Anda di halaman 1dari 6

1.

PAS
- Infantisida merupakanpembunuhan bayi/ orok yang dilakukan oleh ibu
kandungnya sendiri, segera atau beberapa saat setelah dilahirkan,
karena takut diketahui bahwa ia telah melahirkan anak
pasalnya :
KUHP 341 : PEMBUNUHAN orok tnpa rencana (maksimum 7 tahun)
KUHP 342 : direncanakan (9 tahun)
Kuhp 343: orang lain yang melakukannya/ turut melakukan
305 : MEMBUANG anak dibawah 7 tahun ( 5 tahun 6 bulan)
306 : berakibat luka berat atau mati (7,5-9tahun)
307 : pelaku ayah/ ibu (+1/3nya)
308 : ibu buang anaknya yang baru lahir (separuh dari 305 dan 306)
- Tanda lahir hidup:
1- Dada mengembang
2- Diafragma turun ke sela iga 4-5 atau 5-6
3- Tepi paru menumpul, tambah berat (sekitar 1/35)
4- Gambaran mosaik pada paru
5- Derik udara/ krepitasi paru, seperti spons
6- Tes apung paru positif
7- Tes apung usus positif
8- PA : gambaran atelektasis dan emfisema yang bercampur. Ada
membran hialin
- Cukup bulan:
1) BB > 2500 gr, PB >48, Lingkar krpala > 34cm, diameter puting susu
7mm
2) Ada pusat penulangan epifisis di distal femur dan proksimal tibia
3) Lanugo tinggal sedikit, kuku melewati ujung jari, cukup kaku. Daun
telinga cukup kaku, garis telapak tangan dan kaki melewati 1/3
bagian, kedua testis turun, labia mayora menutupi minora
- Usia paska lahir
1> Udara di saluran pencernaan
Lambung: baru saja lahir, belum tentu lahir hidup
Duodenum : >2 jam
Usus halus : 6-12 jam
usus besar 12-24 jam
Mekonium keluar seluruhnya : >24 jam
2> Tali pusat
Kemerahan di pangkalnya : 36 jam
Kering 2-3 hari, a/v umbilikalis menutup telah 2 hari, putus 6-8 hari
sampai 20 hari
3> Duktus arteriosus menutup :3-4 minggu
4> Duktus venosus : >4 minggu
5> Eritrosit berinti hiilang: >24 jam
- Non Viabel
1- BB<100gr, Pb<35cm, lk<32cm
2- Kel. Kongenital yg fatal
- Tanda perawatan
1) Tali pusat terpotong rata, diikat ujungnya, diberi antiseptik dan
verban
2) Jalan napas bebas
3) Verniks kaseosa tidak ada lagi

4) Pakaian
5) Air susu di saluran cerna
2. Delik
Pasalnya :
284 : mukah jo bini urang/ nyo alah babini
285 : perkosa bini urang maks 12 tahun
286 : dibuat pingsan/ tak berdaya lebih dahulu maks 9 tahun
287: ayat 1 : <15 tahun
Ayat 2 : <12 tahun maks 9 tahun
288: menikahi <5 tahun
289 : pencabulan
290: cabul pada tidak berdaya atau < 15 tahun maks 7 tahun
291: sampe luka berat: maks 12 tahun. Sampe mati : maks 15 tahun
292: maho pada anak2/ pedofil. 5 tahun
293: anak tiri, asuh, dll.
Deskripsi luka:
1- Korban datang dalam keadaan sadar, emosi stabil, sikap kooperatif,
pakaian bersih sudah diganti, riwayat aktivitas seksual, riwayat
perkawinan
2- Korban mengaku
3- Riwayat haid. Pertama kali; teratur; hpht; tanda seks sekunder
4- Luka
5- Pemeriksaan alat kelamin
a. Luar : bibir kemaluan besar kecil, tanda kekerasan. Kemerahan,
luka
b. Selaput dara: robekan lama/baru; sampai dasar; arah jam;
diameter
c. Bagian dalam
Pemeriksaan lubang pelepasan posisi menungging
d. Bagian luar: jringan parut pada arah jam ...
e. Lipatan kulit anus : tampak menghilang pada jam
f. Dalam : kekuatan kontraksi otot penjepit
6- Pemeriksaan penunjang
a. Swab vagina
b. Swab langit mulut
Kesimpulan
- Ditemukan robekan pada selaput dara sampai dasar, pada arah jam ..
akibat kekerasan tumpul yang melewati liang senggama. Tidak
ditemukan luka lain pada tubuh korban
- Pada lubang dubur, pada arah jam lma terdapat luka lecert, ukuran ......
- Lipatan kulit disekitar lubang dubur pada arah jam sembilan tampak
rata, kekuatan kontraksi sekitar dubur kuat/ kurang
3. Identifikasi kerangka
Ras
Jenis kelamin
Usia
Tinggi badan
4. Asfiksia
Fase:
Mekanisme mati:
Penyebab mati:

5. Autopsi
Teknik :
1) R. Virchow
Setelah dibuka, organ lngsung dikeluarkan satu
persatu dan langsung diperiksa. Rongga kepala>
tulang belakang> torak> servikal> abdominal.
Hubungan anatomi organ kurang terdeteksi.
Kelainan organ dapat dilihat
2) Rokitansky
Setelah dibuka, organ dilihat dan diperiksa dengan
irisan insitu, baru dikeluarkan
3) Letulle
Setelh dibuka, organ dikeluarkan sekaligus,
letakkan permukaan posterior menghadap keatas
4) Ghon
Setelah dibuka, diangkat keluar sebagai kumpulan
organ
Jenis :
2> Autopsi anatomi
Untuk pendidikan FK. Setelah 3 tahun tidak ada yang
mengakuinya, jadi milik negara (KUH perdata pasal
1129) atau sengaja mewariskan pasal 935
3> Autopsi klinis
Menderita penyakit, dapat perawatan, meninggal di RS.
Harus ada persetujuan tertulis ahli waris
4> Autopsi forensik
Berdasarkan permintaan penyidik, perkara pidana. Dasar
KUHAP pasal 133, 134, KUHP 222
6. Identifikasi luka PL pada gantung diri:
Kayak 7 ditambah jejas menghilang pada bagian belakang leher ... cm dari
GPB
7. Luka jerat
Pada leher terdapat luka lecet tekan yang melingkari seluruh leher dengan
arah mendatar dengan lebar sebagai berikut:
a. Pada leher depan, tepat pada GPD, sejajar jakun, selebar ... cm
b. Pada leher samping kiri, .... dari GPD, ... cm dari liang telinga kiri,
selebar ... cm
c. Pada leher samping kanan, .... dari GPD, ... cm dari liang telinga
kanan, selebar ... cm
d. Pada leher belakang kiri, .... dari GPB, ... cm dari btrb, selebar ... cm
e. Pada leher belakang kanan, .... dari GPB, ... cm dari btrb, selebar ...
cm
f. Perkiraan letak simpul pada belakang kepala, tepat pada GPB, ...cm
dari BTRB
Kesimpulan
Pada pemeriksaan korban ... berumur .... ini, didapatkan luka lecet tekan
ang melingkari leher akibat kekerasan tumpul. Menurut sifat dan pola luka,
luka tersebut adalah luka gantung. ...
8. Embalming

Cara:

9. Dasar forensik
10.Sodomi
arah lecet:
11.Luka sengat listrik
Pada ... , ... cm dari ... tampak luka bergaung tepi meninggi dikelilingi
kulit berwarna pucat dan kemerahan dengan ukuran seluas
Ksimpulan
Terdapat luka dengan pola dan gambaran sesuai dengan luka bakar
derajat .... seluas .... %
mekanisme kematian
1> Medula oblongata > pusat vital terganggu > gangguan pusat
pernapasan
2> Jantung > fibrilasi ventrikel
3> Kejang otot pernapasan
Otak: terdapat perdarahan kecil, terutama ventrikel III dan IV
Jantung : fibrilasi dan berhenti pada fase diastol, sehingga terjadi dilatasi
jantung kanan
Paru : edem + kongesti
GIT: perdarahan mukosa/ ptekie
Tulang meleleh, terbentuk butir-butir kalsium fosft menyerupai mutiara
Otot terputus akibat perubahan hialin, pembuluh darah ekstremitas
nekrosis dan ruptur > perdarahan> gangren

cara
sebab
12.Ekshumasi
135
13.Luka bakar
deskripsi:
14.Luka tembak
deskripsi:
15.KUHP pada KDRT:
Pasal 1
Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan :
1. Kekerasan dalam Rumah Tangga adalah setiap perbuatan terhadap
seseorang terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan
atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, dan/atau penelantaran
rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan,
pemaksaan,
atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup
rumah tangga.
2. Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga adalah jaminan yang
diberikan oleh negara untuk mencegah terjadinya kekerasan dalam rumah
tangga, menindak pelaku kekerasan dalam rumah tangga, dan melindungi

korban kekerasan dalam rumah tangga.


3. Korban adalah orang yang mengalami kekerasan dan/atau ancaman
kekerasan dalam lingkup rumah tangga.
4. Perlindungan adalah segala upaya yang ditujukan untuk memberikan
rasa
aman kepada korban yang dilakukan oleh pihak keluarga, advokat,
lembaga
sosial, kepolisian, kejaksaan, pengadilan, atau pihak lainnya baik
sementara
maupun berdasarkan penetapan pengadilan.
5. Perlindungan Sementara adalah perlindungan yang langsung
diberikan oleh kepolisian dan/atau lembaga sosial atau pihak lain, sebelum
dikeluarkannya penetapan perintah perlindungan dari pengadilan.
6. Perintah Perlindung?an adalah penetapan yang dikeluarkan oleh
Pengadilan untuk memberikan perlindungan kepada korban.
7. Menteri adalah menteri yang lingkup tugas dan tanggung jawab?nya di
bidang pemberdayaan perempuan.
Pasal 2
(1) Lingkup rumah tangga dalam Undang-Undang ini meliputi :
a. suami, isteri, dan anak;
b. orang-orang yang mempunyai hubungan keluarga dengan orang
sebagaimana dimaksud pada huruf a karena hubungan darah,
perkawinan, persusuan, pengasuhan, dan perwalian, yang menetap
dalam rumah tangga; dan/atau
c. orang yang bekerja membantu rumah tangga dan menetap dalam
rumah tangga tersebut.
(2) Orang yang bekerja sebagaimana dimaksud pada huruf c dipandang
sebagai
anggota keluarga dalam jangka waktu selama berada dalam rumah
tangga
yang bersangkutan.
LARANGAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA
Pasal 5
Setiap orang dilarang melakukan kekerasan dalam rumah tangga terhadap
orang
dalam lingkup rumah tangganya, dengan cara :
a. kekerasan fisik;
b. kekerasan psikis;
c. kekerasan seksual; atau
d. penelantaran rumah tangga.
Pasal 6
Kekerasan fisik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a adalah
perbuatan
yang mengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit, atau luka berat.
Pasal 7
Kekerasan psikis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf b
adalah perbuatan yang mengakibatkan ketakutan, hilangnya rasa percaya
diri,
hilangnya kemampuan untuk bertindak, rasa tidak berdaya, dan/atau
penderitaan
psikis berat pada seseorang.
Pasal 8
Kekerasan seksual sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf c meliputi :

a. pemaksaan hubungan seksual yang dilakukan terhadap orang yang


menetap dalam lingkup rumah tangga tersebut;
b. pemaksaan hubungan seksual terhadap salah seorang dalam ling?kup
rumah tangganya dengan orang lain untuk tujuan komersial dan/atau
tujuan
tertentu.
Pasal 9
(1)
(2)
Setiap orang dilarang menelantarkan orang dalam lingkup rumah
tangganya,
padahal menurut hukum yang berlaku baginya atau karena persetujuan
atau
perjanjian ia wajib memberikan kehidupan, perawatan, atau pemeliharaan
kepada orang tersebut.
Penelantaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) juga berlaku bagi
setiap
orang yang mengakibatkan ketergantungan ekonomi dengan cara
membatasi
dan/atau melarang untuk bekerja yang layak di dalam atau di luar rumah
sehingga korban berada di bawah kendali orang tersebut.
16.Alga diatom:
17.Tanda pasti mati
Liver mortir
Algor mortir
Rigor mortir
Decomposition
Adiposera
Mumifikasi

Anda mungkin juga menyukai