c
Atonia Uteri
Hanifah Khalid (61110027)
PEMBIMBING :
dr. Gunawan, Sp.OG
Kepaniteraan Klinik Senior
SMF Ilmu Kedokteran Kandungan dan Kebidanan
Fakultas Kedokteran Universitas Batam
RSUD Embung Fatimah Batam
2015
Identitas pasien
Nama : Ny. S
Umur
: 36 Tahun
Agama : Islam
Alamat : Putri Hijau Blok D No.02
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Suku : Padang
Nomor Rekam Medis : 11.60.94
Tanggal masuk RS : 07 Februari 2015
Identitas Suami
Nama : Tn. D
Umur : 39 tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Suku : Padang
Alamat : Putri Hijau Blok D No.02
Agama
: Islam
Keluhan Utama
Pasien dirujuk dari klinik permata harapan kita
dengan perdarahan pervaginam post partum
Keluhan Tambahan
Pasien nyeri perut, lemah, pucat, gelisah.
Riwayat menstruasi
Menarche pada usia : 13 tahun
Siklus haid : 28 hari,
Dysmenorhea : tidak
Lama/ kuantitas haid : 5-7 hari/ 1 hari 3x ganti
pembalut
HPHT : 10-05-2014
Taksiran partus : 17-02-2015
Riwayat Obstetrik
melahirkan anak ke 4 saat ini, Laki-laki, 3,100 gr , Spontan,
aterm (39 minggu)
Riwayat pernikahan
Pasien menikah 1x, usia pernikahan 15 tahun
Riwayat ANC
Pasien rutin kontrol kehamilan di Klinik Harapan Kita.
Riwayat medis
pasien tidak pernah di rawat di RS atau operasi sebelumnya.
Riwayat kebiasaan
merokok (-), konsumsi alkohol (-), konsumsi obat-obatan selama
hamil ataupun di luar masa kehamilan disangkal
Status generalis
Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Tampak Sakit berat
Kesadaran : compos mentis
Kesa gizi : Baik,
Antropometri BB saat hamil : 63 kg; sebelum hamil :
51 kg, TB: 156 cm.
Tanda Vital:
TD : 80/60 mmHg
Nadi: 135 x/menit
Suhu: 36,2c
RR: 28 x/menit
Spo2 :99 %
Diagnosis
P4A1H3 dengan Perdarahan post partum e.c retensio
plasenta + atonia uteri
Status Ginekologik
Pemeriksaan Luar :
Leher : Cloasma gravidarum (+)
Mamae : areola hiperpigmentasi (+/+). Puting susu
menonjol (+/+)
Abdomen:
Inspeksi: datar, striae gravidarum (-). Linea
nigra (+)
Palpasi: kontraksi kurang baik.
Genitalia:
Tampak perdaran pervaginam (+)
Penatalaksanaan
Planning diagnosa : Pemeriksaan laboratorium darah lengkap.
Planning terapi : pro Operasi Explorasi CITO, Resusitasi cairan,
Transfusi PRC
Planning monitoring : KU, Tanda vital, Jumlah Urine, perhatikan
darah yang keluar dari vagina
Tanggal
07 Februari
2015
Jam
Follow Up
Keadaan Umum: TSS, Kesadaran : CM
TD: 90/ 60, N: 83x/ menit, RR: 16x/menit, SpO2: 100%, Urine: 500cc PPV: (-)
15.30
16.30
17.30
18.30
19.30
20.30
21.30
22.30
23.30
Tanggal
Jam
00.30
Follow Up
Keadaan Umum: TSS, Kesadaran : CM
TD: 110/ 80, N: 101x/ menit, RR: 16x/menit, SpO2: 100%, Urine: 250cc PPV: (-)
01.30
02.30
03.30
04.30
05.30
06.30
08 Februari
2015
07.30
Tanggal
08 Februari
2015
Jam
08.30
Follow Up
Keadaan Umum: TSS, Kesadaran : CM
TD: 85/ 58, N: 94x/ menit, RR: 15x/menit, SpO2: 100%, Urine: 500cc PPV: (-)
09.30
10.30
11.30
12.30
13.30
14.30
19.30
21.30
22.30
Tanggal
Jam
05.30
09
Februari
2015
07.30
09.30
Follow Up
-
Definisi
Perdarahan post partum didefinisikan sebagai
hilangnya 500 ml atau lebih darah setelah anak
lahir. Pritchard dkk mendapatkan bahwa
sekitar 5% wanita yang melahirkan
pervaginam kehilangan lebih dari 1000 ml
darah.
Epidemiologi
Perdarahan post partum dini jarang disebabkan oleh
retensi potongan plasenta yang kecil, tetapi plasenta yang
tersisa sering menyebabkan perdarahan pada akhir masa
nifas.1 Kadang-kadang plasenta tidak segera terlepas.
Combs dan Laros meneliti 12.275 persalinan pervaginam
tunggal dan melaporkan median durasi kala III adalah 6
menit dan 3,3% berlangsung lebih dari 30 menit.
Beberapa tindakan untuk mengatasi perdarahan,
termasuk kuretase atau transfusi, meningkat pada kala
tiga yang mendekati 30 menit atau lebih. 1
Klasifikasi
Perdarahan post partum primer / dini (early
postpartum hemarrhage)
Perdarahan Post Partum Sekunder / lambat
(late postpartum hemorrhage)
Etiologi
Etiologi perdarahan postpartum dini :
Atonia uteri
Umur yang terlalu muda / tua, Prioritas sering di jumpai pada multipara dan grande mutipara,
Partus lama dan partus terlantar, Uterus terlalu regang dan besar misal pada gemelli,
hidromnion / janin besar, Kelainan pada uterus seperti mioma uteri, uterus couveloair pada
solusio plasenta, Faktor sosial ekonomi yaitu malnutrisi
Laserasi Jalan lahir
Robekan perineum, vagina serviks, forniks dan rahim. Dapat menimbulkan perdarahan yang
banyak apabila tidak segera di reparasi.
Hematoma,
Hematoma yang biasanya terdapat pada daerah-daerah yang mengalami laserasi atau pada
daerah jahitan perineum.
Lain-lain
Sisa plasenta atau selaput janin yang menghalangi kontraksi uterus, sehingga masih ada
pembuluh darah yang tetap terbuka, Ruptura uteri, Inversio uteri
Diagnosa
Untuk membuat diagnosis perdarahan postpartum perlu
diperhatikan ada perdarahan yang menimbulkan
hipotensi dan anemia.
Pada atonia uteri terjadi kegagalan kontraksi uterus,
sehingga pada palpasi abdomen uterus didapatkan
membesar dan lembek. Sedangkan pada laserasi jalan
lahir uterus berkontraksi dengan baik sehingga pada
palpasi teraba uterus yang keras. Dengan pemeriksaan
dalam dilakukan eksplorasi vagina, uterus dan
pemeriksaan inspekulo. Dengan cara ini dapat
ditentukan adanya robekan dari serviks, vagina,
hematoma dan adanya sisa-sisa plasenta.
Pencegahan
Cara yang terbaik untuk mencegah terjadinya
perdarahan post partum adalah memimpin kala
II dan kala III persalinan secara lega artis.
Apabila persalinan diawasi oleh seorang
dokter spesialis obstetrik dan ginekologi ada
yang menganjurkan untuk memberikan
suntikan ergometrin secara IV setelah anak
lahir, dengan tujuan untuk mengurangi jumlah
perdarahan yang terjadi
Penanganan
Ketahui dengan pasti kondisi pasien sejak awal (saat masuk)
Pimpin persalinan dengan mengacu pada persalinan bersih
dan aman (termasuk upaya pencegahan perdarahan pasca
persalinan)
Lakukan observasi melekat pada 2 jam pertama pasca
persalinan (di ruang persalinan) dan lanjutkan pemantauan
terjadwal hingga 4 jam berikutnya (di ruang rawat gabung).
Selalu siapkan keperluan tindakan gawat darurat
Segera lakukan penlilaian klinik dan upaya pertolongan
apabila dihadapkan dengan masalah dan komplikasi
Atasi syok
Pastikan kontraksi berlangsung baik (keluarkan
bekuan darah, lakukam pijatan uterus, berikan
uterotonika 10 IU IM dilanjutkan infus 20 IU dalam
500cc NS/RL dengan 40 tetesan permenit.
Pastikan plasenta telah lahir dan lengkap, eksplorasi
kemungkinan robekan jalan lahir.
Bila perdarahan terus berlangsung, lakukan uji beku
darah.
Pasang kateter tetap dan lakukan pemantauan inputoutput cairan
Cari penyebab perdarahan dan lakukan penangan
spesifik.
Definisi
Retensio plasenta adalah plasenta yang belum
lahir seluruhnya dalam setengah jam setelah
janin lahir.
Sisa plasenta merupakan tertinggalnya bagian
plasenta dalam uterus yang dapat
menimbulkan perdarahan post partum primer
atau perdarahan post partum sekunder
PERASAT CREDE7
Perasat crede bermaksud melahirkan plasenta yang
belum terlepas dengan ekspresi :
Syarat : Uterus berkontraksi baik dan vesika urinaria
kosong
Teknik pelaksanaan
Fundus uterus dipegang oleh tangan kanan sedemikian rupa,
sehingga ibu jari terletak pada permukaan depan uterus sedangkan
jari lainnya pada fundus dan permukaan belakang. setelah uterus
dengan rangsangan tangan berkontraksi baik, maka uterus ditekan
ke arah jalan lahir. gerakan jari-jari seperti meremas jeruk. perasat
Crede tidak boleh dilakukan pada uterus yang tidak berkontraksi
karena dapat menimbulkan inversion uteri
Perasat Crede dapat dicoba sebelum meningkat pada pelepasan
plasenta secara manual.
MANUAL PLASENTA
Indikasi
Indikasi pelepasan plasenta secara manual adalah
pada keadaan perdarahan pada kala tiga persalinan
kurang lebih 400 cc yang tidak dapat dihentikan
dengan uterotonika dan masase, retensio plasenta
setelah 30 menit anak lahir, setelah persalinan
buatan yang sulit seperti forsep tinggi, versi
ekstraksi, perforasi, dan dibutuhkan untuk
eksplorasi jalan lahir dan tali pusat putus.7
Mengeluarkan plasenta
Teknik Pelaksanaan
Tangan masuk secara obstetric seperti pada pelepasan
plasenta secara manual dan mencari sisa plasenta yang
seharusnya dilepaskan atau meraba apakah ada kerusakan
dinding uterus. untuk menentukan robekan dinding rahim
eksplorasi dapat dilakukan sebelum plasenta lahir dan
sambil melepaskan plasenta secara manual. 7
Atonia Uteri
Definisi
Keadaan lemahnya tonus/kontraksi rahim yang
menyebabkan uterus tidak mampu menutup
perdarahan terbuka dari tempat implantasi
plasenta setelah bayi dan plasenta lahir
Faktor Predisposisi
Regangan rahim berlebihan karena kehamilan gemeli,
polihidramniopn, atau anak yang terlalu besar.
Kelelahan karena persalinan lama
Kehamilan grande-multipara.
Ibu dengan keadaan umum yang jelek, anemis, atau
menderita penyakit menahun.
Mioma uteri yang menggangu kontraksi rahim.
Infeksi intrauterine.
Ada riwayat pernah atonia uteri sebelumnya.
Etiologi
Disfungsi uterus
Penatalaksanaan yang salah pd kala placenta
Anestesi yang dalam & lama menyebabkan terjadinya relaksasi
miometrium yang berlebihan, kegagalan kontraksi dan retraksi
menyebabkan atonia uteri dan perdarahan post partum.
Kerja uterus sangat kurang efektif
Overdistensi uterus
Kelemahan akibat partus lama :
Multi paritas
Mioma uteri
Melahirkan dengan tindakan
Pencegahan
Melakukan secara rutin Manajemen Aktif Kala III pada semua wanita
bersalin, karena hal ini dapat menurunkan insidensi perdarahan post
partum akibat atonia uteri
Jika ada riwayat pernah atonia uerti sebelumnya, persalina harus
berlangsung di rumah sakit
Dalam kala II uterus jangan di massase dan didorong sebelum plasenta
lepas dari dindingnya
Pemberian misoprostol peroral 2-3 tablet (400-600mg) segera setelah
bayi lahir
Mengantisipasi/ mengadakan penyuluhan kepada ibu-ibu yang paritasnya
antara 1-3, yaitu dengan menganjurkan KB.
Edukasi pemberian tablet besi sewaktu ANC untuk mencegah anemia
postpartum
Diagnosa
Diagnosis ditegakan bila setelah bayi dan plasenta lahir
ternyata pendarahan masih aktif dan banyak, bergumpal
dan pada palpasi didapatkan fundus uteri masih setingi
pusat atau lebih dengan konstraksi yang lembek.
Perlu diperhatikan bahwa pada saat atonia uteri di
diagnosis, maka pada saat itu juga masih ada darah
sebanyak 500-100 cc yang sudah keluar dari pembulu
darah, tetapi masih terperangkap di dalam uterus dan
harus di perhatikan dalam kalkulasi pemberian darah
pengganti.
Penatalaksanaan
Sikap trendelenbrug, memasang venous line, dan
memberikan oksigen.
Sekaligus merangsang kontraksi uterus dengan cara:
Masase fundus uteri dan merangsang puting susu
Pemberian Uterotonika
Pemberian oksitosin dan turunan ergot melalui suntikan secara
im, iv, atau sc.
Memberikan derivat prostaglandin F2 (carboprost
tromethamine) yang kadang memberikan efek samping berupa
diare, hipertensi, mual muntah, fibris, dan takikardi.
Pemberian misoprostol 800-100 mg per-rektal
Uterus kontraksi
Evasulasi Rutin
Tidak
Evaluasi / berisihkan kavum uteri dari selaput ketuban dan gumpalan darah
Kompresi Bimanual Interna (KBI) Maksimal 5 menit
Uterus kontraksi
Ya
Tidak
Uterus kontraksi
Ya
Pegawasan kala IV
Tidak
Histerektomi
Berhenti
Pertahankan uterus
Terima Kasih