dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan. Suatu sistem
bisa dikatakan baik jika unsur tersebut berfungsi dengan baik dan menghasilkan
suatu produk yang maksimal. Suatu keseluruhan yang kompleks dan teroganisir
yang merupakan suatu perkaitan atau penggabungan unsur dan bagian yang
membentuk satu kesatuan yang kompleks. Sistem tersebut merupakan suatu
prosedur yang terkait dan terintegrasi sehingga menjadi suatu kesatuan dan ada
keterkaitan pada tiap bagiannya.
1.2 Pendekatan Sistem
Suatu sistem pendekatan memperhatikan sistem informasi sebagai satu
kesatuan integrasi untuk masing-masing kegiatan atau aplikasi. Pendekatan
sistem ini juga menekankan pada pencapaian sasaran keseluruhan dari
organisasi. Hal ini merupakan cara berfikir yang melihat segala sesuatu sebagai
sistem.
Dari pandangan lain ada yang menyebutkan bahwa :
This approach entails analysis of problems and synthesis solutions. In the
analysis phase, a given situation is examined to identify the forces affecting
it. The situation is viewed as a system composed of interconnected parts
and related to other systems.
Pendekatan ini mencakup analisis masalah dan solusi sintesis. Pada tahap
analisis, suatu situasi yang diberikan adalah untuk mengidentifikasi kekuatan
yang mempengaruhinya. Situasi ini dipandang sebagai suatu sistem terdiri dari
sejumlah bagian yang saling berhubungan dan terkait dengan sistem lain.
Dalam hubungan antar sistem selalu ada kerjasama agar tujuan tercapai dengan
maksimal. Pendekatan sistem merupakan upaya untuk melakukan pemecahan
masalah yang dilakukan dengan melihat masalah yang ada secara menyeluruh
dan melakukan analisis secara sistem. Pendekatan sistem digunakan saat
menghadapi suatu masalah yang kompleks sehingga diperlukan analisis
terhadap permasalahan tersebut, untuk memahami hubungan bagian dengan
bagian lain dalam masalah tersebut, serta kaitan antara masalah tersebut dengan
masalah lainnya.
Tahapan dan Langkah Pendekatan Sistem :
Tahap I : Usaha Persiapan
Mempersiapkan manajer untuk menghadapi suatu masalah, oleh karena itu
manajer harus mampu mengambil keputusan yang tepat agar masalah teratasi.
Usaha persiapan terdiri dari :
a. Memandang perusahaan sebagai suatu sistem.
b. Mengenali sistem lingkungan.
c. Mengidentifikasi subsistem perusahaan.
Tahap II : Usaha Definisi
1. Bergerak dari tingkat sistem ke subsistem.Mengidentifikasi suatu masalah
yang tidak dapat kita kira bisa datang setiap saat. Kadang suatu masalah
bisa diprediksi kadang tidak karena suatu masalah merupakan bagian dari
3
suatu sistem yang berperan sebagai penyeimbang antara input dan output
yang terjadi selama proses terjadi. Oleh karena itu kita harus mengerti
tentang suatu keadaaan adakah masalah atau akan ada masalah.
2. Menganalisa bagian sistem dalam urutan tertentu. Setiap penyelesaian
masalah selalu mengalami berbagai tahapan. Beberapa sistem dianalisis
secara berurutan.
3. Mengevaluasi standar : Standar harus sah, realistik, dimengerti, terukur.
Standart harus sah
Realistik
Dimengerti
Terukur
dibandingkan
dengan
hasil evaluasi
standart
yang
akan
terjadi dua hal. Pertama sistem akan berjalan begitu saja dan yang kedua
sistem akan mengalami kemunduran tanpa perubahan lebih baik.
5. Membuat tindak lanjut bahwa solusi itu efektif. Jika penerapan solusi sudah
membuahkan hasil maka akan terjadi suatu tindak lanjut dari maslah
tersebut. Dan memastikan solusi mencapai kinerja yang direncanakan.
Pendekatan sistem dalam perspektif
1. Pendekatan sistem sebenarnya hanyalah akal sehat.
2. Pendekatan sistem hanyalah satu cara memecahkan suatu masalah.
3. Pendekatan sistem adalah metodologi system dasar.
Empat konsep dasar pendekatan sistem :
1. Spesialisasi:Suatu sistem yang dibagi menjadi beberapa komponen yang
lebih kecil yang memungkinkan konsentrasi lebih khusus pada setiap bagian
komponennya.Pembagian tersebut bertujuan untuk memaksimalkan kinerja
komponen tersebut dengan tercapainya tujuan yang maksimal. Misalnya
dalam suatu perusahaan ada pembagian komponen masing-masing seperti
adanya bagian marketing yang tugasnya memasarkan produk, bagian
keuangan mengatur keuangan perusahaan.
2. Pengelompokan:
Pengelompokan
ini
bertujuan
agar
tidak
terjadi
memaksimalkan
koordinasi
interaksi
BAB 2
SISTEM DAN SUBSISTEM MANAJEMEN, ORGANISASI, KEBIJAKAN
2.1 Jenjang Sistem
Telah disebutkan bahwa sistem, meskipun satu kesatuan yang terpadu,
tetapi sistem tersebut tidak dapat melepaskan diri dari lingkungan.Tergantung
dari jenisnya, maka yang dimaksud dengan lingkungan tersebut amat beraneka
ragam.Selanjutnya peranan dan kedudukan sistem terhadap lingkungan berbeda
pula.
Untuk memudahkan pemahaman, peranan dan kedudukan sistem tehadap
lingkungan yang beraneka ragam ini sering digambarkan dalam bentuk
penjenjangansistem.Batasan
tentang
penjenjangan
sistem
banyak
adalah
lingkungan
dimana
sistem
tersebut
Sistem adalah sesuatu yang sedang diamati yang menjadi objek dan
subjek pengamatan.
c. Subsistem
Subsistem adalah bagian dari sistem yang secara mandiri membentuk
sistem pula.Sistem yang mandiri ini kedudukan dan peranannya lebih
kecil dari pada sistem.
Tergantung dari kedudukan dan peranan yang sedang diamati, maka
sesuatu dapat berperan sebagai suprasistem, sistem atau subsistem.Jika yang
diamati adalah rumah sakit, maka rumah sakit adalah sistem.Suprasistemnya
ialah Sistem Kesehatan Nasional sedangkan subsistemnya ialah berbagai unit
fungsional yang terdapat di rumah sakit.
2.2 Sistem dan Subsistem Manajemen
a. Sistem Manajemen
Menurut Terry (1960) pengertian manajemen adalah :
The accomplishing of a predetermined objectivesthrough the effort
other people
Menurut Johnson et al, (1993) pengertian sistem adalah
A system is an organized or complex whole: an assemblage or
combination of things or parts forming a complex or unitary whole.
Sistem manajemen diartikan sebagai suatu sistem yang diterapkan pada
suatu perusahaan oleh seorang manajer untuk mencapai suatu tujuan yang
dikehendaki dengan mengolah sumber daya yang ada.Penerapan sistem ini
bergantung pada karakter dari seorang manajer itu sendiri dan perusahaan yang
dipimpinnya.Adapun bagian utama pada manajemen sistem adalah input,
process, output.
b. Subsistem Manajemen
Subsistem adalah bagian dari sistem yang secara mandiri
membentuk sistem pula.Sistem adalah gabungan dari beberapa elemen
9
(sub sistem) didalam suatu proses atau struktur dan berfungsi sebagai
satu kesatuan organisasi.Dalam subsistemjuga terjadi suatu proses yang
berfungsi sebagai suatu kesatuan sendiri sebagai bagian dari subsistem.
Sistem terbentuk dari elemen atau bagian yang saling berhubungan dan
saling mempengaruhi. Apabila salah satu bagian atau sub sistem tidak
berjalan dengan baik maka akan mempengaruhi bagian yang lain.
Subsistem dalam manajemen meliputi:
1) Input
Yang dimaksud dengan masukan (input) adalah kumpulan
bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan yang
diperlukan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut. Input
merupakan bagian awal
kebutuhan
dari sistem
yang menyediakan
Man :
10
dan
efektif
sehingga
tercapai
tujuanbersama
dapat
dikelola
dengan
sebaik
mungkin.Dalam
Material:
Hal
yang
(manajemen
berhubungan
logistik)
ini
dengan
lebih
material
manajemen
memperhatikan
pada
Methods:
Adalah suatu cara dalam menunjukkan perusahaan menjadi
biaya rendah, kualitas tinggi, bertanggung jawab terhadap
lingkungan, keselamatan pemimpin sadar dalam industri
mereka.
11
e.
Machines:
Machine adalah penciptaan atau penambahan fungsi, bentuk,
waktu dan tempat untuk pemenuhan kebutuhan manusia.
Produk adalah hasil dari kegiatan produksi yang berwujud
barang dan jasa. Produsen adalah orang atau badan ataupun
lembaga lain yang menghasilkanproduk. Tujuan manajemen
produksi adalah memproduksi atau mengatur produksi barang
dan jasa dalam jumlah, kualitas, harga, waktu serta tempat
tertentu sesuai dengan kebutuhan.
f.
Market:
Pemasaran adalah analisis perencanaan, implementasi dan
pengendalian
atas
program
yang
dirancang
untuk
Technology:
Teknologi dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk
mengenali masalah teknis, konsep, dan hal lain yang sifatnya
tangible yang dikembangkan untuk mengatasi masalah teknis
dan kemampuan untuk mengeksploitasi konsep dalam cara
h.
yang efektif .
Time:
Manajemen
pengorganisasian,
waktu
merupakan
penggerakan,
dan
perencanaan,
pengawasan
12
yang
berarti
rasio
output
dengan
13
5) Lingkungan
Lingkungan (environment) adalah dunia di luar sistem yang
tidak dikelola oleh sistem tetapi mempunyai pengaruh besar
terhadap sistem.
c. Contoh Sistem Manajemen dalam Bidang Kesehatan
Dalam bidang kesehatan pun perlu terselenggaranya sistem untuk
mencapai derajat kesehatan yang lebih tinggi. Contoh sistem dalam
bidang kesehatan yang akan kami paparkan adalah Sistem Pelayanan
Kesehatan Terpadu.
SISTEM PELAYANAN KESEHATAN TERPADU
INP
UT
6M
PROSES
Program
PokokPus
kesmas
OUTPUT
ProdukPr
ogram
Yandu
EFFECT
Perilaku
sehat
OUTCOM
14
E
Naiknya
status
kesehatan
Kesehatan
Terpaduadalah
suatu
bentuk
keterpaduan
mulai
dari
perencanaan,
pengorganisasian,
penggerakan,
Merupakan hasil langsung suatu sistem. Yang menjadi output dalam sistem
yandu adalah produk program yandu. Contoh produk program yandu adalah
jumlah anak yang ditimbang, jumlah bayi dan bumil yang diimunisasi,
jumlah PUS (Pasangan Usia Subur) yang mendapat pelayanan KB.
4) Effect
Yaitu hasil tidak langsung yang pertama dari suatu sistem .Efek dapat dikaji
melalui perubahan yang diakibatkan oleh adanya program.Contoh efek
dalam sistem yandu adalah perubahan seperti perilaku sehat produk yandu.
5) Dampak
Yaitu hasil tidak langsung dari proses suatu sistem. Contoh outcome pada
sistem yandu adalah turunnya IMR, turunnyaMMR, penurunan fertilitas
PUS, yang secara spesifik dapat meningkatkan status kesehatan.
2.3
people (yang
menghasilkan
pelayanan
kepada
masyarakat,
tanpa
17
kerjanya.Fungsi
Puskesmas
adalah
sebagai
penggerak
Subsistem
logistik
Alat
medis,obatobatan
Subsistem
personalia
Pengaturan
Subsistem
pegawai
pencatatan dan
pelaporan
Pencatatan,
pelaporan program,
penyajian data
Subsistem pelayanan
Kesehatan
18
Promosi, pencegahan,
pengobatan,
rehabilitasi medis dan
sosial
Subsistem
Keuangan
Sumber
dana, gaji
pegawai,alo
kasi untuk
Gambar 2. Sistem program
dan Prosedur PUSKESMAS
19
di
sini
bisa
berposisi
sebagai
yang
menjalankan,
d.
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor
Indonesia
Nomor
Menteri
Kesehatan
Republik
di
Menteri
Kesehatan
mengenai
Perawatan
Paliatif
Keempat
21
Keenam
22
dan
kunjungan/rawat rumah.
IV. ASPEK MEDIKOLEGAL DALAM PERAWATAN PALIATIF
1. Persetujuan tindakan medis/informed consent untuk pasien paliatif
2. Resusitasi/Tidak resusitasi pada pasien paliatif
3. Perawatan pasien paliatif di ICU
4. Masalah medikolegal lainnya pada perawatan pasienpaliatif
V. SUMBER DAYA MANUSIA
1. Pelaksana perawatan paliatif adalah tenaga kesehatan, pekerja sosial,
rohaniawan, keluarga, relawan.
2.
Kriteria
pelaksana
perawatan
paliatif
adalah
telah
mengikuti
25
Pendidikan
dan
pelatihan
yang
berkelanjutan/Continuing
Professional
X. PENUTUP
Untuk pelaksanaan kebijakan ini masih diperlukan Petunjuk Pelaksanaan Perawatan
Paliatif.Untukpelaksanaan
pelatihan-pelatihan
diperlukan
Modul
Pelatihan
27
BAB 3
ANALISIS STATUS KESEHATAN MENURUT H.L BLUM, ISHIKAWA,
DAN W. TAYLOR
3.1 Analisis status kesehatan dengan menggunakan sistem H.L Blum
Sistem Blum ini sering di gunakan oleh perencana kesehatan dan
pendidikan kesehatan sebagai alasan untuk pendekatan sistem kesehatan.Sistem
Blum merupakan kombinasi antara fisik, psikologis, dan kesejateraa sosial yang
dapat mempengaruhi derajat kesehatan individu atau masyarakat.Sistem Blum
memiliki empat faktor penentu timbulnya gangguan kesehatan pada seorang
individu atau kelompok masyarakat. Keempat faktor tersebut adalah :
a. Faktor perilaku atau gaya hidup
Faktor perilaku atau gaya hidup adalah determinan yang paling besar
dan paling sulit di tanggulangi karena sangat berpengaruh pada kesehatan
seseorang atau kelompok. Gaya hidup yang serba berlebihan juga sangat
berpengaruh terhadap kesehatan. Misal pada pola makan kita , jika kita
sering makan berlebihan menyebabkan kadar lemak tinggi maka akan
berpengaruh terhadap kesehatan seseorang dan seseorang itu bisa terkena
penyakit kolestrol, diabetes meliitus, jantung, dan sebagainya.
b. Faktor Lingkungan
28
29
30
bagian yakni para ahli dan pasien, sedangkan prosedur terbagi menjadi
komunikasi dan manajemen. Selain itu tekanan produksi juga termasuk dalam
manajemen.
Lingkungan
Mengatur
Profesional
Pasien
Kebijakan KesehatanLatihan
Keluarga
Penyakit
tak
Terkendali
DokumentasiProduk
Obat
Komunikasi
Manajemen
Fasilitas dan
perlengkapan
31
32
BAB 4
PENJELASAN BERBAGAI SUBSISTEM DALAM SKN 2009
33
34
kelamin, dan status sosial ekonomi. Setiap anak dan perempuan berhak
atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
2. Sinergisme dan Kemitraan yang Dinamis
Sistem Kesehatan Nasional akan berfungsi balk untuk mencapai tujuannya
apabila terjadi Koordinasi, Integrasi, Sinkronisasi, dan Sinergisme (KISS),
baik antar pelaku, antar subsistem SKN, maupun dengan sistem serta
subsistem lain di luar SKN. Dengan tatanan ini, maka sistem atau seluruh
sektor terkait, seperti pembangunan prasarana, keuangan dan pendidikan
perlu berperan bersama dengan sektor kesehatan untuk mencapai tujuan
nasional.
Pembangunan kesehatan harus diselenggarakan dengan menggalang
kemitraan yang dinamis dan harmonis antara pemerintah dan masyarakat,
termasuk swasta dengan mendayagunakan potensi yang dimiliki masingmasing. Kemitraan tersebut diwujudkan dengan mengembangkan
jejaring yang berhasil guna dan berdaya guna, agar diperoleh sinergisme
yang lebih mantap dalam rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya
3. Komitmen dan Tata Pemerintahan yang Baik (Good Governance)
Agar SKN berfungsi baik, diperlukan komitmen yang tinggi, dukungan,
dan kerjasama yang baik dari para pelaku untuk menghasilkan tata
penyelenggaraan
pembangunan
kesehatan
yang
baik
(good
35
Dukungan Regulasi
berbagai
peraturan
perundangan
yang
mendukung
Responsif Gender
36
Kearifan Lokal
37
kesehatan adalah
Unsur-unsur
a. Upaya Kesehatan
Pelayanan
kesehatan
meliputi
peningkatan,
pencegahan,
38
Prinsip
a. Berkesinambungan dan Paripurna
Upaya
kesehatan
bagi
masyarakat
diselenggarakan
secara
39
40
pembiayaan
penyelenggaraan
pembelanjaan
berbagai
dana
kesehatan
upaya
kesehatan
adalah
bentuk
dan
cara
untuk
mendukung
penyelenggaraan
Tujuan
Tujuan dari penyelenggaraan subsistem pembiayaan kesehatan adalah
tersedianya dana kesehatan dalam jumlah yang mencukupi, teralokasi
secara adil, merata dan termanfaatkan secara berhasil guna dan berdaya
guna, tersalurkan sesuai peruntukannya untuk menjamin terselenggaranya
pembangunan kesehatan guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya.
3. Unsur-unsur
a. Dana
Dana digali dari sumber pemerintah balk dari sektor kesehatan dan
sektor lain terkait, dari masyarakat, maupun swasta serta sumber
lainnya yang digunakan untuk mendukung pelaksanaan pembangunan
41
42
tepat
memperhatikan
subsidiaritas
dan
fleksibilitas,
pembelanjaannya
dilakukan
melalui
kesesuaian
antara
anggaran
dan
kompetensi
pemberi
pelayanan
Dana
kesehatan
digunakan
secara
bertanggung-jawab
dan
dari
penyelenggaraan
subsistem
SDM
Kesehatan
adalah
44
3. Unsur-unsur
a. Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDM Kesehatan)
Sumber daya manusia Kesehatan, baik tenaga kesehatan maupun
tenaga pendukung/penunjang kesehatan, mempunyai hak untuk
memenuhi kebutuhan dasarnya (hak asasi) dan sebagai makhluk
sosial, dan wajib memiliki kompetensi untuk mengabdikan dirinya di
bidang kesehatan, serta mempunyai etika, berakhlak luhur, dan
berdedikasi tinggi dalam melakukan tugasnya.
b. Sumber
Daya
Pengembangan
dan
Pemberdayaan
SDM
Kesehatan
Sumber daya pengembangan dan pemberdayaan SDM Kesehatan
adalah sumber daya pendidikan tenaga kesehatan dan pelatihan SDM
Kesehatan, yang meliputi: berbagai standar kompetensi, modul dan
kurikulum serta metode pendidikan dan latihan, sumber daya manusia
pendidikan dan pelatihan, serta institusi/fasilitas pendidikan dan pelatihan
yang menyediakan sarana dan prasarana pendidikan dan pelatihan.
Dalam sumber daya ini juga termasuk sumber daya manusia, dana,
cara atau metode, serta peralatan dan perlengkapan untuk
melakukan perencanaan, pendayagunaan, serta pembinaan dan
pengawasan SDM Kesehatan.
45
c. Penyelenggaraan
Pengembangan
dan
Pemberdayaan
SDM
Kesehatan
Penyelenggaraan pengembangan dan pemberdayaan SDM Kesehatan
meliputi
upaya
perencanaan,
pengadaan,
pendayagunaan,
serta
memberikan
dukungan,
serta
mengawasi
46
47
48
alat
kesehatan,
dan
makanan
melalui
pembinaan,
pengawasan, dan pengendalian secara profesional, bertanggungjawab, independen, transparan, dan berbasis bukti ilmiah.Sedangkan
pelaku usaha bertanggungjawab atas keamanan, khasiat atau manfaat,
dan mutu produk sesuai dengan fungsi usahanya dan peraturan yang
berlaku.
b. Tersedia, Merata, dan Terjangkau
Obat merupakan kebutuhan dasar manusia yang tidak tergantikan
dalam pelayanan kesehatan, sehingga obat tidak boleh diperlakukan
sebagai komoditas ekonomi semata.
c. Rasional
Setiap
pelaku
pelayanan
kesehatan
harus
selalu
bertindak
sehingga
memiliki
daya
saing
tinggi
dan
3. Unsur-unsur
Kebijakan Kesehatan
a.
pembangunan
kesehatan,
balk
pemerintah,
swasta,
dan
Administrasi Kesehatan
serta
pengawasan
dan
pertanggung-jawaban
c.
Informasi Kesehatan
52
dalam
menghadapi
perubahan
dan
tantangan
53
Pengertian
Subsistem
pemberdayaan
masyarakat
adalah
bentuk
dan
cara
Tujuan
Tujuan subsistem pemberdayaan masyarakat adalah meningkatnya
kemampuan masyarakat untuk berperilaku hidup sehat, mampu mengatasi
masalah kesehatan secara mandiri, berperan aktif dalam
setiap
55
56
BAB 5
PENJELASAN BERBAGAI SUBSISTEM DALAM SJSN 2004
3. Prinsip Keterbukaan
4. Prinsip Kehati-hatian
5. Prinsip Akuntabilitas
6. Prinsip Partibilitas
7. Prinsip Kepesertaan Bersifat Wajib
8. Prinsip Dana Amanat
9. Prinsip Hasil Pengelolaan Dana Jaminan Sosial Nasional
Dijelaskan secara detil arti prinsip SJSN dalam bagian penjelasan pasal 4 UU SJSN
2004:
a. Prinsip kegotong-royongan adalah prinsip kebersamaan antar peserta dalam
menanggung beban biaya jaminan sosial. Prinsip ini diwujudkan dengan
kewajiban setiap peserta membayar iuran sesuai dengan tingkat gaji, upah, atau
penghasilannya.
b. Prinsip nirlaba adalah prinsip pengelolaan usaha yang mengutamakan
penggunaan hasil pengembangan dana untuk memberikan manfaat bagi seluruh
peserta.
c. Prinsip keterbukaan adalah prinsip untuk mempermudah akses informasi yang
lengkap, benar, dan jelas bagi setiap peserta.
d. Prinsip kehati-hatian adalah prinsip pengelolaan dana secara cermat, teliti,
aman, dan tertib.
e. Prinsip akuntabilitas adalah prinsip pelaksanaan program dan pengelolaan
keuangan yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.
f. Prinsip portabilitas adalah prinsip memberikan jaminan yang berkelanjutan
meskipun peserta berpindah pekerjaan atau tempat tinggal dalam wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
58
SJSN memiliki beberapa subsistem berupa organisasi dan program kerja yang
penting dalam pelaksanaanya, yaitu:
a. Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN)
b. Kepesertaan dan Iuran
c. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
d. Program Jaminan Sosial
5.2 Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN)
DJSN adalah salah satu organ SJSN yang membantu presiden dalam menetapkan
kebijakan umum penyelenggaraan SJSN. DJSN terdiri dari 15 orang yang mewakili
pekerja, pemberi kerja dan pemerintah.Organ DJSN dipimpin oleh seorang ketua,
yang dipilih dan diberhentikan oleh Presiden.Presiden juga berhak untuk memilih
dan memberhentikan anggota SJSN (Pasal 8 UU SJSN 2004).
3 (tiga) tugas DJSN adalah (Pasal 7 Ayat 3 UU SJSN 2004):
1. Melakukan kajian dan penelitian yang berkaitan dengan penyelenggaraan
jaminan sosial.
2. Mengusulkan kebijakan investasi Dana Jaminan Sosial Nasional.
3. Mengusulkan anggaran jaminan sosial bagi penerima bantuan iuran dan
tersedianya anggaran operasional kepada Pemerintah.
59
DJSN memiliki wewenang seperti yang tertulis di pasal 7 ayat UU SJSN 2004:
Dewan Jaminan Sosial Nasional berwenang melakukan monitoring dan
evaluasi penyelenggaraan program jaminan sosial.
5.3 Kepesertaan dan Iuran
Peserta adalah setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja paling singkat 6
(enam) bulan di Indonesia, yang telah membayar iuran (Pasal 1 Ayat 8 UU SJSN
2004).Orang yang dimaksudkan disini adalah warga Negara Indonesia, baik WNI
maupun WNA.
Iuran adalah sejumlah uang yang dibayar secara teratur oleh peserta (Pasal 1 Ayat
10 UU SJSN 2004).Setiap peserta wajib membayar iuran yang besarnya ditetapkan
berdasarkan presentase dari upah. Iuran yang didapat akan disalurkan kepada fakir
miskin dan orang tidak mampu. Iuran bagi peserta bersifat wajib sebagaimana
disebutkan dalam pasal 17 ayat 1 UU SJSN 2004:
Setiap peserta wajib membayar iuran yang besarnya ditetapkan berdasarkan
persentase dari upah atau suatu jumlah nominal tertentu.
60
karena
dalam
pembahasannya,
ada
hal
yang
menjadi
61
suatu
kecelakaan
yang
berhubungan
dengan
pekerjaan
62
Program ini membayarkan uang secara berkala untuk jangka waktu tertentu
atau
sampai
peserta
meninggal
dunia
sebagai
substitusi
dari
CONCLUSION
System is a complete related procedures and integrited to each part. System
approach is needed analysis of the complex problem, to understand the relationship
63
with part of the other problems, and the connection of this problem with the other
problems.
Management is an open system and closed system that have an input, process,
output, and feedback.. Subsystem in management consist of man, money, materials,
methodes, machine, market, time, technology, and information.
Analysis of health status can use the various systems approaches, including by
H.L Blum system approach, Ishikawa system, and F. W Taylor. All three systems
are approaching the 6M 2T 1I. System approach by Blum and H.J Ishikawa that is
essentially the same approach with a variety of similar factors, while according to
F.W Taylor's more technical approach.
SKN 2009 is a form and manner which made theimplementation
development asa complement of SKN 2004,
in
order
to
of health
anticipate changes
in health development challenges today and in the future. In SKN there are various
subsystems that have been prepared as a coordination, integration, synchronization
and synergism that support SKNs work in achieving National Health Development
Goals.
National Social Security System 2004 is a program that means to implement
social security into Indonesian health policy. This program provides social
protection or protection against socially recognized conditions, including poverty,
old age, disability, unemployment and others.
DAFTAR PUSTAKA
Hepler, Richard Segal. (2003) Preventing Medication Errors and Improving Drug
Therapy Outcomes, CRC Press, LLC.
64
LAMPIRAN
PERTANYAAN DAN JAWABAN
65
67
sistem ini dengan menyediakan SDM yang memadai dan sesuai dengan
bidangnya.
7. Yuwaditya Dewi B. ( 101011054 )
Mengapa SKN di Indonesia belum terwujud secara seksama dan serentak?
jelaskan!
8. Novintyasari ( 101011098/ 47 )
Menurut Anda, apakah SKN tahun 2009 yang ada saat ini telah berjalan secara
optimal, melihat visi Indonesia Sehat 2010 pada tahun lalu dirasa belum
tercapai? Apa sajakah faktor- faktor yang menyebabkan hal tersebut terjadi?
Jawaban pertanyaan no. 7 dan no. 8:
Ada 2 faktor yang menyebabkan hal tersebut belum bisa terpenuhi dengan
maksimal, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan
faktor penyebab dari dalam, misalnya petugas kesehatan yang tidak paham
tentang hakekat SKN dan SJSN, kurangnya kesediaan dana, farmasi, dan SDM.
Faktor eksternal merupakan faktor penyebab dari dalam, misalnya letak
geografis Indonesia yang cukup ekstrim sehingga daerah-daerah terpencil sulit
untuk diakses serta sosial budaya masyarakat Indonesia itu sendiri, misalnya
bersalin tidak di Bidan tetapi di dukun beranak.
9. Aprillinardi M.P.P ( 101011069/ 32 )
Apabila suatu organisasi hanya bergerak stagnan, maka apa yang harus diubah
dalam organisasi tersebut? Apakah subsistemnya atau sistemnya?
Jawaban :
68
Sistemdan subsistem ini merupakan satu kesatuan, jadi jika sebuah organisasi
mengalami kondisi yang stagnan (tidak ada kemajuan ataupun kemunduran),
maka dipewrlukan adanya evaluasi terhadap sistem dalam organisasi
tersebut.Meliputi status organisasi, struktur, dan stratergi organisasi, apakah
sudah sesuai dengan tujuan yang dikehendaki oleh organisasi tersebut.
10. Dwi Indah Apriliani ( 101011257/ 96 )
Apa inti dari analisis status kesehatan?
11. Meivi ( 101011255/ 94 )
Jika dalam suatu system manajemen ( input, proses, output ) terjadi suatu
hambatan, bagaimana anda menanggapinya dan berikan solusi terbaik!
12. Bagus Agung Santosa ( 101011232/ 72 )
Apakah kegunaan dari analisis sistem?
Jawaban : no 10, 11, 12
Inti dari analisis system ini yaitu suatu analisi yang memiliki kegunaan untuk
mengevaluasi semua subsistem yang terdiri dari 6M 2T 1i yang ada di bawah suatu
sistem apabila didalam IPO terdapat suatu hambatan.Apabila sudah ditemukan
inti dari permasalahan dengan menggunakan analisis sistem, maka kita bisa
menentukan kebijakan yang sesuai untuk menangani masalah tersebut sebagai
solusi, karena solusi bersifat situasional yang artinya solusi itu harus sesuai
dengan keadaan.
69