ini dikombinasikan
hipolipidemik lainnya.
6. Lain-lain
Contoh : neomisin sulfat, beta sitosterol

Suci Noviyanah Ansary


150 2011 0180

oleh

pbat

HIPOLIPIDEMIK
Mekanisme : menurunkan LDL dan kolesterol total tanpa
mengubah kadar trigliserida
Mekanisme Sintesis Kolesterol (Mardjono, 2007) :
a. Jalur Eksogen
Trigliserida dan kolesterol yang bersal dari makanan dalam
usus dikemas sebagai kilomikron. Kilomikron ini akan
diangkut dalam saluran limfa lalu ke dalam darah via
duktus torasikus. Di dalam jaringan lemak trigliserida
dalam kilomikron mengalami hidrolisis oleh lipoprotein
lipase yang terdapat pada permukaan sel endotel. Akibat
hidrolisis ini maka akan terbentuk asam lemak kilomikron
remnan. Asam lemak bebas akan menembus endotel dan
masuk ke dalam jaringan lemak atau sel otot untuk diubah
menjadi trigliserida kembali (cadangan) atau dioksidasi
(energi). Kilomikron remnan adalah ukuran trigliserida
mengecil tetap jumlah ester kolesterol tetap. Kilomikron
remnan ini akan dibersihkan oleh hati dari sirkulasi dengan
mekanisme endositosis oleh lisosom. Hasil metabolisme ini
berupa kolestrol bebas yang akan digunakan untuk sintetis
berbagai struktur (membran

plasma, myelin, hormone,

steroid dsb) disimpan dalam hati sebagai kolestrol ester


lagi atau diekskresi kedalam empedu (sebagai kolesterol
atau asam empedu) atau diubah jadi lipoprotein yang
dikeluarkan

kedalam

plasma.

Kolesterol

juga

dapat

disintesis dari asetat dibawah pengaruh enzim HMG-COA


Suci Noviyanah Ansary
150 2011 0180

HIPOLIPIDEMIK
Feduktase yang menjadi aktif jika terdapat kekurangan
kolesterol. (Mardjono , 2007).
b. Jalur Endogen
Trigliserida dan kolestrol yang disintesis oleh hati diangkut
secara endogen dalam bentuk VLDL kaya triglisorida dan
mengalami hidrolisis dalam sirkulasi oleh lipoprotein lipase
yang

juga

menghidrolisis

kilomikron

menjadi

partikel

lipoprotein yang lebih kecil yaitu IDL dan LDL-LDL yang


mengandung

kolesterol

paling

banyak

(60-70%),

mengalami katabolisme melalui reseptor diatas dan jalur


non reseptor. Jalur katabolisme reseptor dapat ditekan oleh
produksi

kolestrol

endogen.

Pada

pasien

hiperkolesterolemia katabolisme LDL oleh hati dan jaringan


perifer berkurang sehingga kadar kolestrol plasmanya
meningkat.

Peningkatan

kadar

kolestrol

sebagian

disalurkan kedalam makrofag yang akan membentuk sel


busa

(foam

cells)

yang

berperan

dalam

terjadinya

ateroklerosis premature. (Madjono, 2007).


Klasifikasi hiperlipoproteinemia yang dikenal adalah
klasifikasi

fredericson

atau

NHLBI

yang

membagi

hiperlipoproteinemia atas dasar fenotip plasma (Mardjono,


2007).
Pola

Peningkatan utama dalam plasma


Lipoprotein

Suci Noviyanah Ansary


150 2011 0180

Lipid

HIPOLIPIDEMIK
Lipoporotein
Tipe I

Kilomikron

Trigliserid

Tipe IIa

LDL

Kolesterol

Tipe IIb

LDL dan VLDL

Kolesterol dan

Tipe III

IDL

Tipe IV

VLDL

Trigliserid
Trigliserid dan
Kolesterol Trigliserid

Tipe V

VLDL dan Kilomikron


Trigliserid dan
Kolesterol

Hipolipidemik

adalah

obat

yang

digunakan

untuk

menurunkan kadar lipid plasma. Lipid plasma terdiri dari :


gliserida, asam lemak bebas , fosfolipid, dan kolestrol(Mardjono :
373).
Menghambat biosintetis kolesterol atau prekursornya.
a. Menurunkan

kadar

trigliserid

dan

menghambat

mobilisasi lemak dengan cara :


menghambat aktivitas enzim trigliserida

lipase sehingga menurunkan kecepatan hidrolisis


trigliserid.

Suci Noviyanah Ansary


150 2011 0180

HIPOLIPIDEMIK
Memblok kerja hormon pelepas asam

lemak bebas.
-

Menghambat pengikatan asam lemak bebas pada


albumin.

b. Menurunkan beta-lipoprotein dan pra beta-lipoprotein.


c. Mensintesis plague.
d. Mempercepat

ekskresi

lipid

dan

menghambat

penyerapan kolesterol.
Klasifikasi Hiperlipidemia (Mycek,2001) :
a. Tipe I (HIPERKILOMKIRONEMIA FAMILIAL)
- Hiperkilomikronemia masih pada waktu
sekalipun

sejumlah

lemak

dalam

diet

berpuasa
normal,

menyebabkan trigliserol serum yang sangat tinggi,

menyebakan trigliserol serum yang sangat tinggi.


Difisiensi lipase lipoprotein atau difisiensi apolipoprotein

CLL normal (jarang).


Tipe I tidak ada hubungan

penyakit jantung koroner.


Pengobatan : Diet rendah lemak, tidak ada obat yang

dengan

peningkatan

efektif untuk hiperlipidemik tipe I.


b. Tipe IIA (HIPERKLOESTEROLEMIA FAMILIAL)
- Peningkatan LDL dengan kadar VLDL normal karena
penghambatan dalam degradasi LDl, sehingga terdapat

peningkatan kolesterol serum tetapi trigliserol normal.


Disebabkan karena berkurangnya reseptor LDL normal.
Penyakit jantung iskemik terjadi sangat dipercepat.

Suci Noviyanah Ansary


150 2011 0180

HIPOLIPIDEMIK
-

Pengobatan : Diet rendah kolesterol dan rendah lemak


jenuh.
Heterozigot : Kolestoramin dan kolestipol dan/ atau
lovastatin atau mevastatin. Homozigot : Seperti diatas

ditambahkan nisain.
c. Tipe IIB [HIPERLIPIDEMIA

KOMBINASI

(CAMPURAN)

FAMILIAL)
- Sama dengan IIA, kecuali VLDL juga meningkat,
menyebabkan

trigliserol

serum

dan

kolesterol

meningkat.
Disebabkan produksi VLDL oleh hati meningkat.
Relatif sering ditemukan.
Pengobatan : Pembatasan kolesterol dan lemak jenuh
dalam diet serta alkohol. Terapi obat sama dengan II A
kecuali Heterozigot juga menerima Niasin.

d. Tipe III (DISBETALIPOPROTEINEMIA FAMILIAL)


- Konsentrasi IDL serum meningkat menyebabkan

peningkatan kadar triasigliserol dan kolseterol.


Penyebabnya adalah over produksi atau IDL kurang

digunakan, karena mutasi apolipoprotein E.


Xantoma dan penyakit koroner dan perifer

dipercepat terjadi pada pasien setengah baya.


Pengobatan : Penurunan berat badan (jika perlu).

yang

Pembatasan diet kolesterol dan alkohol. Terapi obat


termasuk Niasin dan klofibrat (atau gemfibrozil) atau
Lovastatin (atau Nevastatin).
Suci Noviyanah Ansary
150 2011 0180

HIPOLIPIDEMIK
e. Tipe IV (HIPERTRIGLISEROLEMIA FAMILIAL)
- Kadar VLDL meningkat, sedangkan kadar LDL normal
atau berkurang, mengakibatkan kolesterol normal atau
meningkat dan peningkatan

kadar

trigliserol

yang

beredar.
Penyebab adalah overproduksi dan/ atau berkurangnya

pengeluaran VLDL triagliserol dalam serum.


Ini merupakan penyakit yang realtif umum. Mempunyai
sedikit manifestasi klinis selain dari penyakit jantung
iskemik

yang

dipercepat.

Sering

pasien

dengan

gangguan ini gemuk, diaabetik, hiperurisemia. Juga


terikat pada individu yang menerima terapi esterogen,
hamil pada triamester ketiga atau seorang pecandu

alkohol.
Pengobatan : menurunkan berat badan sangat penting.
Pembatasan diet dalam karbohidrat yang terkontrol,
lemak yang diubah, konsumsi alkohol rendah. Jika perlu
, terapi obat termasuk Niasin (atau Klorfibrat) atau

lovastatin (atau Mevstatin).


f. Tipe V (HIPERTRIGLISERIDEMIA CAMPURAN FAMILIAL)
- Kadar VLDL dan kilomikron serum meningkat. LDL
normal tau berkurang. Ini menyebabkan kolesterol

meningkat dan triasil gliserol meningkat.


Penyebabnya adalah peningkatan produksi

penurunan bersihan VLDL dan kilomikron.


Paling sering terjadi pada orang dewasa yang gemuk,
dan atau diabetik.

Suci Noviyanah Ansary


150 2011 0180

atau

HIPOLIPIDEMIK
-

Pengobatan : penurunan berat badan sangat penting.


Diet harus mengandung protein, rendah lemak, dan
karbohidrat

yang

terkontrol

serta

tidak

boleh

mengkonsumsi alkohol. Jika perlu terapi obat termasuk


Niasin, Klorfibrat, dan/ atau Gemfibrozil atau lovastatin
(atau Nevastatin).
II.2 Uraian Bahan
1. Aquadest (Air suling) (Ditjen POM, 1979)
Nama resmi
: AQUA DESTILLATA
Nama Lain
: Air suling
Rumus Molekul : H2O
Berat Molekul : 18,02
Pemerian
: Cairan jernih; tidak berwarna;

tidak

berbau; tidak mempunyai rasa.


Kegunaan
: Sebagai pelarut
2. Minyak Kelapa (Ditjen POM, 1979)
Nama resmi
: OLEUM COCOS
Nama lain
: Minyak kelapa
Pemerian
: Cairan jernih; tidak berwarna atau kuning
Kelarutan

pucat; bau khas, tidak tengik


: Larut dalam 2 bagian etanol (95%) P pada
suhu

60;

sangat

mudah

larut

dalam

klorofr\orm P dan dalam eter P.


Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari
Kegunaan

cahaya, ditempat sejuk


: Makanan diet kolesterol

3. Minyak Lemak (Ditjen POM, 1979)


Nama resmi : OLEA PINGUIA
Nama lain
: Minyak lemak

Suci Noviyanah Ansary


150 2011 0180

HIPOLIPIDEMIK
Pemerian

: Cairan jernih atau

massa

padat

yang

menjadi jernih di atas suhu leburnya; tidak


Kelarutan

berbau asing atau tengik.


:
Kecuali dinyatakan lain, mudah larut
dalam kloroform P, dalam eter P

dan

dalam eter minyak tanah P.


Penyimpanan : Kecuali dinyatakan lain, disimpan dalam
wadah

tertutup

baik,

terisi

penuh,

terlindung dar cahaya ditempat sejuk.


Kegunaan
: Makanan Diet Kolesterol
4. Na-CMC (Ditjen POM, 1979)
Nama Resmi
: NATRII CARBOXYMETHYL CELLULOSUM
Nama lain
: Natrium karboksimetil selullosa
Berat Molekul : 90.000 700.000
Pemerian
: Serbuk atau butiran, putih atau putih
kuning gading tidak berbau atau hampir
Kelarutan

tidak berbau hidrofobik.


: Mudah mendispersi dalam air, tidak larut
dalam etanol (95%) eter P dan pelarut

organik lain.
Penyimpanan :Dalam wadah tertutup rapat.
Kegunaan
:Sebagai pelarut.
5. Propiltiorasil (Ditjen POM, 1995)
Nama resmi
: PROPYLTHIORACILUM
Nama lain
: Propiltiorasil
Rumus molekul : C7H10N2OS
Berat molekul : 170,23
Pemerian
: Hablur atau serbuk hablur, putih; rasa
Kelarutan

pahit.
: Sukar larut dalam air, dalam kloroform
dan dalam eter; agak sukar larut dalam

Suci Noviyanah Ansary


150 2011 0180

HIPOLIPIDEMIK
etanol; larut dalam amonium hidroksida
dan dalam alkali hidroksida.
: Penginduksi kadar kenaikan kolesterol.

Kegunaan
II.3 Uraian Obat
1. imvastain
Zat aktif
Golongan
Indikasi

: Simvastatin (Dhanutirta, 2010)


: Inhibitor HMG CoA reduktase (Sukandar,
2008)
: Menurunkan kadar kolesterol total dan LDL
pada

hiperkolesteronemia

primer

dan

sekunder jika respon terhadap diet dan


pengobatan non farmakologi tunggal tidak
Kontraindikasi

memadai (Djuanda, 2010).


: Penyakit hati aktif atau

peningkatan

persisten transaminase serum yang tidak


jelas

penyebabnya,

hipersensitivitas.
Efek samping

(Djuanda, 2010).
: Nyeri abdomen,

Hamil

termaksud
dan

laktasi

konstipasi,

distensi

abdomen, asthenia, sakit kepala, meopati,


rabdomiolisis (Djuanda, 2010).
Farmakokinetik : Semua statin, kecuali lovastatin

dan

simvastatin berada dalam bentuk asam hidroksi. Kedua statin tersebut merupakan
prodrug dalam bentuk lakton dan harus
dihidrolisis lebih dahulu menjadi bentuk

Suci Noviyanah Ansary


150 2011 0180

HIPOLIPIDEMIK
aktif asam -hidroksi. Statin diabsorbsi
sekitar 40-75%, kecuali fluvastatin yang
diabsorbsi hampir sempurna. Semua obat
mengalami metabolisme lintas pertama di
hati.

Obat-obat

ini

sebagian

besar

di

ekskresi oleh hati dalam cairan empedu


dan

sebagian

kecil

lewat

(Ganiswarna, 2007).
Farmakodinamik :
Statin
bekerja
menghambat

sintesis

ginjal

dengan

cara

kolesterol

dalam

hati, dengan menghambat enzim HMG CoA


reduktase.

Akibat

penurunan

sintesis

kolesterol ini, maka SREBP yang terdapat


dalam membran di pecah protease, lalu di
angkut

ke

transkripsi

nukleus.

kemudian

Faktor-faktor
akan

berikatan

dengan gen reseptor LDL, sehingga terjadi


peningkatan

sintesis

reseptor

LDL.

Peningkatan jumlah reseptor LDL pada


membran sel hepatik akan menurunkan
kadar kolesterol darah lebih besar. Selain
VLDL,

LDL,

dan

IDL

juga

menurun,

sedangkan HDL meningkat (Ganiswarna,


2007)
Suci Noviyanah Ansary
150 2011 0180

HIPOLIPIDEMIK
Interaksi obat

: Derivat
imunosupressan,

kumarin,
gemfibrozil,

warfarin,
niasin,

eritromisin, antiprin, propanolol, digoksin


Dosis

(Djuanda, 2010).
: 20 mg per oral dan dapat dinaikkan
menjadi 20 mg per orak 2 x sehari dan bila
perlu menjadi 40 mg per oral 2 x sehari.

Suci Noviyanah Ansary


150 2011 0180

HIPOLIPIDEMIK
BAB III
METODE KERJA
A. Alat yang digunakan
1) Alat pengukur kolesterol
2) Batang pengaduk
3) Erlenmeyer
4) Gelas kimia 100 ml dan 50 ml
5) Labu Takar 50 ml
6) Lumpang dan Alu
7) Sendok tanduk
8) Stopwatch
9) Spoit 1 ml dan 10 ml
10) Timbangan Analitik
11) Vial
B. Bahan yang digunakan
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)

Aluminium Foil
Alkohol
Aquadest
Kapas
Kertas Timbang
Lemak kambing
Minyak kelapa
Propiltiorasil

C. Penyiapan Hewan Coba


1. Dipilih hewan coba yakni tikus (Rattus norvegicus).
2. Diambil sampel darah dari hewan coba
3. Diberikan diet kolesterol terlebih dahulu selama 5 hari
sebelum praktikum.
D. Cara Kerja
1. Pembuatan Bahan
Na CMC 1% (b/v)
-

Disiapkan alat dan bahan

Suci Noviyanah Ansary


150 2011 0180

HIPOLIPIDEMIK
-

Ditimbang Na. CMC 1 gram dan dimasukkan kedalam

lumpang
Dispersikan dengan aquadest hangat sekitar 70 oC

sebanyak 100 ml
Disimpan dalam wadah dan beri etiket

2. Pembuatan bahan obat


Simvastatin :
-

Ditimbang Simvastatin
Dimasukkan ke dalam kertas perkamen
Dilarutkan dalam 10 ml Na-CMC 1%
Dimasukkan ke dalam vial 10 ml yang telah dicuci

dengan alkohol
Diberi label

3. Pra perlakuan hewan coba


- Disiapkan satu ekor tikus (Rattus norvegicus).
- Diukur kadar kolesterol awal pada tikus (Rattus

norvegicus).
Diinduksi dengan minyak kelapa, propiltiorasil, dan
makanan lemak kambing.

4. Perlakuan hewan coba


-

Hewan coba tikus (Rattus norvegicus) yang


hiperlipidemik.
Dinduksi dengan simvastatin.
Dibiarkan selama 20 menit kemudian diukur kadar
kolesterol pada hewan coba tikus (Rattus norvegicus)

Suci Noviyanah Ansary


150 2011 0180

HIPOLIPIDEMIK

BAB IV
DATA PENGAMATAN
IV.1 Tabel Pengamatan
No
1

Hewan coba
Tikus 275 g

Awal
104 mg/dl

Induksi
273 mg/dl

Pemberian Simvastatin
181 mg/dl

IV.2 Perhitungan Persen Penurunan


Penurunan % kadar =

Setela h InduksiSetela h Pemberian Obat


Setela h induksi

x100%
1. Simvastatin
- Tikus 275 g
273181
=
273

x 100%

= 33,69 %

BAB V
PEMBAHASAN
Lipid Plasma terdiri dari gliserida, asam lemak bebas ,
fosfolipid. Adapun dalam hal ini obat-obat yang digunakan dalam

Suci Noviyanah Ansary


150 2011 0180

HIPOLIPIDEMIK
untuk menurunkan kadar lipid plasma merupakan pengertian
dari hiperlipidemik.
Perlu diketahui bahwa tujuan dari percobaan ini adalah
untuk

mengetahui

pemberian obat

beberapa

efek

yang

ditimbulkan

pada

dari hipolipidemik adalah simvastatin yang

dilihat berdasarkan peningkatan kolesterol hewan coba tikus


(Rattus norvegicus).
Adapun perlakuan yang diberikan kepada hewan coba yaitu
dengan memberikan diet kolesterol dan minum propiltiorasil
dengan jangka waktu 5 hari setelah itu diberi obat Hipolpidemik
yaitu Simvastatin kemudian darah dari hewan coba tikus (Rattus
norvegicus) diambil untuk diukur kadar kolesterolnya.
Sebelum dilakukan percobaan, langkah pertama yang
dilakukan adalah pengambilan darah hewan coba (tikus) yang
bertujuan untuk mengetahui kadar kolesterol awal pada tikus.
Kemudian diberi perlakuan yang sama selama 5 hari dan diambil
kembali darah tikus tersebut dengan cara memotong pada
bagian

ekor

tikus.

Hal

ini

bertutujuan

agar

kita

dapat

membandingkan kadar kolesterol sebelum dan setelah tikus


diberi perlakuan.
Setelah perlakuan diatas telah dilakukan, langkah
berikutnya

yaitu diet kolesterol pada tikus. Dalam hal ini diet

kolesterol dilakukan dengan cara memberikan makan dan pada

Suci Noviyanah Ansary


150 2011 0180

HIPOLIPIDEMIK
hewan coba , maka dengan perlakuan ini dapat meningkatkan
kadar kolseterol dalam darah tikus dengan jangka waktu 5 hari
beruturut-turut. Adapun bahan makanan yang diberikan harus
mengandung kadar kolesterol seperti lemak kambing dan minyak
kelapa, kemudian

diberi minum propiltiorasil yang merupakan

jenis obat yang dapat menginduksi kadar kolesterol dalam darah.


Setelah perlakuan kolesterol , pada tahap ini diberikan obat
antihiperlipidemik yang mempunyai efek menurunkan kadar
kolesterol pada hewan coba dalam hal ini tikus.
Untuk percobaan Hipolipidemik, obat yang digunakan
adalah Simvastatin, dimana obat ini termasuk dalam golongan
Inhibitor HMG-CoA reduktase, adapun mekanisme kerja dari obat
ini adalah dengan cara menghambat HMG-CoA Reduktase yang
merpakan enzim yang membantu dalam terjadinya sintesis
kolesterol, dengan cara obat ini menghambat sintesis kolesterol
de novo obat yang akan menghabiskan simpanan kolesterol
intraseluar. Kemudian mekanisme kerja dari obat Gemfibrozil
yang termasuk golongan Asam Fibrat dengan menurunkan
trigliserida dalam plasma sehingga produksi VLDL dan apoprotein B dalam hati menurun. Dengan Meningkatnya aktivitas
lipoprotein lipase dapat menyebabkan terjadinya peningkatan
HDL.

Suci Noviyanah Ansary


150 2011 0180

HIPOLIPIDEMIK

BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hasil yang didapatkan dari

percobaan adalah

setelah pemberian obat Simvastatin pada hewan coba

Suci Noviyanah Ansary


150 2011 0180

HIPOLIPIDEMIK
tikus (Rattus norvegicus) yaitu diukur kadar kolesterolnya
terjadi penurunan kadar kolesterol pada tikus (Rattus
norvegicus) yaitu 33,69%.
B. Saran
Dalam

praktikum

sebaiknya

asisten

tetap

membimbing praktikan. Sistem laboratorium ini tetap


dipertahankan.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Penuntun Praktikum Farmakologi dan
Toksikologi 2. Universitas Muslim Indonesia : Makassar.
Ditjen

POM. 1979. Farmakope Indonesia edisi III.


Departemen Kesehatan Republik Indonesia :Jakarta.

Mardjono.2007. Farmakologi dan Terapi edisi 5. UI Press :


Jakarta.

Suci Noviyanah Ansary


150 2011 0180

HIPOLIPIDEMIK
Jassin,

M. 1992. Sistematika Hewan Vertebrata


Invetrebrata. Sri Wijaya : Surabaya.

dan

Malole. 1898. Penggunaan Hewan-Hewan Percobaan di


Laboratorium. IPB : Bogor
Mycek, Mary, J, dkk. 2001. Farmakologi Ulasan Bergambar
edisi 2. Widya Medika : Jakarta.
Tjay, dkk. 2002. Obat-Obat Penting edisi V. PT. Gramedia :
Jakarta.

LAMPIRAN
A. Skema Keja
Tikus (Rattus norvegicus).
Diukur kadar kolesterol awal dengan menggunakan alat
pengukur kadar kolesterol
Suci Noviyanah Ansary
150 2011 0180

HIPOLIPIDEMIK

Diberi makan diet kolesterol + Propiltiurasil selama 5 hari

Diukur kadar kolesterol tikus dengan Human Analizer

Diberi obat Simvastatin (per oral)


Diambil darah tikus (Rattus norvegicus)
Diukur kadar kolesterolnya

B. Perhitungan Dosis

1. Simvastatin
Dosis

= 10 mg,

BE

= 10 mg,

Berat rata-rata

= 149,06 mg

Larutan stok

= 50 ml

Dosis Tikus :
Untuk Tikus 200 g = 10 x 0,018 = 0,18 mg

Suci Noviyanah Ansary


150 2011 0180

HIPOLIPIDEMIK

Untuk Tikus 100 g =

Larutan stok 50 ml

Berat yang ditimbang

100 g
x 0,18=0,09
mg
200 g

50 ml
mg
x 0,09 mg=0,09
ml
5 ml
50

0,9mg
x 149,06 mg=13,41 mg
10 mg

C. Etiket Brosur

.: KEMASAN & NO REG :.


Simvastatin 10 mg (1 box berisi 3 strip @ 10 tablet), No. Reg : GKL0108504917A1.

.: FARMAKOLOGI :.
Simvastatin merupakan obat yang menurunkan kadar kolesterol (hipolidemik) dan
merupakan hasil sintesa dari hasil fermentasi Aspergillus terreus. Secara invivo
simvastatin akan dihidrolisa menjadi metabolit aktif. Mekanisme kerja dari metabolit
aktif tersebut adalah dengan cara menghambat kerja 3-Hidroksi-3-metilglutaril
koenzim A reduktase (HMG Co-A reduktase), dimana enzim ini mengkatalisa
perubahan HMG Co-A menjadi asam mevalonat yang merupakan langkah awal dari
sintesa kolesterol.

.: INDIKASI :.

Suci Noviyanah Ansary


150 2011 0180

HIPOLIPIDEMIK

Terapi dengan lipid-altering agents dapat dipertimbangkan penggunaannya


pada individu yang mengalami peningkatan resiko artherosclerosis vaskuler
yang disebabkan oleh hiperkolesterolemia.

Terapi dengan lipid-altering agents merupakan penunjang pada diet ketat,


bila respon terhadap diet dan pengobatan non-farmakologi tunggal lainnya
tidak memadai.

Penyakit

jantung

koroner.

Pada penderita dengan penyakit jantung koroner dan hiperkolesterolemia,


simvastatin diindikasikan untuk :
o

Mengurangi resiko mortalitas total dengan mengurangi kematian akibat


penyakit jantung koroner.

Mengurangi resiko infark miokardial non fatal.

Mengurangi resiko pada pasien yang menjalani prosedur revaskularisasi


miokardial.

Hiperkolesterolemia.
Menurunkan kadar kolesterol total dan LDL pada penderita hiperkolesterolemia
primer (Tipe IIa dan IIb).

Rekomendasi
umum
:
Sebelum memulai terapi dengan simvastatin, agar disingkirkan terlebih dahulu
penyebab sekunder dari hiperkolesterolemia (seperti diabetes melitus yang tidak
terkontrol, hipotiroid, sindrom nefrotik, disproteinemia, penyakit hati obstruktif, terapi
dengan obat lain, alkoholism), dan lakukan pengukuran profil kolesterol total,
kolesterol HDL dan trigliserida (TG).

.: KONTRA INDIKASI :.

Hipersensitif terhadap simvastatin atau komponen obat.

Penyakit hati aktif atau peningkatan transaminase serum yang menetap yang
tidak jelas penyebabnya.

Wanita hamil dan menyusui.

.: DOSIS :.

Suci Noviyanah Ansary


150 2011 0180

HIPOLIPIDEMIK

Pasien harus melakukan diet pengurangan kolesterol sebelum dan selama pengobatan
dengan simvastatin.

Dosis awal yang dianjurkan 5-10 mg sehari sebagai dosis tunggal pada malam
hari. Dosis awal untuk pasien dengan hiperkolesterolemia ringan sampai
sedang 5 mg sehari. Pengaturan dosis dilakukan dengan interval tidak kurang
dari 4 minggu sampai maksimum 40 mg sehari sebagai dosis tunggal malam
hari. Lakukan pengukuran kadar lipid dengan interval tidak kurang dari 4
minggu dan dosis disesuaikan dengan respon penderita.

Pasien yang diobati dengan immunosupresan bersama HMG Co-A reduktase


inhibitor, agar diberikan dosis simvastatin terendah yang dianjurkan.

Bila kadar kolesterol LDL turun dibawah 75 mg/dl (1,94 mmol/l) atau kadar
total kolesterol plasma turun dibawah 140 mg/dl (3,6 mmol/l) maka perlu
dipertimbangkan pengurangan dosis simvastatin.

Penderita gangguan fungsi ginjal : tidak diperlukan penyesuaian dosis, karena


simvastatin tidak diekskresikan melalui ginjal secara bermakna. Walaupun
demikian, hati-hati pemberian pada insufisiensi ginjal parah, dosis awal 5 mg
sehari dan harus dipantau ketat.

Terapi bersama obat lain : simvastatin efektif diberikan dalam bentuk tunggal
atau bersamaan dengan bile-acid sequestrants.

.: EFEK SAMPING :.

Abdominal

pain,

konstipasi,

flatulens,

astenia,

sakit

kepala,

miopati,

rabdomiolisis. Pada kasus tertentu terjadi angioneurotik edema.

Efek samping lain yang pernah dilaporkan pada golongan obat ini :
o

Neurologi : disfungsi saraf cranial tertentu, tremor, pusing, vertigo,


hilang ingatan,
periferal.

Reaksi

parestesia,

hipersensitif

neuropati

anafilaksis,

leukopenia, anemia hemolitik.


o

Gastrointestinal : anoreksia, muntah.

Kulit : alopecia, pruritus.

Suci Noviyanah Ansary


150 2011 0180

perifer,

kelumpuhan

angioedema,

saraf

trombositopenia,

HIPOLIPIDEMIK

Reproduksi : ginekomastia, kehilangan libido, disfungsi ereksi.

Mata : mempercepat katarak, optalmoplegia.

.: PERINGATAN DAN PERHATIAN :.

Selama terapi dengan simvastatin harus dilakukan pemeriksaan kolesterol


secara periodik. Pada pasien yang mengalami peningkatan kadar serum
transaminase,
perhatian
khusus
berupa
pengukuran
kadar
serum
transaminase harus dilakukan jika terjadi peningkatan yang menetap (hingga
3 kali batas normal atas) pengobatan segera dihentikan.

Dianjurkan melakukan tes fungsi hati sebelum pengobatan dimulai, 6 dan 12


minggu setelah pengobatan
(misalnya secara semianual).

pertama,

dan

berikutnya

secara

periodik

Hati-hati penggunaan pada pasien alkoholism dan / atau yang mempunyai


riwayat penyakit hati.

Pada penggunaan jangka panjang dianjurkan melakukan tes laboratorium


secara periodik tiap 3 bulan untuk menentukan pengobatan selanjutnya.

Terapi dengan simvastatin harus dihentikan sementara atau tidak dilanjutkan


pada penderita dengan miopati akut dan parah atau pada penderita dengan
resiko kegagalan ginjal sekunder karena rabdomiolisis atau terjadi kenaikan
creatinin phosphokinase (CPK).

Penderita agar segera memberitahukan kepada dokter apabila terjadi nyeri


otot yang tidak jelas, otot terasa lemas dan lemah.

Simvastatin

tidak

diindikasikan

dimana

hipertrigliseridemia

merupakan

kelainan utama (misalnya hiperlipidemia tipe I, IV dan V).

Keamanan dan efektivitas pada anak-anak dan remaja belum pasti.

.: INTERAKSI OBAT :.

Pemakaian bersama-sama dengan immunosupresan, itrakonazol, gemfibrozil,


niasin dan eritromisin dapat menyebabkan peningkatan pada gangguan otot
skelet (rabdomiolisis dan miopati).

Suci Noviyanah Ansary


150 2011 0180

HIPOLIPIDEMIK

Dengan antikoagulan kumarin dapat memperpanjang waktu protrombin.

Antipirin, propanolol, digoksin

.: LAIN-LAIN :.
Penyimpanan:
Simpan dalam wadah tertutup rapat, di tempat kering, pada suhu 15-30C
HARUS DENGAN RESEP DOKTER

Suci Noviyanah Ansary


150 2011 0180

Anda mungkin juga menyukai