Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIK

MESIN SHAPPING / SKRAP

I. Tujuan Praktik
Tujuan dari praktik mesin shapping ini adalah untuk membuat
bahan landasan ragum, mengetahui proses pembuatan landasan
ragum dan mengetahui cara kerja mesin shapping.
II. Prinsip Dasar
Shapping atau sekrap adalah suatu proses pemakanan benda
kerja dari ukuran tertentu menjadi bentuk dan ukuran yang kita
inginkan yang dihasilkan melalui perubahan gerak putar yang
dilakukan oleh roda gigi (gerak rotasi) menjadi gerak pemakanan
maju mundur kepala yang dilakukan oleh pahat (gerak translasi)
yang terpasang pada toolpos. Adapun proses pengerjaanya
memiliki langkah langkah tertentu yang harus dilakukan sebelum
maupun sewaktu pengerjaannya.
Pada mesin skrap atau shapping mempunyai bagian bagian
tersendiri yang mempunyai fungsi dan cara kerja tersendiri.
Bagianbagian dari mesin shaping yang mendukung kerjanya
adalah:
1.

Pahat
Pahat adalah suatu alat yang terbuat dari logam kuat / baja
yang berbentuk balok dengan bentuk tertentu sesuai dengan
jenis penatalan yang dikehendaki dan memiliki sudut potong
yang terdapat pada ujung pahat dan berfungsi untuk menatal
atau memakan benda kerja yang lebih lunak dari bahan pahat

tersebut.dan merupakan pelengkap utama pada mesin skrap,


adapun dalam proses penyekrapan jenis atau bentuk bentuk
pahat yang biasa digunakan adalah:

Pahat netral adalah pahat yang biasa digunakan untuk


penatalan pada awal

pengerjaan benda kerja yang

memerlukan penatalan yang cukup besar.

Pahat rata adalah pahat yang digunakan untuk penatalan


permukaan atau untuk meratakan suatu permukaan dan
biasanya pahat rata digunakan untuk bagian penghalusan atau
finishing.

Pahat alur adalah pahat yang biasa digunakan untuk membuat


alur tetapi sudut pada pahat ini harus benar benar
diperhatikan karena jika sudut tatal / potong terlau besar maka
besar kemungkinan pahat tersebut akan patah pada saat proses
penatalan.dan masih banyak jenis pahat lainya yang biasa
digunakan dalam penyekrapan.

2. Toolpos
Toolpos adalah suatu alat yang terdapat pada mesin sekrap
yang berfungsi sebagai pemegang pahat yang digunakan
untuk penatalan pada gerak maju mundur mesin dan dapat
diatur derajat kemiringannya. Adapun pada toolpos sendiri
terdapat pemegang pahat, baut penjepit pahat dan baut
penjepit pemegang pahat.
3.

Eretan Atas
Eretan atas adalah alat pengatur yang dapat menaikan dan
menurunkan toolpos untuk menentukan seberapa besar
penatalan tersebut diinginkan.

4.

Lengan
Lengan adalah salah satu bagian mesin skrap yang paling
penting karena pada saat mesin bekerja lengan bergerak maju
mundur (langkah) untuk melakukan penatalan yang dilakukan
oleh pahat yang dipasang pada toolpos yang berada pada
ujung lengan.

5.

Poros Penyetel Langkah


Poros penyetel langkah adalah bagian mesin skrap yang
berfungsi sebagai pengatur langkah lengan yang dilengkapi
dengan mur pengunci dan dudukan engkol.
Pada proses pemakanan benda kerja,untuk mendapatkan

permukaan yang halus diperlukan kecepatan dan pahat yang


tajam.Kecepatan ini berpengaruh terhadap banyak langkah yang
dilakukan pahat.Sesuai dengan rumus :
n= V/2L
dimana :

= banyak langkah

= kecepatan potong

= panjang langkah

Untuk bahan atau benda kerja ST 37, kecepatan potong ( V )


yang di gunakan = 20 m/s, sehingga dalam menentukan n,
dikalikan dengan 1000 untuk merubah satuan konversi ke mm, dan
pada mesin shapping untuk mendapatkan kecepatan digunakan gigi
3, namun semakin banyak langkah yang dilakukan pahat, benda
kerja menjadi panas sehingga memuai dan pahat pun panas, yang

memungkinkan cepat tumpul. Untuk menghindari hal diatas, pada


saat pemotongan ditambahkan oli coolen.
Tambahan: Oli Pendingin ( Oli Coolen )
Oli pendingin (oli coolen ) merupakan suatu cairan campuran
antara oli dan air dengan perbandingan 1 : 20. Fungsi dari cairan
ini adalah untuk mendinginkan pahat supaya tidak cepat tumpul
dan benda kerja tidak memuai.
III. Alat dan Bahan
1)

Alat Kerja
Jangka Sorong
Kikir
Kuas
Oli Pendingin (oli coolen)
Kunci L 6 mm
Palu Plastik
Pahat Alur
Pahat Rata
Pahat Kasar

2)

Alat Keselamatan (safety tool)


Kacamata Plastik
Baju Praktik

3)

Benda Kerja
Baja berukuran lebih dari 105 x 100 x 25 cm

IV. Langkah Awal ( Pra Pengerjaan Benda Kerja )


Langkah awal pada proses penyekrapan berupa pemasangan
benda kerja pada ragum dan pemasangan alat pelengkap seperi
ragum dan pahat, yang selanjutnya dilakukan pengesetan atau
penyetelan beberapa bagian mesin sesuai kebutuhan.
Pemasangan benda kerja pada ragum.
a.

Longgarkan

rahang

ragum

dengan memutar baud penyetelnya


dengan menggunakan engkol.
b.Pasang

balok

yang

tingginya

cukup

untuk

benda

kerja

penyangga
sama

dan

menyangga
agar

dapat

dilakukan penatalan.
c.Tempatkan benda kerja pada atas
balok jajar yang sudah dipasang pada
pertengahan rahang ragum.
d.Kencangkan kembali baut penjepit
hingga benda kerja terjepit rapat dan
sempurna oleh rahang ragum.

e. Setel sudut ragum ke


sudut

yang

diperlukan

dengan cara melonggarkan


dahulu mur - mur pengunci
ragum

kemudian

putar

ragum

kesudut

yang

diperlukan lalu kencangkan


kembali mur murnya.

- Pemasangan pahat dan


penyetelanya.
a.Masukan pahat yang telah
disiapkan
pemegang
baut

pada

lubang

pahat yang

penjepitnya

telah

dilonggarkan terlebih dahulu, kemudian kencangkan kembali baut


penjepit tersebut.
b.Seting kedudukan pahat agar posisinya tegak lurus terhadap benda
kerja dengan cara melonggarkan baut penjepit pemegang pahat pada
toolpos kemudian seting pemegang pahat agar tegak lurus dengan
benda kerja, lalu kencangkan kembali baut penjepit.
- Menyetel langkah pahat.
Langkah

pahat

dapat

disetel dengan memutar poros


penyetel

langkah

dengan

engkol yang sudah tersedia


dan mengendorkan terlebih
dahulu

mur

pengunci

porosnya.

Adapun

perbandingan panjang langkah pada benda kerja adalah 10 : 20


setelah langkah telah disetel dengan tepat maka mur pengunci
dikencangkan kembali dan lepaskan engkolnya.
V . Urutan Kerja
1. Ratakan permukaan kasar hingga benda berukuran 105 x 100 (2
buah) dengan menggunakan pahat rata atau pahat kasar.
2. Buat lekukan untuk P = 105,dengan lebar 10 cm dan tinggi 13
cm (2 buah) dengan menggunakan pahat rata.
3. Buat potongan sebanyak 4 buah pada bagian pinggir dengan
menggunakan pahat rata, ukuran 12x10x3 cm
4. Buat pada pada sisi lekukan, 4 x 600, dengan miring kepala 300

5. Buat kaki pada alas benda kerja dengan pahat kasar, rata/alur.
Ukuran 30x15 sebanyak 4 buah
6. Buat alur pada sisi samping benda kerja dengan pahat alur,
ukuran 80x6x3 sebanyak 2
7. Stamping; nama, kelas dan nomor absent.
VI. Pembahasan
Pengerjaan benda kerja dalam mesin shapping atau skrap terbagi
menjadi beberapa langkah seperti: merubah ukuran benda
kerja/penatalan kasar membuat alur, membuat sudut dan meratakan
permukaan.
Pada pembuatan landasan ragum langkah langkahnya adalah
sebagai berikut:
1. Merubah ukuran benda kerja dari ukuran awal menjadi ukuran
tertentu dengan menggunakan pahat kasar atau pahat rata ,
dengan cara :
a.

Menggores

benda

kerja

untuk

menentukan

batas

penatalan.
b.

Memasang pahat kasar pada toolpos.

c.

Memasang benda kerja pada ragum dengan posisi benda


kerja dijepit berdiri.

d.

Memutar ragum sehingga posisi panjang benda kerja


sejajar dengan langkah pahat.

e.

Menyetel langkah.

f.

Menyetel pemakanan pahat.

g.

Menentukan kecepatan pemakanan.

2. Membuat step pada ke dua sisi benda kerja dengan ukuran yang
telah

ditentukan dan caranya sama seperti cara pada langkah

kerja ke-1 (a-g).


3. Memotong ke empat ujung pada step yang telah dibuat dengan
ukuran tertentu dan caranya sama seperti cara pada langkah
kerja ke-1 (a-g).
4. Membuat sudut pada keempat sisi step yang telah dipotong
dengan ukuran tertentu adapun cara caranya adalah sebagai
berikut :
a.

Melonggarkan

baut

pengencang

toolpos,

lalu

memiringkannya sesuai sudut yang diinginkan lalu


mengencangkan kembali baud tersebut.
b.

Mengatur pemegang pahat agar tegak lurus dengan benda


kerja

dengan

cara

melonggarkan

dahulu

baud

pengencangnya, kemudian menyetelnya agar posisinya


tegak lurus dengan benda kerja,lalu kencangkan kembali
baud tersebut.
c.

Memasang

pahat

sesuai

jenis

pemotongan

yang

diinginkan dan seterusnya.


5. Membuat kaki pada alas dengan ukuran dan cara tertentu :
a.

Menggores benda kerja dengan tongkol penggores, sesuai


ukuran pada gambar kerja.

b.

Karena kaki tersebut berada pada pojok pojok benda


kerja maka pemotongan dilakukan mulai dari bagian
tengah dengan terlebih dahulu melakukan pengesetan
seperti pada pemakanan sebelumnya dan seterusnya.

6. Membuat alur pada sisi samping benda kerja dengan ukuran


yang telah ditentukan adapun cara caranya sama dengan

pamakanan sebelumnya dan menggunakan pahat alur. Pada


pembuatan alur pada benda kerja pemakanan dilakukan dengan
manual yaitu dengan menurunkan eretan atas dengan perlahan
sampai dengan kedalaman yang ditentukan. Adapun syarat
penurunan / pemkanan pahat yaitu pada saat posisi pahat
dibelakang benda kerja dan akan melakukan pemakanan atau
bergarak maju.
Pada proses pemakanan benda kerja,untuk mendapatkan
permukaan yang halus diperlukan kecepatan dan pahat yang
tajam.Kecepatan ini berpengaruh terhadap banyak langkah yang
dilakukan pahat. Sesuai dengan rumus :
n= V/2L
dimana :

= banyak langkah

= kecepatan potong

= panjang langkah

Untuk bahan atau benda kerja ST 37, kecepatan potong ( V )


yang di gunakan = 20 m/s, sehingga dalam menentukan n,
dikalikan dengan 1000 untuk merubah satuan konversi ke mm,
danpada mesin shapping untuk mendapatkan kecepatan digunakan
gigi 3, namun semakin banyak langkah yang dilakukan
pahat,benda kerja menjadi panas sehingga memuai dan pahat pun
panas,yang memungkinkan cepat tumpul.Untuk menghindari hal
diatas,pada saat pemotongan ditambahkan olie cooler.
Tambahan: Oli Pendingin ( Oli Coolen )
Oli pendingin (oli coolen ) merupakan suatu cairan campuran
antara oli dan air dengan perbandingan 1 : 20. Fungsi dari cairan
ini adalah untuk mendinginkan pahat supaya tidak cepat aus dan
benda kerja tidak memuai.

VII.Kesimpulan
Berdasarkan praktek yang kami lakukan, ada beberapa hal yang
dapat kami simpulkan pada proses pembuatan landasan ragum ini:
1. Untuk mendapatkan permukaan benda kerja yang halus di
perlukan kecepatan dan pahat yang tajam.
2. Ketepatan dalam pengukuran, penggoresan, dan setting mesin
shapping sangat penting, supaya pada proses pemakanan tidak
melebihi atau kurang dari ketentuan.
3. Proses penyetelan alat harus sesuai dengan ketentuan agar
selamat pekerja dan benda kerja.

Anda mungkin juga menyukai