Anda di halaman 1dari 174

PEDOMAN PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT ANTI NARKOBA (P4GN)


DALAM KEGIATAN KAMPANYE MEDIA,
PENJANGKAUAN DAN TEST URINE

PEDOMAN PELAKSANAAN
REHABILITASI 100.000 PENYALAH
GUNA NARKOBA TAHUN 2015
DALAM RANGKA MENJANGKAU 100.000
PENYALAH GUNA NARKOBA UNTUK
DIREHABILITASI

BADAN NARKOTIKA NASIONALDEPUTI BIDANG


PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
TAHUN 2015

KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR SAMBUTAN


DEPUTI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BNN
Drs. Bachtiar H. Tambunan, S.H., M.H.

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha


Esa atas terselesainya buku Pedoman Pemberdayaan
Masyarakat dalam Pencegahan dan Pemberantasan
Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)
dalam Rangka Menjangkau 100.000 Penyalah Guna
Narkoba untuk Direhabilitasipelaksanaan rehabilitasi
100.000 penyalah guna narkoba tahun 2015 ini.
Buku pedoman ini berisi informasi petunjuk dan
pedoman bagaimana menjangkau pecandu dan korban
narkoba; dan test urine yang dilaksanakan bidang
pemberdayaan masyarakat BNN. Buku ini memandu
secara teknis dan organis bagaimana melakukan
penjangkauan dan test urine penyalah guna narkoba
agar bersedia secara sukarela direhabilitasi.
tentang tata cara pelaksanaan proses rehabilitasi
penyalah guna dari mulai penjangkauan, operasi razia,
assessmen dan pelayanan rehabilitasi.
Penyusunan buku pedoman ini merupakan salah satu
upaya
untuk
meningkatkan
kualitas
layanan
rehabilitasi
penyalah
guna
narkoba
terutama
kemudahan layanan akses dari mulai penjangkauan,
mendapatkan informasi terkinii tentang riwayat adiksi
melalui assessmen dan penetapan layanan rehabilitasi
rawat jalan atau rawat inap.
Sebagai sebuah panduan buku ini masih banyak
memerlukan penyempurnaan dalam pelaksanaan praktis
di lapangan. Untuk itu diharapkan dari setiap satuan
kerja di Badan Narkotika Provinsi/Kabupaten/Kota untuk

meleng-kapi pelaksa-aan praktis buku ini dengan


membuat Standar Prosedur Operasi (SPO) untuk
memudahkan pelaksanaannya.
Harapan kami, buku ini dapat memandu setiap
pelaksana kegiatan dari awal hingga akhir sehingga
layanan prima kepada penerima manfaat dapat
berjalan secara efektif, efisien, berdaya guna dan
berhasil guna menurunkan jumlah penyalah guna
narkobaNarkoba
dan
meningkatkan
layanan
rehabilitasi secara mudah, murah dan berkualitas.
Tim Penyusun

TIM PENYUSUN

Penanggun
g
jawab

: Drs. Bachtiar H. Tambunan, SH,


MH
Deputi Pemberdayaan Masyarakat

Ketua
Pelaksana

: Drs. Siswandi
Direktur PSM De-Dayamas BNN

Sekretaris

: Dik Dik Kusnadi, Bc.IP, S.Sos, MM

Anggota

: Tim Dayamas BNN


SAMBUTAN

DEPUTI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BNN


Drs. Bachtiar H. Tambunan, S.H., M.H.
Saya menyambut gembira atas prakarsa penerbitan
buku Pedoman Pemberdayaan Masyarakat dalam
Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan
Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) dalam Rangka
Menjangkau 100.000 Penyalah Guna Narkoba untuk
Direhabilitasi ini, sebagai bentuk layanan informasi
dan pengetahuan kepada pelaksana program, praktisi
dan masyarakat tentang pentignya upaya merehabilitasi penyalah guna Narkoba di Indonesia.
Sebagaimana diketahui, Indonesia berada dalam
darurat Narkoba, dimana estimasi jumlah penyalah
guna Narkoba coba pakai sebagai penyalah guna baru,
pada
hasil
Survey
BNN-Puslitkes
UI
(2014)
teridentifikasi meningkat, sementara jumlah penyalah

guna yang bisa dirawat baru terlayani sekitar 18.000


orang. Kondisi tersebut diperburuk lagi dengan
banyaknya persediaan Narkoba yang diselundupkan
dan diedarkan jaringan sindikat Narkoba di seluruh
Indonesia.
Oleh karena itu pemerintah melakukan percepatan
dalam tanggap darurat Narkoba Nasional dengan terus
menerus melakukan upaya agresif dan humanis dalam
P4GN, dimana sindikat kejahatan Narkoba terus
dilumpuhkan jaringannya secara agresif dan penyalah
guna Narkoba terus dipulihkan melalui upaya Gerakan
Nasional Merehabilitasi 100.000 Penyalah Guna
Narkoba, secara humanis dengan tidak dituntut pidana
jika penyalah guna melaporkan diri secara sukarela.
Untuk mencapai kedua tujuan tersebut, perlu upaya
yang
ter-integrasi
dan
komprehensif
dalam
menggerakkan
masyarakat
baik
oleh
Kalangan
pemerintah, swasta dan masyarakat. Untuk itulah buku
ini disusun agar dapat dipedomani.
TIM PENYUSUN

Penanggunjawab

Drs. Bachtiar H. Tambunan,


SH, MH
Deputi Pemberdayaan
Masyarakat

Ketua Pelaksana

Drs. Siswandi
Direktur PSM De-Dayamas
BNN

Wakil Ketua
Pelaksana

Sinta Dame Simanjuntak, MA


Direktur PA De-Dayamas BNN

Sekretaris

Dik Dik Kusnadi, Bc.IP, S.Sos,


MM

Anggota

Muh. Ali Azhar, SH, Msi


Agus Rahendra, SH
Nurnaningsih
Joko Purnomo, S.Sos, Msi
Prasetyo Hadi, M. Com
Hendrajid P. Widagdo

STRUKTUR ORGANISASI
DEPUTI BIDANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

KEPALA BNN

DR. Anang Iskandar, SH, MH

DAFTAR ISI

DEPUTI DAYAMAS BNN


Drs. Bachtiar H. Tambunan,
Kata
SH, MH
Pengantar..................................................................................
...........3
Sambutan Deputi Pemebrdayaan Masyarakat
DIREKTUR PSM
DIREKTUR PA
BNN..............................5
Struktur
Organisasi
Drs.
SiswandiDeputi Bidang Dayamas
Sinta Dame
BNN...............................6
Simanjuntak, MA
Daftar
Isi..............................................................................................
..........7
KASUBD
IT

BABLINGDI
I

KASUBD
IT

KASUBD
IT

MASY

LINJAMA

KASUBD
IT
MASY

PENDAHULUAN.......................................................................9
A.
KASI
KASI
KASI
KASI
KASI
KASI
KASI
KASI
NO Latar
KA
MON EV
MON
PETA
PETA
DIK
DIK
LING
LING
Belakang................................................................
N
SID
MASY
EV
ANA
ANA
FOR
NON
MAS
FOR
DESA
MAS
LISIS
......9JA
LISIS
IK
MAL
FOR
Y
MAS
MAS
MA
B.
Landasan
MAL
FO
KOTA
Y
Y
L
DESA
YKOT
Hukum................................................................1
R
0
C. Maksud dan
Tujuan............................................................11
D.KABID
Ruang
KASI
KELOMPO
CEMAS
CEMAS
Lingkup..................................................................
K
BNNP
BNNK
..11
JABFUNG
E. Sasaran .................................................................
................11
F. Pengertian..............................................................
...............12

G. Sistematika............................................................
................14
BAB I

PEDOMAN PELAKSANAAN KAMPANYE MEDIA........15


A. Pendahuluan .........................................................
............15
B. Ruang
Lingkup..................................................................
16
C. Tujuan Kampanye
Media.................................................16
D. Pengertian..............................................................
.............16
E. Prosedur dan
Kriteria........................................................20
F. Pembiayaan...........................................................
..............21
G. Supervisi................................................................
..............21
H. Keluaran dan
Manfaat.......................................................21

BAB II

PEDOMAN PELAKSANAAN PENJANGKAUAN.............23


A. Pendahuluan .........................................................
..............23
B. Ruang
Lingkup..................................................................
..23
C. Mekanisme Lapor
diri........................................................24
D. Organisasi dan Tanggung
Jawab......................................25
E. Alur Pelaksanaan
Penjangkauan......................................30
F. Prosedur.................................................................
..............32
G. Pembiyaaan...........................................................
...............33
H. Keluaran dan
Manfaat.......................................................34

BAB III

PEDOMAN PELAKSANAAN TEST


URINE........................35
A. Pendahuluan .........................................................
.............35
B. Ruang
Lingkup..................................................................
.35
C. Pelaksanaan Pengadaan Test
Urine.................................26
D. Pelaksanaan Test
Urine......................................................26
E. Pelaksanaan Pembinaan dan
Pengawasan......................40
F. Pelaksanaan
Pelaporan.......................................................42

BAB IV
PENUTUP....................................................................................
51
LAMPIRAN

DAFTAR ISI

Kata Pengantar Deputi


Dayamas..........................................................2
Tim
Penyusun.................................................................................
..........3
Struktur Organisasi Deputi Bidang Dayamas
BNN...........................4
Daftar
Isi............................................................................................
........5
BAB I

10

PENDAHULUAN..................................................................7
Latar Belakang.................................................................7
Landasan Hukum...........................................................8
Maksud dan Tujuan.......................................................9
Ruang Lingkup...............................................................9
Kebijakan BNN di Bidang RehabilitasiSasaran
..........................................................................10
Pengertian......................................................................10
TerminologiSistematika...........................................................
..........13
BAB I
PEDOMAN PELAKSANAAN KAMPANYE MEDIA...14
Pendahuluan ................................................................14
Ruang Lingkup.............................................................15
Tujuan Kampanye Media............................................15
Pengertian......................................................................15
Prosedur dan Kriteria...................................................19
Pembiayaan...................................................................20
Supervisi........................................................................21
Keluaran dan Manfaat.................................................21
BAB II
PEDOMAN PELAKSANAAN
PENGGERAKKANPENJANGKAUAN.......14
PengertianPendahuluan .........................................................
.......14
ProsedurRuang
Lingkup.............................................................14
Mekanisme Lapor diri.................................................14
komponenOrganisasi dan Tanggung
Jawab...............................15
tata laksanAlur Pelaksanaan
Penjangkauan................................20
Prosedur.........................................................................22
Kriteria.................................................................... .......23
Pembiyaaan...................................................................23
Keluaran dan Manfaat.................................................24
BAB III PEDOMAN PELAKSANAAN
RAZIA............................26
Pendahuluan ................................................................26
Ruang Lingkup.............................................................26
Organisasi dan Tanggung Jawab...............................26
Sasaran...........................................................................31

11

Tahap Pelaksanaan.......................................................31
Prosedur.........................................................................33
Alur Pelaksanaan Razia...............................................34
Kriteria.................................................................... .......35
Pembiyaaan...................................................................36
Keluaran dan Manfaat.................................................37
BAB IV PEDOMAN PELAKSANAAN REHABILITASI.............38
Pendahuluan ................................................................38
Ruang Lingkup.............................................................38
Organisasi dan Tanggung Jawab...............................38
Alur Pelaksanaan Rehabilitasi ...................................42
Kriteria.................................................................... ......44
Pembiyaaan...................................................................45
Keluaran dan Manfaat.................................................24
BAB III PEDOMAN PELAKSANAAN PENJANGKAUAN
Pengertian
Prosedur
komponen
tata laksana
BAB IV PETUN JUK TEKNIS PELAKSANAAN RAZIA
Pengertian
Prosedur
komponen
tata laksana
BAB V
PEDOMAN PELAKSANAAN ASSESSMENT
Pengertian
Prosedur
komponen
tata laksana
BAB V
PENUTUP.............................................................................46
DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

12

Sebagaimana amanat Presiden RI Bapak Ir. H. Joko


Widodo di Istana Negara pada peringatan Hari Anti
Narkotika Internasional, tanggal 26 Juni 2015, UGM
Yogyakarta, tanggal 9 Desember 2014 yang lalu,
bahwa permasalahan Narkoba di Indonesia bukan
hanya tanggungjawab BNN saja tetapi masalah
tersebut harus ditanggulangi secara bersama-sama
karena Indonesia sudah masuk dalam status
Negara Darurat NarkobaNarkoba.
Hal itu menegaskan bahwa semua komponen
bangsa harus bersiaga tentang bahaya narkoba
dimanapun berada. Narkoba telah merusak sendisendi kehidupan bangsa yang ancaman bahayanya
harus terus diwaspadai dengan peran serta
masyarakat.
Fakta
darurat
narkobaNarkoba
tersebut
teridentifikasi dari beberapa bukti, seperti hasil
Survey BNNK-UI (20144), bahwa diestimasikan
jumlah penyalahguna narkobaNarkoba di Indonesia
sebesar 2,1818% dari total populasi penduduk
Indonesia usia 10-59 tahun, dengan angka
meninggal per tahun 122.4000 orang, dimana
angka coba pakai narkoba (pengguna baru)
meningkat sebesar 12% dalam 4 tahun..
Tren penyalahgunaan narkoba yang berubah dari
penyalah-gunaan yang semula opiat (sebelum tahun
2010) menjadi penyalahgunaan ATS (amphetamine
types stimulant) sejak tahun 2010 menjadi faktor
sulitnya mengajak para penyalah guna untuk
direhabilitasi atau lapor diri pada layanan rehabilitasi
yang disediakan pemerintah.
Oleh karena itu pemerintah terus berupaya
mempermudah akses pelayanan rehabilitas bagi
penyalah guna narkoba, baik yang bersifat sukarela
(lapor diri), menjangkau penyalah guna, pembinaan

13

deteksi dini narkoba (melalui tes urine) maupun


melalui paksaan dengan menggelar razia-razia di
tempat yang teridentifikasi sebagai target pasar
narkoba, seperti di tempat-tempat hiburan malam.
Ber ton-ton jumlah narkoba dipasok sindikat narkoba
di berbagai wilayah melalui entry point di setiap
wilayah negara kita.
Penyalah guna narkoba menjadi hidden population
(popu-lasi tersembunyi) yang keberadaan mereka
baik di lingkungan pendidikan, lingkungan kerja,
lingkungan masyarakat di kawasan perkotaan dan
perdesaan sulit
dihitung, sehingga diperlukan
terobosan dalam penjang-kauan mereka melalui
upaya peningkatan kesadaran lapor diri penyalah
guna (voluntary) maupun melalui paksaan dengan
ditangkap aparat (compulsary).
Oleh karena itu, Pemerintahan terpilih telah
menyatakan perang terhadap terhadap sindikat
narkoba dengan ditandai pelaksanaan eksekusi
mati sindikat narkoba dan terus mengurangi
permintaan dengan berupaya mereha-bilitasi
minimal 100.000 penyalah guna narkoba ke panti
rehabilitasi melalui peningkatan kesadaran melapor
diri pecandu, meningkatkan layanan institusi wajib
lapor, menambah kapasitas panti rehabilisi dan
meningkat lembaga pemerintah dan komponen
masyarakat untuk berperan aktif mendukung upaya
merehabilitasi ini.
B. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang
Kesejahteraan Sosial.
2. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang
NarkobaNarkoba.
3. Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun
tentang Badan Narkotika Nasional.

14

2010

4. Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2011


tentang Wajib Lapor Pecandu Narkotika.
5. Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia
Nomor 3 tahun 2012 Tentang Standar Lembaga
Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan
Narkotika, Psiko-tropika, dan Zat Adiktif Lainnya.
6. Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia No.
26 Tahun 2012 tentang Standar Rehabilitasi
Sosial
Korban
Penyalahgunaan
Narkotika,
Psikotropika, dan Zat Adiktif Lainnya
7. Peraturan Kepala BNN Nomor 16 Tahun 2014
tentang Organisasi dan Tat Tim Asesmena Kerja
Badan NarkobaNarkoba Nasional.
8. Peraturan
Kepala
Badan
NarkobaNarkoba
Nasional Nomor 4 Tahun 2013 tentang
Perubahan Atas Peraturan Kepala Badan
Narkotika Nasional Nomor 4 Tahun 2010 Tentang
Organisasi dan Tat Tim Asesmena Kerja Badan
Narkotika Nasional Provinsi dan Badan Narkotika
Nasional Kabupaten/Kota.
9. Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional
Nomor 11 Tahun 2014 tentang Penempatan
Tersangka dan/atau Terdakwa Pecandu Narkotika dan Korban Penyalah gunaan Narkotika ke
Dalam Lembaga Rehabilitasi.
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 80 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis
Pelaksanaan Rehabilitasi Medis Bagi Pecandu,
Penyalahguna, dan Korban Penyalahgunaan Narkotika yang Sedang Dalam Proses Penyidikan,
Penuntutan, dan Persidangan atau Telah Mendapatkan Penetapan/Putusan Pengadilan
C. Maksud dan Tujuan

15

1. Maksud
Maksud
penyusunan
pedoman
pelaksanaanpedoman
pemberdayaan
masyarakat dalam P4GN ini adalah sebagai
pedoman dan acuan dalam pelaksanaan
penjangkauan penyalah guna Narkoba. dan test
urine bagi pemohpenjangkauan dan terapi
rehabilitasi baik rawat jalan dan rawat inap
on.penyalah guna narkoba yang lapor diri dan
dilaporkan karena terjerat razia Penegakan
hukum melalui BNNP dan IPWL yang ditunjuk
Maksud penyusunan pedoman pelaksanaan ini
adalah sebagai pedoman dan acuan dalam
pelaksanaan
penjangkauan
dan
terapi
rehabilitasi baik rawat jalan dan rawat inap
penyalah guna narkoba yang lapor diri dan
dilaporkan karena terjerat razia Penegakan
hukum melalui BNNP dan IPWL yang ditunjuk.
2. Tujuan
Tujuan penyusunan buku ini adalah : (1)
meningkat-kan
pemahaman
tentang
pelaksanaan penjangkauan penyalah guna
Narkoba. dan test urine bagi pemohon
pelaksanaan pelaksanaan penjangkauan dan
terapi rehabilitasi baik rawat jalan dan rawat
inap
penyalah
guna
narkoba;
dan
(2)
meningkatkan
dan
mendorong
partisipasi
masyara-kat dalam melaporkan penyalah guna
narkobaNarkobaTujuan penyusunan buku ini
adalah : (1) meningkat-kan pemahaman tentang
pelaksanaan pelaksanaan penjangkauan dan
terapi rehabilitasi baik rawat jalan dan rawat
inap
penyalah
guna
narkoba;
dan
(2)
meningkatkan
dan
mendorong
partisipasi
masyarakat dalam melaporkan penyalah guna
narkoba.

16

D. Ruang Lingkup
Ruang
lingkup
pedoman
ddalam
pedoman
pelaksanaanpedoman pemberdayaan masyarakat
dalam P4GN
ini terkait dengan pelaksanaan
pelaksanaan
penjangkauan
penyalah
guna
Narkoba. dan test urine bagi pemohon.
kampanye media, upaya penjang-kauan dan
pendampingan
penyalah
guna,
menjangkau
pecandu,
menghantarkannya
dalam
proses
assessmentasesmen oleh Tim AssessmentAsesmen
terpadu, membawanya kepada IPWL, menjaminnya
mendapatkan
keputusan
tentang
status
perawatannya
dan
pelaporannyapelaksanaan
operasi razia dan rehabilitasi rawat jalan dan rawat
inap.
E. Sasaran
1. Tim koordinasi Gerakan Rehabilitasi 100.000
penyalah
guna
di
BNNP
atau
BNNK
(BNNP/BNNK);
2. Petugas pelaksana Kampanye Media
3. Petugas penjangkauan (jangkau damping);
4. Petugas dalam Tim dayamas pada kegiatan test
urine.
5. Petugas operasi razia
6. Petugas rehabilitasi rawat jalan dan rawat
inap.penjangkauan
7. Lembaga/Organisasi kemasyarakat/LSM yang
peduli melaporkan penyalah guna narkoba
8. Petugas
dalam
Tim
AssessmentAsesmen
Terpadu (TAT) baik di BNNP/BNNK dan IPWL
9. Keluarga dan atau pendamping penyalah guna
10.Penyalah guna dan Pecandu
11.Lembaga Rujukan (panti rehabilitasi, puskesmas
dan Rumah Sakit)
F. Pengertian

17

1. Kampanye
Media
adalah
kegiatan
mensosialisasikan arti penting gerakan nasional
rehabilitasi
100.000
penyalah
guna
bagi
penyelematan korban narkoba dan responsif
tanggap darurat narkoba, melalui pemancangan
bill-board, pemasangan spanduk dan pembagian
leaflet.
2. Penjangkauan
adalah
cara
penyampaian
informasi, menciptakan partisipasi dan melayani
masyarakat. Penjangkauan dalam hal ini adalah
menjemput penyalah guna narkobaNarkoba yang
telah berminat ingin mendapatkan kemudahan
layanan rehabilitasi dan upaya petugas jangkau
menumbuhkan minat penyalah guna sehingga
secara sukarela (tanpa paksaan) bersedia untuk
mengikuti proses rehabilitasi bagi pecandu.
3. Petugas Penjangkauan atau Petugas Jangkau
Damping adalah orang yang mengantarkan
penyalah guna ke tempat lapor dan dilanjutkan ke
tempat rehabilitasi. Arti yang lain, orang yang
berpengalaman pernah bertugas melakukan
penjangkauan dan pendampingan penyalah guna
Narkoba.
4. dapat pula diartikan sebagai suatu proses
berinteraksi dengan individu atau kelompok
masyarakat tertentu, dalam rangka mewujudkan
suatu tujuan tertentu.
5. pPendampingan merupakan kegiatan
yang
melekat dalam proses lanjutan dari penjangkauan
menjangkau, dimana selama penyalah guna
dijangkau didampingi petugas jangkau damping
sampai serah terima penyalah guna pada layanan
rehabilitasiyang dilakukan oleh seorang petugas
penjangkau dalam rangka/ upaya meningkatkan
kualitas layanan.

18

6. Petugas Jangkau Damping adalah orang yang


berpenga-laman pernah bertugas melakukan
penjang-kauan dan pendampingan penyalah guna
narkoba dan ditunjuk dengan surat perintah
menjangkau
dan
mendamping
oleh
Tim
Koordinasi BNNP/K.
7. Tim Koordinasi adalah tim yang terdiri dari 3
orang
sebagai
Koordinator
(Kepala
BNNP/KBNNP/BNNK), Sekretaris (Kabid Dayamas)
dan anggota yang bertang-gungjawab dalam
mengkoordinasikan
pelaksanaan
kampanye
media, penjangkauan dan pendampingan, operasi
razia, memfasilitasi asesmen penyalah guna
narkobaNarkoba di kantor BNNP/KBNNP/BNNK dan
mendapatkan anggaran bulanan.
8. Kabid Cegah dan Dayamas (Cemas) adalah
sekretaris dari Tim Koordinasi yang merangkap
tugas koordinasi pencegahan dan Pemberdayaan
Masyarakat (Cemas) dan saat ini ini masih
menjalankan Pemberdayaan Masyarakat dan
Rehabili-tasi
penayalahpenyalah
guna
NarkobaNarkoba di BNNP/KBNNP/BNNK.
9. Penyalah guna narkobaNarkoba adalah orang
yang menggu-nakan narkobaNarkoba tanpa
sepengetahuan dan pengawasan dokter. Kriteria
penyalah guna narkobaNarkoba dijelaskan khusus
dalam sub bab kriteria penyalah-guna dalam buku
ini.
10.Pecandu narkobaNarkoba dalah orang yang
menyalahgunakan narkobaNarkoba dan dalam
keadaan ketergantungan pada narkotika, baik
secara fisik maupun psikis.
11.Pecandu narkoba Operasi Razia adalah orang
yang menyalah-gunakan narkoba dan dalam
keadaan ketergantu-ngan pada narkotika, baik

19

secara fisik maupun psikisupaya menjaring


penyalah
guna
di
tempat-tempat
rawan
peredaran gelap narkoba, guna diproses untuk
ditest urine, diasesmen dan direhabili-tasi secara
bersamaan. Apabila ditemukan Barang Bukti
Narkoba,
maka
proses
dilanjutkan
pada
penyelidikan dan penyidikan.
12.Rehabilitasi
adalah suatu proses pemulihan
gangguan penggunaan narkoba baik dalam
jangka waktu pendek maupun panjang yg
bertujuan mengubah perilaku uantuk mengembalikan fungsi individu tersebut di masyarakat;
13.Rawat Inap (Ranap) adalah pengaplikasian
metode pemulihan (rehabilitasi) secara intensif
dimana klien (pasien) dinilai patut untuk tinggal
di dalam tempat yang memberikan layanan
dalam kurun waktu tertentu.
14.Rawat Jalan (Rajal) adalah pengaplikasian
metode pemulihan (rehabilitasi) secara intensif
dimana
klien
(pasien)
tidak
diharuskan
menginap di dalam tempat yang memberikan
layanan.
15.Lapor Diri adalah proses lapor diri penyalah guna
narkobaNarkoba secara sukarela ke IPWL atau
panti rehabilitasi untuk dilakukan proses awal
asesmen.
16.
17.Skrining adalah cara cepat dan sederhana untuk
mengidentifikasi klien/klien yang membutuh-kan
asesmen atau perawatan lebih lanjut untuk
penyalah-gunaan zat.
18.Asesmen adalah proses memperoleh informasi
melalui
kerjasama
dengan
klien
yang
memungkinkan
konselor
untuk
memahami

20

kesiapan klien untuk berubah, masalah-masalah


yang dialami klien, ada tidaknya persoalan
gangguan
kejiwaan
atau
penyalahgunaan
narkobaNarkoba, ketidakmampuan fisik ataupun
psikis.
19.Adiksi adalah suatu kondisi ketergantungan baik
fisik maupun psikis yang dialami oleh seseorang
(adiksi narkotika)
20.Rawat inap adalah pengaplikasian metode
pemulihan (rehabilitasi) secara intensif dimana
klien (pasien) dinilai patut untuk tinggal di
dalam tempat yang memberikan layanan dalam
kurun waktu tertentu.
21.Rawat jalan adalah pengaplikasian metode
pemulihan (rehabilitasi) secara intensif dimana
klien (pasien) tidak diharuskan menginap di
dalam tempat yang memberikan layanan.
22.Rehabilitasi adalah suatu proses pemulihan klien
gangguan penggunaan narkotika baik dalam
jangka waktu pendek maupun panjang yang
bertujuan
mengubah
perilaku
untuk
mengembalikan fungsi individu tersebut di
masyarakat.
23.Voluntary
sukarela

adalah

peneria

layanan

secara

24.Compulsary adalah peneria layanan


paksaan terkait masalah hukum

karena

25.
26.Asesmen Berita Serah Terima Pecandu adalah
proses memperoleh informasi melalui kerjasama
dengan klien yg memungkin-kan konselor untuk
memahami kesiapan klien untuk berubah,
masalah2 yang dialami klien, ada tidaknya

21

persoalan
gangguan
kejiwaan
atau
penyalahgunaan narkoba, ketidakmampuan fisik
ataupun psikis penyerahan penyalah guna
narkobaNarkoba
dari
Kabid/Kasi
Cemas
(Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat)
BNNP/KBNNP/BNNK
sebagai
bukti
telah
menyelesaikan tugas menjangkau..
27.Berita Serah Terima Pecandu adalah proses
penyerahan penyalah guna Narkoba dari
Kabid/Kasi
Cemas
(Pencegahan
dan
Pemberdayaan Masyarakat) BNNP/BNNK sebagai
bukti telah menyelesaikan tugas menjangkau.
28.Adiksi adalah suatu kondisi ketergantungan baik
fisik maupun psikis yang dialami oleh seseorang
(adiksi narkotika)
29.Rawat inap adalah pengaplikasian metode
pemulihan (rehabilitasi) secara intensif dimana
klien (pasien) dinilai patut untuk tinggal di
dalam tempat yang memberikan layanan dalam
kurun waktu tertentu.
30.Rawat jalan adalah pengaplikasian metode
pemulihan (rehabilitasi) secara intensif dimana
klien (pasien) tidak diharuskan menginap di
dalam tempat yang memberikan layanan.
31.Rehabilitasi adalah suatu proses pemulihan klien
gangguan penggunaan narkotika baik dalam
jangka waktu pendek maupun panjang yang
bertujuan
mengubah
perilaku
untuk
mengembalikan fungsi individu tersebut di
masyarakat.
32.Voluntary
sukarela

adalah

peneria

layanan

secara

33.Compulsary adalah peneria layanan


paksaan terkait masalah hukum

karena

22

G. Sistematika
Bab I
Pendahuluan
Bab II
Pendoman Pelaksanaan Kampanye Media
Bab III Pendoman Pelaksanaan Penjangkauan
Bab IVII Pendoman Pelaksanaan PenjangkauanTest
Urine
Bab III Pendoman Pelaksanaan Razia
Bab IV Pendoman Pelaksanaan Assessment
Bab IV Pendoman Pelaksanaan Rehabilitasi
Bab VI Penutup
BAB II
PEDOMAN PELAKSANAAN KAMPANYE MEDIA
(BILLBOARD, SPANDUK DAN LEAFLET)
A. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pedoman pemberdayaan masyarakat
dalam P4GN melalui kampanye media ini terkait
dengan pelak-sana, tata laksana, sasaran, prosedur,
kriteria, pembiayaan dan tatalaksana pertanggungjawaban keuangan, indikator keluaran dan indikator
manfaatnya.
B. Alur Pelaksanaan Kampanye Media
Dalam upaya menyediakan layanan informasi
kepada masyarakat, kampanye media perlu
menggunakan alur kerja yang tahapannya dapat
diikuti sehingga dalam pelaksanaannya dapat
berjalan sesuai rencana.
ALUR KERJA PELAKSANAAN MEDIA KAMPANYE

23

Gambar 1. Bagan Alur kerja Pelaksanaan Kampanye Media

Keterangan :
1. Penyediaan anggaran, target kampanye media
yang telah dihitung jumlah lokasi/titik, volume,
jenis media dan besaran anggaran yang
ditetapkan, disediakan anggaran untuk dapat
dicairkan di tiap-tiap BNNP;
2. Rakor Perencaan, adalah rapat koordinasi yang
dapat dilakukan oleh Ka BNNP secara mandiri
(non DIPA) kepada pejabat dan anggota satuan
kerja BNNP dan BNNK di daerah untuk
membicarakan rencana media kampanye yang
akan dilakukan. Hasil rakor ini adalah rencana
kerja pelaksanaan media kampanye.
3. Pengadaan media di daerah. Adalah kegiatan
yang diperlukan dalam pengadaan media
kampanye
baik
melalui
lelang
maupun
penunjukkan
langsung,
sesuai
ketentuan
pengadaan barang dan jasa.
4. Koordinasi di tingkat daerah, adalah kegiatan
yang dilakukan Ka BNNP guna membicarakan
rencana kampanye media dengan ketersediaan
anggaran yang telah ditetapkan BNN. Dengan
kondisi anggaran tersebut, tujuan koordinasi ini
untuk meminta duku-ngan dan pelaksanaan
kampanye media.
5. Pelaksanaan Pemasangan, adalah kegiatan
produksi, distribusi dan pemasangan media.
Media diproduksi dengan kearifan lokal baik isi
pesan, bahan dan harga yang berlaku. Distribusi

24

ditargetkan di setiap kota dan kabupaten.


Sementara pemasangan di tempat yang strategis
dan mudah diakses (dibaca) masyarakat.
6. Pelayanan
informasi,
adalah
hasil
dari
pemasangan media, yang berbentuk layanan
informasi via telepon, SMS, e-mail, media sosial
dan media lainnya.
7. Survey Pembaca kampanye media, adalah
kegiatan yang menghitung estimasi orang yang
membaca pesan dalam media tersebut dengan
memperkirakan berapa orang dari pagi hingga
sore yang membaca pesan tersebut.
8. Pencatatan outcome media, adalah kegiatan
pengumpulan data tentang jumlah orang yang
mengakses informasi melalui jumlah telepon,
SMS, e-mail, wawancara yang diterima dengan
adanya media kampanye tersebut.
9. Pelaporan Pelaksanaan Kegiatan, adalah laporanlaporan pelaksanaan kegiatan dari mulai
pengadaan hingga jumlah outcome yang dicatat
baik DIPA maupun non DIPA sebagai bahan
masukan kepada supervisor dan laporan akhir
kegiatan kampanye media BNNP.
C. Kriteria Kampanye Media
Dalam pelaksanaan kampanye media, diperlukan
kriteria agar pelaksanaannya dapat sesuai dengan
ketentuan yang diharapkan. Adapun kriteria
kampanye media, antara lain:
1. Billboard adalah bentuk media kampanye yang
dipasang di area publik terbuka dimana dilalui
masyarakat beraktifitas baik dalam mobilisasi
maupun rutinitas, dari bahan logam, yang dapat
dipasang dalam waktu lama, yang didesain kuat

25

(tak mudah roboh) sekurang-kurangnya satu


tahun.
Ketentuan baku billboard yaitu : ukuran 4x6 meter
dan full colour dengan tulisan yang wajib ada logo
BNNP/BNNK, dengan isi pesan ajakan untuk
rehabilitasi ke IPWL, nomor telepon BNNP/BNNK
yang bisa dihubungi dan lokasi pemasangan yang
strategis di area publik.
2. Spanduk adalah bentuk media kampanye yang
dipasang di area publik tertentu (lingkungan
pendi-dikan, lingkungan kerja dan lingkungan
masyarakat) yang berisi himbauan dan ajakan
merehabilitasi penyalah guna Narkoba, yang
didesain dalam bentuk kain panjang (4x6 meter)
dan memuat pesan dan nomor telepon yang
dapat dihubungi guna mendapat-kan informasi
lebih lanjut.
Ketentuan baku spanduk yaitu bahan dasar kain
putih ukuran 1.5x5 meter dengan logo BNNP/K
pada sisi kanan isi pesan di tengah 2-3 baris,
kontak person (call center) yang bisa dihubungi
dan alamat website dan email yang bisa diakses
dan berlokasi di tempat-tempat yang mudah
diakses masyarakat.
3. Leaflet adalah bentuk media kampanye yang
didesain menarik dalam lipatan kertas folio (5
lipatan) yang berisi informasi, ajakan, petunjuk,
lokasi IPWL dan nomor yang bisa dihubungi
untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.
Ketentuan baku leaflet : bahan met paper 210
gram, cetak 4/4 atau sparasi bolak balik, ukuran
20x38 cm (buka), finishing rel dan lipat 5 serta full
color.
4. Media Sosial (sebagai kampanye non DIPA)
adalah media yang dapat diakses secara sosial
(bebas) dan mandiri melalui dunia maya yang

26

berisi informasi, edukasi dan ajakan kepedulian


pengguna media sosial untuk ikut serta
mensukseskan rehabilitasi 100.000 penyalah
guna Narkoba.
D. Mekanisme Kerja Kampanye Media
Untuk membuat media kampanye yang dapat
memberi-kan
manfaat
dalam
memberikan
Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) kepada
masyarakat, maka disusun mekanisme kerja
kampanye media berikut ini :

27

MEKANISME KERJA KAMPANYE MEDIA


MEKANISME KAMPANYE

MEMANCANG

INFORMASI DI AREA
PUBLIC CORNER
TERTENTU

MEMASANG

MEMBAGI LEAFLET

AJAKAN &
INFORMASI DI
SASARAN

INFORMASI
PROSEDUR, LOKASI
RAWAT INAP

PUBLIK PAHAM, TERDORONG,


TERGERAK, BERAKSI, LAPOR &
MEMBAWA PECANDU
LAPOR DIRI KE IPWL /
BNNP/K UTK
ASESMEN

DIJANGKAU KE
IPWL / BNNP/K UTK
ASESMEN

PROSES SERAH
TERIMA PECANDU &
PELAPORAN

Keterangan :
Dalam melakukan mekanisme kampanye media
dalam gerakan nasional rehabilitasi 100.000
penyalah guna Narkoba ini diperlukan tiga kegiatan
yang diprioritaskan, yaitu : pemasangan billboard,
pemasangan spanduk dan pembagian leaflet.
Penjelasannya sebagai berikut:
1. Memasang Billboard
a. Penanggung jawab program kampanye media
adalah Kepala BNNP/BNNK dan penanggung
jawab kegiatannya adalah Kabid/Kasi Cemas
BNNP/BNNK melalui penunjukkan langsung
pihak ketiga.

28

b. Ketentuan pemasangan billboard sepenuhnya


diserahkan kepada Pelaksana kegiatan baik
pembu-atannya, jenis bahannya, isi pesannya,
ijin pemasangan, pajak selama dipasang dan
penggantiannya bila terjaadi kerusakan
selama pemasangannya.
2. Memasang spanduk
Ketentuan pemasangan spanduk sepenuhnya
dise-rahkan kepada Pelaksana kegiatan baik
pembu-atannya, jenis bahannya, isi pesannya, ijin
pemasangan, dan resiko penggantiannya bila
terjadi kerusakan selama pemasangannya.
3. Membuat dan membagikan leaflet
Ketentuan pembuatan dan pembagian leaflet
diserahkan kepada Tim Koordinasi baik isi, bahan
baku leaflet, lokasi dan sasaran pembagian leaflet
serta laporan, dokumentasi dan berita serah
terima leaflet kepada sasaran.
4. Manfaat media kampanye
a. Manfaat yang diharapkan dari kampanye
media tersebut masyarakat dapat memahami
isi informasi kemudian terdorong untuk
menghu-bungi saluran informasi dan telepon
atau SMS yang disarankan;
b. Dengan kampanye media ini diharapkan
penyalah guna, keluarga, kerabat dan
tetangga terdekatnya secara sadar dapat
lapor diri, melaporkan dan meminta petugas
jangkau damping untuk menjemputnya
5. Strategi Meningkatkan peranserta masyarakat
a. Pendekatan dengan Pemda setempat. Melalui
kerjasama dan implementasi Permendagri
nomor 21 tahun 2013 tentang fasilitasi

29

pencegahan
penya-lahgunaan
narkotika,
sehingga dapat dibebaskan dari retribusi
daerah, pajak iklan dan dapat ditambah
jumlah billboardnya
b. Pendekatan dengan kalangan swasta. Melalui
peningka-tan jumlah billboard dengan bantuan
dana CSR dan kerjasama dalam penyampaian
iklan hidup sehat, kecuali perusahaan rokok
dan Miras.
c. Pendekatan dengan Komponen Masyarakat
(LSM). Melalui peran serta komponen
masyarakat,
LSM,
Orsosmas
dalam
penyampaian pesan lewat media sosial, media
radio, media ceramah agama dan bentukbentuk penyuluhan lainnya.
E. Prosedur dan Kriteria
Prosedur dan kriteria kampanye media merupakan
hal-hal yang dipersyaratkan bagi terpenuhinya
sasaran, pemasa-ngan dan pembagian media yang
ketentuannya, antara lain sebagai berikut :
1. Prosedur
Pembuatan,
pembuatan
media
kampanye (biilboard, spanduk dan leaflet) harus
mengacu pada spesifikasi dan harga yang
ditetapkan. Sementara mengenai isi materi
diserahkan sepenuhnya pada wilayah masingmasing namun tetap mencantumkan informasi
sebagaimana dijelaskan di atas.
2. Prosedur
Pemasangan,
pemasangan
dan
pembagian media kampanye harus dilakukan
secara selektif dan profesional sehingga pesan
dapat diakses oleh banyak orang dan leaflet
dapat dibaca dan memberikan kemudahan akses
informasi kepada sasaran yang tepat.
3. Prosedur Lokasi, lokasi pemasangan billboard
dan spanduk diserahkan sepenuhnya oleh
wilayah namun diharapkan dapat dipasang di

30

lokasi yang dapat dibaca secara jelas, menarik


dan informatif.
4. Prosedur Pengukuran Capaian, setiap media
kampanye yang dipasang, dipasang dan
dibagikan harus dapat diukur estimasi atau
prakiraan, berapa banyak informasi itu dapat
diakses masyarakat, misalnya, berapa jumlah per
hari orang yang lalu lalang di sekitar lokasi dan
berapa orang yang menerima leaflet.
F. Pembiayaan
Pembiayaan dalam kampanye media berasal dari
anggaran APBNP BNN 2015 yang manajemen
keuangan-nya dilakukan antara lain :
1. Penanggung jawab dan pengelola keuangan
adalah Kepala BNNP/BNNK atau ketua Tim
Koordinasi.
2. Pelaksana Keuangan adalah Kepala Bidang
Cegah dan Dayamas (Cemas) BNNP dan Kasi
Cemas BNNK.
3. Pelaporan Keuangan. Laporan pertanggung
jawaban keuangan dilakukan secara rapi dan
transparan.
G. Supervisi
Supervisi akan dilakukan BNN dan BNNP segera
setelah media tersebut terpasang, terpasang dan
terbagikan. Supervisi akan dilakukan oleh Tim yang
ditunjuk dan melakukan asesmen melakukan
kuesioner supervisi guna mendapatkan informasi
terkini dan faktual tentang kondisi pelaksanaan
pekerjaan dan pemanfaatannya.
Bentuk Kegiatan Supervisi :
1. Pemaparan & Penjelasan tentang alur & bagan

31

Materi : Penjangkauan, Kampanye


media,
Rapid test urine dan Pelaporan
Metode : tanya jawab & penjelasan
Diprioritaskan, dapat menggali masalah,
kendala, hambatan program baik yg dapat
ditanggapi pemapar maupun dicatat

2. Sasaran :

Tercapainya Rehabilitasi Penyalah guna sesuai


target

Terlaksananya program
cepat & akuntabel

Terlaporkannya hasil update terakhir jumlah


penyalahguna yg direhabilitasi

dgn

lebih

mudah,

3. Diskusi dengan Peserta :

Ka BNNP & Ka BNNK

Tim Cemas BNNP & BNNK

Peserta lain (Penjangkau & asesor, dll)


4. Pengisian angket bimtek
5. Peninjauan2 lokasi pemasangan kampanye
media, proses asesmen & pelaporan
6. Output : pembuatan laporan Bimtek &
Dokumentasi
Bahan Supervisi
Jumlah Anggaran
1. Jumlah diterima
2. jumlah yg tersisa
Terdata tanggal

:
:
:
:

Rp.....
Rp.....
Rp.....
.....

Jumlah yang telah diproduksi


1. Jumlah Baliho : ....buah
2. Jmlh spanduk : ....buah
3. Jumlah leaflet : ....buah

Petunjuk : Berilah tanda lingkaran pada (ya atau tidak). Apabila


dijawab tidak, tulislah alasan mengapa hal itu TIDAK keterangan
secukupnya

32

C.

KAMPANYE MEDIA

Ya

1.

Apakah pengadaan kampanye


media (baliho, spanduk & leaflet)
dilelang atau penunjukkan
langsung?
Apakah pengadaannya terpusat
(BNNP) atau diserahkan ke
masing BNNK?
Apakah pengadaannya
melibatkan pemda, swasta &
komponen masy?
Apakah pengadaannya didukung
(ditambah) oleh pemda, swasta &
komponen masy?
Apakah pembuatan, bahan2,
ukuran2 dan volume, sudah
sesuai dengan prosedur (buku
panduan)?
Apakah harga2, biaya2 & pajak2
sudah sesuai dengan prosedur &
ketentuan di daerah
Apakah ijin pemasangan, lama
pemasangan, lokasi pemasangan
sudah sesuai ketentuan di
daerah?

Ya

Tida
k
Tidak

Ya

Tidak

Ya

Tidak

Ya

Tidak

Ya

Tidak

Ya

Tidak

Ya

Tidak

Apakah isi pesan media


kampanye (baliho, spanduk &
leaflet) yang mengajak penyalah
guna untuk direhabilitasi & tidak
dipenjara, bahasanya bisa
dimengerti masyarakat?
Apakah isi pesan media
kampanye mencantumkan
contact person atau nomor
telepon yang bisa dihubungi? Apa

Ya

Tidak

Ya

Tidak

2.
3.
4.
4.

5.
6.

7.

8.

33

ALASA
N TIDAK

9.
10.
11.

bentuknya telp atau SMS atau email?


Apakah no telp yang tertulis di
pesan, benar2 dapat dihubungi /
dapat melayani?
Apakah pelaksanaan kampanye
media telah dibuatkan
pelaporannya?
Apakah kampanye media dapat
dihitung, seberapa banyak orang
yang membaca?

Ya

Tidak

Ya

Tidak

Ya

Tidak

12.

Apakah kampanye media


mendapat tanggapan respon
masyarakat berupa pertanyaan
langsung , via telepon, via email,
publikasi media? Berapa yg sdh
telp

Ya

Tidak

13.

Hingga hari ini, berapa prosen


target anggaran & media
kampanye yang dibuat?

Ya

Tidak

H. Keluaran dan Manfaat


Adapun keluaran (output) dari kegiatan kampanye
media ini antara lain :
1. Estimasi jumlah pengguna jalan di lokasi
billboard dan spanduk dipasang;
2. Jumlah pelaporan via call center, email, sms, dll
berkaitan dengan tindak lanjut pesan dalam
media tersebut;
3. Jumlah penyalah guna dan keluarganya yang
lapor diri setelah mengakses informasi dari
media kampanye baik, billboard, spanduk,

34

leaflet, radio, televisi, media sosial dan media


lain;
4. Jumlah billboard yang terpasang, spanduk yang
terpasang dan leaflet yang dibagikan.
Sedangkan manfaat (outcome)
kampanye media, antara lain :

dari

program

1. Jumlah masyarakat yang mengakses informasi


2. Jumlah masyarakat yang datang ke tempat
rehabilitasi
3. Jumlah kreatifitas penyebaran pesan oleh
kalangan pemerintah, kalangan swasta dan
kalangan
masyarakat
dalam
penyebaran
informasi di media kampanye.
BAB III
PELAKSANAAN PENJANGKAUAN

A. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pedoman pelaksanaan penjangkauan
ini adalah jangkau damping penyalah guna dari
mulai menjemput di lokasi, mendampingi dalam
asesmen
dan
menyerahkan
kepada
panti
rehabilitasi.
B. Kategori Petugas Penjangkau atau Jangkau
Damping
1. Kriteria Penjangkau, antara lain :
a. Memiliki identitas Kartu Tanda Penduduk (KTP)
& memiliki domisili yang jelas;
b. Mempunyai
pengetahuan
dan
memiliki
pemahaman (skrining) tentang ciri penyalah
guna Narkoba;

35

c. Mengetahui wilayah dan komunitas penyalah


guna Narkoba dan keluarganya;
d. Mematuhi prosedur kerja dalam penjangkauan;
dan
e. Memiliki nomor contact persons tempat lapor
2. Berdasarkan kategorinya, penjangkau ada dua,
yaitu :
a. Penjangkau Terdaftar adalah penjangkau
yang sudah pernah (pengalaman) melakukan
penjangkauan di tempat-tempat;
b. Penjangkau Non Terdaftar adalah sukarelawan
dari
keluarga,
kerabat,
tetangga
dan
masyarakat
yang
secara
sukarela
mengantarkan penyalah guna ke tempat
rehabilitasi.
C. Mekanisme Lapor Diri
Berdasarkan asal, metode dan cara penyalah guna
datang ke IPWL, ada dua mekanisme yang berlaku,
yaitu:
1. Pelaporan melalui layanan telpon, SMS, dan email
Pelapor atau orang yang ingin mengetahui lebih
dalam mekanisme layanan rehabilitasi gratis ini,
kemungki-nan akan banyak melakukan kontak
melalui informasi nomor telepon, SMS dan e-mail
yang terpampang dalam billboard. Terhadap
pelapor, Kabid/Kasi Cemas BNNP/ BNNK harus
tanggap dan memberikan respon kepada pelapor
untuk datang berkonsultasi di Kantor BNNP/BNNK
terdekat. Laporan ini menjadi keluaran dari media
kampanye.
2. Penyalah guna yang lapor diri tanpa dijangkau

36

Bagi penyalah guna yang lapor diri langsung ke


IPWL, Balai Rehabilitasi medis dan sosial, tetap
dilayani dan diberikan konseling dan informasi
bagaimana tatacara mendapatkan layanan
rehabilitasi. Jika memungkin-kan, diarahkan
langsung ke kantor BNNP/BNNK terdekat untuk
dilakukan Asesmen, karena TAT ada di Kantor
BNNP/BNNK di hari kerja.
3. Penyalah guna yang dijangkau;
Penyalah guna yang dijangkau petugas adalah
penyalah guna yang secara sukarela mau
dijangkau dan didam-pingi untuk direhabilitasi,
sehingga
dalam
penjangkauan
dan
pendampingan tidak berlaku paksaan. Untuk
memudahkan pelaksanaan, penyalah guna dapat
didam-pingi anggota keluarganya dengan biaya
mandiri disam-ping anggaran yang diberikan bagi
setiap penyalahguna.
Dalam mekanisme penjangkauan ini berlaku
pemberi-an anggaran sebesar Rp 100.000,- per
orang bagi setiap petugas jangkau damping dan
bagi setiap penyalah guna yang dijangkau
damping juga sebesar Rp 100.000,- per orang.
Sehingga bila seorang penjangkau membawa 5
target penyalah guna maka anggaran yang
harus dibayarkan 5 target x 2 orang x Rp
100.000,D. Organisasi dan Tanggung Jawab
Struktur organisasi pelaksanaan penjangkauan
disusun untuk mengetahui tugas dan fungsi
masing-masing pelaksana berikut peran dan
tanggung jawabnya.
1. Penanggung Jawab

37

a. Penanggung jawab program dan kegiatan


adalah Kepala BNN Provinsi/kab/kota
b. Penanggung jawab memerintahkan pelaksana
kegia-tan, penjangkau dan penyalah guna;
c. Bertanggung jawab atas pelaksanaan dari mulai
perencanaan penjangkauan
penyalah guna
(termasuk penetapan penjangkau), proses
penjangkauan, penerimaan sasaran jangkau
untuk diasesmen, membawa terjangkau ke
panti rehabilitasi, ditetapkan kriteria rawat jalan
atau rawat inap hingga pembaya-ran uang
biaya penjangkauan per orang Rp 200 ribu.
d. Bertanggung
jawab
atas
perencaan,
pengelolaan, pengolahan dan laporan anggaran
kegiatan;
STRUKTUR PELAKSANA PENJANGKAUAN PENYALAH
GUNA
PENANGGUNG
JAWAB

TIM
ASESMEN

PELAKSANA
KEGIATAN
.

PENJANGKAU
&

PETUGAS
IPWL &

Gambar 1. Struktur Pelaksana Penjangkauan dalam koordinasi

e. Bertanggung
jawab
atas
administrasi
menandatangani surat tugas dan surat perintah
bagi penjangkau (jika diperlukan).
f. Bertanggung jawab melaporkan secara berkala
jumlah penyalah guna yang diregistrasi dalam
rehabilitasi rawat jalan dan rawat inap.

38

g. Bertanggung
jawab
memeriksa,
menerima/menolak dan mengklarifikasi laporan
Pelaksana kegiatan
h. Bertanggung jawab memberikan jaminan
Penjangkau,
penjangkauan
dan
sasaran
jangkau berupa :
1) Mandat atau surat tugas (jika diperlukan)
2) Memberi
konsultasi
yang
diperlukan
penjangkau
3) Memberikan tempat yang memadai untuk
ketika sasaran jangkau mendapatkan
layanan asesmen
4) Kesiapan tim asesmen untuk menerima
penyalah guna narkoba yang dijangkau
5) Memberi informasi tempat rehabilitasi dan
IPWL yang akan menerima penyalah guna
yang dijangkau
6) Mendapatkan biaya penjangkauan per
orang Rp 200 ribu, sesuai prosedur yang
berlaku.
7) Memberikan penjelasan kepada keluarga
atau pendamping penyalahguna (jika
diperlukan)
E. Alur Pelaksanaan Penjangkauan
Alur pelaksanaan penjangkauan diawali dari proses
administrasi penerimaan dan penetapan penjangkau
oleh Kepala BNNP/BNNK dan diakhiri dengan
penetapan rawat (Rajal atau Ranap) penyalah guna
Narkoba dengan bukti lembar serah terima, dengan
bagan alur sebagai berikut :
PENUNJUKKAN
PENJANGKAU

PEMBERIAN ANGGARANP

ALUR PELAKSANAAN PENJANGKAUAN

PENDAMPINGAN KE PANTI
REHAB
PROSES
ASESMEN DI KANTOR BN

39

PENERIMAAN SASARAN
SERAH TERIMA TERJANGKA

Gambar 2. Bagan Pelaksanaan Penjangkauan

Keterangan :
1. Penunjukkan penjangkau, dilakukan penerbitan
surat tugas dari Ka BNNP/BNNK kepada
penjangkau yang telah diseleksi dan terpilih (jika
diperlukan);
2. Pemberian anggaran diserahkan dengan besaran
jumlah yang telah ditetapkan, dengan dasar
informasi dan pemetaan oleh penjangkau,
dengan bukti kwitansi yang bermaterai dan
diserahterimakan oleh Kabid Cemas kepada
penjangkau dengan rinciannya.
3. Pelaksanaan Penjangkauan dimulai dengan
permintaan penjangkau untuk menjangkau
target
sasarannya,
pemberian
anggaran
penjangkauan (jika diperlukan), pelaksanaan
penjangkauan (melalui skrining, wawan-cara dan
ajakan), pendampingan ke tim asesmen,
penghantaram ke panti rehabilitasi, penyerahan
penyalah guna dengan bukti form serah terima
dan penukaran form serah terima dengan
anggaran penjangkauan dan pencatatan dan
pelaporan ke pusat.
4. Pemilihan Sasaran, dilakukan melalui seleksi
kondisi adiksi yang diperoleh melalui wawancara,

40

penyakit ikutan melalui dokumen rekam medis


dan informasi kondisi sasaran dari keluarga.
5. Proses Asesmen, sasaran terpilih yang dibawa
dengan didampingin keluarga atau surat kuasa
bagi yang tidak terdampingi, dibawa ke lokasi
dimana Tim Asesmen melakukan asesmen secara
detail dengan instrumen.
6. Pendampingan ke Panti Rehabilitasi, hasil
asesmen menjadi rujukan dasar sasaran untuk
dibawa penjang-kau ke panti rehabilitasi yang
ditunjuk guna mendapatkan layanan rawat
inap/rawat jalan.
7. Penerimaan Sasaran, setelah diteliti hasil
asesmen, sasaran dicatat dan diterima untuk
mendapatkan konsultasi untuk rawat inap/rawat
jalan
8. Serah
Terima
Terjangkau.
Bagi
sasaran
(terjangkau) yang telah di asesmen maka
penjangkau membawa ke panti rehabilitasi yang
telah ditunjuk (sesuai rencananya) untuk
diserahkan proses Rajal atau Ranap dengan bukti
form serah terima yang ditandatangani penerima
dan stempel tempat rehabilitasinya untuk bukti
tukar dan pencatatan. Inilah hasil akhir tugas
penjangkauan sebagai output.
9. Rehabilitas Sasaran. Sasaran yang menjadi
peserta
program
akan
menjalani
masa
rehabilitasi : rajal (maksimal 8 kali pertemuan)
dan ranap (maksimal 3 (tiga) bulan) dan selepas
itu dapat ditindaklanjuti dengan perawatan
lanjutan yang dikoordinasikan oleh Kabid Cemas
BNNP/BNNK. Inilah hasil akhir penjangkauan
sebagai outcome.
F. Supervisi

41

Supervisi akan dilakukan BNN dan BNNP segera


setelah media tersebut terpasang, terpasang dan
terbagikan. Supervisi akan dilakukan oleh Tim yang
ditunjuk dan melakukan asesmen melakukan
kuesioner supervisi guna mendapatkan informasi
terkini dan faktual tentang kondisi pelaksanaan
pekerjaan dan pemanfaatannya.
Bentuk Kegiatan Supervisi :
1. Pemaparan & Penjelasan tentang alur & bagan
Materi : Penjangkauan, Kampanye
media,
Rapid test urine dan Pelaporan
Metode : tanya jawab & penjelasan
Diprioritaskan, dapat menggali masalah,
kendala, hambatan program baik yang dapat
ditanggapi pemapar maupun dicatat
2. Sasaran :

Tercapainya Rehabilitasi Penyalah guna sesuai


target

Terlaksananya program
cepat & akuntabel

Terlaporkannya hasil update terakhir jumlah


penyalahguna yg direhabilitasi

dgn

lebih

mudah,

3. Diskusi dengan Peserta :

Ka BNNP & Ka BNNK

Tim Cemas BNNP & BNNK

Peserta lain (Penjangkau & asesor, dll)


4. Pengisian angket bimtek
5. Peninjauan2 lokasi pemasangan kampanye
media, proses asesmen & pelaporan
6. Output : pembuatan laporan Bimtek &
Dokumentasi

42

Bahan Supervisi
Jml Penjangkau

Laki-laki

Perempuan

terdata akhir

...............oran
g
...............oran
g
...............oran
g
......-........201
5

Asal Penjangkau
1. pemerintah

2. swasta

3. masyarakat

..........oran
g
..........oran
g
..........oran
g

Petunjuk : Berilah tanda lingkaran pada (ya atau tidak). Apabila


dijawab tidak, tulislah alasan mengapa hal itu TIDAK keterangan
secukupnya

NO

IDENTIFIKASI MASALAH

A.
1.

PENJANGKAUAN
Apakah anggaran
penjangkauan dibayarkan
sesuai jumlah, tanpa
potongan, tepat waktu &
disertai bukti
Apakah pembayaran bagi
penjangkau diawal,
dirembers atau terhutang?
Apakah dana
penjangkauan dibagikan
kepada BNNK atau
terpusat di BNNP?
Apakah bukti pembayaran
sesuai dengan jumlah hasil
jangkau yang dilaporkan?
Apakah panti rehab &
IPWL yang tersedia cukup
& terinformasikan
lokasinya (mudah dikenali
masyarakat)

2.
3.

4.
5.

43

YA

TIDAK

Ya

Tidak

Ya

Tidak

Ya

Tidak

Ya

Tidak

Ya

Tidak

ALASAN,
TIDAK

6.

7.

Apakah pelayanannya
rehab sesuai jam kerja
(08.00-16.00) saja, apakah
alur pelayanannya jelas &
pelayannya ramah?
Hingga hari ini, berapa
hasil jangkau yang telah
direhab rawat jalan & rawat
inap & dimana saja mereka
direhab?

Ya

Tidak

Ya

Tidak

BAB I
PEDOMAN PELAKSANAAN KAMPANYE MEDIA
(BILLBOARD, SPANDUK DAN LEAFLET)
Pendahuluan
Gerakan Nasional Rehabilitasi 100.000 Penyalah Guna
Narkoba merupakan salah satu upaya pemerintah
merespon tanggap darurat narkoba secara nasional.
Sebagai gerakan nasional, diperlukan sosialisasi melalui
berbagai saluran komukasi dan media kampanye untuk
mengedukasi masyarakat tentang pentingnya
merehabi-litasi penyalah guna dan mening-katkan
kepedulian masyarakat terhadap bahaya narkoba.
Salah salah satu media kampanye yang umum
dilakukan kepada masyarakat adalah iklan layanan
masyarakat dapat berbentuk dan dikemas dalam
berbagai ragam media, seperti : corner public,
spanduk, leaflet, stiker, visual tayangan media
elektronik dan media sosial (website, facebook, twitter,
dll).
Dalam konteks gerakan nasional ini, iklan layanan
masyarakat sebagai media kampanye dapat
mendorong, membangkitkan kepedulian dalam
menggerakkan parti-sipasi masyarakat untuk membagi

44

informasi, melapor-kan dan membawa penyalah guna


narkoba ke IPWL sesuai dengan ajakan dan pesan
iklan.
Mengingat betapa strategis peran penting media
kampanye ini, maka diperlukan pedoman pelaksanaan
dalam prosedur, kriteria bahan dan alat medianya, isi
pesan-pesannya dan indikator keluaran dan
manfaatnya bagi percepatan terehabilitasinya 100.000
penyalah guna narkoba.
Ruang Lingkup
Ruang lingkup pedoman pelaksanaan kampanye ini
terkait dengan pelaksana, tata laksana, sasaran,
prosedur, kriteria, pembiayaan dan tatalaksana
pertanggung-jawaban keuangan, indikator keluaran dan
indikator manfaatnya.
Tujuan Kampanye Media
Tujuan dilakukannya kampanye media ini, antara lain :
masyarakat memahami informasinya, terdorong untuk
melakukan perubahan sikap, tergerak untuk berani
melaporkan dan membawa pecandu ke IPWL terdekat.
Pengertian
Billboard adalah bentuk media kampanye yang
dipasang di area publik terbuka di tengah ramai
masyarakat yang beraktifitas dalam mobilisasi dan
rutinitas, yang dipasang dalam waktu lama, yang
didesain kuat sekurang-kurangnya satu tahun.
Spanduk adalah bentuk media kampanye yang
dipasang di area publik tertentu (lingkungan pendidikan, lingkungan kerja dan lingkungan masyara-kat)
yang berisi himbauan dan ajakan merehabilitasi
penyalah guna narkoba, yang didesain dalam bentuk
kain panjang (4x6 meter) dan memuat pesan dan
nomor telepon yang dapat dihubungi guna
mendapatkan informasi lebih lanjut.
Leaflet adalah bentuk media kampanye yang didesain
dalam lipatan kertas folio (5 lipatan) yang berisi
informasi, ajakan, petunjuk, lokasi IPWL dan nomor

45

yang bisa dihubungi guna mendapatkan informasi


lebih lanjut.
Media Sosial adalah media yang dapat diakses secara
sosial (bebas) melalui dunia maya yang berisi
informasi, edukasi dan ajakan kepedulian pengguna
media sosial untuk ikut serta mensukseskan
rehabilitasi 100.000 penyalah guna narkoba.
Kontak person adalah saluran telepon atau SMS BNN/
BNNP/BNNK yang dapat dihubungi 24 jam yang
disediakan bagi publik untuk melayani permintaan
informasi terka
Mekanisme Kampanye Media
Untuk membuat media kampanye yang dapat
memberikan keman-faatan dalam memberikan
Komunikasi, Informasi Dan Edukasi kepada
masyarakat, maka disusun mekanisme kerja
kampanye media berikut ini :
MEKANISME KERJA KAMPANYE MEDIA
PENANGGUNG JAWAB
MEMANCANG
INFORMASI DI AREA
PUBLIC CORNER
TERTENTU

MEMASANG
MEMASANG

MEMBAGI LEAFLET

AJAKAN &
INFORMASI DI
SASARAN

INFORMASI
PROSEDUR, LOKASI
RAWAT BAGI

PUBLIK PAHAM, TERDORONG,


TERGERAK, BERAKSI, LAPOR &
MEMBAWA PECANDU
MEMBAWA PECANDU
KE IPWL UNTUK
ASESMENLAPOR DIRI

DIJANGKAU KE
IPWL / BNNP/K UTK
ASESMEN

PROSES SERAH
TERIMA PECANDU &
PELAPORAN

Keterangan :

46

Dalam melakukan mekanisme kampandalam gerakan


nasional rehabilitasi 100.000 penyalah guna narkoba ini
diperlukan tiga kegiatan yang diprioritaskan, yaitu :
pemancangan billboard, pemasangan spanduk dan
pembagian leaflet. Penjelasannya sebagai berikut:
Memancang Billboard
Penanggung jawab program kampanye media adalah
Kepala BNNP/K dan penanggung jawab kegiatannya
adalah Kabid/Kasi Cemas BNNP/K melalui penunjuk-kan
langsung pihak ketiga.
Ketentuan pemancangan billboard sepenuhnya
diserahkan kepada Pelaksana kegiatan baik pembuatannya bahannya, isi pesannya, ijin pemancangan,
pajak selama dipasang dan penggantiannya bila terjaadi
kerusakan selama pemasangannya.
Anggaran yang ditetapkan untuk pemancangan billboar
sebesar Rp 20.000.000,- sudah termasuk biaya pemasangan, perijinan dan perawatan selama setahun.
Ketentuan baku billboard yaitu ukuran 4x6 meter dan full
colour dengan tulisan yang wajib ada logo BNNP/K,
ajakan untuk rehabilitasi ke IPWL, nomor telepon BNNP/K
yang bisa dihubungi dan lokasi pemancangan yang
strategis di area publik.
Jumlah yang harus dipancang 646 buah yang terdiri dari:
450 buah di Kabupaten @ 1 buah & 98 buah 2 buah.
Memasang spanduk
Ketentuan pemasangan spanduk sepenuhnya diserahkan kepada Pelaksana kegiatan baik pembu-atannya
bahannya, isi pesannya, ijin pemasangan, dan resiko
penggantiannya bila terjadi kerusakan selama
pemasangannya.
Anggaran yang ditetapkan untuk pemasangan spanduk
sebesar Rp 225.000,- per lembar dengan harga dasar
Rp 30.000,- sudah termasuk biaya pembuatan dengan
full color dan pemasangannya.
Ketentuan baku spanduk yaitu bahan dasar kain putih
ukuran 1.5x5 meter dengan logo BNN/BNNP/BNNK pada

47

sisi kanan isi pesan di tengah 2-3 baris, kontak person


(call center) yang bisa dihubungi dan alamat website
dan email yang bisa diakses dan lokasi di tempat-tempat
yang mudah diakses masyarakat.
Jumlah yang harus dipasang 14.680 buah yang terdiri
dari: masing-masing 25 spanduk x 450 Kabupaten dan
35 spanduk x 98 Kota.
Membuat dan membagikan leafletmancang Billboard
PKetentuan pembuatan dan pembagian leaflet diserahkan kepada Tim Koordinasi baik isi, bahan baku
leaflet, lokasi dan sasaran pembagian leaflet serta
laporan, dokumentasi dan berita serah terima leaflet
kepada sasaran.
Anggaran yang ditetapkan untuk pembuatan leaflet
sebesar Rp 2.000,- per lembar sebanyak 914.530
lembar.
Ketentuan baku leaflet : bahan met paper 210 gram,
cetak 4/4 atau sparasi bolak balik, ukuran 20x38 cm
(buka), finishing rel dan lipat 5 serta full color.
Jumlah yang harus dibagi 914.530 lembar yang terdiri
dari: masing-masing 1.600 buah x 450 Kabupaten dan
1.985 buah x 98 Kota.
Manfaat media kampanye
Manfaat yang diharapkan dari kampanye ke-3 media
tersebut diharapkan masyarakat dapat memahami isi
informasi kemudian terdorong untuk menghubungi
saluran informasi dan telepon atau SMS yang disarankan dan selanjutnya terbangun kepercayaan dan
teregrak untuk membantu penyalah guna untuk mendapatkan akses informasi dan akses penjangkauan dari
petugas jangkau damping.
Selanjutnya diharapkan penyalah guna dan keluarag
terdekatnya secara sadar dapat lapor diri atau minta
petugas jangkau damping menjemputnya; dan
enanggung jawab program dan kegiatan adalah Kepala
BNN Provinsi/kab/kota

48

Penanggung jawab memerintahkan pelaksana kegia-tan,


penjangkau, penyalah guna dan keluarga;
Bertanggung jawab atas pelaksanaan penjangkauan
penyalah guna dari dijangkau hingga ditetapkan kriteria
rawat jalan atau rawat inap;
Memasang spanduk
Penanggung jawab pelaksanaan kegiatan adalah Kabid
Cemas (Cegah dan Dayamas) BNNP dan Kasi Cemas
BNNK
Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas penjang-kau
dari awal hingga akhir;
Bertanggung jawab dalam koordinasi dengan Tim
Asesmen, penyalah guna, keluarga pendamping dan
petugas IPWL dan panti rehabilitasi
Membagi Leaflet
Penanggung jawab pelaksanaan kegiatan adalah Kabid
Cemas (Cegah dan Dayamas) BNNP dan Kasi Cemas
BNNK
Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas penjang-kau
dari awal hingga akhir;
Bertanggung jawab dalam koordinasi dengan Tim
Asesmen, penyalah guna, keluarga pendamping dan
petugas IPWL dan panti rehabilitasi
Prosedur dan Kriteria
Prosedur dan kriteria kampanye media penjangkauan
merupakan hal-hal yang dipersyaratkan bagi
terpenuhinya sasaran, pemasangan dan pembagian
media njangkau, keluarga pendamping dan proses
penjangkauan, sebegaiyang ketentuannya, antara lain
sebagai berikut :
Prosedur Pembuatan, Petugas pencatat dan pelaporan
adalah petugas yang ditunjuk dan ditetapkan BNNP
untuk mengakses datapembuatan media kampanye
(biilboard, spanduk dan leaflet) harus mengacu pada
spesifikasi dan harga yang ditetapkan. Sementara
mengenai isi materi diserahkan sepenuhnya pada

49

wilayah masing-masing namun tetap mencantumkan


informasi sebagaimana dijelaskan di atas.
Prosedur Pemasangan, Petugas pencatat dan pelaporan
adalah petugas yang ditunjuk dan ditetapkan BNNP
untuk mengakses datapemasangan dan pembagian
media kampanye harus dilakukan secara selektif dan
profesional sehingga pesan dapat diakses oleh banyak
orang dan leaflet dapat dibaca dan memberikan
kemudahan akses informasi kepada sasaran yang
tepat.
Prosedur Lokasi, Petugas pencatat dan pelaporan
adalah petugas yang ditunjuk dan ditetapkan BNNP
untuk mengakses datalokasi pemasangan billboard dan
spanduk diserahkan sepenuhnya oleh wilayah namun
diharapkan dapat dipasang di lokasi yang dapat dibaca
secara jelas, menarik dan informatif..
Prosedur Pengukuran Capaian, Petugas pencatat dan
pelaporan adalah petugas yang ditunjuk dan ditetapkan
BNNP untuk mengakses datasetiap media kampanye
yang dipancang, dipasang dan dibagikan harus dapat
diukur estimasi atau prakiraan, berapa banyak
informasi itu dapat diakses masyarakat, misalnya,
berapa jumlah per hari orang yang lalu lalang di sekitar
lokasi
Prosedur Kreatifitas, diharapkan setiap wilayah dapat
mengeksplorasi peningkatan kuantitas dan kualitas isi
pesan dari media kampanye yang dipasang dengan
memanfaatkan bantuan CSR dari perusahaan untuk
ikut peduli membantu pemasangan spanduk,
pentingnya rehabilitasi penyalah guna narkoba..
Kriteria
Kriteria merupakan prasyarat dan batasan yang harus
dipenuhi dalam pelaksanaan penjangkauan. Kriteria
pada sub berikut menjelaskan penjangkau dan yang
dijangkau, sebagai berikut :

50

Kriteria bahan media, antara lain : (1) berasal dari


lembaga yang memiliki pengalaman menjangkau
penyalah guna; (2) memiliki
Kriteria Lokasi, antara lain : (1) berasal dari lembaga
yang memiliki pengalaman menjangkau penyalah guna;
(2) memiliki
Kriteria Pembagian Leaflet, antara lain : (1) berasal dari
lembaga yang memiliki pengalaman menjangkau
penyalah guna; (2) memiliki
Kriteria Isi Pesan, antara lain : (1) berasal dari lembaga
yang memiliki pengalaman menjangkau penyalah guna;
(2) memiliki
Pembiayaan
Pembiayaan dalam kampanye media berasal dari
anggaran APBNP BNN 2015 yang manajemen
keuangannya dilakukan antara lain :
Penanggung jawab keuangan
Penanggungjawab keuangan adalah Deputi Pemberdayaan Masyarakat BNN
Pengelola Keuangan
Pengelola keuangan adalah Kepala Badan Narkotika
Nasional Provinsi/kota/Kabupaten
Pelaksana Keuangan
Pelaksana Keuangan adalah Kepala Bidang Pemberdayaan Masyarakat (Kabid Cemas) BNNP dan Kepala
Seksi Pemberdayaan Masyarakat (Kasi Cemas)
BNNKab/Kota.
Sub Pelaksana Keuangan
Sub pelaksana keuangan adalah penjangkau p;enyedia
jasa (pihak ketiga) yang ditunjuk langsung etapkan dan
mendapat surat tugas yang ditanda tangani Kepala
BNNP/Kab/Kotamengerjakan pekerja-an penyediaan
media kampanye.
Pelaporan Keuangan
Laporan pertanggung jawaban keuangan dilakukan dari
mulai sub pelaksana keuangan, pelaksana keuangan,

51

pengelola keuangan dan penanggung jawab. Laporan


dipertanggung-jawabkan kepada Kepala BNN.
Supervisi
Supervisi akan dilakukan BNN dan BNNP segera setelah
media tersebut terpancang, terpasang dan terbagikan.
Supervisi akan dilakukan oleh Tim yang ditunjuk dan
melakukan asesmen melakukan kuesioner supervisi
guna mendapatkan informasi terkini dan faktual
tentang kondisi pelaksanaan pekerjaan dan
pemanfataannya.
Besaran anggaran yang disediakan dalam
penjangkauan meliputi :
Dana Operasional Tim penjangkauan, Koordinator dan 2
orang, sebesar Rp 500.000,Dana bagi Penjangkau, sebesar Rp 100.000,Dana Bagi per orang Sasaran, sebesar Rp 100.000,Keluaran dan Manfaat
Adapun keluaran (output) dari kegiatan penjangkauan
kampanye media ini ini antara lain :
Estimasi jJumlah penyalah guna yang melaporkan
diripengguna jalan di lokasi billboar dan spanduk
dipasang;
Jumlah penyalah guna yang harus dijangkaupelaporan
via call center, email, sms, dll berkaitan dengan tindak
lanjut pesan dalam media tersebut;
Jumlah Penjangkau yang bertugaspenyalah guna dan
keluarganya yang lapor diri setelah mengakses
informasi dari media kampa-nye baik, billboard,
spanduk, leaflet, radio, televisi, media sosial dan media
lain;
Jumlah IPWL dan Panti Rehabilitasi yang terlibat
Sedangkan manfaat (outcome) dari program penjangkauan ini antara lain :
Jumlah penyalah guna yang dirawat jalanmasyarakat
yang mengakses informasi
Jumlah penyalah guna yang dirawat inapJumlah
masyarakat yang datang ke tempat rehabilitasi

52

Jumlah kreatifitas penyebaran pesan dengan pemicu


adanya billboard, spanduk dan leaflet dimana media
kampanye tersebut dilakukan.
4. Jumlah penyalah guna yang pasca rehab
BAB III
PEDOMAN PELAKSANAANPEDOMAN
PELAKSANAAN PENJANGKAUANTEST URINE

A. Pendahuluan
Penjangkauan penyalah guna narkoba merupakan salah
satu bentuk layanan rehabilitasi yang perlu dilakukan
guna memudahkan akses dan meningkatkan partisipasi
dan kemauan penyalah guna dan keluarganya untuk
bersedia direhabilitasi secara suakrela (Voluntary).
Upaya menjangkau dilakukan setelah upaya Komunikasi
Informasi dan Edukasi (KIE) tentang pentingnya
penyalah guna narkoba untuk lapor diri kurang
memberikan hasil yang maksimal dalam upaya
pemerintah meningkatkan m menambah partisipasi
jumlah penyalah guna untuk direhabilitasi.
Oleh
karenannya
dalam
menjangkau
sasaran,
diperlukan motivasi, insentif dan metoda yang tepat
sasaran oleh petugas penjangkau yang memiliki kriteria
dan pengalaman dalam menjangkau penyalah guna
narkoba serta mematuhi Standar Prosedur Operasi
(SPO) yang telah disusun sebagai panduan kegiatan.
Ruang Lingkup
Ruang lingkup pedoman pelaksanaanpedoman
pelaksanaan
penjangkauantest urine ini
ini
mencakup pelaksanaan pengadaan test urine,
pelaksana test urine, permintaan test urine,
penyiapan administrasi test urine dan pembinaan
pasca test urinejuga termasuk pendampingan

53

penyalah guna , Pelaksanaan Pembinaan dan


pengawasan
dan
selama
mengikuti
proses
penjangkauan
dan
asesmen
sampai
diserahterimakan
kepada
IPWL.
Pelaksanaan
Pelaporan Ruang lingkup dalam bahasan ini terkait
dengan
terkait dengan tahapan dan prosedur
kegiatan dari mulai administrasi, pemetaan,
perencanaan, seleksi, pendam-pingan hingga hasil
Tim Assessment, perujukan ke IPWL dan Panti
rehabilitasi hingga pelaporan

54

B. Alur Pelaksanaan Test Urine


Sebagai bentuk pelayanan masyarakat, pelaksanaan
test urine harus memiliki alur yang mudah dipahami
dan mudah diakses masyarakat sehingga penerima
manfaat mendapatkan kepuasan baik dari sisi hasil
maupun
waktu
layanannya.
Dengan
alur
pelaksanaan
ini,
pelaksana
juga
muda
merencanakan dan memonitor serta mengevaluasi
pelaksanaannya, dengan bagan alur sebagai berikut
:
ALUR PELAKSANAAN TEST URINE

Gambar 2. Bagan Pelaksanaan Test Urine

C. Pelaksanaan Pengadaan Test Urine


Proses awal test urine diawali dengan proses
pengadaan melalui pengadaan rapid test urine
melalui
jalur
pele-langan,
guna
menjaring
sebanyak-banyaknya
penyedia
barang/jasa,
terseleksinya penyediaan produk rapid test yang
berkualitas namun dengan harga terjangkau dan
kompetitif serta menguntungkan kepentingan
masyarakat.
Test urine adalah komoditas pelayanan yang dapat
diakses dan memberikan keuntungan materiil oleh

55

semua kalangan, sehingga upaya pengadaan test


urine menjadi penting untuk diperhatikan syarat
dan ketentuannya.
Syarat dan ketentuan pengadaan test urine :
1. Proses pengadaan test urine harus ditenderkan
dengan mempersyaratkan kualifikasi yang
direkomendasikan oleh Unit Pelaksana Teknis Uji
narkoba BNN;
2. Peserta tender yang ikut dalam pengadaan
barang/ jasa test urine memiliki kriteria dan
ketentuan yang dipersyaratkan dalam LPSE
BNN;
3. Pemenang tender adalah penyedia jasa yang
tepat dalam kualifikasi barang/jasa, perusahaan,
pengala-man, harga dan hasil test uji
barang/jasa yang paling menguntungkan negara
dan masyarakat.
4. Waktu pengadaan test urine disesuaikan dengan
kebutuhan dan ketersediaannya.
Setiap pemenang pengadaan test urine telah
diarahkan untuk mendistribusikan produknya
hingga sampai pene-rima manfaat di daerah
sasaran yang diterimakan kepada Kepala Satuan
kerja di daerah (Kepala BNNP). Selanjutnya rapid
test urine yang diterima diperiksa kondisi dan
jumlah barangnya serta diterima dengan berita
acara.
Selanjutnya, rapid test yang diterima disimpan
ditempat yang telah dikonsultasikan kepada
penyedia
jasa
atau
sesuai
aturan
dalam
pedoman/panduan penyimpanan rapid test urine
yang disediakan oleh BNNP. Dalam proses
penyimpanan
yang
direkomendasikan
terus
dipantau dengan pencatatan keluar masuk barang.

56

Pemanfaatan rapid test urine dikoordinasikan oleh


Tim BNNP melalui rapat atau bentuk koordinasi
lainnya, baik dalam tahap perencanaan, tahap
pendistribusian maupun pelaksanaan test urine
oleh tim Dayamas bagi penyalah guna yang
terjangkau maupun untuk operasi razia.
D. Mekanisme Lapor DiriPelaksanaan Test Urine
Tahapan pelaksanaan test urine
Pada pelaksanaannya test urine dibagi menjadi
beberapa tahapan : (1) persiapan, (2) pelaksanaan
dan (3) pelaporan
Test
urine
dilaksanakan
setalah
adanya
permohonan. Permohonan pemohon diajukan
kepada Kepala BNN c.q. Deputi Pemberdayaan
Masyarakat untuk tingkat pusat, kepala BNNP untuk
tingkat provinsi dan kepala BNNK untuk tingkat
kabupaten/kota.
Pemohon
adalah
pimpinan
lembaga/instansi
pemerintah
atau
swasta
atau
organisasi
masyarakat
yang
mengingin-kan
adanya
pelaksanaan test urine di lingkungan kerjannya.
Tahap persiapan
Setelah menerima permohonan Deputi Dayamas
memerintahkan Direkutur PSM atau Kepala BNNP/
BNNK memerintahkan kabid/kasi cemas untuk
menindaklanjuti.
Adapun tindak lanjut yang dilakukan antara lain :
(1) pembentukkan tim dayamas; (2) penyiapan
administrasi; dan (3) rapat persiapan untuk
pembagian tugas.
Pembentukan Tim Dayamas

57

Tim dayamas adalah petugas pelaksana test urine


yang anggotanya terdiri dari : (a) penanggung
jawab, (b) Ketua Tim, (c) tim analis laboratorium uji
arkoba dan (d) anggota yang berasal dari personil
di lingkungan Dit PSM.
Tim dayamas dibentuk oleh para penanggungjawab
(sesuai point (a) di atas, yaitu : Deputi dayamas di
tingkat pusat, oleh Kepala BNNP di tingkat provinsi
dan Kepala BNNK di tingkat Kabupaten/kota.
Sedang Ketua Tim, sesuai point (b) di atas, terdiri
dari : Direktur PSM di tingkat pusat, kabid Cemas di
tingkat provinsi dan Kasi cemas di tingkat
kabupaten/kota.
Penyiapan administrasi dan perlengkapan
Penyiapan administrasi dimulai dengan pembuatan
surat perintah pelaksanaan test urine atas
permintaan
pemohon.
Surat
perintah
ditandatangani penanggungjawab dengan masa
tugas sampai terlaksananya tugas.
Kemudian dilanjutkan dengan pembuatan atau
penyiapan formulir atau blangko absensi peserta
yang terdiri dari : absen pengambilan dan absen
pengembalian cup/pot urine. Untuk penyiapan
perlengkapan alat test urine, antara lain disiapkan
peralatan-peralatan seperti : (1) rapid test, (2)
cup/pot urine, (3) masker, (4) tissue dan (5) sarung
tangan).
Bagian penting dari penyiapan administrasi adalah
pemberian kode pada cup/pot urine dilakukan
sesuai
dengan
formulir/blangko
absensi
pengambilan dan pegembalian cup/pot urine;
Bagian akhir dari penyiapan administrasi adalah
penyiapan berita acara, yang terdiri dari : (1) serah
terima rapid test dan cup/pot urine, (2) penyiapan

58

berita acara (BA) kerusakan apabila ada alat rapid


tes dan cup/pot urine yang rusak; dan (3)
penyiapan BA konfirmasi apabila ada yang
terindikasi
positif
untuk
dikonfirmasi
ke
laboratorium uji narkoba BNN.
Adapun format dan blangko tersebut di atas dapat
dilihat dalam lampiran-lampiran buku ini.
Rapat persiapan untuk pembagian tugas
Pembagian tugas bagi personil yang termaktub
dalam surat perintah terdiri dari petugas dan
wewenangnya, antara lain :
a. bagian administrasi absensi
penyerahan cup/pot urine;

peserta

dan

b. bagian adminitrasi pengembalian cup/pot urine;


c. bagian pengawas pada saat pengambilan urine;
d. petugas analis untuk pemeriksaan urine
e. petugas dokumentasi
f.

petugas pembuat laporan

Tahap Pelaksanaan
Setelah melalui tahap persiapan, test urine
dilanjutkan pada tahap pelaksanaan, yang diawali
dengan koordinasi ketua tim dengan pemohon
untuk menentukan waktu dan tempat pelaksanaan
test urine.
Koordinasi Ketua Tim kepada pemohon
Dalam acara koordinasi, ketua Tim menyampaikan
maksud dan tujuan pelaksanaan test urine kepada
peserta dan pemohon bahwa test urine hanya
bersifat pembinaan untuk deteksi dini adanya
penyalahgunaan narkoba di lingkungan pemohon.

59

Disampaikan pula dalam koordinasi itu, apabila ada


peserta yang akan melaksanakan test urine sedang
mengkonsumsi obat-obatan yang diminta untuk
mengkon-frimasikan kepada petugas pelaksana
urine.
Apabila terdapat hasil tes yang terindikasi positif
urine-nya mengandung narkoba akan dilakukan
penelitian lanjutan oleh laboratorium uji narkoba
BNN. Lalu, apabila hasil penelitian lanjutan
dinyatakan positif oleh labora-torium uji narkoba
BNN tidak dapat dipergunakan untuk kepentingan
hukum (Pro Justicia) tetapi hanya dapat digunakan
sebagai rekomendasi/saran untuk rehabilitasi.
Waktu dan tempat pelaksanaan
Kemudian sesuai dengan rencana dan koordinasi,
Tim Dayamas melakukan test urine di tempat
pemohon sesuai dengan permohonan dan waktu
yang ditentukan. Pelak-sanaan dapat berjalan
dengan baik apabila pemohon telah menyiapkan
sarana yang dipersyaratkan seperti : keter-sediaan
toilet/kamar mandi, ruang pemeriksaan sampel
urine yang tertutup dan ber-AC dan meja absensi.
Mekanisme Pelaksanaan tes urine :
Petugas Administrasi
1. Petugas administrasi mempersipakan absensi
peserta dan cup/pot urine yang sudah
diberikan kode pot sesuai form/blangko di meja
absensi;
2. Petugas administrasi penyerahan cup/pot urine
memberikan cup/pot urine yang sudah
diberikan kode pot kepada peserta dan
menandatangani form/ blangko pengambilan;

60

3. Pada saat peserta mengambil urine harus


diawasi secara cermat oleh ptugas agar tidak
tertukar atau dicampur air;
4. Setelah pengambilanurine selesai, sampel
urine diserahkan kepada petugas administrasi;
dan
5. Petugas kembali menandatangani form/blangko
pengembalian serta mencatat apakah peserta
meng-konsumsi obat-obatan.
Petugas analis
6. Petugas analis melakukan analisis di ruang
pemeriksaan dengan memakai masker dan
sarung tangan dan mempersiapkan alat rapid
test untuk melakukan pemeriksaan sample
urine;
7. Dalam hal hasil test urine yang terindikasi
positif, petugas dayamas harus menyerahkan
kepada laboratorium uji narkoba untuk
dilakukan penelitian lebih lanjut;
8. Sample urine yang dinyatakan negatif beserta
rapid test dikemas dengan baik dimasukkan ke
dalam kantong sampah dan dibuang di tempat
yang aman;
9. Sampel urine yang diduga terindikasi positif,
dikemas, dilakban, dan alat rapid test diberikan
kode sesuai dengan kode cup/pot urine, dibawa
ke labora-torium untuk dianalisa ulang oleh
petugas analis.
10.Apabila terindentifikasi hasil tes urine positif,
maka petugas wajib menganjurkan kepada
pemohon atau yang bersangkutan untuk
melakukan rehabilitasi; dan

61

11.Petugas analis menyiapkan berita acara


konfirmasi untuk ditandatangani oleh peserta
yang bersangkutan dan petugas analis serta
ketua tim atau yang mewakili sebagai saksi;
12.Apabila pada saat pemeriksaan sampel urine
terdapat alat rapid test yang rusak, petugas
menyiapkan berita acara kerusakan dan
ditanda tangani oleh petugas analis dan ketua
tim atau yang mewakili.
Ketua Tim Pelaksana
13.Setelah selesai seluruh acara pemeriksaan
urine, dibuatkan berita acara serah terima
rapid
test
dan
cup/pot
urine
ditandatangani oleh pimpinan pemohon
ketua tim pelaksana test urine;

test
alat
dan
dan

Petugas Dokumentasi dan Pelaporan


14.Petugas dokumentasi, mendokumentasikan
seluruh kegiatan pelaksanaan test urine dari
awal sampai akhir
E.
Pencatatan dan PengarsipanBerdasarkan
asal, metode dan cara penyalah guna datang ke
IPWL, ada dua mekanisme yang berlaku, yaitu:
Pelaporan melalui layanan telpon, SMS, dan email
Pelapor atau orang yang ingin mengetahui lebih
dalam mekanisme layanan rehabilitasi gratis ini,
kemungkinan akan banyak melakukan kontak
melalui informasi nomor telepon, SMS dan e-mail
yang terpampang dalam billboard. Terhadap pelapor, Kabid/Kasi Cemas BNNP/K harus tanggap dan
memberikan respon kepada pelapor untuk datang
berkonsultasi di Kantor BNNP/K terdekat. Laporan

62

ini menjadi keluaran dari media kampanye. dan


diyakinkan akan dijamin tidak ditangkap.
Penyalah guna yang lapor diri tanpa dijangkau
Bagi penyalah guna yang lapor diri langsung ke
IPWL, Balai Rehabilitasi medis dan sosial, tetap
dilayani dan diberikan konseling dan informasi
bagaimana tatacara mendapatkan layanan gratis
rehabi-litasi. Jika memungkinkan, diarahkan
lang-sung ke kantor BNNP/K terdekat untuk
dilakukan Asesmen, karena TAT ada di Kantor
BNNP/K di hari kerja. Bagi yang datang secara
sukarela tetap akan mendapat-kan penggantian
dana jangkau sebesar Rp 100.000,- per orang
yang diberikan bila telah diasesmen dan
mendapatkan layanan rawat jalan atau rawat
inap
Penyalah guna yang dijangkau;
Penyalah guna yang dijangkau petugas dan alur
layanan penjangkauannya diatur dalam pedoman
pelaksanaan iniadalah penyalah guna yang secara
sukarela mau dijangkau dan didampingi untuk
direhabilitasi, sehingga dalam penjangkauan dan
pendampingan tidak berlaku paksaan. Untuk
memudahkan pelaksanaan, penyalah guna dapat
didampingi anggota keluarganya dengan biaya
mandiri disamping anggaran yang diberikan bagi
setiap penayalahguna.
Organisasi dan Tanggung Jawab
Pencatatan, menjadi proses penting dalam
pelaksanaan test urine. Dengan mencatat akan
terdokumentasi kegiatan kapan, dimana, siapa,

63

bagaimana dan apa hasilnya pada waktu dan


tempat sesuai catatan.
Pengarsipan, adalah tindak lanjut dari pencatatan,
dimana dokumen hasil-hasil test urine, terutama
yang positif menjadi alat bantu dalam proses
hukum dan bukti otentik alasan seorang penyalah
guna dapat mengikuti proses berikutnya, yaitu
asesmen dan akhirnya rehabilitasi.
Tujuan, dari pencatatan dan pengarsipan adalah
untuk menjawab pertanyaan supervisor yang
sewaktu-waktu datang melakukan supervisi ke
lokasi guna menanyakan hal-hal yang berkaitan
dengan test urine dan bukti-buktinya.
G. Pelaksanaan Pembinaan dan pengawasan
Pembinaan, terhadap kegiatan pelaksanaan test
urine ini
dilakukan oleh : Deputi Dayamas di
tingkat pusat, Kepala BNNP di tingkat provinsi dan
Kepala BNNK di tingkat kabupaten/kota sesuai
dengan tugas, fungsi dan kewenangan masingmasing.
Bentuk pembinaan bagi yang teridentifikasi positif
direkomendasi untuk direhabilitasi dengan terlebih
dahulu dilakukan asesmen untuk menentukan
apakah direhabilitasi dengan rawat jalan atau rawat
inap.
Sementara
untuk
yang
negatif
dilakukan
pembinaan berupa pemberdayaan lingkungan anti
narkoba. kemudian untuk melihat capaian hasilnya
dilakukan dengan kegiatan monitoring (baik yang
sedang berlangsung maupun monitoring lanjutan)
dan evaluasi (baik secara semester maupun
tahunan)

64

Struktur organisasi Pengawasan, , terhadap


kegiatan pelaksanaan test urine ini juga dilakukan
oleh : deputi dayamas di tingkat pusat, Kepala
BNNP di tingkat provinsi dan Kepala BNNK di tingkat
kabupaten/kota sesuai dengan tugas, fungsi dan
kewenangan masing-masing.
Bentuk pengawasannya dilakukan dengan kegiatan
monitoring (baik yang sedang berlangsung maupun
monitoring lanjutan) dan evaluasi (baik secara
semester maupun tahunan)
H. Pelaksanaan Pelaporan
Pelaporan, hasil test disampaikan kepada : deputi
dayamas di tingkat pusat, Kepala BNNP di tingkat
provinsi
dan
Kepala
BNNK
di
tingkat
kabupaten/kota.
Isi laporan, dari kegiatan test urine berisi 3 hal,
yaitu
:
(1)
jumlah
peserta
yang
sudah
melaksanakan test urine; (2) jumlahyang hasilnya
negatif; dan (3) jumlah yang terindikasi positif, jika
ada.
Tindak lanjut laporan, secara tertulis disampaikan
oleh deputi dayamas di tingkat pusat, Kepala BNNP
di tingkat provinsi dan Kepala BNNK di tingkat
kabupaten/kota kepada pemohon yang berisi
antara lain : yaitu : (1) jumlah peserta yang sudah
melaksanakan test urine; (2) jumlahyang hasilnya
negatif; (3) jumlah yang terindikasi positif, jika ada;
dan (4) rekomendasi, yang berupa saran kepada
pemohon untuk mengarahkan yang bersangkutan
melakukan wajib lapor diri kepada IPWL terdekat
untuk mendapatan perawatan/rehabilitasi.
I. Supervisi

65

Supervisi akan dilakukan BNN dan BNNP segera


setelah media tersebut terpasang, terpasang dan
terbagikan. Supervisi akan dilakukan oleh Tim yang
ditunjuk dan melakukan asesmen melakukan
kuesioner supervisi guna mendapatkan informasi
terkini dan faktual tentang kondisi pelaksanaan
pekerjaan dan pemanfaatannya.
Bentuk Kegiatan Supervisi :
1. Pemaparan & Penjelasan tentang alur & bagan
Materi : Penjangkauan, Kampanye
media,
Rapid test urine dan Pelaporan
Metode : tanya jawab & penjelasan
Diprioritaskan, dapat menggali masalah,
kendala, hambatan program baik yang dapat
ditanggapi pemapar maupun dicatat
2. Sasaran :

Tercapainya Rehabilitasi Penyalah guna sesuai


target

Terlaksananya program
cepat & akuntabel

Terlaporkannya hasil update terakhir jumlah


penyalahguna yg direhabilitasi

dgn

lebih

mudah,

3. Diskusi dengan Peserta :

Ka BNNP & Ka BNNK

Tim Cemas BNNP & BNNK

Peserta lain (Penjangkau & asesor, dll)


4. Pengisian angket bimtek
5. Peninjauan2 lokasi pemasangan kampanye
media, proses asesmen & pelaporan
6. Output : pembuatan laporan Bimtek &
Dokumentasi

66

Bahan Supervisi
Jumlah Rapid
Test
1. Jmlh diterima

...............buah

Hasil test Urine

1. Hasil (+)

2. jml yg tersisa

2. Hasil (-)

Terdata tanggal

..................bua
h
..................bua
h
......-........2015

3. Hasil rusak

.............oran
g
.............oran
g
.............oran
g

Petunjuk : Berilah tanda lingkaran pada (ya atau tidak). Apabila


dijawab tidak, tulislah alasan mengapa hal itu TIDAK keterangan
secukupnya

B.

RAPID TEST URINE

Ya

Tidak

1.

Apakah rapid test urine


telah diterima, dengan
kondisi utuh, baik &
lengkap dengan panduan?
Apakah rapid test urine
diterima sesuai dengan
jumlah volume &
cadangannya?
Apakah penerimaan rapid
test urine disertai berita
acara penerimaan dan
pemeriksaan?
Apakah rapid test urine
yang telah diterima
disimpan di tempat / lokasi
yang telah
dikonsultasikan?
Apakah penyimpanan
rapid test urine sesuai
dengan kondisi ruang,
aman, suhu terukur &

Ya

Tidak

Ya

Tidak

Ya

Tidak

Ya

Tidak

Ya

Tidak

2.

3.

4.

5.

67

ALASAN
TIDAK

6.
7.
8.

diawasi petugas?
Apakah penyimpanan
rapid test urine tercatat
jumlah & peruntukkannya?
Apakah pemanfaatan rapid
test urine dirapatkan
pemanfaatannya?
Apakah test urine
dibagikan kpd BNNK?

68

Ya

Tidak

Ya

Tidak

Ya

Tidak

pelaksanaan
penjangkauan
disusun
untuk
mengetahui tugas dan fungsi masing-masing
pelaksana berikut peran dan tanggung jawabnya,
seperti ditunjukan dalam gambar berikut ini :
STRUKTUR ORGANISASI
PELAKSANAAN PENJANGKAUAN PENYALAH GUNA
PENANGGUNG
JAWAB

PELAKSANA
KEGIATAN
.

TIM
ASESMEN

PENJANGKAU
&

PENYALAH
GUNA

PETUGAS
IPWL &

KELUARGA /
PENDAMPIN

Gambar 1. Struktur Organisasi Pelaksanaan Pejangkauan Penyalah guna

Keterangan :

Penanggung Jawab
Penanggung jawab program dan kegiatan adalah Kepala BNN
Provinsi/kab/kota
Penanggung jawab memerintahkan pelaksana kegia-tan,
penjangkau, penyalah guna dan keluarga;
Bertanggung jawab atas pelaksanaan penjangkauan penyalah
guna dari dijangkau hingga ditetapkan kriteria rawat jalan atau
rawat inap;
Bertanggung jawab atas perencaan, pengelolaan, pengolahan dan
laporan anggaran kegiatan;

69

Bertanggung jawab atas administrasi menanda-tangani


surat tugas dan surat perintah bagi penjangkau;
i.

Bertanggung jawab melaporkan secara berkala


jumlah penyalah guna yang diregistrasi dalam
rehabilitasi rawat jalan dan rawat inap.
j. Bertanggung
jawab
memeriksa,
menerima/menolak dan mengklarifikasi laporan
Pelaksana kegiatan;
k. Bertanggung
jawab
mengembalikan
sisa
anggaran apabila tidak mencapai target yang
diharapkan.

2. Pelaksana Kegiatan
a. Penanggung jawab pelaksanaan kegiatan
adalah Kabid Cemas (Cegah dan Dayamas)
BNNP dan Kasi Cemas BNNK
b. Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas
penjang-kau dari awal hingga akhir;
c. Bertanggung jawab dalam koordinasi dengan
Tim Asesmen, penyalah guna, keluarga
pendamping dan petugas IPWL dan panti
rehabilitasi
d. Bertanggung jawab menyediakan tempat,
kelayakan tempat dan sarana prasarana
pendukung
bagi
penyalah
guna
dan
pendampingnya selama proses menunggu
antrian asesmen Tim Asesmen;
e. Bertanggung jawab menyediakan kendaraan
untuk mengantar penyalah guna ke panti
rehabilitasi dan menjemput penyalah guna yang
selesai menjalani rehabilitasi untuk proses
pasca rehabilitasi;
f. Bertanggung jawab adminitrasi memberi dan
meminta pemanfaatan anggaran penjangkauan
kepada penjang-kau; menandatangani berita
acara penyerahan dan penerimaan penyalah
guna ke dan dari panti rehabilitasi.

70

g. Bertanggung jawab atas masalah pelarian


penyalah guna baik pasca asesmen oleh Tim
Asesmen maupun dari panti rehabilitasi;
h. Bertanggung jawab atas pencatatan, pelaporan,
monitoring
dan
evaluasi
pelaksanaan
penjangkauan kepada penanggung jawab
program dan kegiatan;
3. Penjangkau
a. Penanggung
jawab
atas
penjangkauan
penyalah guna dan pelaporan pelak-sanaan
penjangkauan kepada pelaksana kegiatan
dengan
tembusan
laporan
kepada
penanggungjawab program;
b. Bertanggung atas pengelolaan keuangan
penjangkau dan penyalah guna selama
pelaksanaan penjang-kauan dan melaporkan
kepada pelaksana kegiatan;
c. Bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan
penjang-kauan, mulai dari pemetaan lokasi,
pemilihan sasaran dan pendampingan sampai
pada Tim Asesmen di BNNP/BNNK
d. Bertanggung
jawab
melakukan
skrining,
pemerik-saan dokumen medis dan melengkapi
administrasi penyalah guna untuk persyaratan
asesmen;
e. Bertanggung jawab mendampingi penyalah
guna sampai dinyatakan mendapatkan layanan
rehabili-tasi baik rawat inap maupun rawat
jalan;
f. Bertanggung jawab atas kerahasiaan identitas
penyalah guna kecuali pelaporan kepada Kabid
Cemas;
g. Bertanggung
jawab
mematuhi
SPO
penjangkauan yang disusun dan ditandatangi
Kepala BNNP atau BNNKab/Kota; dan

71

h. Bertanggung
jawab
membuat
pelaporan
penggunaan anggaran dan pengembalian sisa
anggaran yang tidak dimanfaatkan maupun sisa
anggaran yang menjadi hak penyalah guna.
i.

72

4. Tim Asesmen
a. Penanggung jawab atas proses asesmen,
metode asesmen, hasil asesmen dan pelaporan
hasil asesmen;
b. Bertanggung jawab kepada Koordinator Tim
Asesmen yaitu Kepala BNNP/BNNKab/Kota;
c. Bertanggung jawab memberikan layanan
informasi yang diperlukan oleh penyalah guna;
d. Bertanggung jawab atas alasan kesediaan atau
penolakan penyalah guna untuk dilakukan
asesmen;
e. Bertanggung jawab untuk hadir dan melakukan
asesmen sesuai instruksi atau perintah
koordinator Tim Asesmen, terutama penyalah
guna yang terjangkau dari tempat yang jauh
(antar pulau).
5. Petugas IPWL dan panti rehabilitasi
a. Penanggung jawab atas penerimaan hasil
asesmen Tim Asesmen, pemeriksaan ulang
hasil asesmen dan reko-mendasi rawat jalan
atau rawat inap;
b. Bertanggung jawab melakukan perawatan
penyalah guna selama maksimal 3 bulan dan
melaporkan capaian kerjanya apabila diminta
pelaksana kegiatan;
c. Bertanggung jawab atas layanan informasi, hakhak perawatan penyalah guna dan rekomendasi
yang diberikan;
6. Keluarga atau Pendamping Penyalah guna
a. Penanggung
jawab
atas
pendampingan
penyalah guna dari mulai dibawa (tempat asal),
selama menunggu proses asesmen hingga
direhabilitasi;

73

b. Bertanggung ja awab memberikan informasi


seara jujur dan transparan terkait rekam medis
dan kondisi adiksi terkini penyalah guna;
c. Bertanggung
jawab memberikan
mandat
dengan surat kuasa kepada penjangkau apabila
berhalangan untuk ikut mendampingi penyalah
guna;
d. Bertanggungjawab atas biaya-biaya lain yang
timbul diluar anggaran yang menjadi hak
penyalah guna;
e. Bertanggung
jawab
mengikuti
semua
ketentuan, prosedur dan norma yang berlaku
sepanjang proses penjangkauan.
7. Penyalah guna atau target sasaran
a. Penanggung jawab diri atas terlaksananya
proses
rehabilitasi
yang
diawali
dari
penjangkauan, pendampingan, pemeriksaan
dan penerimaan panti rehabilitasi;
b. Bertanggung jawab untuk mengikuti semua
ketentuan, kriteria dan norma yang berlaku dan
diberlakukan pelaksana penjangkauan
H. Alur Pelaksanaan Penjangkauan
Alur pelaksanaan penjangkauan diawali dari proses
administrasi penerimaan dan penetapan penjangkau
oleh Kepala BNNP/BNNK dan diakhiri dengan
penetapan rawat (rawat jalan atau rawat inap)
penyalah guna narkoba, dengan bagan alur sebagai
berikut :
ALUR PELAKSANAAN PENJANGKAUAN

PEMBERIAN ANGGARANP
PENJANGKAU

PENDAMPINGAN KE PANTI
REHAB
PROSES
ASESMEN DI KANTOR BN

74

PENERIMAAN SASARAN

Gambar 2. Bagan Pelaksanaan Penjangkauan

Keterangan :
10.Penunjukkanetapan
penjangkau,
dilakukan
penerbitan surat tugas dari Ka BNNP/BNNK
kepada penjangkau yang telah diseleksi dan
terpilih;
11.Pemberian anggaran diserahkan dengan besaran
jumlah yang telah ditetapkan, dengan dasar
proposal dan pemetaan oleh penjangkauan,
dengan bukti kwitansi yang bermaterai dan
diserahterimakan oleh Kabid Cemas kepada
penjangkau dengan rinciannya.
12.Pelaksanaan Penjangkauan dimulai dengan
penyerahan dokumen proposal, Standar Prosedur
Operasi (SPO), anggaran, kemudian menyasar
penyalah guna (sasaran) dan dilakukan skrining,
pendekatan dengan keluarga dan mendapat
persetujuan untuk direhab.
13.Pemilihan Sasaran, dilakukan melalui seleksi
kondisi adiksi yang diperoleh melalui wawancara,
penyakit ikutan melalui dokumen rekam medis
dan informasi kondisi sasaran dari keluarga.
14.Proses Asesmen, sasaran terpilih yang dibawa
dengan didampingin keluarga atau surat kuasa
bagi yang tidak terdampingi, dibawa ke lokasi
dimana Tim Asesmen melakukan asesmen secara
detail dengan instrumen.
15.Pendampingan ke Panti Rehabilitasi, hasil
asesmen menjadi rujukan dasar sasaran untuk
dibawa penjang-kau ke panti rehabilitasi yang

75

ditunjuk guna mendapatkan


inap/rawat jalan.

layanan

rawat

16.Penerimaan Sasaran, setelah diteliti hasil


asesmen, sasaran dicatat dan diterima untuk
mendapatkan konsultasi untuk rawat inap/rawat
jalan
17.Penetapan Perawatan. Bagi sasaran yang
mendapatkan layanan rawat inap, langsung
menjalani rehabilitasi.
18.Rehabilitas Sasaran. Sasaran menjadi peserta
program yang menjalani masa rehabilitasi
selama minimal 3 (tiga) bulan dan selepas itu
dapat ditindaklanjuti dengan perawatan lanjutan
yang
dikoordinasikan
oleh
Kabid
Cemas
BNNP/BNNK.
MEKANISME PENJANGKAUAN DAN PENDAMPINGAN

MEKANISME KAMPANYE

MEMBUAT
BALIHO, SPANDUK

MELAKUKAN
JANGKAU

MELAKUKAN
OPERASI RAZIA T.

PECANDU
DATANG SENDIRI

PECANDU
DIJANGKAU OLEH

PECANDU DIRAZIA
UTK

PROSES ASESMEN
DI BNNP/K DI

PROSES SERAH
TERIMA PECANDU &
PELAPORAN
REHABILITASI
RAWAT JALAN /
RAWAT INAP

PASCA
REHABILITASIPR

76

PECANDU TERAZIA
DGN BB DI TAT,
LIDIK & SIDIK

Keterangan :
1. Memancang Billboard

MEKANISME PENJANGKAUAN DAN PENDAMPINGAN

MEKANISME JANGKAU

MEMBUAT
BALIHO, SPANDUK

MELAKUKAN
JANGKAU

MELAKUKAN
OPERASI RAZIA T.

PECANDU
DATANG SENDIRI

PECANDU
DIJANGKAU OLEH

PECANDU DIRAZIA
UTK

PROSES ASESMEN
DI BNNP/K & DIDI

PROSES SERAH
TERIMA PECANDU &
PELAPORAN
REHABILITASI
RAWAT JALAN /
RAWAT INAP

PASCA
REHABILITASI

PECANDU TERAZIA
DGN BB DI TAT,
LIDIK & SIDIK

I. Prosedur
Prosedur penjangkauan merupakan hal-hal yang
dipersyaratkan
bagi
terpenuhinya
sasaran,
penjangkau, keluarga pendamping dan proses
penjangkauan, sebegai berikut :

77

1. Penjangkauan adalah kegiatan mulai dari


menjemput
sasaran
hingga
diterimanya
keputusan dirawat jalan datau dirawat inap
sasaran.
2. Sasaran adalah penyalah guna yang telah
berhasil dan lulus dalam skrining dan wawancara
kuesioner penjangkau;
3. Penjangkau adalah petugas jangkau yang
ditetapkan dengan surat tugas, tanda pengenal
dan mampu menjalankan prosedur kerja dalam
penjangkauan;
4. Keluarga penyalah guna adalah pendamping dari
anggota
keluarga
yang
bersedia
bertanggungjawab dalam mendampingi sasaran
dari awal hingga akhir proses asesmen;
5. Prosedur
penjangkauan
adalah
dokumen
pemandu tahapan kerja penjangkauan yang
disusun oleh BNNP untuk memperlancar dan
tertibnya penjangkauan.
6. Pembayaran dana adalah penyerahan dana yang
besar dan mekanisme telah ditetapkan dalam
SOP, yaitu dari mulai proses penjemputan hingga
ditetapkannya sebagai pasien dalam rawat jalan
atau rawat inap.
7. Pelaporan adalah pemberian informasi tentang
identitas sasaran yang telah menjalani proses
panjangkauan, asesmen dan ditetapkannya
menjadi pasien rawat jalan atau rawat inap
dengan identitas inisial yang disamarkan guna
perlindungan sasaran.
8. Petugas pencatat dan pelaporan adalah petugas
yang ditunjuk dan ditetapkan BNNP untuk
mengakses data dan informasi jati diri sasaran
yang
diangkat
dengan
sumpah
dan
mendapatkan Pembekalan dan honor.
J. Kriteria

78

Kriteria merupakan prasyarat dan batasan yang


harus dipenuhi dalam pelaksanaan penjangkauan.
Kriteria pada sub berikut menjelaskan penjangkau
dan yang dijangkau, sebagai berikut :
1. Kriteria penjangkau, antara lain : (1) berasal dari
lembaga yang memiliki pengalaman menjangkau
penyalah guna; (2) memiliki ketrampilan menskrining penyalah guna narkoba; (3) memiliki
wilayah
sasaran
dari
hasi
pengalaman
menjangkaunya.
2. Kriteria penyalah guna narkoba atau yang
dijangkau, antara lain : (1) penyalah guna
narkoba, baik jenis stimulant, halusinogen dan
depresan; (2) ter-skrining penjangkau memenuhi
kriteria untuk dirawat; dan (3) pernah atau
tengah dalam masa menderita sakaw;
K. Pembiayaan
Pembiayaan dalam penjangkauan berasal dari
anggaran APBNP BNN 2015 yang manajemen
keuangannya dilakukan antara lain :
1. Penanggung jawab keuangan
2. Penanggungjawab keuangan adalah Deputi
Pember-dayaan Masyarakat BNN
3. Pengelola Keuangan
Pengelola keuangan adalah Kepala Badan Narkotika
Nasional Provinsi/kota/Kabupaten
4. Pelaksana Keuangan
5. Pelaksana Keuangan adalah Kepala Bidang
Pember-dayaan Masyarakat (Kabid Cemas) BNNP
dan Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat
(Kasi Cemas) BNNKab/Kota.
6. Sub Pelaksana Keuangan

79

7. Sub pelaksana keuangan adalah penjangkau


yang ditetapkan dan mendapat surat tugas yang
ditanda tangani Kepala BNNP/Kab/Kota
8. Pelaporan Keuangan
9. Laporan
pertanggung
jawaban
keuangan
dilakukan dari mulai sub pelaksana keuangan,
pelaksana keuangan, pengelola keuangan dan
penanggung jawab. Laporan dipertanggungjawabkan kepada Kepala BNN.
Besaran
anggaran
yang
penjangkauan meliputi :

disediakan

dalam

1. Dana Operasional Tim penjangkauan, Koordinator


dan 2 orang, sebesar Rp 500.000,2. Dana bagi Penjangkau, sebesar Rp 100.000,3. Dana Bagi per orang Sasaran, sebesar Rp
100.000,L. Keluaran dan Manfaat
Adapun
keluaran
(output)
penjangkauan ini antara lain :

dari

kegiatan

1. Jumlah penyalah guna yang melaporkan diri


2. Jumlah penyalah guna yang harus dijangkau
3. Jumlah Penjangkau yang bertugas
4. Jumlah IPWL dan Panti Rehabilitasi yang terlibat
Sedangkan manfaat (outcome)
penjang-kauan ini antara lain :

dari

program

1. Jumlah penyalah guna yang dirawat jalan


2. Jumlah penyalah guna yang dirawat inap
3. Jumlah penyalah guna yang pasca rehab

80

ASSESMENT MEDIS
IPWL
POSITIF

IKAN PENUNTUTAN - PERADILAN


PUTUSAN
ASSESMENT

BAB II

HUKUM

PENYIDIK
G

BNNP
IA BENTUK
TIM OPS
T BERANTAS
(DAYAMAS
O + BERANTAS)

ADA BB

P
S

TEST URINE
HASIL OPS - BNNP
PEDOMAN PELAKSANAAN PENJANGKAUAN

Pendahuluan
Penjangkauan penyalah guna narkoba merupakan salah
satu bentuk layanan rehabilitasi yang perlu dilakukan
guna memudahkan akses dan meningkatkan partisipasi
dan kemauan penyalah guna dan keluarganya untuk
bersedia direhabilitasi secara suakrela (Voluntary).
Upaya menjangkau dilakukan setelah upaya Komunikasi
Informasi dan Edukasi (KIE) tentang pentingnya
penyalah guna narkoba untuk lapor diri kurang
memberikan hasil yang maksimal dalam menambah
jumlah penyalah guna untuk direhabilitasi.

81

Oleh karenannya dalam menjangkau sasaran,


diperlukan motivasi, insentif dan metoda yang tepat
sasaran oleh petugas penjangkau yang memiliki kriteria
dan pengalaman dalam menjangkau penyalah guna
narkoba serta mematuhi Standar Prosedur Operasi
(SPO) yang telah disusun sebagai panduan kegiatan.
Ruang Lingkup
Ruang lingkup pedoman pelaksanaan penjangkauan ini
terkait dengan tahapan dan prosedur kegiatan dari
mulai administrasi, pemetaan, perencanaan, seleksi,
pendam-pingan hingga hasil TAT, perujukan ke IPWL
dan Panti rehabilitasi hingga pelaporan
Pelaksana
. Dalam kegiatan
PELAKSANA
TIM
PENJANGKAU
PETUGAS
PENYALAH
/
PENANGGUNGKELUARGA
KEGIATAN
.
ASESMEN
&
IPWL
&
menjangkauGUNA
sasaran, seorang
diperlukan
seorang
PENDAMPIN
JAWAB
EMPATAN PADA
TEMPAT
REHAB
petugas penjangkau yang memahami pengetahuan
adiksi dan karakteristik korban adiksi serta memiliki
empati dan kepedulian, sehingga dalam melaksanakan
tugasnya tidak gampang menyerah.
Seorang pelaksana penjangkauan adalah petugas
jangkau yang memiliki surat penetapan petugas
jangkau yang ditandatangani oleh Kepala BNNP.
Persyaratan melamar menjadi penjangkau
direkomendasikan oleh satuan kerja rehabilitasi yang
telah menyeleksi penjangkau tersebut.
Penjangkau memiliki hak mendapatkan dana
menjangkau dan berkewajiban melaksanakan Standar
Prosedur Operasi (SOP) penjangkauan yang dibuat oleh
BNNP. Dalam tugasnya, penjangkau melakukan tugastugas dan tahapan-tahapan penjangkauan, antara lain :
Memetakan wilayah persebaran pecandu dan membuat
prioritas wilayah mana yang didahulukan;
Memiliki jejaring kerja dengan stakeholder di wilayah
yang dipetakan tersebut;
Membangun akses hubungan dengan penyalah guna,
keluarga dan lingkungan penyalahguna;

82

Memiliki pengetahuan dasar mengenali karakteristik


penyalah guna untuk memudahkan penerimaan dalam
proses assessment oleh Tim Assessment Terpadu.
Mendampingi klien dari sejak dibawa, diterima TAT
hingga proses ditetapkannya kriteria rawatan oleh Panti
Rehabilitasi.
Sasaran
Sasaran penjangkauan adalah penyalah guna yang
bersedia secara sukarela (voluntary) direhabilitasi dan
mendapatkan pendampingan dan persetujuan
keluarganya selama proses Assessment berlangsung.
Penyalah guna yang ditetapkan sebagai sasaran
mendapatkan penilaian awal dari wawancara dan
kuesioner yang dilakukan oleh penjangkau sehingga
memenuhi sebagai penyalah guna yang pantas
mendapatkan layanan assessment untuk direhabilitasi.
Penyalah guna mendapatkan hak berupa dana
rehabilitasi yang ditetapkan oleh Ka BNNP dan
berkewajiban mengikuti SOP dari mulai awal hingga
ditetapkannya jenis rawatan apa yang sesuai dengan
kondisi adiksinya.
Dalam proses rehabilitasi, sasaran harus didampingi
keluarga yang akan membantu proses penjangkauan,
proses assessment dan proses pendaftarannya ke panti
rehabilitasi.
Sasaran yang telah lulus dari TAT berhak dihantarkan ke
panti rehabilitasi dengan tidak dituntut pidana penjara
serta berhak menerima bentuk perawatan sesuai hasil
assessment.
Sasaran mendapatkan layanan rawat jalan dan rawat
inap selama maksimal 6 (enam) bulan dengan biaya
yang ditanggung oleh negara (Gratis) kecuali biayabiaya lain yang terkait dengan penyakit ikutannya.
Prosedur
Prosedur penjangkauan merupakan hal-hal yang
dipersyaratkan bagi terpenuhinya sasaran, penjangkau,

83

keluarga pendamping dan proses penjangkauan,


sebegai berikut :
Penjangkauan adalah kegiatan mulai dari menjemput
sasaran hingga diterimanya keputusan dirawat jalan
datau dirawat inap sasaran.
Sasaran adalah penyalah guna yang telah berhasil dan
lulus dalam skrining dan wawancara kuesioner
penjangkau;
Penjangkau adalah petugas jangkau yang ditetapkan
dengan surat tugas, tanda pengenal dan mampu
menjalankan prosedur kerja dalam penjangkauan;
Keluarga penyalah guna adalah pendamping dari
anggota keluarga yang bersedia bertanggungjawab
dalam mendampingi sasaran dari awal hingga akhir
proses assessment;
Prosedur penjangkauan adalah dokumen pemandu
tahapan kerja penjangkauan yang disusun oleh BNNP
untuk memperlancar dan tertibnya penjangkauan.
Pembayaran dana adalah penyerahan dana yang besar
dan mekanisme telah ditetapkan dalam SOP, yaitu dari
mulai proses penjemputan hingga ditetapkannya
sebagai pasien dalam rawat jalan atau rawat inap.
Pelaporan adalah pemberian informasi tentang identitas
sasaran yang telah menjalani proses panjangkauan,
assessment dan ditetapkannya menjadi pasien rawat
jalan atau rawat inap dengan identitas inisial yang
disamarkan guna perlindungan sasaran.
Petugas pencatat dan pelaporan adalah petugas yang
ditunjuk dan ditetapkan BNNP untuk mengakses data
dan informasi jati diri sasaran yang diangkat dengan
sumpah dan mendapatkan Pembekalan dan honor.
Tata Laksana
diawali dengan penetapan petugas jangkau,
penyusunan SOP Penjangkauan
Pembekalan petugas jangkau dengan SOP
penerbitan surat tugas bagi petugas jangkau,

84

pelaksanaan penjangkauan melalui perencanaan,


implementasi, monitoring dan pelaporan
melakukan pemetaan, pendekatan dan pendampingan
ke wilayah-wilayah dimana sasaran berdomisili
melakukan skrining, wawancara dan menyiapkan
pendamping bagi penjangkauan sasaran.
Sasaran yang telah bersedia didampingi keluarga
terdekat untuk siap dilakukan Assessment oleh TAT.
Proses TAT dilakukan pada waktu dan tempat khusus
yang hanya dihadiri Tim TAT, Sasaran dan Keluarga
Korban.
Hasil TAT yang telah ditandatangani oleh Ketua TAT
(Kepala BNNP) menjadikan persyaratan sasaran untuk
dilakukan pendaftaran ke IPWL yang ditunjuk BNNP.
Sasaran yang telah diterima dan telah keluar surat
rekomendasi jenis rawatnya, berhak mendapatkan uang
sebesar Rp 100.000,- berikut penjangkaunya sebesar
Rp 30.000,Surat rekomendasi jenis rawat inap ditembuskan
kepada petugas pencatatan dan pelaporan di BNNP.
Pembiayaan
Pembiayaan dalam penjangkauan berasal dari
anggaran APBNP BNN 2015 yang manajemen
keuangannya dilakukan antara lain :
Penanggung jawab keuangan
Penanggungjawab keuangan adalah Deputi Pemberdayaan Masyarakat BNN
Pengelola Keuangan
Pengelola keuangan adalah Kepala Badan Narkotika
Nasional Provinsi/kota/Kabupaten
Pelaksana Keuangan
Pelaksana Keuangan adalah Kepala Bidang
Pemberdayaan Masyarakat (Kabid dayamas) BNNP dan
Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat (Kasi dayamas)
BNNKab/Kota.
Sub Pelaksana Keuangan

85

Sub pelaksana keuangan adalah penjangkau yang


ditetapkan dan mendapat surat tugas yang ditanda
tangani Kepala BNNP/Kab/Kota
Pelaporan Keuangan
Laporan pertanggung jawaban keuangan dilakukan dari
mulai sub pelaksana keuangan, pelaksana keuangan,
pengelola keuangan dan penanggung jawab. Laporan
dipertanggungjawabkan kepada Kepala BNN.
BAB III
PEDOMAN PELAKSANAAN RAZIA
A. Pendahuluan
Salah satu cara melakukan percepatan dalam
peningkatan jumlah 100.000 penyalah guna yang
akan direhabilitasi adalah dengan upaya paksa
melalui mekanisme penjaringan penyalah guna di
tempat-tempat
yang
biasa
mereka
menyalahgunakan dan mengedarkan gelap narkoba.
Melalui razia tempat-tempat hiburan diharapkan
banyak penyalah guna yang terjaring operasi guna
direhabilitasi.
Melalui operasi razia diharapkan mendapatkan dua
tujuan sekaligus, menjadikan efek jera dan
memobiliasi penyalah guna untuk tidak lagi terlibat
dalam
transaksi
narkoba,
sehingga
upaya
menurunkan demand dan supply berjalan secara
seimbang. Namun demikian, diperlukan pedoman
dalam pelaksanaannya, agar pelaksanaan razia
dapat berjalan sesuai rencana dan terjaringnya
banyak penyalah guna untuk direhabilitasi.
B. Ruang Lingkup
Ruang

lingkup

pedoman

86

pelaksanaan

razia

ini

dibatasi
pada
proses
perencanaan
operasi,
pelaksanaan di lapangan, pengangkutan ke kantor
BNNP/Kab/Kota hingga membawa penerima program
ke IPWL atau panti rehabilitasi yang telah ditunjuk.
C. PelaksanaOrganisasi dan Tanggung Jawab
Struktur organisasi pelaksanaan operasi razia
disusun untuk mengetahui tugas dan fungsi
masing-masing pelaksana berikut peran dan
tanggung jawabnya, seperti ditunjukan dalam
gambar berikut ini :
STRUKTUR ORGANISASI
PELAKSANAAN OEPRASI RAZIA
PENANGGUNG
JAWAB

PELAKSANA
KEGIATANTEST

PELAKSANA
KEGIATANRAZIA

TIM
ASESMEN

OPERASI
PENJANGKAU

PETUGAS
IPWL &

KELUARGA /
PENDAMPIN

PENYALAH
GUNA

KELUARGA /
PENDAMPIN

Gambar 1. Struktur Organisasi Pelaksanaan Pejangkauan Penyalah guna

Keterangan :
1. Penanggung Jawab
a. Penanggung jawab kegiatan/operasi razia
adalah Kepala BNN Provinsi/kab/kota
b. Bertanggungjawab dalam inisiatif waktu dan
sasaran (lokasi razia)

87

c. Bertangggung
jawab
mengkoordinasi
pelaksanaan razia gabungan (jika diperlukan)
d. Bertanggung jawab memerintahkan Kabid
Brantas untuk memimpin operasi dan Kabid
Cemas untuk melakukan test urine & keduanya
untuk mobilisasi terjaring positif ke kantor
BNNP;
e. Bertanggung
jawab
atas
perencaan,
pengelolaan, pengolahan dan laporan anggaran
kegiatan;
f. Bertanggung jawab atas administrasi menandatangani surat tugas, surat perintah dan
adminitrasi lain yang diperlukan;
2. Pelaksana Operasi Razia
a. Penanggung jawab pelaksanaan operasi razia
adalah Kabid Brantas BNNP dan Kasi Brantas
BNNK
b. Bertanggung jawab memimpin pelaksanaan
operasi razia dari awal perencanaan hingga
akhir;
c. Bertanggung jawab dalam koordinasi dengan
Tim gabungan (TNI/Polri) jika diperlukan;
d. Bertanggung jawab menyita barang bukti (BB)
dan tersangka serta membawa ke Polres/Polsek;
e. Bertanggung jawab mengawal terjaring razia
yang teridentifikasi positif pada test urine ke
kantor BNNP/K;
f. Bertanggung jawab dalam pengkondisian
penyalah guna yang terjaring dan hasil test
urine positif untuk dapat
menghubungi
keluarga terdekatnya;
g. Bertanggung jawab menyediakan kendaraan
untuk mengantar penyalah guna ke panti
rehabilitasi dan menjemput penyalah guna yang
selesai menjalani rehabilitasi untuk proses
pasca rehabilitasi;

88

h. Bertanggung jawab menyelidik dan menyidik


penyalah guna dengan BB dan membuat LKN.
3. Pelaksana Test Urine Terjaring Razia
a. Penanggung jawab pelaksanaan test urine bagi
penyalah guna yang terjaring operasi razia;
b. Bertanggung
jawab
menyiapkan
dan
melaksanakan test urine dan menyimpan
berkas hasil test urine positif;
c. Bertanggung jawab menyediakan tempat,
kelayakan tempat dan sarana prasarana
pendukung di kantor BNNP/K bagi penyalah
guna yang teridentifikasi positif dan dibawa Tim
Brantas;
d. Bertanggung
jawab
administrasi
menandatangani berita acara penyerahan dan
penerimaan penyalah guna ke dan dari panti
rehabilitasi.
e. Bertanggung jawab atas masalah pelarian
penyalah guna baik pasca asesmen oleh TAT
maupun dari panti rehabilitasi;
f. Bertanggung jawab atas pencatatan, pelaporan,
monitoring
dan
evaluasi
pelaksanaan
penjangkauan kepada penanggung jawab
program dan kegiatan;
4. Pendukung Pelaksanaan Operasi Razia
a. Penanggung jawab pendukung pelaksanaan
operasi razia adalah Tim Dayamas dan Tim
Brantas BNNP/K yang mendapat surat tugas
atau sprin;
b. Bertanggung
jawab
mendukung
penuh
pelaksanaan operasi dari awal hingga akhir
sesuai instruksi, perintah dan pendelegasian
tugas;
5. Tim Asesmen Terpadu (TAT)

89

a. Penanggung jawab atas proses asesmen,


metode asesmen, hasil asesmen dan pelaporan
hasil asesmen;
b. Bertanggung jawab kepada Koordinator TAT
yaitu Kepala BNNP/BNNKab/Kota;
c. Bertanggung jawab memberikan layanan
informasi yang diperlukan oleh penyalah guna;
d. Bertanggung jawab atas alasan kesediaan atau
penolakan penyalah guna untuk dilakukan
asesmen;
e. Bertanggung jawab untuk hadir dan melakukan
asesmen sesuai instruksi atau perintah
koordinator TAT, terutama penyalah guna yang
terjangkau dari tempat yang jauh (antar pulau).
6. Petugas IPWL dan panti rehabilitasi
a. Penanggung jawab atas penerimaan hasil
asesmen TAT, pemeriksaan ulang hasil asesmen
dan reko-mendasi rawat jalan atau rawat inap;
b. Bertanggung jawab melakukan perawatan
penyalah guna selama maksimal 3 bulan dan
melaporkan capaian kerjanya apabila diminta
pelaksana kegiatan;
c. Bertanggung jawab atas layanan informasi, hakhak perawatan penyalah guna dan rekomendasi
yang diberikan;
7. Keluarga atau Pendamping Penyalah guna
a. Penanggung
jawab
atas
pendampingan
penyalah guna dari terjaring dibawa ke kantot
BNNP/BNNK,
selama
menunggu
proses
asesmen hingga direha-bilitasi dan pasca
menjalani masa rehabilitasi;
b. Bertanggung jawab memberikan informasi
secara jujur dan transparan terkait rekam medis
dan kondisi adiksi terkini penyalah guna;

90

c. Bertanggung jawab memberikan mandat


dengan surat kuasa kepada orang lain untuk
mendampingi yang apabila berhalangan untuk
ikut mendampingi penyalah guna;
d. Bertanggungjawab atas biaya-biaya lain yang
timbul selama masa pendampingan;
e. Bertanggung
jawab
mengikuti
semua
ketentuan, prosedur dan norma yang berlaku
sepanjang proses oeprasi razia hingga dibawa
ke panti rehabilitasi.
8. Penyalah guna atau target sasaran atau Terjaring
Razia
a. Penanggung jawab diri atas terlaksananya
proses
oeprasi
razia,
pendampingan,
pemeriksaan dan penerimaan panti rehabilitasi;
b. Bertanggung jawab untuk mengikuti semua
ketentuan, kriteria dan norma yang berlaku dan
diberlakukan pelaksana penjangkauan
c. Bertanggung
jawab
mematuhi
semua
ketentuan, prosedur, menjawab dengan jujur
pertanyaan dan menjalani dengan sabar proses
rehabilitasi.
D.
Pelaksanaan operasi razia diketuai oleh Kepala BNNP
dengan melakukan koordinasi dengan aparat
berwajib dari Kepolisian dan satuan tugas TNI apabila
diperlukan dalam operasi gabungan menyasar lokasilokasi dimana banyak terlibat TNI dan jajarannya.
Dalam menjalankan tugasnya, Kepala BNNP dibantu
Kepala Bidang (Kabid) Pemberantasan dan Kabid
Pem-berdayaan masyarakat (Dayamas). Dalam tugas
razia, kabid berantas menjalankan Standar Prosedur
Operasi (SOP) operasi razia dan dalam tugas
melakukan test urine pada sasaran, kabid dayamas
juga menjalankan SPO test urine.

91

E. Sasaran
Sasaran operasi razia adalah pengunjung tempattempat hiburan yang lokasi tersebut telah
teridentifikasi terjadi penyalahgunaan dan peredaran
gelap narkoba yang terinformasi dan hasil
penyelidikan. Untuk mengetahui penyalah guna dan
jenis narkoba yang disalah gunakan, dilakukan
dengan test urine bagi setiap terazia.
Pengunjung yang teridentifikasi positif, digiring untuk
dilakukan assessmentasesmen oleh TAT sedang
pengunjung yang negatif dalam hasil test urine
dilepaskan.
Guna
kemudahan
mobilisasi
pengunnjung yang teridentifikasi positif, disediakan
kendaraan angkut untuk dibawa ke kantor BNNP
dimana TAT melakukan tugasya.
F. Tata LaksanaTahapan Pelaksanaan
Operasi razia dilaksanakan sesuai SPO yang disusun
BNNP dan ditandatangani Kepala BNNP. Penatalaksanaan operasi razia terdiri dari 3 tahapan:
1. Tahap persiapan
Operasi razia dipersiapkan secara matang dan
terkoordinasi namun waktu pelaksanaan, lokasi
sasaran tetap menjadi informasi yang hanya
dimiliki Kepala BNNP dan Kabid Berantas.

92

2. Tahap operasi
Operasi menyasar lokasi dengan melibatkan
semua unsur dan personil razia, aparat kepolisian
dan satgas TNI jika diperlukan. Operasi menyasar
pengunjung
dan
barang
bukti
narkoba.
Pengunjung yang terazia dengan barang bukti
diamankan kepolisian, sedang pengunjung yang
terazia dengan tidak terdapat barang bukti
dilakukan test urine.
3. Tahap test urine
Test urine diberlakukan bagi semua pengunjung
dan pegawai tempat hiburan. Dalam mengambil
sampel urine, setiap pengunjung dikawal oleh
seorang petugas guna memastikan sampel urinenya. Urine-urine tersebut kemudian dilakukan test
untuk mengidentifkasi positif dan negatifnya.
Pengunjung yang hasil test urine-nya positif
dibawa ke kantor BNNP dengan kendaraan yang
telah disediakan.
Sementara pengunjung yang negatif dilepaskan.
Pengunjung yang teridentifikasi dengan barang
bukti dibawa ke kantor polisi. Sepanjang
menunggu hasil test urine dan menunggu TAT di
BNNP pengunjung dihubungkan dengan pihak
keluarga untuk mendampingi dan melengkapi
informasi TAT.
4. Tahap AssessmentAsesmen
Sasaran yang terjaring positif hasil test urine-nya
dihadapkan satu per satu dengan TAT untuk
diwawancara
dengan
instrument
AssessmentAsesmen dan hasilnya ditunggu saat
itu juga. Sepanjang menunggu giliran wawancara
maupun hasil wawancara sasaran menempati
ruang yang dipersiapkan di BNNP.

93

5. Tahap Pendampingan ke Panti Rehabilitasi


Peserta program yang telah dilakukan TAT dibawa
ke panti rehabilitasi yang telah ditunjuk, dipilih
dan dipersiapkan menerima penyalah guna yang
akan direhabilitasi.
G. Prosedur
Dalam menjaga pelaksanaan operasi razia agar
berjalan sesuai dengan rencana, diperlukan SPO
mekanisme operasi razia yang disusun dan
ditandatangani oleh Kepala BNNP. Demi menunjang
kaidah pelaksanaan kegiatan yang berjalan sesuai
yang diharapkan, diperlukan prosedur, sebagai
berikut :
1. Rencana
pelaksanaan
operasi
telah
dikoordinasikan pihak-pihak yang terlibat dan
setiap pelaksana telah mendapatkan surat tugas
dalam Tim.
2. Waktu pelaksanaan razia menjadi informasi
rahasia yang hanya diketahui oleh Ka BNNP dan
Kabid Pemberantasan.
3. Operasi menyasar sasaran, lokus dan target
secara acak sesuai dengan hasil penyelidikan;
4. Prosedur sasaran dan barang bukti yang terjaring
dilakukan test urine harus berada dalam tempat
kejadian perkara (TKP), dan waktu yang sama.
5. Sasaran yang terjaring dan hasil test urine-nya
positif harus dihubungi keluarganya guna
kepentingan pendampingan selama menunggu
proses TAT dan menemani dalam proses
rehabilitasi.

94

6. Segala bentuk akomodasi dan kebutuhan peserta


yang dibawa ke kantor BNNP dipenuhi oleh
keluarga korban yang mendampingi.
7. Tanggung jawab kabid berantas dari mulai
pelaksanaan razia hingga sasaran menunggu
proses TAT.
8. Tanggung jawab kabid dayamasKabid Cemas dari
mulai melakukan test urine hingga mengantarkan
peserta ke panti rehabilitasi
H. Alur Pelaksanaan Operasi Razia
Alur pelaksanaan operasi razia diawali dari proses
rapat koordinasi (hanya bertiga) Ka BNNP/K,
Kabid/kasi Berantas, Kabid/Kasi Cemas, Tim BNNP/K
tentang rencana pelaksanaan operasi razia,
implementasi di lapangan, dan tindak lanjut pasca
operasi razia. Seleng-kapnya dijelaskan pada Bagan
Alur Sebagai berikut :
ALUR PELAKSANAAN OPERASI RAZIA

Gambar 2. Bagan Pelaksanaan Operasi Razia

Keterangan :
1. Rakor Tim Operasi, dilakukan Ka BNNP/K,
Kabid/Kasi Berantas, Kabid/Kasi Cemas dan Tim

95

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Gabungan Berantas dan Dayamas tentang


rencana operasi, SPO dan pembagian tugas;
Proses Administrasi diawali dengan penerbitan
Sprin dan Surat Tugas kepada semua Tim. Surat
pemberita-huan kepada Tim Gabungan jika
diperlukan serta penyerahan anggaran Operasi
kepada Kabid Berantas dengan dengan bukti
kwitansi yang bermaterai dan diserahterimakan
oleh Kabid Berantas dengan rinciannya.
Persiapan sarana dan Prasarana, penyiapan
sarana dan prasarana, seperti kendaraan,
peralatan test urine, tempat di BNNP/K untuk
menampung para penyalah guna yang terjaring
dan positif test urine-nya.
Penggerebekan Lokasi, dilakukan pada lokasi dan
waktu yang dirahasiakan oleh Ka BNNP/K dan
Kabid/kasi Berantas diikuti oleh Tim Gabungan
yang telah dikoordinasikan.
Pemeriksaan Test Urine Terjaring, pengunjung
yang terjaring digiring untuk melakukan test
urine dengan pengawalan satu orang satu
pengawal. Pemeriksaan ditempat langsung
memberikan hasil;
Penggiringan tersangka positif dan Barang Bukti,
Penyalah guna yang terjaring dan test urine-nya
positif digiring untuk diangkut ke kantor BNNP/K
yang telah meunggu tim pendukung dan TAT.
Sepanjang proses tersebut dikondisikan keluarga
terjaring terdekat dihubungi untuk bisa hadir;
Pemeriksaan dan Asesmen, setelah diteliti hasil
asesmen, sasaran dicatat dan diterima untuk
mendapatkan konsultasi untuk rawat inap/rawat
jalan
Proses
Rehabilitasi.
Bagi
sasaran
yang
mendapatkan layanan rawat inap, langsung
menjalani rehabilitasi.

96

9. Penyelidikan Barang Bukti dan Jaringan Sindikat.


Bagi tersangka yang disita BB-nya maka proses
hukum termasuk TAT dilakukan di Polres dan
Polsek dan untuk dilidik dan disidik.
I. Kriteria
Kriteria yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan
operasi razia terkait pelaksana razia dan terazia,
sebagai berikut :
1. Kriteria perazia, antara lain : (1) petugas dari
BNNP, Polisi dan Tim Gabungan yang memiliki
surat tugas; (2) memiliki tugas dan fungsi yang
harus dipatuhi; dan (3) diutamakan yang
berpengalaman dalam razia.
2. Kriteria terazia atau yang dirazia, antara lain : (1)
pengunjung yang yang berada di lokasi; (2)
pengunjung yang teridentifikasi positif dalm test
urine; dan (3) terazia di lokasi yang memiliki
barang bukti
J. Pembiayaan
Pembiayaan dalam pelaksanaan razia berasal dari
anggaran APBNP BNN 2015 yang manajemen
keuangannya dilakukan antara lain :
1. Penanggung jawab keuangan
Penanggungjawab keuangan
Pemberantasan BNN

adalah

Deputi

2. Pengelola Keuangan
Pengelola keuangan adalah Kepala Badan
Narkotika Nasional Provinsi/Kota/Kabupaten
3. Pelaksana Keuangan
Pelaksana Keuangan adalah Kepala Bidang
Pemberantasan (Kabid brantas) BNNP dan Kepala
Seksi Pemberantasan (Kasi Brantas) BNNKab/Kota.

97

4. Pelaporan Keuangan
Laporan
pertanggung
jawaban
keuangan
dilakukan dari mulai pelaksana keuangan,
pengelola keuangan dan penanggung jawab.
Laporan dipertanggung-jawabkan kepada Kepala
BNN.
Adapun bentuk dukungan pembiayaan dalam operasi
berantas (operasi razia) meliputi : operasional di
tempat hiburan, publikasi media, membawa hasil
operasi BNNP, membawa hasil operasi ke IPWL,
membawa
ke
panti
reha-bilitasi,
melakukan
penyidikan dan monitoring evaluasi.
Besaran
Anggaran
diperuntukkan

dalam

operasi

Razia,

1. Uang harian maks 25 orang @ Rp 140.000,2. Sewa Kendaraan untuk operasi 3 @ Rp 766.000,3. Sewa Kendaraan untuk angkut 2 @ Rp 766.000,4. Uang makan untuk hasil operasi 20 x 3 @ Rp
45.000,5. Dukungan penyidikan per berkas @ 19.440.000,6. Dukungan untuk Monev 1 PKT @ 19.451.384,K. Keluaran dan Manfaat
Adapun keluaran (output) dari kegiatan operasi razia
ini antara lain :
Jumlah pengunjung yang mengkuti test urine
Jumlah pengunjung yang hasil test urine-nya positif
Jumlah pengunjung yang memiliki barang bukti
Jumlah pengunjung yang dilidik dan disidik
Jumlah petugas Razia
1. Jumlah instansi pemerintah dan
masyarakat yang mendukung razia

98

komponen

2. Jumlah Terazia yang dibawa ke IPWL


Sedangkan manfaat (outcome)
penjang-kauan ini antara lain :

dari

program

1. Jumlah penyalah guna yang dirawat jalan


2. Jumlah penyalah guna yang dirawat inap
3. Jumlah penyalah guna yang pasca rehab
BAB IV
PEDOMAN PELAKSANAAN REHABILITASI

A. Pendahuluan
Peran penting Rehabilitasi penyalah guna narkoba,
dalam Gerakan Nasional rehabilitasi 100.000
penyalah guna Tahun 2015 merupakan kunci
keberhasilan dari gerakan ini. Setiap penyalah guna
yang direhabilitasi berarti mengurangi permintaan
(demand reduction).
Mengingat pentingnya peran bidang rehabilitasi
maka diupayakan peningkatan pelayanan prima
bagi penyalah guna (peserta program). Pelayanan
prima yang akan dilakukan harus terukur secara
input (terutama angga-ran), keluaran (output) dan
manfaat (outcome).
Di samping itu, pelaksanaan layanan rehabilitasi
harus
terdokumentasikan
secara
jelas,
pengorganisasian dan tatalaksananya, petugas yang
terlibat, alur bagan pelaya-nan, pembiyaan,
keluaran
dan
manfaatnya.
Oleh
karenanya
diperlukan pedoman pelaksanaan rehabilitasi.
B. Ruang Lingkup
Pedoman pelaksanaan rehabilitasi ini terkait dengan
mekanisme penerimaan penyalah guna dari yang

99

datang sendiri, penjangkauan oleh Tim Dayamas


dan Hasil Razia dari Tim Berantas, Pengorganisasi
dan Tanggung Jawab, Alur Pelayanan, Kriteria,
Pembiayaan, keluaran dan manfaat.
PENYALAH
GUNA

C. Organisasi dan Tanggung Jawab

Struktur organisasi pelaksanaan rehabilitasi disusun


KELUARGA /
untuk mengetahui tugas dan fungsi masing-masing
PENDAMPIN
pelaksana berikut peran dan tanggung jawabnya,
seperti ditunjukan dalam gambar berikut ini :
STRUKTUR ORGANISASI
PELAKSANAAN PENJANGKAUAN PENYALAH GUNA
PENANGGUNG
JAWAB
PELAKSANA
KEGIATAN

PELAKSA
NA

TIM
ASESMEN

PENJANGKAU
&

KEPALA
BAGIAN

TIM
ASESMEN

PENJANGKAU
&

PETUGAS
PASCA

PENJANGKAU
&

Gambar 1. Struktur Organisasi Pelaksanaan Pejangkauan Penyalah guna

Keterangan :
1. Penanggung Jawab
a. Penanggung jawab program dan
adalah Kepala IPWL atau Rehabilitasi

100

kegiatan

b. Bertanggungjawab atas pelayanan prima dalam


penerimaan,
pelayanan
rehabilitasi
dan
pemutusan rehabilitasi bagi penyalah guna
yang
telah
meme-nuhi
syarat
selesai
rehabilitasi;
c. Bertanggung jawab atas semua pelayanan,
petugas layanan, resiko pelayanan, materi
pelayanan dan akuntabilitas administrasi dan
laporan keuangan;
d. Bertanggung jawab atas administrasi menandatangani dokumen keadministrasian terkait
layanan rehabilitasi;
e. Bertanggung jawab melaporkan secara berkala
jumlah penyalah guna yang diregistrasi dalam
rehabilitasi rawat jalan dan rawat inap.
f. Bertanggungjawab dalam koordinasi dengan
Kabid/ Kasi Cemas BNNP/K terkait penyalah
guna;
g. Bertanggung
jawab
memeriksa,
menerima/menolak dan mengklarifikasi laporan
Pelaksana kegiatan;
h. Bertanggung
jawab
mengembalikan
sisa
anggaran apabila tidak mencapai target yang
diharapkan.
2. Manajer Program
a. Penanggung jawab pelaksanaan harian bidang
rehabilitasi adalah Manajer Program
b. Bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan
rutin rehabilitasi dari awal hingga akhir;
c. Bertanggung jawab dalam koordinasi dengan
TAT, penyalah guna dan keluarga pendamping
(jika diperlukan);
d. Bertanggung jawab menjadi manajer bagi
jajaran dan satuan kerja dibawah kendalinya;

101

e. Bertanggungjawab dalam koordinasi dengan


Kabid/ Kasi Cemas BNNP/K terkait penyalah
guna;
f. Bertanggung jawab atas pencatatan, pelaporan,
monitoring dan evaluasi harian, mingguan,
bulanan dan seluruh proses rehabilitasi;
g. Bertanggung jawab atas masalah pelarian
penyalah guna selama menjalani masa
rehabilitasi;
3. Kepala Bidang Medis
a. Penanggung jawab atas layanan rehabilitasi
penyalah guna bidang medis, seperti : detox,
konseling, dll;
b. Bertanggung jawab atas kerahasiaan identitas
penyalah guna;
c. Bertanggung jawab atas pencatatan, pelaporan,
monitoring dan evaluasi harian, mingguan,
bulanan dan seluruh proses rehabilitasi bidang
medis;
f. Bertanggung
jawab
mengikuti
semua
ketentuan, prosedur dan norma yang berlaku
sepanjang proses rehabilitasi medis.
4. Kepala Bidang Pasca Rehabilitasi
a. Penanggung jawab atas layanan pasca
rehabilitasi, seperti : rehabilitasi sosial,
rehabilitasi agama, dll
b. Bertanggung jawab atas kerahasiaan identitas
penyalah guna kecuali pelaporan yang diminta
oleh atasannya;
c. Bertanggung jawab atas pemeriksaan laporan
pencatatan, pelaporan, monitoring dan evaluasi
harian, mingguan, bulanan dan seluruh proses
pasca rehabilitasi;

102

d. Bertanggung
jawab
mengikuti
ketentuan, prosedur dan norma yang
sepanjang proses pasca rehabilitasi;
e. Bertanggung jawab dalam koordinasi
Kabid/Kasi Cemas BNNP/K terkait
program
yang
telah
menjalani
rehabilitasi.

semua
berlaku
dengan
peserta
pasca

5. Petugas Rehabilitasi Medis dan Pasca Rehab


a. Penanggung
jawab
atas
terlaksananya
rehabilitasi medis dan pasca rehabilitasi;
b. Bertanggung jawab untuk mengikuti dan
menjalan-kan prosedur yang berlaku dalam
layanan
reha-bilitasi
medis
dan
pasca
rehabilitasi;
c. Bertanggung jawab atas pencatatan, pelaporan,
monitoring dan evaluasi harian, mingguan,
bulanan dan seluruh proses pasca rehabilitasi;
d. Bertanggung jawan atas kerahasiaan peserta
program, kecuali diminta oleh atasannya.
6. Penyalah guna atau target sasaran
a. Penanggung jawab diri atas terlaksananya
proses rehabilitasi yang diawali dari registrasi,
rawat jalan, rawat inap dan pasca rehab;
b. Bertanggung jawab untuk mengikuti semua
ketentuan, kriteria dan norma yang berlaku dan
diberlakukan pelaksana rehabilitasi;
D. Alur Pelaksanaan Rehabilitasi
Alur pelaksanaan rehabilitasi diawali dari proses
administrasi penerimaan dan registrasi dan diakhiri
dengan penetapan putusan selesai mengikuti
program atau rekomendasi rehabilitasi lanjutan,
dengan bagan alur sebagai berikut :
ALUR PELAKSANAAN REHABILITASI

103

Gambar 2. Alur Bagan Pelayanan Pelaksanaan Rehabilitasi

Keterangan :
1. Penerimaan/Registrasi,
petugas
menerima
semua prosedur dan persyaratan dalam layanan
rehabilitasi, seperti : KTP, Rekomendasi TAT dan
keluarga pendamping dan pengisian registrasi;
2. Pemeriksaan Dokumen, petugas memeriksa
dokumen yang menyertai registrasi peserta
program (penyalah guna yang akan menjalani
rehabilitasi), baik dari TAT maupun rekam medis
dan riwayat pengobatan peserta program;
3. Pengisian Data Kesediaan, data diisi oleh peserta
program dengan menyertakan jadi diri keluarga
pendamping;
4. Pemeriksaan
Medis,
pemeriksaan
medis
dilakukan dari awal hingga akhir untuk
menentukan jenis rawat jalan atau rawat jalan
yang akan dijalani peserta program.
5. Pelaksanaan Kegiatan, peserta program yang
menjalani rawat jalan dikonseling oleh petugas
dan mengikuti proses rawat jalan maksimal 8 kali
pertemuan. Peserta program yang menjalani
rawat inap, menja-lani rehabilitasi di panti
rehabilitasi maksimal selama 3 bulan.
6. Laporan Kemajuan Program, selama menjalani
program dan kegiatan, dilakukan pelaporan

104

kemajuan program yang memungkinkan peserta


program dapat segera selesai program atau
mengikuti sampai selesai.
7. Penilaian Capaian, adalah laporan pelaksanaan
rehabilitasi dari awal hingga akhir yang meliputi
laporan capaian dari monitorng harian, mingguan
dan bulanan capaian peserta program mengikuti
rehabilitasi.
8. Penetapan Rehabilitasi Lanjutan. Bagi peserta
program yang telah menjalani maksimal 8 kali
pertemuan bagi rawat jalan dan maksimal masa
3 bulan rawat inap, ditetapkan rehabilitasi
lanjutan yang pelaksanaannya dikoordinasikan
dengan Kabid/Kasi Cemas BNNP/K.
9. Rujukan Rehabilitas Lanjutan. Peserta program
yang telah selesai menjalani rawat, dapat
melanjutkan rehabilitasi dari rawat jalan menjadi
rawat inap maupun dari rawat inap menjadi
rehabilitasi sosial yang direkomendasikan Kepala
Program
Rehabilitasi
dan
dirujukan
oleh
Kabid/Kasi Cemas BNNP/K.
Mekanisme Rawat Inap Penjangkauan
Kampanye
Rawat Inap
Referal
IPWL asesmen
Jangkau-Damping
Operasi BNNP/K
Rawat jalan
RSD/
Penyalah
RSKD/PKM Non IPWL
guna
Rawat Inap
Referal
Masyarakat
Orang TuaRindam SPN
asesmen
Kerjasama
Rawat jalan
RT/RW Camat
Bupati
Komponen Masyarakat
/Walikota
BNNP/ BNNK

105

E. Kriteria
Berdasarkan
kriteria
dalam
pelaksanaan
rehabilitasi,
diperlukan
persyaratan
pada
pelaksana, sasaran dan lokasi, antara lain :
1. Kriteria Pelaksana Rehabilitasi, antara lain :
a. tenaga medis, seperti : dokter dan perawat;
b. tenaga psikologis, seperti : konseling, dll; dan
c. petugas lapangan dalam rehabilitasi.
2. Kriteria sasaran (penyalah guna), antara lain :
a. Penyalah guna yang lapor diri tanpa
dijangkau. adalah penyalah guna yang
langsung datang sendiri dan keluarganya
tanpa dijangkau;
b. Penyalah guna yang dijangkau; Adalah
Penyalah guna yang dihantarkan Tim
Dayamas BNNP/K yang dijangkau dari
berbagai tempat dan telah dilakukan skrining
petugas jangkau dan telah menjalani
asesmen TAT.
c. Penyalah guna yang dijaring dalam operasi
Razia;
Adalah
Penyalah
guna
yang
dihantarkan Tim Berantas BNNP/K yang
dijaring dari operasi razia dan telah
menjalani asesmen TAT.
3. Kriteria tempat rehabilitasi, antara lain :
a. IPWL dan panti rehabilitasi yang ditunjuk dan
ditetapkan BNN;
b. IPWL dan panti rehabilitasi dimiliki dan
ditunjuk oleh Kemenkes;
c. IPWL dan panti rehabilitasi pemerintah yang
berizin dan ditunjuk oleh Kemenkes;
d. IPWL dan panti rehabilitasi pemerintah yang
berizin dan ditunjuk oleh Kemen-sos;

106

e. IPWL dan panti rehabilitasi masyarakat yang


berizin dan ditunjuk oleh Kemensos;
f. IPWL dan panti rehabilitasi masyarakat yang
berizin dan ditunjuk oleh Kemensos;
F. Pembiayaan
Pembiayaan
dalam
rehabilitasi
berasal
dari
anggaran APBNP BNN 2015 yang manajemen
keuangannya dilakukan antara lain :
1. Melalui mekanisme Pembayaran dimuka dengan
anggaran TUP (Tambahan Uang Persediaan);
2. Melalui
Mekanisme
rembers
(penggantian
anggaran
yang
telah
digunakan
dengan
mekanisme yang akan diatur kemudian.
Penanggungjawab keuangan bidang Rehabilitasi
adalah Deputi Rehabilitasi yang dibantu laporan
pemanfaatan anggaran oleh jajarannya
G. Keluaran dan Manfaat
Adapun
keluaran
(output)
penjangkauan ini antara lain :

dari

kegiatan

1. Jumlah penyalah guna yang direhabilitasi


2. Jumlah penyalah guna yang selesai menjalani
rehabilitasi
Sedangkan manfaat (outcome)
penjang-kauan ini antara lain :

dari

program

1. Jumlah penyalah guna yang menjalani rehab


lanjutan
2. Jumlah
penyalah
relapse/kambuh

107

guna

yang

tidak

Kampanye
Rawat
IPWL asesmen
Jangkau-Damping
RSD/
Rawat
Operasi BNNP/KPenyalah
Masyarakat
RSKD/PKM
Non
IPWL
guna
Rawat
Kerjasama
Orang TuaRindam SPNasesmen
Rawat
RT/RW Camat
Komponen
Masyarakat
Bupati

Inap
Referal
jalan
Inap
Referal
jalan

BNNP/ BNNK

/Walikota

BAB IV
PEDOMAN PELAKSANAAN ASSESSMENT
Pendahuluan
Sesuai dengan tujuan humanis UU nomor 35 tahun 2009
tentang Narkotika, setiap penyalah guna narkoba
diarahkan untuk mendapatkan pelayanan rehabilitasi
dan tidak dituntut pidana penjara. Oleh karenanya, perlu
dilakukan penggalian informasi bagi setiap penyalah
guna melalui assessment tentang perkembangan terkini
penyalahgunaan narkoba.
Assessmen adalah hak setiap penyalah guna untuk
mendapatkan perlindungan dan pelayanan hukum dan
kesehatannya sehingga diketahui jenis layanan
rehabilitasi yang sesuai dengan kondisi adiksinya.
Assessmen juga kewajiban pemerintah dalam memilah
dan memilihkan jenis layanan kesehatan yang sesuai
sebelum diterima oleh IPWL dan Panti rehabilitasi.
Oleh karena begitu pentingnya pelaksanaan assessment
ini, maka diperlukan pedoman pelaksanaan yang
mengatur detail tahapan, langah, prosedur dan kriteria
dari awal diterima melalui voluntary (sukarela) maupun
compulsary (paksaan).
Ruang lingkup
Ruang lingkup pedoman pelaksanaan assessment ini
dibatasi pada proses pendaftaran, wawancara, pengisian
form assessmen, pendampingan, pemberian

108

rekomendasi layanan rehabilitasi, pencatatan hingga


penyerah-terimaan peserta program kepada Kabid
dayamas untuk dibawa atau dihantarkan ke IPWL dan
panti rehabilitasi yang telah ditunjuk.
Pelaksana
Assessmen dilakukan oleh Tim Assessment Terpadu
(TAT) yang bekerja dengan mengikuti kaidah SOP
assessmen yang disusun dan ditandatangani kepala
BNNP/Kab/ Kota. TAT dikoordinatori oleh Kepala
BNNP/Kab/Kota terdiri dari 2 anggota : Petugas Medis
dan Psikolog atau pekerja sosial.
Sasaran
Sasaran assessmen adalah penyalah guna narkoba yang
telah dijangkau dengan prosedur dan kriteria yang
dipatuhi oleh penjangkau dengan diketahui oleh kabid
dayamas melalui pelaporan atau pencatatan awal
kepada Kabid dayamas.
Prosedur
Prosedur dalam assessment diatur oleh SPO Assessment
yang mengikat cara kerja TAT, sasaran dan pendamping
(baik keluarga penyalah guna maupun panjangkau). TAT
melakukan pendalaman informasi melalui wawancara
mendalam, pemeriksaan dokumen rekam medis (jika
ada) dan melakukan cross check informasi kepada
keluarga yang mendampingi.
Waktu dan Lokasi
Pelaksanaan assessmen dapat dilakukan secara rutin
(hari kerja) bagi voluntary maupun insidentil (tak
terduga) bagi voluntary dan compulsary (hasil operasi
razia). Batas waktu assessmen menyesuaikan proses
assessmen atau tidak dibatasi
Tempat pelaksanaan assessmen di kantor BNNP/Kab/
kota, sehingga Ka BNNP/Kab/Kota bertanggung jawab
menyiapkan sarana dan prasarana yang memadai
selama penyalah guna menjalani proses antrian hingga
menunggu keputusan hasil Assessmen. Sarana dan

109

prasarana memadai mencakup ketersediaan MCK yang


bersih dan ruangan yang nyaman untuk menunggu.
Tata Laksana
Penatalaksanaan assessmen dimulai dari pendaftaran
atau registrasi penyalah guna pada TAT dengan
melengkapi semua persyaratan yang dipersyaratkan,
menjawab semua pertanyaan yang terkait dengan form
isian assessmen yang telah disiapkan secara jujur,
transparan; mematuhi segala pemeriksaan yang
dilakukan TAT baik fisik, psikis dan psikomotor yang
diperlukan sepanjang proses Assessmen.
Pembiayaan
Pembiayaan yang timbul dalam pelaksanaan assessmen
berasal dari anggaran APBNP BNN 2015 yang
tatalaksananya diatur dan dikoordinasikan oleh TAT,
dimana koordinator TAT dibantu bendahara dan
sekretaris yang menjalankan fungsi keuangan dan
pelaporan, yang manajemen keuangannya dilakukan
antara lain :
Penanggung jawab keuangan
Penanggungjawab keuangan adalah Deputi Rehabilitasi
BNN
Pengelola Keuangan
Pengelola keuangan adalah Kepala Badan Narkotika
Nasional Provinsi/Kota/Kabupaten
Pelaksana Keuangan
Pelaksana Keuangan adalah Tim Keuangan dan
sekretaris BNNP/kab/Kota.
Pelaporan Keuangan
Laporan pertanggung jawaban keuangan dilakukan dari
mulai pelaksana keuangan, pengelola keuangan dan
penanggung jawab. Laporan dipertanggung-jawabkan
kepada Kepala BNN.
BAB IV
PENUTUP

110

Penyusunan
pedoman
pelaksanaanpedoman
pemberdayaan masyarakat dalam P4GN kahusunya
penjangkauan dan test urine bagi penyalah guna
narkobaNarkoba dalam rangka rehabilitasi 100.000
penyalah guna narkobaNarkoba ini merupakan suatu
upaya dalam menyedia-kan acuan yang dapat
digunakan oleh petugas yang melaksanakan tugas dan
fungsi penjangkauan, operasi razia, assessmen.
Dengan
adanya
pedoman
pelaksanaanpedoman
pemberdayaan masyarakat dalam P4GN ini diharapkan
setiap petugas dapat mendampingi klien dalam proses
penjangkauan dan pendampinganpenjangkauan dan
test urine selama sampai mendapat-kan keputusan
akhir apakah rawat atau rawat jalan.
Penyusunan pedoman pelaksanaan ini didukung oleh
tim yang merupakan praktisi di bidangnya serta di
dukung pula oleh pengambil kebijakan di bidang
rehabilitasi. Namun demikain kami sadari bahwa
penyusunan pedoman ini masih terdapat kekurangan.
Oleh karena itu saran dan kritik dari semua pihak yang
terkait dengan pemanfaatan pedoman pelaksanaan ini
akan menjadi masukan yang berguna untuk perbaikan
di waktu yang akan datang
Diharapkan buku pedoman pelaksanaanpedoman
pemberdayaan masyarakat dalam P4GN ini dapat
memberi-kan manfaat memandu pelaksanaan kegiatan,
meningkatkan kepedulian dalam pelayanan dan
menyumbang
keberhasilan
program
nasional
merehabilitasi 100.000 penyalah guna narkobaNarkoba
tahun 2015.
Daftar Pustaka

111

Badan Narkotika Nasional, 2013. Buku Pedoman Bidang


Peran Serta Masyarakat. BNN : Jakarta
Badan Narkotika Nasional, 2012. Petunjuk Teknis Rehabilitasi
Non Komunitas Terapeutik Komponen Masyarakat. BNN :
Jakarta
Badan Narkotika Nasional, 2012. Standar Nasional Pelayanan
Ketergantungan Narkoba Bagi Unit dan Atau Lembaga
Rehabilitasi Instansi Pemerintah. BNN : Jakarta
Badan Narkotika Nasional, 2010. Petunjuk Pelaksanaan &
petunjuk Teknis Skrining Intervensi Singkan dan Rujukan
terapi. BNN : Jakarta
Badan Narkotika Nasional, 2009. Panduan Pelaksanaan Terapi
dan Rehabilitasi Terpadu di Lembaga Pemasyarakatan
dan Rumah Tahanan Negara. BNN : Jakarta
Badan Narkotika Nasional, 2008. Panduan Pelaksanaan Terapi
dan Rehabilitasi Berbasis Masyarakat. BNN : Jakarta

112

113

LAMPIRAN I
Daftar Lembaga Rehabilitasi Out Reach Center (ORC) Non Terapeutic
Community (TC) Komponen Masyarakat yang Mendapatkan Dukungan
Penguatan Pelayanan Tahun 2013.
Daftar lembaga rehabilitasi ORC non TC komponen masyarakat yang
mendapatkan dukungan penguatan pelayanan tahun 2013 adalah sebagai
berikut :
NO

PROVINSI

1
1.

2
Sumatera
Utara

LEMBAGA

ALAMAT

3
Yayasan
Galatea Medan

4
JL. DANAU
MARSABUT NO.79
A MEDAN 20117
Jln. Sei Asahan No.
42, Medan 20131

Yayasan
Caritas PSE
Medan
(Cordia)
Yayasan
Medan Plus
2.

Riau

Yayasan Siklus

3.

Jambi

Yayasan Sikok

4.

Kepulauan
Riau

Yayasan
Embun Pelangi

Yayasan Lintas
Nusa

5.

Sumatera
Selatan

Yayasan Intan
Maharani

Jl. Jamin Ginting


Pasar VII No.45
Padang Bulan
Medan
Jln. Akasia / Bakau
Ujung No. 36
Tangkerang Timur,
Pekanbaru, Riau
Jl. Dara Jingga
No.49 Jambi 36143
Jln. Raya Ali Haji,
Kompleks Ruko
Roma Sumatra Blok
A No. 04, Nagoya,
Batam 29432
Kompleks Ruko
Hang Tuah Blok B
No. 3, Lt. 2,
Legenda Batam
Center - Batam,
Kepulauan Riau
29432
Jl. Mayor Salim
Batubara Lorong
Pendopo No. 164F
RT 02/01 Sekip
Ujung Palembang,

114

GP

BENT
UK

Amri Yahya /
0813.6146.0267

ORC

Eka / 0815.7307.3445

ORC

Eban /
0878.6772.0288

ORC

Bobby /
0838.9003.7690

ORC

Suminah /
0812.7430.0312
Sudarwanto /
0852.7200.1222

ORC

Pieter /
0813.6466.5463

ORC

Syahri /
0815.3274.7855

ORC

ORC

6.

Bengkulu

Yayasan Kipas

7.

Sumatera
Barat

Yayasan New
Padu Jiwa

8.

Banten

Yayasan Bina
Muda
Gemilang

9.

DKI Jakarta

Yayasan
Kambal Care
(YPI Jakarta)
Yayasan
Karisma

10.

Jawa Barat

PEKA
Yayasan Kasih
Indonesia

11.

Jawa
Tengah

Mitra Alam

Sumatera Selatan
30137
Sekr: Jln Sukarno
Hatta 5, No. 3
Anggut Atas,
Bengkulu 38222
Rehab: Jln. Hibrida
VII No. 54 Kel
Sidomulyo Kec.
Gading Cempaka,
Kota Bengkulu
38229
Jln. H. Abdul Manan
No. 1, RT. 01/01,
Kel. Campago
Guguk Bulek Kec.
MKS, Kota Bukit
Tinggi, Sumatera
Barat
Jl. Raya Kresek KM
01 Kp. Pakuhaji RT
03/06 Desa Tobat
Kecamatan
Balaraja, Kab.
Tangerang, Banten
Jln. Kampung Bali
28 No. 5A Tanah
Abang, Jakarta
Pusat
Jl. Kikir No.72 Rt
07/04 Kampung
ambon Kec.
Pulogadung 13210
Jl. Cifor No.50
Sindang Barang
Jero, Bogor 16117
Jln. Patuha Raya
Blok 21 No. 7 RT.
15 RW. 05 Kel.
Kayuringin Jaya
Kec. Bekasi
Selatan, Kota
Bekasi 17144
Jl. Arif Rahman
Hakim No.66
Kepunton Tegal
Harjo Jebres
Surakarta 57128/ Jl.
Batara Bromo E-3
Perum. Gentan
Wyakta Gentan

115

Merly /
0852.6763.6005

ORC

Herman Rasyid /
0813.6429.5764

ORC

Bambang / 99033807

ORC

Pungky /
0812.8204.728

ORC

Ahmad /
0815.800.7047

ORC

Ucok /
0821.1211.8030

ORC

Basuki /
0813.9965.1006

ORC

Walidi /
0857.4291.7839

ORC

12.

Jawa Timur

Bina Hati
Bambu
Nusantara

13.

Kalimantan
Timur

Yayasan Laras

14.

Kalimantan
Barat

15.

Sulawesi
Barat

Yayasan
Merah Putih
Singkawang
Amanat Muda

16.

Sulawesi

NOID Kendari

Tenggara

Baki Sukoharjo
57194
Jl. Barata Jaya
XVIII No.50 Sby
60284
Jl. Salak Tengah II
No.1 Madiun, Jawa
Timur
Jl. Swandi No. 46
Samarinda,
Kalimantan Timur
75123
Jln. Gunung Merapi
No. 89 Singkawang

Temma /
0812.3183.0011

ORC

Andrianus /
0817.375.073

ORC

Andi M / 0811.553.667

ORC

Erki / 0852.5225.5229

ORC

Jl. Letjend.
Hertasning No.141
Kasiwa Mamuju,
Sulawesi Barat
91511

Darmawi /
0821.9060.0105

ORC

Puskesmas Jatiraya

Nirmawati /

ORC

Jl. Rambutan Kel.

0852.4193.8584

Wowawanggu Kec.
Kadia Sulawesi
Tenggara 93117
Family Rekan

Jln. La Ode Hadi

Syamsul Bachri /

Sebaya

No. 09, Kendari,

0813.3474.4468

ORC

Sultra
17.

Sulawesi
Selatan

YKP2N

Jl. Adiyaksa Raya


No.11 Kel. Masale,
Makasar, Sulawesi
Selatan 90222

Andi S /
0812.426.3585

ORC

18.

Bali

Yayasan Dua
Hati Bali

Yusuf / 0856.6633.007

ORC

19.

Maluku

Madina /
0813.1701.2797

ORC

20.

Nusa
Tenggara
Barat

LPPB
(Lembaga
Pengabdian
Pemuda
Bangsa)
Aksi NTB

Jl. Narakusuma No.


44, Tanjung
Bungkak, Denpasar
Timur - Bali 80235
Waiheru, Belakang
kantor Karantina
Ikan / kantor BIP
Ambon 97233
Jln. Jember 3 No.
19 B, BTN Taman
Baru, Mataram -

Frederik /
0818.0370.0511

ORC

116

Rumah
Dampingan
Lentera

Nusa Tenggara
Barat
JL. Jendral
Sudirman Gg.Solor,
Gegutu Barat,
Rembiga Mataram

Wirawan /
0817.5745.671

ORC

Sumber : Deputi Bidang Rehabilitasi BNN, Maret 2014


CONTOH LEMBARAN SERAH TERIMA PENYALAH GUNA DENGAN STEMPEL DARI PANTI REHABILITASI
SEBAGAI PENERIMA PESERTA PROGRAM

BERITA SERAH TERIMA PENYALAH GUNA (PESERTA PROGRAM)


Pada hari ini, ....(1).... tanggal ....(2)...., bertempat di ....(3)...., dilakukan serah terima
penyalah guna narkoba (sebagai Peserta Program Rehabilitasi) oleh Penjangkau
BNNP / BNNK ....(4)....
Nama
Penunjuk Tugas
No. KTP
Alamat / No. HP

: .....................................................................( L / P)
: Kepala BNNP / BNNK ....(4)....
: .....................................................................
: .....................................................................

Menyerahterimakan Peserta Program Rehabilitasi kepada :


Nama
Jabatan
Asal Instansi
Alamat / No. HP

: .....................................................................( L / P)
: .....................................................................
: .....................................................................
: .....................................................................

Dengan daftar Nama-nama tersebut di bawah ini :


1.
2.
3.
4.

.............................alamat....................................................No HP...................
.............................alamat....................................................No HP...................
.............................alamat....................................................No HP...................
....(5)....Dst.

Demikian Berita Serah Terima ini ditandatangani kedua belah pihak.


Penyerah Peserta Program
ttd
(Nama Penjangkau)

Penerima Peserta Program


ttd
(Nama Penerima di Panti Rehab)

117

....(6)....
Catatan :
(1) diisi Hari
(4) diisi
Provinsi/Kab/Kota
(2) diisi Tanggal, Bulan dan Tahun
(5) ditambah seuai
jumlah
(3) diisi Lokasi penyerahan
(6) dibubuhi cap
instansi
BERITA ACARA SERAH TERIMA RAPID + BOTOL URINE
NOMOR : BA/
/VI/2015/Dit. Pertamas (contoh)
Pada Hari ini...(1)...tanggal...(2)...Bulan...(3)...Tahun...(4)...Jam...(5)..., saya Yang
bertanda tangan di bawah ini :
1.

Nama

: ....................................................

Pangkat Nrp/Nip
Jabatan
Satker

: ....................................................
: ....................................................
: ....................................................

Selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA


Telah menyerahkan Rapid Test + Botol Urine sebanyak ..(6)..Pcs
Kepada :
2.

Nama

: ....................................................

Pangkat NIP/NRP
Jabatan
Satker/Instansi

: ....................................................
: ....................................................
: ....................................................

Keterangan :
(1) diisi hari
(2) diisi tanggal
(3) diisi bulan
(4) diisi tahun
(5) diisi jam
(6) diisi jumlah
(7) diisi instansi

Selanjutnya disebut PIHAK KEDUA,


untuk menerima Rapid Test + Botol Urine sebagai alat untuk melaksanakan Test Uji
Narkoba di lingkungan/instansi...(7)...dalam kegiatan Gerakan Rehabilitasi 100.000
Penyalahguna Narkoba Tahun 2015, dan upaya P4GN melalui Test Urine, Adapun
pelaksanaanya sebelum diserahkan dari pihak Pertama oleh pihak kedua dilakukan
penghitungan kembali kemudia setelah selesai melaksanakan kegiatan agar pihak
Kedua segera melaporkan hasil kegiatan kepada Deputi Bidang Pemberdayaan
Masyarakat BNN (contoh), pada kesempatan pertama.

118

Demikian Berita Acara ini dibuat dengan sebenar-benarnya, dan dapat dipergunakan sebagaimana mestinya, kemudian ditutup dan ditandatangani pada hari
dan tanggal tersebut di atas.
Yang Menerima Barang

Yang Menyerahkan Barang

..........................................

....................................................
Mengetahui
a.n Direktur Peran Serta Masyarakat
Kasubdit Lingjamas

....................................................
BERITA ACARA KERUSAKAN RAPID + BOTOL URINE
NOMOR : BA/
/VI/2015/Dit. Pertamas (contoh)
Pada hari ini...(1)..tanggal...(2)..Bulan...(3)..Tahun...(4)...Jam...(5)..., yang bertanda
tangan di bawah ini :
1.

Nama

: ....................................................

Pangkat NRP/NIP
Jabatan
Satker

: ....................................................
: ....................................................
: ....................................................

Bersama-sama dengan :
1.

2.

3.

Nama
Pangkat NIP/NRP
Jabatan
Satker/Instansi
Nama
Pangkat NRP/NIP
Jabatan
Satker
Nama
Pangkat NRP/NIP
Jabatan
Satker

: ....................................................
: ....................................................
: ....................................................
: ....................................................
: ....................................................
: ....................................................
: ....................................................
: ....................................................
: ....................................................
: ....................................................
: ....................................................
: ....................................................

Keterangan :
(1) diisi hari
(2) diisi tanggal
(3) diisi bulan
(4) diisi tahun
(5) diisi jam
(6) diisi lokasi
(7) diisi jumlah awal
(8) diisi jumlah yg
rusak

Telah melakukan pemeriksaan sampel urin di Instansi ...(6)... dengan menggunakan


rapid test dan botol cup urine sebanyak...(7)..pcs. Kemudian saat di pergunakan
terdapat kerusakan pada rapid test sebanyak...(8)...pcs,.sehingga dilakukan konfirmasi

119

ulang dengan menggunakan rapid test lain dalam jumlah yang sama dengan yang rusak
untuk mendapatkan hasil yang akurat.
Untuk rapid test yang rusak dilakukan pemotretan kemudian dimusnahkan dengan cara
dibuang ditempat sampah mengingat rapid test tersebut sudah tidak bisa disimpan.
Demikian Berita Acara ini dibuat dengan sebenar-benarnya dan dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya, kemudian ditutup dan ditandatangani pada hari dan tanggal
tersebut di atas.
Saksi-saki Berita Acara
1. ..................................................
2. ..................................................
3. ..................................................
4. ..................................................

Yang Membuat,

..................................................

BERITA ACARA KONFIRMASI SAMPLE URINE


NOMOR : BA/
/VI/2015/Dit. Pertamas (contoh)
Pada Hari ini...(1)...tanggal...(2)...Bulan...(3)...Tahun...(4)...Jam...(5)..., saya yang
bertanda tangan di bawah ini :
1.

Nama

: ....................................................

Pangkat NRP/NIP
Jabatan
Satker

: ....................................................
: ....................................................
: ....................................................

Bersama-sama dengan :
1.

2.

Nama
Pangkat NIP/NRP
Jabatan
Satker/Instansi
Nama
Pangkat NRP/NIP
Jabatan
Satker

: ....................................................
: ....................................................
: ....................................................
: ....................................................
: ....................................................
: ....................................................
: ....................................................
: ....................................................

Keterangan :
(1) diisi hari
(2) diisi tanggal
(3) diisi bulan
(4) diisi tahun
(5) diisi jam
(6) diisi lokasi
(7) diisi nomor kode

Telah melakukan pemeriksaan sample urine dalam rangka screening di...(6)...pada


hari, tanggal, bulan tersebut di atas, Kemudian ditemukan sample urine dengan
nomor kode...(7)...yang diduga mengandung golongan Narkotika, Selanjutnya
sample urine tersebut dibawa ke Laboratorium BNN untuk diadakan
pendalaman/konfirmasi dengan cara sample urine yang ada di dalam cup urine

120

berkode dibungkus rapat dengan lakban dan dibuatkan berita acara konfirmasi
dengan disaksikan oleh :
Nama
Pangkat NRP/NIP
Jabatan
Satker

: ....................................................
: ....................................................
: ....................................................
: ....................................................

Demikian Berita Acara ini dibuat dengan sebenar-benarnya, dan dapat di


pergunakan sebagaimana mestinya, kemudian ditutup dan ditandatangani pada hari
dan tanggal tersebut di atas.
Saksi-saki Berita Acara
1. ..................................................
2. ..................................................
3. ..................................................
4. ..................................................

Petugas Pemeriksa

..................................................

121

122

123

REFERENSI
LAMPIRAN I
Daftar Lembaga Rehabilitasi Out Reach Center (ORC) Non Terapeutic
Community (TC) Komponen Masyarakat yang Mendapatkan
Dukungan Penguatan Pelayanan Tahun 2013.
Daftar lembaga rehabilitasi ORC non TC komponen masyarakat yang
mendapatkan dukungan penguatan pelayanan tahun 2013 adalah
sebagai berikut :

NO

1
1.

P
R
O
V
I
N
S
I
2
S
u
m
a
t
e
r
a
U
t
a
r
a

L
E
M
B
A
G
A

ALA
MAT

3
Y
ay
as
an
G
al
at
ea
M
ed
an
Y
ay
as
an
C
ari
ta
s
P
S

4
JL.
DANA
U
MAR
SABU
T
NO.7
9 A
MED
AN
20117
Jln.
Sei
Asaha
n No.
42,
Meda
n
20131

124

GP

BE
NT
UK

Amri
Yahya /
0813.61
46.0267

OR
C

Eka /
0815.73
07.3445

OR
C

E
M
ed
an
(C
or
di
a)
Y
ay
as
an
M
ed
an
Pl
us

2.

R
i
a
u

Y
ay
as
an
Si
kl
us

3.

J
a
m
b
i

4.

Y
ay
as
an
Si
ko
k
Y

Jl.
Jamin
Gintin
g
Pasar
VII
No.45
Pada
ng
Bulan
Meda
n
Jln.
Akasi
a
/
Bakau
Ujung
No.
36
Tangk
erang
Timur,
Pekan
baru,
Riau
Jl.
Dara
Jingg
a
No.49
Jambi
36143
Jln.

125

Eban /
0878.67
72.0288

OR
C

Bobby /
0838.90
03.7690

OR
C

Sumina
h
/
0812.74
30.0312

OR
C

Sudarw

OR

e
p
u
l
a
u
a
n
R
i
a
u

ay
as
an
E
m
bu
n
P
el
an
gi

Raya
Ali
Haji,
Kompl
eks
Ruko
Roma
Suma
tra
Blok A
No.
04,
Nago
ya,
Bata
m
29432
Kompl
eks
Ruko
Hang
Tuah
Blok
B No.
3, Lt.
2,
Legen
da
Bata
m
Cente
r
Bata
m,
Kepul
auan
Riau
29432
Jl.
Mayor
Salim

Y
ay
as
an
Li
nt
as
N
us
a

5.

S
u
m

Y
ay
as

126

anto /
0852.72
00.1222

Pieter /
0813.64
66.5463

OR
C

Syahri /
0815.32
74.7855

OR
C

a
t
e
r
a
S
e
l
a
t
a
n

6.

B
e
n
g
k
u
l
u

an
Int
an
M
ah
ar
an
i

Batub
ara
Loron
g
Pend
opo
No.
164F
RT
02/01
Sekip
Ujung
Palem
bang,
Suma
tera
Selata
n
30137
Sekr:
Jln
Sukar
no
Hatta
5, No.
3
Angg
ut
Atas,
Bengk
ulu
38222
Reha
b: Jln.
Hibrid
a VII
No.
54 Kel
Sidom
ulyo
Kec.

Y
ay
as
an
Ki
pa
s

127

Merly /
0852.67
63.6005

OR
C

7.

S
u
m
a
t
e
r
a
B
a
r
a
t

8.

B
a
n
t
e
n

Gadin
g
Cemp
aka,
Kota
Bengk
ulu
38229
Jln. H.
Abdul
Mana
n No.
1, RT.
01/01,
Kel.
Camp
ago
Gugu
k
Bulek
Kec.
MKS,
Kota
Bukit
Tinggi
,
Suma
tera
Barat
Jl.
Raya
Krese
k KM
01
Kp.
Pakuh
aji RT
03/06
Desa
Tobat
Keca

Y
ay
as
an
N
e
w
P
ad
u
Ji
w
a

Y
ay
as
an
Bi
na
M
ud
a
G
e
mi

128

Herman
Rasyid /
0813.64
29.5764

OR
C

Bamba
ng
/
990338
07

OR
C

la
ng

9.

10.

D
K
I
J
a
k
a
r
t
a

J
a
w

matan
Balar
aja,
Kab.
Tange
rang,
Bante
n
Jln.
Kamp
ung
Bali
28
No.
5A
Tanah
Aban
g,
Jakart
a
Pusat

Y
ay
as
an
K
a
m
ba
l
C
ar
e
(Y
PI
Ja
ka
rt
a)
Y
ay
as
an
K
ari
s
m
a

Jl.
Kikir
No.72
Rt
07/04
Kamp
ung
ambo
n Kec.
Pulog
adung
13210
Jl.
Cifor
No.50

P
E
K

129

Pungky
/
0812.82
04.728

OR
C

Ahmad
/
0815.80
0.7047

OR
C

Ucok /
0821.12
11.8030

OR
C

a
B
a
r
a
t

11.

J
a
w
a
T
e
n
g
a

Sinda
ng
Baran
g
Jero,
Bogor
16117
Jln.
Patuh
a
Raya
Blok
21
No. 7
RT.
15
RW.
05
Kel.
Kayuri
ngin
Jaya
Kec.
Bekas
i
Selata
n,
Kota
Bekas
i
17144
Jl. Arif
Rahm
an
Hakim
No.66
Kepu
nton
Tegal
Harjo
Jebre

Y
ay
as
an
K
as
ih
In
do
ne
si
a

Mi
tr
a
Al
a
m

130

Basuki /
0813.99
65.1006

OR
C

Walidi /
0857.42
91.7839

OR
C

12.

J
a
w
a
T
i
m
u
r

13.

K
a
l

s
Surak
arta
57128
/ Jl.
Batar
a
Brom
o E-3
Peru
m.
Genta
n
Wyakt
a
Genta
n Baki
Sukoh
arjo
57194
Jl.
Barat
a
Jaya
XVIII
No.50
Surab
aya
60284
Jl.
Salak
Tenga
h II
No.1
Madiu
n,
Jawa
Timur
Jl.
Swan
di No.

Bi
na
H
ati

B
a
m
bu
N
us
an
ta
ra
Y
ay
as

131

Temma
/
0812.31
83.0011

OR
C

Andrian
us
/
0817.37
5.073

OR
C

Andi M /
0811.55
3.667

OR
C

i
m
a
n
t
a
n

14.

15.

T
i
m
u
r
K
a
l
i
m
a
n
t
a
n
B
a
r
a
t
S
u
l
a
w
e
s
i
B
a
r
a

an
La
ra
s

46
Sama
rinda,
Kalim
antan
Timur
75123

Y
ay
as
an
M
er
ah
P
uti
h
Si
ng
ka
w
an
g
A
m
an
at
M
ud
a

Jln.
Gunu
ng
Merap
i No.
89
Singk
awan
g

Erki /
0852.52
25.5229

OR
C

Jl.
Letjen
d.
Herta
sning
No.14
1
Kasiw
a
Mamu
ju,
Sulaw

Darma
wi
/
0821.90
60.0105

OR
C

132

t
16.

17.

S
u
l
a
w
e
s
i
T
e
n
g
g
a
r
a

S
u
l
a
w
e
s
i
S

esi
Barat
91511
Puske
smas
Jatira
ya
Jl.
Ramb
utan
Kel.
Wowa
wang
gu
Kec.
Kadia
Sulaw
esi
Tengg
ara
93117
Jln.
La
Ode
Hadi
No.
09,
Kend
ari,
Sultra

N
OI
D
K
en
da
ri

F
a
mi
ly
R
ek
an
S
eb
ay
a
Y
K
P
2
N

Jl.
Adiya
ksa
Raya
No.11
Kel.
Masal
e,
Maka

133

Nirmaw
ati
/
0852.41
93.8584

OR
C

Syamsu
l
Bachri /
0813.34
74.4468

OR
C

Andi S /
0812.42
6.3585

OR
C

e
l
a
t
a
n

sar,
Sulaw
esi
Selata
n
90222

18.

B
a
l
i

Y
ay
as
an
D
ua
H
ati
B
ali

19.

M
a
l
u
k
u

L
P
P
B
(L
e
m
ba
ga
P
en
ga
bd
ia
n
P
e
m

Jl.
Narak
usum
a No.
44,
Tanju
ng
Bungk
ak,
Denp
asar
Timur
- Bali
80235
Waihe
ru,
Belak
ang
kantor
Karan
tina
Ikan /
kantor
BIP
Ambo
n
97233

134

Yusuf /
0856.66
33.007

OR
C

Madina
/
0813.17
01.2797

OR
C

20.

N
u
s
a

ud
a
B
an
gs
a)
A
ks
i
N
T
B

Frederik
/
0818.03
70.0511

OR
C

R
JL.
Wirawa
u
Jendr
n
/
m
al
0817.57
ah
Sudir
45.671
D
man
a
Gg.So
m
lor,
pi
Gegut
ng
u
an
Barat,
Le
Remb
nt
iga
er
Matar
a
am
Sumber : Deputi Bidang Rehabilitasi BNN, Maret 2014

OR
C

T
e
n
g
g
a
r
a

Jln.
Jemb
er 3
No.
19 B,
BTN
Tama
n
Baru,
Matar
am Nusa
Tengg
ara
Barat

B
a
r
a
t

135

136

ROAD MAP GERAKAN REHABILITASI 100.000 PENYALAHGUNA


NARKOBA
WAKTU BULAN 2015
M
AP
ME
JU
JU
AG
SE
AR
R
I
N
L
S
P

T
A
H
A
P
A
N
D
A
N
P
R
O
G
R
A
M
B
I
D
A
N
G

T
A
R
G
E
T

R
E
H
A
B
I
L
I
T
A
S
I

137

OK
T

NO
V

TAHAP PERSIAPAN
R
1
x
a
kl
p
a
t
k
o
o
r
d
d
g
n
B
N
N
P
d
a
n
B
a
l
a
i
R
e
h
a
b
K
e
b
ij
a

1
d
o
k

138

k
a
n
D
i
r
e
k
t
o
r
a
t
P
L
R
I
P
P
e
n
y
u
s
u
n
a
n

8
d
o
k

N
S
K
P
TAHAP PELAKSANAAN
L
1
a
.
y
1
a
0
n
0
a
o

139

r
g

r
e
h
a
b
d
i
P
a
s
i
r
O
n
a
B
a
n
t
e
n
,
K
a
m
p
a
r
R
i
a
u
d
a
n

140

P
e
m
d
a
P
a
p
u
a
B
a
r
a
t
L
a
y
a
n
a
n

2
.
8
9
5
o
r
g

r
e
h
a
b
d
i
2
9
l
o
k
a

141

s
i
P
u
s
d
i
k
l
a
t
P
o
l
r
i
D
u
k
u
n
g
a
n
l
a
y
a
n
a
n

6
.
5
0
0
o
r
g

r
e
h
a
b
il
it
a
s

142

i
d
i
1
9
L
o
k
a
s
i
P
u
s
d
i
k
l
a
t
T
N
I
d
a
n
T
N
I
A
L
D
u
k
u
n
g
a
n

3
0
o
r
g

143

l
a
y
a
n
a
n
r
e
h
a
b
il
it
a
s
i
d
i
R
S
S
u
y
o
t
o
D
u
k
l
a
y
a
n
a
n

8
.
4
4
0
o
r
g

144

e
h
a
b
d
i
6
2
L
o
k
a
s
i
d
i
L
a
p
a
s
L
o
k
a

3
0
o
r
g

R
e
h
a
b
L
a
m
p
u
n

145

g
L
a
y
a
n
a
n
r
e
h
a
b
d
i
5
0
5
l
o
k
a
s
i
R
S
U
/
D
L
a
y
a
n
a
n

2
7
.
2
7
0
o
r
g

3
.
1
5
0
o
r
g

r
e

146

h
a
b
il
it
a
s
i
d
i
7
0
P
u
s
k
e
s
m
a
s
L
a
y
a
n
a
n

3
5
0
o
r
g

r
a
w
a
t
j
a
l
a
n

147

I
P
W
L
B
N
N
R
e
h
a
b
il
it
a
s
i
t
e
r
k
a
it
p
r
o
s
e
s
h
u
k
u
m
(
T
A
T
)
L

2
5
o
r
a
n
g

148

o
k
a
R
e
h
a
b
il
it
a
s
i
B
a
t
a
m
D
u
k
u
n
g
a
n

5
0
o
r
g

6
9
0
lb
g

p
e
n
g
u
a
t
a
n
l
e
m
b

149

a
g
a
I
P
P
e
n
i
n
g
k
a
t
a
n

s
a
r
a
n
a
d
a
n
p
r
a
s
a
r
a
n
a
TAHAP EVALUASI
S
7

150

u
p
e
r
v
i
s
i
y
a
n

0
0
kl

r
e
h
a
b
I
n
a
p
B
N
N
P
k
e
b
a
g
a
D
o
k
u
m

2
d
o
k

151

e
n
e
v
a
l
u
a
s
i
i
m
p
l
e
m
e
n
t
a
s
i
r
e
h
a
b
I
P
D
u
k
l
a
y
a
n
a
n

1
2
bl
n

152

p
e
r
k
a
n
t
o
r
a
n

153

ROAD MAP GERAKAN REHABILITASI 100.000 PENYALAHGUNA


NARKOBA
No
T
T
Waktu bulan 2015
a
ar
Ma
Ap
Me
Ju
Jul
h
g
r
r
i
n
a
et
p
a
n
d
a
n
p
r
o
g
r
a
m
B
i
d
a
n
g
P
e
m
b
e
r
d
a
y
a
a
n
M
a
s

154

Ag
s

A.
1.

y
a
r
a
k
a
t
Tahap persiapan
R
N
a
o
p
n
a
di
t
p
m
a
e
k
a
n
is
m
e
p
r
o
g
i
a
t
d
i
r
u
a
n
g
s
e
s
t
a

155

2.

3.

m
a
P
e
r
h
it
u
n
g
a
n
g
a
r
p
e
r
b
n
n
p
/
k
d
l
m
p
r
o
g
i
a
t
P
a
p
a
r
a

N
o
n
di
p
a

3
3
b
n
n
p

156

4.

n
a
w
a
l
d
e
p
u
ti
d
a
y
a
m
a
s
p
d
k
a
b
n
n
p
/
k
d
i
b
e
s
t
w
e
s
ti
n
P
e
m

2
4
0

157

b
u
a
t
a
n
,
p
e
n
c
e
t
a
k
a
n
&
p
e
m
b
a
g
i
a
n
b
u
k
u
p
e
d
o
m
a
n
p
e

0
0
e
x
p

158

5.

l
a
k
s
a
n
a
a
n
S
o
si
a
li
s
a
si
&
ti
n
j
a
u
l
o
k
a
si
d
it
p
s
m

3
lo
k
a
si

d
i
ci
r
e
b
o

159

6.

7.

n
P
e
n
g
ir
i
m
a
n
a
n
g
g
a
r
a
n
b
a
g
i
b
i
d
a
n
g
d
a
y
a
m
a
s
P
e
n
g
ir
i

3
3
b
n
n
p

1
0
0
0
0
0

160

8.

m
a
n
u
ir
n
e
t
e
s
t
k
e
b
n
n
p
/
k
P
a
p
a
r
a
n
a
k
h
ir
d
e
p
u
ti
p
d
k
a
b
i

te
st

3
3
b
n
n
p

161

9.

B.
1.

d
c
e
m
a
s
b
n
n
p
/
k
R
a
p
a
t
2
i
n
1
t
0
X
e
x
r
n
a
l
d
y
m
s
Tahap pelaksanaan
R
a
p
a
t
k
o
o
r
d

162

2.

i
n
a
si
d
i
ti
n
g
k
a
t
b
n
n
p
/
k
P
e
m
b
u
a
t
a
n
,
p
e
m
a
n
c
a
n
g
a
n
&

163

3.

d
is
tr
i
b
u
si
m
e
d
i
a
k
a
m
p
a
n
y
e
P
e
n
j
a
n
g
k
a
u
a
n
p
e
n
y
a
l
a
h

164

4.

g
u
n
a
&
a
s
e
s
m
e
n
P
e
l
a
k
s
o
p
e
r
a
si
r
a
zi
a
,
a
s
e
s
m
e
n
&
r
e
h
a

165

5.

6.

b
P
e
n
c
a
t
a
t
a
n
&
p
e
l
a
p
o
r
a
n
j
u
m
l
a
h
s
a
s
a
r
a
n
S
u
p
e
r
vi

166

si
p
r
o
g
i
a
t
ti
m

7.

p
u
s
a
t
k
e
b
n
n
p
/
k
T
i
n
d
a
k
l
a
n
j
u
t
h
a
si
l
s

167

8.

9.

u
p
e
r
vi
si
M
o
n
it
o
ri
n
g
d
a
t
a
c
a
p
a
i
a
n
s
a
s
a
r
a
n
p
e
r
b
u
l
a
n
K

168

o
o
r
d
ii
n
a
si
ti
m

C.
10.

k
o
o
r
d
b
n
n
p
/
k
d
g
n
d
e
p
d
a
m
a
s
Tahap evaluasi
L
a
p
o
r
a
n

169

11.

p
e
l
a
k
s
a
n
a
a
n
m
o
n
e
v
b
u
l
a
n
a
n
T
i
n
d
a
kl
a
n
j
u
t
l
a
p
o
r
a
n

170

12.

m
o
n
e
v
b
u
l
a
n
a
n
L
a
p
o
r
a
n
p
e
l
a
k
s
a
n
a
a
n
m
o
n
e
v
t
a
h
u
n
a

171

13.

10.

n
T
i
n
d
a
kl
a
n
j
u
t
l
a
p
o
r
a
n
m
o
n
e
v
t
a
h
u
n
a
n
V
e
ri
fi
k
a
si
l
a
p

172

o
r
a
n
,
d
a
t
a
d
u
k
u
n
g
l
a
p
o
r
a
n
,
d
o
k
u
m
m
e
n
t
a
si
,
d
ll
LAMPIRAN II

173

174

Anda mungkin juga menyukai