Anda di halaman 1dari 53

Histerektomi e.

c
Atonia Uteri
Hanifah Khalid (61110027)
PEMBIMBING :
dr. Gunawan, Sp.OG
Kepaniteraan Klinik Senior
SMF Ilmu Kedokteran Kandungan dan Kebidanan
Fakultas Kedokteran Universitas Batam
RSUD Embung Fatimah Batam
2015

Identitas pasien
Nama : Ny. S
Umur
: 36 Tahun
Agama : Islam
Alamat : Putri Hijau Blok D No.02
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Suku : Padang
Nomor Rekam Medis : 11.60.94
Tanggal masuk RS : 07 Februari 2015

Identitas Suami
Nama : Tn. D
Umur : 39 tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Suku : Padang
Alamat : Putri Hijau Blok D No.02
Agama
: Islam

Keluhan Utama
Pasien dirujuk dari klinik permata harapan kita
dengan perdarahan pervaginam post partum

Keluhan Tambahan
Pasien nyeri perut, lemah, pucat, gelisah.

Riwayat Penyakit Sekarang


Seorang pasien, Ny.S, usia 36 tahun, datang ke UGD RSUD
EMBUNG FATIMAH pada tanggal 07 Febuari 2015 pukul
02.20 WIB diantar oleh bidan dengan rujukan dari klinik
permata harapan harapan kita dengan perdarahan post
partum e.c retensio plasenta. pasien Post Melahirkan anak
keempat pukul 01.30 WIB, Laki-laki, BB = 3,100gr. Suami
pasien mengatakan pasien datang ke klinik jam 9 malam .
karena mulas dan saat diperiksa sudah pembukaan 4. bidan
mengatakan setelah 1 jam melahirkan plasenta belum lahir.
perdarahan minimal dan kontraksi uterus kurang baik,
dilakukan masase uterus namun tidak berhasil, pasien
kemudian dirujuk dengan terpasang RL pada tangan kiri +
oksitosin . Dari surat rujukan juga didapatkan data terakhir
T/D = 70/50 mmhg, Nadi = 102x/m, Pernafasan = 32x/m,
dan sudah dilakukan pemeriksaan, Hasil : Hb = 7,4 g%.

Riwayat menstruasi
Menarche pada usia : 13 tahun
Siklus haid : 28 hari,
Dysmenorhea : tidak
Lama/ kuantitas haid : 5-7 hari/ 1 hari 3x ganti
pembalut
HPHT : 10-05-2014
Taksiran partus : 17-02-2015

Riwayat Obstetrik
melahirkan anak ke 4 saat ini, Laki-laki, 3,100 gr , Spontan,
aterm (39 minggu)

Riwayat pernikahan
Pasien menikah 1x, usia pernikahan 15 tahun

Riwayat ANC
Pasien rutin kontrol kehamilan di Klinik Harapan Kita.

Riwayat penyakit dahulu


riwayat HT, DM, Asma, penyakit jantung, ataupun alergi obat (-).

Riwayat penyakit keluarga


Kakek OS menderita DM. Riwayat HT, Asma, penyakit jantung,
ataupun alergi obat (-).

Riwayat medis
pasien tidak pernah di rawat di RS atau operasi sebelumnya.

Riwayat kebiasaan
merokok (-), konsumsi alkohol (-), konsumsi obat-obatan selama
hamil ataupun di luar masa kehamilan disangkal

Status generalis
Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Tampak Sakit berat
Kesadaran : compos mentis
Kesa gizi : Baik,
Antropometri BB saat hamil : 63 kg; sebelum hamil :
51 kg, TB: 156 cm.
Tanda Vital:
TD : 80/60 mmHg
Nadi: 135 x/menit
Suhu: 36,2c
RR: 28 x/menit
Spo2 :99 %

Kepala: normocephalli, CA (+/+), SI (-/-), oedem


palpebra -/-, Mukosa bibir pucat +
Leher: KGB/ tiroid tidak teraba membesar,
Thoraks:
Jantung BJ 1,2 reguler, murmur (-), gallop (-).
Pulmo: SN vesikuler +/+, rhonkhi -/-, wheezing -/-.
Abdomen: lihat status obstetrik
Genitalia: lihat status lokalis
Ekstremitas: atas hangat, bawah dingin oedem (-/-).

Diagnosis
P4A1H3 dengan Perdarahan post partum e.c retensio
plasenta + atonia uteri

Status Ginekologik
Pemeriksaan Luar :
Leher : Cloasma gravidarum (+)
Mamae : areola hiperpigmentasi (+/+). Puting susu
menonjol (+/+)
Abdomen:
Inspeksi: datar, striae gravidarum (-). Linea
nigra (+)
Palpasi: kontraksi kurang baik.
Genitalia:
Tampak perdaran pervaginam (+)

Penatalaksanaan
Planning diagnosa : Pemeriksaan laboratorium darah lengkap.
Planning terapi : pro Operasi Explorasi CITO, Resusitasi cairan,
Transfusi PRC
Planning monitoring : KU, Tanda vital, Jumlah Urine, perhatikan
darah yang keluar dari vagina

Laporan Tindakan Explorasi


(7 febuari 2015 )
Pukul 02.20 WIB Pasien tiba di UGD RSUD EMBUNG
FATIMAH. KU/Kes = tampak sakit berat / composmentis,
Tanda vital (TD = 70/50 Nadi = 118x/mnt, Suhu = 36,50C, RR
= 32x/mnt)
Dilakukan Tindakan Explorasi, dengan sebelumnya sudah
dilakukan Informed Consent terhadap pasien oleh suami
pasien
Konsul dr indri Dilakukan pemasangan III line double dengan
RL + HES, Oksigenasi, dan juga diberikan antibiotika
profilaksis. Sambil menunggu transfusi PRC + gatrol 3 tab
sup + Diberikan drip Oksitosin 1 dan inj metergin 2. Dan
Dilakukan pemasangan kateter, dan pengosongan V.U

Pasien dibawa ke vk utk dilakukan manual plasenta,


Pasien tiba divk Anastesi dimulai,
Manual plasenta dimulai,hasil plasenta tidak utuh
.kontraksi uterus lembek, Perdarahan aktif (+),
dilakukan curretage dan didapatkan jaringan (+).
Fundus Uteri teraba lunak, dilakukan masase,
kemudian dilanjutkan KBE
Dilakukan tampon pervaginam,
Dilakukan folley/ kondom kateter, perdarahan masih
(+) transfusi 4 kolf , kontraksi masih belum ada,
siapkan untuk histerektomi.
Operasi selesai

Instruksi Post Explorasi


Line 1 : utk transfusi PRC: Ca Gluconas
Line 2 : RL+Adona 2 amp 28TPM
Line 3 : RL+ as mef
Inj ceftriaxone 2x1
Metronidazole 3x1
Keterolak 2x1
Transamin 3x 1
Pronalgess 2x2
Observasi perdarahan di ICU, jika perdarahan
minimal, pindah ruangan

Follow Up Pasien di ICU

Tanggal

07 Februari
2015

Jam

Follow Up
Keadaan Umum: TSS, Kesadaran : CM
TD: 90/ 60, N: 83x/ menit, RR: 16x/menit, SpO2: 100%, Urine: 500cc PPV: (-)

15.30

16.30

Keadaan Umum: TSS, Kesadaran : CM


TD: 160/ 100, N: 73x/ menit, RR: 20x/menit, SpO2: 100%, Urine: 100cc (urine
dibuang jam 16.00), PPV: (-)

17.30

Keadaan Umum: TSS, Kesadaran : CM


TD: 135/ 77, N: 78x/ menit, RR: 28x/menit, SpO2: 100%, Urine: 200cc PPV: (-)

18.30

Keadaan Umum: TSS, Kesadaran : CM


TD: 180/ 47, N: 77x/ menit, RR: 19x/menit, SpO2: 100%, Urine: 250cc PPV: (-)

19.30

Keadaan Umum: TSS, Kesadaran : CM


TD: 150/ 101, N: 114x/ menit, RR: 21x/menit, SpO2: 95%, Urine: 50cc (urine
dibuang jam 19.00), PPV: (-)

20.30

Keadaan Umum: TSS, Kesadaran : CM


TD: 190/ 60, N: 114x/ menit, RR: 20x/menit, SpO2: 86%, Urine: 100cc PPV: (-)

21.30

Keadaan Umum: TSS, Kesadaran : CM


TD: 96/ 69, N: 107x/ menit, RR: 20x/menit, SpO2: 100%, Urine: 100cc PPV: (-)

22.30

Keadaan Umum: TSS, Kesadaran : CM


TD: 92/ 65, N: 102x/ menit, RR: 18x/menit, SpO2: 100%, Urine: 100cc PPV: (-)

23.30

Keadaan Umum: TSS, Kesadaran : CM


TD: 110/ 80, N: 101x/ menit, RR: 16x/menit, SpO2: 100%, Urine: 100cc PPV: (-)

Tanggal

Jam
00.30

Follow Up
Keadaan Umum: TSS, Kesadaran : CM
TD: 110/ 80, N: 101x/ menit, RR: 16x/menit, SpO2: 100%, Urine: 250cc PPV: (-)

01.30

Keadaan Umum: TSS, Kesadaran : CM


TD: 96/ 63, N: 103x/ menit, RR: 12x/menit, SpO2: 100%, Urine: 250cc PPV: (-)

02.30

Keadaan Umum: TSS, Kesadaran : CM


TD: 95/ 60, N: 101x/ menit, RR: 20x/menit, SpO2: 100%, Urine: 250cc PPV: (-)

03.30

Keadaan Umum: TSS, Kesadaran : CM


TD: 95/ 60, N: 106x/ menit, RR: 20x/menit, SpO2: 100%, Urine: 250cc PPV: (-)

04.30

Keadaan Umum: TSS, Kesadaran : CM


TD: 90/ 60, N: 104x/ menit, RR: 23x/menit, SpO2: 100%, Urine: 280cc PPV: (-)

05.30

Keadaan Umum: TSS, Kesadaran : CM


TD: 95/ 50, N: 95x/ menit, RR: 19x/menit, SpO2: 100%, Urine: 300cc PPV: (-)

06.30

Keadaan Umum: TSS, Kesadaran : CM


TD: 85/ 57, N: 94x/ menit, RR: 14x/menit, SpO2: 100%, Urine: 320cc PPV: (-)

Keadaan Umum: TSS, Kesadaran : CM


TD: 97/ 59, N: 90x/ menit, RR: 23x/menit, SpO2: 100%, Urine: 20cc (urine dibuang jam
07.00), PPV: (-)
Mata: CA (+/+), SI (-/-)
Leher: KGB tidak teraba membesar
Thoraks: jantung: BJ 1,2 normal, G (-), M (-).
Pulmo: SN Vesikuler, Rh -/-, Wh -/Ekstremitas : Akral dingin (+) Oedem : (-)

08 Februari
2015

07.30

Tanggal

08 Februari
2015

Jam
08.30

Follow Up
Keadaan Umum: TSS, Kesadaran : CM
TD: 85/ 58, N: 94x/ menit, RR: 15x/menit, SpO2: 100%, Urine: 500cc PPV: (-)

09.30

Keadaan Umum: TSS, Kesadaran : CM


TD: 82/ 50, N: 96x/ menit, RR: 26x/menit, SpO2: 100%, Urine: 900cc PPV: (-)

10.30

Keadaan Umum: TSS, Kesadaran : CM


TD: 84/ 50, N: 89x/ menit, RR: 13x/menit, SpO2: 100%, Urine: 1100cc PPV: (-)

11.30

Keadaan Umum: TSS, Kesadaran : CM


TD: 90/ 60, N: 88x/ menit, RR: 18x/menit, SpO2: 100%, Urine: 1300cc PPV: (-)

12.30

Keadaan Umum: TSS, Kesadaran : CM


TD: 100/ 80, N: 97x/ menit, RR: 18x/menit, SpO2: 100%, Urine: 1500cc PPV: (-)

13.30

Keadaan Umum: TSS, Kesadaran : CM


TD: 140/ 80, N: 96x/ menit, RR: 22x/menit, SpO2: 100%, Urine: 250cc (urine dibuang jam
13.00), PPV: (-)

14.30

Keadaan Umum: TSS, Kesadaran : CM


TD: 90/ 50, N: 82x/ menit, RR: 18x/menit, SpO2: 100%, Urine: 400cc PPV: (-)

19.30

Keadaan Umum: TSS, Kesadaran : CM


TD: 100/ 60, N: 77x/ menit, RR: 20x/menit, SpO2: 100%, Urine: 1300cc PPV: (-)

21.30

Keadaan Umum: TSS, Kesadaran : CM


TD: 100/ 60, N: 67x/ menit, RR: 12x/menit, SpO2: 100%, Urine: 800cc (urine dibuang
setengah), PPV: (-)

22.30

Keadaan Umum: TSS, Kesadaran : CM


TD: 110/ 70, N: 71x/ menit, RR: 24x/menit, SpO2: 99%, Urine: 1000cc PPV: (-)

Tanggal

Jam
05.30

09
Februari
2015

07.30

09.30

Follow Up
-

Keadaan Umum: TSS, Kesadaran : CM


TD: 150/ 80, N: 77x/ menit, RR: 20x/menit, SpO2: 95%,
Urine: 1550cc PPV: (-)

Keadaan Umum: TSS, Kesadaran : CM


TD: 130/ 80, N: 59x/ menit, RR: 21x/menit, SpO2:
100%, Urine: 500cc (urine dibuang jam 08.00), PPV:
(-)
Mata: CA (-/-), SI (-/-)
Leher: KGB tidak teraba membesar
Thoraks: jantung: BJ 1,2 normal, G (-), M (-).
Pulmo: SN Vesikuler, Rh -/-, Wh -/Ekstremitas : Akral dingin (+) Oedem : (-)

Keadaan Umum: TSS, Kesadaran : CM


TD: 114/ 67, N: 80x/ menit, RR: 36x/menit, SpO2:
100%, Urine: 1100cc PPV: (-)

Follow Up Pasien di Ruangan

Follow up tanggal 9 febuari 2015


S : nyeri luka post op (+)
O:
Keadaan Umum: baik, Kesadaran : CM
TD: 100/ 60, N: 88x/ menit, S: 36,5c, RR: 22x/menit
Sedang masuk PRC kolf ke 1 dan FFP kolf 1
Mata: CA (+/+), SI (-/-)
Leher: KGB tidak teraba membesar
Thoraks: jantung: BJ 1,2 normal, G (-), M (-).Pulmo: SN Vesikuler, Rh -/-, Wh -/ Abdomen :TFU teraba keras (+)
Genitalia : tampak kateter pervaginam + , perdarahan (-)
Kateter : urin + kuning jernih
Hb : 7,4 gr/dl
A: P4A1H3 + post histerektomi a/I atonia uteri,
P:
Transfusi darah 1000cc dilanjutkan inj ca glukonas, transfusi s/d Hb > 10mg/dl
Inj ceftriaxone 2x1
Metronidazole 3x1
Keterolak 2x1
Transamin 3x 1
Pronalgess 2x2
Pemeriksaan darah ulang post transfuse

Follow up tanggal 10 febuari 2015


S : nyeri luka post op (+)
O:
Keadaan Umum: baik, Kesadaran : CM
TD: 100/ 70, N: 84x/ menit, S: 36,5c, RR: 20x/menit
Mata: CA (+/+), SI (-/-)
Leher: KGB tidak teraba membesar
Thoraks: jantung: BJ 1,2 normal, G (-), M (-)., Pulmo: SN Vesikuler, Rh -/-, Wh
-/ Abdomen :TFU teraba keras (+)
Genitalia : tampak kateter pervaginam + , perdarahan (-)
Kateter : urin + kuning jernih
Hb = 10,0 g/dl
A: P4A1H3 + post histerektomi a/I atonia uteri,
P:
Inj ceftriaxone 2x1
metronidazole 3x1
keterolak 2x1
Transamin 3x 1
pronalgess 2x2

Follow up tanggal 11 febuari 2015


S : nyeri luka post op (+)
O:
Keadaan Umum: TSR, Kesadaran : CM
TD: 100/ 60, N: 76x/ menit, S: 36,7c, RR: 18x/menit
Mata: CA (+/+), SI (-/-)
Leher: KGB tidak teraba membesar
Thoraks: jantung: BJ 1,2 normal, G (-), M (-). Pulmo: SN Vesikuler, Rh -/-,
Wh -/ Abdomen : TFU 2 jari di bawah pusat, teraba keras (+)
Genitalia : tampak kateter + perdarahan (-)
Kateter : urin + kuning jernih
A: P4A1h3 + post histerektomi a/I atonia uteri
P:
post transfusi 8 kolf
As mef 3x1
Cefixime 2x1
Sf 1x1
Vit C 2x1
Pasien boleh pulang

Perdarahan Post Partum

Definisi
Perdarahan post partum didefinisikan sebagai
hilangnya 500 ml atau lebih darah setelah anak
lahir. Pritchard dkk mendapatkan bahwa
sekitar 5% wanita yang melahirkan
pervaginam kehilangan lebih dari 1000 ml
darah.

Epidemiologi
Perdarahan post partum dini jarang disebabkan oleh
retensi potongan plasenta yang kecil, tetapi plasenta yang
tersisa sering menyebabkan perdarahan pada akhir masa
nifas.1 Kadang-kadang plasenta tidak segera terlepas.
Combs dan Laros meneliti 12.275 persalinan pervaginam
tunggal dan melaporkan median durasi kala III adalah 6
menit dan 3,3% berlangsung lebih dari 30 menit.
Beberapa tindakan untuk mengatasi perdarahan,
termasuk kuretase atau transfusi, meningkat pada kala
tiga yang mendekati 30 menit atau lebih. 1

Klasifikasi
Perdarahan post partum primer / dini (early
postpartum hemarrhage)
Perdarahan Post Partum Sekunder / lambat
(late postpartum hemorrhage)

Etiologi
Etiologi perdarahan postpartum dini :
Atonia uteri
Umur yang terlalu muda / tua, Prioritas sering di jumpai pada multipara dan grande mutipara,
Partus lama dan partus terlantar, Uterus terlalu regang dan besar misal pada gemelli,
hidromnion / janin besar, Kelainan pada uterus seperti mioma uteri, uterus couveloair pada
solusio plasenta, Faktor sosial ekonomi yaitu malnutrisi
Laserasi Jalan lahir
Robekan perineum, vagina serviks, forniks dan rahim. Dapat menimbulkan perdarahan yang
banyak apabila tidak segera di reparasi.
Hematoma,
Hematoma yang biasanya terdapat pada daerah-daerah yang mengalami laserasi atau pada
daerah jahitan perineum.
Lain-lain
Sisa plasenta atau selaput janin yang menghalangi kontraksi uterus, sehingga masih ada
pembuluh darah yang tetap terbuka, Ruptura uteri, Inversio uteri

Etiologi perdarahan postpartum lambat :


Tertinggalnya sebagian plasenta
Subinvolusi di daerah insersi plasenta
Dari luka bekas seksio sesaria

Diagnosa
Untuk membuat diagnosis perdarahan postpartum perlu
diperhatikan ada perdarahan yang menimbulkan
hipotensi dan anemia.
Pada atonia uteri terjadi kegagalan kontraksi uterus,
sehingga pada palpasi abdomen uterus didapatkan
membesar dan lembek. Sedangkan pada laserasi jalan
lahir uterus berkontraksi dengan baik sehingga pada
palpasi teraba uterus yang keras. Dengan pemeriksaan
dalam dilakukan eksplorasi vagina, uterus dan
pemeriksaan inspekulo. Dengan cara ini dapat
ditentukan adanya robekan dari serviks, vagina,
hematoma dan adanya sisa-sisa plasenta.

Pencegahan
Cara yang terbaik untuk mencegah terjadinya
perdarahan post partum adalah memimpin kala
II dan kala III persalinan secara lega artis.
Apabila persalinan diawasi oleh seorang
dokter spesialis obstetrik dan ginekologi ada
yang menganjurkan untuk memberikan
suntikan ergometrin secara IV setelah anak
lahir, dengan tujuan untuk mengurangi jumlah
perdarahan yang terjadi

Penanganan
Ketahui dengan pasti kondisi pasien sejak awal (saat masuk)
Pimpin persalinan dengan mengacu pada persalinan bersih
dan aman (termasuk upaya pencegahan perdarahan pasca
persalinan)
Lakukan observasi melekat pada 2 jam pertama pasca
persalinan (di ruang persalinan) dan lanjutkan pemantauan
terjadwal hingga 4 jam berikutnya (di ruang rawat gabung).
Selalu siapkan keperluan tindakan gawat darurat
Segera lakukan penlilaian klinik dan upaya pertolongan
apabila dihadapkan dengan masalah dan komplikasi

Atasi syok
Pastikan kontraksi berlangsung baik (keluarkan
bekuan darah, lakukam pijatan uterus, berikan
uterotonika 10 IU IM dilanjutkan infus 20 IU dalam
500cc NS/RL dengan 40 tetesan permenit.
Pastikan plasenta telah lahir dan lengkap, eksplorasi
kemungkinan robekan jalan lahir.
Bila perdarahan terus berlangsung, lakukan uji beku
darah.
Pasang kateter tetap dan lakukan pemantauan inputoutput cairan
Cari penyebab perdarahan dan lakukan penangan
spesifik.

Retensio Plasenta dan Sisa


Plasenta (Placental Rest)

Definisi
Retensio plasenta adalah plasenta yang belum
lahir seluruhnya dalam setengah jam setelah
janin lahir.
Sisa plasenta merupakan tertinggalnya bagian
plasenta dalam uterus yang dapat
menimbulkan perdarahan post partum primer
atau perdarahan post partum sekunder

Sebab-sebab plasenta belum lahir, bisa oleh


karena:
Plasenta belum lepas dari dinding uterus
Plasenta sudah lepas akan tetapi belum dilahirkan

Plasenta belum lepas dari dinding uterus bisa


karena: 5
Kontraksi uterus kurang kuat untuk melepaskan
plasenta ( plasenta adhesiva)
Plasenta melekat erat pada dinding uterus oleh sebab
vili korialis menembus desidua sampai miometrium.

TINDAKAN OPERATIF DALAM KALA URI

PERASAT CREDE7
Perasat crede bermaksud melahirkan plasenta yang
belum terlepas dengan ekspresi :
Syarat : Uterus berkontraksi baik dan vesika urinaria
kosong
Teknik pelaksanaan
Fundus uterus dipegang oleh tangan kanan sedemikian rupa,
sehingga ibu jari terletak pada permukaan depan uterus sedangkan
jari lainnya pada fundus dan permukaan belakang. setelah uterus
dengan rangsangan tangan berkontraksi baik, maka uterus ditekan
ke arah jalan lahir. gerakan jari-jari seperti meremas jeruk. perasat
Crede tidak boleh dilakukan pada uterus yang tidak berkontraksi
karena dapat menimbulkan inversion uteri
Perasat Crede dapat dicoba sebelum meningkat pada pelepasan
plasenta secara manual.

MANUAL PLASENTA
Indikasi
Indikasi pelepasan plasenta secara manual adalah
pada keadaan perdarahan pada kala tiga persalinan
kurang lebih 400 cc yang tidak dapat dihentikan
dengan uterotonika dan masase, retensio plasenta
setelah 30 menit anak lahir, setelah persalinan
buatan yang sulit seperti forsep tinggi, versi
ekstraksi, perforasi, dan dibutuhkan untuk
eksplorasi jalan lahir dan tali pusat putus.7

Meregang tali pusat dengan jari-jari membentuk


kerucut

Ujung jari menelusuri tali pusat, tangan kiri


diletakkan di atas fundus

Mengeluarkan plasenta

Explorasi Cavum Uteri


Indikasi
Persangkaan tertinggalnya jaringan plasenta (plasenta
lahir tidak lengkap), setelah operasi vaginal yang sulit,
dekapitasi, versi dan ekstraksi, perforasi dan lain-lain,
untuk menetukan apakah ada rupture uteri. Eksplosi juga
dilakukan pada pasien yang pernah mengalami seksio
sesaria dan sekarang melahirkan pervaginam. 7

Teknik Pelaksanaan
Tangan masuk secara obstetric seperti pada pelepasan
plasenta secara manual dan mencari sisa plasenta yang
seharusnya dilepaskan atau meraba apakah ada kerusakan
dinding uterus. untuk menentukan robekan dinding rahim
eksplorasi dapat dilakukan sebelum plasenta lahir dan
sambil melepaskan plasenta secara manual. 7

Atonia Uteri

Definisi
Keadaan lemahnya tonus/kontraksi rahim yang
menyebabkan uterus tidak mampu menutup
perdarahan terbuka dari tempat implantasi
plasenta setelah bayi dan plasenta lahir

Faktor Predisposisi
Regangan rahim berlebihan karena kehamilan gemeli,
polihidramniopn, atau anak yang terlalu besar.
Kelelahan karena persalinan lama
Kehamilan grande-multipara.
Ibu dengan keadaan umum yang jelek, anemis, atau
menderita penyakit menahun.
Mioma uteri yang menggangu kontraksi rahim.
Infeksi intrauterine.
Ada riwayat pernah atonia uteri sebelumnya.

Etiologi
Disfungsi uterus
Penatalaksanaan yang salah pd kala placenta
Anestesi yang dalam & lama menyebabkan terjadinya relaksasi
miometrium yang berlebihan, kegagalan kontraksi dan retraksi
menyebabkan atonia uteri dan perdarahan post partum.
Kerja uterus sangat kurang efektif
Overdistensi uterus
Kelemahan akibat partus lama :
Multi paritas
Mioma uteri
Melahirkan dengan tindakan

Pencegahan
Melakukan secara rutin Manajemen Aktif Kala III pada semua wanita
bersalin, karena hal ini dapat menurunkan insidensi perdarahan post
partum akibat atonia uteri
Jika ada riwayat pernah atonia uerti sebelumnya, persalina harus
berlangsung di rumah sakit
Dalam kala II uterus jangan di massase dan didorong sebelum plasenta
lepas dari dindingnya
Pemberian misoprostol peroral 2-3 tablet (400-600mg) segera setelah
bayi lahir
Mengantisipasi/ mengadakan penyuluhan kepada ibu-ibu yang paritasnya
antara 1-3, yaitu dengan menganjurkan KB.
Edukasi pemberian tablet besi sewaktu ANC untuk mencegah anemia
postpartum

Diagnosa
Diagnosis ditegakan bila setelah bayi dan plasenta lahir
ternyata pendarahan masih aktif dan banyak, bergumpal
dan pada palpasi didapatkan fundus uteri masih setingi
pusat atau lebih dengan konstraksi yang lembek.
Perlu diperhatikan bahwa pada saat atonia uteri di
diagnosis, maka pada saat itu juga masih ada darah
sebanyak 500-100 cc yang sudah keluar dari pembulu
darah, tetapi masih terperangkap di dalam uterus dan
harus di perhatikan dalam kalkulasi pemberian darah
pengganti.

Penatalaksanaan
Sikap trendelenbrug, memasang venous line, dan
memberikan oksigen.
Sekaligus merangsang kontraksi uterus dengan cara:
Masase fundus uteri dan merangsang puting susu
Pemberian Uterotonika
Pemberian oksitosin dan turunan ergot melalui suntikan secara
im, iv, atau sc.
Memberikan derivat prostaglandin F2 (carboprost
tromethamine) yang kadang memberikan efek samping berupa
diare, hipertensi, mual muntah, fibris, dan takikardi.
Pemberian misoprostol 800-100 mg per-rektal

Kompresi Bimanual Interna / Externa

Kompresi Aorta Abdominalis


Pemasangan Tampon (packing) kassa uterovaginal

Bila semua tindakan itu gagal, maka


dipersiapkan untuk dilakukan tindakan
operatif laparatoni dengan pilihan bedah
konservatif (mempertahankan uterus) atau
melakukan histerektomi. Alteratifnya berupa:
Ligasi arteria uterina atau arteria ovarica
Operasi ransel B Lynch
Histerektomi suprarvaginal
Histerektomi total abdominal.

Masase fundus uteri segera setelah plasenta lahir (Maksimal 15 detik)


Ya

Uterus kontraksi

Evasulasi Rutin

Tidak

Evaluasi / berisihkan kavum uteri dari selaput ketuban dan gumpalan darah
Kompresi Bimanual Interna (KBI) Maksimal 5 menit

Uterus kontraksi

Ya

Tidak

Keluarkan tangan pada KBI setelah 1-2 menit secara


hati-hati
Lakukan pengawasan kala IV

Ajarkan keluarga melakukan Kompresi Bimanual Eksterna (KBE)


Suntikan Methyl Ergometrin 0,2 mg i.m
Pasangkan infuse RL + Oksitosin 20 IU/500 cc
Lakukan lagi KBI / pasang tampon uterovagina / kondom kateter

Uterus kontraksi

Ya

Pegawasan kala IV

Tidak

Persiapan untuk merujuk segera


Teruskan pemberian cairan intravena : infuse RL + Oksitosin 20 IU/500 cc/10 menit pertama, 1 jam
kemudian dan 4 jam berikutnya hingga cukup untuk sampai tempat rujukan

Laparotomi : Ligasi a.uterina dan/atau hipogastrika


Perdarahan
Tidak

Histerektomi

Berhenti

Pertahankan uterus

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai