Fasor Sistem Tiga Fasa1
Fasor Sistem Tiga Fasa1
Analisis
Rangkaian Listrik
Di Kawasan Fasor
ii
BAB 5
Sistem Tiga Fasa
Pembahasan sistem tiga fasa ini akan membuat kita
5-1
+
VB +
VC
120o
VA
V A
120
V B
5-2
C
+
VB +
VC
+
C
VAB
A
C
N
VA
V A = V fn 0 o
VB = V fn 120 o
(5.1)
VC = V fn 240 o
Tegangan antara fasa dengan fasa kita sebut tegangan fasa-fasa yaitu
VAB , VBC , dan VCA yang fasor-fasornya adalah
V AB = V A + V B = V A VB
VBC = VB + V C = V B VC
(5.2)
V AB = V A VB = V fn 0 o V fn 120 o
3
1
3
3
= V fn + j
= V fn (1 + j 0) V fn j
2
2
2
2
(5.3)
= V fn 330 o
5-3
Im
VCA
VC
V AB
30o
o
30
Re
V A
V B 30o
V BC
VBC = V fn 3 90 o
VCA = V fn 3 210 o
(5.4)
V ff = V fn 3
(5.5)
5-4
V A = 22030 0 V ;
V AB = 380 + 60 0 V;
VB = 220 90 0 V ;
VBC = 380 60 0 V;
IB
IA
I
IC
Z
C
IA =
V A
V
V
; I B = B ; I C = C
Z
Z
Z
(5.6)
Dalam persamaan (5.6) VA
, VB
, dan VC adalah tegangantegangan fasa yang berbeda fasa 120o satu terhadap lainnya. Karena
tegangan ini dibagi oleh Z yang sama untuk mendapatkan arus fasa,
jelaslah bahwa masing-masing arus fasa akan tergeser dengan sudut
yang sama dari tegangan fasa yang bersangkutan.
Jika kita tetap menggunakan VA
sebagai referensi maka
IA =
o
V fn
VA V fn 0
=
=
= If
Z
Z
Z
IB =
o
V fn
VB V fn 120
=
=
(120o ) = I f ( 120o )
Z
Z
Z
IC =
o
V fn
VC V fn 240
=
=
(240o ) = I f ( 240o )
Z
Z
Z
(5.7)
Persamaan (5.7) memperlihatkan bahwa arus-arus fasa mempunyai
amplitudo sama, dan satu sama lain berbeda fasa 120o. Diagram
fasor tegangan dan arus diperlihatkan pada Gb.5.5.
5-5
I A + I B + IC = 0
(5.8)
Jika kita aplikasikan HAK untuk titik netral pada Gb.5.4., maka
I + I A + I B + IC = 0
sehingga
(5.9)
I = I A + I B + IC = 0
Im
VC
IC
IB
Re
V A
IA
V B
(5.10)
+ (V fn ) 240 ( I f 240 + )
= 3V fn I f = 3V fn I A
S 3 f = V ff I A 3
5-6
(5.11)
P3 f = V ff I A 3 cos = S 3 f cos
Q3 f = V ff I A 3 sin = S 3 f sin
(5.12)
V fn =
V ff
3
380
= 220 V
IA =
V A 2200 o 2200 o
=
=
= 44 36,8 o A
o
Z
3 + j4
536,8
o
Daya rata-rata: P3 f = 29 cos 36.8 = 23,2 kW
o
Daya reaktif: Q3 f = 29 sin 36.8 = 17,4 kVAR
P3 f == 3 4 44 2 = 23,2 kW dan
Q3 f = 3 3 44 2 = 17,4 kVAR
Ternyata hasilnya sesuai dengan hasil sebelumnya.
I AB
I CA
I BC
IC
Gb.5.6. Beban terhubung . Arus saluran Arus fasa
ZY =
Z
3
(5.13)
dengan catatan bahwa bebannya seimbang. Setelah ditransformasikan menjadi hubungan Y arus-arus saluran serta daya total dapat
kita hitung.
Jika kita perlu menghitung arus maupun daya di tiap fasa dalam
keadaan beban tetap terhubung , kita memerlukan formulasi
hubungan antara arus-arus fasa IAB , IBC , ICA dengan tegangantegangan fasa VAB, VBC , dan VCA. Dari Gb.5.6. terlihat bahwa
5-8
I AB =
V AB
;
Z
I BC =
VBC
;
Z
I CA =
VCA
Z
(6.14)
I A = I AB I CA ;
I B = I BC I AB ;
I C = I CA I BC
(5.15)
Diagram fasor tegangan dan arus untuk beban yang terhubung ini,
dengan mengambil VAB sebagai referensi, terlihat pada Gb.5.7.
Im
VCA
I CA
Re
I BC
I AB
V AB
I CA
V BC
IA
o
V ff
V AB V ff 0
=
=
Z
Z
Z
I BC = I AB 120 o ;
I CA = I AB 240
(5.16)
I A = I AB 3( 30 o ) = I f
3( 30 o )
I B = I BC 3( 150 o ) = I f
3( 150 o )
I C = I CA 3( 270 o ) = I f
3( 270 o )
(5.17)
5-9
S 3 f = 3 V AB I *AB = 3 V ff 0 o I f = V ff I A 3
(5.18)
P3 f = V ff I A 3 cos = S 3 f cos
Q3 f = V ff I A 3 sin = S 3 f sin
(5.19)
S 3 f = V ff I A 3
Jadi tanpa melihat bagaimana hubungan beban, daya kompleks yang
diberikan ke beban adalah
S 3 f = V ff I A 3
(5.20)
5-10
V A =
380
3
IB
VC
I AB
IC
I BC
A
I CA
V AB
I CA
IA
V B
I BC
Re
V A
I AB
V B
V AB = V A 3( A + 30 o ) = 38030 o
VBC = 380 90 o
VCA = 380 210 o
Arus-arus fasa adalah
I AB =
V AB 38030 o 38030 o
=
=
= 76 6,8 o A
Z
4 + j3
536,8 o
5-11
P3 f = 3 R I AB
Q3 f = 3 X I AB
= 3 4 (76) 2 = 69,3 kW
2
= 3 3 (76) 2 = 52 kVAR
Jika kita bandingkanlah besarnya arus saluran, arus fasa, dan daya
tiga fasa yang diserap beban pada hubungan Y dan pada dua
contoh 5.2 dan 5.3 kita peroleh gambaran seperti dalam tabel
berikut.
Hubungan Y
Hubungan
Arus saluran Is
|IA| = 44 A
|IA| = 131,6 A
|IA| = 44 A
|IAB| = 76 A
29 kVA
86,64 kVA
Dari tabel ini terlihat bahwa pada hubungan Y arus fasa maupun
arus saluran serta daya lebih rendah dari arus dan daya pada
hubungan .
Inilah prinsip starter Y- untuk motor asinkron.
Motor di-start pada hubungan Y kemudian hubungan diubah ke
setelah motor berjalan. Dengan demikian arus pada waktu start tidak
terlalu tinggi.
CO TOH-5.4: Sebuah beban seimbang terhubung Y. Arus di fasa
A adalah IA= 10030o A rms , dan tegangan jala-jala VAB =
38030o V rms. Tentukanlah impedansi per fasa.
Penyelesaian :
Hubungan beban adalah seperti gambar berikut.
5-12
IB
380 V
IA
A
IC
Z
C
V
380
V A = AB ( v 30 o ) =
(30 o 30 o ) = 2200 o V
3
3
Impedansi per fasa adalah
Z=
V A
IA
2200 o
100 30 o
IB
IA
B
IBC
A
IC
Penyelesaian :
IAB
ICA
I
100
(30 o + 30 o ) = 57,70 o
I AB = A ( i + 30 o ) =
3
3
Impedansi per fasa
Z=
V AB
I AB
38030 o
57,70
5-13
S 3 f = 3V fn I f* = 3 V fn v I f i = 3V fn I f ( v i )
S 3 f = 3V fn I f = V ff I f
Is = I f =
S3 f
=
3
V ff
50000
= 60 A
480 3
b). Karena faktor daya juga diketahui, maka dengan mudah kita
dapat menghitung daya rata-rata P dan daya reaktif Q.
Kemudian dari nilai yang didapat ini kita menghitung resistansi
dan reaktansi beban
P = S 3 f cos = 50 0,9 = 45 kW ;
Q = S 3 f sin = 50 0,436 = 21,8 kVAR
S 3 f = 45 + j 21,8 kVA
S per
5-14
fasa
S3 f
3
= 15 + j 7,3 kVA
R = 4,16 ; X = 2,03 .
CO TOH-5.7: Sebuah beban 100 kW dengan faktor daya 0,8
lagging, dihubungkan ke jala-jala tiga fasa dengan tegangan
fasa-fasa 4800 V rms. Impedansi saluran antara sumber dan
beban per fasa adalah 2 + j20 . Berapakah daya kompleks
yang harus dikeluarkan oleh sumber dan pada tegangan berapa
sumber harus bekerja ?
IS
VS
Z = 2+j20
IB
VB
b
e
b
a
n
100 kW
4800 V
cos = 0,9 lag
Penyelesaian :
Dalam persoalan ini, beban 100 kW dihubungkan pada jala-jala
4800 V, artinya tegangan beban harus 4800 V. Karena saluran
antara sumber dan beban mempunyai impedansi, maka sumber
tidak hanya memberikan daya ke beban saja, tetapi juga harus
mengeluarkan daya untuk mengatasi rugi-rugi di saluran.
Sementara itu, arus yang dikeluarkan oleh sumber harus sama
dengan arus yang melalui saluran dan sama pula dengan arus
yang masuk ke beban, baik beban terhubung Y ataupun .
Daya beban :
PB = 100 kW = S B cos
SB =
100
= 125 kVA
0,8
5-15
PB = V B I B cos 3 I B =
100
4800 0,8 3
= 15 A
2
= 3ZI sal
Jadi
Dari daya total yang harus dikeluarkan oleh sumber ini kita
dapat menghitung tegangan sumber karena arus yang keluar
dari sumber harus sama dengan arus yang melalui saluran.
S S = VS I S 3 = VS I B 3
SS
134,5 1000
VS =
=
= 5180 V rms
IB 3
15 3
5.3. Diagram Satu Garis
Diagram saru garis juga digunakan untuk menggambarkan
rangkaian tiga fasa dengan model satu fasa. Dalam model satu fasa
ini, tegangan yang diambil adalah tegangan fasa-netral dan arusnya
adalah arus fasa.
CO TOH-5.8: Dua buah beban dihubungkan ke sumber seperti
digambarkan dalam diagram berikut ini. Saluran antara sumber
dan beban pertama memiliki impedansi Z1 = R1 + jX 1 , dan
antara beban pertama dan kedua Z 2 = R2 + jX 2 . Tegangan,
daya, dan faktor daya masing-masing beban dicantumkan dalam
gambar (faktor daya lagging). Gambarkan secara skematis
5-16
Z1 = R1 + jX1
Z2 = R2 + jX2
V1fn
cos1
VS
V2fn
cos2
Penyelesaian:
Dengan tegangan beban ke-dua digunakan sebagai referensi,
maka
V2 = V2 0 o , I 2 = I 2 o2
Arus di saluran yang menuju beban ke-dua adalah:
Il2 = I 2
Tegangan jatuh di saluran yang menuju beban ke-dua adalah
V2 = Z 2 I l 2 = ( R 2 + jX 2 ) I l 2
Tegangan di beban pertama V1 menjadi:
V1 = V2 + V2
Arus beban pertama I1 adalah 1 di belakang V1.
Arus di saluran yang menuju beban pertama adalah:
I l1 = I l 2 + I1
Tegangan jatuh di saluran pertama adalah:
V1 = ( R1 + jX 1 ) I l1
Tegangan sumber adalah:
Vs = V1 + V1
Diagram fasor tegangan adalah sebagai berikut:
5-17
Vs
V1
2
I 2 = Il2
1 I
1
I l1
R1 I l1
j I l1 X 1
jI l 2 X 2
V2
R2 Il2
Soal-Soal
1. Jika tegangan fasa-netral pada suatu rangkaian tiga fasa ABC
yang terhubung Y adalah 220 V rms, tuliskan fasor-fasor
tegangan fasa-netral dan tegangan fasa-fasa dengan mengambil
tegangan fasa-netral VA sebagai fasor referensi. Urutan fasa
adalah positif. Gambarkan pula diagram fasor tegangan-tegangan
tersebut.
2. Jika tegangan fasa-fasa dalam suatu rangkaian tiga fasa ABC
yang terhubung Y adalah 380 V rms, tuliskan fasor-fasor
tegangan fasa-netral dan tegangan fasa-fasa dengan mengambil
tegangan fasa-fasa VAB sebagai fasor referensi. Urutan fasa
adalah positif. Gambarkan pula diagram fasor tegangan-tegangan
tersebut.
3. Jika arus fasa dalam suatu rangkaian tiga fasa ABC yang
terhubung adalah 22 A rms, tuliskan fasor-fasor arus fasa dan
arus fasa saluran dengan mengambil arus fasa IAB sebagai fasor
referensi. Urutan fasa adalah positif. Gambarkan pula diagram
fasor arus-arus tersebut.
4. Suatu beban tiga fasa seimbang terhubung Y mempunyai
impedansi per fasa 8 + j6 , dihubungkan pada jaringan tiga fasa
ABC yang bertegangan fasa-fasa 380 V rms. Urutan fasa positif.
Hitung arus saluran dan gambarkan diagram fasor arus saluran
dengan mengambil tegangan fasa-netral VA sebagai referensi.
Berapakah daya kompleks total yang diserap beban ?
5. Suatu beban tiga fasa seimbang terhubung mempunyai
impedansi per fasa 2030o , dihubungkan pada jaringan tiga
fasa yang bertegangan fasa-fasa 380 V rms. Urutan fasa positif.
5-18
5-19
12. Sebuah beban tiga fasa mempunyai impedansi per fasa 9 + j21
, ber-operasi pada tegangan fasa-fasa 380 Vrms. Beban ini
dicatu dari sumber melalui saluran yang impedansinya 2 + j4
per fasa. Hitunglah daya yang diberikan oleh sumber dan daya
yang diserap beban jika: (a) beban dihu-bungkan Y; (b) beban
dihubungkan .
13. Sebuah pabrik dicatu dari jaringan tiga fasa , 380 V rms (f-f), 50
Hz. Beban terdiri dari 10 buah motor induksi, masing-masing
10 HP dengan efisiensi 85% pada beban penuh dan faktor daya
0,85 lagging, dan 800 buah lampu pijar masing-masing 50 W,
220 V. Dengan menganggap semua beban seimbang, dan
seluruh motor beroperasi dan seluruh lampu menyala, hitunglah
daya dan faktor daya total seluruh beban.
14. Sebuah beban tiga fasa menyerap daya kompleks sebesar S = 16
+ j12 kVA dan beroperasi pada tegangan fasa-fasa 440 V rms.
(a) Tentukan besarnya arus saluran. (b) Jika impedansi saluran
(antara sumber dan beban) adalah Zs = 0,6 + j4 per fasa,
berapakah daya yang diserap saluran ? (c) Berapakah tegangan
sumber ?
5-20
Lampiran I
Resistor
Rangkaian pemroses energi maupun pemroses sinyal memerlukan
resistor yang sedapat mungkin murni. Gejala adanya induktansi
maupun kapasitansi pada piranti ini harus diusahakan sekecil
mungkin. Resistor juga harus mempunyai koefisien temperatur yang
rendah agar dalam operasinya perubahan nilai resistansi sebagai
akibat kenaikan temperatur masih dalam batas-batas yang dapat
diterima. Nilai resistansi yang diperlukan dalam rangkaian listrik
bisa tinggi bahkan sangat tinggi, terutama dalam rangkaian
elektronika, antara 103 sampai 108 . Sementara itu material yang
sesuai untuk membangun resistor mempunyai resistivitas kurang
dari 106 m. Oleh karena itu dikembangkan konstruksi serta caracara pembuatan resistor yang dapat memenuhi persyaratanpersayaratan teknis (termasuk dimensi) serta
pertimbanganpertimbangan ekonomis.
I.1. Konstruksi
L-2
24
51
12
13
5; 10
27
30
5; 10
56
5; 10
62
15
5; 10; 20
33
5; 10; 20
68
5; 10; 20
16
36
75
18
20
5; 10
39
5; 10
82
5; 10
43
91
Toleransi %
5; 10; 20
1/8; ; ; 1; 2
1; 2; 5
1/2 2
0.01 1
1/20 1/4.
0.1 2
1; 2; 5; 10; 25
Tabel-I.3: Potensiometer
Type & Nilai Numerik
Toleransi %
10
Komposit: 50 - 5 M
Lapisan Logam:
2,5
50 - 10 k
Kawat gulung:
2,5
10 - 100 k
Daya [W]
Daya [W]
2
0,5 1
1 1000
L-3
L-4
Lampiran II
Kapasitor
Dalam rangkaian listrik kapasitor dapat melakukan berbagai fungsi,
misalnya kopling kapasitif, pemisahan tegangan bolak-balik dan
tegangan searah, filtering (penapisan) dan penyimpanan energi.
Kapasitor melewatkan arus bolak-balik tetapi menahan arus searah
sehingga ia dapat mengkopel arus bolak-balik antara satu bagian
rangkaian dengan bagian lainnya sementara arus searah di kedua
bagian tersebut dipisahkan. Nilai kapasitor juga dapat dipilih
sedemikian rupa guna memilah frekuensi yang berbeda. Sebagai
penyimpan muatan ia dapat dimanfaatkan misalnya pada lampu kilat
kamera.
II.1. Efisiensi Volume
Efisiensi volume merupakan ukuran kapasitansi yang mungkin
diperoleh untuk suatu ukuran (dimensi) tertentu. Untuk kapasitor
pelat paralel dengan luas A dan jarak elektroda d (yang berarti juga
tebal dilistrik = d), serta permitivitas relatif dilistrik adalah r, maka
kapasitansi adalah
A
d
dan efisiensi volume adalah C/volume
C = r 0
C
C
=
= r 0
volume Ad
d2
(II.1)
(II.2)
Dari (II.2) dan (II.3) kita dapat menentukan kerapatan energi dalam
dilistrik yang diperkenankan, yaitu
2
r 0 E b2
Cd 2 r 0Vk
=
=
r0
2d 2
2 2
(II.4)
Persamaan (II.4) menunjukkan bahwa dalam memilih dilistrik untuk
kapasitor tegangan tinggi faktor rEb2 perlu diperhatikan.
1
1
2
2
CV k volume = CVk
2
q
C
Vk
=
volume volume
= CVk .
(II.5)
d
dengan adalah resistivitas dilistrik.
(II.6)
A
Suatu kapasitor yang bermuatan Q0 akan melepaskan muatannya
melalui resistansi ini sesuai dengan relasi
Rc =
Q(t ) = Q0 e t / , dengan = Rc C
(II.7)
d r 0 A
= r 0
(II.8)
A
d
Resistansi Rc di atas adalah resistansi dari volume dilistrik. Untuk
kapasitor tegangan tinggi ( > 1kV ), kita harus memperhatikan pula
adanya resistansi permukaan antara elektroda.
= Rc C =
Rp
I tot
I Rp VC
Rs
Vtot
V Rs
VC
Gb.II.2. Rangkaian ekivalen kapasitor dengan resistor seri.
V
V tan tan
Rs = Rs = C
=
I Rs
IC
C
(II.10)
P = VC I Rp = VC I C tan = VC I C tan
(II.11)
(II.12)
tegangan
kapasitor
fungsi sinus
V
vC = Vmaks sin t , nilai efektif tegangan adalah VC = maks dan
2
persamaan (II.13) dapat pula ditulis sebagai
P=
dinyatakan
(II.13)
sebagai
1 2
Vmaks C tan
2
(II.14)
2
1 V maks r 0 tan
2
d2
1 2
E
r 0 tan
2 maks
L-8
(II.15)
(II.16)
*r = r jr = 1 j 0 .
Arus kapasitor dalam rumusan (II.16) terdiri dari dua komponen.
Komponen pertama adalah arus kapasitor tanpa rugi-rugi, dan
komponen kedua adalah arus yang sefasa dengan tegangan. Diagram
fasor arus ini terlihat pada Gb.II.3.
Im
IC
r C0VC
Re
r C 0 VC VC
Gb.II.3. Diagram fasor arus kapasitor.
r
= tan
r
(II.19)
P = r C 0VC2
(II.20)
(II.21)
(II.22)
L-10
digulung
elektroda
dielektrik
L-11
dielektrik
dielektrik
dielektrik
dielektrik
L-12
1 104 pF
Toleransi
%
5
Mika
1 10 pF
1; 2; 5
50500
Kertas
10 pF10 F
10
50400
Plastik
1 pF 1 F
2; 5; 10
50600
Keramik
10 10 pF
5; 10; 20
501600
Dilistrik
Rentang nilai
Gelas
1001250
dielektrik
dielektrik