Anda di halaman 1dari 11

Laporan Praktikum

Hari/Tanggal : Kamis, 10 Mei 2012

Peralatan Industri Pertanian

Dosen :
Dr. Ir. Meika Syahbana Rusli,M.Sc
Asisten :
Zakki Mubarok

(F34090025)

Belladini Lovely

(F34090047)

Aldyanza Yusuf

(F34090143)

MIXING EQUIPMENT
Oleh :
Ismanda Harry Sucipto

F34100002

Taufiq Pratama Purba

F34100013

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2012

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam sebuah industri, mesin merupakan peralatan yang sangat vital dimana mesinmesin tersebut menentukan kualitas dan optimalitas suatu industri. Untuk dapat bersaing dalam
pemasaran produk, dan untuk dapat memperoleh keuntungan yang layak, industri harus bekerja
secara efekif dan efisien. Cara kerja demikian hanya dapat dicapai bila industri tersebut didukung
oleh sistem manajemen yang baik dan juga bantuan mesin dan alat penunjang produksi yang
tepat. Proses pencampuran adalah suatu proses yang penting dilakukan dalam industri, bahkan
mesin pencampur ditemukan di hampir semua industri pengolahan pangan maupun non pangan
mulai dari pencampuran yang sederhana sampai pencampuran yang rumit seperti pada industri
farmasi.
Mesin pencampur dapat digolongkan dalam kategori mesin pengolah dalam suatu industri
yang menunjang proses pengolahan bahan menjadi produk. Tujuan operasi pencampuran adalah
bergabungnya bahan menjadi suatu campuran yang sedapat mungkin memiliki kesamaan
penyebaran yang sempurna. Berhubung secara fisik bahan-bahanyang ada di alam tersedia dalam
berbagai bentuk fasa, maka secara teoritis banyak sekali variasi pencampuran bahan yang
mungkin timbul. Karena adanya kesamaan dalam beberapa hal maka secara sederhana berbagai
jenis pencampuran bahan itu dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :pengadukan pada bahan
cair termasuk suspensi bahan padat didalamnya, pencampuran bahan bersifat viskous dan
pencampuran bahan partikel padat.
Dalam praktikum kali ini di amati beberapa peralatan pencampur bahan diantaranya
adalah planetary mixer, vertical double rotary mixer, single rotary mixer, molen mixer dan ribbon
mixer. Sehingga dapat menentukan peralatan yang tepat untuk masing-masing bahan sesuai
karakteristiknya

B. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis peralatan yang sesuai
dengan bahan yang cocok pada masing-masing peralatan tersebut dalam suatu industry dan
untuk mengetahui fungsi dan spesifikasi dari masing-masing peralatan pencampuran ( planetary
mixer,vertical double rotary mixer, single rotary mixer, molen mixer dan ribbon mixer)

BAB II
METODOLOGI
A. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan adalah alexanderwerk mixer, vertical double rotary mixer ,ribbon
mixer dan planetary mixer. Sedangakan bahan yang digunakan adalah tepung terigu 1 kg,
telur ayam1/4 kg, dan air 600 ml.
B. Metode

Tepung terigu,
telur dan air
dimasukkan

Dimixing sampai
homogen

Ditimbang
kembali

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Dari hasil pencampuran antara tepung, telur dan air di dalam mixer jenis ribbon
didapatkan bahwa campuran tersebut menjadi homogen dan beratnya bertambah menjadi 1490
gram.
B. Pembahasan
Pencampuran merupakan proses mencampurkan satu atau lebih bahan dengan
menambahkan satu bahan ke bahan lainnya sehingga membuat suatu bentuk yang seragam dari
beberapa konstituen baik cair-padat, padat-padat, maupun cair-gas. Komponen yang jumlahnya
lebih banyak lebih banyak disebut fase kontinyu dan yang lebih sedikit disebut fase disperse.
(Fellows, 1988)
Menurut Kusdarini (1997), tujuan pencampuran dengan menggunakan alat pencampur
adonan (mixer) adalah untuk memperoleh adonan yang elastis dan menghasilkan pengembangan
gluten yang diinginkan. Alat pencampur ini terdiri dari tempat untuk menampung bahan dan as
stainless steel. As stainless steel yang bercabang tegak lurus berfungsi untuk mencampurkan
bahan baku yang berputar akibat adanya puli penggerak. Batang-batang pengaduk tersebut akan
memecah dan mengaduk bahan dengan meningkatkan pengacakan dan distribusi bahan, sehingga
terjadi pencampuran. Campuran tersebut akan membentuk adonan yang kompak dan uniform.
Prinsip pencampuran bahan banyak diturunkan dari prinsip mekanika fluida dan
perpindahan bahan, karena pencampuran bahan akan ada bila terjadi gerakan atau perpindahan
bahan yang akan dicampur baik secara horizontal ataupun vertikal. Ada dua jenis pencampuran,
yaitu (1) pencampuran sebagai proses terminal sehingga hasilnya merupakan suatu bahan jadi
yang siap pakai, dan (2) pencampuran merupakan proses pelengkap atau proses yang
mempercepat proses lainnya seperti pemanasan, pendinginan atau reaksi kimia Pada proses
pencampuran diharapkan tercapai suatu derajat keseragaman tertentu.
Derajat keseragaman ini berbeda-beda tergantung pada tujuan pencampuran yaitu
keseragaman dalam konsentrasi satu macam bahan atau lebih, keseragaman suhu, atau
keseragaman fisik tepung. Pencampuran ini dapat terjadi antara bahan solid-solid, solid-liquid,

solid-gas, liquid-liquid, liquid-gas, dan gas-gas (Handoko, 1992). Mixer merupakan salah satu
alat pencampur dalam sistem emulsi sehingga menghasilkan suatu dispersi yang seragam atau
homogen. Terdapat dua jenis mixer yang berdasarkan jumlah propeler-nya (turbin), yaitu mixer
dengan satu propeller dan mixer dengan dua propiller. Mixer dengan satu propeller adalah mixer
yang biasanya digunakan untuk cairan dengan viskositas rendah. Sedangkan mixer dengan dua
propiller umumnya diigunakan pada cairan dengan viskositas tinggi. Hal ini karena satu
propeller tidak mampu mensirkulasikan keseluruhan massa dari bahan pencampur (emulsi),
selain itu ketinggi emulsi bervariasi dari waktu ke waktu (Suryani, dkk., 2002).
Peralatan pencampur dapat dibagi atau diklasifikasikan atas beberapa kategori, yaitu:

Berdasarkan jenis bahan yang dicampur yaitu alat pencampur liquid, alat pencampur

padat, dan alat pencampur pasta


Berdasarkan jenis agitator, yaitu double cone mixer, ribbon blender, planetary mixers, dan
propeller mixers
a. Ribbon Blender
Ribbon Blender merupakan salah satu alat pencampur dalam sistem emulsi sehingga
menghasilkan suatu dispersi/ adonan yang seragam atau homogen. Sumber tenaga pada Ribbon
Blender berfungsi sebagai penggerak dalam proses pengadukan. Tenaga dari motor penggerak
untuk pengaduk ditransmisikan secara langsung dengan menggunakan besi.
Pengaduk itu sendiri memiliki fungsi untuk mengalirkan bahan dalam alat pengaduk yang
bergerak dan wadah yang diam. Pengaduk juga berfungsi untuk mengaduk selama proses
penampungan dan untuk menghindari pengendapan. Proses pencampuran adonan dengan Ribbon
Blender bertujuan untuk memperoleh adonan yang elastis dan menghasilkan pengembangan
gluten yang diinginkan.
Alat ini dapat dicoba dan digunakan pada batch yang konsisten serta pencampurannya
kontinue untuk bahan bubuk (tepung) dan granula. Gardner Ribbon Mixers mudah dibersihkan
sehingga mudah untuk digunakan kembali.
Spesifikasi :
-

Desain higienis

Kapasitas antara 3.5 sampai 20.000 liter

Dibuat berdasarkan permintaan konsumen


bak

Motor listrik

impeller

GAMBAR RIBBON BLENDER


Keuntungan :
Waktu pencampurannya cepat dan pemeliharaan alat mudah
Bahan dengan ukuran kecil dapat didispersikan secara homogen tanpa membutuhkan
perlakuan pencampuran terlebih dahulu.
b. Double Cone Mixer
Alat

ini

merupakan

alat

pencampur

sederhana,

penggunaan

energi

dalam

pencampurannya kecil dan cocok digunakan untuk mencampur bahan yang halus dan rapuh.
Spesifikasi alat :
-

Kapasitasnya antara 2 samapai 100.000 liter

Desainnya higienis dengan segel diluar alat

Muatannya bekerja secara otomatis melalui pneumatic conveying system


Dibuat berdasarkan permintaan konsumen

GAMBAR DOUBLE CONE MIXER

(http://www.snowtechpro.com/product1.htm)
Keuntungan :

Mudah digunakan untuk bahan-bahan halus


Higienis dan mudah dibersihkan
Prinsip kerjanya seperti KEMUTECs dengan multi shear deflector plate untuk perbaikan

efesiensi sehingga granula dan bubuk (tepung) bebas mengalir


Kehilangan produk dapat diminimalkan

c. Planetary Mixer
Karakteristik proses pencampuran pada planetary mixer antara lain: (1) Bahan padat
dapat mengalir; (2) Prinsip hampir sama dengan pencampuran bahan viscous; (3) Membutuhkan
tenaga yang lebih ringan/kecil dari pada pencampuran bahan pasta; (4) Tidak ada aliran bahan ke
pengaduk dengan sendirinya. Kemudian cara kerja dari alat ini adalah kocokan mekanik, angkat
dan jatuhkan dan menggelindingkan bahan.
Planetary ini bekerja berdasarkan teori perputaran planet, dimana beater berputar
mengitari bowl, dimana bowl tidak berputar. Sehingga menghasilkan adonan yang rata dan
lembut. Prinsip kerja alat ini adalah dengan berputarnya impeller untuk mencampur bahan
sedangkan wadahnya tetap diam. Bahan-bahan yang akan dilakukan pencampurkan dimasukkan
ke wadah melalui celah lubang yang tersedia pada mesin tersebut. Setelah itu mesin dapat
dijalankan dengan menekan tombol on untuk memulai proses pencampuran. Pengaduk yang
digunakan beraneka ragam sesuai dengan jenis bahan yang diolah
VERTICAL DOUBLE ROTARY MIXER

001/KNRT Rusnas DPP/2007


Model: HLD 50
Input: 1.00 W
Whisk Speed: 162 rpm

Rated Power
impeller

Rated Voltage

: 220 V
Cask Speed: 11 rpm
Frequency: 50 Hz
Motor Power: 1500 W
GAMBAR Planetary Mixer
Degree: 1P x 1
Machine No: 0011

Wadah yang
Rated

ikut berputar

Materproof

Dari hasil pencampuran tepung terigu, telur, dan air pada praktikum kali ini, didapatkan
hasil bahwa dengan tepung sebanyak 1 kg, telur seberat kg (3 butir), dan air 600 ml hasil yang
terjadi adalah padatan yang telah homogen antara tepung, telur dan air tadi seberat 1490 gram.
Hasil ini dikarenakan berat dari ketiga bahan telah terakumulasi dan bercampur.
Mesin mixer banyak digunakan di berbagai industri pengolahan yang membutuhkan
campuran dari berbagai bahan yang berbeda. Seperti pada industry roti, mie, susu bubuk, tepung
bumbu, kosmetik, sabun bahkan pakan ternak. Karena mesin ini sangat dibutuhkan di berbagai
industry, maka banyak modifikasi mesin mixer sesuai kebutuhan dari industri yang
bersangkutan.

Sehingga banyak jenis-jenis mesin mixer baru yang ada dipasaran hasil

modifikasi dari industri.

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Proses pencampuran merupakan salah satu proses yang penting dan sering dijumpai
dalam sebagian besar industri. Pada proses inilah sebagian besar produk dihasilkan. Mesin yang
biasa digunakan unuk proses pencampuran ini disebut mixer. Bila dilihat dari segi fungsinya,
mixer dapat digolongkan sebagai mesin pengolah. Pada praktikum peralatan yang digunakan
adalah planetary mixer, double rotary mixer, ribbon blender.

Planetary Mixer merupakan alat pencampuran bahan viskous, seperti pasta. Prinsip
penerapan untuk mencampur bahan dengan viskositas yang tinggi dan berbentuk pasta

adalah kinerja yang tergantung pada kontak langsung antara material pencampur dengan

bahan yang akan dicampur.


Ribbon Blender merupakan salah satu alat pencampur dalam sistem emulsi sehingga
menghasilkan suatu dispersi/ adonan yang seragam atau homogen. Proses pencampuran
adonan dengan Ribbon Blender bertujuan untuk memperoleh adonan yang elastis dan
menghasilkan pengembangan gluten yang diinginkan.

Double Cone Mixer Alat ini merupakan alat pencampur sederhana, penggunaan energi
dalam pencampurannya kecil dan cocok digunakan untuk mencampur bahan yang halus
dan rapuh. Pada praktikum pada perputaran di dalam, didapatkan hasil tepung yang tidak
merata. Pada sampel yang diambil pada pinggir mixer dihasilkan sampel yang merata dari
pertama. Hasil ini didapatkan karena tidak meratanya pencampuran pada tengah mixer,
hal ini mungkin disebabkan karena kurang banyaknya tepung yang digunakan

B. Saran
Agar praktikum dapat berjalan lebih baik, ketersediaan alat dan bahan yang dibutuhkan
pada praktikum harus diperhatikan, serta tersedia dengan keadaan yang siap dipakai dan selalu
menjaga kebersihannya, sehingga praktikum dapat berjalan lancar dan praktikan dapat
memahami topik dengan lebih baik

DAFTAR PUSTAKA
Fellow, P.J.1988. Food Processing Technology. Principle and Practice. Ellis Horwood. New York.
Handoko, Djarot. 1992. Perancangan dan Pengujian Performansi Prototipe Alat Pengaduk Dodol.
Skripsi. FATETA, IPB, Bogor.
Kusdarini, Endang. 1997. Kajian Kinerja Mesin Pengolah Kue Bawang. Skripsi. FATETA, IPB,
Bogor.

Suryani, A., Illah Sailah, dan Erliza Hambali. 2002. Teknologi Emulsi. Departemen Teknologi
Industri Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Anda mungkin juga menyukai