Laporan Praktikum Masa Jenis Gas
Laporan Praktikum Masa Jenis Gas
KIMIA FISIKA
PERCOBAAN I
PENENTUAN BERAT MOLEKUL BERDASARKAN PENGUKURAN
MASSA JENIS GAS
Nama
: Akhmad Baihaqi
NIM
: J1E108059
Kelompok
: VI (Enam)
Asisten
TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan berat molekul senyawa
volatil berdasarkan pengukuran massa jenis gas dengan menggunakan persamaan gas
ideal.
c.
dalam keadaan yang sangat encer. Gas yang umumnya terdapat di alam (gas sejati)
misalnya: N2, O2, CO2, NH3 dan lain-lain sifat-sifatnya agak menyimpang dari gas
ideal.
Densiti dari gas dipergunakan untuk menghitung berat molekul suatu gas,
ialah dengan cara membendungkan suatu volume gas yang akan dihitung berat
molekulnya dengan berat gas yang telah diketahui berat molekulnya (sebagai
standar) pada temperatur atau suhu dan tekanan yang sama. Densiti gas
diidenfinisikan sebagai berat gas dalam gram per liter. Untuk menentukan berat
molekul ini maka ditimbang sejumlah gas tertentu kemudian diukur PV dan T-nya.
Menurut hukum gas ideal :
PV = nRT
dimana
n =
M =
PV =
M =
RT
R T = (d/p)o R T
Suatu aliran dari udara kering yang bersih dilewatkan cairan yang diukur
tekanan uapnya. Ketelitian dari pengukuran ini tergantung pada kejenuhan udara
tersebut. Untuk menjamin kejenuhan ini maka udara dilewatkan cairan tersebut
secara seri. Bila V adalah volume dari w gram cairan tersebut dalam keadaan uap,
M berat mol cairan dan tekanan uap dari cairan tersebut pada temperatur T maka
tekanan uap dapat dihitung dengan hukum gas ideal :
P = () RT
(Respati, 1992).
Hukum gabungan gas untuk suatu sampel gas menyetakan bahwa
perbandingan PV/T adalah konstan
= konstan
Sebetulnya untuk gas-gas real (nyata) seperti metana (CH3) dan oksigen dilakukan
pengukuran secara cermat, ternyata hal ini tidak benar betul. Gas hipotesis yang
dianggap akan mengikuti hukum gabungan gas pada berbagai suhu dan tekanan
hukum gabungan gas pada berbagai suhu dan tekanan disebut gas ideal. Gas nyata
akan menyimpang dari sifat gas ideal.. Pada tekanan yang relatif rendah termasuk
pada tekanan atmosfer serta suhu yang tinggi, semua gas akan menempati keadaan
ideal sehingga hukum gas gabungan dapat dipakai untuk segala macam gas yang
digunakan (Brady, 1999).
Persamaan gas ideal bersama-sama dengan massa jenis gas dapat digunakan
untuk menentukan berat molekul senyawa volatil. Dalam hal ini menyarankan
konsep gas ideal, yakni gas yang akan mempunyai sifat sederhana yang sama
dibawah kondisi yang sama (Haliday, 1978).
Persamaan yang menghubungkan langsung massa molekul gas dengan
rapatannya dapat diturunkan dari hukum gas ideal. Jika jumlah mol suatu gas dapat
diketahui dengan membagi massanya dalam gram dengan massa molekulnya.
Jumlah mol (n) =
Bila dimasukan dalam hukum gas ideal menghasilkan :
PV = R T
M =
Rapatan (d) adalah perbandingan antara massa (berat) terhadap volume, (g/V).
Maka persamaan dapat ditulis :
M = d
(Brady, 1999).
III. METODELOGI PERCOBAAN
3.1 Alat dan bahan
a. Alat
Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah erlenmeyer (150
ml), gelas piala (600 ml), aluminium foil, karet gelang, jarum, neraca analitik
dan desikator.
b. Bahan
Bahan-bahan Bahan-bahan yang diperlukan pada percobaan ini adalah
akuades, cairan volatil seperti CHCl3 dan aseton.
Rancangan alat :
lubang kecil
aluminium foil
karet gelang
1cm
erlenmeyer
uap cairan X
air
mendidih
cairan
volatil
gelas
api
piala
Mengambil sebuah labu erlenmeyer yang berleher kecil, yang bersih dan
kering, kemudian menutup dengan aluminium foil dan kencangkan dengan
karet gelang.
2.
3.
6.
7. Menentukan volume dari labu erlenmeyer dengan cara mengisi labu dengan
air sampai penuh.
8. Mengukur tekanan atmosfer dengan menggunakan barometer.
IV. HASIL DAN PERHITUNGAN
4.1 Hasil Pengamatan
Tabel 1
No
1
2
3
4
5
6
7
8
Pengamatan
Massa labu erlenmeyer, allumunium
foil, dan karet gelang
Massa erlenmeyer dan volatil
Massa cairan x
Massa erlenmeyer dan air
Massa air
Temperatur air
Temperatur air (volatil menguap)
Temperatur atmosfir
Kloroform
Aseton
72,98 g
73,80 g
73,66 g
0,68 g
209,4
136,88 g
30C
85C
1 atm
73,95 g
0,15 g
208,80 g
135,68 g
31C
82C
1 atm
4.2 Perhitungan
= 136,88 gr
air
geleng +
0,68 gr
P = 1 atm
Dit : BM aseton
Jawab :
V air = = = 136,225 cm3 = 136,225. 10-3 L
V air = V aseton = 136,225. 10-3 L
= = = 1,1011 gr/L
BM = = 1,1011. = 33,7035 gr/L
= 119,5 gr/mol
Dit : % error
Jawab :
%error = =
=26,7364 %
Untuk aseton
Dik : BM praktek = 33,7035 gr/L
BM teori
= 58 gr/mol
Dit : % error
Jawab :
%error = =
= 41,8905 %
= 136,88 gr
Suhu kamar
= 25 0C
Vudara=Verlenmeyer
= 137,429. 10-3 L
BM udara
= 28,8 gr/mol
Dit : BM CHCl3
Jawab :
Faktor koreksi
Log P =
=
= 2,2954
P
= 197,424 mmHg
= 0,2598 atm
massa udara
P BM =
mudara
= =
= 0,042 gr
= 135,68 gr
Suhu kamar
= 25 0C
Vudara=Verlenmeyer
= 136,225. 10-3 L
BM udara
= 28,8 gr/mol
Jawab :
Faktor koreksi
Log P =
=
= 2,2954
P
= 197,424 mmHg
= 0,2598 atm
massa udara
P BM =
mudara
= =
= 0,0417 gr
= 0,0417 + 0,15
= 0,567 gr
gr/L
BM aseton = = = 127,398 gr/mol
air (g / L)
m cairan (g)
P (atm)
4,948
1,1011
0,689
0,159
1
1
Tabel 3
V.
Cairan Volatil
BM (g / mol)
m total (g)
CHCl3
Aseton
151,54
33,7045
0,722
0,567
BM koreksi
(g / mol)
160,8041
127,398
% Error (%)
26,7364 %
41,8905 %
PEMBAHASAN
Persamaan gas ideal bersama-sama dengan massa jenis gas dapat
digunakan untuk menentukan berat molekul senyawa volatil. Dalam hal ini
menyarankan konsep gas ideal, yakni gas yang akan mempunyai sifat sederhana
yang sama dibawah kondisi yang sama. Berdasarkan persamaan gas ideal dapat
diketahui bahwa banyaknya mol gas biasanya dinyatakan sebagai n, juga sama
dengan massa, m dibagi massa molar, M (yang mempunyai satuan) g/mol ) jadi
n = mol/M. Berat molekul (bila tak bedimensi) sama dengan bilangan massa
molar :
PV =
Praktikum kali ini bertujuan untuk dapat menentukan berat molekul
senyawa volatil berdasarkan pengukuran massa jenis gas dengan menggunakan
persamaan gas ideal. Pada percobaan kali ini dipergunakan sampel berupa
larutan kloroform dan aseton.
Pada praktikum kali ini, dilakukan dengan terlebih dahulu menentukan
massa erlenmeyer kosong agar dapat menentukan massa cairan. Berat labu
erlenmeyer ditambahkan alumium foil dan karet gelang untuk kloroform yakni
72,98 gr sedangkan berat labu erlenmeyer ditambah alumium foil dan karet
gelang untuk aseton yakni 73,80 gr. Labu erlenmeyer kemudian dimasukan
kloroform/aseton lalu dipanaskan sampai suhu 100 C. Setelah semua cairan
volatil menguap, labu erlenmeyer diangkat, kemudian diletakkan dalam
desikator. Desikator berfungsi sebagai pengering dan pendingin dari alat
laboratorium untuk percobaan. Berat labu erlenmeyer ditambahkan alumium foil
dan karet gelang untuk kloroform yang didinginkan yakni 73,66 gr sedangkan
berat labu erlenmeyer ditambah alumium foil dan karet gelang untuk aseton
yang didinginkan yakni 73,95 gr. Oleh karena itu didapatkan berat cairan
kloroform yakni 0,689 gr dan untuk aseton yakni 0,159 gr.
Dengan menggunakan persamaan gas ideal maka diperoleh BM dari
larutan volatil tersebut. Dalam perhitungan didapatkan nilai BM kloroform ialah
151,45 gr/mol, sedangkan BM kloroform yang sebenarnya adalah 119,5 g/mol.
Dalam perhitungan didapatkan nilai BM aseton ialah 33,7045
gr/mol,
VI.
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari praktikum ini antara lain :
1. Penentuan berat molekul senyawa volatil dapat dilakukan dengan mengukur
massa jenis senyawa dan menggunakan persamaan gas ideal.
2.
3. Nilai BM (berat molekul) yang diperoleh pada percobaan untuk aseton adalah
sebesar 30,7045 gr/mol, sedangkan nilai BM teoritisnya sebesar
58 gr/mol.
DAFTAR PUSTAKA
Brady, James E. 1999. Kimia Universitas, Jilid 1, edisi kelima. Binarupa Aksara.
Jakarta.
s
Halliday dan Resnick. 1978. Fisika Jilid I. Erlangga. Jakarta.
Respati. 1992. Dasar-Dasar Ilmu Kimia Untuk Universitas. Rineka Cipta. Yogyakarta.
tergantung dari sifat-sifat fisika senyawa yang bersangkutan. Massa molekul senyawa
yang volatil dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan gas ideal dan massa jenis
gas.
P.V = n.R.T, dengan konsep mol menjadi P.V = (m/Mr).R.T
.R.TSehingga persamaanya dapat diubah menjadi P.Mr = (m/V).R.T =
Dimana: Mr = massa molekul
P = tekanan gas
V = volume gas
T = suhu ( 0K )
R = tetapan gas
= massa jenis gas
Suatu senyawa alkena dengan atom C lebih dari 5 yang dihasilkan dari dehidrasi suatu
erlenmeyer (atom C lebih dari 5) dapat diketahui berat molekulnya berdasarkan massa
jenis gas yang dihasilkan.
Bila suatu alkena (dengan titik didih < 1000C) ditempatkan dalam labu erlenmeyer yang
mempunyai lubang kecil pada bagian penutupnya dan kemudian labu erlenmeyer tersebut
dipanaskan sampai kurang lebih 1000C, maka cairan tadi akan menguap dan uap itu akan
mendorong udara yang terdapat pada labu erlenmeyer keluar melalui lubang kecil tadi.
Setelah semua udara keluar, pada akhirnya uap cairan tersebut akan keluar, sampai uap
ini berhenti keluar bila keadaan setimbang tercapai, yaitu tekanan udara cairan dalam
labu erlenmeyer sama dengan tekanan udara luar.
Pada kondisi kesetimbangan ini, labu erlenmeyer hanya berisi uap cairan dengan tekanan
sama dengan atmosfer, volume sama dengan volume labu erlenmeyer dan suhu sama
dengan suhu titik didih air dalam penangas air ( kurang lebih 1000C). Labu erlenmeyer
ini
kemudian diambil dari penangas air, didinginkan dalam desikator dan ditimbang sehingga
massa gas yang terdapat di dalamnya dapat diketahui. Kemudian .R.T, berat molekul
senyawadengan menggunakan persamaan P.Mr = tersebut dapat dapat ditentukan.
Bila alkena yang dihasilkan memiliki titik didih yang lebih besar, maka penangas yang
berisi air dapat diganti dengan senyawa lain yang memiliki titik didih tinggi (misalnya
minyak). Hal yang perlu diperhatikan adalah pengamatan harus secermat dan seteliti
mungkin, hal ini dikarekan warna dari minyak dapat menghambat pengamatan pada saat
cairan telah menguap semuanya. Pada saat pengeringan labu erlenmeyer, bagian luar labu
juga harus benar-benar kering agar perhitungan berat molekul mendekati harga berat
molekul yang sebenarnya.
2. Prosedur penyelesaian masalah.
1. Dimasukkan kurang lebih 5 ml alkohol cair yang akan diidentifikasi ke dalam tabung
reaksi. Kemudian dipanaskan sampai suhu 160-1700C.