a. Tahap inisial
Tahap inisial ditandai dengan munculnya lesi demineralisasi yang seperti
kapur dan berwarna opak pada permukaan gigi incisivus desidui maksila pada saat
anak berumur antara sepuluh sampai dua puluh bulan, bahkan bisa terjadi pada anak
dibawah usia tersebut. Pada tahap ini dapat dilihat gambaran garis yang khas di regio
servikal pada permukaan vestibular dan palatal dari gigi incisivus maksila.
Lesi karies yang terjadi pada tahap ini bersifat reversibel. Namun, orang tua
dan dokter sering kali mengabaikannya. Lesi ini dapat didiagnosis dengan jelas
setelah seluruh permukaan gigi dikeringkan.
b. Tahap kedua
Tahap kedua terjadi pada saat anak mencapai usia enam belas sampai dua
puluh empat bulan. Pada tahap ini dentin sudah mulai terinfeksi ketika lesi putih
berkembang dengan cepat sehingga mengakibatkan kerusakan yang parah pada
permukaan enamel. Dentin terpapar dan terlihat lunak serta berwarna kuning. Molar
desidui maksila terkena lesi inisial pada permukaan servikal, proksimal dan oklusal.
Pada tahap ini anak mulai merasakan keluhan terhadap sensitifitas makanan
atau minuman dingin. Orang tua mulai memperhatikan dan merasa terganggu dengan
perubahan warna gigi anak.
c. Tahap ketiga
Tahap ini terjadi saat usia anak 20-36 bulan. Lesi sudah luas pada salah satu
insisivus maksila dan pulpa sudah teriritasi. Anak akan mengeluh sakit saat
mengunyah dan menyikat gigi. Pada malam hari anak akan merasa kesakitan spontan.
Pada tahap ini, molar desidui maksila pada tahap kedua sedangkan gigi molar
desidui mandibula dan kaninus desidui maksila pada tahap inisial.
d. Tahap keempat
Tahap ini terjadi ketika anak sudah berusia 30-48 bulan. Mahkota gigi anterior
maksila sudah fraktur akibat dari rusaknya enamel dan dentin. Pada tahap ini
insisivus desidui maksila biasanya sudah nekrosis dan molar desidui maksila berada
pada tahap tiga. Molar kedua desidui dan kaninus desidui maksila serta molar
pertama desidui mandibula pada tahap kedua. Anak sangat menderita, susah
mengekspresikan rasa sakitnya, susah tidur, dan tidak mau makan
Karies terdapat pada lebih dari dua permukaan gigi rahang atas dan karies tidak ditemukan pada gigi
posterior.
Dua
atau
lebih
permukaan
gigi
anterior
atas
menderita
rahang
karies,
ditemukan satu atau lebih gigi dengan pulpa terbuka, dan karies telah terlihat pada gigi
anterior rahang bawah.
Dampak
Apabila gigi sulung tidak dapat dipertahankan lagi, kemudian harus mengalami
pencabutan sebelum waktu tanggalnya. Tanggal prematur gigi sulung menyebabkan
gigi permanen yang akan tumbuh tidak mempunyai petunjuk sehingga sering salah
arah dan mengakibatkan migrasi gigi tetangga. Rahang juga akan mengalami
penyempitan, akibatnya tidak cukup untuk menampung semua gigi dalam susunan
yang teratur. Hal ini menyebabkan gigi menjadi berjejal atau susunan gigi menjadi
tidak beraturan. Selain itu, tanggal prematur juga dapat mengakibatkan terjadinya
perubahan hubungan oklusi. Jika gigi sulung tanggal terlalu dini, maka gigi permanen
penggantinya juga akan erupsi lebih cepat atau lebih lambat karena mengerasnya
gingival (Andlaw & Rock, 1992).
Sumber :
Zafar, Sobia dkk. Early Childhood caries : etiology, clinical considerations, consequences
and management. New Zealand : University of Otago