Anda di halaman 1dari 13

ANTASIDA,

ANTIAMUBA DAN
DIABETES MELITUS
OLEH :
Mariani
Ferawati K. Bisala
Asrifa
Husen
Frandy R

ANTASIDA

Antasida (anti = lawan, acidus =asam)


adalah basa-basa lemah yang digunakan
untuk menetralisir kelebihan asam lambung
yang menyebabkan timbulnya penyakit
tukak lambung atau sakit maag, dengan
gejala nyeri hebat yang berkala. Tujuan
pengobatan adalah menghilangkan gejala,
mempercepat penyembuhan dan mencegah
komplikasi lebih lanjut.

Berdasarkan mekanisme kerjanya,


obat-obat tukak lambung-usus
dapat digolongkan menjadi :
A.

B.

Anti Hiperacidisitas (ANTASIDA)

Antasid sistemik

Obat golongan ini di absorbsi dalam usus halus sehingga


menyebabkan urin bersifat alkalis atau basa. Contohnya :
Natrium Bikarbonat, Antimaag

Antasid Non sistemik

Golongan ini hampir tidak diabsorbsi dalam usus sehingga tidak


menimbulkan alkalosis metabolit. Contohnya : Antasida Doen,
Trisilikat, Kalsium karbonat, Magnesium trisilikat, Aluminium
hidroksida, Magnesium hidroksida, dan lain-lain.
H2 Bloker (antagonis H2-reseptor)
Semua Obat golonganantagonis reseptor H2 menyembuhkan tukak
lambung dan doudenum dengan cara mengurangi sekresi asam
lambung sebagai akibat hambatan reseptor H2secara selektif di
permukaan sel-sel pariental.Contohnya : Ranitidin, Simetidin, Famotidin,
Nizatidin dan Roksatidin.

C.

D.

Penghambat pompa proton


Obat-obat ini bekerja dengan praktis tuntas sekresi
asam lambung dengan jalan menghambat enzim H +/K+
-ATPase secara selektif dalam sel-sel parietal dan
merupakan obat pilihan pertama dengan kerja panjang
akibat kumulasi disel- sel tersebut. Penggunaan obat
ini diberikan jika H2 Blocker tidak memberikan efek.
Contohnya : Omeprazol, Lansoprazol, Pantoprazol.
Analog prostalglandin
Prostalglandin merupakan mediator kimia yang
dihasilkan susunan saraf pusat. Senyawa ini dilepaskan
jika adanya ransangan yang mengakibatkan deman,
nyeri dan radang. Akan tetapi, dilambung dengan jalan
meransang produksi mucus sehingga lambung
terlindungi dari asam yang berlebihan, serta
menghambat secara langsung sel-sel pariental.
Contohnya : Misoprostol

E.

Obat-obat pembantu
Antikolinergik yaitu zat yang menekan produksi getah
lambung dan melawan kejang-kejang. Contoh : Ekstrak
Belladonae
Spasmolitik yaitu untuk melemaskan ketegangan otot
lambung usus dan mengurangi kejang otot perut.
Contoh : Papaverin
Dimetikon berfungsi memperkecil gelembung gas yang
timbul sehingga mudah diserap dengan demikian dapat
mencegah masuk angin, kembung dan sering buang angin.
Contoh : Simetikon.
Obat penenang yaitu untuk menekan stress karena dapat
memicu produksi asam lambung. Contoh :
Klordiozepoksida.

ANTIAMUBA
Amubiasis adalah suatu infeksi usus besar
yang disebabkan oleh Entamoeba
histolytica, suatu parasit bersel tunggal.
Parasit ini memiliki 2 (dua) bentuk dalam
siklus hidupnya, yaitu bentuk aktif
(trofozoit) dan bentuk pasif (kista).
Antiamuba bekerja sebagai amubisid yaitu
membunuh amuba untuk mengobati
amubiasis.

Berdasarkan tempat kerja


amubisid dibagi atas tiga
golongan
yaitu :
Amubisid jaringan

Obat golongan ini bekerja terutama pada dinding usus, hati dan
jaringan ekstra intestinal lainnya. Cara kerjanya yaitu
membunuh E.Histolytica secara langsung, dan lebih efektif
terhadap bentuk motil daripada terhadap bentuk kista. Untuk
membunuh kista diperlukan dosis yang besar, yang sering
menimbulkan efek samping. Serta menghambat sintesis protein
sel-sel eukariotik (parasit dan mamalia) dengan jalan
menghambat perpindahan ribosom sepanjang m-RNA. Contoh
Obat : Dehidroemetin, Emetin, dan Klorokuin.

Amubisid luminal
Obat golongan ini bekerja dalam usus dan disebut juga amubisid kontak.
Golongan obat ini memperlihatkan efek amubisid langsung, tetapi
mekanisme kerjanya belum jelas. Obat ini hanya bekerja terhadap amuba
dalam lumen usus dan tidak efektif untuk abses amuba atau amubiasis
hati. Golongan obat ini efektif terhadap bentuk motil maupun kista dan
efektivitasnya terhadap kista mungkin berdasarkan atas efeknya terhadap
trofozoit. Obat golongan ini efektif untuk penderita pembawa kista, tetapi
untuk disentri amuba akut, efektivitasnya sangat rendah. Contoh Obat :
Diyodohidroksikuin, Kiniofon, Glikobiarsol, Yodoklorhidroksikuin, Karbarson,
Emetin Bismut Yodida, Klefamid, Diloksanid Furoat, dan beberapa
antibiotik misalnya Tetrasiklin, Paromomisin.
Amubisid yang bekerja pada lumen usus dan jaringan
Obat golongan ini memperlihatkan daya amubisid langsung. Pada biakan
E. histolytica, memusnahkan parasit dalam 24 jam. Serta daya
trikomoniasid
langsung.
Pada
biakan
Trichomonas
vaginalis,
menghancurkan 99% parasit dalam 24 jam. Contoh Obat : Metronidazol.

DIABETES MELITUS
Diabetes mellitus, atau yang juga dikenal
sebagai penyakit kencing manis, adalah
penyakit kronik yang disebabkan oleh:
Ketidakmampuan
organ pankreas untuk
memproduksi hormon insulin dalam jumlah
yang cukup, atau tubuh tidak dapat
menggunakan insulin yang telah dihasilkan
oleh
pankreas
secara
efektif,
atau
gabungan dari kedua hal tersebut.


Diabetes mellitus dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:

Diabetes melitus tipe 1, yakni diabetes


mellitus yang disebabkan oleh kurangnya
produksi insulin oleh pankreas.
Diabetes melitus tipe 2, yang disebabkan
oleh
resistensi
insulin,
sehingga
penggunaan insulin oleh tubuh menjadi
tidak efektif.
Diabetes
gestasional,
adalah
hiperglikemia yang pertama kali ditemukan
saat kehamilan.

GEJALA DIABETES MELITUS

Pada awalnya, pasien sering kali tidak menyadari bahwa dirinya


mengidap diabetes melitus, bahkan sampai bertahun-tahun
kemudian. Namun, harus dicurigai adanya DM jika seseorang
mengalami keluhan klasik DM berupa:
Poliuria (banyak berkemih)
Polidipsia (rasa haus sehingga jadi banyak minum)
Polifagia (banyak makan karena perasaan lapar terus-menerus)
Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya

Jika keluhan di atas dialami oleh seseorang, untuk memperkuat


diagnosis dapat diperiksa keluhan tambahan DM berupa:
Lemas, mudah lelah, kesemutan, gatal
Penglihatan kabur
Penyembuhan luka yang buruk
Disfungsi ereksi pada pasien pria
Gatal pada kelamin pasien wanita

PENCEGAHAN DIABETES
MELITUS

Pencegahan DM tipe 2 pada orang-orang yang berisiko pada prinsipnya


adalah dengan mengubah gaya hidup yang meliputi olah raga, penurunan
berat badan, dan pengaturan pola makan. Berdasarkan analisis terhadap
sekelompok orang dengan perubahan gaya hidup intensif, pencegahan
diabetes paling berhubungan dengan penurunan berat badan. Menurut
penelitian, penurunan berat badan 5-10% dapat mencegah atau
memperlambat munculnya DM tipe 2. Dianjurkan pula melakukan pola
makan yang sehat, yakni terdiri dari karbohidrat kompleks, mengandung
sedikit lemak jenuh dan tinggi serat larut. Asupan kalori ditujukan untuk
mencapai berat badan ideal.
Akitivitas fisik harus ditingkatkan dengan berolah raga rutin, minimal 150
menit perminggu, dibagi 3-4 kali seminggu. Olah raga dapat memperbaiki
resistensi insulin yang terjadi pada pasien prediabetes, meningkatkan
kadar HDL (kolesterol baik), dan membantu mencapai berat badan ideal.
Selain olah raga, dianjurkan juga lebih aktif saat beraktivitas sehari-hari,
misalnya dengan memilih menggunakan tangga dari pada elevator,
berjalan kaki ke pasar daripada menggunakan mobil, dll.
Merokok, walaupun tidak secara langsung menimbulkan intoleransi
glukosa, dapat memperberat komplikasi kardiovaskular dari intoleransi
glukosa dan DM tipe 2. Oleh karena itu, pasien juga dianjurkan berhenti
merokok.

Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi


contohnya ras dan etnik, riwayat anggota
keluarga menderita DM, usia >45 tahun,
riwayat melahirkan bayi dengan BB lahir
bayi>4000 gram atau riwayat pernah
menderita DM gestasional (DMG), dan
riwayat lahir dengan berat badan rendah,
kurang dari 2,5 kg.

Anda mungkin juga menyukai