Faktor Air Semen
Faktor Air Semen
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian kali ini akan
dilakukan penelitian untuk mengetahui
sejauhmana perbedaan kekuatan dengan
adanya perbedaan faktor air semen dan
pemanasan terhadap kuat tekan beton dengan
lama
pemanasan
tertentu
dan
mempertahankan pemanasan tersebut selama 1
jam
sehingga
dapat
dipakai
untuk
memperkirakan reduksi kuat tekan beton
akibat pemanasan dibanding dengan beton
tanpa pemanasan.
Jenis pemeriksaan
Hasil pemeriksaan
1
2
3
4
5
6
7
Kadar Lumpur
Berat isi
Bj. Kering oven (bulk)
Bj. Kering permukaan jenuh (SSD)
Penyerapan %
Kadar air %
Gradasi
2,4 %
1,355 gr/cm3
2,903
2,953
1,754 %
2,668 %
Daerah gradasi no. 2
Jenis pemeriksaan
Hasil pemeriksaan
Berat isi
Bj. Kering oven (bulk)
Bj. Kering permukaan jenuh (SSD)
Penyerapan %
Kadar air %
Gradasi
Abrasi (keausan) %
1,3954
2,599
2,647
1,795 %
1,191 %
Butir maks. 19 mm
24,58 %
Jumlah
Semen (Kg)
FAS
Jumlah
Pasta
(Kg/m3)
0,4. 400
400
0,4
560
0,5. 400
400
0,5
600
0,6. 400
400
0,6
640
Slump
(Cm)
Slump ratarata
(Cm)
1,0
1,0
12
14
15
16
1,0
13
15,5
Umur
(hari)
Beban
(Lbs)
28
28
28
28
28
28
28
28
28
28
28
28
135000
135000
130000
123000
125000
130000
101000
112000
120000
55000
54000
48000
Kuat tekan
(Kg/cm2)
346,83
346,83
333,98
316,00
321,14
333,98
259,48
287,74
308,29
141,30
138,73
123,32
(MPa)
34,683
34,683
33,398
31,600
32,114
33,398
25,948
28,774
30,829
14,130
13,873
12,332
Kuat tekan
Rata-rata
(Kg/cm2)
(MPa)
342,55
34,255
323,71
32,371
285,17
28,517
134,45
13,445
Kode
Adukan
0,5. Suhu normal
0,5. Suhu normal
0,5. Suhu normal
0,5. 200C
0,5. 200C
0,5. 200C
0,5. 400C
0,5. 400C
0,5. 400C
0,5. 700C
0,5. 700C
0,5. 700C
Umur
(hari)
Beban
(Lbs)
28
28
28
28
28
28
28
28
28
28
28
28
75000
80000
85000
72000
90000
90000
60000
55000
48000
35000
35000
40000
Kuat tekan
(Kg/cm2)
192,68
205,53
218,37
184,98
231,22
231,22
154,15
141,30
123,32
89,92
89,92
102,76
(MPa)
19,268
20,553
21,837
18,498
23,122
23,122
15,415
14,130
12,332
8,992
8,992
10,276
Kuat tekan
Rata-rata
(Kg/cm2)
(MPa)
205,53
20,553
215,81
21,581
139,59
13,959
94,2
9,42
Umur
(hari)
Beban
(Lbs)
28
28
28
28
28
28
28
28
28
28
28
28
60000
75000
70000
83000
70000
65000
50000
55000
45000
14000
15000
17000
Kuat tekan
(Kg/cm2)
154,15
192,68
179,84
213,24
179,84
166,99
128,46
141,30
115,61
35,97
38,54
43,67
(MPa)
15,415
19,268
17,984
21,324
17,984
16,699
12,846
14,130
11,561
3,597
3,854
4,367
Kuat tekan
Rata-rata
(Kg/cm2) (MPa)
175,56
17,556
186,69
18,669
128,46
12,846
39,39
3,939
Suhu normal
34,255
100%
20,553
100%
17,556
100%
0,4
0,5
0,6
Suhu 700C
13,445
39,25%
9,42
45,83%
3,939
22,46%
120
100
100
106,34
105
94,5
83,25
73,17
67,92
80
60
40
45,83
39,25
20
22,46
0
0
200
400
Temperatur
FAS 0,4
FAS 0,5
FAS 0,6
700
Oleh pengaruh temperatur lebih tinggi dari 700C terjadilah proses karbonasi yaitu
terbentuknya kalsium karbonat (CaCO3) yang berwarna keputih-putihan sehingga merubah warna
permukaan beton menjadi lebih terang (keputih-putihan). Disamping itu pada temperatur ini
terjadi penurunan lekatan antara batuan dan pasta semen, yang ditandai oleh retak-retak dan
kerapuhan beton (beton mudah di pecah dengan tangan) sehingga kekuatan beton sangat kecil
atau tidak mempunyai kekuatan sama sekali.
Beton pada dasarnya tidak diharapkan mampu menahan panas sampai diatas 250 derajat
celcius (dapat dilihat pada gambar). Akibat panas tersebut beton akan berubah komposisi
kimianya, retak, lepas dan kehilangan kekuatan. Kehilangan kekuatan terjadi karena perubahan
komposisi kimia secara bertahap pada pasta semennya. Adapun retak akibat perbedaan perubahan
volume antara pasta dan butir-butir agregat. Sedangkan lepasnya bagian luar beton (mengelotok)
akibat perbedaan perubahan volume antara bagian luar beton yang panas dan bagian dalam beton
yang masih dingin.
Kerusakan beton dapat pula disebabkan oleh perbedaan angka muai antara agregat dan
pasta semen. Perbedaan ini menyebabkan kerusakan pada lekatan antara batuan menjadi
berkurang banyak. Namun yang paling nyata kerusakan beton mengelupas di sebabkan oleh
tekanan uap air. Beton semakin padat maka mudah terjadi pengelupasan oleh panas, karena uap
air tidak mudah mengalir melalui pori kedalam daerah yang lebih dingin (lebih dalam letaknya).
Oleh peningkatan temperatur yang cepat diikuti oleh hambatan aliran air di sebelah dalam (pori
rapat, dan uap air jenuh) akan berpotensi timbulnya ledakan.
KESIMPULAN
1. Pada jumlah semen tetap, semakin besar 3. Beton pada dasarnya tidak diharapkan
mampu menahan panas sampai diatas 250
faktor air semen, jumlah pasta semakin
derajat celcius. Akibat panas tersebut
besar, seiring dengan itu nilai slump juga
beton akan berubah komposisi kimianya,
semakin besar, yang berarti adukan makin
retak, lepas dan kehilangan kekuatan.
encer dan mempunyai kelecakan tinggi.
Kehilangan kekuatan terjadi karena
Hal ini terjadi karena semakin besar
perubahan komposisi kimia secara
jumlah pasta pada jumlah semen tetap
bertahap pada pasta semennya, adapun
berarti air bertambah banyak dan lapisan
retak akibat perbedaan perubahan volume
pasta yang menyelimuti butir-butir agregat
antara pasta dan butir- butir agregat.
semakin tebal, sehingga butir-butir agregat
Sedangakan lepasnya bagian luar beton
semakin licin.
(mengelotok) akibat perbedaan perubahan
2. Pada jumlah semen tetap, kenaikan faktor
volume antara bagian luar beton yang
air semen dapat menurunkan kuat tekan
panas dan bagian dalam beton yang masih
beton, dengan naiknya faktor air semen
berarti terjadi penambahan air pada
dingin.
adukan sehingga ada kelebihan air dalam 4. Perubahan warna dapat untuk mendeteksi
temperatur tertinggi yang pernah dialami
pasta yang menyebabkan timbulnya pori
beton pasca bakar.
atau rongga yang dapat memperlemah
5. Mendasarkan ada tidaknya surface crack
kekuatan beton.
pada permukaan beton sehingga dapat
dideteksi temperatur tertinggi yang pernah
dialami beton pasca bakar.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1982. Persyaratan Umum Bahan Murdock, L. J., and Brook, K. M.,
Bangunan Indonesia (PUBI 1982).
(Terjemahan). 1986. Bahan dan
Pusat Penelitian dan Pengembangan,
Praktek Beton. Edisi keempat,
Dinas Pekerjaan Umum, Bandung.
Erlangga, Jakarta.
Anonim. 1990. Tata Cara Pembuatan Tjokrodimuljo, K. 1992. Teknologi Beton,
Buku Ajar, Jurusan Tenik Sipil,
Rencana Campuran Beton Normal
(SK SNI T 1990 03). Departemen
Fakultas Teknik, Universitas Gajah
Pekerjaan Umum, Bandung, RI.
Mada, Yogyakarta.
Anonim. . .Buku Panduan Praktikum Tjokrodimuljo, HRC. Priyosulistyo, Dll. 2000.
(Kursus Singkat) Evaluasi dan
Bahan Bangunan dan Teknologi
Penanganan Struktur Beton Pasca